Anda di halaman 1dari 70

Farmasetika

Dasar
Disusun oleh : Rahmah Asyiah

Referensi : kuliah Farmasetika Dasar oleh


apt. Hesti Purwaningsih, S.Si., M. Farm
Tabel of content

Ketentuan Umum Serbuk


1 5

BUD Kapsul
2 6

Pengenalan Obat Dosis


3 7

Resep
4
1
Ketentuan Umum

Farmakope Indonesia
Kelarutan
Pernyataan kelarutan yang tidak disertai angka adalah kelarutan pada suhu kamar.
Pernyataan bagian dalam kelarutan berarti 1 g zat dalam 1 ml pelarut.

Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut diperlukan untuk melarutkan 1 bagian zat

sangat mudah larut kurang dari 1

mudah larut 1-10

larut 10-30

agak sukar larut 30-100

sukar larut 100-1000

sangat sukar larut 1000-10000

praktis tidak larut > 10000


Persen
campuran padat dan semipadat b/b

larutan atau suspensi padatan dalam cairan b/v

cairan dalam cairan v/v

gas dalam cairan b/v

Persentase kadar
bobot dalam bobot b/b jumlah g zat terlarut dalam 100 g larutan

bobot dalam volume b/v jumlah g zat terlarut dalam 100 ml larutan

Volume dalam volume v/v jumlah ml zat dalam 100 ml larutan


Wadah
wadah dan tutupnya tidak boleh memengaruhi bahan yang disimpan di dalamnya baik secara fisika maupun kimia
yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu dan kemurniannya tidak tidak memenuhi persyaratan resmi

Melindungi isi dari pengaruh Melindungi isi dari masuknya


Tidak cahaya, dibuat dari bahan khusus Tertutup bahan padat dan mencegah
tembus yang dapat menahan cahaya
baik
kehilangan bahan selama
penanganan, pengangkutan,
cahaya penyimpanan dan distribusi

Melindungi isi teradap masuknya bahan Mencegah menembusnya udara


Tertutup cair, padat atau uap dan mencegah
kehilangan merekat, mencair, menguapnya Tertutup atau gas lain selama penanganan,
pengangkutan, penyimpanan dan
rapat bahan selama penanganan, pengangkutan,
penyimpanan dan distribusi. Dapat diganti
kedap distribusi.
dengan wadah tertutup kedap untuk bahan
dosis tunggal.
Wadah
Digunakan untuk produk obat sebagai dosis Memungkinkan dapat diambil
Satuan tunggal yang harus digunakan segera setlah
dibuka. Wadah/ pembungkus didesain
Satuan isinya beberapa kali tanpa
mengakibatkan perubahan
tunggal sedemikian rupa sehingga dapat diketahui ganda kekuatan, mutu atau kemurnian
apabila wadah tersebut pernah dibuka
zat.

Satuan tunggal untuk bahan yang Satuan ganda untuk bahan yang
Dosis hanya digunakan secara Dosis digunakan hanya secara parenteral
parenteral.
tunggal ganda

Satuan tunggal untuk bahan yang


Dosis digunakan bukan secara
parenteral dalam dosis tunggal,
satuan langsung dari wadah.
Suhu
Lemari pembeku −200 sampai −100

Dingin tidak lebih dari −80

Sejuk 80 sampai 150

Dingin terkendali 20 sampai 80

Ruang tidak lebih dari 300

Ruang terkendali 200 sampai 250

Hangat 300 sampai 400

Panas > 400


2
BUD

Beyond Use Date


BUD
BUD (beyond use date) adalah batas waktu penggunaan
yang tercantum pada wadah/kemasan obat mencakup obat
racikan, produk repacking atau wadah multi dose.
Expire date adalah batas waktu penggunaan obat yang
dicantumkan oleh pabrik obat pada kemasan asli, produk
masih stabil sebelum kemasan dibuka berdasarkan uji
stabilitas.
BUD sediaan yang diracik
Jenis racikan BUD

Suspensi
Formulasi oral mengandung air 14 hari
Larutan

Formulasi non oral cair dan semipadat dan atau yang


mengandung air (krim, salep, gel, pasta)
30 hari
Puyer
Formulasi yang tidak mengandung air
25% dari waktu yang tersisa
Kapsul dengan maksimal 6 bulan.
BUD sediaan yang dikemas ulang
Bentuk sediaan BUD

Sediaan padat (tablet los)


ED > 1 tahun : BUD 1 tahun sejak tutup
dibuka
Sediaan semi padat (salep, krim, lotion, gel, pasta)
ED < 1 tahun : BUD sesuai ED pabrik
Sediaan cair (cairan produksi non oral)

BUD produk steril (infus, ampul, vial)


Suhu penyimpanan BUD

Suhu ruang (< 250 ) 24 jam

Dingin (20 sampai 80 ) 3 hari

Beku (> −100 ) 45 hari


3
Pengenalan obat
Obat (Permenkes No. 73 Th 2016) adalah
bahan atau paduan bahan termasuk
produk biologi yang digunakan untuk
memengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
Beberapa pengertian obat
● Obat jadi adalah obat dalam keadaan tunggal maupun
campuran dalam bentuk sediaan tertentu dan mempunyai nama
teknis sesuai dengan FI atau buku lain yang ditetapkan oleh
pemerintah. Obat jadi berupa komposisi yang sudah standar
disebuut dengan preparat standar.
● Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang
terdaftar atau nama pembuat (pabrik) yang dikuasakannya dan
dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
● Obat generik adalah obat dengan nama resmi INN
(International Non Propietary Names) yang ditetapkan dalam FI
dan WHO untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.
● Obat asli adalah obat yang didapat langsung dari bahan-bahan
alamiah Indonesia terolah secara sederhana atas dasar
pengalaman dan digunakan dalam pengobatan trandisional.
● Obat tradisional (Permenkes No. 7 Th 2012) adalah bahan atau
ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan cair dari bahan galenik yang secara turun
temurun digunakan untuk pengobatan. Syarat bahan yang
memenuhi standar keamanan dan mutu pada proses
pembuatan (CPOTB), syarat farmakope herbal, berkhasiat dan
dapat dibuktikan secara turun-temurun.
Klasifikasi obat
(Permenkes RI No. 949/Menkes/Per/IV/2000)

Obat bebas Obat wajib apotek


Dapat dijual bebas tanpa resep Obat keras yang dapat diserahkan
dokter. tanpa resep dokter namun hanya
bisa diberikan oleh Apoteker.

