Anda di halaman 1dari 9

ISSN 2087-118X (media cetak)

ISSN 2580-7757 (media online)

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 9, Nomor 2, Desember 2018

PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT KELOMPOK TANI NELAYAN


DALAM PENGOLAHANPRODUK TEPUNGDAN KERIPIK BUAH MANGROVE

Irma Sribianti dan Abdul Haris Sambu


.
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
Jln. Sultan Alauddin No. 259
Email : irma.sribianti@unismuh.ac.id

Ringkasan Eksekutif
Desa Laikang merupakan salah satu desa di wilayah pesisir Kabupaten Takalar,
Propinsi Sulawesi Selatan, yang mempunyai potensi sumberdaya hutan mangrove, namun
pengetahuan masyarakat tentang fungsi dan manfaat hutan mangrove masih sangat kurang
sehingga berdampak pada rendahnya kesadaran masyarakat dalam pelestarian ekosistem
mangrove, selain itupotensi buah mangrove sebagai sumber bahan makanan belum diketahui
dan dikembangkan oleh masyarakat pesisir Desa Laikang, sementara bahan bakunya sangat
banyak tersedia dialam.Program PKM ini mencoba memberikan solusi agar hal tersebut dapat
teratasi dengan melakukan penyuluhan tentang konservasihutan mangrove serta pelatihan
pemanfaatan buah mangrove untuk dijadikan produk makanan yang bermanfaat berupa
tepung dan keripik buah mangrove dengan meningkatkan peran kelompok tani nelayan,
sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk menambah pendapatan
masyarakat pesisir.
Metode yang digunakan adalah metode penyuluhan, pelatihan pengolahan buah mangrove
menjadi tepung dan keripik dan pengemasan produk. Karya utama yang dihasilkan :
penyuluhan dan pelatihan pengolahan buah menjadi tepung yang diaplikasikan pada mitra
mulai dari proses pemilihan buah, pengupasan, pengukusan, perebusan, penjemuran,
pengayakan sampai menjadi tepung yang siap diolah menjadi keripik hingga pengemasan
serta pemasaran produk tepung dan keripik mangrove.

Kata Kunci : buah mangrove, tepung mangrove, keripik mangrove, masyarakatpesisir

Executive Summary
Laikang Village is one of the villages in the coastal area of Takalar Regency, South
Sulawesi Province, which has the potential of mangrove forest resources, but the
community's knowledge of the functions and benefits of mangrove forests is still very lacking,
which has an impact on the low awareness of the community in the mangrove ecosystem.
Mangrove as a food source is not yet known and developed by the coastal community of
Laikang Village, while the raw material is very widely available in the area. This PKM
program tries to provide a solution so that it can be overcome by conducting counseling on
the ecosystem functions and benefits of mangroves as well as training in the use of mangrove
fruit to become useful food products in the form of mangrove fruit flour and chips by
increasing the role of fishermen farmer groups, so that they can be used as one alternative to
increase the income of coastal communities. The method used is counseling method, training
in processing mangrove fruit into flour and chips and product packaging. The main work
produced: training in fruit processing into flour which is applied to partners starting from
the process of fruit selection, stripping, steaming, boiling, drying, sieving to flour ready to be
processed into chips until the packaging process flour products and chips mangrove fruit.

308
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 9, Nomor 2, Desember 2018

