Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

KALIBRASI ALAT GELAS

DI SUSUN OLEH :
Aziz Muhammad Rizqi
Kaniawati Nurrosa
Prastika Nur Ramadhani
Rizky Ardiansyah
Tania Hanipah Dellayanti
KELAS : XIII AK 3

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 13 BANDUNG


Kompetensi Keahlian : 1. Analis kimia, 2. Teknik komputer dan jaringan
Jl. Soekarno-Hatta Km. 10 Tlp/Fax. (022)7318960 Bandung 40286

e-mail : sekretariat@smkn-13bdg.sch.id / smkn13@bdg.centrin.net.id

Home page : htttp://www.smkn-13.sch.id


I. Judul Percobaan : Kalibrasi alat gelas (pipet seukuran 5ml, labu ukur 25ml, buret 50ml)
II. Tanggal Percobaan : Kamis, 7 September 2017
III. Tanggal Laporan : Kamis, 14 September 2017
IV. Pembimbing : Drs. Ajen Zaenal Hayat
V. Tujuan Percobaan :
 Menentukan kelayakan dari pipet seukuran 5ml
 Menentukan kelakayan dari labu ukur 25ml
 Menentukan kelayakan dari buret 50ml
VI. Prinsip Percobaan :
 Pipet seukuran 5ml

Berat dari volume aqua DM yang dikeluarkan oleh pipet seukuran diukur, kemudian
dibandingkan dengan berat jenis air pada suhu pengukuran volume tersebut dilakukan sehingga
dapat ditentukan nilai ketepatannya.

 Labu ukur 25ml


Berat dari volum aqua Dm dari labu ukur yang telah diketahui beratnya diukur. Kemudian dibandingkan
dengan berat jenis air pada suhu pengukuran volume tersebut dilakukan, sehingga dapat ditentukan nilai
ketepatannya.

 Buret 50ml

Berat dari volume aqua DM yang dikeluarkan oleh buret diukur, dan kemudian dibandingkan
dengan berat jenis air pada suhu pengukuran volume tersebut dilakukan. Pengerjaan pada skala
interval 5 sampai 50, sehingga dapat ditemtukan nilai ketepatannya.

VII. Dasar Teori :

Secara umum kalibrasi mempunyai pengertian sebagai rangkaian kegiatan membandingkan


hasil pengukuran suatu alat dengan alat standar yang sesuai untuk menentukan besarnya koreksi
pengukuran alat serta ketidakpastiannya. Dalam pengertian ini alat standar yang digunakan juga
harus terkalibrasi dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi. Dengan demikian maka besarnya koreksi
pengukuran alat dapat ditelusurkan ke standar nasional atau standar internasional dengan suatu mata
rantai kegiatan kalibrasi yang tidak terputus.

Alat ukur yang telah dikalibrasi tidak akan secara terus menerus berlaku masa kalibrasinya,
karena peralatan tersebut selama masa penggunaanya pasti mengalami perubahan spesifikasi akibat
pengaruh frekuensi pemakaian, lingkungan penyim-panan, cara pemakaian, dan sebagainya. Untuk
itulah selama berlakunya masa kalibrasi alat bersangkutan perlu dipelihara ketelusurannya dengan
cara perawatan dan cek antara secara periodik.

Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan
rancangannya.(Rouessac 2007) Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang
terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.(Morris 2001) Alat ukur volume merupakan bagian dari perangkat peralatan yang
digunakan dalam praktikum kimia analitik. Alat ukur volume yang dikalibrasi dalam percobaan ini
meliputi buret, pipet mohr, pipet volumetrik, dan labu takar. Buret merupakan alat ukur volume yang
bisa memindahkan beberapa volume sampai kapasitas maksimumnya. Pipet merupakan alat ukur
volume yang bisa memindahkan suatu volume dari suatu wadah ke wadah lainnya. Pipet dibedakan
menjadi pipet volumetrik dan pipet serologis. Pipet volumetrik hanya bisa memindahkan suatu
volumeyang tetap, sedangkan pipet serologis atau pipet Mohr merupakan pipet yang bia
memindahkan berbagai volume sampai kapasitas maksimumnya. Labu takar merupakan alat ukur
volume yang mengandung sejumlah volume cairan yang diisi sampai tanda tera.(Patnaik 2004)
Kalibrasi alat ukur volume dilakukan untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat
pengukuran volume agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi
tertentu.(Pyzdek 2003) Prinsip kalibrasi alat ukur volume dilakukan dengan mengukur bobot suatu
volume air destilata yang dikeluarkan oleh alat ukur volume. Bobot ini kemudian dibandingkan dengan
bobot jenis air pada suhu pengukuran volume tersebut dilakukan, sehingga dapat ditentukan nilai
ketepatannya.
 Tujuan Kalibrasi
o Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampaike
standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional), melaluirangkaian
perbandingan yang tak terputus.
o Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional penunjukan
suatuinstrument ukur.
o Menjamin hasil-hsil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.
 Manfaat Kalibrasi
o Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesefikasinya
o Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada
peralatanlaboratorium dan produksi yang dimiliki.
o Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga
yangditunjukkan oleh alat ukur.
 Kalibrasi diperlukan untuk :
o Perangkat baru
o Suatu perangkat setiap waktu tertentu
o Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
o Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah
kalibrasi
o Ketika hasil pengamatan dipertanyakan

