Penjajahan Jepang di Indonesia dimulai pada tanggal 1 Maret
1942, ketika Jepang berhasil mengalahkan pasukan Belanda dan menguasai Hindia Belanda yang saat itu merupakan wilayah Indonesia. Jepang membentuk pemerintahan militer dan mengambil alih kendali pemerintahan di Indonesia. Mereka mendirikan PETA (Pembela Tanah Air), sebuah organisasi militer yang terdiri dari warga pribumi Indonesia yang dididik dan dilatih oleh tentara Jepang. Di bawah pemerintahan Jepang, banyak perubahan terjadi di Indonesia. Beberapa perubahan tersebut antara lain penghapusan sistem tanam paksa, penambahan jumlah sekolah, dan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Namun, kebijakan Jepang juga menimbulkan banyak penderitaan bagi rakyat Indonesia. Jepang memaksa orang Indonesia untuk bekerja secara paksa di berbagai proyek, seperti membangun jalan dan bandara, serta mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia tanpa memperdulikan kesejahteraan penduduk setempat. Meskipun Jepang memperkenalkan beberapa perubahan positif, seperti penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, tetapi kebijakan penjajahan Jepang meninggalkan bekas yang mendalam pada sejarah Indonesia dan membentuk banyak kenangan pahit bagi rakyat Indonesia. Banyak orang yang menjadi korban kebijakan Jepang, baik yang meninggal maupun yang selamat, merasakan dampak psikologis yang berkepanjangan. Namun, penjajahan Jepang juga membentuk semangat perjuangan dan kebangsaan yang kuat pada rakyat Indonesia. Proses perjuangan untuk meraih kemerdekaan menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi perjuangan-perjuangan selanjutnya di Indonesia dan negara-negara lain di dunia. Pada masa Perang Dunia II, paham ideologi yang dominan di Jepang adalah paham Nazionalisme dan Militarisme. Nazionalisme Jepang didasarkan pada keyakinan bahwa Jepang sebagai bangsa yang superior dan memiliki tugas untuk memimpin Asia, sedangkan Militarisme Jepang didasarkan pada kepercayaan bahwa militer Jepang harus menjadi kekuatan dominan dalam pemerintahan dan kehidupan masyarakat Jepang. Paham ideologi ini mengarahkan Jepang untuk melakukan ekspansi dan agresi militer di wilayah Asia Timur, dengan tujuan untuk membangun kekaisaran Asia Timur Raya yang dipimpin oleh Jepang. Tindakan agresi dan penjajahan ini menyebabkan penderitaan yang besar bagi negara-negara yang menjadi sasaran, termasuk Indonesia. Paham ideologi ini juga mengakibatkan kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Kesimpulan dari kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II adalah bahwa perang dan agresi militer tidak dapat memecahkan masalah dan konflik antar-negara. Kekalahan Jepang mengakibatkan penderitaan yang besar bagi rakyat Jepang dan negara-negara yang menjadi sasarannya selama perang, seperti Korea, China, dan Indonesia. Kegagalan perang Jepang juga menunjukkan bahwa cara- cara damai dan diplomasi lebih efektif dalam menyelesaikan masalah internasional daripada menggunakan kekerasan dan kekuatan militer.