Korona Di Indonesia
Korona Di Indonesia
Prof. Abdurachman
President Asia-Pacific International Congress of Anatomist-6
Pasca Presiden Jokowi mengumumkan dua warganegara Indonesia (WNI) positif korona
(Senen, 2 Maret 2020) selanjutnya susul menyusul beberapa WNI lain dari berbagai daerah di
negeri ini dilaporkan positif korona. Apakah pengumuman di hari pertama aktifitas Senen,
merupakan satu isyarat selamat datang korona?
Beberapa Riset
Masaru Emoto (2002), peneliti The Hidden Massage in Water ini melakukan sekian banyak
riset. Pakar dari Jepang ini mampu membuktikan bahwa hadirnya energi positif manusia,
mampu menginduksi air menjadi sempurna. Air didinginkan sampai membeku. Pada titik
beku Emoto menggunakan teknik mikroskopis untuk melakukan pengirisan (slicing). Melalui
hasil penguraian mikroskopis, Emoto menemukan ada perbedaan signifikan pada kristal air.
Air diinduksi energi posistif, dibiarkan sekian waktu lalu dibekukan, memberikan gambaran
kristal yang terbentuk sempurna, tersusun komplek, dan indah. Sebaliknya, kristal air yang
diperoleh dari air yang disimpan beberapa waktu, sambil diinduksi energi negatif terlihat
gambaran kristal air yang rusak, tidak ada kristal yang terbentuk.
Emoto meneliti pengaruh energi positif terhadap benda padat, yaitu nasi. Nasi yang diinduksi
eneregi positif tahan lama, tidak mudah basi. Nasi yang diinduksi energi negatif cepat
membusuk.
Kelompok peneliti Emotional Freedom Technique (EFT), melakukan suatu riset. Riset
dilakukan kepada Rebecca Marina, Agustus 2003. Marina dikondisikan menjadi sedih. Darah
tepinya dibuat hapusan. Lalu diperiksa di bawah mikroskop cahaya. Hapusan darah Marina
menunjukkan gambaran sel-sel darah merah yang berbentuk „tear drop’, tidak bulat
sempurna. Darah yang berbentuk seperti tetes air mata, menimbulkan permasalahan pada saat
melintasi pembuluh darah. Sel-sel darah merah yang berbentuk di luar normal, mengganggu
kelancaran aliran darah, juga menjadikan sel-sel darah merah itu pecah sebelum waktunya.
Masa hidupnya singkat.
Selanjutnya, Marina diinduksi senang, bahagia sebahagia orang jatuh cinta. Hapusan darah
tepi Marina menunjukkan gambaran sel-sel darah merah yang berbentuk bulat seperti
cakram, bi-concave, berjarak memadai satu dan yang lain. Situasi emosional seseorang
(energi seseorang) secara langsung berkorelasi dengan kondisi fisik. Pengaruh ini pada
Rebecca Marina ditunjukkan adanya perubahan bentuk pada sel-sel darahnya.
Percobaan Marina dilanjutkan dengan sel-sel darah putih atau dikenal dengan sistem imun
tubuh. Hasilnya serupa dengan yang diperoleh terhadap sel-sel darah merah. Energi positif
seseorang meningkatkan imunitas, sebaliknya energi negatif menurunkannya.
Energi positif dipancarkan oleh orang yang memiliki sikap, perilaku dan karakter yang baik.
Energi negatif dipancarkan oleh orang yang memiliki sikap dan perilaku buruk. Siegel,
Emoto dan Marina menghasilkan bukti yang sama, bahwa kasih sayang yang tulus
merupakan puncak energi positif. Ia mampu menghalau penyakit setingkat kanker dan
HIV/AIDS.
Jadi, disamping seluruh usaha yang telah dilakukan sejak virus korona muncul di Wuhan.
Upaya berperilaku positif, perilaku kasih sayang yang tulus merupakan sarana yang ampuh
untuk menghindari korona, walaupun korona mudah bermutasi. Upaya kasih sayang yang
tulus pasti bukan dengan jalan memborong semua masker, memborong empon-empon, karena
itu merupakan perilaku egois yang justru akan melemahkan imun tubuh!