Dasar
Disusun oleh : Rahmah Asyiah
BUD Kapsul
2 6
Resep
4
1
Ketentuan Umum
Farmakope Indonesia
Kelarutan
Pernyataan kelarutan yang tidak disertai angka adalah kelarutan pada suhu kamar.
Pernyataan bagian dalam kelarutan berarti 1 g zat dalam 1 ml pelarut.
Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut diperlukan untuk melarutkan 1 bagian zat
larut 10-30
Persentase kadar
bobot dalam bobot b/b jumlah g zat terlarut dalam 100 g larutan
bobot dalam volume b/v jumlah g zat terlarut dalam 100 ml larutan
Satuan tunggal untuk bahan yang Satuan ganda untuk bahan yang
Dosis hanya digunakan secara Dosis digunakan hanya secara parenteral
parenteral.
tunggal ganda
Suspensi
Formulasi oral mengandung air 14 hari
Larutan
Psikotropika
Obat keras Zat atau obat baik alamiah ataupun sintetik
Termasuk dalam daftar G (gevaarlijk/ yang berkhasiat psikoaktif melalui
berbahaya), hanya dapat diberikan jika pengaruh selektif terhadap sistem syaraf
: disertai resep dokter/ digunakan pusat yang menyebabkan perubahan khas
secara parenteral, obat baru, termasuk mental dan perilaku serta menyebabkan
dalam daftar obat keras. ketergantungan.
Sediaan obat berbentuk cair
Mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, terdispersi secara molekular
Solutio dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Harus
berupa larutan jernih, zat pelarut disebut solvent dan zat terlarut disebut solute.
Campuran homogen cairan dengan cairan, dapat juga mengandung beberapa
Mixtura bahan padat terlarut, tidak boleh ada endapan dan cairan satu dengan yang lain
tercampur secara molekular.
Obat cair mengandung bahan padat yang tidak larut dalam pembawa, sebagian
Mixtura agitanda
obat berupa endapan. Contoh : Liquor burowi.
Sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam
Suspensi fase cair. Zat terdispersi halus, tidak boleh cepat mengendap, endapan harus
segera terdispersi kembali saat dikocok.
Sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lain dengan
Emulsi
bentuk tetesan kecil.
Injectiones Obat suntik berupa larutan obat steril dalam air, minyak atau suspensi steril.
Larutan jenuh gas CO2 yang berfungsi sebagai corigens. Gas terbentuk karena
reaksi kimia antara asam sitrat/ tartrat dan basa natrium karbonat/bikarbonat.
Saturatio
Memberikan efek farmakologi yang cepat. Gas CO2 berfungsi menjaga stabilitas
obat, membantu penyerapan dan memberi efek menyegarkan.
Sediaan obat berbentuk cair
Sediaan cair mengandung saccharum album dalam kadar tinggiyaitu 64%-66%.
Kadar gula yang tinggi memiliki teknaan osmotik yang tinggi sehingga dapat
Sirupus
menghambat pertumbuhan bakteri dan fungi. Sirup simplex mengandung 65%
gula dalam larutan 0,25% nipagin.
Larutan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan (pemanis,
pengawet, perasa, pewangi) sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap serta
Elixir sebagai pelarut digunakan campuran air-etanol. Etanol berfungsi untuk
meningkatkan kelarutan obat, dapat juga ditambahkan gliserol, sorbitol dan
propilenglikol.
Sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi kecuali dinyatakan lain
dimaksudkan untuk obat dalam. Digunakan dengan cara diteteskan
Guttae/ drop (obat tetes)
menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan yang setara dengan penetes
baku pada FI yaitu 1 tetes aquadest bobotnya 47,5 mg – 52,5 mg.
Larutan steril bebas partikel asing, dibuat dan dikemas sedemikian rupa sehingga sesuai digunakan
pada mata. Dapat berupa suspensi dengan partikel halus termikronisasi agar tidak mengiritasi
Guttae opthalmicae
kornea. Hal yang perlu diperhatikan adalah tonisitas (harus isotonis), pendapar, pengawet dan
pengental.
