Anda di halaman 1dari 3

“KAGAMAHUT KALSEL INISIASI PERBAIKAN TATA KELOLA ROTAN DI KALIMANTAN

SELATAN”

KALSEL – Pengurus Kagamahut kalsel menggelar seminar daring pada Kamis (11/6/2020).
Acara yang dilaksanakan melalui Zoom Meeting dengan tersebut berjudul “Upaya Pperbaikan Ttata Kkelola
Rrotan di Kkalimantan Sselatan”. S Sebanyak 384 peserta lintas provinsi menjadi partisipan dalam webinar
ini.
Merekayang berasal dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sumatera, hingga Papua.
Dalam wWebinar tersebut turutini juga dihadiri dosen dan guru besar Fakultas Kehutanan UGM, UNTAN,
ULM,UNHAS, peneliti LIPI, CIFOR, Litbang Hasil Hutan dan Pejabat UPT Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perekonomian, Kementerian
Keuangan, Dinas Perdagangan, Asosiasi Pengusaha Rotan, Asosiasi Pengusaha Mebel dan Kerajinan, serta
dihadiri pula oleh masyarakat umum.
Tujuan utama acara webinar ini adalah sebagai sarana silaturahmi para rimbawan, juga wadah saling
sharing antara para pemangku kebijakan, akademisi, juga praktisi yang terlibat secara langsung di lapangan
guna membantu menyelesaikan permasalahan terkait tata kelola rotan di Kkalimantan Sselatan. Ide ini
berawal Berangkat dari rasa prihatin terhadap buruknya tata kelola rotan, di kalsel dan minimnya tingkat
kepedulianperhatian semua stakeholder baik pemerintah maupun swasta. Kondisi ini daerah yang
berdampak pada kesejahteraan masyarakat petani, maupun tenaga kerja, dan pada industri rotan. , Hhal
seperti ini dapat diselesaikan dengan peran serta semua pihak, baik regional maupun nasional.tentu tak patut
jika selamanya dibiarkan, kita harus bertindak, ada resiko yang harus kita ambil, Kalimantan Selatan bisa
maju besok pagi jika kita semua terlibat untuk menyelesaikan permasalahan.
Dalam sambutannya, kKetua panitia webinar Galeh Primadani, A.Md alumni kehutanan UGM 2014
mengatakan bahwa, kegiatan ini merupakan sumbangsih para anggota Kagamahut Kalsel juga RRimbawan
Gadjah Mada untuk memberi solusi terhadap perbaikan tata kelola rotan di Kalimantan Selatan.
Sementara itu, ada empat pembicara yang didatangkan. Ir. Hary Budi Wicaksono, M.Si. (Kepala Kanwil Bea
& Cukai Kalbagsel, kehutanan UGM ‘83), Dr. M. Zainal Arifin, S.Hut., M.Si. (Kepala BPDAS-HL Barito,
Kehutanan UGM ‘90), Tri Wira Yuwati, S.Hut., M.Sc. (Peneliti Balai Litbang LHK Banjarbaru, kehutanan
UGM ’95) serta dari bidang industri rotan Ir.Suwarni (PT. Sarikaya Sega Utama, kehutanan UGM ’85)
Keempat pembicara tersebut dimoderatori oleh Rohmatus Rizqy Kisna Yunanta, S.Hut. sebagai moderator
acara ini. Beliau alumnus Fakultas Kehutanan UGM 2009 yang saat ini berkarya di KLHK UPT Balai
Pemantapan Hutan Wilayah V Banjarbaru, sebagai Pengendali Ekosistem Hutan tingkat ahli.
Pertama, Ir. Hary Budi Wicaksono, M.Si. (Kepala Kanwil Bea & Cukai Kalbagsel) menjelaskan
Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah penghasil rotan terbesar di Indonesia. Terbitnya
Permendag No. 35/M-DAG/PER/11/2011 Tentang Ketentuan Ekspor Rotan dan Produk Rotan dan
Permendag No. 44/M-DAG/PER/7/2012 Tentang Barang Dilarang Ekspor menyebabkan terjadinya praktik
ekspor rotan setengah jadi secara illegal ke luar negeri. Pasar rotan dalam negeri hanya menyerap 30% dari
total rotan yang dihasilkan. Keberadaan kedua permendag tersebut justru menjadi boomerang bagi para
petani rotan. Kanwil Bea Cukai Kalimantan Selatan menyusun MoU dengan stakeholders (Pemprov Kalsel,
Polda Kalsel, Pelindo) untuk membangun tata kelola rotan di Kalimantan Selatan. Tata kelola bertujuan
membentuk pusat konsolidasi rotan sehingga, agar terwujud keterbukaan dan validitas data tentangdan
kapasitas produksi, jumlah rotan yang diserap pasar lokal, dan serta jumlah yang tidak terserap. Hal ini p,
serta mempersempit ruang gerak penyelundupan rotan ke luar negeri. Penumpukan rotan yang tidak terserap
pasar domestic akan diusahakan mendorong pemerintah pusat untuk membuka larangan ekspor dengan
skema Pusat Logistik Berikat.
Kedua, Dr. M. Zainal Arifin, S.Hut., M.Si. (Kepala BPDAS-HL Barito) memberikan pandangan bahwa
rotan dapat menjadi salah satu alternatif tanaman untuk kegiatan RHL, baik di areal lahan kritis dalam
kawasan hutan lindung, hutan produksi maupun untuk reklamasi areal bekas tambang. Kedepan, rotan akan
mulai dibudidayakan baik di KBR maupun KBD.

