OLEH:
Andi Herawati
111 2020 2104
Supervisor:
dr. H. Abbas Zavey Nurdin, Sp. OK, MKK
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
Rahmat dan Hidayah-Nya maka Referat ini dapat diselesaikan dengan baik.
kasih atas segala bantuan yang diberikan dalam penulisan Makalah ini.
Banyak terima kasih juga penulis sampaikan kepada dr. H. Abbas Zavey
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
Penulis
ii
\
BAB I
PENDAHULUAN
terjadi karena jatuh, trauma, sebagai akibat pukulan langsung atau karena
kelemahan pada tulang itu sendiri. Beberapa fraktur juga disebabkan karena
patologis. (1)
5,8% korban cedera atau sekitar 8 juta orang menderita fraktur dengan jenis
fraktur yang paling banyak terjadi yaitu fraktur pada bagian ekstremitas atas
Dunia (WHO) mencatat pada tahun 2011-2012 terdapat 5,6 juta orang
meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur akibat kecelakaan lalu
prevalensi yang paling tinggi diantara fraktur lainnya yaitu sekitar 46,2%. Dari
19.629 orang mengalami fraktur pada tulang femur, 14.027 orang mengalami
fraktur cruris, 3.775 orang mengalami fraktur tibia, 970 orang mengalami
iii
fraktur pada tulang-tulang kecil di kaki dan 336 orang mengalami fraktur
fibula. (1)
2014 angka presentasi sebesar 47,7%, tahun 2015 sebesar 84% dan tahun
2016 sebesar 74% (Kemenkes RI, 2017). Berdasarkan data dari Departemen
dengan jenis fraktur yang berbeda dan penyebab yang berbeda. Dari hasil
populasi lanjut usia di dunia barat. Dimulai pada usia 65 tahun kejadian
fraktur femur meningkat secara eksponensial dan hampir dua kali lipat setiap
iv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 FRAKTUR
tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang
tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan.
sehingga timbul komplikasi berupa infeksi. Luka pada kulit dapat berupa
tusukan tulang yang tajam keluar menembus kulit (from within) atau dari luar
oleh karena tertembus misalnya oleh peluru atau trauma langsung (from
without). (3)
menjadi :
v
1. Fraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit. Fraktur terbuka
jaringan yang hebat atau avulsi kulit. Terdapat kerusakan yang sedang
yang hebat. Tipe ini biasanya di sebabkan oleh karena trauma dengan
vi
o Tipe IIIB: fraktur disertai dengan trauma yang hebat dengan
vii
tingkat kejadian standar patah tulang pinggul yang disesuaikan adalah antara
5,01 dan 11,70 per juta orang. Sebagai tulang terpanjang dalam tubuh
termasuk leher kepala, trokanter besar dan kecil, shaft, dan kondilus distal.
Fraktur dapat terjadi di salah satu area ini. Lokasi fraktur ditentukan oleh
Selain itu, lokasi fraktur femur juga dapat ditentukan struktur dan kekuatan
tulang. (4)
Fraktur femur adalah diskontinuitas dari femoral shaft yang bisa terjadi
akibat trauma secara langsung (kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari
ketinggian), dan biasanya lebih banyak dialami laki laki dewasa. Apabila
dan juga kecacatan apabila tidak mendapatkan penanganan yang baik. (5)
2.3 ANATOMI
bulat di puncak dan poros silinder di pangkalan. Ada juga 2 tonjolan tulang
yang menonjol, trokanter mayor dan trokanter minor, yang menempel pada
otot yang menggerakkan pinggul dan lutut. Sudut antara leher dan poros,
viii
juga dikenal sebagai sudut kemiringan sekitar 128 derajat pada orang
usia. (6)
poros melebar dengan cara berbentuk kerucut ke dasar kuboid yang terdiri
dari kondilus medial dan lateral. Kondilus medial dan lateral bergabung
ix
Gambar 2. Anatomi Tulang Femur (6)
2.4 EPIDEMIOLOGI
sebesar 39% diikuti fraktur humerus (15%), fraktur tibia dan fibula (11%),
dimana penyebab terbesar fraktur femur adalah kecelakaan lalu lintas yang
(62,6%) dan jatuh (37,3%) dan mayoritas adalah pria (63,8%). Puncak
distribusi usia pada fraktur femur adalah pada usia dewasa (15 - 34 tahun)
x
Jenis fraktur femur mempunyai insiden yang tinggi diantara fraktur
tulang lain dan fraktur femur paling sering terjadi pada batang femur 1/3
tengah. Fraktur femur lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan
2.5 KLASIFIKASI
xi
Gambar 4. Klasifikasi Fraktur Femur Proksimal (8)
2.6 ETIOLOGI
Trauma langsung.
