Anda di halaman 1dari 34

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peraktek Kerja Industri (Prakerin) adalah salah satu program yang ada di SMK dan
merupakan kegiatan yang mengutamakan keahlian dan keterampilan untuk siswa-
siswi.Sesuai dengan kurikulum yang telah ada di SMK SMTI Bandar Lampung
bahwa siswa/siswi kelas XI semester IV wajib mengikuti Praktek Kerja Industri
(Prakerin) di instansi-instansi pemerintah atau swasta yang bergerak di bidang
industri.Sebagaimana kita ketahui bahwa kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi sangat pesat sekali dan ini berdampak pula di bidang industri, sekaligus
suatu tantangan dalam dunia industri.
Harapan utama dari Prakerin ini adalah agar siswa dapat mengetahui bagaimana
keadaan dunia kerja dan Prakerin wajib dilaksanakan oleh para siswa-siswi di
SMK.Prakerin juga salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Kompetensi Kejuruan.
Di wilayah Sumatra bagian selatan terdapat pabrik semen yaitu PT.Semen
Baturaja.Tbk. Perusahaan ini berbentuk BUMN sehingga disadari atau tidak
perusahaan ini terkesan bercirikan budaya kerja birokrat.Tanpa kita sadari
persoalan profesionalitas mungkin menjadi hal nomor dua dibandingkan dengan
senioritas.Kini kita sudah memasuki era GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (mengurus perusahaan secara baik) harus menjadi
sebaliknya.Semua elemen perusahaan harus menyadari, bahwa persoalan
2

profesionalitas harus menjadi nomor satu.PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk


merupakan pabrik semen yang memproduksi Semen Portland Type I (OPC)
sesuai dengan SNI 2049:2015 dan Semen Portland Type Komposit (PCC) sesuai
dengan SNI 7064:2014. Perusahaan ini didirikan karna ada beberapa faktor yang
mendukung nya, yaitu kebutuhan masyarakat yang tinggi, bahan baku semen yang
tersedia dan melimpah, kawasan atau wilayah yang mencakupi untuk
memproduksi semen, dan lokasi yang strategis. Sehingga mempermudah dalam
pengiriman bahan baku dan pendistribusian semen.
Pusat Produksi terletak di Baturaja yaitu Produksi Terak.Sedangka proses
penggilingan,pengantongan dan pemasaran semen dilaksanakan di Pabrik
Palembang dan Panjang.
Bahan baku produksi berupa Batu Kapur dan Tanah Liat diperoleh dari
pertambangan Batu Kapur dan Tanah liat milik Perseroan yang berlokasi hanya 1,2
km dari pabrik di Baturaja. Sedangkan bahan baku pendukung seperti Pasir silica
diperoleh dari tambang rakyat disekitar Baturaja, Pasir Besi diperoleh dari tambang
rakyat di provinsi Lampung, gypsum dibeli dari Petro Kimia Gresik dan impor dari
Thailand, sedangkan kantong semen diperoleh dari produsen kantong jadi di dalam
negeri. PT. Semen Baturaja.Tbk. Panjang plant didirikan karna lokasi yang
mendekati pelabuhan sehingga proses pengiriman bahan baku hingga
pendistribusian semen dapat melewati jalur perairansehingga lebih banyak jalur
transportasinya.
Semen adalah bahan perekat atau lem, yang bisa merekatkan bahan –bahan
material lain seperti batu bata dan batu koral hingga bisa membentuk sebuah
bangunan.Dalam pengertian secara umum semen diartikan sebagai bahan perekat
yang memiliki sifat mampu mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan
yang kompak dan kuat.
3

