Disusun Oleh:
Kelompok 1
Dede Nishfi Tamamul Lail 230110210011
Zainur Roziqin 230110210017
Inas Maya Tamimah Hanun 230110210020
Mohamad Tantan Permana Hakim 230110210026
David Reivaldo Manuel 230110210027
Benediktus Felix Krisnawan 230110210032
Elva Yenizar Anggraeni 230110210043
Ronald Krisna Riski Gunawan 230110210049
Didik Muhammad Fadilah 230110210065
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan laporan akhir praktikum Nutrisi
Ikan sebagai salah satu tugas mata kuliah praktikum Nutrisi Ikan.
Laporan akhir praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah
Nutrisi Ikan pada Program Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Fittrie Meyllianawaty Pratiwy, S.Pi., M.Sc., M.IL., Ph.D. selaku dosen
penanggung jawab mata kuliah Nutrisi Ikan.
2. Ibu Dr. Kiki Haetami, S.Pt., MP. selaku dosen penanggung jawab mata kuliah
Nutrisi Ikan.
3. Ibu Dr. Ir. Rita Rostika, MP. selaku dosen penanggung jawab mata kuliah
Nutrisi Ikan.
4. Ibu Dr. Yuli Andriani, S.Pi., MP. selaku dosen penanggung jawab mata kuliah
Nutrisi Ikan.
Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan laporan praktikum ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun
bagi penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan praktikum yang telah
disusun dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
BAB Hal
KATA PENGANTAR ...................................................................................... II
DAFTAR ISI.................................................................................................... III
DAFTAR TABEL ........................................................................................... VI
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... VII
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... VIII
I PENDAHULUAN ...............................................................................................
1.1 Latar Belakang ................................................................................................
1.2 Tujuan .............................................................................................................
II KAJIAN PUSTAKA ...........................................................................................
2.1 Uji Bulki, Densitas dan durabilitas .................................................................
2.2 Bahan Baku Pakan ..........................................................................................
2.3 Pakan Komersil ...............................................................................................
2.5 Pakan Bentuk Roti Kukus atau cake...............................................................
2.6 Pakan Bentuk Emulsi ......................................................................................
2.7 Pakan Bentuk Flake ........................................................................................
2.8 Formulasi Pakan dan Pembuatan Pelet Tengelam ..........................................
III BAHAN DAN METODE ...................................................................................
A. Uji Bulki, Denitas Dan Durabilitas (Permateri) .......................................
3.1 Alat dan Bahan ...............................................................................................
3.1.2 Alat Praktikum .............................................................................................
3.2.2 Bahan Praktikum .........................................................................................
3.2.3 Parameter yang Diamati ..............................................................................
B. Bahan Baku Pakan ( Permateri) ................................................................
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................
3.2.1 Alat Praktikum ...........................................................................................
iii
3.2.2 Bahan Praktikum ........................................................................................
3.2.3 Metode, Prosedur, Tahapan Praktikum .......................................................
3.2.4 Parameter yang Diamati ..............................................................................
C. Pakan Komersil ..............................................................................................
3.3 Alat dan Bahan ............................................................................................
3.3.1 Alat Praktikum ...........................................................................................
3.3.2 Bahan Praktikum ........................................................................................
3.3.3 Metode, Prosedur, Tahapan Praktikum .......................................................
3.3.4 Parameter yang Diamati ..............................................................................
E. Pakan Bentuk Roti Kukus dan Cake ...........................................................
3.4 Alat dan Bahan ............................................................................................
3.4.1 Alat Praktikum ...........................................................................................
3.4.2 Bahan Praktikum ........................................................................................
3.4.3 Metode, Prosedur, Tahapan Praktikum .......................................................
3.4.4 Parameter yang Diamati ..............................................................................
iv
H. Formulasi Pakan dan Pembuatan Pelet Tenggelam ...................................
3.7 Alat dan Bahan ............................................................................................
3.7.1 Alat Praktikum ...........................................................................................
3.7.2 Bahan Praktikum ........................................................................................
3.7.3 Metode, Prosedur, Tahapan Praktikum .......................................................
3.7.4 Parameter yang Diamati ..............................................................................
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri perikanan merupakan salah satu sektor dalam membangun perekonomian
negara. Permintaan pada sektor perikanan akan terus meningkat seiring dengan
pertambahan populasi manusia serta adanya kesadaran masyarakat dalam memenuhi
asupan gizi. dalam rangka tersebut, formulasi gizi dalam pembuatan pakan ikan yang
berkualitas menjadi faktor krusial. Nutrisi yang tepat dalam pakan ikan adalah kunci
untuk mencapai pertumbuhan yang optimal, meningkatkan kesehatan ikan, dan
mengoptimalkan produksi perikanan.
