ABSTRAK
Hutan mangrove merupakan tipe yang tidak dapat dikendalikan untuk kepentingan
hutan yang tumbuh di daerah pasang surut komersil namun jika dilihat dari ketersediaan lahan
(terutama di pantai yang terlindung, laguna, mangrove yang ada mengindikasikan besarnya peran
dan muara sungai) yang komunitas hutan mangrove bagi keberlangsungan kehidupan
Pada proses pengembangan usaha potensi yang dimiliki mangrove sebagai pelindung
terdapat beberapa kendala baik secara abrasi dari terjangan gelombang air laut menjadi
internal maupun eksternal. Kendala tersebut mengerti setelah berkunjung ke wisata pantai
teknik produksi, manajemen terbatas, sumber mangrove di daerah ini maka dirasakan perlu untuk
daya manusia yang rendah, kesulitan diketahui tentang kondisi struktur komunitas
pemasaran karena kurang informasi serta mangrove serta lingkungannya. Dengan mengetahui
proses perizinan yang cukup panjang keadaan hutan mangrove di daerah ini, masyarakat
(Putranto et al., 2019). Usaha kerupuk lebih mudah untuk memanfaatkan potensi fauna hutan
merupakan salah satu usaha UMKM yang mangove dengan tidak merusak habitat maupun
telah banyak dilakukan dan banyak tersebar ekosistem yang ada sehingga hutan mangrove dapat
kerupuk sudah banyak digemari oleh seluruh Produk olahan mangrove yang di produksi di
masyarakat Indonesia. (Pusat Data dan Kampung Nipah atau Desa Desa Sei Nagalawan
Pertanian., 2018). Masyarakat Kampung Perbaungan, yaitu kerupuk jeruju dan dodol siapi –
Nipah banyak menjadikan hutan mangrove api, dengan pemanfaatan tanaman jeruju dan buah
sebagai komoditi utama mata pencaharian, siapi – api yang tumbuh subur dikawasan Desa Sei
terdapat di hutan mangrove dan sebagai salah memanfaatkan tanaman mangrove sebagai produk
satu bahan baku utama dan sekaligus olahan oleh kelompok Tani Muara Baimbai yang ada
menjadikan kawasan mangrove sebagai di desa tersebut dengan tujuan untuk menambah
kawasan wisata. Hutan manggrove menjadi pendapatan ekonomi masyarakat. Bentuk kegiatan
salah satu objek wisata yang banyak diminati yang dilakukan oleh kelompok Tani Muara Baimbai
para pengunjung, karena pantai manggrove ini terhadap produk olahan jeruju yaitu dengan
memiliki banyak kegiatan wisata, salah memanfaatkan tanaman mangrove sebagai bahan
satunya adalah wisata edukasi, sehingga dari bakunya. Oleh sebab itu pengolahan daun jeruju
banyak wisatawan yang kurang memahami menjadi kerupuk diusahakan dalam skala industri
4
dengan cara menentukan strategi Metode daerah penelitian dilakukan secara purposive
pengembangan usaha tersebut. (sengaja) di Pantai Mangrove, Desa Sei Nagalawan
Pengembangan terhadap produk olahan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Secara
mangrove yang diproduksi oleh kelompok objektif penulis memilih daerah ini dengan
Tani Muara Baimbai yang ada di desa Desa pertimbangan daerah ini terkenal dengan sebutan
Sei Nagalawan, Perbaungan Kabupaten “Hutan Mangrove” dan didaerah tersebut memiliki
Serdang Bedagai masih menggunakan olahan yang berasal dari buah atau pun daun
strategi yang konvensional yaitu meraka Mangrove yang sesuai dengan kebutuhan peneliti.
hanya memproduksi olahan mangrove Secara subjektif daerah ini juga dipilih karena tidak
ketika adanya yang memesan kepada jauh dari tempat tinggal penulis, sehingga dapat
masyarakat). menghemat biaya, waktu, dan tenaga selama
Data yang diperoleh dari lapangan kemudian sendiri maupun bersama keluarga.
akan ditabulasi secara sederhana dan 2. Pelayanan produsen ramah terhadap konsumen
metode yang sesuai. baik dan ramah, namun pelayanan nya tidak
memesannya terlebih dahulu. 5. Memiliki merk dagang yang menarik dan mudah
diingat.
