Anda di halaman 1dari 6

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN 978-602-50939-0-6

Langsa-Aceh, 30 Oktober 2017 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PENGOLAHAN CANGKANG TIRAM MENJADI GRIT DAN TEPUNG


CANGKANG TIRAM DI GAMPONG KUALA LANGSA
KECAMATAN LANGSA BARAT

Teuku Hasan Basri*1, Nuraini2, dan Ratih Permana Sari3


1
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Samudra Langsa
2
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Samudra Langsa
3
Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Samudra Langsa
*Email: thasanbasri.unsam@gmail.com

Abstrak. Gampong Kuala Langsa terletak di pesisir Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa yang
memiliki sumberdaya alam berupa ekosistem magrove tersebut secra langsung sebagai
petambak, pencari ikan, pencari udang, pencari kepiting, pencari kerang dan tiram hingga
pencari kayu. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendukung ekonomi rumah tangga yang
sebagian besar kepala keluarganya bekerja sebagai nelayan di laut. Oleh karena itu, perlu dicari
solusi agar masyarakat dapat sejahtera secara ekonomi namun tidak memberi dampak negatif
yang besar pada ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif solusi
kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan pemanfaatan dan pengelolaan limbah cangkang
tiram dan memberikan pengetahuan tambahan kepada masyarakat tentang pengelolaan limbah
cangkang tiram. Metode kegiatan berupa pelatihan dan praktek secara langsung untuk
melakukan tahapan proses pengolahan limbah cangkang tiram sampai menjadi grit dan tepung
cangkang kerang. Hasil yang diperoleh cangkang tiram dapat dimanfaatkan secara langsung
menjadi tepung dan grit yang dapat dijadikan sebagai tepung untuk pakan ternak. Masyarakat
sangat antusias menggunakan pengetahuan dan peralatan sebagai solusi bagi kalangan
masyarakat yang tinggal dipesisir dalam pemanfaatan limbah cangkang tiram. Kegiatan ini
diharapkan dapat menjadi solusi alternatif terhadap masalah limbah cangkang tiram dan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di Gampong Kuala Langsa, Kecamatan
Langsa Barat.
Kata kunci: limbah cangkang tiram, grit cangkang tiram, tepung cangkang tiram

PENDAHULUAN

Gampong Kuala Langsa terletak di pesisir Kecamatan Langsa Barat, Kota


Langsa. Gampong Kuala Langsa merupakan jalur (jalan) utama untuk menuju
Pelabuhan Kuala Langsa dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kuala Langsa. Kondisi
jalan gampong sangat baik serta cukup ramai akan aktivitas lalu lintas kendaraan dari
dan menuju ke dua tempat tersebut. Daerah ini memiliki sumberdaya alam berupa
ekosistem magrove tersebut secra langsung sebagai petambak, pencari ikan, pencari
udang, pencari kepiting, pencari kerang dan tiram hingga pencari kayu. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk mendukung ekonomi rumah tangga yang sebagian
besar kepala keluarganya bekerja sebagai nelayan di laut.

Melihat permasalahan tersebut diatas, maka perlu diperhatikan bahwa


pemanfaatan ekosistem mangrove oleh masyarakat demi memenuhi kebutuhan
ekonomi agar tidak mengganggu keseimbangan ekosistem mangrove yang ada.
Karena setiap kegiatan manusia pasti akan selalu memberi dampak bagi ekosistem,
baik dampak positif maupun negatif. Oleh karena itu, perlu dicari solusi agar
masyarakat dapat sejahtera secara ekonomi namun tidak memberi dampak negatif
yang besar pada ekosistem. Salah satu alternatif yang ditawarkan adalah dengan cara
mengolah limbah menjadi barang yang berdaya jual. Dalam kasus Gampong Kuala
Langsa adalah dengan cara mengolah limbah cangkang tiram menjadi tepung dan grit
cangkang tiram.
Limbah padat berupa cangkang jenis kerang-kerangan ini diantaranya sisa dari
pengolahan kerang atau tiram segar hasil tangkapan yang hanya dimanfaatkan

333
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN 978-602-50939-0-6
Langsa-Aceh, 30 Oktober 2017 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

dagingnya saja, sedangkan cangkangnya dibuang dan menjadi limbah (Sri dan
Hadiyanto, 2015). Besarnya jumlah limbah padat cangkang kerang yang dihasilkan
memerlukan upaya serius untuk menanganinya agar dapat bermanfaat dan
mengurangi dampak negatif terhadap manusia dan lingkungan. Limbah padat kerang
atau tiram berupa cangkang selama ini lebih banyak dimanfaatkan sebagai bahan
kerajinan dan hiasan. Padahal cangkang kerang menyimpang kandungan zat-zat
seperti kalsium dalam jumlah tinggi (Agustini, dkk 2011).

