Anda di halaman 1dari 105

Electrician

PTVI – External Recruitment Non Staff 2023

1
1
Date : 19 Februari 2023
1. Latar belakang
2. Defenisi dan Istilah
3. Pengertian Maintenance
4. Menerapkan ilmu hitung dan konversi satuan
5. Perkakas tangan (hand tools) & Perkakas listrik (power tools)
6. Teknik Listrik
7. Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan
PENERIMAAN ELECTRICIAN 3 – Dibutuhkan 15 Orang

Role Electrician 3 :

Melakukan kegiatan pemeliharaan seperti predictive, preventive,


corrective dan troubleshooting semua peralatan elektrik yang menjadi
tanggung jawabnya dengan menerapkan prosedur pengoperasian
standar dan standar perawatan (SOP, JSA, Job Standar, RAC, MHS,
Golden Rules) yang telah ditetapkan untuk menjaga kelancaran
operasi dengan aman secara optimal agar target produksi, biaya,
kualitas, physical vailability, Mean Time Between Faiurue (MTBF)
dan Reliability peralatan tercapai.
Listrik adalah aliran muatan antara proton (muatan positif) dan elektron
(muatan negatif) yang mengalir pada sebuah penghantar (konduktor)
dalam suatu rangkaian.
Listrik merupakan rangkaian yang dapat menghasilkan power (daya)
atau kekuatan yang ditimbulkan karena adanya pergesekan melalui
suatu proses kimia, yang dapat digunakan untuk menghasilkan panas
ataupun cahaya untuk menjalankan mesin serta perangkat elektrik.
Tegangan listrik adalah beda potensial listrik antara dua titik. Tegangan
listrik terjadi karena adanya perbedaan muatan listrik diantara kedua titik
tersebut.
Berdasarkan aliran arusnya, tegangan listrik dibagi menjadi dua, yaitu
Tegangan DC dan Tegangan AC. Tegangan DC (Direct Current) adalah
tegangan dengan aliran arus searah, sedangkan tegangan AC
(Alternating Current) adalah tegangan dengan aliran arus bolak-balik.
1. Tegangan DC (Direct Current) – Voltage DC (Vdc)

Adalah tegangan dengan aliran arus searah. Tegangan DC memiliki


notasi/tanda positif pada satu ttiknya dan negatif pada titik yang lain.
Sumber-sumber tagangan DC diantaranya adalah elemen volta, battery,
aki, solar cell dan adaptor/power supply DC. Pemasangan tegangan DC
pada rangkaian harus benar sesuai kutubnya karena jika terbalik bisa
berakibat kerusakan pada kedua bagian.
Aplikasi tegangan DC banyak kita jumpai pada peralatan elektronik
portabel seperti handphone, remote, sepeda motor, mainan dan pemutar
musik portabel. Sekarang ini sudah banyak dipakai sumber tegangan DC
berupa battery yang bisa diisi ulang (recharge) jadi jika tegangan listrik
pada battery habis bisa dibangkitkan lagi dengan mengisinya.
2. Arus Listrik DC (Direct Current) – Amper (I)

DC atau Dirrect Current adalah arus listrik yang arah arusnya satu arah
atau lebih jelasnya dari kutub negatif ke kutub positif dan memiliki nilai
yang tetap, beberapa contoh sumber arus listrik DC adalah baterai, aki,
dan trafo atau transformator, dan penggunaan untuk keseharian juga
cukup banyak sekali contohnya smartphone, laptop, televisi dan lain –
lain.
3. Tegangan AC (Altenating Current) – Voltage AC (Vac)

Adalah tegangan dengan aliran arus bolak-balik. Tegangan AC tidak


memiliki notasi/tanda seperti tegangan DC. Oleh karena itu pemasangan
tegangan AC pada rangkaian boleh terbalik kecuali untuk aplikasi
tegangan AC 3 phase pada motor listrik. Sumber-sumber tegangan AC
diantaranya adalah listrik rumah tangga (dari PLN), genset, dinamo
sepeda dan altenator pada mobil atau sepeda motor.

Ada dua jenis tegangan AC yaitu single phase dan triple phase atau 3
phase. Tegangan listrik AC yang kita pakai sehari-hari merupakan jenis
tegangan AC single phase, artinya hanya ada satu phase dan
ground/netral. Oleh karena itu tegangan AC single phase hanya
membutuhkan dua titik kabel koneksi.
Tegangan AC 3 phase membuthkan tiga kabel untuk bekerja, yaitu
dikenal dengan istilah R, S dan T. Tegangan listrik 3 phase banyak dipakai
pada dunia industri khususnya untuk menggerakkan motor listrik. Jika kita
membutuhkan tegangan AC 3 phase namun hanya memiliki sumber
tegangan AC single phase maka kita memerlukan sebuah inverter untuk
membuat listrik single phase menjadi 3 phase.

Harga Peak to Peak


Harga Root Mean Square (RMS)
4. Arus Listrik AC (Altenating Current) – Amper (I)

AC atau Alternating Current adalah arus listrik yang arah arusnya bolak-balik,
arus ini dihasilkan dari generator listrik, besar dan arahnya selalu berubah
setiap waktu dan jika digambarkan akan seperti gelombang yang beraturan
dengan frekuensi tertentu. Sumber tegangan dari arus listrik AC antara lain arus
listrik dari dinamo, generator, genset, dan PLN.

5. Frekuensi (Herzt) – Hz

Frekuensi dapat didefenisikan sebagai jumlah putaran penuh dalam satu detik.
Apa arti Maintenance (Pemeliharaan) ?
Maintenance (Pemeliharaan) adalah memberikan layanan untuk memastikan peralatan
berumur panjang untuk keberlanjutan produksi. Dalam dunia maintenance, ada 3 kategori
yang digunakan untuk melakukan aktifitas pekerjaan :
1. Preventive Maintenance (Time based)
Pengecekan secara sistematik dan melakukan perbaikan yang diperlukan atau penggantian
pada batas waktu tertentu sebelum gagal (berbasis waktu/umur).
Contoh : Penggantian oli mobil, filter oli, filter udara, dll.
2. Predictive Maintenance (Condition Based)
Perbaikan yang diperlukan atau penggantian berdasarkan indikasi-indikasi kegagalan yang
dapat diamati dan diukur (berbasis kondisi).
Contoh : Bearing, Motor, Gearbox, dll
3. Corrective Maintenance (Run to Failure)
Perbaikan yang diperlukan atau penggantian setelah terjadinya kegagalan untuk membawa
mesin atau alat setidaknya pada kondisi minimum dapat diterima.
Contoh : Alat elektronik, lampu, dll
Dalam dunia maintenance, ada 2 indikator yang digunakan :