Pakan merupakan komponen penting dalam kegiatan budidaya ikan yang
berperan sebagai sumber energi ikan dalam melakukan aktifitas, berkemang, dan
reproduksi. Dalam sektor budidaya penggunaan pakan budidaya menjadi salah satu
cara untuk memenuhi kebutuhan gizi ikan. Pakan buatan sendiri adalah pakan yang
dibuat dari berbagai macam bahan baku hewani dan nabati dengan memperhatikan
kandungan gizi, sifat dan ukuran ikan yang akan mengkonsumsi pakan tersebut dengan
cara dibuat oleh manusia dengan bantuan peralatan pakan (Gusrina 2008).
Untuk mendapatkan pertumbuhan ikan yang optimum, pada pakan harus
diperhatikan nilai gizi. Nilai gizi pakan ikan umumnya dilihat dari kandungan protein,
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Selain nilai gizi, bentuk dan ukuran pakan
yang tepat dapat membantu dalam pertumbuhan ikan (Sumantadinata 1983). Pakan
ikan sendiri memiliki variasi bentuk dan jenis yang beragam. Seperti, pakan bentuk roti
kukus (cake), bentuk emulsi, dan pakan flake.
Pengetahuan tentang gizi ikan dan pakan ikan berperan penting dalam
mendukung pengembangan budidaya ikan. Konversi dan formulasi yang efisien dalam
memberi makan ikan sangat penting bagi pembudidaya ikan. Sebab pakan ikan
merupakan komponen yang cukup besar dari total biaya produksi, dimana
menghabiskan biaya 40-50% dari biaya produksi.
9
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Nutrisi Ikan yang telah dilaksanakan, di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari dan mengetahui pengujian pada pakan ikan (uji bulky, uji
densitas, dan uji durabilitas).
2. Mempelajari dan mengetahui bahan baku dalam pembuatan pakan.
3. Mempelajari dan mengetahui jenis-jenis pakan komersil.
4. Mempelajari dan mengetahui cara pembuatan pakan ikan (bentuk flakes,
roti kukus, dan emulsi).
10
BAB II:
KAJIAN PUSTAKA
11
Uji densitas merupakan metode pengujian yang digunakan untuk massa jenis atau
kerapatan dari suatu zat, semakin tinggi massa jenis benda/zat memiliki massa jenis
yang berbeda. Perbedaan tersebut dikarenakan komponen penyusunnya akan
menyisakan celah-celah kosong diantara rapat serbuk penyusun material tersebut
Rahayu & Siahaan 2017). Sedangkan menurut Khalil (1999) Uji Densitas Bahan Pakan
Densitas berwadah merupakan perbandingan berat bahan terhadap volume ruang yang
ditempati setelah melalui proses pemadatan seperti digoncangkan dengan satuan
kg/m3. Kerapatan pemadatan tumpukan adalah perbandingan antara berat bahan
terhadap volume ruang yang ditempatinya setelah melalui proses pemadatan seperti
penggoyangan.
Durabilitas merupakan jumlah pelet yang kembali dalam keadaan utuh setelah
diaduk dengan mekanik (pneumatic). Definisi lain menjelaskan bahwa durabilitas pelet
adalah ketahanan partikel pelet yang dirumuskan sehingga persentase dari banyaknya
pakan pelet utuh setelah melalui perlakuan fisik dalam alat uji durabilitas terhadap
jumlah pakan semula sebelum dimasukkan ke dalam alat. Nilai durabilitas pelet sangat
ditentukan oleh penggunaan bahan baku terutama binder dalam proses formulasi dan
teknis operasional pada saat penetralan pelet yang di proses tekanan alir dan pemanasan
yang ditimbulkan akibat gerakan alir, dinding tabung dan bahan durabilitas pelet
tergantung pada pati yang yang tergelatinisasi. Durabilitas diperoleh dengan membagi
berat pelet setelah di tumbling berat pelet sebelum ditumbing 100%. Pelet yang baik
mempunyai durabilitas diatas 90% atau kandungan tepung di bawah 10% (Puspitasari
2018).