Kandungan cangkang kerang meliputi (Ca) sebesar 30% sampai dengan 40%,
fosfor (P) sebesar 1%, dan protein sebesar 3% sampai dengan 4%. Oleh karena
kandungan yang dimilikinya, selama ini lembah cangkang kerang sering digunakan
untuk suplemen makanan ternak, bahan tambahan kosmetik, adsorben, penstabil pH
air, penstabil pH tanah, dan sebagainya (kusuma 2012; Anugerah & Iriany 2015). Grit
cangkang tiram adalah produk olahan limbah cangkang tiram yang berbentuk butiran
kasar, sedangkan tepung cangkang tiram adalah produk olahan limbah cangkang
tiram yang berbentuk lebih halus.

Sebagian ibu rumah tangga di Gampong Kuala Langsa umumnya memiliki


kegiatan sampingan yaitu membersihkan kerang dan tiram yang diambil dari hutan
mangrove di sekitar Kuala Langsa. Daging tiram dipisahkan dari cangkangnya,
kemudian akan dijual secara langsung ke masyarakat yang ingin membeli. Setidaknya
ada 20 rumah tangga aktif melakukan kegiatan ini. Hal ini dapat dilihat dengan
banyaknya tumpukan limbah cangkang tiram di depan rumah penduduk.

Tumpukan limbah cangkang tiram dibiarkan menumpuk sehingga terkadang


terlihat mengganggu pemandangan yang ada. Saat ini ketertarikan akan sumber
bahan baku yang berasal dari limbah semakin meningkat (Abdul, 2014). Salah satu
contohnya adalah Jepang yang sudah memanfaatkan limbah cangkang tiram sebagai
bahan baku pembuatan adsorben karena cangkang tiram sebagai bahan baku
pembuatan adsorben karena cangkang tiram merupakan sumber kalsium (onoda &
nakanishi 2012 dalam Anugerah &Iriany 2015).

Tiram (Crassostrea cucullata) merupakan hewan yang ditemukan di lingkungan


laut dan air payau yang hidupanya dengan cara menempelkan diri pada substrat
seperti batu, akar dan batang mangrove, serta substrat keras lainnya (Ruwa 1989).
Tiram terdapat pada lahan mangrove yang hidupnya melekat pada batang serta akar
mangrove, dimana pada tanaman muda dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
mangrove. Tiram hidup dengan mengeluarkan cairan byssus (cairan semen) yang
menyebabkan rusaknya struktur batang dan akar dari mangrove yang ditempelinya.
Namun selain menjadi hama, tiram mempunyai nilai ekonomis yang banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk makanan sehari-hari dan juga untuk dijual ke
konsumen. Oleh karena nilai ekonomis yang dimiliki tiram ini, maka anggapan tiram
sebagai hama seakan tidak diperhatikan. Sehingga tiram ini tidak dibatasi
pertumbuhannya.

Prawirohartono (2003) menyetakan bahwa secara umum cangkrang kerang


tersusun atas zat kapur yang terdiri dari 3 (tiga) lapisan, yaitu:

1. Periostraktum, merupakan lapisan terluar, tertipis, gelap, dan tersusun atas zat
tanduk;
2. Prismatik, merupakan lapisan tengah yang tebal, tersusun atas kristal-kristak
CaCo3berbentuk prisma;
3. Nakreas, merupakan lapisan terdalam yang disebut juga lapisan mutiara, tersusun
atas kristal CaCo3 yang halus dan berbeda dengan kristal-kristal pada lapisan
prismatik.

Berdasarkan hasil diskusi dengan masyarakat Kuala Langsa, permasalahan


utama yang akan dicari solusi pemecahannya melalui program ini adalah mengenai

334
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN 978-602-50939-0-6
Langsa-Aceh, 30 Oktober 2017 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

permasalahan pengelolaan limbah cangkang tiram. Tujuan dari penelitian ini adalah
memberikan alternatif solusi kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan pemanfaatan
dan pengelolaan limbah cangkang tiram dan memberikan pengetahuan tambahan
kepada masyarakat tentang pengelolaan limbah cangkang tiram.

METODE

Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2017, bertempat
di Gampong Kuala Langsa, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa. Kegiatan ini akan
ditujukan kepada masyarakat khusunya ibu rumah tangga dan pemuda-pemudi atau
masyarakat yang diharapkan dapat mandiri secara ekonomi.