Semen Portland merupakan produk hasil penggilingan clinker yang mengandung


calcium silikat hydrolis yang mempunyai kemampuan mengeras tanpa pengeringan
dengan mekanisme reaksi hidrat dan hidrolisis.
Untuk mendapatkan kualitas semen yang sesuai standar SNI maupun Standar
Perusahaan, maka ada beberapa parameter yang digunakan untuk menganalisis
semen yaitu:
1. Parameter Kimia, menganalisa LOI (Lost Of Ignition), SiO2 (Silica), IR
(Insoluble Residu), Fe2 O3 (kandungan besi), F.CaO (CaO bebas/kadar
CaO yang tak terikat), CaO (kadar kalsium), MgO (kadar
magnesium), SO 3 (kandungan gypsum), R2 O3
2. Parameter Fisika, menganalisa setting time (waktu pengikatan), false set
(pengikat semu),normal konsistensi,pemuaian,mortar,kuat
tekan,blaine,dan residu.
3. Parameter Proses, menganalisa LOI(Lost of Ignition), SO 3 (kandungan
gypsum),F.CaO,Residu,kadar air,dan Blaine.
Dalam melakukan analisa kualitas semen baturaja sampel semen yang
digunakan yaitu:
1. Ordinary Portland Cement (OPC), merupakan semen hidrolis yang
dipergunakan secara luas untuk kostruksi umum, sepetri konstruksi
bangunan yang tidak memerlukan persyaratan khusus, antara lain bangunan
perumahan, gedung-gedung bertingkat, landasan pacu, dan jalan
raya.Komposisi untuk semen OPC terdiri dari clinker 95-98% dan gypsum
sebesar 2-5%.
2. Portland Composite Cement (PCC) merupakan jenis variasi semen baru,
komposisi bahan bakunya terdiri dari terdiri dari tiga macam, yaitu 70%
sampai 90% Clinker yang merupakan hasil olahan pembakaran batu
kapur,pasir silica,pasir besi,dan tanah liat, sekitar 5% Gypsum sebagai zat
4

yang memperlambat pengerasan,dan zat tambahan (Addiative) berupa kapur


(lime stone),fly ash dan trass. Kapur dapat menutup rongga-rongga yang
terdapat dalam semen, sedangkan abu terbang yang mengandung SiO2 dapat
meningkatkan kuat tekan.Semen Portland Composite Cement (PCC) banyak
digunakan untuk bangunan perumahan dan pembangunan yang tidak
memerlukan lantai terlalu tinggi serta bukan tiang dan balok beton.
Semen yang diproduksi oleh PT.Semen Baturaja (Persero) Tbk, Panjang
Plant yaitu hanya memproduksi semen PCC (Portland Composite Cement) saja
atau biasa disebut semen harian.Salah satu parameter yang digunakan untuk
mengetahui kualitas semen adalah analisa kadar air Insoluble Residu/bagian tak
larut dan analisa kadar SO 3. Dalam analisa IR bertujuan untuk menentukan
banyaknya zat pengotor dalam semen dikarnakan pencampuran bahan
ketiga.Sedangkan SO 3 menentukan kadar sulfit serta menentukan cepat atau lambat
semen terebut mengeras yang dibuktikan dengan analisa setting time secara fisika.

1.2 Ruang Lingkup Masalah


Pada saat praktik kerja industri di PT. Semen Baturaja .Tbk, Panjang Plant. Penulis
hanya akan membahas tentang parameter:
a). Analisa kadar Mgo pada semen OPC.
b). Analisa Pemuaian pada semen OPC.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Praktik Kerja Industri.
Tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Industri (Prakerin) adalah untuk:
a) Bisa mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa -
siswi prakerin sesuai bidang masing masing.
5

b) Menambah jenis keterampilan yang dimiliki oleh siswa agar dapat


dikembangkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
c) Melatih dan Mempersiapkan diri sebagai Sumber Daya Manusia yang
berkualitas,terampil,kreatif,memiliki inisiatif,beretos kerja dan bertanggung
jawab serta produktif.
1.3.2 Tujuan Umum
a) Memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Sekolah Menengah Kejuruan
SMTI Bandar Lampung.
b) Meningkatkan mutu dan wawasan dasar dalam dunia usaha atau dunia
industri.
c) Melatih kemampuan manajerial dan keterampilan serta memupuk
kemampuan beradaptasi dan daya tangkap mahasiswa dalam menjalankan
tugas dan kewajiban yang diembankan kepadanya.
1.3.3 Tujuan Khusus
a) Mempelajari cara analisa kadar Mgo dan pengujian pemuaian secara
gravimetri dan mengetahui kadar Mgo, Pemuaian apakah sesuai dengan
Standar Mutu (SNI) yang telah ditetapkan.
6