Obat bebas terbatas Narkotika/ obat bius


Termasuk dalam daftar obat O (Opium/ opiat).
Termasuk kedalam daftar W Merupakan zat atau obat yang berasal dari
(waarschung/ peringatan) yang tanaman atau bukan tanaman baik sintesis
maupun semisintesis yang dapat menyebabkan
artinya penjualan disertai tanda penurunan/ perubahan kesadaran, hilang rasa,
peringatan P1-P6. mengurangi/ menghilangkan nyeri dan
menyebabkan ketergantungan.

Psikotropika
Obat keras Zat atau obat baik alamiah ataupun sintetik
Termasuk dalam daftar G (gevaarlijk/ yang berkhasiat psikoaktif melalui
berbahaya), hanya dapat diberikan jika pengaruh selektif terhadap sistem syaraf
: disertai resep dokter/ digunakan pusat yang menyebabkan perubahan khas
secara parenteral, obat baru, termasuk mental dan perilaku serta menyebabkan
dalam daftar obat keras. ketergantungan.
Sediaan obat berbentuk cair
Mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, terdispersi secara molekular
Solutio dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Harus
berupa larutan jernih, zat pelarut disebut solvent dan zat terlarut disebut solute.
Campuran homogen cairan dengan cairan, dapat juga mengandung beberapa
Mixtura bahan padat terlarut, tidak boleh ada endapan dan cairan satu dengan yang lain
tercampur secara molekular.
Obat cair mengandung bahan padat yang tidak larut dalam pembawa, sebagian
Mixtura agitanda
obat berupa endapan. Contoh : Liquor burowi.
Sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam
Suspensi fase cair. Zat terdispersi halus, tidak boleh cepat mengendap, endapan harus
segera terdispersi kembali saat dikocok.
Sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lain dengan
Emulsi
bentuk tetesan kecil.

Injectiones Obat suntik berupa larutan obat steril dalam air, minyak atau suspensi steril.

Larutan jenuh gas CO2 yang berfungsi sebagai corigens. Gas terbentuk karena
reaksi kimia antara asam sitrat/ tartrat dan basa natrium karbonat/bikarbonat.
Saturatio
Memberikan efek farmakologi yang cepat. Gas CO2 berfungsi menjaga stabilitas
obat, membantu penyerapan dan memberi efek menyegarkan.
Sediaan obat berbentuk cair
Sediaan cair mengandung saccharum album dalam kadar tinggiyaitu 64%-66%.
Kadar gula yang tinggi memiliki teknaan osmotik yang tinggi sehingga dapat
Sirupus
menghambat pertumbuhan bakteri dan fungi. Sirup simplex mengandung 65%
gula dalam larutan 0,25% nipagin.
Larutan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan (pemanis,
pengawet, perasa, pewangi) sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap serta
Elixir sebagai pelarut digunakan campuran air-etanol. Etanol berfungsi untuk
meningkatkan kelarutan obat, dapat juga ditambahkan gliserol, sorbitol dan
propilenglikol.
Sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi kecuali dinyatakan lain
dimaksudkan untuk obat dalam. Digunakan dengan cara diteteskan
Guttae/ drop (obat tetes)
menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan yang setara dengan penetes
baku pada FI yaitu 1 tetes aquadest bobotnya 47,5 mg – 52,5 mg.
Larutan steril bebas partikel asing, dibuat dan dikemas sedemikian rupa sehingga sesuai digunakan
pada mata. Dapat berupa suspensi dengan partikel halus termikronisasi agar tidak mengiritasi
Guttae opthalmicae
kornea. Hal yang perlu diperhatikan adalah tonisitas (harus isotonis), pendapar, pengawet dan
pengental.
Diteteskan pada rongga hidung, dapat mengandung pensuspensi, pendapar dan pengawet. Zat
Guttae nasales pembawa umumnya air, tidak boleh menggunakan minyak mineral atau minyak lemak sebagai
pembawa.
Obat tetes untuk mulut yang diencerkan lebih dulu dengan air untuk kumur-kumur, tidak boleh
Guttae oris
ditelan.
Obat tetes telinga, dapat berupa suspensi. Kecuali dinyatakan lain digunakan pembawa bukan air,
Guttae auriculares
umumnya digunakan gliserol, propilenglikol, etanol, heksilenglikol dan minyak nabati.
Sediaan obat berbentuk cair

Digunakan per rectum untuk membersihkan atau menghasilkan efek terapi


setempat atau sistemik, digunakan untuk mengatasi sembelit, membersihkan
Lavement/Clysma/Enema feces pra operasi, karminativa, emollient, diagnostik, sedatif, anthelmintic dll.
Tidak boleh mengandung zat lendir karena dapat mengurangi kerja obat yang
merangsang usus.
Larutan dalam air yang dimasukan dengan suatu alat (aplikator) ke dalam vagina
baik untuk pengobatan maupun untuk membersihkan. Mengandung bahan obat
Douche
atau antiseptik. Umumnya dibuat dalam bentuk kering/ padat berupa serbuk/
tablet atau larutan kental yang dilarutkan/diencerkan sebelum digunakan.
Cairan yang digunakan untuk memberikan rasa dingin pada tempat yang sakit
Epithema/ obat kompres dan panas karena radang, atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose
dapat digunakan untuk mengeringkan luka bernanah.
Sediaan yang umumnya berupa larutan pekat yang harus diencerkan dahulu
Gargarisma/ gargle (obat
sebelum digunakan, berfungsi sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi
kumur) tenggorokan.
Sediaan yang dibuat dari bahan baku tumbuhan atau hewan yang diambil sari-
Galenika
sarinya.
Sediaan setengah padat

Konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu ruang, mudah dioleskan
Ungenta/ salep
tanpa tenaga.