3. Tidak menggunakan bahan pengawet Kerupuk jeruju adalah merek dagang yang
Dalam proses pembuatan kerupuk jeruju digunakan produsen untuk setiap hasil
hanya menggunakan bahan-bahan produksi nya dan tertera pada label kemasan
tradisional seperti bawang putih, nya. Nama kerupuk jeruju sudah cukup bagus
garam/udang kecepe dan air. Tidak namun masih kurang menarik untuk mendapat
kerupuk jeruju yang dihasilkan tidak kerupuk jeruju masih terkesan jadul sehingga
yang dihasilkan bertahan paling lama mendengar kerupuk kurang antusias untuk
4. Kemasan yang menarik merek dagang yang lebih baik dan lebih
Pengemasan kerupuk jeruju yang telah menraik untuk mendapat perhatian dari
siap untuk dikonsumi dan dipasarkan konsumen dan msayarakat yang mendengar
yang digunakan berbahan baku plastik Bahan baku adalah salah satu faktor utama
yang sudah diberi label dan sudah yang diperlukan dalam pembuatan kerupuk
memiliki merek dagang, kemasan nya jeruju. Bahan baku yang digunakan mudah
empat) dan tembus pandang, sehingga sehingga dalam proses pembuatan kerupuk
kerupuk jeruju yang telah dikemas dapat jeruju cukup mudah untuk dipenuhi bahan
digunakan cukup menarik perhatian kepada pengolah kerupuk jeruju, daun jeruju
pembeli dari asepk bentuk dan warna mudah diperoleh di sekitar bantaran sungai dan
7
Pembuatan kerupuk jeruju terbilang khusus dan pemotong kertas untuk mengemas
membutuhkan waktu pelatihan beberapa Biaya dalam proses produksi kerupuk jeruju
hari saja sampai dapat membuat kerupuk memang tidak terlalu mahal jika menggunakan
jeruju. Meskipun kerupuk jeruju yang peralatan semi-modern, namun jika di ingin
dibuat nya belum tentu memiliki rasa diproduksi dalam skala industry, pembuatan
seperti yang di inginkan. Hal tersebut kerupuk jeruju masih sangat memerlukan
menjadi salah satu faktor penyebab pembiaayan yang lebih besar. Oleh karena itu
terkesan monoton dalam memproduksi pada pengolah kerupuk jeruju untuk dapat
kerupuk karena rasa, jenis dan bentuk memproduksi kerupuk jeruju dalam skala
kerupuk masih itu-itu saja. Oleh karena industry yaitu dengan bantuan pemerintah,
itu perlu dilakukan pelatihan-pelatihan pinjaman dari instasi lain (swasta atau
sekitar tempat kerupuk jeruju berasal dan Proses produksi yang terbilang sangat monton
semi-modern membuat bentuk kerupuk salah satu objek wisata yang memiliki kelebihan
kurang menarik perhatian konsumen. karena mampu membuat produk khasnya sendiri.
dilakukan secara online, seperti Agrowisatanya saja, tidak dengan produk yang
belanja, pekerja kantor, dan kegiatan dihasilkan oleh pengelola, sehingga produk
konsumen yang membeli secara online yang dilakukan tidak maksimal, olah karena itu
adalah anak-anak muda (kaum produk olahan tidak banyak di kenal dikalangan
millenial) yang dimana mereka masyarakat umum. Hal ini terbukti pada saat
membeli sesuatu dari online shop tidak peneliti melakukan wawancara kepada responden.
hanya memandang rasa nya saja, Ada juga wisatawan yang mengaku tidak pernah
kebanyakan dari mereka membeli melihat kerupuk jeruju. Maka dari itu promosi
barang atau makanan dari onlineshop yang dilakukan oleh pengelola tidak maksimal.
Kerupuk jeruju yang diproduksi oleh Penambahan varian baru untuk produksi
produsen kerupuk jeruju berasal dari kerupuk jeruju harus melihat dari
bahan alami yang digoreng tanpa
permintaan konsumen di pasar(market).
menggunakan bahan pengaawet dan
Strategi ini akan berpengaruh jika
dikemas dalam kemasan yang cukup
produsen mengerti seperti apa varian yang
rapat dan kedap udara, sehingga kerupuk
menarik perhatian konsumen. Karena
jeruju yang di produksi hanya dapat
minat konsumen untuk membeli sesuatu
bertahan 14-16 hari setelah dikemas.
produk akan meningkat jika produk yang
6. Promosi
Agrowisata pantai Mangrove merupakan dilihat nya menarik dan memiliki banyak
9
dipasarkan mangrove.