xii
Trauma tidak langsung menyebabkan patah tulang di tempat
seorang jatuh dari ketinggian dengan tumit kaki terlebih dahulu. Yang
patah selain tulang tumit, terjadi pula patah tulang pada tibia dan
bawah. (3)
tulang. Patah tulang akibat tarikan otot biasanya jarang terjadi. Contoh
patah tulang akibat tarikan otot adalah patah tulang patella dan
Peristiwa Patologis
xiii
perubahan struktural akibat pengulangan tekanan pada tempat yang
sama, atau peningkatan beban secara tiba – tiba pada suatu daerah
tekanan pada daerah tulang yang rapuh maka akan terjadi fraktur. (3)
permukaan tanah. Pasien lanjut usia sering datang dengan penyakit penyerta
melibatkan dampak jangka panjang dari patah tulang intra-artikular yang tidak
dirawat dengan benar dan kerusakan sendi dini. Seiring bertambahnya usia
buruk. (9)
xiv
1) Identifikasi Hazard
terdiri dari :
Kerja, tekanan udara, radiasi gelombang mikro, Radiasi Ultra Ungu (Ultra
Kerja yang bersifat kimiawi, disebabkan oleh penggunaan bahan kimia dan
Kerja, meliputi kontaminan kimia di udara berupa gas, uap dan partikulat.
Tenaga Kerja yang bersifat biologi, disebabkan oleh makhluk hidup meliputi
meliputi cara kerja, posisi kerja, alat kerja, dan beban angkat terhadap
xv
Tenaga Kerja. Ketidaksesuaian ini dapat mengakibatkan
terjadinya fraktur femur.
Kerja, disebabkan oleh hubungan antar personal di Tempat Kerja, peran dan
2.8 DIAGNOSIS
Anamnesis
xvi
Biasanya penderita datang dengan suatu trauma , baik yang hebat
karena fraktur tidak selamanya terjadi di daerah trauma dan mungkin fraktur
terjadi di daerah lain. Trauma dapat terjadi karena kecelakaan lalu lintas,
jatuh dari ketinggian atau jatuh dari kamar mandi, penganiayaan, tertimpa
benda berat, kecelakaan pada pekerja oleh karena mesin atau karena trauma
Pemeriksaan Fisik
terlihat namun, hal yang sangat penting adalah apakah kulit pada daerah
tersebut intak atau tidak. Apabila kulit tersebut tidak intak maka fraktur
xvii
- Palpasi (Feel) Palpasi harus dilakukan pada seluruh ekstremitas dari
cedera untuk menilai area rasa sakit, efusi, maupun krepitasi. Seringkali akan
ditemukan cedera lain yang terjadi bersaman dengan cedera utama. (3)
penderita untuk menggerakkan secara aktif dan pasif sendi proksimal dan
distal dari daerah yang mengalami trauma. Pada penderita dengan fraktur,
setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji pergerakan tidak
kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan saraf. (3)
menegakkan diagnosis. Untuk foto polos, terdapat prinsip rule of two yaitu :
xviii
- 2 sendi pada anggota gerak dan tungkai harus difoto, dibawah dan
- 2 anggota gerak
- 2 kali dilakukan foto. Pada fraktur tertentu misalnya tulang skafoid foto
2.10 TATALAKSANA
Rekognisi
jenis kekuatan yang berperan dan deskripsi tentang peristiwa yang terjadi
Reduksi
xix
Retensi
Metode fiksasi eksterna : gips, bidai, traksi dan teknik fiksator eksterna. (3)
Rehabilitasi
kulit (traksi Hamilton Russel, traksi Bryant). Traksi kulit terbatas untuk
4 minggu dan beban < 5 kg. Untuk traksi dewasa/traksi definitif harus
xx
Terapi operatif, terdiri dari:
xxi
karakteristik fraktur. Fraktur intrakapsular yang melibatkan leher femoralis
menghindari risiko nekrosis avaskular jika ditangani dengan paku dan sekrup
Fraktur leher femur dievaluasi dengan x-ray film biasa dan dapat
Garden III adalah rekahan lengkap dengan perpindahan kurang dari 50%.
