Anda di halaman 1dari 16

1

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KERUPUK


DARI DAUN JERUJU

Desi Artauli Silalahi*, Jones Simatupang, Kenal P.Hutapea


Program Studi Agribisni, Pertanian, Universitas Methodist Indonesia
*Email : desisilalahi19@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menguraikan faktor-faktor internal dan eksternal yang


mempengaruhi pengembangan Usaha Kerupuk Jeruju dan untuk menganalisis alternatif strategi
yang perlu dilakukan dalam upaya pengembangan Usaha Kerupuk Jeruju di daerah penelitian.
Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara “purposive” dengan pertimbangan
tertentu. Penelitian ini melakukan wawancara kepada 40 orang yang terdiri dari 11 pengolah
Usaha Kerupuk Jeruju, 10 masyarakat Desa Sei Nagalawan dan 19 pengunjung Agrowisata
Pantai Mangrove. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif, diagram analisis SWOT dan
matriks SWOT. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
faktor internal kekuatan Usaha Kerupuk Jeruju yaitu ketersediaan bahan baku, citarasa yang
unik, produk tidak menggunakan bahan pengawet, kemasan yang menarik. Faktor internal
kelemahannya yaitu promosi, kurangnya pelatihan, kurangnya. Faktor eksternal peluangnya
yaitu pengunjung di Agrowisata paantai Mangrove tempat kerupuk jeruju di pasarkan ramai,
menambah jenis varian, produk kearifan lokal, menambah outlet dan kerjasama dengan
lembaga. Faktor eksternal ancamannya yaitu penggusuran, biaya produksi, iklim, esaing baru
dan banjir. Strategi pengembangan Udaha kerupuk Jeruju adalah strategi kebijakan
pertumbuhan yang agresif dengan memanfaatkan peluang dengan menggunakan kekuatan
(Strategi SO) yang Usaha Kerupuk Jeruju. Beberapa strategi yang dapat diterapkan yaitu : (1)
Pengelolaan yang baik dan benar terhadap pantai mangrove untuk memperoleh bahan baku
yang substainable; (2) , menambah produk yang berbahan baku sama; (3) meningkatkan
pelayan terhadap konsumen; (4) , membuat jeruju mart dikawasan agrowisata pantai mangrove
atau di daerah lain;

Kata Kunci : Kerupuk Jeruju, Strategi Pengembangan, Analisis SWOT.

Hutan mangrove merupakan tipe yang tidak dapat dikendalikan untuk kepentingan

hutan yang tumbuh di daerah pasang surut komersil namun jika dilihat dari ketersediaan lahan

(terutama di pantai yang terlindung, laguna, mangrove yang ada mengindikasikan besarnya peran

dan muara sungai) yang komunitas hutan mangrove bagi keberlangsungan kehidupan

vegetasinya bertoleransi terhadap kadar khususnya kepada masyarakat sekitar.

garam yang tinggi. Ekosistem mangrove

yang walaupun dimensi luas kerusakan hutan

mangrove semakin berkurang akibat

eksploitasi dan konversi lahan mangrove


2

Mangrove jenis jeruju (Acanthus

ilicifolius) merupakan tanaman yang

berbeda bentuknya dibandingkan

dengan jenis mangrove lainnya, yaitu

pada batang, cabang dan rantingnya

dikelilingi oleh duri halus dan tajam

serta memiliki bunga serta merupakan

salah satu jenis mangrove yang

berasosiasi dengan tumbuhan liar.

Tumbuhan jeruju sebagai tanaman

vegetasi mangrove, ditemukan tumbuh

pada semua jenis tanah, terutama daerah

berlumpur sepanjang tepi sungai,

toleran terhadap naungan. Berlimpahnya

tumbuhan jeruju pada vegetasi

mangrove tidak mengurangi potensinya

yang dapat dimanfaatkan masyarakat

untuk meningkatkan ekonomi dan

pendapatan bagi masyarakat.


