FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkn kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa mneyelesaikan karya ilmiah tentang “Penyelesaian Perselisihan Perburuhan”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa measih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata Bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Upaya Perdamaian
B. P4-D (Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Darah)
C. P4-P (Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat)
D. Kebijaksanaan Menteri Tenaga Kerja
E. Pengadilan Negeri
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perselisihan perburuhan menurut perumusan Undangundang tentang Penyelesaian
Perselisihan Perburuhan sendiri adalah bertentangan antara majikan atau perkumpulan
majikan dengan serikat buruh atau gabungan serikat buruh brrhubungan dengan tidak
adanya persesuaian paham mengenai hubungan kerja, syaratsyarat kerja atau keadaan
perburuhan.
Perselisihan hak timbul karena salah satu pihak pafa perjanjian kerja atau
perjanjian perburuhan tidak memenuhi isi perjanjian itu atau peraturan majikan ataupun
menyalahi ketentuan hukum.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan yang dapat
diambil adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana Upaya Perdamaian?
b. Bagaimana P4-D Dalam Penyelesaian Perselisihan?
c. Bagaimana P4-P Dalam Penyelesaian Perselisihan?
d. Bagaimana Kebijaksanaan Menteri Tenaga Kerja dalam Penyelesaian
Perselisihan?
e. Bagaimana Pengadilan Negeri dalam Penyelesaian Perselisihan?
C. Tujuan Penulisan
a. Dapat Mengetahui Upaya Perdamaian
b. Dapat Mengetahui P4-D Dalam Penyelesaian Perselisihan
c. Dapat Mengetahui P4-P Dalam Penyelesaian Perselisihan
d. Dapat Mengetahui Kebijakan Menteri Tenaga Kerja Dalam Penyelesaian
Perselisihan
e. Dapat Mengetahui Bagaimana Pengadilan Negeri Dalam Penyelesaian
Perselisihan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Upaya Perdamaian
Pemerintah mengharapkan bahwa setiap perselisihan yang timbul dalam
perusahaan, dapat diselesaikan secara langsung, dengan baik dan tertib, saling harga
menghargai antara pihak buruh dengan pihak majikan, dengan demikian kerjasama yang
baik dalam usahausaha produksi dapat menunjang pemenuhkan kebutuhankrbutuhan
masyarakat, secara meningkat.
Pasal 2 UU No. 22 Tahun 1957, menyatakan bahwa:
1. Bilamana terjadi perselisihan perburuhan maka Serikat Buruh dan Majikan
mencari penyelesaian perselisihan secara damai dengan jalan perundingan.
2. Persetujuan yang tercapai karena perundingan itu dapat disusun menjadi
perjanjian peruburuhan menurut ketentuanketentuan yang tercantum dalam
Undangundang Perjanjian Perburuhan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
A. Berdasarkan Pasal 2 UU No. 22 Tahun 1957 menyatakan bahwa Bilamana terjadi
perselisihan perburuhan maka Serikat Buruh dan Majikan mencari penyelesaian perselisihan
secara damai dengan jalan perundingan. Adapun juga Persetujuan yang tercapai karena
perundingan itu dapat disusun menjadi perjanjian peruburuhan menurut ketentuanketentuan
yang tercantum dalam Undangundang Perjanjian Perburuhan.
B. Menurut pasal 4 ayau 2 UU No. 22 Tahn 1957 bahwa suatu perselisihan tidak dapat
diselesaikan dengan perantara olehnya maka hal demikian oleh pegawai, segera diserahkan
kepada Panitia Daerah, yang didirikan oleh Departemen Tenaga Kerja di daerahdaerah (Pasal
5 ayat 1).
C. Selain menerima permintaan pemeriksaan ulang, Panitia Pusat dapat pula menarik
perselisihan perburuhan dari tangan pegawai atau Panitia Daerah untuk diselesaikan bila
perselisihan itu menurut pendapatnya dapat membahayakan kepentingan negara atau
kepentingan umum.
D. Dalam halhal yang tertentu Menteri Tenaga Kerja dapat membatalkan pelaksanaan putusan
yang ditetapkan Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat (P4 P).
E. Kedudukan Pengadilan Negeri dalam hubungan dengan perselisihan perburuhan ini adalah
bersifat pasif dan hanya sematamata untuk membantu memberikan ketegasan terhadap
keputusan P4 Pusat dan juga keputusan Menteri Tenaga Kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Buku ;
Dr. H. Kusbianto, S.H., M.Hum. dan Dian Hardian Silalahi, S.H., M.H. 2020. Hukum
Perburuhan. Medan : Enam Media