Emulsi semisolid kental untuk penggunaan eksternal, dapat berupa emulsi a/m
atau m/a tergantung pengemulsi yang digunakan. Merupakan salep yang banyak
Cream/ krim mengandung air, mudah diserap kulit dan dapat dicuci dengan air sehingga
digunakan sebagai dasar kosmetik. Bahan berkhasiat dapat dilarutkan atau
disuspensikan dalam krim.
Salep yang mengandung 20%-50% zat padat serbuk. Pada umumnya pasta
digunakan karena kemampuannya dalam mengabsorpsi cairan yang keluar dari
Pastae/ pasta
lesi kulit. Melekat lebih lama daripada salep sehingga digunakan sebagai lapisan
pelindung. Contoh pasta gigi : Triamsinolon asetonida.

Salep berlemak mengandung lilin (waxes) dengan presentase yang tinggi


Cerata
sehingga konsistensinya lebih keras.

Berbentuk suspensi, baik partikel anorganik halus maupun molekul organik


Gelones spumae/ jelly
besar. Molekul mengalami interpenetrasi dengan suatu cairan.

Oculenta/ salep mata Salep steril untuk mata.


Sediaan padat

Campuran kering bahan obat atau zat kimia, untuk pemakaian oral atau luar,
mempunyai luas permukaan yang luas, lebih mudah terdispersi dan lebih larut
Pulvis/ pulveres
dibandingkan dengan bentuk sediaan yang dipadatkan, dapat diserahkan dalam
bentuk terbagi (pulveres) dan tidak terbagi/ ruahan (pulvis)
Terdiri atas bahan obat dan eksipien dalam cangkang kapsul gelatin keras
Kapsul
tertutup atau cangkang lunak yang dapat larut.
Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih
atau sirkuler, kedua permukaan rata atau cembung, mengandung satu jenis atau
Tablet lebih obat, dengan atau tanpa zat tambahan yang berfungsi sebagai zat pengisi,
zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok.
Tablet berbentuk kapsul disebut kaplet.
Sediaan bentuk khusus

Dihisap melalui hidung atau mulut, atau disemprotkan dalam bentuk kabut ke
saluran pernapasan. Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus
Inhalationes sehingga dapat mencapai bronkhioli. Merupakan sediaan yang mengandung obat
mudah menguap atau serbuk halus/ kabut yang digunakan memakai alat
semprot mekanik.
Menurut FI IV, aerosol farmasetik merupakan sediaan yang dikemas dibawah
tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup
yang sesuai ditekan, digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan lokal
Aerosol
pada hidung (aerosol nasal), mulut (aerosol lingual) atau paru-paru (aerosol
inhalasi), ukuran partikel <10 μm (inhaler dosis terukur). Istilah aerosol
digunakan untuk sediaan semprotan kabut tipis dari sistem bertekanan tinggi.
Sediaan dengan massa padat steril berukuran kecil berisi obat dengan
kemurnian tinggi, dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan. Implan
dimaksudkan untuk ditanam didalam tubuh (subkutan) dengan tujuan
Implant/ pelet/ susuk mendapatkan pelepasan obat secara berkesinambungan dalam jangka waktu
lama. Implan ditanam dengan bantuan injektor khusus (trocar) atau dengan
sayatan bedah. Biasanya mengandung hormon seperti testosteron atau stradiol
yang dikemas dalam vial atau lembar kertas timah steril.
Sediaan bentuk khusus

Sediaan padat dalam berbagai bobot, diberikan melalui rektal, vaginal atau
uretral. Umumnya meleleh/ melunak/ melarut dalam suhu tubuh. Bahan
pembawa yang digunakan berupa lemak coklat, polietilenglikol atau gelatin.
Supositoria rektal : digunakan melalui dubur, umumnya berbentuk terpedo
dengan bobot ± 2-3 g.
Supositoria Supositoria vaginal : digunakan melalui vagina, berbentuk bola lonjong seperti
kerucut, dibuat dengan cara mengempa massa serbuk menjadi bentuk yang
sesuai atau dengan cara pengkapsulan dalam gelatin lunak, bobot 3-6 g, bobot
umum 5 g.
Supositoria uretral/ bacila/ bougies : digunakan melalui uretra, berbentuk batang
dengan panjang 7-14 cm.
Merupakan ramuan tradisional yang dibalurkan pada perut sebelum Ibu
Tapel
menggunakan bengkungan pasca melahirkan.
Faktor penentu bentuk sediaan

Higroskopis : solutio
Sifat fisika – kimia Tidak larut air : pulveres, tablet, kapsul, suspensi
Rusak oleh asam lambung : injeksi
Hubungan aktifitas/ Short acting : injeksi
struktur kimia Long acting : tablet/ kapsul
Obat Obat yang mengalami first pass effect di hati kurang efektif jika
diberikan per oral karena mengurangi bioavailabilitas obat,
Farmakokinetik obat
misalnya isosorbid dinitrat untuk angina pectoris diberikan
dalam bentuk tablet sublingual.
Vitamin C dibuat dalam bentuk tablet karena tidak stabil
Stabilitas
dalam larutan.
Faktor penentu bentuk sediaan