3

Pada proses pengembangan usaha potensi yang dimiliki mangrove sebagai pelindung

terdapat beberapa kendala baik secara abrasi dari terjangan gelombang air laut menjadi

internal maupun eksternal. Kendala tersebut mengerti setelah berkunjung ke wisata pantai

meliputi keterbatasan modal, kemampuan mangrove. Untuk menjaga kelestarian hutan

teknik produksi, manajemen terbatas, sumber mangrove di daerah ini maka dirasakan perlu untuk

daya manusia yang rendah, kesulitan diketahui tentang kondisi struktur komunitas

pemasaran karena kurang informasi serta mangrove serta lingkungannya. Dengan mengetahui

proses perizinan yang cukup panjang keadaan hutan mangrove di daerah ini, masyarakat

(Putranto et al., 2019). Usaha kerupuk lebih mudah untuk memanfaatkan potensi fauna hutan

merupakan salah satu usaha UMKM yang mangove dengan tidak merusak habitat maupun

telah banyak dilakukan dan banyak tersebar ekosistem yang ada sehingga hutan mangrove dapat

di beberapa wilayah di Indonesia. Konsumsi dilestarikan keberadaannya (Saragi., 2017).

kerupuk sudah banyak digemari oleh seluruh Produk olahan mangrove yang di produksi di

masyarakat Indonesia. (Pusat Data dan Kampung Nipah atau Desa Desa Sei Nagalawan

Pertanian., 2018). Masyarakat Kampung Perbaungan, yaitu kerupuk jeruju dan dodol siapi –

Nipah banyak menjadikan hutan mangrove api, dengan pemanfaatan tanaman jeruju dan buah

sebagai komoditi utama mata pencaharian, siapi – api yang tumbuh subur dikawasan Desa Sei

dengan memanfaatkan berbagai potensi yang Nagalawan Perbaungan. Gagasan untuk

terdapat di hutan mangrove dan sebagai salah memanfaatkan tanaman mangrove sebagai produk

satu bahan baku utama dan sekaligus olahan oleh kelompok Tani Muara Baimbai yang ada

menjadikan kawasan mangrove sebagai di desa tersebut dengan tujuan untuk menambah

kawasan wisata. Hutan manggrove menjadi pendapatan ekonomi masyarakat. Bentuk kegiatan

salah satu objek wisata yang banyak diminati yang dilakukan oleh kelompok Tani Muara Baimbai

para pengunjung, karena pantai manggrove ini terhadap produk olahan jeruju yaitu dengan

memiliki banyak kegiatan wisata, salah memanfaatkan tanaman mangrove sebagai bahan

satunya adalah wisata edukasi, sehingga dari bakunya. Oleh sebab itu pengolahan daun jeruju

banyak wisatawan yang kurang memahami menjadi kerupuk diusahakan dalam skala industri
4

rumah tangga. Dalam upaya meningkatkan METODE PENELITIAN

pendapatan, maka perlu dilakukan penelitian Metode Penentuan Daerah Penelitian

dengan cara menentukan strategi Metode daerah penelitian dilakukan secara purposive
pengembangan usaha tersebut. (sengaja) di Pantai Mangrove, Desa Sei Nagalawan
Pengembangan terhadap produk olahan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Secara
mangrove yang diproduksi oleh kelompok objektif penulis memilih daerah ini dengan
Tani Muara Baimbai yang ada di desa Desa pertimbangan daerah ini terkenal dengan sebutan
Sei Nagalawan, Perbaungan Kabupaten “Hutan Mangrove” dan didaerah tersebut memiliki
Serdang Bedagai masih menggunakan olahan yang berasal dari buah atau pun daun
strategi yang konvensional yaitu meraka Mangrove yang sesuai dengan kebutuhan peneliti.
hanya memproduksi olahan mangrove Secara subjektif daerah ini juga dipilih karena tidak
ketika adanya yang memesan kepada jauh dari tempat tinggal penulis, sehingga dapat
masyarakat). menghemat biaya, waktu, dan tenaga selama

Berdasarkan uraian latar belakang, penelitian.

