1
tersebut juga diperintahkan untuk menanggak agar darah tidak terbuang. Setelah sekiranya 1 jam setelah
darah berhenti mengalir keluar, daun tersebut kemudian dan dibuang.
Daun lain juga dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit lain. Daun pucuk jambu batu juga biasa
digunakan untuk mengobati sakit perut seperti diare, konstipasi, atau lambung panas akibat iritasi.
Caranya dengan memetik daun 4-5 buah yang kemudian ditumbuh dan dilarutkan dalam air panas yang
kemudian diminum.
Disana juga percaya bahwa minum madu yang ditambahkan dengan telur kuning dengan membuang
putih telur dapat menambah stamina. Ini biasa digunakan bagi para petani dan peternak setelah bekerja
seharian diluar rumah. Caranya dengan mangambil madu langsung dari sarangnya dan menyaring telur
untuk diambil bagian kuningnya.
Hal yang terbilang cukup berbahaya adalah pola pemberian pada anak. Disana, bayi yang baru berumur
2 bulan sudah diberikan asupan selain dari air susu ibu. Biasanya, orang tua akan mengindikasikan bayi
menangis dengan rasa lapar. Lalu, orang tua disana biasanya akan membuat campuran nasi tim (nasi yang
digerus dengan halus) dan pisang rebus yang dihaluskan. Makanan tesebut bukanlah pengganti asi,
melainkan pemberian beriringan dengan asi.
Diperkampungan juga masih kental akan kepercayaan terhadap orang orang yang dibilang pintar.
Biasanya orang-orang yang memiliki penyakit atau rasa sakit berkepanjangan akan datang ke orang pintar
tersebut dan diberi air putih sehingga bertambahlah sifat mujarab. Air tersebut hakikatnya hanyalah
sebuah air mineral biasa yang dibacakan mantra-mantra tertentu atau istilah masyarakat tersebut
di”jampe-jampe”.
Dalam kecantikan, masyarakat disana juga masih banyak yang percaya akan aura-aura kecantikan, seperti
kecantikan dari dalam (inner beauty). Biasanya, para gadis yang sedang ingin meningkatkan perhatian
terhadap laki-laki atau ingin melamar pekerjaan akan datang ke tempat pasang susuk. Penyedia layanan
pasang susuk biasanya bersifat turun menurun dari orang tua. Pasang susuk dilakukan dengan
memasukan susuk yang terbuat dari perak, emas, maupun berlian tergantung harga dan tingkat pancaran
kecantikan yang ingin ditampakan. Hal ini cukup lumrah karena setiap gadis disana berlomba-lomba
ingin terlihat cantik dan mendapat pekerjaan agar dapat hidup dengan layak.
2
memberikan argumen tidak mendasar dan rasa takut yang membuat masyarakat paranoid akan konsumsi
obat. Pendapat yang diberikan kian menakutkan dan memperingati akan bahaya penggunaan obat
tersebut termasuk vaksin. Contohnya, pendapat mengenai bahwa penggunaan obat lebih banyak
bahayanya dibandingkan dengan manfaatnya ataupun ketidakbergunaan vaksin karena banyak
masyarakat yang hidup sehat tanpa dilakukan vaksin. Ditambah, keterbatasan teknologi, media, maupun
akses penyuluhan yang dapat memberikan informasi akan manfaat obat dan vaksin membuat stigma ini
lebih terisolasi dan tidak terbantahkan. Terlebih, masyarakat sebagai individu manusia lebih peka
terhadap isu-isu yang buruk meskipun seharusnya bermanfaat.
Mengenai penggunaan daun dan siput sebagai pengobatan terhadap luka, hal ini dapat terjadi karena
terdapatnya tabib-tabib ataupun mantri yang memang mendapatkan ilmu atau kebiasaan tersebut secara
turun menurun. Selain itu, masyarakat juga cenderung mengikuti apa yang dilakukan orang tua sebagai
bagian pembelajaran hidup untuk memanfaatkan segala yang tersedia di alam. Sehingga, masyarakat
cenderung mengikuti tanpa bertanya alasan dibalik tindakan tersebut.
Penggunaan susuk dan air putih mujarab sudah merambah pada kepercayaan masyarakat selain dari
faktor agama. Biasanya, susuk dapat menyebar dari testimoni gadis yang sukses dalam melamar kerja
atau menjadi terlihat lebih cantik. Banyak teman sebayanya yang merasa mendapat rekomendasi untuk
memasang susuk agar terlihat lebih cantik juga. Ditambah, promosi dari penyedia layanan pasang susuk
yang cukup gencar. Akibatnya, penyedia layanan susuk ini menjadi sangat laris di pasaran masyarakat
yang masih percaya berkenaan dengan hal-hal tersebut.
Berkenaan air mujarab, hal ini dapat terjadi pada masyarakat yang menokohkan sesorang yang dikatakan
memiliki kemampuan dalam hal perdukunan, meskipun tidak dipungkiri lagi bahwa masyarakat takut
terhadap dukun. Karena itu, orang yang memiliki kemampuan membuat air menjadi mujarab ini tidak
melabeli dirinya dengan dukun atau perdukunan terselubung.
3
Tidak terdapat penelitian yang tegas mengenai manfaat dari daun singkong dalam pengobatan luka.
Penggunaan daun sirih sebagai penutup epistaksis juga tidak ditemukan penelitian yang menunjang.
Dapat dipungkiri bahwa penggunaan daun sebagai pengobatan lebih bersifat sugestif sehingga individu
merasa lebih baik karena mengikuti arahan dari orang yang dipercayainya. Namun, menagak atau
menengok ke atas bukanlah pengobatan epistaksis yang tepat. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan
terjadinya infeksi.2
Pemasangan susuk dan minum air mujarab tentulah tidak didasarkan ilmu pengetahuan. Hal ini lebih
terkait dengan kepercayaan akan hal diluar nalar. Kepercayaan berarti mempercayai sesuatu tanpa
menanyakan alasan secara logis atau bagaimananya.3
Referensi
1. Lu X-T, Gu Q-Y, Limpanont Y, Song L-G, Wu Z-D, Okanurak K, et al. Snail-borne parasitic
diseases: an update on global epidemiological distribution, transmission interruption and control
methods. Infectious Diseases of Poverty. 2018Sep;7(1).
2. Beck R, Sorge M, Schneider A, Dietz A. Current Approaches to Epistaxis Treatment in Primary and
Secondary Care. Deutsches Aerzteblatt Online. 2018Aug;
3. Seitz RJ, Paloutzian RF, Angel H-F. Processes of believing: Where do they come from? What are
they good for? F1000Research. 2017;5:2573.
4
5