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

Semen adalah zat yang digunakan untuk merekatkan batu,bata,batako,maupun


bahan bangunan lainnya.Sedangkan kata semen sendiri berasal dari
caementum(bahasa latin), yang artinya “memotong menjadi bagian-bagian kecil
tak beraturan”. Meski sempat popular pada zamannya,nenekmoyang semen made
in napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan romawi, sekitar
abad pertengahan (tahun 1100-1500M) resep ramuan pozzuolana sempat
menghilang dari peredaran.Semen Portland adalah perekat hidrolis yang dihasilkan
dari penggilingan klinker yang kandungan utamanya kalsium silikat dari satu atau
dua buah bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan.

2.1.1 Sifat - Sifat Semen Portland


a. Sifat Kimia Semen
Adapun kualitas semen yang dilihat dari sifat kimianya antara lain yaitu:
1) Loss Of Ignition (LOI)/Hilang pijar
LOI menyatakan bagian zat yang akan terbebaskan sebagai gas pada saat
pemanasan atau pembakaran (temperatur tinggi). Pada bahan baku umpan kiln ini
semakin tinggi LOI nya maka akan semakin sedikit umpan kiln yang menjadi
7

produk klinker. Karna itu LOI bahan baku maksimal dipersyaratkan untuk efisiensi
proses karna adanya mineral mineral yang dapat diuraikan pada saat pembakaran.
Komponen utama dari LOI adalah uap air yang berasal dari kandungan air
(moisture) dalam bahan baku (Raw Mix) dan CO 2 yang akan dihasilkan dari proses
kalsinasi CaCO3.
2) Free Lime(F.CaO)
Free lime (F.CaO) adalah kadar kapur bebas yang terkandung dalam semen
yang apabila kadarnya melebihi persyaratan, maka akan sangat merugikan
konsumen, karena jika kadar kapur bebas yang dimiliki semen berlebih semen
tersebut tidak kuat dan rapuh.
3) Kadar Fe2 O3
Pengujian ini dilakukan untuk mengecek/ mendapatkan kandungan besi
pada semen.
4) Kadar SiO2
Dilakukan untuk mengecek jumlah kadar silica pada semen yang terdapat
dalam pasir silica pada komposisi pembuata semen. Dalam semen berfungsi
sebagai perekat/melekat, berpengaruh kepada kualitas semen.

5) Kadar R2 O3
Pengujian ini dilakukan untuk mengecek kadar alumina yang terdapat pada
pasir, tanah liat dan batu kapur sebagai komposisi dalam pembuatan semen.
Terdapat 5 golongan ammonium hidroksida yaitu alumunium oksida, besi oksida,
titanium oksida, dan fosfor pentaoksida tidak di cek karna kandungannya sangat
sedikit.