Diteteskan pada rongga hidung, dapat mengandung pensuspensi, pendapar dan pengawet. Zat
Guttae nasales pembawa umumnya air, tidak boleh menggunakan minyak mineral atau minyak lemak sebagai
pembawa.
Obat tetes untuk mulut yang diencerkan lebih dulu dengan air untuk kumur-kumur, tidak boleh
Guttae oris
ditelan.
Obat tetes telinga, dapat berupa suspensi. Kecuali dinyatakan lain digunakan pembawa bukan air,
Guttae auriculares
umumnya digunakan gliserol, propilenglikol, etanol, heksilenglikol dan minyak nabati.
Sediaan obat berbentuk cair
Konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu ruang, mudah dioleskan
Ungenta/ salep
tanpa tenaga.
Emulsi semisolid kental untuk penggunaan eksternal, dapat berupa emulsi a/m
atau m/a tergantung pengemulsi yang digunakan. Merupakan salep yang banyak
Cream/ krim mengandung air, mudah diserap kulit dan dapat dicuci dengan air sehingga
digunakan sebagai dasar kosmetik. Bahan berkhasiat dapat dilarutkan atau
disuspensikan dalam krim.
Salep yang mengandung 20%-50% zat padat serbuk. Pada umumnya pasta
digunakan karena kemampuannya dalam mengabsorpsi cairan yang keluar dari
Pastae/ pasta
lesi kulit. Melekat lebih lama daripada salep sehingga digunakan sebagai lapisan
pelindung. Contoh pasta gigi : Triamsinolon asetonida.
Campuran kering bahan obat atau zat kimia, untuk pemakaian oral atau luar,
mempunyai luas permukaan yang luas, lebih mudah terdispersi dan lebih larut
Pulvis/ pulveres
dibandingkan dengan bentuk sediaan yang dipadatkan, dapat diserahkan dalam
bentuk terbagi (pulveres) dan tidak terbagi/ ruahan (pulvis)
Terdiri atas bahan obat dan eksipien dalam cangkang kapsul gelatin keras
Kapsul
tertutup atau cangkang lunak yang dapat larut.
Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih
atau sirkuler, kedua permukaan rata atau cembung, mengandung satu jenis atau
Tablet lebih obat, dengan atau tanpa zat tambahan yang berfungsi sebagai zat pengisi,
zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok.
Tablet berbentuk kapsul disebut kaplet.
Sediaan bentuk khusus
Dihisap melalui hidung atau mulut, atau disemprotkan dalam bentuk kabut ke
saluran pernapasan. Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus
Inhalationes sehingga dapat mencapai bronkhioli. Merupakan sediaan yang mengandung obat
mudah menguap atau serbuk halus/ kabut yang digunakan memakai alat
semprot mekanik.
Menurut FI IV, aerosol farmasetik merupakan sediaan yang dikemas dibawah
tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup
yang sesuai ditekan, digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan lokal
Aerosol
pada hidung (aerosol nasal), mulut (aerosol lingual) atau paru-paru (aerosol
inhalasi), ukuran partikel <10 μm (inhaler dosis terukur). Istilah aerosol
digunakan untuk sediaan semprotan kabut tipis dari sistem bertekanan tinggi.
Sediaan dengan massa padat steril berukuran kecil berisi obat dengan
kemurnian tinggi, dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan. Implan
dimaksudkan untuk ditanam didalam tubuh (subkutan) dengan tujuan
Implant/ pelet/ susuk mendapatkan pelepasan obat secara berkesinambungan dalam jangka waktu
lama. Implan ditanam dengan bantuan injektor khusus (trocar) atau dengan
sayatan bedah. Biasanya mengandung hormon seperti testosteron atau stradiol
yang dikemas dalam vial atau lembar kertas timah steril.
Sediaan bentuk khusus
Sediaan padat dalam berbagai bobot, diberikan melalui rektal, vaginal atau
uretral. Umumnya meleleh/ melunak/ melarut dalam suhu tubuh. Bahan
pembawa yang digunakan berupa lemak coklat, polietilenglikol atau gelatin.
Supositoria rektal : digunakan melalui dubur, umumnya berbentuk terpedo
dengan bobot ± 2-3 g.