 Hasil Kalibrasi antara lain:


o Nilai Obyek Ukur
o Nilai Koreksi/Penyimpangan
o Nilai Ketidakpastian Pengukuran(Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam
pengukuran, dievaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang diukur dan analisis ketidakpastian
yang benar dengan memperhitungkan semua sumber ketidakpastian yang ada di dalam
metode perbandingan yang digunakan serta besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam
pengukuran)
o Sifat metrologi lain seperti faktor kalibrasi, kurva kalibrasi.
Alat perngukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk setiap penentuan kuantitatif
dari sifat dan fungsi dapat dibedakan : pipet, buret, dan labu takar. Pipet merupakan alat untuk
mengukur volume kecil . Pipet volume digunakan untuk mengukur volume tertentu.Pipet harus ditera
sebelum digunakan, yaitu pada penggunaan pipet volume tertentu cairan harus mengalir keluar
secara kuantitatif. Buret mempunyai ujung pelepasan yang dapat diatur, berupa tabung kaca dengan
ukuran isi, 5, 10, 20, atau 50 mL yang bagian bawahnya ditutup dengan keran gelas. Buret ditera
melalui pelepasannya.
Ada dua kelompok kesalahan dapat mempengaruhi akurasi atau presisi dari nilai terukur.
Kesalahan pasti adalah suatu kesalahan yang dapat ditentukan dan dapat dihindari atau koreksi.
Kesalahan ini biasanya konstan, misalnya pada kasus timbangan yang tak terkalibrasi yang biasanya
digunakan untuk penimbangan. Kesalahan ini kadang-kadang bervariasi, tetapi dapat dihitung dan
dikoreksi, seperti suatu buret yang mempunyai kesalahan pada pembacaan volumenya. Kesalahan tak
pasti atau kesalahan acak yaitu suatu kesalahan pengukuran yang terjadi secara tak tentu. Kesalahan
ini tak dapat diramalkan atau diduga. Kesalahan ini mengikuti pola distribusi acak, jadi persamaan
matematika mengenai probabilitas dapat diterapkan pada beberapa kesimpulan dari hasil
pengukuran yang mungkin pada sederetan pengukuran. Kesalahan tak pasti sesungguhnya
dikarenakan kemampuan yang terbatas dari analis (Anonim,2000:2-3).
Prasyarat pertama untuk pengukuran yang tepat dan membuatnya sampai volume tertentu
adalah alat gelas yang memenuhi syarat. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penetapan volume
sebenarnya dari wadah gelas adalah :
1. Berat jenis air tergantung pada suhu, sehingga berat satu liter air bukan 1000 gram untuk semua
suhu.
2. Oleh karena gaya tekan udara, yang pada suhu tertentu tergantung pada tekanan barometer,satu
wadah dengan volume besar beratnya akan lebih kecil, dibanding apabila ini ditimbang dalam hampa,
dan seharusnya diadakan koreksi.
3. Volume wadah gelas berubah-ubah dengan suhu.(Eckschlager, 1984).
National Bureau of Standart telah menetapkan suhu untuk mengadakan kalibrasi peralatan
gelas. Karena suhu laboratorium biasanya tidak akan tepat 20ºC, maka alat gelas pada hakekatnya
harus dikoreksi bila digunakan pada suhu lain, oleh karena kesalahan yang disebabkan oleh pemuaian
(atau kontraksi) baik dari bejana itu sendiri maupun larutan yang ada didalamnya(Day, 1981).
Alat pengukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk setiap penentuan kualitatif. Dari sifat
dan fungsi dapat dibedakan atas pipet, buret, labu ukur, dan gelas ukur. Dalam penggunaan alat ukur
volume ini dapat terjadi kesalahan. Salah satunya adalah kesalahan kalibrasi karena volume yang
tertera tidak sesuai dengan volume yang sebenarnya (Roth, 1988).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam peneraan alat-alat ukur gelas volumetrik antara lain:
a. Koreksi suhu yang tidak sama (a)
b. Koreksi terhadap adanya gaya tekan ke atas dari udara (b)
c. Koreksi adanya pemuaian dari kaca (c)
Penentuan toleransi alat ukur
merupakan hal yang wajib bagi perusahaan dalam menilai kelayakan alat ukur yang digunakan.
Penentuan toleransi alat ukur ini biasanya dalam perusahaan ditentukan oleh departemen quality
assurance / lebih dikenal dengan jaminan mutu.