Balita : pemberial per oral dalam bentuk sediaan cair/ potio


atau pulveres.
Dewasa : pemberian per oral pada umumnya dalam bentuk
Umur
sediaan padat tablet/ kapsul.
Geriatrik : diberikan per oral dalam bentuk sediaan cair
karena mengalami kesulitan menelan.
Pasien Efek lokal : topikal dalam bentuk larutan atau sediaan
setengah padat yang penyerapan/ penetrasinya melalui kulit.
Tempat kerja obat
Efek sistemik : diberikan dalam bentuk injeksi, per oral atau
rektal.
Efek cepat : injeksi/ potio
Onset Efek lama/ long acting/ efek tunda : tablet lepas lambat
(sustained release) atau tablet salut enterik.
Rute pemberian obat

Melalui Digunakan untuk pemakaian dalam melalui mulut, tenggorokan, masuk ke saluran pencernaan.
mulut/ per Obat yang dilepaskan dari bentuk sediaan ke bentuk yang dapat larut kemudian diserap tubuh
oral dan masuk ke peredaran darah, dibawa ke seluruh tubuh sehingga menghasilkan efek sistemik.

Dapat menghasilkan efek lokal dan sistemik

Kulit Menembus kulit/ merobek kulit


Tidak melalui
mulut
Lubang tubuh Dubur, vagina, uretra

Selaput lendir Mata, rongga mulut, telinga, vagina, dubur


Aturan pakai obat

Sebelum makan (ante coenam/ a.c) Obat nafsu makan.

Sesudah makan (post coenam/ p.c) Obat yang mengiritasi lambung misalnya analgetik.

Pada waktu makan (durante coenam/ d.c) Obat yang membantu pencernaan makanan misalnya enzim.

Malam/ sebelum tidur (ante noctem/ a.n) Hipnotik, laksan.

Pagi hari (mane/ man) Laksan, diuretik.

Sesudah buang air besar (post defacatio) Supositoria.


4
Resep

Bagian dan Ketentuan


Bagian – bagian resep
1. Incriptio
Nama, alamat dan nomor izin praktik dokter,
tempat dan tanggal penulisan resep.

2. Invecatio
Tanda buka R/ (recipe : ambilah) pada bagian kiri
setiap penulisan resep

3. Praescriptio/ ordinatio
Nama setiap jenis atau bahan obat, jumlah dan
cara membuat, dan bentuk sediaan yang
dikehendaki

4. Signatura
Aturan pemakaian obat.

5. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep

6. Pro (untuk)
Nama, alamat, umur dan berat badan pasien
Jenis/ bahan obat pada praescriptio/ ordinatio

Remedium cardinale
Obat utama, bisa berupa bahan tunggal atau beberapa bahan.

Remedium adjuvans
Bahan yang membantu kerja obat utama, adjuvans tidak multak harus ada di resep.

Corigens
Bahan tambahan untuk memperbaiki rasa (saporis), warna (coloris), bau (odoris), kelarutan (solubilis) dari bahan
utama.

Constituens/ exipients/ vehikulum


Bahan tambahan yang berfungsi sebagai pengisi dan pemberi bentuk yang bersifat netral.
Ketentuan resep

• Resep dokter hewan hanya ditunjukkan untuk penggunaan pada hewan.


• Resep yang mengandung narkotika tidak boleh ada iterasi (pengulangan), harus mencantumkan alamat
lengkap pasien dan aturan yang jelas.
• Pasien yang membutuhkan obat secara segera, dokter memberi tanda di sebelah kanan atas berupa : cito
(segera), urgent, statim (penting), PIM/ periculum in mora (berbahaya bila ditunda) sehingga resep dengan
tanda tersebut harus dilayani lebih dulu.
• Iteratie/ iter (pengulangan resep), iter 2x artinya resep asli 1 + 2 resep ulangan sehingga obat dapat diberikan
total sebanyak 3x.
• Obat yang tidak dapat diulang diberi tanda NI/ ne iteratur (tidak boleh diulang tanda resep baru dari dokter)
pada kemasan obat.
• Resep yang telah diserahkan obatnya harus diarsipkan, disusun menurut tanggal dan urutan nomor resep,
disimpan tidak kurang dari 5 tahun. Setelah 5 tahun, resep dapat dimusnahkan oleh Apoteker dengan
sekurang-kurangnya 1 petugas Apotek. Dibuat berita acara pemusnahan resep 4 rangkap yang
ditandatangani oleh Apoteker dan pengelola Apotek dan seorang petugas Apotek sebagai saksi.
Salinan/ copy resep
Salinan resep merupakan salinan tertulis dari suatu resep yang dibuat Apoteker. Pada copy resep memuat
semua keterangan yang terdapat pada resep asli. Istilah lain dari copy resep adalah apograph, exeplum atau
afschrift.

Copy resep dibuat dengan alasan :


• Permintaan dokter melalui tanda iteratur di resep asli
• Permintaan pasien, dapat dilakukan pengulangn resep asli yang tidak mengandung narkotika atau obat
keras.

Pada copy resep selain memuat semua keterangan pada resep asli juga terdapat :
• Nama dan alamat Apotek
• Nama dan nomor SIK Apoteker dan nomor SIA
• Nama, umur pasien
• Nama Dokter penulis resep
• Tanggal penulisan resep
• Tanggal dan nomor urut pembuatan salinan resep
• Tanda R/
• Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan
• Tanda ne det (ne detur) untuk obat yang belum diserahkan
• P.c.c (pro copy conform) menandakan bahwa salinan resep telah ditulis sesuai dengan aslinya
Tanda tangan Apoteker

Ketentuan penyimpanan copy resep sama dengan penyimpanan resep


Tanda – tanda pada resep

1. Det (detur) : sudah diserahkan

2. Ne det (ne detur) : belum diserahkan


3. Det orig (detur original) : sudah diserahkan
aslinya
4. Iter (Iteratie) : diulang
Tanda – tanda pada resep
Etiket

Etiket ditempel pada sediaan obat, terdiri atas :


• Etiket putih untuk sediaan obat dalam yang
digunakan secara per oral (melalui mulut)
• Etiket biru untuk sediaan obat luar yang
digunakan bukan per oral (tidak melalui
mulut)