penulis tertarik untuk melakukan penelitian Metode Pengambilan Sampel


dengan judul “Strategi Pegembangan Usaha
Penentuan narasumber menggunakan metode
Kerupuk Dari Daun Jeruju” (Studi Kasus:
purposive sampling yang dilakukan berdasarkan
Pantai Mangrove, Desa Sei Nagalawan
pertimbangan bahwa masyarakat yang memiliki
Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai).
inisiatif dalam pembuatan kerupuk jeruju merupakan
Dengan alasan penelitian ini, yaitu untuk
para pelaku yang memanfaatkan segala potensi yang
mengembangkan produk unggulan dari daun
ada pada ekosistem tersebut, sedangkan semua
jeruju dengan menggunakan strategi
anggota Kelompok Mangrove baimbai merupakan
pengembangan usaha yang lebih efektif dan
pelaku utama dalam kegiatan konservasi mangrove di
efisien.
desa Nipah, sehingga informasi yang didapatkan akan

lebih akurat. Jumlah responden yang mengisi

kuesioner dalam penelitian ini berjumlah 40 orang


5

dengan rincian 11 orang anggota kelompok penelitian.

mangrove baimbai, 10 orang masyarakat

desa nipah, dan 19 orang pengunjung.


 Rumusan masalah ketiga dianalisis dengan
(Reinaldi et al,. 2017)
menggunakan dua model matriks. Matriks yang
Metode Pengumpulan Data
pertama yaitu Diagram Analisis SWOT. Terdapat
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
beberapa langkah pengumpulan data.
meliputi data primer dan data sekunder. Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
primer diperoleh melalui wawancara
1. Faktor Internal
langsung dengan responden dan
A. Faktor Internal Kekuatan
menggunakan kuisioner yang dibuat terlebih
1. Cita rasa yang unik
dahulu oleh peneliti, sedangkan data
Kerupuk jeruju yang di produksi oleh kelompok
sekunder yang diperoleh dari instansi terkait
Tani Muara Baimbai memiliki cita rasa yang
seperti Dinas Pertanian Sumatera Utara,
unik dan membuat candu bagi konsumen,
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, dan
karena rasa gurih dan renyah nya kerupuk jeruju
study literatur yang relevan.
dan tekstur nya yang lembut di mulut membuat

Metode Analisis Data kerupuk jeruju sangat baik untuk dinikmati

Data yang diperoleh dari lapangan kemudian sendiri maupun bersama keluarga.

akan ditabulasi secara sederhana dan 2. Pelayanan produsen ramah terhadap konsumen

kemudian selanjutnya dianalisis dengan Pelayanan produsen terhadap konsumen sangat

metode yang sesuai. baik dan ramah, namun pelayanan nya tidak

dilakukan seraca berkelanjutan untuk setiap


 Rumusan masalah pertama dan Kedua
pengunjung yang ingin membeli kerupuk
digunakan analisis deskriptif dengan cara
jeruju dilokasi wisata pantai mangrove karena
menguraikan dan menjelaskan faktor
produsen yang memproduksi kerupuk jeruju
internal (kekuatan dan kelemahan) dan
tidak langsung memasarkan produk nya
faktor eksternal (peluang dan ancaman)
dilokasi wisata karena kerupuk jeruju tersebut
pada Usaha Kerupuk Jeruju di daerah
6

hanya diproduksi jika ada yang nya.

memesannya terlebih dahulu. 5. Memiliki merk dagang yang menarik dan mudah

diingat.

3. Tidak menggunakan bahan pengawet Kerupuk jeruju adalah merek dagang yang

Dalam proses pembuatan kerupuk jeruju digunakan produsen untuk setiap hasil

hanya menggunakan bahan-bahan produksi nya dan tertera pada label kemasan

tradisional seperti bawang putih, nya. Nama kerupuk jeruju sudah cukup bagus

garam/udang kecepe dan air. Tidak namun masih kurang menarik untuk mendapat

meggunakan bahan pengawet sehingga perhatian dari masyarakat karena nama

kerupuk jeruju yang dihasilkan tidak kerupuk jeruju masih terkesan jadul sehingga

dapat bertahan lama, kerupuk jeruju masyarakat yang mengkonsumsi dan

yang dihasilkan bertahan paling lama mendengar kerupuk kurang antusias untuk

sekitar 14 hari sejak di produksi. membeli dan memasarkannya. Perlu diberikan

4. Kemasan yang menarik merek dagang yang lebih baik dan lebih

Pengemasan kerupuk jeruju yang telah menraik untuk mendapat perhatian dari

siap untuk dikonsumi dan dipasarkan konsumen dan msayarakat yang mendengar

dilakukan secara langsung setelah nya.