1. Leading Indikator (Indikator utama)


Ukuran-ukuran umum yang digunakan untuk menggambarkan proses maintenance untuk
mencapai hasil akhir.
Sifatnya: Berhubungan dengan input, rumit, tetapi mudah diintervensi.
Contoh :
a. Jadwal penyelesaian tugas-tuga pekerjaan.
b. Penyelesaian tugas-tugas pekerjaan tepat waktu.
c. Penyelesaian tugas-tugas pekerjaan berdasarkan batas waktu yang ditentukan.
d. Penyelesaian pekerjaan dengan toleransi yang ditetapkan.
2. Lagging indicator (Indikator tertinggal)
Ukuran-ukuran target atau sasaran sebagai hasil akhir dari sebuah program atau aktifitas
maintenance.
Sifatnya: Berhubungan dengan output dan hasil akhir yang sulit diintervensi.
Contoh :
a. Ketersedian Peralatan / Physical Availability – PA (%)
Rumus :
Jumlah jam operasi – Total pekerjaan plan/emergensi
Total jam operasi
Contoh : Motor conveyor beroperasi dalam sehari (24 jam), kemudian terjadi kerusakan motor
conveyor sebanyak 3x dengan masing-masing waktu kerusakan#1 selama 1 jam, kerusakan#2
3 jam dan kerusakan#3 2 jam.
Jadi PA = 24 jam – 6 jam
24 jam
PA = 75 %
b. Waktu rata-rata antara kegagalan / Mean Time Between failure – MTBF (Jam)
Rumus :
Jumlah jam operasi – Total jam pekerjaan emergensi
Jumlah kejadian pekerjaan emergensi

Contoh : Motor conveyor beroperasi dalam sehari (24 jam), kemudian terjadi kerusakan motor
conveyor sebanyak 3x dengan masing-masing waktu kerusakan#1 selama 1 jam, kerusakan#2
selama 3 jam dan kerusakan#3 selama 2 jam
Jadi MTBF = 24 jam – 6 jam
3
MTBF = 6 jam
c. Waktu rata-rata untuk perbaikan / Mean Time To Repair – MTTR (Jam)
Rumus :
Total jam pekerjaan perbaikan
Total kejadian pekerjaan perbaikan

Contoh : Motor conveyor beroperasi dalam sehari (24 jam), kemudian terjadi kerusakan motor
conveyor sebanyak 3x dengan masing-masing waktu kerusakan#1 selama 1 jam, kerusakan#2
selama 3 jam dan kerusakan#3 selama 2 jam
Jadi MTTR = 6 jam
3
MTTR = 2 jam
1. Perhitungan aljabar : penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
A. Bilangan bulat

Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif atau bilangan asli : { 1, 2, 3, 4, .....}, bilangan
bulat negatif : {...., -4, -3, -2, -1} dan bilangan nol : {0}.
Di dalam bilangan bulat termuat bilangan-bilangan :
 Bilangan Cacah (0,1,2,3,4,...) bilangan yang dimulai dari nol
 Bilangan Asli (1,2,3,4,...) Bilangan yang dimulai dari 1
 Bilangan Genap (2,4,6,8,...) Bilangan yang habis dibagi 2
 Bilangan Ganjil (1,3,5,7,...) Bilangan yang tidak habis dibagi 2 (bersisa)
 Bilangan Prima (2,3,5,7,11,...) Bilangan asli yang hanya habis dibagi oleh bilangan satu
dan bilangannya sendiri.
B. Operasi hitung bilangan bulat
1. Penjumlahan dan Pengurangan Berlaku :
a. a + b = a + b ------------- 4 + 3 = 7
b. a – b = a + (-b ) ------------- 6 – 4 = 6 + (-4) =2
c. -a + (-b) = - (a + b) ------------- -3 + (-2) = -(3+2) = -5
d. a – (-b) = a + b ------------- 9 – (-5) = 9 + 5 = 14
2. Perkalian dan pembagian
a. a x b = ab ------------- 5 x 6 = 30
b. a x (– b) = - ab ------------- 4 x (-7) = -28
c. (-a) x b = - ab ------------- (-3) x 4 = -12
d. (-a) x (-b) = ab ------------- (-6) x (-7) = 42

a. a : b = a/b ------------- 8:2=4


b. a : (-b) = - a/b ------------- 4 : (-2) = -2
c. (-a) : b = - a/b ------------- (-6) : 3 = -2
d. (-a) : (-b) = a/b ------------- (-8) : (-4) = 2
3. Sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat
a. Sifat Komutatif (Pertukaran)
- Penjumlahan : a + b = b + a --------- 2 + 3 = 3 + 2
- Perkalian :axb=b+a --------- 2 x 3 = 3 x 2
b. Sifat Asosiatif (Pengelompokan)
- Penjumlahan : a + (b + c) = (a + b) + c ----- 2 + ( 3 + 4) = ( 2 + 3 ) + 4 = 9
- Perkalian : a x (b x c ) = (a x b) x c ----- 2 x (3 x 4) = ( 2 x 3) x 4 = 24
c. Sifat Distributif (Penyebaran)
- Pada operasi perkalian terhadap penjumlahan : a x (b + c ) = (a x b ) + ( a x c)
contoh: 2 x ( 3 + 4 ) = (2 x 3 ) + ( 2 x 4 ) = 14
- Pada operasi perkalian terhadap pengurangan : a x (b - c ) = (a x b ) - ( a x c )
contoh: 5 x ( 7 - 6 ) = (5 x 7 ) - ( 5 x 6 ) = 5
C. Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan terdiri dari pembilang dan penyebut :
a : a = pembilang dan b = penyebut
b
1. Macam-macam pecahan
a. Pecahan biasa, pembilangnya lebih kecil dari penyebut
a ---- a < b, contoh : 2 ;
b 3

b. Pecahan campuran, pembilangnya lebih besar dari penyebut


a ---- a > b, contoh :
b
c. Pecahan decimal
Contoh : 0,5 atau 1,75
Pecahan decimal diubah ke pecahan biasa atau pecahan campuran :
d. Pecahan persen
- Mengubah bentuk persen menjadi pecahan biasa : 25% = 25 = 25 : 25 = 1
100 100 : 25 4
- Mengubah bentuk persen menjadi pecahan decimal :

