َ ْ َ ْ َّ َ َ َْ َّْ َ ُ
ﺐ ا ﺸﻴ َﻄﺎن َﻣﺎ َر َز ﺘَﻨﺎ
ِ ﷲ ا ﻠﻬﻢ ﺟ ِﻨ ﻨﺎ ا ﺸﻴﻄﺎن وﺟ ِﻨ
ِ ا
“Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari syaitan
dan jauhkanlah syaitan dari anak yang kau anugrahkan kepada kami”
[HR Al-Bukhari I/65 no 141 dan Muslim II/1058 no 1434]
Doa ini disunnahkan bagi sang lelaki adapaun sang wanita jika hendak
membaca doa ini maka tidak mengapa karena asal dalam hukum
adalah tidak adanya pengkhususan hukum terhadap lelaki atau wanita.
(Fatwa Lajnah Ad-Daimah XIX/357 no 17998).
ْ َ َ َْ ْ ُ ْ ََ َ ََ َ َْ َْ َ ْ ْ ََ
َ
ال واﻷوﻻ ِد
ِ ﺎر ﻬﻢ ِ اﻷ ﻮ ِ وأﺟ ِﻠﺐ ﻋﻠﻴ ِﻬﻢ ِ ﻴ ِﻠﻚ ور ِﺟ ِﻠﻚ وﺷ
(٦٤ : )اﻹ اء
“Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu
yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan
anak-anak” (QS. 17:64)
Berkata sebagian Ulama, “Ikut sertanya syaitan dalam anak-anak
adalah jika seseorang tidak menyebut nama Allah tatkala hendak
menjimaki istrinya maka terkadang syaitan ikut serta menikmati
istrinya”)) [Asy-Syarhul Mumti’ XII/416]
َ ْ َ َ ّ ُ َْ َ ًَ َُ ُْ َ ْ َ َ َ َُ ْ َ َ
ﻴﺾِ ﻴﺾ ﻗﻞ ﻫﻮ أذى ﻓﺎ ِ ﻮا اﻟ ِﺴﺎء ِ ا ﻤ ِﺤ ِ و ﺴﺄ ﻮﻧﻚ ﻋ ِﻦ ا ﻤ ِﺤ
ُﺚ أَ َ َﺮ ُ ﻢ ُ ْ َ ْ ُ ُْ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ َ
وﻻ ﻘﺮ ﻮﻫﻦ ﺣ ﻄﻬﺮن ﻓ ِﺈذا ﻄﻬﺮن ﻓﺄﺗﻮﻫﻦ ِﻣﻦ ﺣﻴ
ّ ََ ُْ ُ ُ
(٢٢٢ : ا ُ إِن ا َ ِ ﺐ ا ﻮا ِ َ َو ِ ﺐ ا ﻤﺘﻄ ِﻬ ِﺮ ﻦ )ا ﻘﺮة
َ
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah, "Haidh itu
adalah suatu kotoran." Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan
diri dari wanita di waktu haidh, dan janganlah kamu mendekati mereka
sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah
mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. 2:222)
َ َ ُ َ ْ
ْ ٍء إﻻ ا ِّ ح ِاﺻﻨ ُﻌﻮا
“Lakukanlah segala perkara kecuali nikah (yaitu kecuali menjimaki
kemaluan istri yang sedang hadih)” [ HR Muslim I/246 no
302](Penjelasan Syaikh Utsaimin dalam Asy-Syarhul Mumti’ XII/397)
Allah berfirman
ُ ْ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُْ َ ْ ُ ٌ ُ ُ
ْ
(٢٢٣ : ِﺷ ﺘﻢ )ا ﻘﺮة ِ َﺴﺂؤ ْﻢ َﺣ ْﺮث ﻟ ﻢ ﻓﺄﺗﻮا ﺣﺮﺛ ﻢ
Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka
datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu
kehendaki. (QS. 2:223)
Dan dubur bukanlah tempat bercocok tanam bagi sang suami. Dan
banyak hadits yang menyatakan keharaman menjimaki istri di dubur.
Faedah:
Syaikh Alu Bassaam berkata, "Pada ayat di atas (QS. 2:223) terdapat
dorongan dan motivasi untuk melakukan jimak karena Allah
menyebutnya sebagai "bercocok tanam". Karena berocok tanam akan
membuahkan hasil yang bermanfaat serta buah-buahan yang baik.
Maka demikianlah juga dengan jimak yang menyebabkan banyaknya
keturunan dan memperbanyak barisan kaum muslimin dan
mewujudkan bangganya Nabi shallallahu 'alihi wa sallam akan
banyaknya pengikutnya di hadapan para nabi yang lain pada hari
kiamat kelak" [Taudhihul Ahkaam IV/456]
Bersambung ...