Ketentuan penulisan etiket :


• Tanggal dietiket adalah tanggal dibuatnya
etiket/ obat
• Etiket diparaf di sebelah kanan bawah oleh
petugas farmasi yang menulis etiket
• Etiket tidak boleh dicoret/ dihapus dengan
tipe-x
5
Serbuk

Pulvis dan Pulveres


Kelebihan dan kekurangan sediaan serbuk
Kelebihan :
● Lebih mudah terdispersi dan lebih mudah larut daripada bentuk
sediaan yang dipadatkan karena mempunyai luas permukaan
yang luas
● Lebih mudah untuk anak-anak atau geriatrik yang kesulitan
menelan kapsul/ tablet.
● Obat dengan volume besar yang sulit dibuat tablet/ kapsul
dalam ukuran lazim dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
● Stabilitas lebih baik dibandingkan sediaan cair.
● Dokter lebih leluasa dalam menentukan dosis dan
mengombinasi obat yang sesuai dengan keadaan pasien.
● Serbuk dapat dibuat dalam berbagai bentuk sediaan (kapsul,
tablet, serbuk untuk direkonstitusi, serbuk inhalasi, dsb)

Kekurangan :
● Tidak bisa untuk obat yang memiliki rasa pahit, sepat atau
lengket di lidah.
● Dapat menjadi lembap pada penyimpanan.
Serbuk
● Serbuk merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia
yang dihaluskan, ditujukkan untuk pemakaian per oral atau
pemakaian luar. Karena luas permukaan yang luas, serbuk lebih
mudah terdispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang
dipadatkan.
● Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres)
dan tidak terbagi (pulvis). Pada umumnya, pulveres dibungkus
dengan kertas perkamen dan agar lebih terlindungi, perkamen
dibungkus kembali dengan kertas selofan atau sampul
polietilen.
● Serbuk oral tidak terbagi terbatas pada obat yang relatif tidak
poten seperti laksan, antasida, makanan diet dan analgesik
tertentu. Serbuk tidak terbagi sebaiknya disimpan dalam wadah
gelas bermulut lebar dan tertutup rapat untuk melindungi
pengaruh luar dan mencegah penguapan zat.
Macam – macam sediaan serbuk
Serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dikemas dalam wadah yang bagian atasnya
Serbuk tabur berlubang halus untuk mempermudah penggunaan pada kulit. Serbuk harus melewati mesh
(pulvis 100 agar tidak menimbulkan iritasi. Talk, kaolin dan bahan mnieral lain yang digunakan
adspersorius) untuk serbuk tabur harus memenuhi syarat bebas bakteri Clostridium tetani, Clostridium
welchii dan Bacillus antrachis. Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
Terdiri dari campuran asam (tartrat : sitrat = 2 : 1) dan basa (natrium karbonat atau
Serbuk buih bikarbonat). Sebelum diminum dilarutkan dalam air dan dari proses pelarutan akan
(pulvis menghasilkan gas 𝐶𝑂2 . Zat aktif yang terkandung akan segera dibebaskan dan memberikan
effervescent) efek farmakologi yang cepat. Fungsi gas yang dihasilkan yaitu untuk mempercepat
penyerapan obat di usus, memberi efek menyegarkan dan stabilitas sediaan.
Serbuk hisap
(pulvis Serbuk yang dihisap melalui hidung sehingga serbuk harus halus sekali.
sternutatorius)
Terdiri dari kumpulan partikel halus sebuk, dibuat dengan cara mencampur serbuk
kemudian dibasahi sampai lembap (seperti pasta), diayak dan dikeringkan. Dapat digunakan
Granul
untuk pembuatan tablet/ kapsul, memiliki sifat alir/ free flowing yang baik dibandingkan
dengan serbuk halus.
Serbuk gigi (pulvis Digunakan untuk mengobati sakit gigi dengan cara ditaburkan pada gigi yang sakit/
detrifricius) berlubang.
Insuflasi (peniupan) serbuk ke dalam lubang tubuh (telinga/ hidung), umumnya diperlukan
Serbuk insuflasi
ukuran serbuk yang sangat halus dan alat insuflator.
Formula dan cara pembuatan serbuk
Formula umum

● Zat berkhasiat (remedium cardinale) dapat berupa zat padat (serbuk, tablet,
kapsul), setengah padat (ekstrak kental, lemak) dan cair (tingtur, ekstrak cair)
● Zat tambahan, untuk menambah bobot/ volume sediaan, memperbaiki rasa
dan bau. Contoh : lactosum, talkum, glukosa, sakarin, minyak atsiri.

Cara pembuatan sediaan serbuk secara umum

● Obat yang berbentuk kristal digerus lebih dulu


● Obat yang berkhasiat keras dalam jumlah sedikit dicampur dengan penambahan konstituen
dalam mortir.
● Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak serbuk sudah merata
● Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan lebih dulu.
● Obat yang volumenya lebih kecil dimasukkan lebih dulu.
Pembuatan serbuk dengan bahan diperlakukan khusus
Bahan obat berbentuk serbuk

Digerus dalam mortir yang dilapisi zat


Bahan obat berkhasiat keras > 50 mg
tambahan

Bahan obat berkhasiat keras < 50 mg Dilakukan pengenceran serbuk

Bahan obat yang sangat halus dan Digerus dalam mortir diantara dua lapisan
berwarna seperti rimfapisin zat tambahan.
Pembuatan serbuk dengan bahan diperlakukan khusus
Bahan obat yang menyebabkan serbuk menjadi lembap (zat higroskopis/
garam hablur yang mengandung air kristal)