- Mengubah bentuk pecahan menjadi bentuk persen


:
e. Perkalian dan pembagian pecahan campuran
D. Bilangan biner dan desimal
Di dalam dunia pengontrolan (PLC,DCS), terdapat empat format bilangan, yaitu
bilangan biner, oktal, desimal dan heksadesimal.
1. Bilangan biner adalah bilangan yang terdiri dari angka 1 dan 0 (Basis 2)
2. Bilangan oktal adalah bilangan yang terdiri dari angka 0 - 7 (Basis 8)
3. Bilangan desimal adalah bilangan yang terdiri dari angka 0 - 9 (Basis 10)
4. Bilangan heksadesimal adalah bilangang yang terdiri dari angka 0-9 dan huruf A-F
(Basis 16)
a. Konversi bilangan Biner (Basis 2)
Contoh :
- Bilangan biner 1001, berapa bilangan decimal ?
3 2 1 0
1001 = (1x2 ) + (0x2 ) + (0x2 ) + (1x2 ) = 8 + 0 + 0 + 1 = 9
- Bilangan Biner 1001, berapa bilangan oktal ?
3 2 1 0
1001 = (1x8 ) + (0x8 ) + (0x8 ) + (1x8 ) = 512 + 0 + 0 + 1 = 513
- Bilangan Biner 1001, berapa bilangan Heksadesimal ?
3 2 1 0
1001 = (1x16 ) + (0x16 )+(0x16 )+(1x16 ) = 4096 + 0 + 0 + 16 = 4097
b. Konversi bilangan Desimal (Basis 10)
- Bilangan decimal 83, berapa bilangan biner ?
E. Konversi Satuan
Konversi satuan secara umum berarti mengubah nilai suatu sistem satuan ke nilai
satuan lain. Konversi satuan dapat dilakukan dalam sistem satuan yang sama
maupun dalam sistem satuan yang berbeda.
1. Konversi Satuan Panjang.

2. Konversi Satuan Berat


3. Konversi Satuan Listrik

4. Konversi Satuan HP (Horse Power) ke Daya (Watt)

Konversi HP Rumus HP (Horse Power) Rumus RPM (Rotary Per Menit)


1 Hp = 745.7 Watt (0.746 Kw HP = (RPM x T) / 5252 RPM = (F x 120) / P
1 Watt = 0.00134102 Hp = 1/745.7 T = Fx b (N.m) = Gaya x Jarak F : Frekuensi (Hz)
1 kw = 1.341 HP = 1000/745.7 T : Torsi P : Pole (Kutub Magnet) – P=4
7. Konversi Satuan Arus, Tegangan, Tahanan dan Daya
Hukum Ohm adalah suatu besaran tegangan listrik pada sebuah
penghantar berbanding lurus dengan arus listrik yang mengaliri penghantar.
Secara matematis hukum Ohm dapat diekspresikan dengan persamaan:
Dimana : Persamaan Daya Listrik (Watt/P)
I : Arus listrik (amper/A)
V : Tegangan (Volt/V)
R : Hambatan listrik (Ohm)
Hukum Kirchoff adalah jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di satu titik
adalah nol pada setiap rangkaian listrik.
Secara matematis hukum kirchoff dapat diekspresikan dengan persamaan:
8. Konversi Satuan pada rangkaian Seri dan Paralel
Komponen sebuah rangkaian listrik atau rangkaian elektronik dapat dihubungkan
dengan dua tipe paling sederhana yaitu rangkaian seri dan parallel. Komponen
Eletronik Pasif : Resistor, Induktor, Kapasitor, Komponen aktif: Dioda, Transistor &IC.
Resistor (Ohm) Induktor (H/Henry) Kapasitor (F/Farad)
9. Konversi Satuan pada komponen Resistor
Nilai tahanan pada komponen resistor tergambar dibawah ini.

Warna 1
Warna 2
Warna 3

Warna 4
10. Konversi Gerbang Logika
10. Konversi Gerbang Logika
A. Perkakas Tangan (Hand Tools)
1. Alat-alat pemotong
Alat-alat pemotong adalah alat-alat yang membuang. bahan dari lembar kerja
untuk mengubah bentuk dan ukurannya di namakan alat pemotong.
Contoh alat pemotong : File (kikir), Chisel (Pahat), Gergaji, Pelubang (holesaw),
mata bor (twist dril), Hand reamer.
2. Alat Tap tangan
Alat tap tangan adalah alat pemotong keras yang digunakan untuk membuat
ukiran sekrup dalam.

3. Dies Tangan
Dies Tangan Hand dies adalah alat pemotong keras yang digunakan untuk
menghasilkan uliran skrup luar
4. Punch
Pukulan/tumbukan adalah proses pembubuhan atau mencetak lubang untuk
nenghasilkan suatu bentuk dan lubang-lubang bahan-bahan yang di tumbuk
termasuk logam seperti baja,kuningan, alumunium, gasket dan lain-lain.

a. Center Punch adalah alat tangan berujung tajam yang di keraskan, kepala suatu
punch di bentuk untuk di hantam dengan palu untuk membuat tanda yang sesuai.

b. Wad Punches adalah Wad punch pukulan yang cekung di bentuk untuk
menembus bahan lemah, alat ini punya ujung pemotongan yang bundar dan
biasanya di gunakan untuk memotong lubang-lubang dalam bahan-bahan gasket
seperti kulit, karet, gabus, papan, kertas, dan sejenisnya.
c. Pin Punches (Penumbuk kecil) adalah Pin punches di gunakan untuk melepas pin
dan meletakkan paku di lembar kerja atau pemasangan mesin.

d. Starter drift Punch adalah Alat sama dengan pin punch namun alat ini lebih kaku
dalam disainnya, alat ini di bentuk untuk melepaskan pin yang keras

5. Perkakas genggam (Gripping Tools)


a. Spanners/Wrenches (Kunci Pas/Kunci Inggris) adalah alat genggam tangan yang
digunakan untuk melepaskan baut atau nut (mur).
b. Kunci soket dan kelengkapannya adalah alat genggam tangan yang digunakan
untuk melepaskan baut atau nut (mur).
c. Pliers (Tang) adalah alat genggam tangan yang di gunakan unguk mengikat dan
memutar.
- Combination Pliers (Tang kombinasi). - Screwdriver Cross Tip (Obeng bunga)

- Multi-Grip Pliers (Channel Lock) - Screwdriver Flat Tip (Obeng Plat)

- Lock-Grip pliers (Vice grips) - Long nose pliers (tang lancip)


d. Stud extractor (Penggali) adalah alat yang di gunakan untuk membuang uliran
yang rusak dari suatu pemasangan.