VIII. Alat dan Bahan :


1. Pipet seukuran 5 ml
2. Buret 50 ml
3. Labu ukur 25 ml
4. Neraca analitis
5. Pipet tetes
6. Batang pengaduk
7. Botol timbang
8. Kaca arloji
9. Aqua DM
IX. Prosedur :
A. Buret 50 ml
1. Membersihkan buret
2. Menimbang botol timbang
3. Mengisi buret dengan aquadest
4. Menyeka leher bagian atas buret
5. Mengeluarkan aquadest dari buret 5ml ke dalam botol timbang
6. Menimbang botol timbang yang berisi aquadest
7. Mencatat hasil penimbangan
8. Mengkur suhu
B. Pipet seukuran 5 ml
1. Menimbang botol timbang
2. Mengambil aquadest dengan pipet seukuran
3. Mengisikan aquadest dari pipet seukuran ke botol timbang
4. Menimbang kebali botol timbang yang berisi aquadest
5. Mencatat hasil penimbangan
6. Mengukur suhu
C. Labu ukur 25 ml
1. Menibang labu ukur
2. Mengisi labu ukur dengan aquadest hingga hampir tanda batas
3. Menyeka leher labu ukur
4. Menandabataskan labu ukur
5. Menimbang labu ukur yang berisi aquadest
6. Mencatat hasil penimbangan
7. Mengukur suhu

X. Data Pengamatan :

Tabel hasil pengukuran Pipet Seukuran 5 ml

NO Massa Botol timbang + Massa Botol timbang Massa Aqua DM Suhu Air Bj Air
Aqua DM (0C ) ( g/ml)
1 26,3911 g 21,4120 g 4,9791 g 25 0,9970479
2 26,3945 g 21,4120 g 4,9825 g 25 0,9970479
3 26,3923 g 21,4120 g 4,9799 g 25 0,9970479

Tabel hasil pengukuran labu ukur 25 ml

NO Massa Labu Ukur + Massa Labu Massa Aqua DM Suhu Air Bj Air
Aqua DM (0C ) ( g/ml)
1 46,6842 g 21,9257 g 24,7585 g 24 0,997320
2 46,6814 g 21,8842 g 24,7972 g 24 0,997320
3 46,6882 g 21,8892 g 24,7990 g 24 0,997320
Tabel hasil pengukuran Buret 50 ml

NO Massa botol timbang + Massa botol timbang Massa Aqua DM Suhu Air Bj Air
Aqua DM (0C ) ( g/ml)
1
2
3
4
5

Massa botol timbang + Suhu Bj Air


NO Massa botol timbang Massa air ( g/ml)
Aqua DM (0C)
1
2
3
4
5

I. Perhitungan :
A. Pipet seukuran 5 ml
Diketahui :
d2 = 8,4 g/ml
ƛ = 0,000025 ml/0C
T0 = 20 0C
Tp = 250C
p = 0,0012 g/ml
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 1+𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 2+𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 3
Rata-rata G =
3
4,9791 g+ 4,9825 g+ 4,9799 g
=
3
= 4,9805 g
𝐺 𝐺
a.Massa = G + P (𝑑1 − 𝑑2)
4,9805 𝑔 4.9805 𝑔
= 4,9805 g + 0,0012 g/ml (0,9970479 𝑔/𝑚𝑙 − 8,4 𝑔/𝑚𝑙
)

= 4,9858 g

𝑀
b. V = 𝑑1

4,9858 𝑔
=
0,9970479 𝑔/𝑚𝑙

= 5,0005 ml

c.Vt = V-V. ƛ ( Tp-T0 )