tidak selalu ramai, biasanya oleh kelompok tani muara baimbai di Desa
pengunjung akan ramai pada saat Sei Nagalawan, memiliki peluang yang
ada hari libur atau pada saat sangat tinggi untuk menjadi salah satu ikon
weekend. Pada saat weekend dari daerah tersebut, dan menjadi salah satu
anak muda yang ingin berkemah kelompok tani tersebut. Sehingga produk
atapun ingin bermain air dan tersebut dapat dikatakan sebagai Produk
bagi suatu usaha, dengan adanya mangrove. Dan suatu saat lokasi tersebut
pesaing baru yang muncul maka bisa saja diambil alih oleh pemerintah
4. Banjir .
Total Relatif
No Faktor-faktor internal Bobot Rating Skor
Nilai bobot
1 Kekuatan
1.Cita rasa yang unik 145 3,63 0,11 4 0,43
2.Pelayanan produsen ramah terhadap
144 3,60 0,11 4 0,43
konsumen
3.Produk tidak menggunakan bahan
134 3,35 0,10 4 0,40
pengawet
4.Kemasan yang menarik 129 3,23 0,10 4 0,38
5.Memiliki merek dagang yang menarik
118 2,95 0,09 4 0,35
dan mudah diingat
6. ketersediaan bahan baku 116 2,90 0,09 3 0,26
Sub Total 786 0,59 2,26
2 Kelemahan
1. Menggunakan peralatan semi-modern 102 2,55 0,08 4 0,30
2. Kurangnya pelatihan 102 2,55 0,08 2 0,15
3. Kurangnya modal 96 2,40 0,07 3 0,21
4. Bentuk yang kurang menarik 89 2,23 0,07 3 0,20
5. Ketahanan produk 83 2,08 0,06 3 0,19
6. Promosi 83 2,08 0,06 3 0,19
Sub Total 555 0,41 1,24
Total 1.341 33,53 1,00 3,50
Skor kekuatan – kelemahan = 2,26 - 1,24 =1,02
Total Relatif
No Faktor-faktor internal Bobot Rating Skor
Nilai bobot
1 Kekuatan
1. Cita rasa yang unik 145 3,63 0,11 4 0,43
2. Pelayanan produsen ramah terhadap
144 3,60 0,11 4 0,43
konsumen
3. Produk tidak menggunakan bahan
134 3,35 0,10 4 0,40
pengawet
4. Kemasan yang menarik 129 3,23 0,10 4 0,38
5. Memiliki merek dagang yang menarik
118 2,95 0,09 4 0,35
dan mudah diingat
6. ketersediaan bahan baku 116 2,90 0,09 3 0,26
Sub Total 786 0,59 2,26
2 Kelemahan
1. Menggunakan peralatan semi-modern 102 2,55 0,08 4 0,30
2. Kurangnya pelatihan 102 2,55 0,08 2 0,15
3. Kurangnya modal 96 2,40 0,07 3 0,21
4. Bentuk yang kurang menarik 89 2,23 0,07 3 0,20
5. Ketahanan produk 83 2,08 0,06 3 0,19
6. Promosi 83 2,08 0,06 3 0,19
Sub Total 555 0,41 1,24
Total 1.341 33,53 1,00 3,50
Skor kekuatan – kelemahan = 2,26 - 1,24 =1,02
1
2
KESIMPULAN pengunjung di agrowisata pantai
sudah dijelaskan pada penelitian ini, maka cukup ramai, menambah jenis varian
1. Terdapat beberapa faktor Internal yang konsumen, produk kearifan lokal (ikon
jeruju yang terdiri dari faktor kekuatan dan dengan lembaga terjalin cukup baik.
ketersediaan bahan baku yang mudah biaya produksi yang cukup mahal, iklim
diperoleh, cita rasa yang unik, produk tidak yang berubah-ubah berpengaruh
yang menarik, pelayanan produsen ramah pesaing baru, dan banjir dilokasi
terhadap konsumen, dan memiliki merk tempat kerupuk jeruju diproduksi dan
dagang yang menarik dan mudah diingat. . dipasarkan.
Faktor kelemahan meliputi, kurangnya
3. Terdapat beberapa strategi
promosi, kurangnya pelatihan terhadap
pengembangan usaha kerupuk jeruju.
pengelola kerupuk jeruju, kurangnnya
Berdasarkan hasil analisis data
modal pengelola dalam mengembangkan
melalui diagram analisis SWOT
produk kerupuk jeruju, label halal,
maka strategi pengembangan Usaha
ketahanan produk, masih menggunakan
Kerupuk Jeruju berada pada Kuadran
pralatan semi-modern dan bentuk kerupuk
jeruju dari aspek bentuk kurang menarik. I (SO) yaitu strategi yang
60
Adapun alternatif bentuk strategi yang sebelumnya, menyesuaikan
60
64
65