6. Special Tools (Peralatan khusus)


a. Stillson wrench (Kunci Pipa) adalah alat yang di gunakan untuk mengkencangkan
dan melepas sambungan pipa dan memasang pipa.

b. Strap Wrench (Kunci tali) menggunakan sebuah sabuk atau penggikat terbuat dari
kain tenun dan penggeser pada pegangannya yang digunakan untuk melepas
atau memasang sekrup di filter pembuangan atau saringan.
c. Pipe Cutter (Pemotong Pipa) adalah alat yang digunakan untuk memotong
panjang pipa logam, pipa cutter terdiri dari kerangka dengan roda pemotong yang
berbeda di salah satu ujung

d. Pipe Bender (Pembentuk pipa) adalah alat yang didesain untuk menghasilkan
lekukan yang berliku-liku halus pada pipa atau tubing tanpa terlipat.
e. Flaring Tools (Alat Pelebar) adalah alat yang digunakan dengan tabung baja dan
tembaga atau melebarkan ujung tubing untuk membuat tipe tutup kompresi
(tekanan) dalam tipe pelebar kompresi penggabung

f. Side Cutter (tang Potong) adalah tang berbentuk diagonal yang digunakan oleh
tukang listrik dan teknisi untuk memotong konduktor listrik seperti kawat tembaga.
g. Wire Strippers (Alat pematah kawat) adalah alat yang digunakan tukang listrik dan
teknisi untuk melepas/memotong pembungkus/penyekat kawat listrik.

h. Wire Cutting Pliers (Tang pemotong kawat) adalah alat yang digunakan untuk
memotong kawat yang keras seperti kawat pagar.
B. Peralatan Listrik Tetap dan Tangan (Power Tools Fix & Power Hand Tools)
Power tools adalah peralatan yang menggunakan sumber listrik saat akan
digunakan. Ada beberapa power tools yang sering digunakan :
1. Peralatan Listrik Tetap (Power tools Fix)
a. Mesin pengebor (Drilling machine) b. Mesin Gerinda (Grinding Machines)

2. Peralatan listrik tangan (Power Hand Tools)


a. Bor Tangan (hand drill) b. Gerinda tangan (Hand grinding)
C. Alat Ukur Listrik berdasarkan besaran yang diukur

1. Ampermeter
Amperemeter berfungsi untuk mengukur besar arus listrik yang mengalir pada suatu
rangkaian listrik. Dalam menggunakannya, amperemeter harus dipasang seri pada
sebuah beban. Mengapa begitu? Karena pada dasarnya, jika sebuah resistor (dalam
hal ini resistor pada amperemeter) dipasang paralel maka nilai resistansinya akan
kecil dan arusnya akan besar, sehingga arus yang masuk ke amperemeter akan
merusak amperemeter tersebut. Jika dipasang seri, maka resistansi resistor akan
sesuai dengan spesifikasinya sehingga dapat menghambat arus yang masuk pada
amperemeter dan mencegah kerusakan amperemeter.

2. Voltmeter
Voltmeter berfungsi untuk mengukur besar tegangan listrik yang mengalir pada suatu
rangkaian listrik. Dalam menggunakannya, voltmeter harus dipasang secara seri
3. Ohmmeter
Ohmmeter berfungsi untuk mengukur besar hambatan listrik. Namun, biasanya
digunakan untuk mengetahui terhubung tidaknya antara dua titik pada sebuah
penghantar atau rangkaian listrik. Sehingga dapat diketahui titik yang putus.
4. Wattmeter
Wattmeter berfungsi untuk mengukur besarnya daya pada peralatan listrik. sehingga
dapat menentukan peralatan listrik dalam hal ini yang berhubungan dengan tagihan
listrik.
Alat ini digunakan dengan menghitung sendiri yaitu dengan rumus :
P = VxI
5. Megaohmmeter (Megger)
Megger merupakan alat ukur untuk mengetahui besar nilai tahanan isolasi pada
suatu rangkaian/peralatan listrik. Tahanan isolasi sendiri berfungsi untuk
mengamankan arus bocor yang mungkin terjadi pada suatu rangkaian/peralatan
listrik sehingga tidak membahayakan bagi manusia.
6. Kwh meter (Kilowatt hour meter)
Kwh meter adalah alat ukur listrik yang berfungsi untuk menghitung besarnya energi
listrik yang digunakan oleh peralatan atau konsumen. Selain itu, alat ini berfungsi
sebagai pembatas daya listrik karena terdapat MCB (Miniature Circuit Breaker) yang
membatasi arus listrik yang masuk ke instalasi rumah.
Piringan aluminium tersebut bekerja menggunakan prinsip induksi magnet, di mana
medan magnet menggerakkan piringan. Satuan yang digunakan adalah kilo Watt/jam
(kWh). Semakin besar penggunaan daya listrik maka putaran piringan akan semakin
cepat sehingga penggunaan daya listrik juga akan besar.
Bahaya tidaknya listrik dipengaruhi oleh 3 hal yaitu :
1. Besarnya tegangan listrik sangat mempengaruhi bahaya tidaknya listrik.
Sebagai contoh. Listrik dapat di hasilkan dari baterai yang biasa di pakai untuk jam
dinding. Itu benda mengandung muatan listrik. Tetapi kenapa ketika kita menyentuh
kutub (+) dan (-) dengan tangan yang sama sekaligus, tidak menyetrum.
Itu karena tegangan yang di hasilkan dari baterai tersebut masih aman untuk manusia.
Dimana menurut beberapa sumber batas aman tegangan listrik bagi manusia adalah :
 Arus AC Dalam kondisi kering : 50 Volt
 Arus AC Dalam kondisi basah : 12 Volt
 Arus DC dalam kondisi kering : 120 Volt

2. Perbedaan Potensial Listrik


Sebagai mana sipat listrik yang akan mengalir dari Potensial Tinggi ke Potensial rendah.
Intinya, jika tubuh anda tidak terhubung dengan Potensial rendah (sebut saja kabel
Netral) atau permukaan tanah baik berupa batu, bata, semen, acian, besi dan tanah.
3. Ada tidaknya aliran listrik / Tidak terhubung dengan sumber listrik.
Maksudnya, jika kita sudah yakin barang elektronik rumah tangga kita tidak terhubung
dengan listrik, tentu tidak ada aliran listrik di dalamnya, kita bebas mengutak atik barang
tersebut tanpa perlu khawatir soal kesetrum. Atau mengganti trafo dari lampu
penerangan yang sudah tidak ada aliran listrik didalamnya (Saklar dimatikan).