Keywords: mangrove fruit, mangrove flour, chips mangrove, coastal communities


A. PENDAHULUAN Kabupaten Takalar merupakan
Hutan mangrove merupakan vegetasi kabupaten yang terdapat di Propinsi
hutan yang tumbuh dan berkembang Sulawesi Selatan, yang memiliki wilayah
dengan baik disepanjang pantai atau pada pesisir sepanjang 74 km. Salah satu
muara sungai yang dipengaruhi oleh Kecamatan di Kabupaten Takalar yang
pasang surut air laut. Hutan ini berada di wilayahnya didominasi wilayah pesisir
titik pertemuan antara laut dan darat dan banyak ditumbuhi vegetasi mangrove
sebagai ekosistem yang memiliki fungsi adalah Kecamatan Mangarabombang.
ekologis dan ekonomi yang sangat Kondisi kawasan pesisir tersebut telah
bermanfaat bagi kehidupan manusia. mengalami degradasi akibat pemanfaatan
Secara ekologis, hutan mangrove hutan mangrove untuk bahan bakar serta
berfungsi sebagai daerah pemijahan alih fungsi hutan mangrove menjadi areal
(spawning grounds), daerah pembesaran pertambakan dan pemukiman (Anonim
(nurserygrounds) dan tempat mencari 2015).
makan bagi beraneka jenis biota laut. Desa Laikang merupakan salah satu
Hutan mangrove juga merupakan habitat desa yang terletak di wilayah pesisir yang
bagi berbagai jenis burung, reptilia, secara administratif masuk dalam wilayah
mamalia dan jenis-jenis kehidupan Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten
lainnya, sehingga hutan mangrove Takalar, Propinsi Sulawesi Selatan. Desa
menyediakan keanekaragaman hayati Laikang memiliki garis pantai sepanjang
(biodiversity) dan plasma nutfah kurang lebih 14 km, sepanjang garis pantai
(geneticpool) yang tinggi serta berfungsi tersebut, terdapat hutan mangrove seluas
sebagai sistem penyangga kehidupan. kurang lebih 125 ha yang tersebar pada
Dengan sistem perakaran yang rapat dan enam dusun sebagai jalur hijau. Namun
kokoh, hutan mangrove juga berfungsi pemanfaatan hutan mangrove menjadi
sebagai pelindung daratan dari gempuran bahan bakar dan alih fungsi lahan menjadi
gelombang dan angin topan, penahan tambak dan pemukiman mempercepat
abrasi, intrusi air laut dan gaya-gaya degradasi hutan mangrove. Hal ini
kelautan yang ganas lainnya. Secara menyebabkan menurunnya produktifitas
ekonomi, hutan mangrove dapat ikan yang menjadi sumber mata
dimanfaatkan kayunya secara lestari untuk pencaharian masyarakat di wilayah pesisir
bahan bangunan, arang dan bahan baku yang selama ini sangat menggantungkan
kertas. Selain itu hutan mangrove juga hidupnya dari ekosistem mangrove,
berfungsi sebagai kawasan wisata, sebagai mereka mencari ikan dan mengolah
obyek pendidikan, penelitian dan berbagai produk olahan dari bahan dasar
pengembangan ilmu pengetahuan. hasil perikanan (Anonim, 2016).
Namunpotensi dan manfaat mangrove Potensi lain dari mangrove sebagai
sebagai sumber pangan belum banyak sumber bahan makanan belum diketahui
diketahui dan dikembangkan (Sarno, dan dikembangkan oleh masyarakat pesisir
2010). di Desa Laikang, sementara bahan
bakunya sangat banyak tersedia dialam.

309
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 9, Nomor 2, Desember 2018

Menurut observasi awal, selama ini belum peningkatan pendapatan masyarakat,


ada pelatihan pemanfaatan buah mangrove ketahanan pangan masyarakat pesisir serta
menjadi bahan makanan, yang dapat lebih mendorong pengembangan potensi
membantu masyarakat dalam mengolah unggulan lokal Kecamatan
buah mangrove yang tersedia di alam Mangarabombang, Kabupaten Takalar.
menjadi sumber bahan makanan yang B. SUMBER INSPIRASI
bermanfaat. Pelatihan produk pengolahan Desa Laikang memiliki potensi
buah mangrove dapat meningkatkan sumberdaya hutan mangrove,
pendapatan masyarakat pesisir melalui namunpotensinya sebagai sumber bahan
berbagai macam pengolahan buah makanan belum diketahui dan
mangrove sehingga menjadi lebih bernilai dikembangkan. Masyarakat belum
jual. Program kemitraan masyarakat ini mengetahui bahwa buah mangrove dapat
diharapkan dapat menumbuhkembangkan diolah menjadi bahan makanan dan
keterampilan dan kemampuan dalam dijadikan sebagai lahan usaha untuk
memanfaatkan sumberdaya alam disekitar menambah pendapatannya, selain itu
mereka khususnya buah mangrove yang masyarakat belum memiliki pengetahuan
dapat dimanfaatkan buahnya untuk diolah dan keterampilan dalam pengolahan
menjadi tepung dan keripik secara berdaya buahsehinggabuah mangrove hanya
guna sebagaimana yang banyak terdapat di dibiarkan begitu saja tanpa dimanfaatkan
Desa Laikang, Kecamatan dan diolah.
Mangarabombang.Dengan Jenis vegetasi mangrove yang
mengembangkan potensi sumberdaya alam mendominasi di pesisir pantai Desa
dan sumberdaya manusia maka diharapkan Laikang Kecamatan Mangarabombang,
dapat meningkatkan kesejahteraan Kabupaten Takalar adalah jenis
masyarakat melalui pemberdayaan Rhizophora mucronata (Sribianti dan
ekonomi dan mendorong pengembangan Sambu, 2018). Untuk meningkatkan
potensi unggulan lokal Kecamatan pertumbuhan ekonomi masyarakat
Mangarabombang, Kabupaten Takalar. disekitar kawasan hutan mangrove, maka
Program Kemitraan Masyarakat ini dilakukan upaya memanfaatkan potensi
bertujuan mensosialisasikan pemanfaatan buah mangrove sebagai produk pangan
buah mangrove untuk dijadikan produk alternatif berbasis sumberdaya lokal
makanan dan melatih mitra tentang cara dengan tetap memperhatikan kelestarian
pengolahan buah mangrove menjadi ekosistem mangrove.
tepung dan keripik dengan meningkatkan Program PKM ini mencoba
peran kelompok tani nelayan. Kearifan memberikan solusi dengan mengadakan
lokal seperti ini dapat dijadikan sebagai pelatihan pengolahan buah mangrove
salah satu alternatif untuk menambah menjadi tepung dan keripikdengan
pendapatan masyarakat pesisir. Untuk memanfaatkan buah Rhizophora
mendukung program ini, dilakukan juga mucronata yang banyak tersedia dialam
penyuluhan konservasi hutan mangrove, dan belum dimanfaatkan oleh masyarakat
sehingga program ini diharapkan dapat pesisir Desa Laikang, Kecamatan
mendukung konservasi wilayah pesisir,