= 5,0005 ml – 5,0005 ml x 0,000025 ml/ 0 C ( 25-20)0C


= 5,0005 - 0,00062506 ml
= 4,9998 ml

= 5,00 ml
𝑉𝑡−𝑉0
d. % Kesalahan = 𝑉0
x 100 %
5,00𝑚𝑙−5,00 𝑚𝑙
= 5 𝑚𝑙
x 100 %

=0%

e.Toleransi = Vt – V0

= 5,00 ml – 5 ml

= 0 ml

B. Labu Ukur 25 ml

Diketahui :
d2 = 8,4 g/ml
ƛ = 0,000025 ml/0C
T0 = 20 0C
Tp = 240C
p = 0,0012 g/ml
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 1+𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 2+𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 3
Rata-rata G =
3
24,7585 g+ 24,7972 g+ 24,7990 g
=
3
= 24,7849 g
𝐺 𝐺
a.Massa = G + P (𝑑1 − 𝑑2)
24,7849 𝑔 24,7849 𝑔
= 24,7849 g + 0,0012 g/ml ( − )
0,997320 𝑔/𝑚𝑙 8,4 𝑔/𝑚𝑙

= 24,7849 g + 0,0263 g
= 24,8112 g
𝑀
b. V = 𝑑1
24,8112 𝑔
=
0,997320 𝑔/𝑚𝑙

= 24,8778 ml

c.Vt = V-V. ƛ ( Tp-T0 )

= 24,8778 ml – 24,8778 ml x 0,000025 ml/ 0 C ( 24-20)0C

= 24,8778 ml - 0,00248 ml
= 24,87532 ml
𝑉𝑡−𝑉0
d. % Kesalahan = 𝑉0
x 100 %
24,87532 𝑚𝑙−25 𝑚𝑙
= 25 𝑚𝑙
x 100 %

= 0,5 %

e.Toleransi = Vt – V0

=24,87532 ml – 25 ml

= 0,1 ml

A. Buret 50 ml
Diketahui :
d2 = 8,4 g/ml
ƛ = 0,000025 ml/0C
T0 = 20 0C
Tp =
p = 0,0012 g/ml
 Skala 0 – 10 ml
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 1+𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 2+𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 3
a. Rata-rata g =
3
g+ g+ g
=
3
= g
𝐺 𝐺
b. M10mL = G + P (𝑑1 − 𝑑2)
g g
= g + 0,0012 g/ml ( − )
𝑔/𝑚𝑙 8,4 𝑔/𝑚𝑙
=g
=g
=g
M
c. V10mL =
𝑑1
g
=
𝑔/𝑚𝑙

= mL

d.V10mL ( sebenarnya) = volume – [ volume x koefisien muai alat x ( suhu percobaan-suhu pada alat)]

 Skala 10 – 20 ml
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 1+𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 2+𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 3
a. Rata-rata g =
3
g+ g+ g
=
3
=g
𝐺 𝐺
b. M20mL = G + P (𝑑1 − 𝑑2)

g g
= g + 0,0012 g/ml ( 𝑔/𝑚𝑙 − 8,4 𝑔/𝑚𝑙
)
=g

M
c. V20mL = 𝑑1
g
= 𝑔/𝑚𝑙

= mL

d.V20mL ( sebenarnya) = volume – [ volume x koefisien muai alat x ( suhu percobaan-suhu pada alat)]

= mL

 Skala 20 – 30 ml
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 1+𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 2+𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 3
a. Rata-rata g =
3
g+ g+ g
=
3
=g

𝐺 𝐺
b. M30mL =G +P( − )
𝑑1 𝑑2

g g
= g + 0,0012 g/ml (𝑔/𝑚𝑙 − 𝑔/𝑚𝑙
)
= g
M
c. V30mL = 𝑑1
g
= 𝑔/𝑚𝑙

= mL

d.V30mL ( sebenarnya) = volume – [ volume x koefisien muai alat x ( suhu percobaan-suhu pada alat)]

 Skala 30 – 40 ml
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 1+𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 2+𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 3
a. Rata-rata g =
3
g + g+ g
=
3
= g
𝐺 𝐺
b. M40mL = G + P (𝑑1 − 𝑑2)

g g
8 g + 0,0012 g/ml (𝑔/𝑚𝑙 − 8,4 𝑔/𝑚𝑙
)
= 9,6330 g
M
c. V40mL = 𝑑1
g
= 𝑔/𝑚𝑙

d.V40mL ( sebenarnya) = volume – [ volume x koefisien muai alat x ( suhu percobaan-suhu pada alat)]