Listrik merupakan energi yang sangat plexible, maksudnya energi listrik ini bisa
digunakan untuk keperluan apapun, seperti :
 Menjadi sumber cahaya (Lampu)
 Menjadi sumber gerak (Motor Listrik)
 Menjadi sumber panas (Pemanas makanan)
 Menjadi alat komunikasi (Hp, radio, televisi).
 Dan lain-lain
Tahanan atau daya hantar pengantar

Tahanan penghantar besarnya berbanding terbalik terhadap luas


penampangnya dan juga besarnya tahanan konduktor sesuai hukum
Ohm.
Bila suatu penghantar dengan panjang I dan diameter penampang q
serta tahanan jenis P (rho), maka tahanan penghantar tersebut adalah :

R=ρxl/q
Dimana :
R = Tahanan kawat [ Ω / ohm ]
l = Panjang kawat [meter/m]
ρ = Tahanan jenis kawat [ ? mm2 /meter]
q = Penampang kawat [mm2]
Konduktor, Semi Konduktor dan Isolator

 Konduktor adalah jenis benda yang pada satuan atomnya memiliki


banyak elektron valensi sehingga disebut bisa menghantarkan listrik.
Bahan penghantar memiliki sifat-sifat penting yaitu:
a. Daya hantar listrik.
b. Koefisien temperatur tambahan.
c. Daya hantar panas.
d. Daya tegangan tarik.
e. Timbulnya daya elektro-motoris termo
Jenis-jenis bahan penghantar atau Konduktor :
 Semi konduktor adalah jenis benda yang kadang bisa dan kadang
tidak bisa menghasilkan listrik
Jenis-jenis bahan semi konduktor :
 Germanium (Ge) berfungsi sebagai Dioda dan transistor awal
 Silikon (Si) berfungsi sebagai Dioda, transistor, IC dan sebagainya
 Selenium (Se) berfungsi sebagai Rectifier
 Germanium Silikon (Ge Si) berfungsi sebagai Pembangkitan
Thermoelektrik
 Tellurida Timah (PbTe) berfungsi sebagai Detektor inframerah
 Arsenida Gallium (GaAs) berfungsi sebagai Transistor frekuensi
tinggi, laser, dan beberapa alat khusus
 Barium Titinate (Ba Ti) berfungsi sebagai Thermistor (PTC)
 Bismut Telurida (Bi2Te3) berfungsi sebagai Konvermasi
thermoelektrik.
 Indium Antimonida (In Sb) berfungsi sebagai Magneto Resistor, Plezo
Resistor
 Indium arsenida (In As) berfungsi sebagai Plezo Resistor
 Silicon carbida (Si Cb) berfungsi sebagai Varistor
 Aliuminium Stibium (Al Sb) berfungsi sebagai Dioda penerang
 Gallium Phosphor (Ga P) berfungsi sebagai Dioda penerang
 Indium Phospor (In P) berfungsi sebagai Filter Infra merah
 Plumbum Sulfur (Pb S) berfungsi sebagai Foto sel
 Plumbun Selenium (Pb Se) berfungsi sebagai Foto sel
 Gaxln1-xAs berfungsi sebagai Alat-alat frekuensi tinggi dan alat optis.
 Isolator adalah merupakan jenis benda yang pada satuan atomnya
tidak begitu banyak elektron valensi, sehingga tidak bisa
menghantarkan listrik.
Jenis-jenis bahan isolator :
Kayu
Kain
Kaca
Mika
Plastic
Porselen
Karet
Dll
Transformer atau Trafo

Transformer atau trafo adalah peralatan listrik yang mengubah bentuk energi listrik
menjadi suatu bentuk energi listrik yang lainnya. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh
transformator ditentukan oleh kebutuhan energi listrik.
Pada umumnya, transformator berbentuk kumparan dari kawat yang dililitkan
pada suatu inti besi. Selain itu, terdapat dua jenis kumparan, kumparan primer
dan kumparan sekunder.
Kumparan primer adalah lilitan pada satu sisi inti besi dan menjadi tempat
masuknya arus listrik. Sementara itu, kumparan sekunder adalah lilitan sisi
lainnya dari inti besi dan menjadi tempat keluar masuknya arus listrik.
Fungsi dari transformator adalah mengubah besaran
listrik suatu rangkaian. Adapun besaran utama yang
diubah oleh sebuah transformator adalah tegangan.
Transformator berfungsi untuk menurunkan atau
menaikkan tegangan listrik.
 Transformer Step Up
Komponen trafo ada 3 :
1. Kumparan Primet (Np)
2. Kumparan Sekunder (Ns)
3. Inti besi (Inti magnet)
Fungsi Trafo Step Up adalah untuk menaikkan tegangan listrik sehingga lebih besar dari tegangan
sumber sesuai dengan kebutuhan peralatan.
Rumus trafo step up mengikuti rumus trafo pada umumnya, yaitu :
1. Rumus hubungan tegangan dengan lilitan : Vp/Vs = Np/Ns
2. Rumus hubungan Lilitan dan Kuat Arus : Np/Ns = Is/Ip
3. Rumus hubungan kuat Arus dan Tegangan : Is/Ip =Vp/Vs
4. Rumus Efesiensi Trafo Step Up (n = %) : n = Vsx(Is/Vp)xIpx100% atau n = Nsx(Is/Np)xIpx100%
Keterangan:
Vp = Tegangan Primer atau tegangan masukan (volt)
Vs = Tegangan Sekunder atau tegangan keluaran (volt)
Ip = Arus Primet (A
Is = Arus Sekunder (A)
Np = Jumlah lilitan Primer
Ns = Jumalah lilitan Sekunder
Contoh Soal:
- Sebuah trafo mempunyai kumparan primer dan sekunder dengan jumlah lilitan masing-masing 400
dan 4000. Trafo tersebut dihubungkan dengan jaringan bertegangan arus bolak-balik 220V. Berapa
tegangan sekunder/keluarnya ?
Diketahui : Np = 400, Ns = 4000 dan Vp = 220 Volt
Ditanyakan : VS = ….?
Penyelesaian: Ciri-ciri Trafo Step Up
Vp/Vs = Np/Ns 1. Vs > Vs
220/Vs = 400/4000 2. Ns > Np
Vs = (220 x 400) / 4000 3. Is < Ip
Vs = 2.200 Volt
Jadi tegangan Sekundernya = 2.200 Volt.
- Sebuah trafo dengan tegangan primer 110 volt dan tegangan sekunder 220 volt mempunyai
efesiensi 80%. Jika arus pada kumparan primer 5A maka berapa arus sekundernya ?
Diketahui : Vp = 110 volt, Vs = 220 volt, n = 80%, Ip = 5 A.
Ditanyakan : Is = ….?
Penyelesaian:
n = Vsx(Is/Vp)xIpx100% ----- 80% = 220x(Is/110)x5x100% ---- 80%/100% = 220x(Is/550)
0.8 = 220xIs/550 ----- Is = 08x550/220 ---- 2A. Jadi arus sekunder/keluarnya = 2 A.
 Transformer Step down
Fungsi Trafo Step down adalah untuk menurunkan tegangan listrik sehingga lebih
kecil dari tegangan sumber sesuai dengan kebutuhan peralatan.
Rumus trafo step down mengikuti rumus trafo pada umumnya, yaitu :
1. Rumus hubungan tegangan dengan lilitan : Vp/Vs = Np/Ns
2. Rumus hubungan Lilitan dan Kuat Arus : Np/Ns = Is/Ip
3. Rumus hubungan kuat Arus dan Tegangan : Is/Ip =Vp/Vs
4. Rumus Efesiensi Trafo Step Up (n = %) : n = Vsx(Is/Vp)xIpx100% atau n =
Nsx(Is/Np)xIpx100%
Keterangan:
Vp = Tegangan Primer atau tegangan masukan (volt)
Vs = Tegangan Sekunder atau tegangan keluaran (volt)
Ip = Arus Primet (A
Is = Arus Sekunder (A)
Np = Jumlah lilitan Primer
Ns = Jumalah lilitan Sekunder
Contoh Soal:
- Trafo step down dengan jumlah lilitan sebanyak 500 pada kumparan primer. Sedangkan pada
kumparan sekunder terdapat 80 lilitan. Apabila arus listrik yang masuk membawa tegangan sebesar
300 Volt, maka berapakah besar tegangan yang dihasilkan?
Diketahui : Np = 500, Ns = 80 dan Vp = 300 Volt
Ditanyakan : VS = ….?
Penyelesaian: Ciri-ciri Trafo Step Down
Np/Ns = Vp/Vs 1. Vp > Vs
500/80 = 300/Vs 2. Np > Ns
Vs = (80 x 300) / 500 3. Ip < Is
Vs = 48 Volt
Jadi tegangan Sekundernya = 48 Volt.
- Sebuah trafo dengan tegangan primer 100 volt, Arus primer 2mA, Arus sekunder 50mA dan lilitan
sekunder 20. Berapa besar tegangan sekunder (Vs) dan jumlah lilitan primer (Np) ?
Diketahui : Vp = 100 volt, Ip = 2mA, Is = 50mA, Ns = 20.
Ditanyakan : Vs & Np, ….?
Penyelesaian:
Tegangan 3 Phase (380 VAC)
Kabel adalah penghantar arus listrik pada suatu rangkaian listrik.
Safety factor dari kabel listrik sebesar 125%, tegangan 3 phase.