Garam hablur yang tidak memiliki bentuk eksikatus/


Digerus di mortir panas
kering : NaI, garam-garam bromida (KBr, 𝐍𝐇𝟒 Br, NaBr)
Garam hablur yang memiliki bentuk eksikatus : Natrii
carbonas 50% atau ½ bagian, Natrii sulfas 50% atau Diambil bentuk
setengah bagian, Ferrosi sulfas 67% atau 𝟐 𝟑 bagian, eksikatnya
Magnesii sulfas atau 𝟐 𝟑 bagian
Dicampur dengan
dibasahi dulu ethanolum/
Bahan obat berbentuk hablur dan kristal : kamfer,
eter kemudian
asam salisilat, asam benzoat, naftol, menthol, timol dikeringkan dengan zat
tambahan
Zat digerus secara
Zat eutetikum (penurunan titik lebur bila 2 zat digerus terpisah dengan dibasahi
bersamaan sehingga menjadi cair pada suhu kamar) : etanol dan dikeringkan
asam asetilsalisilat, methol, timol, lidokain, dengan zat tambahan
benzokain, kamfer, fenol, resorsinol, asam salisilat. baru kemudian
dicampurkan.
Pembuatan serbuk dengan bahan diperlakukan khusus

Tablet digerus halus, jika perlu dengan pengayakan


Bahan obat tablet/ kapsul untuk tablet bersalut. Untuk serbuk dalam kapsul
dikeluarkan terlebih dahulu dari cangkang.
Terdapat pada sediaan serbuk tabur yaitu adeps
lane, parafin padat, cera, vaselin. Dalam jumlah
besar dilebur diatas penangas air kemudian
Bahan obat setengah padat
dicampur zat tambahan. Dalam jumlah kecil digerus
dengan penambahan etanol/ aseton lalu dicampur
zat tambahan.
Pembuatan serbuk dengan bahan diperlakukan khusus
Bahan obat cair

Minyak atsiri/ oleum volatile Dicampur dengan diteteskan terakhir

Dalam jumlah kecil, keringkan dengan zat


tambahan di mortir panas, dan dalam jumlah
besar diuapkan sampai 1 3 bagian atau sampai
Tinctura (opii tincture, belladonae
sekental sirup. Tambahkan zat tambahan
tincture, digitalis tincture) sampai terserap lalu aduk sampai kering. Pada
serbuk bagi, bobot tingtur/ sisa kering = 0,
kehilangan bobot tidak perlu diganti.
Pembuatan serbuk dengan bahan diperlakukan khusus
Bahan obat ekstrak

Extractum siccum (ekstrak kering). Digerus sampai halus kemudian dicampur


Contoh : opii extractum dengan zat lain.

Extractum spissum (ekstrak Diencerkan dengan etanol 70% lalu ditambah


kental). Contoh : belladinnae zat tambahan sampai terserap kemudian
extractum, hyoscyami extractum dikeringkan di mortir panas.

Extractum liquidum (ekstrak cair) Dikerjakan seperti tingtur.


Syarat serbuk

Kecuali dinyatakan lain, serbuk harus kering, halus dan homogen. Serbuk bagi
harus memenuhi keseragaman bobot yaitu dengan cara menimbang isi dari 20
bungkus satu per satu, campur isi ke 20 bungkus tadi dan timbang sekaligus.
Hitung bobot isi rata-rata. Penyimpangan antara penimbangan satu per satu
dengan bobot rata-rata tidak lebih dari 15% tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari
10% tiap 18 bungkus.

Cara membagi serbuk

1. Menimbang tiap bungkus serbuk jika presentasi pemakaian terhadap DM > 80%
2. Jika jumlah serbuk ≤ 10 bungkus, serbuk dibagi rata secara manual
3. Jika jumlah serbuk > 10 bungkus, maka massa serbuk ditimbang dibagi 2 sama banyak lalu
masing-masing bagian dibagi sama rata
4. Jika jumlah serbuk ganjil maka 1 bungkus dibuat sesuai bobot rata-rata. Sisanya mengikuti
aturan No. 2 dan 3
5. Menggunakan alat penakar untuk memberikan dosis yang diinginkan.
6. Menggunakan penakar volume.
Cara pengenceran serbuk
Pengenceran serbuk dilakukan untuk obat dengan bobot < 50 mg
Misalnya dibutuhkan ergotamin tartrat 7 mg
1. Tentukan hasil pengenceran, misal hasil pengenceran = 200 mg
200
2. Bagi hasil pengenceran dengan jumlah obat yang dibutuhkan : = 28,57 ∼ 29 maka
7

perbandingannya 1:29
3. Ambil obat dengan jumlah sebagai berikut :
Ergotamin tartrat 50 mg
Carmin 50 mg
Lactosum 1350 mg (total – ergotamin tartrat – carmin)
Total 1450 mg (50 x 29)
4. Hitung hasil pengenceran = 7 x 29 = 203 mg (ini yang ditimbang dan digunakan untuk
peracikan)
Sisa pengenceran = 1450 – 203 = 1247 mg
Cara pengenceran tablet

Pengenceran tablet dilakukan untuk tablet yang diperlukan < 1 2 bagian


Misalnya dibutuhkan salbutamol 0,5 mg sedangkan sediaan yang tersedia tablet salbutamol 2
mg maka :
1. Timbang 1 tablet salbutamol 2 mg, tambahkan lactosum ad 1 g.
2. Buat perbandingan jumlah salbutamol yang dibutuhkan dengan tablet salbutamol yang
2 𝑚𝑔
tersedia = 0,5 𝑚𝑔 = 4

3. Hitung hasil pengenceran =


1𝑔
4
= 250 mg (ini yang digunakan dalam peracikan)