kerupuk selesai di goreng. Kemasan 6. Bahan baku mudah diperoleh.

yang digunakan berbahan baku plastik Bahan baku adalah salah satu faktor utama

yang sudah diberi label dan sudah yang diperlukan dalam pembuatan kerupuk

memiliki merek dagang, kemasan nya jeruju. Bahan baku yang digunakan mudah

berwarna hijau , berbentuk petak (segi diperoleh di kawasan agrowisata mangrove,

empat) dan tembus pandang, sehingga sehingga dalam proses pembuatan kerupuk

kerupuk jeruju yang telah dikemas dapat jeruju cukup mudah untuk dipenuhi bahan

dilihat kualitasnya. Kemasan yang bakunya. Hasil wawancara yang dilakukan

digunakan cukup menarik perhatian kepada pengolah kerupuk jeruju, daun jeruju

pembeli dari asepk bentuk dan warna mudah diperoleh di sekitar bantaran sungai dan
7

pantai mangrove karena pohon tersebut.

mangrove jenis jeruju tumbuh di 2. Menggunakan peralatan semi modern

kawasan wisata pantai mangrove. Dalam pembuatan kerupuk jeruju pengerajin

hanya mengggunakan alat-alat dan bahan

yanng sangat sederhana yang sudah biasa

B. Faktor Internal Kelemahan digunakan ibu-ibu rumah tangga di dapur,

1. Kurangnya Pelatihan namun dalam proses pelabelan diperlukan alat

Pembuatan kerupuk jeruju terbilang khusus dan pemotong kertas untuk mengemas

tidak terlalu sulit, sehingga untuk dapat kerupuk jeruju tersebut.

membuat kerupuk jeruju produsen hanya 3. Kurangnya Modal

membutuhkan waktu pelatihan beberapa Biaya dalam proses produksi kerupuk jeruju

hari saja sampai dapat membuat kerupuk memang tidak terlalu mahal jika menggunakan

jeruju. Meskipun kerupuk jeruju yang peralatan semi-modern, namun jika di ingin

dibuat nya belum tentu memiliki rasa diproduksi dalam skala industry, pembuatan

seperti yang di inginkan. Hal tersebut kerupuk jeruju masih sangat memerlukan

menjadi salah satu faktor penyebab pembiaayan yang lebih besar. Oleh karena itu

kurang nya pelatihan-pelatihan untuk pengolah kerupuk jeruju di pantai mangrove

pembuatan kerupuk jeruju dan masih menggunakan peralatan yang semi-

pengerajin kerupuk jeruju masih modern, perlu ada nyabantuan pembiayaan

terkesan monoton dalam memproduksi pada pengolah kerupuk jeruju untuk dapat

kerupuk karena rasa, jenis dan bentuk memproduksi kerupuk jeruju dalam skala

kerupuk masih itu-itu saja. Oleh karena industry yaitu dengan bantuan pemerintah,

itu perlu dilakukan pelatihan-pelatihan pinjaman dari instasi lain (swasta atau

untuk memproduksi kerupuk jeruju, pemerintah).

untuk menumbuhkan minat masyarakat 4. Bentuk yang kurang menarik

sekitar tempat kerupuk jeruju berasal dan Proses produksi yang terbilang sangat monton

menambah variasi kerupuk jeruju karena masih menggunakan peralatan yang


8

semi-modern membuat bentuk kerupuk salah satu objek wisata yang memiliki kelebihan

kurang menarik perhatian konsumen. karena mampu membuat produk khasnya sendiri.