Penjelasan mengenai gambar di atas bisa kita lihat pada uraian berikut:
Gambar 1 : Representasi dari tegangan tiga phase dan netral, dimana tegangan phase ke netral adalah 220V
(VRN=220V, VSN=220V, VTN=220V)
Gambar 2 : Merupakan cuplikan dua buah phase, dimana antara dua phase berbeda sudut 120°
Gambar 3 : Ditarik garis dari R ke S, yang merepresentasikan tegangan antar phase atau VRS
Gambar 4 : Bidang segitiga RSN, dibagi dua dengan menarik garis NA, sehingga terbentuk dua buah segitiga yang
memiliki bentuk serupa, dengan sudut RNA=sudut SNA, sebesar 60°.
Gambar 5 : Merupakan potongan segitiga RNA dari gambar 4, dari gambar inilah dasar perhitungan akan dimulai.
Tegangan 3 Phase (Phase to Phase / 380 VAC)

Ingat rumus untuk


Dari perhitungan di atas,
menghitung kaki-
kita lihat kembali ke
kaki segitiga.
gambar 4, RS=RA+AS,
Dengan mengacu
dan RA=AS, sehingga
pada gambar 5,
RS=RA+RA atau
didapatkan rumus
RS=2RA, sehingga: --
berikut ini: --
Kabel Listrik
Kabel adalah penghantar arus listrik pada suatu rangkaian listrik.
Safety factor dari kabel listrik sebesar 125%
Kabel AWG (American Wire Gauge)
Kabel AWG adalah jenis kabel yang sering ditemui pada dunia insdustri, speaker,
video, dan audio. Satuan AWG tersebut merupakan singkatan dari American Wire
Gauge yang digunakan untuk mengetahui ketebalan Konduktor di dalam kabel.
Fungsi kabel AWG adalah alat listrik yang berfungsi sebagai penghantar arus listrik.
Besaran kuat listrik inilah yang menentukan jenis ukuran kabel yang dipakai.
Mengetahui fungsi kabel AWG sangatlah penting
Jenis-jenis kabel AWG (American Wire Gauge)
Rangkaian Listrik
Listrik akan mengalirkan arus pada suatu rangkaian, apabila dipenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
1. Adanya sumber tegangan
2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban
Dasar-dasar penggunaan alat ukur Multimeter dan Ampermeter

Pengertian Multimeter secara umum adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur
tegangan, arus, tahanan, temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga
orang yang menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter, A (ampere), V(volt), dan
Ohm meter. Sedangkan Ampermeter (Tang Amper) digunakan untuk mengukur arus
listrik.
Fungsi Multimeter :
1.Mengukur tegangan DC 9. Mengecek induktor
2.Mengukur tegangan AC 10. Mengukur HFE Transistor
3.Mengukur kuat arus DC 11. Mengukur suhu
4.Mengukur nilai hambatan sebuah resistor
5.Mengecek hubung-singkat/koneksi
6.Mengecek transistor
7.Mengecek kapasitor elektrolit
8. Mengecek dioda, led dan dioda zener
Dasar-dasar menggunakan alat ukur Multimeter dan Ampermeter

Mengukur arus DC dalam rangkaian seri. Mengukur arus AC


menggunakan ampermeter
(tang amper) dimana kabel
dimasukkan kedalam clamp
amperemeter

Mengukur tegangan dalam rangkaian seri.