12
dibudidayakan dan kebutuhan nutrisinya. Komposisi bahan baku pakan yang
terkandung dalam pakan akan berbeda-beda tergantung pada kebutuhan nutrisi masing-
masing jenis ikan. Oleh karena itu, pemilihan bahan baku pakan merupakan langkah
awal dalam pembuatan pakan ikan. Berikut adalah jenis bahan baku yang berasal dari
bahan baku hewani dan bahan baku nabati :
a. Bahan baku hewani
Beberapa contoh bahan baku hewani, yaitu tepung ikan, tepung rebon, tepung
kepala udang, tepung bekicot, silase ikan, silase kepala udang, tepung maggot,
siput kecil dan remis. Perlu diperhatikan dalam kandungan nutrisi bahan baku
tersebut adalah serat kasar dan kadar abu yang tinggi. Hal tersebut dapat
diminimalisir dengan adanya proses penghalusan atau fermentasi mikroba.
b. Bahan baku nabati
Beberapa contoh bahan baku nabati, yaitu daun singkong (limbah), biji kapuk,
daun lamtoro, biji karet, azolla pinnata, bungkil inti sawit, kulit ubi kayu, dan
bongkol jagung. Bahan baku tersebut harus mengalami beberapa perlakuan
yang meningkatkan protein, serat kasar menurun dan kadar abu menurun
dengan cara perendaman.penggilingan/pengeringan/fermentasi.
13
Pakan ikan berbentuk roti kukus (cake) merupakan bentuk pakan ikan yang
terbuat dari adonan dan terdiri dari telur ayam atau telur itik, tepung ikan, tepung terigu,
tepung susu, dan air yang dilengkapi dengan vitamin. Pakan cake atau roti kukus ini
dapat disimpan dalam lemari es selama tiga hari. Sebelum digunakan, pakan cake
sebaiknya dibuat suspensi yaitu dengan cara melarutkannya dalam air dan dibantu
saringan halus yang ukurannya disesuaikan dengan burayak yang diberi makan.
14
membentuk lembaran tipis, kemudian di crumbling, prosesnya disebut flaking
(Alamsyah 2005).
Pakan flake biasa diberikan pada ikan hias atau ikan laut dan dibuat dari
berbagai bahan baku yang disesuaikan dengan kebutuhan dan pada saat akan dibentuk
dapat menggunakan peralatan pencetak untuk bentuk lembaran atau secara sederhana
dengan cara membuat komposisi pakan kemudian komposisi berbagai bahan baku
tersebut dibuat emulsi yang kemudian dihamparkan di atas alas aluminium atau seng
dan dikeringkan, kemudian diremas-remas. Pakan berbentuk flake (flake
diet)/pembuatan pakan dalam bentuk flake memerlukan peralatan yang spesifik yang
dikenal dengan nama “Electro Steam Double Drum Dryer”. Dengan alat tersebut akan
dihasilkan pakan buatan kering seperti kertas.
15
1. Protein, kebutuhannya berkisar antara 20-60%. Untuk ikan-ikan laut biasanya
kebutuhan proteinnya cukup tinggi karena merupakan kelompok ikan karnivora
yaitu berkisar antara 30-60%. Sumber protein dapat diperoleh dari hewani atau
nabati.
2. Lemak, kebutuhannya berkisar antara 4-18%. Sumber lemak/lipid biasanya
adalah hewani (lemak sapi, ayam, kelinci, minyak ikan) dan nabati (jagung,
kelapa, kacang tanah, kacang kedelai).
3. Karbohidrat, terdiri dari serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen.
Kebutuhannya berkisar antara 20-30%.
4. Vitamin dan mineral, kebutuhannya berkisar antara 2-5%.
5. Jumlah keseluruhan bahan baku dalam penyusunan formulasi pakan ikan
berjumlah 100%.
Pakan tenggelam merupakan pakan yang cepat tenggelam saat ditebarkan di air
dan merupakan jenis pelet yang memiliki kadar air yang tinggi, sehingga saat diberikan
akan tenggelam di dasar air. Tahapan pembuatan pakan tenggelam meliputi pemilihan
bahan baku, pembersihan bahan, pembuatan adonan, pencetakan, pengemasan, dan
penyimpanan. Jenis pakan tenggelam dibuat dengan karakter basah, karena tidak
melalui proses setelah pakan selesai dibuat melainkan langsung diberikan kepada ikan
tanpa dijemur terlebih dahulu, sehingga jenis pakan basah ini memiliki masa simpan
yang relatif rendah karena pakan masih memiliki kadar air yang cukup tinggi (Putra et
al. 2022).
Berikut adalah formulasi pakan dan pembuatan pakan tenggelam.