Tahap Persiapan

Metode yang akan digunakan dalam kegiatan persiapan ini merupakan


kombinasi dari beberapa metode, antara lain metode ceramah dan metode
demonstrasi. Metode ceramah ini dipilih untuk mencapai teori dan konsep-konsep
penting untuk dimengerti serta dikuasai oleh peserta pelatihan. Metode ceramah yang
akan dikombinasikan dengan gambar, animasi, dan dengan memanfaatkan display,
dapat memberikan materi yang relatif banyak secara padat, cepat, dan mudah. Materi
yang diberikan meliputi:

1. Potensi ekosistem mangrove


2. Petensi pemanfaatan tiram
3. Tahap-tahap pembuatan grit dan tepung cangkang tiram
4. Pengemasan dan pemasaran grit dan tepung cangkang tiram
Selanjutnya metode demontrasi dipilih untuk menunjukkan tahap-tahap dalam
proses pembuatan grit dan tepung cangkang tiram. Mulai dari pembersihan,
pembakaran, penghalusan cangkang kerang, hingga pengemasan grit dan tepung
cangkang. Termasuk cara menggunakan dan mengoperasikan alat sehingga dapat
memberikan kemudahan bagi peserta pelatihan kedepannya dalam mengelola limbah
kulit tiram tersebut. Demonstrasi akan dimulai oleh tim pengabdian kepada
masayarkat sehingga masyarakat dapat melihat tahapan proses pengelolaan limbah
cangkang kerang dengan baik.

Tahap Pelaksanaan

Kegiatan latihan dan praktek adalah kegiatan dimana para peserta akan terjun
secara langsung melakukan tahapan proses pengolahan limbah cangkang tiram
sampai menjadi grit dan tepung cangkang kerang. Kegiatan latihan dan praktek ini
akan dilakukan dalam pengawasan langsung oleh tim pengabdian kepada masyarakat
untuk meminimalisasi kesalahan pada proses pengolahan.

Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi untuk mengetahui hasil kegiatan secara menyeluruh adalah


dengan memberikan angket pemahaman dan pemanfaatan materi proses pengolahan
limbah cangkang tiram hingga hasil produk grit dan cangkang tiram yang telah dibuat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tepung kalsium terbuat dari segala jenis limbah cangkang kerang atau tulang
ikan hasil dari proses deboning (penghilangan tulang). Pemanfaatan limbah
cangkang kerang atau tulang ikan merupakan penyelesaian masalah limbah cangkang
menjadi lebih berdaya guna. Cara pengolahan Cangkang Tiram, kegiatan ini
dilaksanakan pada bulan Juli 2017. Berdasarkan distribusi lokasi Gampong, maka

335
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN 978-602-50939-0-6
Langsa-Aceh, 30 Oktober 2017 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

dalam hal ini masyarakat diajarkan cara bagaimana memanfaatkan cangkang tiram ini
menjadi grit dan tepung agar dapat digunakan dan di konsumsi. Meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat gampong kuala langsatentang pembuatan
cangkang tiram menjadi grit dan tepung cangkang tiram. Kegiatan ini dilakukan
melalui pemberian pelatihan tentang pembuatan pengolahan limbah cangkang tiram
menjadi grit dan tepung cangkang tiram. Pemberian teori dilakukan dalam satu hari
kegiatan pelaksanaan dilakukan pada tanggal 29 Juli 2017 bertempat di Meunasah
Gampng Kuala Langsa, dilanjutkan dengan kegiatan praktek dalam pengolahan limbah
cangkang tiram yang dilakukan pada hari itu juga yaitu pada tanggal 29 Juli 2017 s/d
30 Juli 2017.
Penggunaan cangkang tiram untuk pakan ternak diolah menjadi tepung melalui
proses penggilingan lansung atau pembakaran. Pengolahan cangkang dengan metode
penggilingan memiliki keuntungan dalam pengolahan yang lebih mudah dan dapat
dibuat berbagai bentuk seperti gilingan kasar (grit) dan halus (tepung). Cangkang
tiram berbentuk grit umumnya diberikan kepada ternak unggas karena selain sebagai
sumber mineral, grit juga dapat membantu proses pencernaan dalam empedal.
Sedangkan produk dalam bentuk tepung dapat diberikan pada ternak ruminansia
dalam bentuk balok jilat atau mineral blok. Pengolahan menggunakan metode
pembakaran dapat meningkatkan kosentrasi mineral Ca. Proses pembakaran juga
berfungsi sebagai sterilisasi dan memudahkan dalam penggilingan. Pengolahan
cangkang tiram dalam bentuk tepung seperti gambar berikut:

Gambar 1. Tepung Cangkang Tiram Yang Telah Diolah

Setelah kegiatan pelaksanaan dilakukan dilakukan evaluasi pemahaman


masyarakat terhadap pelatihan. Hal ini dikarenakan masyarakat harus benar-benar
memahami dengan jelas cara pengolahan cangkang tiram menjadi tepung dan grit
serta manfaat tepung dan grit sebagai pakan ternak. Adapun tingkat pemahaman dan
pentingnya kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Kegiatan