Komponen-komponen listrik

1. Komponen proteksi motor listrik


Sistem proteksi motor listrik dipasang untuk melindungi motor listrik yang sedang
bekerja dari kerusakan akibat beban lebih (overload), arus lebih (over current), akibat
adanya hubungan singkat dan kadang kadang adanya tegangan hilang maka di
perlukan pengaman motor yang memadai.
Adapun komponen proteksi motor listrik
 1. Circuit Breaker (CB) adalah alat yang berfungsi sebagai penghubung dan
pemutus arus pada rangkaian instalasi motor yang di lengkapi dengan pengaman
yang akan trip, apabila terjadi hubung singkat. Biasanya CB yang digunakan untuk
motor listrik adalah CB magnetic.
 2. FUSE (Sekring) Alat ini merupakan pengaman motor dari gangguan arus lebih
apabila terjadi hubung singkat pada rangkaian instalasi motor. Kawat fuse akan
memutuskan rangkaian apabila nilai arusnya melebihi batas kemampuan fuse itu
sendiri.
 3. OVERLOAD, Alat ini berfungsi mengamankan motor dari kerusaka akibat adanya
beban listrik lbih (overload). Proteksi ini akan bekerja membatasi arus pada motor
listrik saat beroperasi (Thermal Overload)
 4. GROUNDING (Sistem Pembumian)Selain alat pengaman diatas pada motor
listrik juga harus dipasang pembumian, halini penting untuk menjaga keselamatan
jiwa manusia dan peralatan listrik terhadapbahaya sentuh jika terjadi arus bocor
pada motor tersebut.5. SISTEM KONTROL MOTOR LISTRIKSistem control motor
listrik adlah system yang berfungsi untuk mengkontrol padasaat start ataupun pada
saat stop, sistem kontrol motor bertujuan untuk motor listik jika terjadi gangguan.

Gambar. Contoh wiring proteksi pada motor listrik


Gambar. Contoh wiring proteksi pada motor listrik forward dan Reverse
2. Relay Proteksi pada motor

Motor listrik digunakan sebagai penggerak pompa, fan, valve dan lain sebagainya.
Oleh karena itu motor listrik harus dilindungi dari ancaman gangguan yang mungkin
terjadi pada motor tersebut dengan relay proteksi.

Gambar. Contoh wiring arus lebih pada motor listrik


3. Relay Thermal Overload

Overload pada motor listrik disebabkan oleh pembebanan berlebih pada motor
sehingga putaran motor semakin berat. Semakin berat beban motor maka konsumsi
arus listrik motor semakin besar, sehingga jika dibiarkan dalam waktu yang lama maka
arus overload menyebabkan pemanasan pada belitan yang dapat merusak belitan
tersebut.

Relay overload bersifat invers. Adapun grafik invers adalah sebagai berikut :
Dari gambar di samping
dapat dilihat bahwa
semakin besar arus yang
mengalir pada motor maka
waktu yang dibutuhkan
untuk mentripkan motor
semakin cepat.
4. Kontaktor

Kontaktor (Contactor / Magnetic Contactor) adalah alat elektrikal yang bekerja dengan
induksi elektromagnetik pada sebuah kumparan tembaga (coil) yang dialirkan tenaga
listrik sehingga menimbulkan medan magnet yang menyebabkan Kontak Bantu NO
(Normally Open) akan tertutup dan Kontak Bantu NC (Normally Close) akan terbuka.
5. Relay

Pengertian relay adalah suatu komponen elektronika berupa saklar atau switch yang
digerakkan oleh arus listrik. Relay terdiri dari dua komponen utama di dalamnya yakni
bagian pertama berupa lilitan atau kumparan elektromagnet dan bagian kedua adalah
seperangkat kontak saklar (mekanikal).
6. Rangkaian Motor Listrik 3 Phase

Rangkaian 3 Phase adalah serangkaian upaya yang tersusun secara sistematis.


Sedangkan rangkaian motor merupakan rangkaian untuk mengendalikan motor listrik.
Bagian – bagian motor :
 Stator berfungsi untuk memutar rotor dan tenaganya berasal dari suplai 3 fasa yang
terhubung ke komponen ini. Stator winding juga dipasang dalam bentuk kumparan.
Dalam menjalankan fungsinya, stator dilengkapi oleh beberapa konstruksi penting, di
antaranya: Frame, winding (gulungan), Inti (core)
 Rotor merupakan bagian yang diputar oleh stator. Beban yang mau diputar akan
dihubungkan terlebih dulu ke rotor menggunakan shaft yang berada di inti rotor. Jenis
komponen ini sebetulnya hadir dalam dua variasi konstruksi, yaitu: Slip ring dan Sarang
tupai (Squirrel Cage)
Tipe-tipe motor 3 phase :
1. Rotor Belitan ( Wound Rotor)
2. Rotor sangkar tupai (Squirrel Cage Rotor)
FLA MOTOR

Full Load Ampere (FLA) atau arus nominal adalah banyaknya jumlah
maksimum arus normal yang dapat diterima oleh sebuah motor , informasi FLA
dapat diketahui di nameplate yang dipasang di motor.
Disamping adalah name plate
motor 1 phase dimana sudah di
ketahui KW dan Amperenya. Jika
hanya di ketahui KW nya saja
bagaimana menghitung
ampernya:
P = VxI atau I = P/V
P = 0.75 Kw / 750 Watt
V = 230 V
I = 750 W / 230 V
Gambar. Nameplate motor 1 phase I = 3.26 A
FLA MOTOR

Full Load Ampere (FLA) atau arus nominal adalah banyaknya jumlah
maksimum arus normal yang dapat diterima oleh sebuah motor , informasi FLA
dapat diketahui di nameplate yang dipasang di motor.
Disamping adalah name plate motor 3
phase dimana sudah di ketahui KW dan
Amperenya. Jika hanya di ketahui KW
nya saja bagaimana menghitung
ampernya: P = 37 Kw = 37 x 1000 = 37000 Watt ( W )
P = √3 x V x I x Cos φ V = 380 V
I = P/V x √3 x Cos φ Cos φ = 0.8
I = P/V x √3 x Cos φ
Ket:
I = 37000 / 380 x 1.73 x 0.84
P : Daya ( Watt )
I = 37000 / 552.22
I : Arus ( Ampere )
I = 67 A
V : Tegangan ( Voltage )
√3: Konstanta jika memakai 3 phase
Gambar. Nameplate motor 3 phase dengan nilai jika didecimalkan 1.73
Gambar. Rangkaian Motor 3 Phase
A. Simbol-simbol gambar teknik
A. Simbol-simbol gambar teknik
A. Simbol-simbol gambar teknik
A. Simbol-simbol gambar teknik
A. Simbol-simbol gambar teknik
DPDT : Double Pole Double True
SPDT : Single Pole Double True
A. Simbol-simbol gambar teknik
A. Simbol-simbol gambar teknik
ELCB : Electric Leakage Current Breaker
RCBO : Residual Current Breaker Operated
A. Simbol-simbol gambar teknik
A. Simbol-simbol gambar teknik
Simbol Kontaktor
A. Simbol-simbol gambar teknik