16
Gambar 1. Formulasi Pakan dan Pembuatan Pelet Tenggelam
17
BAB III
Prosedur dalam pengerjaan yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut:
18
1. Menyiapkan Alat dan Bahan
2. Timbang tepung dedak sebanyak 100 g
3. Masukan tepung dedak pada gelas ukur lalu timbang sebelum dipadatkan
4. Padatkan tepung dedak dengan sendok, Lalu ditimbang kembali setelah
dipadatkan
5. Begitupun prosedur pada tepung Jagung
6. Melakukan perhitungan rumus.
3.1.4 Metode
19
No Nama Alat Fungsi
3.2.4 Metode
20
Berikut rumus perhitungan Tepung halus;
21
3.3.3 Prosedur Praktikum
Prosedur dalam pengerjaan yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
3.3.4 Metode
Berikut rumus perhitungan untuk mengetahui daya serap Air sebagai berikut ;
22
3 Penggaris Mengukur volume sampel
3.4.3 Prosedur
Prosedur dalam pengerjaan yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan kemudian ambil sampel tepung sebanyak 2 gr,
2. Sediakan air lalu masukan ke dalam tabung ukur
3. Lalu masukan tepung jagung ke dalam tabung ukur yang berisi air.
4. Tunggu hingga tenggelam selama 1 menit
5. Melakukan perhitungan kecepatan tenggelam dan volume tepung yang tenggelam
3.4.4 Metode
Perhitungan yang dilakukan dalam uji ini adalah, Sampel tepung di ukur tinggi
akhir, berat sampel, lama tepung tenggelam, tinggi tepung yang tengelam dan terapung.
23
3.5 Uji Durabilitas
3.5.4 Metode
24
Berdasarkan perhitungan rumus sebagai berikut ;
Pengujian ini untuk mengetahui tingkat kekuatan dan ketahanan pada pellet
agar memenuhi standar spesifikasi durability Indeks.
25
3.6.2 Bahan Praktikum
26
3.6.4 Metode
Praktikum ini untuk membuat pakan cake yang memiliki kandungan nutrisi
yang baik pada ikan
27
3.7.2 Bahan Praktikum
1. Rebus telur hingga matang, ambil kuningnya (kurang lebih 6 gr), lumat dan
larutkan
pada 75 ml air panas.
2. Tambahkan tepung kedelai 5 gr, tepung terigu 2,5 gr, tepung ikan 10 gr, tepung
jagung 2,5 gr, tapioka 1 gr, vco 1 ml.
3. Aduk hingga larut merata, larutan pakan disaring.
28
4. Pakan yang di berikan adalah larutan yang melewati screen saringan, sementara
yang nyangkut adalah ampas yang di buang.
5. Pakan siap diberikan pada larva. Pakan hanya bisa di simpan paling lama 1 hari.
Praktikum ini untuk membuat pakan emulsi yang memiliki kandungan nutrisi
yang baik pada ikan
29
5. Kertas Roti Sebagai media perataan pakan
30
9. Tepung Kepala Udang Sebagai bahan baku
Praktikum ini untuk membuat pakan emulsi yang memiliki kandungan nutrisi
yang baik pada ikan
31
Tabel 17 . Alat pembuatan formulasi pakan dan pembuatan pelet tenggelam beserta
kegunaanya
Tabel 18. Bahan formulasi pakan pembuatan pakan tenggelam dan beserta kegunaanya
32
1. Tepung Ikan Sebagai bahan baku
33
7. Pakan hasil pencetakan dapat di keringkan dengan di jemur di bawah sinar
matahari atau mengunakan oven (suhu pengeringan tidak lebih dari 60
derajat C).
8. Kadar air pakan haru ada di bawah 10% agar pakan tidak mudah busuk dan
rusak.
Praktikum ini untuk membuat pakan emulsi yang memiliki kandungan nutrisi
yang baik pada ikan
34
BAB IV
Berdasarkan hasil praktikum uji densitas dan uji bulky pada bahan baku pakan
yaitu tepung jagung dan tepung dedak dengan masing-masing berat sampel 100 gr,
diketahui volume tepung jagung sebelum dipadatkan sebesar 425 ml dikurangi berat
gelas ukur menjadi 97 gr dan berat tepung jagung yang telah dipadatkan sebesar 425
ml dikurangi berat gelas ukur menjadi 97 gr. Untuk berat tepung dedak sebelum
dipadatkan sebesar 423 ml dikurangi berat gelas ukur menjadi 95 gr dan berat tepung
dedak setelah dipadatkan sebesar 424 ml dikurangi berat gelas ukur menjadi 96 gr.