4. Timbang hasil pengenceran = 1 g – 250 mg = 750 mg


6
Kapsul
Sediaan padat yang terdiri dari obat
dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. Cangkang umumnya
terbuat dari gelatin, dapat juga
terbuat dari pati atau bahan lain yang
sesuai.
Kapsul keras (capsule durae/ hard capsule)
● Terdiri dari badan dan tutup kapsul, ada lekuk khusus yang
bertujuan untuk memberikan penutupan yang baik.
● Tersedia dalam bentuk kosong dalam wadah tertutup rapat.
● Isi kapsul keras umumnya serbuk, butiran atau granul. Bahan
aktif dapat disalut untuk memberikan efek lepas lambat atau
bersifat enterik.
● Cara penggunaan peroral.
● Kapsul cangkang keras mengandung zat warna dari berbagai
oksida besi, bahan opak seperti titanium dioksida, bahan
pendispersi, bahan pengeras seperti sukrosa dan pengawet.
● Mengandung air 10-15%
Perkiraan kapasitas kapsul

Ukuran untuk ● Ukuran kapsul untuk manusia ada 8


Kapasitas (ml) ukuran. Ukuran 5 adalah yang terkecil
manusia
dan 000 adalah yang terbesar.
5 0,12
● Umumnya ukuran 00 adalah ukkuran
terbesar yang diberikan pada pasien.
4 0,21
● Terdapat juga kapsul gelatin keras
ukuran 0 dengan bentuk memanjang
dikenal dengan ukuran 0E yang
3 0,30
memberikan kapasitas isi lebih besar
2 0,37 tanpa peningkatan diameter.

1 0,50

0 0,67

00 0,95

000 1,36
Perkiraan kapasitas kapsul

Acetaminophen Asam Askorbat Acetosal Lactose


Ukuran kapsul
Berat (mg) menurut ukuran kapsul

5 130 130 65 140

4 180 220 130 210

3 240 310 195 280

2 310 400 260 350

1 420 520 325 460

0 540 700 490 600

00 750 980 650 850

000 1100 1420 975 1250

Secara umum, kapsul dapat berisi serbuk 65 – 1000 mg


Kapsul lunak (capsulae molles, soft capsule)
● Bentuknya satu kesatuan.
● Dalam keadaan teisi, umumnya berisi cairan, tidak dipakai di
apotek tetapi diproduksi skala pabrik.
● Tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran.
● Penggunaan bisa peroral, vaginal, rektal dan topikal.
● Terbuat dari gelatin (disebut gel lunak), sedikit lebih tebal dari
kapsul cangkang keras, dapat diplastisasi dengan penambahan
senyawa poliol seperti sorbitol atau gliserin, juga mengandung
pewarna, bahan opak seperti titanium dioksida, pengawet,
pengharum, pemanis menggunakan sukrosa sampai 5% dan
mengandung air 6%-13%.
● Cangkakng gelatin lunak umumnya berbentuk bulat atau silinris
atau bulat telur disebut pearles atau globula.
● Kapsul lunak yang bekerja long acting umumnya berisi granula
disebut spansule.
● Kapsul berisi cairan lebih menguntungkan dibandingkan yang
berisi zat kering dalam beberapa hal seperti keseragaman
kandungan, keseragaman isi dan disolusi obat karena
homogenitas sistem cair lebih baik dan dapat diukur dengan
tepat. Tetapi kontak antara zat cair da cangkang kapsul lebih
besar yang dapat memungkinkan terjadinya interaksi.
Keuntungan sediaan kapsul

● Bentuk menarik dan praktis.


● Menutup rasa dan bau obat yang tidak enak.
● Mudah ditelan dan cepat hancur sehingga disolusi dan abropsi obat lebih
cepat secara per oral dibandingkan tablet.
● Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi dari bermacam bahan
obat dengan dosis yang berbeda sesuai kebutuhan pasien.
● Kapsul dapat diisi dengan cepat, tidak memerlukan bahan penolong seperti
tablet atau pil yang dapat memengaruhi absorpsi obat.

Kekurangan sediaan kapsul

● Tidak bisa untuk obat-obat yang higroskopis, yang bereaksi dengan cangkang kapsul, zat
yang sangat mudah menguap.
● Sangat dipengaruhi kelembapan udara.
● Mudah rusak bentuknya.
● Tidak bisa dibagi
Pembuatan kapsul dengan bahan diperlakukan khusus
Zat yang merusak cangkang kapsul

Zat yang mudah mencair/ higroskopis. Harus ditambah zat tambahan untuk
Contoh : KI, NaI menghambat proses ini.

Zat eutetikum. Contoh : Asetocal, Masing – masing zat diber zat tambahan
menthol, timol, lidocain. sebelum dicampurkan.
Pembuatan kapsul dengan bahan diperlakukan khusus
Zat berupa cairan yang tidak melarutkan gelatin

• Obat cair ditambah bahan pembawa minyak lemak nabati seperti oleum sesami
sebelum dimasukkan ke dalam kapsul.
• Obat cair dicampur dengan lelehan PEG 6000 ATAU PEG 8000, campuran tersebut akan
memadat dalam kapsul.
• Obat cair dicampur dengan lelehan oleum cacao, kemudian dituang dalam kapsul.

Zat berupa cairan kental

Misalnya ekstrak kental dalam jumlah sedikit dapat diserbukkan dengan bahan tambahan.
Tetapi jika jumlahnya banyak dibuat masa seperti pil dan dipotong-potong kemudian
dimasukkan ke dalam badan kapsul.
Pembuatan kapsul dengan bahan diperlakukan khusus

Pembuatan kapsul dengan bahan yang diperlakukan khusus secara garis besar sama
dengan pembuatan serbuk, hanya pengemasannya saja yang berbeda.
Modifikasi pelepasan obat dari kapsul
Zat yang merusak cangkang kapsul

Menambahkan sejumlah kecil campuran natrium


Kapsul dengan pelepasan obat
bikarbonat dan asam sitrat, gas 𝐶𝑂2 yang dihasilkan
dipercepat membantu membuka kapsul
Ditambah eksipien seperti polimer selulose misalnya
Kapsul dengan pelepasan
metil selulosa atau natrium alginat dengan tujuan
diperlambat memberikan efek long acting.
Disalut atau dienkapsulasi untuk menghambat
Kapsul lepas tunda pelepasan di lambung dengan tujuan mencegah
iritasi lambung.
Persyaratan kapsul
Keseragaman bobot (FI Ed III)