Simbol Kontak Normally Close

Simbol Kontak Normally Open


A. Simbol-simbol gambar teknik
B. Gambar teknik
Single Line diagram Interconnection diagram

Elementary diagram
Instrument loop diagram
A. Prosedur Kerja Standar/Job Standard Analisis

PKS/JSA adalah panduan bagi pekerja dalam melakukan aktifitas pekerjaan agar pekerjaan
yang dilakukan berjalan dengan baik dan aman. Tujuan PKS/SOP/JSA dibuat untuk:
 Mengidentifikasi bahaya dan kejadian yang tidak diinginkan yang berkaitan dengan aspek
pekerjaan atau lingkungan.
 Memahami konsep bahaya nyata, bahaya tersembunyi, dan bahaya yang sedang
berkembang.
 Mengidentifikasi potensi keparahan dan kemungkinan pada kejadian yang tidak diinginkan
baik pada manuasia ataupun lingkungan.
 Menerapkan pemahaman pengendalian.
 Menerapkan pemahaman dan kemampuan untuk melakukan penilaian risiko untuk tujuan
umum.
 Memahami pentingnya komunikasi, pencatatan, dan tindakan pengendalian yang telah
diidentifikasi dalam penilaian risiko.
 Mengikuti prosedur yang telah ditentukan PT Vale untuk melakukan Penilaian Risiko untuk
Tujuan Umum.
B. Golden Rules, Risk Activity Critical (RAC) & MHS
 10 Golden Rules
Golden rules atau aturan baku yang tidak boleh dilanggar, konsekuensi
pelanggaran akan terkena pemutusan hubungan kerja. Adapun golden rules itu
adalah:
 Golden Rules 1
• Dilarang bekerja dibawah pengaruh alcohol, obat-obatan terlarang dan zat lain yang dapat menyebabkan
tidak fit untuk bekerja.
 Golden Rules 2
• Dilarang melakukan pekerjaan diatas ketinggian (>1,8 meter) tanpa pelatihan yang sesuai, mendapat
kewenangan dan selalu menggunakan safety harness yang dicantolkan ke titik jangkar/angkur yang
sesuai.
 Golden Rules 3
• Dilarang mengoperasikan kendaraan bermotor atau alat berat tanpa pelatihan yang sesuai, mendapat
kewenangan dan menggunakan peralatan keselamatan yang sesuai. Patuhi peraturan lalu lintas.
 Golder Rules 4
• Dilarang melakukan pemeliharaan/perbaikan atau intervensi pada instalasi atau peralatan tanpa
memastikan bahwa sumber energi telah diidentifikasi, diputus dan diuji untuk dinyatakan “zero energy”.
 Golden Rules 5
• Dilarang berada dibawah beban yang sedang digantung/diangkat dan atau memasuki area
pengangkatan yang dibatasi. Hanya boleh menggunakan alat angkat dan alat bantu angkat yang
bersertifikat.
 Golden Rules 6
• Dilarang bekerja didalam ruang terbatas seorang diri, tanpa pelatihan, kewenangan, izin kerja dan APD
yang sesuai.
 Golden Rules 7
• Dilarang memasuki area produksi, area tailing, ruang/gardu listrik dan atau area terlarang lain tanpa
kewenangan.
 Golden Rules 8
• Dilarang menggunakan perkakas, mesin atau peralatan yang rusak atau modifikasi untuk melakukan
pekerjaan.
 Golden Rules 9
• Dilarang melakukan pekerjaan tanpa memahami resiko dan memenuhi persyaratan pengendaliannya.
 Golden Rules 10
• Dilarang menggunakan telepon seluler atau perangkat elektronik lain pada saat mengoperasikan
peralatan, menggunakan tangga (naik/turun), menyeberang jalan atau berada diarea yang
penggunaannya tidak diizinkan.
 Risk Activity Critical (RAC) / Major Hazard Standard (MHS)
RAC/MHS adalah prosedur yang dibuat untuk pekerjaan yang kritikal yang dapat
menyebabkan kematian atau cacat tetap. Adapun RAC/MHS adalah berikut ini :
 RAC01/MHS01 – Terkait Bekerja di ketinggian
• Prosedur ini terkait penggunaan fullbody harness bila bekerja diatas ketinggian lebig dari 1.8 meter.
 RAC04/MHS04 – Terkait Lock Out, tag out dan Zero energi
• Prosedur ini terkait melakukan penguncian, pelabelan dan menghilangkan energi yang tersimpan.
 RAC05/MHS05 – Terkait pengangkatan beban
• Prosedur ini mengatur bekerja diarea pengagkatan beban.
 RAC06/MHS06 – Terkait ruang terbatas
• Prosedur ini mengatur terkait bekerja didalam ruang terbatas.
 RAC06/MHS07 – Terkait mesin proteksi
• Prosedur ini mengatur terkait bekerja diarea mesin yang berputar.
 RAC10/MHS10 – Terkait bekerja dengan listrik
• Prosedur ini mengatur terkait bekerja dengan listrik.
1. Bahaya adalah sesuatu yang dapat menyebabkan kerugian: penyakit, kematian
pada manusia dan kerusakan pada lingkungan/alat.
Jenis-jenis Bahaya:
Bahaya Biologi : Flora dan fauna
Bahaya Fisik : Cahaya, suhu, suara, radiasi, tekanan, getaran dan ergonomi
Bahaya Mekanik : Mesin, alat angkut, bejana tekan.
Bahaya Psikologi : Beban Kerja, stress
Bahaya Kimia : Toxic, api, polusi etc

2. Risiko adalah kombinasi dari kemungkinan terjadinya peristiwa atau paparan


berbahaya yang berhubungan dengan pekerjaan dan keparahan cedera dan sakit
akibat kerja yang dapat disebabkan oleh kejadian-kejadian atau paparan-paparan.
N1 : Kejadian High Potensial yang menyebabkan kematian atau cacat tetap
N2 : Kejadian High Potensial yang Cedera yang bisa menyebabkan kematian atau cacat tetap
N3 : Kejadian High Potensial yang tidak cedera namun bisa menyebabkan kematian atau cacat tetap
N4 : Kejadin Non High Potensial yang cedera namun tidak bisa menyebabkan kematian atau cacat tetap
N5 : Kejadian cedera ringan, hampir cedera yang non high potensial dan tidak menyebabkan cedera serius
Terimakasih

105
105

Anda mungkin juga menyukai