b. Sifat Fisika Semen


Kualitas semen yang dilihat dari fisiknya antara lain yaitu :
8

1) Fineness (kehalusan)
Proses hidrasi dari semen diawali dari permukaan partikel semen, semakin
besar luas permukaan specific dari semen akan meningkatkan kecepatan hidrasi
yang pada akhirnya akan mempercepat proses pengikatan dan pengerasan pada
semen.
2) Setting time (waktu pengikatan)
Semen jika dicampur dengan air membentuk bubur yang secara bertahap menjadi
kurang plastis, dan akhirya menjadi keras. Pada proses ini, tahap peratma dicapai
ketika pasta semen cukup kaku untuk menahan suatu tekanan. Waktu ikatan
dihitung sejak air dicampur dengan semen. Waktu dari pencampuran semen dan air
sampai saat kehilangan sifat keplastisinannya disebut waktu ikatan awal dan waktu
sampai mencapai pastanya menjadi massa yang keras disebut waktu ikatan akhir.
3) Compressive Strenght (kuat tekan)
Kuat tekan adalah mengkontrol kemampuan menerima beban tekan dari
mortar yang akan dibuat.Kuat tekan semen ditentukan dengan menekan benda uji
semen sampai hancur. Beda uji semen dibuat dengan menggunakan contoh semen
yang akan diuji kemudian memasukkan campuran yang bersangkutan kedalam
kubus-kubus cetakan yang berukuran 5 x 5 x 5 cm3. Setelah dirawat dalam jangka
waktu yang disyaratkan, kubus itu ditekan sampai hancur untuk memperoleh
gambaran dari perkembangan kekuatan semen yang sedang diuji.Kuat tekan diuji
setelah benda uji berumur 1 hari, 3 hari, 7 hari, 28 hari.

2.1.2 Proses Pembuatan Semen


A. Penyediaan Bahan Mentah
Penambangan yang dilakukan di daerah desa pusat baturaja, Sumatra
selatan.Penambangan di desa tersebut untuk mendapatkan bahan mentah utama
yaitu batu kapur dan tanah liat.Penambangan ini bertujuan penyediaan bahan
9

mentah utama, sedangkan bahan mentah bahan koreksi dan bahan-bahan tambahan
lainnya yang dibutuhkan dalam memproduksi semen diperoleh dengan pembelian
dari luar.
1. Batu Kapur (Lime Stone)
Batu Kapur adalah Batuan sedimen yang tersusun dari mineral kalsit dan
aragonite, yang merupakan varia berbeda dari kalsium karbonat.Kalsium karbonat
berasal dari pembentukan geologis yang pada umumnya dapat dipakai untuk
pembuatan semen Portland sebagai sumber utama senyawa Ca.Senyawa Karbonat
dan Magnesium dalam Batu Kapur umumnya berupa dolomite (CaMg(CO3)2).
Dalam proses pembuatan Semen,CaCO3akan berubah menjadi oksida Kalsium
(CaO) dan dolomite berubah bentuk menjadu Kristal oksida magnesium (MgO)
bebas/Periclase.

Gambar 1. Batu Kapur.


2. Tanah Liat (Clay)
Tanah Liat merupakan bahan baku semen yang mempunyai sumber utama
senyawa silikat dan aluminat dan sedikit senyawa besi. Dalam jumlah amat kecil
kadang – kadang juga didapati senyawa – senyawa alkali (Na dan K) yang dapat
mempengaruhi mutu semen.Tanah liat terdapat partikel mineral berkerangka dasar
silikat yang berdiameter kurang lebih 5 mikrometer, yang mengandung leburan
silica atau alumunium yang halus.
10

Gambar 2. Tanah Liat.

3. Pasir Besi
Pasir Besi atau (Fe2 O 3) adalah sejenis pasir dengan konsentrsi besi yang
signifikan.Hal ini biasanya pasir besi berwarna abu – abu gelap atau berwarna
kehitaman.Pada umumnya pasir besi selalu tercampur denga SiO2 dan TiO2 sebagai
impuritiesnya. Pasir besi berfungsi sebagai penghantar panas dalam proses
pembuatan terak semen.Kadar yang baik dalam pembuatan semen yaitu Fe2 O3 ±
75%-80%.

Gambar 3. Pasir Besi.


4. Pasir silika
Pasir silica digunakan sebagai bahan koreksi pada bahan mentah utama yang
kekurangan SiO2. Pasir Silika yang baik untuk pembuatan semen adalah dengan
kadar SiO2 ± 90% dan penggunaan pasir silica dalam pembuatan semen itu sendiri
sebesar ± 9%.

Gambar 4.Pasir Silika.