Ketiga, Peneliti Balai Litbang LHK Banjarbaru Tri Wira Yuwati, S.Hut., M.Sc memaparkan salah satu rotan
yang potensial dikembangkan, untuk diambil bijinya dan memiliki nilai ekonomi tinggi yaitu Rotan Jernang
(Daemonorops draco). Rotan Jernang (Daemonorops draco) menghasilkan getah (dragon blood) yang
sangat bermanfaat untuk bahan baku pewarna vernis, porselin, pewarna marmer, bahan baku lipstick dan
pembeku darah. Rotan Jernang berbuah pada umur 5 tahun keatas dengan masa berbuah satu tahun sekali.
Setiap pohon dapat menghasilkan 2-3 tandan buah dengan, setiap tandan memiliki berat 0.5 – 1 Kg. Harga
biji Rotan Jernang Rp. 125.000,00/kg.

Terakhir, Ir.Suwarni (PT. Sarikaya Sega Utama) menuturkan dengan berjalannya waktu kuota pasar jJepang
terus menurun dengan berjalannya waktu. Kondisi ini menyebabkan, sampai pada kondisi banyak industri
rotan banyak yang tutup. Jenis rotan yang dipakai adalah rotan sega diameter 8/12. Perusahaan berusaha
berdamai dengan keadaan, yakni memaksimalkan potensi pasar yang ada dan berusaha menyerap sebanyak
mungkin pasokan bahan baku mentah yang ada. Namun, perusahaan menyadari bahwa industri rotan
semakin sedikit maka daya serap terhadap rotan bulat semakin berkurang.sepanjang usia perusahaan
sarikaya berdiri, berusaha berdamai bagaimana kondisi pasokan rotan mentah sebagai bahan baku.
Termasuk harga karena memang kuota cukup besar. Walaupun bahan baku tersedia, namun karena pasar
ekspor anjlok menjadikan industri rotan tak mampu bertahan lagi. Dari grafik kondisi pasar ekspor 10 tahun
terakhir menujukkan trend yang cenderung menurun. Hal ini otomatis berbanding lurus dengan serapan
rotan bulat sebagai bahan bakunya. Hal itu tersebut berdampak langsung terhadap perekonomian pelaku
industri dan masyarakat petani rotan.

Kedepan, Kagamahut Kalssel memberikan rekomendasi solusi serta mendorong Pemerintah Pusat agar
membuat sejumlah kebijakan khusus tentang ketentuan ekspor rotan dan produk rotan, serta membangun
database yang terbuka, terintegrasi, dan sistematis dalam proses perdagangan rotan dari hulu hingga ke
hilir,. Jika kondisi tersebut terwujud maka guna meminimalisir adanya monopoli perdagangan dapat
diminimalisir. Usaha tersebut dapat mendorong industri dan perdagangan rotanjuga mewujudkan
keterbukaan informasi, agar rotan dapat menjadisebagai bidang usaha yang sehat, sehingga kesejahteraan
masyarakat yang terlibat di dalamnya dapatpetani rotan meningkat, ekologi terjaga sertdan a pendapatan
negara juga dapat terdongkrak.

Bidang Media Informasi dan Publikasi


Kagamahut Kalsel.
Ditandatangani secara elektronik
Galeh Primadani.

(galeh.primadani@mail.ugm.ac.id. | 082225964264)

Anda mungkin juga menyukai