II) atau nondisplaced (Garden III dan IV). Fraktur nondisplaced diobati
dengan sekrup lag yang dapat dibatalkan atau sekrup pinggul geser. Kedua
teknik memiliki hasil dan komplikasi yang hampir sama. Sekrup lag yang
membatalkan dikaitkan dengan waktu operasi yang lebih singkat dan lebih
sedikit kehilangan darah. Namun, sekrup lag yang dibatalkan juga memiliki
tingkat revisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sekrup pinggul geser
karena iritasi kepala sekrup lag yang menonjol pada jaringan lunak karena
xxii
Gambar 5. Klasifikasi Garden untuk Fraktur Leher Femur. (10)
Fraktur femur distal adalah cedera rumit yang harus dievaluasi dengan
CT scan karena lebih dari separuh fraktur femur distal adalah intra-artikular
dan jenis perawatan bedah tergantung pada apakah ada keterlibatan ruang
sendi. Fraktur ekstraartikular diobati dengan paku, pelat, pisau atau sekrup
hasil yang lebih baik dan tingkat revisi dan infeksi yang lebih rendah
besar fraktur intraartikular harus ditangani sebagai artroplasti lutut total (TKA).
xxiii
Namun pasien lanjut usia yang menjalani TKA memiliki morbiditas dan
TKA memiliki hasil yang lebih buruk daripada TKA primer. (6)
2.11 KOMPLIKASI
Komplikasi dini
1. Lokal
sistem saraf pusat. Gejalanya : sakit dada, pucat, dyspnea, putus asa,
xxiv
Komplikasi lanjut
1. Delayed union
2. Nonunion
tulang.
xxv
gips yang tidak memadai, distraksi interposisi, infeksi dan penyakit
3. Mal union
4. Osteomielitis
5. Kekakuan sendi
xxvi
BAB III
KESIMPULAN
tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang
berlebihan.
Fraktur femur adalah diskontinuitas dari femoral shaft yang bisa terjadi
akibat trauma secara langsung (kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari
xxvii
proksimal, poros femoralis, dan fraktur femoralis distal.
pemasangan endoprostesis.
DAFTAR PUSTAKA
Nurs. 2019;4(2):77.
https://doi.org/10.1007/s11548-020-02150-x
xxviii
Orthopedi dan Traumatologi FK UMI Edisi I. 2018;1:42–3.
4. Wu SC, Rau CS, Kuo SCH, Chien PC, Hsieh CH. The influence of
2017;6(5):1–4.
6. Chang A, Hubbard JB. Anatomy, Bony Pelvis and Lower Limb, Femur.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30422577
Andalas. 2018;6(3):586.
9. Berner A, Schütz M. Distal femur fractures. Bone Jt Inj Trauma Surg III.
2014;297–311.
00556-0
xxix
xxx