11

5. Gypsum
Di dalam proses pengilingan terak ditambahkan bahan Gypsum sebanyak 4-
5%. Gypsum merupakan bahan yang harus ditambahkan pada proses penggilingan
klinker menjadi semen. Fungsi Gypsum adalah untuk mengatur waktu pengikatan
semen atau yang disebut juga retarder.
B. Pembakaran
Raw meal yang telah dihomogenisasi di dalam Countinous Flow Silo
dikeluarkan dan menggunakan seragkaian peralatan transport, raw meal
diumpankan ke kiln. Raw meal yang diumpankan ke kiln disebut umpan baku atau
umpan kiln (kiln feed). Proses pembakaran yang terjadi meliputi pemanasan awal
umpan baku di preheater (pengeringan, dehidrasi, dan dekomposisi), pembakaran
kiln (cilnkerisasi) dan pendinginan di grate cooler.
C. Pengeringan
Pengeringan disini adalah proses penguapan air yang masih terkandung
dalam umpan baku. Terjadi saat umpan baku kontak dengan gas panas pada
temperature sampai 200ºC.
D. Dehidrasi
Dehidrasi adalah proses terjadinya pelepasan air kristal (combined water)
yang terikat secara molekuler di dalam mineral-mineral umpan baku. Proses yang
terjadi pada temperature 100 – 400 ºC. Kondisi ini menyebabkan struktur mineral
menjadi tidak stabil dan aka terurai menjadi oksida – oksida yang reaktif.
E. Dekomposisi dan Kalsinasi
Dekomposisi adalah proses penguraian/pemecah mineral – mineral umpan
baku menjadi oksida – oksida yang reaktif. Terjadi pada temperature 400 - 900ºC
dengan persamaan berikut:
AI 4 (OH )8 Si 8 O 8 z →2( AI ¿ ¿2 O3. 2 SiO2 ) 4 H 2 O . ¿
1. Metakoalin menjadi oksida – oksida reaktif.
12

AI 2 O3. 2 SiO2 → AI 2 O 3+2 SiO2 .

Proses kalsinasi adalah proses penguraian karbonat menjadi oksida CaO dan
MgO serta CO 2 sebagai gas.
2. Karbonat menjadi oksida dan gas CO 2.
CaCO3 →CaO +CO2.
MgCO 3 → MgO+CO 2.

F. Klinkerisasi
Klinkerisasi (terak) adalah proses pembentan senyawa-senyawa penyusun
semen Portland, baik dalam fasa padat maupun dalam fasa cair. Apabila dalam
proses clikerisasi masih terdapat CaO yang belum bereaksi dengan oksida lain,
maka akan terbentuk CaO bebas (free lime) yang bersifat merugikan terhadap mutu
semen. Banyak CaO bebas pada klinker dapat dijadikan salah satu indicator apakah
proses pembakaran klinker berjalan dengan baik atau tidak.Semakin banyak CaO
bebas berarti proses pembakaran tidak berjalan dengan baik. Peralatan utama untuk
pembakaran PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk, Pabrik Panjang adalah Rotary Kiln
yang dilengkapi dengan Suspension Preheater. Kecepatan pembakaran bahan baku
dalam Rotary Kiln ( Tanur Putar) selain bergantung bahan akar bergantung pada:
a. Panjang Kiln.
b. Diameter Kiln.
c. Kemiringan Kiln.
d. Kecepatan Putar Kiln.

G. Pendinginan Klinker (Quenching)


Quenching adalah proses pendinginan klinker secara mendadak setelah
reaksi klinkerisasi selesai. Quenching dilakukan di dalam Frate Cooler dengan
media pendingin berupa udara yang dihembuskan kedalam Grate Cooler dengan
menggunakan Fan.
13

H. Penggilingan Semen
Tujuan dari proses ini adalah untuk menghasilkan semen sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan secara SNI. Klinker yang disimpan dalam
klinker silo dikeluarkan, diangkut dan diangkat dengan Fan Conveyor masuk ke
dalam bin klinker. Sementara gypsum dari gerbong dibongkar dan disimpan dalam
bin gypsum. Dengan perbandingan tertentu, klinker dan gypsum dikeluarkan dari
bin klinker masing – masing dan akan bercampur di belt conveyor. Dari belt
conveyor campuran ini kemudian dihancurkan dengan roller press sehingga
memiliki ukuran tertentu yang selanjutnya digiling dengan menggunakan alat
penggiling berupa tube mill yang berisi bola – bola besi sebagai media
penghancurnya.Dengan menggunakan sebuah fan, material yang telah halus
dihisap dan dipisahkan dari udara pembawanya dan disimpan dalam semen silo
yang kedap udara.