Dizaman teknologi yang semakin Tapi berdasarkan pengamatan peneliti, pemilik

canggih banyak kegiatan sudah lebih fokus dalam mempromosikan

dilakukan secara online, seperti Agrowisatanya saja, tidak dengan produk yang

belanja, pekerja kantor, dan kegiatan dihasilkan oleh pengelola, sehingga produk

belajar-mengajar. Pada dasarnya olahan yang di produksi tidak terkenal. Promosi

konsumen yang membeli secara online yang dilakukan tidak maksimal, olah karena itu

adalah anak-anak muda (kaum produk olahan tidak banyak di kenal dikalangan

millenial) yang dimana mereka masyarakat umum. Hal ini terbukti pada saat

membeli sesuatu dari online shop tidak peneliti melakukan wawancara kepada responden.

hanya memandang rasa nya saja, Ada juga wisatawan yang mengaku tidak pernah

kebanyakan dari mereka membeli melihat kerupuk jeruju. Maka dari itu promosi

barang atau makanan dari onlineshop yang dilakukan oleh pengelola tidak maksimal.

itu melihat dari bentuknya yang 2. Faktor Eksternal

menarik. A. Faktor Eksternal Peluang

5. Ketahanan produk 1. Menambah varian baru

Kerupuk jeruju yang diproduksi oleh Penambahan varian baru untuk produksi
produsen kerupuk jeruju berasal dari kerupuk jeruju harus melihat dari
bahan alami yang digoreng tanpa
permintaan konsumen di pasar(market).
menggunakan bahan pengaawet dan
Strategi ini akan berpengaruh jika
dikemas dalam kemasan yang cukup
produsen mengerti seperti apa varian yang
rapat dan kedap udara, sehingga kerupuk
menarik perhatian konsumen. Karena
jeruju yang di produksi hanya dapat
minat konsumen untuk membeli sesuatu
bertahan 14-16 hari setelah dikemas.
produk akan meningkat jika produk yang
6. Promosi

Agrowisata pantai Mangrove merupakan dilihat nya menarik dan memiliki banyak
9

varian. menggerakkan prduktivitas pantai

2. Pengunjung di agrowisata pantai mangrove dan mampu memberikan

mangrove tempat kerupuk jeruju pelayanan terbaik bagi pengunjung pantai

dipasarkan mangrove.

Pengunjung yang berlibur atau 4. Produk kearifan lokal

berkunjung di pantai mangrove Produk kerupuk jeruju yang dihasilkan

tidak selalu ramai, biasanya oleh kelompok tani muara baimbai di Desa

pengunjung akan ramai pada saat Sei Nagalawan, memiliki peluang yang

ada hari libur atau pada saat sangat tinggi untuk menjadi salah satu ikon

weekend. Pada saat weekend dari daerah tersebut, dan menjadi salah satu

biasanya pengunjung wisata keuntungan bagi mereka karena kerupuk

dipantai mangrove adalah kalangan jeruju tersebut hanya diproduksi oleh

anak muda yang ingin berkemah kelompok tani tersebut. Sehingga produk

atapun ingin bermain air dan tersebut dapat dikatakan sebagai Produk

bermain pasir di pantai. Dan kearifan lokal bagi msayarakat di desa

kebanyakan dari mereka tidak tersebut.

membeli kerupuk jeruju yang di 5. Menambat Outlet

produksi, sehingga tidak selalu Penambahan outlet(toko) penyedia kerupuk

kerupuk jeruju yang diproduksi jeruju dapat menarik perhatian konsumen

dapat dipasarkan. karena mereka tidak harus memesan kerupuk

3. Kerjasama dengan Lembaga jeruju ke produsennya langsung, dan produk

Dengan dilakukannya kerjasama kerupuk jeruju akan semakin dikenal oleh

dengan lembaga-lembaga tertentu masyarakat luas jika outlet (toko) kerupuk

yang mampu menopang jeruju ada di berbagai wilayah atau daerah.

pertumbuhan atau mampu B. Faktor Eksternal Ancaman


1
0

1. Biaya produksi air laut mengalami pasang (naik) maka

Untuk dapat menghasilkan lokasi tempat kerupuk jeruju di produksi

kerupuk jeruju yang berkualitas mengalami kebanjiran. Banjir

dibutuhkan bahan baku yang mengakibatkan konsumen menjadi kurang

berkualitas juga, sehingga produksi tertarik untuk berkunjung ke Agrowisata

untuk kerupuk jeruju juga menjadi tempat kerupuk di produksi dan

salah satu ancaman bagi produsen dipasarkan.