Rumus perhitungan uji densitas adalah sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan Bulky dan Tapped density pada kedua jenis bahan pakan,
diperoleh nilai densitas yang tinggi yaitu 0,95 – 0,97 g/cm3 yang dimana nilai densitas
yang tinggi menunjukkan kualitas pakan yang baik. Keuntungan pellet dengan densitas
yang tinggi dapat mengurangi keambaan, mengurangi tempat penyimpanan dan
menekan biaya transportasi. Nilai densitas yang tinggi juga akan meningkatkan
konsumsi pakan dan mengurangi pakan tercecer sehingga konsumsi pakan sesuai
dengan kebutuhan standar (Krisnan dan Ginting dalam Juniyanto 2015). Nilai densitas
35
juga akan berpengaruh terhadap daya absorpsi air terhadap pakan. Menurut
Purwasasmita dan Roland (2008) dalam Asep (2017) semakin kecil nilai densitas akan
menyebabkan partikel semakin mudah dan lama mengapung di air karena strukturnya
yang ringan dari densitas air sehingga akan cepat terurai dan mencemari perairan.
Berdasarkan hasil praktikum uji durabilitas pada pelet sebanyak 100 gr yang
dimasukkan pada alat pemutar Tumbling Box (durability tester), diketahui berat pellet
sebelum diputar sebesar 100 gr dan setelah diputar sebesar 97 gr. Rumus perhitungan
uji durabilitas adalah sebagai berikut :
Hasil perhitungan uji durabilitas pada pelet diperoleh nilai 97%, nilai tersebut
menunjukkan bahwa pellet memiliki tingkat kekuatan dan ketahanan yang sangat baik.
Hal tersebut disebabkan karena penggunaan bahan perekat alami yang terkandung
dalam pellet telah mampu mengikat bahan pakan dengan baik sehingga menghasilkan
pellet yang kompak dan kokoh (Ismi et al. 2017). Menurut Rahmawati et al. (2017)
pellet yang baik memiliki durabilitas diatas 90% dengan standar spesifikasi minimum
sebesar 80%. Dalam penelitian Majid et al. (2020), bahan pakan yang mengandung pati
mampu meningkatkan perekatan antar partikel pakan menjadi lebih kompak dan kokoh
dalam mempertahankan kondisinya.
Berdasarkan hasil praktikum identifikasi bahan baku pakan yang telah diamati,
kelompok kami menggolongkan bahan baku pakan ke dalam beberapa kategori sebagai
berikut :
1. Protein Basal : bahan baku dalam pakan baik berupa nabati dan hewani
dengan kandungan protein < 20%, digunakan sebagai sumber protein
36
pelengkap dalam bahan baku pakan. Beberapa contoh bahan baku protein
basal yaitu :
2. Protein Suplemen : bahan baku baik berupa nabati dan hewani dengan
kandungan protein > 20%, digunakan sebagai sumber protein utama dalam
bahan baku pakan. Beberapa contoh bahan baku protein suplemen yaitu:
37
b. Tepung udang : mengandung protein kasar 45% dikategorikan
sebagai protein suplemen. Memiliki karakteristik warna coklat
dengan bentuk berupa serbuk kasar dan aroma khas udang yang
digunakan sebagai sumber protein hewani dalam pakan.
38
kinerja pertumbuhan pada ikan. Beberapa contoh bahan baku feed additive
yaitu :
a. Fengli 0
Hasil identifikasi pakan komersil Fengli 0 mengandung nilai nutrisi protein
kasar 40%, lemak 5%, serat 2%, abu 13%, dan air 11%. Fengli 0 biasanya
digunakan untuk udang dan lobster ukuran 20,4 mm dengan frekuensi
pemberian 3x/hari. Memiliki karakteristik warna coklat dengan bentuk
serbuk, aroma tengik dan merupakan jenis pelet tenggelam.
b. PF 1000
Hasil identifikasi pakan komersil PF 1000 mengandung nilai nutrisi protein
kasar 39%, lemak 5%, serat 6%, abu 12%, dan air 10%. PF 1000 biasanya
digunakan untuk ikan lele ukuran 4-5 cm dengan frekuensi pemberian 4-
5x/hari. Memiliki karakteristik warna hijau kehitaman dengan bentuk bulat
padat kecil, beraroma bau amis dan merupakan jenis pelet terapung.
c. PF 500
39
Hasil identifikasi pakan komersil PF 500 mengandung nilai nutrisi protein
kasar 39%, lemak 5%, serat 4%, abu 11%, dan air 10%. PF 500 biasanya
digunakan untuk benih ikan lele, patin dan nila ukuran 2-3 cm dengan
frekuensi pemberian 3-4x/hari. Memiliki karakteristik warna coklat dengan
bentuk butiran bulat kecil, beraroma bau amis dan merupakan jenis pelet
terapung.