310
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 9, Nomor 2, Desember 2018

Mangarabombang, Kabupaten Takalar


untuk meningkatkan pendapatannya.
Skema pemecahan masalah dapat
digambarkan sebagai berikut :

Masalah Solusi Ipteks yang dtawarkan

1. Rendahnya kesadaran Penyuluhan partisipatif,


masyarakat dalam Penyuluhan konservasi
pelestarian hutan hutan mangrove dan
mangrove pelatihan pengolahan buah
2. Buah mangrove hanya mangrove, yaitu :
dibiarkan begitu saja
tanpa dimanfaatkan dan 1. Penyuluhan konservasi
diolah hutan mangrove
3. Masyarakat belum 2. Penyuluhan tentang
menyadari bahwa buah jenis-jenis buah
mangrove dapat mangrove yang dapat
dijadikan sebagai lahan dimanfaatkan menjadi
usaha untuk sumber bahan makanan
meningkatkan 3. Pelatihan pengolahan
pendapatannya buah mangrove menjadi
4. Masyarakat belum tepung
memiliki pengetahuan 4. Pelatihan pembuatan
dan keterampilan dalam keripik dari tepung
pengolahan buah mangrove
mangrove menjadi
tepung dan keripik

Gambar 1. Skema Permasalahan dan Solusi Iptek yang ditawarkan

C. METODE pengetahuan tentang cara pemanfaatan dan


Pelaksanaan kegiatan Program pengolahan buah mangrove menjadi
Kemitraan Masyarakat ini dilakukan produk makanan tepung dan keripik,
dengan beberapa metode, yaitu : metode dimana kelompok tani nelayan dilibatkan
Adactive Collaboration Management dalam seluruh kegiatan mulai dari proses
(ACM) dilakukan dengan pendekatan pemilihan buah, pengupasan, pengukusan,
komunikasi masyarakat dalam menemu perebusan, penjemuran, penghalusan
kenali permasalahan masyarakat pesisir sampai buah menjadi tepung dan proses
hutan mangrove, mempelajari pembuatan keripik dari tepung mangrove
permasalahan kemudian menentukan mulai dari proses pembuatan adonan,
solusi pemecahan masalah, metode pencetakan, penggorengan sampai keripik
pelatihan yang partisipatif, metode ini siap dikemas. Selain itu dilakukan
memposisikan mitra sebagai penerima penyuluhan partisipatif yaitu dengan

311
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 9, Nomor 2, Desember 2018