Gambar 5. Proses Grinding dan Packer Semen.

I. Pengantongan Semen
Semen yang telah selesai di proses selanjutnya dikemas dengan sebaik
mungkin agar menambah minat para konsumen. Proses pengantongan semen
Dimulai dari semen dikeluarkan dari semen silo dan diangkat dengan
menggunakan belt conveyor dan masuk ke steel silo. Dengan alat pengantongan
14

berupa rotary packer, semen dikantongi dengan setip 1 zak semen berisi 50kg
semen, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk baru-baru ini mengeluarkan produk baru
yaitu Mortar acian putih yang dikemas dengan kantong berukuran 1 zak 50kg.
Kemudian hasil hasil produksi semuanya akan di pasarkan.

Semen zak 50 kg Semen big bag 1ton

Semen curah (tangki kapsul) Mortar acian putih

Gambar 6.Kemasan Produk PT. Semen Baturaja.Tbk.


2.2 Teori Khusus

1. Penetapan MgO
15

Magnesium Oksida (Mgo), Salah satu faktor yang berpengaruh pada


proses pembuatan semen adalah kehadiran senyawa magnesium oksida
(MgO).Magnesium oksida diperoleh dari proses pembakaran magnesium
carbonat (MgCO3). Pembakaran pada suhu yang berbeda akan
menghasilkan MgO dengan reaktifitas berbeda pula. Pada suhu 1500-2000
°C akan menghasilkan deadburned magnesia, suhu 1000-1500 °C akan
menghasilkan hard-burned magnesia, dan pada suhu 700-1000 °C akan
menghasilkan low-burned magnesia. Perlu dilakukan pembatasan terhadap
kadar maksimum dari magnesium oksida didalam produk semen, untuk
menghindari berbagai efek negative yang ditimbulkan dari senyawa tersebut.
Kandungan magnesium oksida (MgO) dapat berpengaruh terhadap nilai
ekspansi semen. Jika kadarnya terlalu tinggi,dapat menyebabkan
unsoundness, hingga keretakan pada beton. MgO memiliki sifat ekspansi
dalam reaksi hidrolisis, sehingga dapat mengisi rongga pada struktur beton.
Namun, jika ekspansi yang terjadi terlalu besar, maka retak dapat terjadi.
Hal ini terjadi karena reaksi hidrasi MgO berlangsung lambat, sehingga
reaksi selesai terjadi pada saat adonan semen telah mengeras (Du, 2005).
Selain itu Mg(OH)2, hasil dari reaksi hidrasi MgO, bervolume lebih besar
dari volume MgO dan H2O jika digabung (Du, 2005)

2. Penetapan Pemuaian
Pemuaian, yaitu untuk Mengetahui ketahanan semen setelah panas
hidrasi apakah semen tersebut memounyai ketahanan yang baik atau
buruk,Pemuaian pada semen terjadi saat bahan semen mengalami perubahan
volume akibat perubahan suhu. Ketika dipanaskan, semen akan mengalami
ekspansi atau pemuaian, sedangkan saat didinginkan, ia akan mengalami
16