d. Fengli 3
Hasil identifikasi pakan komersil Fengli 3 mengandung nilai nutrisi protein
kasar 40%, lemak 7%, serat 3%, abu 13%, dan air 10%. Fengli 3 biasanya
digunakan untuk udang dan lobster ukuran 4-6 inci dengan frekuensi
pemberian 3x/hari. Memiliki karakteristik warna coklat muda dengan bentuk
butiran kecil, beraroma khas pelet (amis) dan merupakan jenis pelet
tenggelam.
e. 781-1
Hasil identifikasi pakan komersil 781-1 mengandung nilai nutrisi protein
kasar 39%, lemak 4-6%, serat 3-5%, abu 10%, dan air 10%. 781-1 biasanya
digunakan untuk ikan lele, gurame dan nila ukuran 2-2,3 mm dengan frekuensi
pemberian 3-4x/hari. Memiliki karakteristik warna coklat dengan bentuk
butiran bulat kecil, beraroma bau amis dan merupakan jenis pelet terapung.
f. Bintang 888
Hasil identifikasi pakan komersil Bintang 888 mengandung nilai nutrisi
protein kasar 28%, lemak 6%, serat 6%, abu 13%, dan air 12%. Bintang 888
biasanya digunakan untuk ikan mas ukuran 2-3 cm dengan frekuensi
pemberian 3-5x/hari. Memiliki karakteristik warna coklat tua dengan bentuk
bulat silinder, beraroma obat dan merupakan jenis pelet tenggelam.
g. PK 5
Hasil identifikasi pakan komersil PK 5 mengandung nilai nutrisi protein kasar
21%, lemak 3-5%, serat 4-6%, abu 5-8%, dan air 10-12%. PK 5 biasanya
digunakan untuk ikan koi ukuran 5 mm dengan frekuensi pemberian 2x/hari.
40
Memiliki karakteristik warna merah dengan bentuk bulat, beraroma amis ikan
dan merupakan jenis pelet terapung.
h. Feed Eko-4
Hasil identifikasi pakan komersil Feed Eko-4 mengandung nilai nutrisi protein
kasar 14-16%, lemak 4-6%, serat 4-6%, abu 7%, dan air 9-10%. Feed Eko-4
biasanya digunakan untuk ikan lele, gurame dan nila ukuran 4-6 mm dengan
frekuensi pemberian 2-3x/hari. Memiliki karakteristik warna cokelat dengan
bentuk bulat, beraroma khas pelet (amis) dan merupakan jenis pelet terapung.
i. Megami 3
Hasil identifikasi pakan komersil Megami 3 mengandung nilai nutrisi protein
kasar 48%, lemak 10%, serat 2%, abu 10%, dan air 10%. Megami 3 biasanya
digunakan untuk ikan kerapu ukuran 4-6 mm dengan frekuensi pemberian 3-
5x/hari. Memiliki karakteristik warna hijau tua dengan bentuk silinder pipih,
beraroma khas pellet (amis) dan merupakan jenis pelet terapung.
j. Aqizu TFF
Hasil identifikasi pakan komersil Aqizu TFF mengandung nilai nutrisi protein
kasar 46%, lemak 11%, serat 3%, abu 1%, dan air 6%. Aqizu TFF biasanya
digunakan untuk ikan hias ukuran 0,5-3 mm dengan frekuensi pemberian 2-
3x/hari. Memiliki karakteristik warna merah, kuning, hijau dengan bentuk
serpihan, beraroma khas pellet (amis) dan merupakan jenis pelet terapung.
k. Turbo T 78-4A
Hasil identifikasi pakan komersil Turbo T 78-4A mengandung nilai nutrisi
protein kasar 21%, lemak 8%, serat 8%, abu 10%, dan air 12%. Turbo T 78-
4A biasanya digunakan untuk ikan bandeng dan gurame ukuran 4,6-6 mm
dengan frekuensi pemberian 2-3x/hari. Memiliki karakteristik warna cokelat
dengan bentuk bulat, beraroma khas pellet (amis) dan merupakan jenis pelet
terapung.
41
Pakan ikan berbentuk roti kukus/cake adalah jenis pakan yang digunakan untuk
benih ikan saat pendederan. Pakan roti kukus/cake dihasilkan dari pencampuran tepung
ikan 10 gr, tepung kedelai 5 gr, tepung jagung 2,5 gr, terigu 5 gr, tepung susu 5 gr, ½
butir telur, VCO (Virgin Coconut Oil) 1 gr dan minyak ikan sebanyak 1 gr. Hasil
praktikum pembuatan pakan dilakukan dengan mengamati karakteristik pakan bentuk
roti kukus/cake. Berikut ini hasil data pengamatan karakteristik pakan roti kukus/cake.