melakukan kegiatan pembelajaran tentang keterampilan kelompok tani


pentingnya konservasi hutan mangrove nelayan dalam pembuatan tepung
dan jenis-jenis mangrove yang dapat dari buah mangrove. Kegiatan ini
dimanfaatkan sebagai bahan makanan. dimaksudkan sebagai sarana
pembelajaran mitra dengan
pelibatan penuh mitra mulai dari
D. KARYA UTAMA persiapan bahan sampai pada
Program Kemitraan Masyarakat ini proses pembuatan tepung dari buah
memiliki karya utama, yaitu : mangrove. Proses pembuatan
1. Penyuluhan tepung mangrove adalah sebagai
Kegiatan penyuluhan dilakukan berikut :
dengan memberikan materi a. Pemilihan buah
tentang konservasi hutan Buah yang digunakan
mangrove, fungsi dan manfaat dalam pembuatan tepung
hutan mangrove serta jenis-jenis mangrove adalah jenis
mangrove yang dapat dimanfaatkan Rhizophora mucronata
sebagai sumber bahan makanan b. Pengupasan dan pencucian
yang diikuti oleh anggota buah
kelompok tani A’Bulo Sibatang Pengupasan buah bertujuan
dan Turikale Jaya Desa Laikang, untuk memisahkan daging
Kecamatan Mangarabombang, buah dari kulit buah, setelah
Kabupaten Takalar, Propinsi buah dikupas selanjutnya
Sulawesi Selatan. dipotong-potong dan dicuci
Peserta penyuluhan sangat antusias c. Perendaman
mengikuti kegiatan penyuluhan Buah yang telah dicuci
ditandai dengan banyaknya selanjutnya direndam
pertanyaan tentang materi yang selama tujuh hari, air
diberikan oleh ketua tim pelaksana. diganti setiap hari untuk
membantu keluarnya getah
pada buah, selanjutnya
buah dikukus
d. Pengukusan dan perebusan
Buah yang telah direndam
selanjutnya dikukus sampai
Gambar 2. Kegiatan Penyuluhan empuk dan direbus untuk
mengurangi kadar taninnya.
2. Pelatihan dan praktek Perebusan mampu
pengolahan buah mangrove menurunkan kadar tanan
menjadi tepung sebesar 34% (Sulistiyati
Pelatihan pembuatan tepung dan Puspitasari, 2015)
dimaksudkan untuk meningkatkan e. Penjemuran

312
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 9, Nomor 2, Desember 2018

Buah yang telah direbus Haluskan bawang putih,


selanjutnya dijemur sampai kemudian masukkan pada
kering adonan telur yang telah dikocok
f. Penggilingan dan lepas dan tambahkan bahan
penghalusan penyedap rasa
Setelah buah kering, b. Pembuatan adonan keripik
selanjutnya digiling Campurkan tepung mangrove,
menggunakan blender dan tepung tapioka dan adonan telur
diayak untuk mendapatkan yang telah dibuat sebelumnya,
tepung selanjutnya uleni agar adonan
tepungtercampur rata
c. Pembuatan keripik
Setelah adonan tercampur rata
selanjutnya dibentuk pipih
memanjang sampai adonan
habis
d. Penggorengan
Adonan yang telah terbentuk
selanjutnya digoreng sampai
garing dan renyah

Gambar 3. Pelatihan
pembuatan tepung
mangrove

3. Pelatihan dan praktek


pengolahan tepung mangrove
menjadi keripik
Pelatihan dan praktek pengolahan
tepung mangrove menjadi keripik Gambar 4. Pelatihan
juga melibatkan semua anggota pembuatan keripik mangrove
kelompok tani untuk meningkatkan
keterampilan kelompok tani dalam 4. Desain logo kemasan
pengolahan tepung mangrove Kegiatan ini menghasilkan desain
menjadi keripik. Proses pembuatan logo kemasan produk tepung dan
keripik dari tepung mangrove keripik mangrove
adalah sebagai berikut :
a. Pembuatan bahan tambahan

313
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 9, Nomor 2, Desember 2018

E. ULASAN KARYA
Luaran yang dihasilkan melalui
kegiatan PKM ini : 1. Penyuluhan yang
dilakukan telah membantu mitra untuk
mengenal jenis-jenis mangrove yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan makananserta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
ekosistem mangrove, 2. Pelatihan yang
dilakukan telah menambah pengetahuan
dan keterampilan mitra dalam mengolah
buah mangrove menjadi bahan makanan
berupa tepung dan keripik mangrove dan
memotivasi untuk memanfaatkan buah
mangrove yang tersedia dialam untuk
menambah pendapatannya, 3. Kegiatan ini
menghasilkanluaran berupa produk tepung
mangrove dan produk keripik mangrove
yang telah dikemas dalam kemasan
kantong berdiri dengan berat 100 gr dan
telah diberi logo kemasan.