kerupuk jeruju 5. Penggusuran

2. Pesaing Baru Lokasi kerupuk jeruju di produksi adalah

Pesaing baru merupakan ancaman lahan dari pemerintah yaitu pantai

bagi suatu usaha, dengan adanya mangrove. Dan suatu saat lokasi tersebut

pesaing baru yang muncul maka bisa saja diambil alih oleh pemerintah

usaha tersbut bisa terbilang sehingga tempat kerupuk jeruju di produksi

terancam. dan dipasarkan tergusur dan tidak

memproduksi kerupuk jeruju lagi di lokasi


3. Iklim
tersebut. Pemerintah juga bisa saja meng
Iklim menjadi salah satu
alih fungsikan kawasan pantai mangrove
penghambat produksi kerupuk
menjadi lokasi dermaga tempat kapal-kapal
jeruju, karena pada saat kondisi
barang berhenti.
cuaca buruk di lokasi pantai

mangrove membuat bahan baku

sulit untuk diambil sehingga

produksi nya menjadi terganggu

4. Banjir .

Lokasi kerupuk jeruju di produksi

berada di kawasan pantai, dimana


1
1

Faktor-Faktor Strategi Internal (IFAS)

Total Relatif
No Faktor-faktor internal Bobot Rating Skor
Nilai bobot
1 Kekuatan
1.Cita rasa yang unik 145 3,63 0,11 4 0,43
2.Pelayanan produsen ramah terhadap
144 3,60 0,11 4 0,43
konsumen
3.Produk tidak menggunakan bahan
134 3,35 0,10 4 0,40
pengawet
4.Kemasan yang menarik 129 3,23 0,10 4 0,38
5.Memiliki merek dagang yang menarik
118 2,95 0,09 4 0,35
dan mudah diingat
6. ketersediaan bahan baku 116 2,90 0,09 3 0,26
Sub Total 786 0,59 2,26
2 Kelemahan
1.  Menggunakan peralatan semi-modern 102 2,55 0,08 4 0,30
2.  Kurangnya pelatihan 102 2,55 0,08 2 0,15
3.  Kurangnya modal 96 2,40 0,07 3 0,21
4.  Bentuk yang kurang menarik 89 2,23 0,07 3 0,20
5.  Ketahanan produk 83 2,08 0,06 3 0,19
6.  Promosi 83 2,08 0,06 3 0,19
Sub Total 555 0,41 1,24
Total 1.341 33,53 1,00 3,50
Skor kekuatan – kelemahan = 2,26 - 1,24 =1,02

Faktor-Faktor Strategi Internal (IFAS)

Total Relatif
No Faktor-faktor internal Bobot Rating Skor
Nilai bobot
1 Kekuatan
1. Cita rasa yang unik 145 3,63 0,11 4 0,43
2. Pelayanan produsen ramah terhadap
144 3,60 0,11 4 0,43
konsumen
3. Produk tidak menggunakan bahan
134 3,35 0,10 4 0,40
pengawet
4. Kemasan yang menarik 129 3,23 0,10 4 0,38
5. Memiliki merek dagang yang menarik
118 2,95 0,09 4 0,35
dan mudah diingat
6. ketersediaan bahan baku 116 2,90 0,09 3 0,26
Sub Total 786 0,59 2,26
2 Kelemahan
1.  Menggunakan peralatan semi-modern 102 2,55 0,08 4 0,30
2.  Kurangnya pelatihan 102 2,55 0,08 2 0,15
3.  Kurangnya modal 96 2,40 0,07 3 0,21
4.  Bentuk yang kurang menarik 89 2,23 0,07 3 0,20
5.  Ketahanan produk 83 2,08 0,06 3 0,19
6.  Promosi 83 2,08 0,06 3 0,19
Sub Total 555 0,41 1,24
  Total 1.341 33,53 1,00 3,50
Skor kekuatan – kelemahan = 2,26 - 1,24 =1,02
1
2
KESIMPULAN pengunjung di agrowisata pantai