Dibagi menjadi dua kelompok


Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu per satu, keluarkan
isi semua kapsul, timbang selurun bagian cangkang kapsul.
Hitung bobot isi kapsuldan bobot rata-rata tiap isi kapsul.
Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap
Kapsul berisi obat kering bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari 10%
untuk bobot rata-rata ≤ 120 mg dan 7,5% untuk bobot
rata-rata > 120 mg. Serta setiap 2 kapsul tidak lebih dari
20% untuk untuk bobot rata-rata ≤ 120 mg dan 15% untuk
bobot rata-rata > 120 mg.
Timbang sebanyak 10 kapsul secara satu per satu,
keluarkan isi semua kapsul, cuci cangkang kapsul dengan
eter, biarkan hingga baunya hilang. Timbang seluruh
Kapsul berisi obat cair
bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot
atau pasta rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot
tiap isi kapsul terhadap bobot rata-rata tiap kapsul tidak
lebih dari 7,5%.
Persyaratan kapsul
Uji waktu hancur

Digunakan untuk menguji kapsul keras dan kasul lunak. Waktu hancur
ditentukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan oleh kapsul untuk
hancur menjadi butiran-butiran bebas yang tidak terikat oleh satu bentuk
menggunakan alat disintegration tester. Menurut FI III kecuali dinyatakan lain
waktu hancur kapsul tidak lebih dari 15 menit.
Persyaratan kapsul
Keseragaman sediaan

Terdiri dari keseragaman bobot untuk kapsul keras dan keseragaman


kandungan untuk kapsul lunak.

Uji disolusi

Digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang


tertera dalam masing-masing monografi. Persyaratan disolusi tidak berlaku
untuk kapsul lunak kecuali bila dinyatakan dalam monografi.
7
Dosis
Dosis (takaran) suatu obat ialah
banyaknya obat yang dapat dipergunakan
atau diberikan kepada seorang penderita
baik untuk digunakan sebagai obat dalam
maupun obat luar. Kecuali dinyatakan lain,
menurut FI III yang dimaksud dosis adalah
dosis maksimal.
Macam-macam dosis
● Dosis maksimal/ DM (FI III) adalah takaran terbesar yang dapat
diberikan kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali dan
sehari tanpa membahayakan. Penyerahan obat dengan dosis
melebihi DM dapat dilakukan dengan membubuhi tanda seru
dan paraf dokter penulis resep.
● Dosis lazim (FI III) adalah dosis yang merupakan petunjuk yang
tidak mengikat tetapi digunakan sebagai pedoman dosis yang
umum digunakan, dosis lazim tercantum untuk dewasa, anak
dan bayi.
● Dosis terapi yaitu dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan
dapat menyembuhkan pasien.
● Dosis minimal adalah takaran obat terkecil yang diberikan dan
masih meberikan efek terapi serta tidak menimbulkan
resistensi.
● Dosis toksis merupakan takaran obat dalam keadaan biasa dan
dapat menyebabkan keracunan pada pasien.
● Dosis letalis yaitu takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat
menyebabkan kematian pada pasien.
Faktor-faktor yang memengaruhi dosis obat
● Umur : neonates, bayi, anak, dewasa dan geriatrik
● Berat badan
● Jenis kelamin : pengaruh hormon
● Ras : slow and fast acetylators
● Toleransi
● Obesitas : untuk obat-obat tertentu
● Sensitivitas individual
● Keadaan patofisiologi : kelainan pada saluran cerna
memengaruhi absorpsi obat, penyakit hati memengaruhi
metabolisme obat, kelainan pada ginjal memengaruhi eksresi
obat
Perhitungan dosis berdasarkan umur dalam tahun (n)
Rumus Young (anak < 8 tahun)

𝑛
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
𝑛 + 12

Rumus Dilling (8-20 tahun)

𝑛
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
20
Perhitungan dosis berdasarkan umur dalam tahun (n)
Rumus Cowling

𝑛+1
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
24

Rumus Fried (anak < 1 tahun), m = umur dalam bulan

𝑚
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
150
Perhitungan dosis rumus Gaubius

Umur (tahun) Takaran dosis

0-1 1/12 dosis dewasa

1-2 1/8 dosis dewasa

2-3 1/6 dosis dewasa

3-4 1/4 dosis dewasa

4-7 1/3 dosis dewasa

7-14 1/2 dosis dewasa

14-21 2/2 dosis dewasa

21-60 dosis dewasa


Perhitungan dosis berdasarkan berat badan
Rumus Clark (AS)

Dosis lazim obat umumnya dianggap sesuai


𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑝𝑜𝑛) untuk indivdu berbobot 70 kg (154 pound).
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎 1 kg = 2,2 pon.
150

Rumus Termick-Fier (Jerman) Rumus Black (Belanda)

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑘𝑔)
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑘𝑔) 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎 62
70
Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh (LPT)

Rumus Du Bois and Du Bois LPT atau body surface area (BSA) merupakan
perhitungan dosis yang dianggap paling
akurat karena memperhitungkan bobot dan
𝐿𝑃𝑇 𝑎𝑛𝑎𝑘 tinggi pasien menggunakan rumus Du Bois
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎 and Du Bois terutama digunakan untuk
1,73
pasien kanker dan pediatrik. LPT Dewasa
rata-rata adalah 1,73 𝑚2 .

Rumus LPT

𝐻 𝑐𝑚 𝑥 𝑊 (𝑘𝑔)
𝐿𝑃𝑇(𝑚2 ) =
3600
Terima kasih
“You don’t have to be great
to start, but you have to
start to be great.”

—Anonymous

Anda mungkin juga menyukai