Bab 1 Tanaman Pare
Bab 1 Tanaman Pare
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pare (Momordica charantia L.) adalah tumbuhan merambat yang berasal dari wilayah Asia
Tropis, terutama daerah India bagian barat yaitu Assam dan Burma. Mengkonsumsi buah pare
sangat dianjurkan, karena pada buah pare dapat bermanfaat bagi kesehatan manusia seperti
sebagai obat diabetes, gangguan pencernaan, penyakit kuning, bronchitis, dapat merangsang
nafsu makan dan sebagai obat malaria. Sedangkan kandungan gizi pada buah pare meliputi
energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, zat besi dan air. Dalam kandungan
senyawa pada buah pare terutama senyawa saponin, flavonoid, polifenol, vitamin A, vitamin B
dan vitamin C (Depkes RI.2001).
Pare (Momordica charantia L.) merupakan salah satu tanaman yang dilaporkan
mengandung senyawa flavonoid terutama pada buah pare (Balitbangkes, 2000). Flavonoid
ditemukan pada berbagai tanaman pada bagian-bagian seperti buah, daun, biji, akar, batang,
bunga dan kulit kayu. Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan, antiinflamasi, antitumor, antihepatotoksik, antimicrobial dan
antiviral (Onkar, Raharja. 2012).
Metode ekstrak yang digunakan dengan metode refluk. Penggunaan metode ekstraksi
refluk ini dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa flavonoid pada buah pare, karena
metode refluk merupakan salah satu metode pemisahan senyawa dengan cara panas
(membutuhkan pemanasan pada prosesnya), ekstraksi dengan pelarut yang relatif konstan
dengan adanya pendingin balik (Depkes RI, 2000). Kelebihan dari metode refluk yaitu digunakan
untuk mengektrasikan sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan
langsung, sedangkan kekurangan dari metode refluk adalah membutuhkan volume total pelarut
yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator (Anonim, 2011).
Uji identifikasi kualitatif dengan menggunakan metode uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Kromatografi Lapis Tipis adalah metode pemisahan fitokimia. Adapun beberapa kelebihan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yaitu KLT lebih banyak digunakan untuk tujuan analisi, identifikas
pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluoresensi atau dengan radiasi
menggunakan sinar ultraviolet. Sedangkan kekurangan KLT yaitu butuh ketekunan dan kesabaran
yang ekstra untuk mendapatkan bercak yang diharapkan (Stahl, Egon. 1985).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara pengolahan Bedengan pare ?
2. Bagaimana cara penetapan jarak tanaman pare ?
3. Bagaimana cara penanaman pare ?
4. Bagaimana cara pemberian pupuk pare ?
5. Bagaimana cara perawatan pare ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui cara pengolahan bedengan pare
2. Mengetahui cara penetapan jarak tanaman pare
3. Mengetahui cara penanaman pare
4. Mengetahui cara pemberian pupuk pare
5. Mengetahui cara perawatan pare
D. MANFAAT
Sasaran pokok PSG yaitu dapat menjadikan peserta didik yang lebih baik, disiplin ,cerdas, dan
kompetitif dalam dunia pendidikan dan kerja,serta membentuk pribadi peserta didik yang
memiliki keahlian komplit, profesionalisme dan kecakapan peserta didik dalam
menggunakan ilmu serta pengalaman yang diperoleh didunia pendidikan dan didunia
kerja.
Menjelaskan Laporan ini penulisan mengumpulkan bahan bahan dan Informasi yang berkaitan
dengan pelaksanaan pendidikan sistem ganda PSG Yang di lakukan dalam pembuatan laporan
Mengumpulkan bahan- bahan tersebut penulis melakukan beberapa metode yaitu:
1. Metode observasi
2. Metode wawancara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. HASIL
1. Pengolahan bedengan
Mulsa dibuka dan digulung dengan rapi. setelah mulsa dibuka, bedengan digemburkan,
ditengah tengah akan berbentuk cekungan menggunakan mata cangkul bagian sudut
tajamnya. Setelah itu diberi pupuk berjenis phospate gsp 36 dan pupuk dolomit atau kapur
secara merata, lalu ditutup tanah kembali dengan menaikan tanah yang berada di tepi
bedengan agar terlihat rapi, baru setelah itu bedengan ditutup mulsa kembali. Selang
berapa hari tiap lobang bedengan di tutup tanah kembali.
2. penanaman
Setelah bedengan siap, lanjut difase penanaman benih dengan jenis benih pare LIPA F1.untuk
penanaman benih, pertama tama yang dilakukan yaitu memberi jarak 1 lobang tidak diisi benih
pare. Setelah itu benih pare yang berbentuk panjang dan berwarna kuning diletakkan
menghadap kebawah lalu ditutup dengan tanah setelah itu diberi pupuk kompos lalu sorenya
disiram . Besoknya dikasih racun siput berjenis SIBUTOX 6 GR ditempat dirasa ada siputnya.
3. pemberian pupuk imun pertumbuhan
Setelah menunggu pertumbuhan pare agar seragam memakan waktu sekitar 1 minggu, setelah
itu disemprot pupuk imun pertumbuhan berjenis PATEN
4. Pemasangan ajir
Selang 2 minggu penanaman dilakukan pemasangan ajir, Untuk ajir tanaman pare menggunakan
bambu yang ukurannya sedang dan ujungnya tidak dipotong agar memudahkan dalam melilit
kan bambu tersebut, untuk ajir pare diberi 2 bambu antar bedengan yang jaraknya jauh, bambu
tersebut dililit kan dan diikat dengan tali dan membentuk setengah lingkaran yang rapi. Dalam 2
bedengan yang jaraknya jauh tersebut dibutuhkan sekitar 7 bambu dari ujung ke ujung
bedengan. Setelah semua dipasang lanjut memberi bambu lagi diatas dan disamping ajir yang
dibuat tadi, dan akan dipasang tali memanjang dari ujung ke ujung. Setiap tanaman pare diberi
ajir berupa kayu agar memudahkan tanaman pare merambat ke ajir bambu. Untuk bedengan
yang jaraknya dekat atau berada di tepi akan diberi ajir mati, dengan menegakkan 1 bambu dan
1bambu lagi dilengkungkan keluar dan diikat ke bambu yang ditegakkan tadi.
5. Menyulam
Pada 1 bulan lebih pasca banjir, pare yang mati akan dilakukan penyulaman seperti penanaman
awal
6. Pengikatan batang pare
Batang pare yang berumur 2 minggu dilakukan pengikatan ke ajir yang sudah dipasang
menggunakan daun ilalang dengan panjang pare sekitar 30cm
7. pembuangan cabang pare
Pada batang pare yang cabangnya 2 akan dibuang satu agar terlihat rapi dan tidak banyak
memakan pupuk.
8. Pemberian pupuk busuk batang
Pupuk ½ kg kalsium dicampur kedalam drum yang berisi kotoran hewan dan disiramkan ke
tanaman pare
9. penyemprotan insektisida
10. pemupukan