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang mangrove tempat kerupuk dipasarkan

sudah dijelaskan pada penelitian ini, maka cukup ramai, menambah jenis varian

dapat disimpulkan bahwa : produk untuk menarik perhatian

1. Terdapat beberapa faktor Internal yang konsumen, produk kearifan lokal (ikon

mempengaruhi pengembangan kerupuk desa), menambah outlet, kerjasama

jeruju yang terdiri dari faktor kekuatan dan dengan lembaga terjalin cukup baik.

kelemahan. Faktor kekuatan meliputi, Faktor ancaman meliputi, penggusuran,

ketersediaan bahan baku yang mudah biaya produksi yang cukup mahal, iklim

diperoleh, cita rasa yang unik, produk tidak yang berubah-ubah berpengaruh

menggunakan bahan pengawet, kemasan terhadap pertumbuhan pohon mangrove

yang menarik, pelayanan produsen ramah pesaing baru, dan banjir dilokasi

terhadap konsumen, dan memiliki merk tempat kerupuk jeruju diproduksi dan
dagang yang menarik dan mudah diingat. . dipasarkan.
Faktor kelemahan meliputi, kurangnya
3. Terdapat beberapa strategi
promosi, kurangnya pelatihan terhadap
pengembangan usaha kerupuk jeruju.
pengelola kerupuk jeruju, kurangnnya
Berdasarkan hasil analisis data
modal pengelola dalam mengembangkan
melalui diagram analisis SWOT
produk kerupuk jeruju, label halal,
maka strategi pengembangan Usaha
ketahanan produk, masih menggunakan
Kerupuk Jeruju berada pada Kuadran
pralatan semi-modern dan bentuk kerupuk

jeruju dari aspek bentuk kurang menarik. I (SO) yaitu strategi yang

2. Terdapat beberapa faktor Eksternal yang mendukung kebijakan pertumbuhan

mempengaruhi pengembangan kerupuk yang agresif dengan peluang dengan

jeruju yang terdiri dari faktor peluang menggunakan kekuatan yang


dan ancaman. Faktor peluang meliputi, dimiliki Usaha Kerupuk Jeruju.

60
Adapun alternatif bentuk strategi yang sebelumnya, menyesuaikan

berdasarkan matirks SWOT yaitu biaya masuk dengan tingkat

strategi SO, strategi ST, strategi WO kemampuan pengunjung. Strategi

dan Strategi WT. Strategi SO yaitu WT yaitu, membuat bentuk varian

Pengelolaan yang baik dan benar baru untuk menarik perhatian

terhadap pantai mangrove untuk konsumen, memperbaiki bentuk dan

memperoleh bahan baku yang jenis produksi kerupuk jeruju,

substainable, menambah produk memperbaiki pengelolaan untuk

yang berbahan baku sama, pemasaran kerupuk jeruju.

meningkatkan pelayan terhadap SARAN


1. Kepada Pemerintah untuk tetap
konsumen, membuat jeruju mart
mendukung upaya pengembangan Usaha
dikawasan agrowisata pantai
kerupuk jeruju yang terletak Agrowisata
mangrove atau di daerah lain,
Pantai Mangrove di Desa Sei Nagalawan
melakukan Promosi dimedia sosial,
Kecamatan Perbaungan, Kabupaten
Strategi WO yaitu, melakukan Serdang Bedagai.

kegiatan tahunan untuk menarik 2. Kepada Pengusaha Kerupuk Jeruju

perhatian pengunjung, menambah yang berdasarkan hasil penelitian ini

fasilitas Produksi dan fasilitas kerupuk jeruju berada pada kuadran I

homestay, memperluas lokasi pantai untuk terus memanfaatkan kekuatan

mangrove dan fasilitas rekreasi dan peluang yang dimiliki dalam

seperti ayunan dan area foto, upaya pengembangan usaha dan

memperbaiki akses menuju lokasi. meningkatkan dampak positif yang

Stategi ST yaitu, membuat merk bisa diterima masyarakat setempat

dagang yanng lebih menarik dari maupun pemerintah daerah .

60
64
65

Anda mungkin juga menyukai