Supositoria Supositoria vaginal : digunakan melalui vagina, berbentuk bola lonjong seperti
kerucut, dibuat dengan cara mengempa massa serbuk menjadi bentuk yang
sesuai atau dengan cara pengkapsulan dalam gelatin lunak, bobot 3-6 g, bobot
umum 5 g.
Supositoria uretral/ bacila/ bougies : digunakan melalui uretra, berbentuk batang
dengan panjang 7-14 cm.
Merupakan ramuan tradisional yang dibalurkan pada perut sebelum Ibu
Tapel
menggunakan bengkungan pasca melahirkan.
Faktor penentu bentuk sediaan
Higroskopis : solutio
Sifat fisika – kimia Tidak larut air : pulveres, tablet, kapsul, suspensi
Rusak oleh asam lambung : injeksi
Hubungan aktifitas/ Short acting : injeksi
struktur kimia Long acting : tablet/ kapsul
Obat Obat yang mengalami first pass effect di hati kurang efektif jika
diberikan per oral karena mengurangi bioavailabilitas obat,
Farmakokinetik obat
misalnya isosorbid dinitrat untuk angina pectoris diberikan
dalam bentuk tablet sublingual.
Vitamin C dibuat dalam bentuk tablet karena tidak stabil
Stabilitas
dalam larutan.
Faktor penentu bentuk sediaan
Melalui Digunakan untuk pemakaian dalam melalui mulut, tenggorokan, masuk ke saluran pencernaan.
mulut/ per Obat yang dilepaskan dari bentuk sediaan ke bentuk yang dapat larut kemudian diserap tubuh
oral dan masuk ke peredaran darah, dibawa ke seluruh tubuh sehingga menghasilkan efek sistemik.
Sesudah makan (post coenam/ p.c) Obat yang mengiritasi lambung misalnya analgetik.
Pada waktu makan (durante coenam/ d.c) Obat yang membantu pencernaan makanan misalnya enzim.
2. Invecatio
Tanda buka R/ (recipe : ambilah) pada bagian kiri
setiap penulisan resep
3. Praescriptio/ ordinatio
Nama setiap jenis atau bahan obat, jumlah dan
cara membuat, dan bentuk sediaan yang
dikehendaki
4. Signatura
Aturan pemakaian obat.
6. Pro (untuk)
Nama, alamat, umur dan berat badan pasien
Jenis/ bahan obat pada praescriptio/ ordinatio
Remedium cardinale
Obat utama, bisa berupa bahan tunggal atau beberapa bahan.
Remedium adjuvans
Bahan yang membantu kerja obat utama, adjuvans tidak multak harus ada di resep.
Corigens
Bahan tambahan untuk memperbaiki rasa (saporis), warna (coloris), bau (odoris), kelarutan (solubilis) dari bahan
utama.
Pada copy resep selain memuat semua keterangan pada resep asli juga terdapat :
• Nama dan alamat Apotek
• Nama dan nomor SIK Apoteker dan nomor SIA
• Nama, umur pasien
• Nama Dokter penulis resep
• Tanggal penulisan resep
• Tanggal dan nomor urut pembuatan salinan resep
• Tanda R/
• Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan
• Tanda ne det (ne detur) untuk obat yang belum diserahkan
• P.c.c (pro copy conform) menandakan bahwa salinan resep telah ditulis sesuai dengan aslinya
Tanda tangan Apoteker
Kekurangan :
● Tidak bisa untuk obat yang memiliki rasa pahit, sepat atau
lengket di lidah.
● Dapat menjadi lembap pada penyimpanan.
Serbuk
● Serbuk merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia
yang dihaluskan, ditujukkan untuk pemakaian per oral atau
pemakaian luar. Karena luas permukaan yang luas, serbuk lebih
mudah terdispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang
dipadatkan.
● Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres)
dan tidak terbagi (pulvis). Pada umumnya, pulveres dibungkus
dengan kertas perkamen dan agar lebih terlindungi, perkamen
dibungkus kembali dengan kertas selofan atau sampul
polietilen.
● Serbuk oral tidak terbagi terbatas pada obat yang relatif tidak
poten seperti laksan, antasida, makanan diet dan analgesik
tertentu. Serbuk tidak terbagi sebaiknya disimpan dalam wadah
gelas bermulut lebar dan tertutup rapat untuk melindungi
pengaruh luar dan mencegah penguapan zat.