336
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN 978-602-50939-0-6
Langsa-Aceh, 30 Oktober 2017 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Berdasarkan Gambar 2, hasil angket masyarakat didapati bahwa 80%


masyarakat sangat paham terhadap tujuan kegiatan pengolahan cangkang tiram yang
dilaksanakan. Masyarakat menyatakan dengan kegiatan ini dapat memberikan
alternatif solusi kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan pemanfaatan dan
pengelolaan limbah cangkang tiram dan memberikan pengetahuan tambahan kepada
masyarakat tentang pengelolaan limbah cangkang tiram.

Gambar 3. Tingkat Pentingnya Kegiatan

Berdasarkan Gambar 3, hasil angket didapati bahwa 70% kegiatan ini sangat
penting dilaksanakan dan diterapkan dimasyarakat pesisir. Hal ini dimaksudkan agar
tepung yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi masyarakat. Dalam kegiatan
pelatihan, masyarakat sangat antusias dalam mempraktekkan alat-alat yang telah
disusun dalam kegiatan pengolahan limbah cangkang tiram. Banyak masukan yang
diberikan, baik oleh Geuchik Gampong terkait dengan pelaksanaan Pengolahan
Limbah Cangkang Tiram Menjadi Grit Dan Tepung Cangkang Tiram Di Gampong Kuala
Langsa. Melalui kegiatan Pengolahan Limbah Cangkang Tiram Menjadi Grit Dan
Tepung Cangkang Tiram Di Gampong Kuala masayrakat menjadi lebih tahu akan
manfaat dari limbah cangkang tiram ini dan menjadikan pengetahuan yang lebih
dalam kehidupan masyarakat Gampong Kuala Langsa.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari kegiatan ini:


1. Cankang Tiram merupakan sesuatu yang terdapat dari cangkang hewan yang
ditemukan di lingkungan laut dan air payau yang hidupanya dengan cara
menempelkan diri pada substrat seperti batu, akar dan batang mangrove, serta
substrat keras lainnya. serta dapat dimanfaatkan menjadi grit dan tepung
cangkang tiram untuk di manfaatkan
2. Masyarakat dalam hal pengetahuan mengenai cangkang tiram tentunya sudah
mengetahui fungsi dan manfaat dari limbah cangang tiram tersebut yang
kedepannya dapat dijadikan sebagai tepung untuk pakan ternak.
3. Minimnya pengetahuan dan peralatan yang dimiliki oleh masyarakat mitra
dalam mengelola limbah cangkang tiram yang dihasilkan menjadikan persoalan
bagi kalangan masyarakat yang tinggal dipesisir dalam pemanfaatan limbah
cangkang tiram.

337
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN 978-602-50939-0-6
Langsa-Aceh, 30 Oktober 2017 www.conference.unsyiah.ac.id/SN-MIPA
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, G. 2014. Pemanfaatan Cangkang Kerang Hijau, Kerang Darah, dan Remis
sebagai Katalis Heterogen untuk Produksi Biodiesel. Seminar Literatur. Fak.
MIPA Universitas Riau. Pekan baru.p.2-3.
Agustini, T.W. A.S. Fahmi, I. Widowati, A. Surwono, 2011. Pemanfaatan Limbah
Cangkang Kerang Simping (Amusium Pleuronectes) Dalam Pembuatan
Cookies Kaya Kalsium. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 14 (1):
8 – 13.
Anugerah, A. &Iriany. 2015. Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Bulu Sebagai
Adsorben Untuk Menjerap Logam Kadnium (II) dan Timbal (II). Jurnal
Teknik Kimia USU 4(13): 40 – 45.
Kusuma, E. W. 2012. Pemanfaatan Limbah Kulit Kerang Sebagai Bahan Campuran
Pembuatan Paving Block. Skripsi. Prodi Teknik Lingkungan, UPN “Veteran”
Jatim. Surabaya : 105 hlm.
Ruwa, R. K., 1989. Growth Of Crassostrea Cucullata Born(Bivalvia) at DifferentLevel In
Intertidal Zone. Kenya MarineandFisheries Research Institute, Aquaqulture,
88 (1990) : 303 – 312.
Sri, P.L dan Hadiyanto. 2015. Potensi Kerang Sebagai Katalis Untuk Pembuatan
Biodiesel. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia. p.4-5.
Widiastuti, E. 1998. Distribusi dan Populasi Tiram (Crassostea Cucullata) di Tegakan
Mangrove. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro,
Semarang: iv + 40 hlm.

338

Anda mungkin juga menyukai