kontraksi atau penyusutan. Pemuaian semen ini harus diperhatikan dalam


berbagai aplikasi konstruksi, karena dapat menyebabkan retak atau
kerusakan struktural jika tidak dipertimbangkan dengan baik.
Analisa pemuaian pada semen sangat penting dalam dunia konstruksi dan
teknik sipil karena pemuaian merupakan fenomena alami yang bisa
mempengaruhi performa dan keberlanjutan struktur bangunan.
Beberapa alasan mengapa analisa pemuaian pada semen diperlukan adalah:
 Pencegahan retak: Pemuaian semen yang tidak diperhitungkan dengan
baik dapat menyebabkan retak pada struktur bangunan, yang pada
gilirannya dapat mengurangi kekuatan dan stabilitasnya.
 Keamanan struktur: Dalam situasi ekstrim, pemuaian yang tidak
diantisipasi bisa menyebabkan kerusakan parah pada struktur dan
mengancam keselamatan penghuni atau pengguna bangunan.
 Perencanaan ekspansi: Dalam proyek konstruksi besar, seperti
jembatan atau gedung bertingkat tinggi, diperlukan perencanaan
ekspansi dan kontraksi untuk memungkinkan perubahan dimensi
material saat suhu berubah. Peningkatan umur bangunan: Dengan
memperhitungkan pemuaian, rekayasa struktur dapat meningkatkan
umur bangunan dengan mengurangi potensi kerusakan akibat
perubahan suhu
 Efisiensi material: Dengan menganalisis pemuaian secara tepat, dapat
dihindari pemborosan material akibat kerusakan yang tidak
diinginkan.
Dengan melakukan analisa pemuaian pada semen, insinyur dan perencana dapat
mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi dampak pemuaian
17

dan memastikan bahwa struktur bangunan berkinerja baik dan aman selama masa
pakainya.

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian

Parik PT. Semen Baturaja.Tbk adalah salah satu pabrik semen yang ada di
Indonesia. PT. Semen Baturaja.Tbk terletak di jl.Abikuso Cokrosuyoso Kertapati,
Palembang dan berdekatan dengan stasium Kertapati. Pada tanggal 14
NOVEMBER 1974, perusahaan lahir dengan nama PT. Semen Baturaja dengan
kepemilikan sahan sebesar 45% oleh PT. Semen Gresik dan PT. Semen Padang
sebesar 55%. Sejak tahun 1991 PT. Semen Baturaja diambil alih secara
18

keseluruhan oleh Pemerintah Republik Indonesia.28 juni 2013 IPO 76%,


Pemerintah, 24% masyarakat. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk terdapat di tiga
bagian wilayah yaitu:

1. Pabrik Baturaja
Unit pembuatan terak (Clinker Plant Unit) di Desa Sukajadi Baturaja
dengan kapasitas produksi 2.700.000 ton/tahun dengan batubara sebagai bahan
bakar utama reaksi pembentukan terak dan sumber listrik berasal dari Perusahaan
Listrik Negara (PLN) dan di lengkapi dengan Pusat Listrik Tenaga Diesel. Luas
area pabrik ini adalah 5.403.141 m3. Kapasitas penggilingan dan pengantongan
semen 3.150.000 ton/tahun.

Gambar 7.Pabrik Semen Baturaja.

2. Pabrik Palembang
Unit penggilingan dan pengantongan semen (Grinding and Packing Plant)
di Kertapati, Palembang.Dengan kapasitas terpasang produksi 350.000 ton
19

semen/tahun dilengkapi dengan Pusat Listrik Negara (PLN). Selain pabrik juga
sekaligus Kantor Pusat PT. Semen Baturaja.Tbk dengan luas area pabrik 43.141 m2.

3. Pabrik Pajang
Unit penggilingan dan pengantongan semen serta pabrik kantong di panjang,
Bandar Lampung.Dengan kapasitas produksi 350.000 ton semen /tahun yang juga
dilengkapi dengan Pusat Tenaga Diesel (PLTD).

Gambar 8.Pabrik Semen Panjang.

3.2 Visi, Misi dan Budaya Perusahaan


 Visi
Menjadi Green Cement Based Building Material Company terdepan di
Indonesia.
 Misi
 Kami adalah penyedia bahan bangunan berbasis semen
kebanggaan nasional.
 Kami menyediakan produk yang berkualitas, ramah lingkungan,
dan pasokan yang berkesinambungan.
 Kami menjamin kepuasan pelanggan dengan mengutamakan
pelayanan prima.
20

 Kami berkomitmen membangun negeri untuk Indonesia yang


lebih baik.
 Budaya Perusahaan
A: Amanah, kami memegang teguh kepercayaan yang diberikan.
K: Kompeten, kami selalu belajar dan mengembangkan kapabilitas.
H: Harmonis, kami salig peduli dan menghargai perbedaan.
L: Loyal, kami berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara.
A: Adaptif, kami selalu berinovasi dan antusias dalam mengerjakan
ataupun menghadapi perubahan.
K: Kolaboratif, kami membangun kerjasama yang sinergis.