Macam – macam sediaan serbuk
Serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dikemas dalam wadah yang bagian atasnya
Serbuk tabur berlubang halus untuk mempermudah penggunaan pada kulit. Serbuk harus melewati mesh
(pulvis 100 agar tidak menimbulkan iritasi. Talk, kaolin dan bahan mnieral lain yang digunakan
adspersorius) untuk serbuk tabur harus memenuhi syarat bebas bakteri Clostridium tetani, Clostridium
welchii dan Bacillus antrachis. Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
Terdiri dari campuran asam (tartrat : sitrat = 2 : 1) dan basa (natrium karbonat atau
Serbuk buih bikarbonat). Sebelum diminum dilarutkan dalam air dan dari proses pelarutan akan
(pulvis menghasilkan gas 𝐶𝑂2 . Zat aktif yang terkandung akan segera dibebaskan dan memberikan
effervescent) efek farmakologi yang cepat. Fungsi gas yang dihasilkan yaitu untuk mempercepat
penyerapan obat di usus, memberi efek menyegarkan dan stabilitas sediaan.
Serbuk hisap
(pulvis Serbuk yang dihisap melalui hidung sehingga serbuk harus halus sekali.
sternutatorius)
Terdiri dari kumpulan partikel halus sebuk, dibuat dengan cara mencampur serbuk
kemudian dibasahi sampai lembap (seperti pasta), diayak dan dikeringkan. Dapat digunakan
Granul
untuk pembuatan tablet/ kapsul, memiliki sifat alir/ free flowing yang baik dibandingkan
dengan serbuk halus.
Serbuk gigi (pulvis Digunakan untuk mengobati sakit gigi dengan cara ditaburkan pada gigi yang sakit/
detrifricius) berlubang.
Insuflasi (peniupan) serbuk ke dalam lubang tubuh (telinga/ hidung), umumnya diperlukan
Serbuk insuflasi
ukuran serbuk yang sangat halus dan alat insuflator.
Formula dan cara pembuatan serbuk
Formula umum
● Zat berkhasiat (remedium cardinale) dapat berupa zat padat (serbuk, tablet,
kapsul), setengah padat (ekstrak kental, lemak) dan cair (tingtur, ekstrak cair)
● Zat tambahan, untuk menambah bobot/ volume sediaan, memperbaiki rasa
dan bau. Contoh : lactosum, talkum, glukosa, sakarin, minyak atsiri.
Bahan obat yang sangat halus dan Digerus dalam mortir diantara dua lapisan
berwarna seperti rimfapisin zat tambahan.
Pembuatan serbuk dengan bahan diperlakukan khusus
Bahan obat yang menyebabkan serbuk menjadi lembap (zat higroskopis/
garam hablur yang mengandung air kristal)
Kecuali dinyatakan lain, serbuk harus kering, halus dan homogen. Serbuk bagi
harus memenuhi keseragaman bobot yaitu dengan cara menimbang isi dari 20
bungkus satu per satu, campur isi ke 20 bungkus tadi dan timbang sekaligus.
Hitung bobot isi rata-rata. Penyimpangan antara penimbangan satu per satu
dengan bobot rata-rata tidak lebih dari 15% tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari
10% tiap 18 bungkus.