Pengamatan Keterangan
Tekstur Bantat
42
error. Aroma harum kue pada pakan karena penambahan tepung susu serta aroma khas
ikan karena penambahan tepung ikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
pakan roti kukus/cake adalah kualitas bahan, proses pencampuran adonan, dan proses
pengukusan kualitas bahan yang dilihat dari kesegaran bahan yang digunakan
(Permana et al. 2015).
Pakan ikan bentuk emulsi merupakan salah satu pakan buatan yang terbuat dari
campuran air, berbagai macam tepung, dan vitamin. Pakan emulsi adalah jenis pakan
yang dapat dibuat sendiri tanpa bantuan mesin dan mempunyai keawetan yang rendah,
pada umumnya pakan emulsi digunakan untuk perawatan larva dari beberapa jenis ikan
yang bertelur dan bisa juga untuk ikan yang mempunyai bukaan mulut kecil. Menurut
Febriana et al. (2007), pakan berbentuk emulsi terbuat dari bahan baku yang bersifat
emulsifier. Emulsifier adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi minyak
dan air. Hasil praktikum pembuatan pakan dilakukan dengan mengamati karakteristik
pakan bentuk emulsi. Berikut ini hasil data pengamatan karakteristik pakan emulsi.
Pengamatan Keterangan
43
kuning telur yang tidak halus.
Penambahan kuning telur memiliki nutrisi yang diperlukan oleh larva ikan
karena mengandung banyak nutrisi seperti vitamin E, asam lemak omega-3, vitamin A,
beta karoten dan Vitamin D (Amrullah 2004 dalam Helmi Sahlan 2020). Penambahan
tepung kedelai digunakan untuk menambah sumber protein pada pakan. Tepung
tapioka berfungsi bahan perekat dalam pakan ikan dan menjadikan pakan ikan
memiliki kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ikan dan memiliki struktur
yang kuat kompak dan solid sehingga pakan tidak mengalami kerusakan.
44
Pakan bentuk flake memiliki bentuk tidak beraturan dengan karakteristik fisik
tipis, dengan tekstur renyah berongga dan cenderung kering. Flakes yaitu pakan ternak
yang disediakan dalam bentuk pecahan tipis. Pakan ini biasanya diberikan pada ikan
hias atau ikan laut. Hasil praktikum pembuatan pakan dilakukan dengan mengamati
karakteristik pakan bentuk flake. Berikut ini hasil data pengamatan karakteristik pakan
flake.
Pengamatan Keterangan
45
cadangan energi, namun lemak yang dibutuhkan untuk energi tidak terlalu besar
dibandingkan dengan kebutuhan protein (Ilyas et al. 2014 dalam Febri et al. 2020).
46
Tabel … Bahan Baku Formulasi Pakan
CMC - - - - 5.000/gr
Premix - - - - 24.000/gr
47
Primer : A
Rata-rata : 50,86%
25%
Sekunder : B
Target
48
𝐴 16,1% 38,36%
X 100% = 41,96% X 100% = = 12,78% (Kebutuhan per bahan)
𝛴𝐴𝐵 3
𝐵 25,86% 61,63%
X 100% = 41,96% X 100% = = 30,81% (Kebutuhan per bahan)
𝛴𝐴𝐵 2
49
Minyak Ikan = 150 gr X 63.000/gr = Rp. 9.450.000 +
Jadi biaya yang diperlukan untuk membuat pakan dengan protein 25% sebanyak 50 kg
adalah sebesar Rp. 30.729.545.
50
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil terkait data praktikum yang telah kami dapatkan, maka dapat
disimpulkan bahwasannya pakan ikan mau bentuk flake, emulsi, cake, dan komersil
haruslah memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan ikan. Kualitas dari
pakan dapat dilihat dari beberapa kandungannya, bahan baku yang digunakan, dan cara
pembuatannya. Dalam proses pembuatan pakan ikan harus dilihat terkait kandungan
yang berada pada pakan tersebut, apakah kandungan yang berada di dalam pakan bisa
digunakan untuk kebutuhan ikan atau masih kurang, berkaitan dengan hal tersebut bisa
ditambahkannya berbagai jenis feed booster atau suplemen tambahan yang dimana bisa
membuat kebutuhan ikan terpenuhi. Serta dalam proses pembuatan pakan pun perlu
diperhatikan jenis dan ukuran ikan yang akan kita beri pakan, maka dari itu pada saat
pembuatan pakan kita bisa mengontrol bahan baku yang perlu digunakan.