 Skala 40 – 50 ml
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 1+𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 2+𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑞𝑢𝑎 𝐷𝑀 3
a. Rata-rata g =
3
g + g+ g
=
3
= g

𝐺 𝐺
b. M50mL =G +P( − )
𝑑1 𝑑2
g g
= + 0,0012 g/ml ( − )
𝑔/𝑚𝑙 8,4 𝑔/𝑚𝑙
= g
M
c. V50mL = 𝑑1
𝑔
= 𝑔/𝑚𝑙
= mL
d.V50mL ( sebenarnya) = volume – [ volume x koefisien muai alat x ( suhu percobaan-suhu
pada alat)]
=
=
𝑉𝑡−𝑉0
% Kesalahan = x 100 %
𝑉0
𝑚𝑙−𝑚𝑙
= 𝑚𝑙 x 100 %

=%

 e.Toleransi = Vt – V0
=ml –ml

= ml
XI. Pembahasan :

1. Alat yang akan dikalibrasi haruslah benar benar bersih dan kering . Supaya hasil yang di dapatkan
akurat ,cermat ,dan teliti

2. Pengukuran yang dilakualan yaitu pengukuran berulang ,dimana pengukuran alat dilakukan
sebanyak 3 kali supaya hasil yang diperoleh lebih cermat, telti,dan akurat

3. Untuk pengeringan alat tidak menggunakan dryer karena pada suhu tinggu alat ukur tersebet
akan memuai dan alat tidak dalam kondisi semula atau standar.

4. Untuk mempercepat proses pengeringan alat dapat menggunakan kertas isap dan alkohol ,dan
cukup didiamkan di udara , karena sifat alkohol yang cepat menguap sehingga mempercepat
pengeringan alat .

5. Hasil antara metode rumus perhitungan pertama dan metode rumus perhitungan ke dua tidaklah
sama melainkan memiliki selisih yang tidak terlalu jauh ,yaitu berkisar antara kurang lebih 0,01 ml

6. Menurutr asumsi saya , metode rumus perhitungan pertama lebih teliti ,cermat, dan akurat
.Dikarenakan pada metode rumus perhitungan pertama lebih memerhatikan faktor lingkungan.

7. Dalam perhitungan metode 1 ,dimana menggunakan λ = koefisien muai gelas (0.000025ml/oC)


,karena spesifikasi alat yang akan dikalibrasi berpengaruh sebagai salah satu pengkoreksi .

8. Alat-alat yang digunakan di laboratorium SMK Negeri 13 Bandung adalah alat gelas yang belum
terkalibrasi sehingga perlu dilaukan kalibrasi untuk mengatahi keayakan dari alat gelas tersbut,

9. Kesalahan dalam pengukuran mungkin dapat disebabkan oleh :

a. Kesalahan kasar ,diakibatkan oleh kurangnya hati-hati(gegabah) ,contohnya salah membaca,


salah mencatat ,dan salah dengar . Kesalahan ini apat diatasi dengan pengukuran yang berulang dan
pengukuran dilakukan oleh 2 orang atau lebih sesuai tugas.

b. Kesalahan sistematik, diakibatka oleh alatnya itu sendiri ,contohnya kesalahan pada skala alat ,
kesalahan ini dapat diatasi dengan merata rata kan hasil.

c. Kesalan random/tak terduga ,diakibatkan oleh hal hal yang tak terduga contohnya kondisi
pengamat

10. Dari hasil perhitungan, buret yang dikalibrasi masih layak untuk digunakan dengan nilai toleransi
untuk buret 25 ml adalah 0,05

11. Dari hasil perhitungan, pipet seukuran yang dikalibrasi masih layak untuk digunakan dengan nilai
toleransi untuk pipet seukuran 5 ml adalah 0,01

12. Dari hasil perhitungan, labu ukur yang dikalibrasi masih layak untuk digunakan dengan nilai
toleransi untuk labu ukur 25 ml adalah 0,03 ml

13. Labu ukur adalah alat yang harus dikalibrasi meskipun tidak termasuk alat ukur ,karena digunakan
dalam perhitungan .
XII. Kesimpulan :
1. Toleransi buret 50 ml yang diperoleh menurut percobaan adalah ..... ml sehingga buret .......
digunakan
2. Toleransi pipet seukuran 5ml yang diperoleh menurut percobaan adalah 0,00 ml sehingga
pipet seukuran LAYAK digunakan,
3. Toleransi labu ukur 25 ml yang diperoleh menurut percobaan adalah 0,1 ml sehingga labu ukur
TIDAK LAYAK digunakan

Anda mungkin juga menyukai