Gambar 5. Desain logo kemasan F. KESIMPULAN


produk tepung dan keripik Berdasarkan hasil kegiatan Program
mangrove
Kemitraan Masyarakat ini dapat
disimpulkan :
5. Produk tepung mangrove dan
 Metode penyuluhan sangat
keripik mangrove
efektif membantu mitra dalam
Kegiatan program kemitraan
menambah pengetahuan tentang
masyarakat ini menghasilkan
jenis-jenis mangrove yang dapat
produk berupa tepung mangrove
dimanfaatkan sebagai sumber
dan keripik mangrove yang telah
bahan makanan dan
dikemas dalam kantong berdiri dan
meningkatkan kesadaran mitra
diberi logo kemasan.
untuk melestarikan ekosistem
mangrove
 Metode pelatihan dan praktek
pembuatan tepung dan keripik
buah mangrove yang diberikan
kepada mitra membantu
meningkatkan pengetahuan dan
Gambar 6. Produk tepung dan keterampilannya dalam
keripik mangrove

314
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 9, Nomor 2, Desember 2018

pembuatan tepung dan keripik Fotuna J.D. 2005. Ditemukan Buah


dari buah mangrove. Mangrove Untuk Berbagai Jenis
 Kegiatan yang dilakukan Makanan Pokok Dan
Minuman.http/Tempointerakti. Com
mendapat respon yang positif
Sarno, 2010. Petunjuk Teknis Pemanfaatan
dari mitra dan membantu mitra Buah Mangrove Sebagai Bahan
untuk memanfaatkan Makanan. Center of Exellence.
sumberdaya lokal berupa buah Peatland Conservation and
mangrove yang selama ini tidak Productivity Improvement
dimanfaatkan. Universitas Sriwijaya.
Setiawan A. 2013. Produktivitas
Mangrove Sebagai Bahan Makanan
G. DAMPAK DAN MANFAAT dan Minuman di Kawasan Hutan
KEGIATAN Mangrove Segara Anakan,Cilacap.
Melalui kegiatan PKM ini mitra Makalah.
memiliki pengetahuan tentang jenis-jenis Sribianti I dan Sambu A.H., 2018. PKM
mangrove yang dapat dimanfaatkan Kelompok Tani Nelayan Dalam
menjadi bahan makanan serta keterampilan Pengolahan Produk Makanan Buah
Mangrove Masyarakat Pesisir Desa
tentang cara pengolahan buah mangrove
Laikang, Kecamatan
menjadi tepung dan keripik. Kegiatan ini Mangarabombang, Kabupaten
memberikan motivasi kepada mitra untuk Takalar, Propinsi Sulawesi Selatan.
mengembangkan usaha pengolahan buah Laporan Akhir Pengabdian Program
mangrove menjadi tepung dan keripikguna Kemitraan Masyarakat, DP2M
meningkatkan pendapatannya serta Kemenristek Dikti.
meningkatkan kesadaran untuk Sulistiyati, T. D., dan Puspitasari, Y. E.,
2015. Kerupuk Mangrove Anti Diare
melestarikan ekosistem mangrove.
dari Buah Bakau Rhizophora
mucronata. Journal of Innovation
H. DAFTAR PUSTAKA and Applied Technology
Anonim, 2015. Buku Potensi Desa
Laikang, Kecamatan I. PERSANTUNAN
Mangarabombang, Kabupaten Penulis menyampaikan terima
Takalar.
kasih kepada : 1. DP2M DIKTI atas dana
Anonim, 2016. Badan Pusat Statistik,
Dinas Kelautan dan Perikanan Program Kemitraan Masyarakat (PKM)
Kabupaten Takalar, Propinsi tahun 2018 yang telah diberikan, 2. Rektor
Sulawesi Selatan Universitas Muhammadiyah Makassar dan
Baderan D.W.K, Hamidun M.S., Ketua Lembaga Penelitian dan
Lamangandjo C., dan Retnowati Y. Pengabdian Pada Masyarakat yang telah
2015. Diversifikasi Produk Olahan memberikan kesempatan untuk mengikuti
Buah Mangrove Sebagai Sumber
program PKM, 3. Kelompok tani A’Bulo
Pangan Alternatif Masyarakat Pesisir
Toroseaje, Kabupaten Pohuwato, Sibatang dan kelompok tani Turikale
Propinsi Jayaatas kerjasamanya sebagai mitra
Gorontalo.ProsidingSeminar pelaksana program, 4. Masyarakat Desa
Nasional Masyarakat Biodiversity Laikang, Kecamatan Mangarabombang,
Indonesia. Kabupaten Takalaratas partisipasinya
315
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 9, Nomor 2, Desember 2018

sebagai peserta pelatihan dan penyuluhan


dalam program ini.

316

Anda mungkin juga menyukai