5.2 Saran
Dalam proses pembuatan pakan ini mulai dari flake, cake, dan emulsi. Sangat
perlu diperhatikan terkait prosedur dan bahan baku yang akan digunakan. Pemilihan
tersebut akan berkaitan dengan kandungan nutrisi dan gizi yang diperlukan oleh ikan.
Dan pemilihan bahan baku pakan juga berkaitan dengan kandungan yang tinggi namun
dengan harga yang tidak terlalu mahal, sehingga ketika pakan yang digunakan nantinya
51
mempunyai bahan baku dengan kandungan nutrisi tinggi, ketahanan dan kualitas yang
baik tapi harga yang sangat terjangkau.
52
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, R. 2005. Pengolahan Pakan Ayam dan Ikan Secara Modern. Penebar
Swadaya. Depok. Hlm 127-134.
Febriana et al. 2007. Formulasi Sediaan Emulsi Buah Merah (Pandanus Conoi deus
LAM) sebagai Produk Antioksidan Alami.
Febri, Fikri, Hanisah, & Zuraidah. (2020). Aplikasi VCO (Virgin Coconut Oil) Pada
Pakan Dalam Upaya Peningkatan Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Nila
Merah (Oreochromis sp.). Prosiding Seminar Nasional Biotik, 8(1).
Febrina et al. 2007. Formulasi Sediaan Emulsi Buah Merah (Padanus conoideus LAM)
sebagai Produk Antioksidan Alami.
Gauthama, P. (1998). Sifat fisik pakan lokal sumber energi, hijauan dan mineral pada
kandungan air dan ukuran partikel yang berbeda. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Helmi Sahlan. 2020. Pengaruh Pemberian Suspensi Kuning Telur (ayam, itik dan
puyuh) terhadap Pertumbuhan Larva Ikan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus). Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan. 2(2): 118-122.
Mufidah, N., Budiatin, B. S., Rahardja, dan W. H. Satyani. 2009. Pengkayaan Daphnia
sp. dengan Viterna terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva
53
Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan. 1 (1): 59-65.
Putra, I., Aulia, A. H., Dwifani, A. P., Ramadani, D., Saputra, F. F., Diva, F., ... & Putri,
W. K. (2022). Pembuatan Pakan Ikan Tenggelam dengan Bahan Baku
Lokal di Desa Simpang Beringin. Journal of Rural and Urban Community
Empowerment, 4(1), 5-8.
Rahayu, S., & Siahaan, M. (2017). Karakteristik Raw Material Epoxy Resin Tipe
BQTN-EX 157 Yang Digunakan Sebagai Matrik Pada Komposit. Jurnal
Teknologi Dirgantara, 15(2), 151-160.
Rauf, R. & Sarbini, D. 2015. Daya Serap Air sebagai Acuan untuk Menentukan Volume
Air dalam Pembuatan Adonan Roti dan Campuran Tepung Terigu dan
Tepung Singkong. Agritech 33(3): 324-330
Saragih, R. W., & Tobing, L. G. (2021). Formulasi Pakan Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) Menggunakan Bahan Baku Berbeda. Jurnal Kelautan:
Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 14(2), 100-109.
54
Sary, I., R. 2019. Materi Pelatihan Kompetensi Berbasis SKKNI Level IV: Membuat
Pakan Buatan.
Syarbini, M. 2014. Referensi Komplet A-Z Bakery Fungsi Bahan, Proses Pembuatan
Roti, Panduan Menjadi Bakepreneur Cetakan Ke-1. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri. Solo.
Majid, Z., Rohmanna, N., and Robbani, S. 2020. Effect of brine time on quality of wet-
salted fish. Tropical Wetland Journal, 6(1), pp. 05-09.
S. Ismi. 2017. Pengaruh Penggantian Oksigen Pada Transportasi Benih Kerapu Dengan
Sistem Tertutup. J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 9(1), 385 -391.
Sari, I. R. 2019. Membuat Pakan Buatan Modul Diklat Berbasis Kompetensi Sub-
Golongan Budidaya Ikan Air Tawar, 154 him.
Yulianto Till, E. A 2023. Formulasi Pakan Ikan Mandiri Berbahan Baku Lokal Ramah
Lingkungan Jurnal Inovasi Penelitian. 3(9), 7603-7610.
55
Zaman, A. B. 2017. Karakteristik Fisik, Kimia, dan Biologis Pakan Ikan Apung Hasil
Fermentasi Menggunakan Kapang Rhizopus oryzae. Skripsi, Fakultas
Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
56
LAMPIRAN
57
58