1. Menimbang tiap bungkus serbuk jika presentasi pemakaian terhadap DM > 80%
2. Jika jumlah serbuk ≤ 10 bungkus, serbuk dibagi rata secara manual
3. Jika jumlah serbuk > 10 bungkus, maka massa serbuk ditimbang dibagi 2 sama banyak lalu
masing-masing bagian dibagi sama rata
4. Jika jumlah serbuk ganjil maka 1 bungkus dibuat sesuai bobot rata-rata. Sisanya mengikuti
aturan No. 2 dan 3
5. Menggunakan alat penakar untuk memberikan dosis yang diinginkan.
6. Menggunakan penakar volume.
Cara pengenceran serbuk
Pengenceran serbuk dilakukan untuk obat dengan bobot < 50 mg
Misalnya dibutuhkan ergotamin tartrat 7 mg
1. Tentukan hasil pengenceran, misal hasil pengenceran = 200 mg
200
2. Bagi hasil pengenceran dengan jumlah obat yang dibutuhkan : = 28,57 ∼ 29 maka
7
perbandingannya 1:29
3. Ambil obat dengan jumlah sebagai berikut :
Ergotamin tartrat 50 mg
Carmin 50 mg
Lactosum 1350 mg (total – ergotamin tartrat – carmin)
Total 1450 mg (50 x 29)
4. Hitung hasil pengenceran = 7 x 29 = 203 mg (ini yang ditimbang dan digunakan untuk
peracikan)
Sisa pengenceran = 1450 – 203 = 1247 mg
Cara pengenceran tablet
1 0,50
0 0,67
00 0,95
000 1,36
Perkiraan kapasitas kapsul
● Tidak bisa untuk obat-obat yang higroskopis, yang bereaksi dengan cangkang kapsul, zat
yang sangat mudah menguap.
● Sangat dipengaruhi kelembapan udara.
● Mudah rusak bentuknya.
● Tidak bisa dibagi
Pembuatan kapsul dengan bahan diperlakukan khusus
Zat yang merusak cangkang kapsul
Zat yang mudah mencair/ higroskopis. Harus ditambah zat tambahan untuk
Contoh : KI, NaI menghambat proses ini.
Zat eutetikum. Contoh : Asetocal, Masing – masing zat diber zat tambahan
menthol, timol, lidocain. sebelum dicampurkan.
Pembuatan kapsul dengan bahan diperlakukan khusus
Zat berupa cairan yang tidak melarutkan gelatin
• Obat cair ditambah bahan pembawa minyak lemak nabati seperti oleum sesami
sebelum dimasukkan ke dalam kapsul.
• Obat cair dicampur dengan lelehan PEG 6000 ATAU PEG 8000, campuran tersebut akan
memadat dalam kapsul.
• Obat cair dicampur dengan lelehan oleum cacao, kemudian dituang dalam kapsul.
Misalnya ekstrak kental dalam jumlah sedikit dapat diserbukkan dengan bahan tambahan.
Tetapi jika jumlahnya banyak dibuat masa seperti pil dan dipotong-potong kemudian
dimasukkan ke dalam badan kapsul.
Pembuatan kapsul dengan bahan diperlakukan khusus
Pembuatan kapsul dengan bahan yang diperlakukan khusus secara garis besar sama
dengan pembuatan serbuk, hanya pengemasannya saja yang berbeda.
Modifikasi pelepasan obat dari kapsul
Zat yang merusak cangkang kapsul
Digunakan untuk menguji kapsul keras dan kasul lunak. Waktu hancur
ditentukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan oleh kapsul untuk
hancur menjadi butiran-butiran bebas yang tidak terikat oleh satu bentuk
menggunakan alat disintegration tester. Menurut FI III kecuali dinyatakan lain
waktu hancur kapsul tidak lebih dari 15 menit.
Persyaratan kapsul
Keseragaman sediaan
Uji disolusi
𝑛
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
𝑛 + 12
𝑛
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
20
Perhitungan dosis berdasarkan umur dalam tahun (n)
Rumus Cowling
𝑛+1
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
24
𝑚
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
150
Perhitungan dosis rumus Gaubius
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑘𝑔)
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑘𝑔) 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎 62
70
Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh (LPT)
Rumus Du Bois and Du Bois LPT atau body surface area (BSA) merupakan
perhitungan dosis yang dianggap paling
akurat karena memperhitungkan bobot dan
𝐿𝑃𝑇 𝑎𝑛𝑎𝑘 tinggi pasien menggunakan rumus Du Bois
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎 and Du Bois terutama digunakan untuk
1,73
pasien kanker dan pediatrik. LPT Dewasa
rata-rata adalah 1,73 𝑚2 .
Rumus LPT
𝐻 𝑐𝑚 𝑥 𝑊 (𝑘𝑔)
𝐿𝑃𝑇(𝑚2 ) =
3600
Terima kasih
“You don’t have to be great
to start, but you have to
start to be great.”
—Anonymous