3.3 Lambang Perusahaan


Pada suatu perusahaan mestinya memiliki lambang apalagi perusahaan yang
besar seperti PT. Semen Baturaja.Tbk, lambang tersebut pasti memiliki arti yang
bermakna dan sangat melambangkan prinsip dari perusahaan tersebut, jadi setiap
lambang memiliki arti tersendiri antara lain:
21

Gambar 9.Lambang Perusahaan PT. Semen Baturaja .Tbk.

 Penjelasan Logo PT. Semen Baturaja.Tbk.


 Gajah sebagai hewan terkuat dan terbesar yang ada di Sumatra khusunya
Sumatra bagian Selatan ini.
 Tiga Gajah melambangkan adanya tiga unit lokasi pabrik yaitu, di Baturaja,
Palembang, dan di Panjang Bandar Lampung.
 Tiga Gajah melambangkan juga adanya tiga badan pemegang sahan yaitu,
Pemerintah Republik Indonesia, PT. Semen Semen Gresik (Persero) dan
PT. Semen Padang (Persero).
 Warna hijau pada lambang PT. Semen Baturaja.Tbk melambangkan
pemerataan industri daerah, untuk mecapai kemakmuran.
 Warna putih melambangkan kesucian hati semua karyawan untuk
mengabdikan diri pada perusahaan.

3.4 Struktur Organisasi Perusahaan


Sebagai salah satu perusahaan milik negara, PT. Semen Baturaja.Tbk
memiliki suatu struktur organisasi yang merupakan bagian sangat penting untuk
perusahaan, sehingga nantiya masing – masing mempunyai peran penting dan
tanggung jawab yang jelas.PT. Semen Baturaja.Tbk memiliki bentuk organisasi
22

line dan staf, dimana pemimpin tertinggi adalah Dewan Direksi yang terdiri dari
Direksi Utama.
Dengan cara menerapkan manajemen yang berdasarkan spesifikasi ISO
9002, struktur organisasi PT. Semen Baturaja .Tbk dalam waktu singkat dapat
berubah setiap saat. Cara ini di terapkan agar membentuk organisasi yang sesuai
dan efisien serta mencari karyawan yang benar – benar qualified, karena karyawan
yang tidak mampu akan tersingkir dengan sendirinya.
Struktur organisasi yang efektif dan efisien yaitu, yang sesuai dengan
fungsi – fungsi yang dibutuhkan dan selaras dengan strategi perusahaan serta
mampu mengembangkan mutu dam kinerja perusahaan.
PT. Semen Baturaja .Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang keseluruhan sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Pemerintah selaku
pemegang saham menjadi Direksi dan Dewan Komisaris yang diwakili oleh:
Direksi:
1. Bpk. Daconi (Direktur Utama).
2. Bpk. Rahmat Hidayat ( Direktur Fugsi Keuangan & SDM )
3. Bpk. Suherman Yahya (Direktur Operasi).
Dewan Komisaris:
1. Bpk. Franciscus M.A. Sibarani (Komisaris Utama).
2. Bpk. Chowadja Sanova (Komisaris Independen).
3. Bpk. Hadi Daryanto (Komisaris).
23

Gambar 10.Struktur Organisasi PT. Semen Baturaja.Tbk.

3.5 Bahan dan Peralatan


3.5.1 Analisa Kadar Mgo
1. Alat dan Bahan
A. Peralatan
1. Neraca Analitik
2. Gelas Beaker ukuran 50ml
3. Spatula
4. Botol Semprot
5. Kaca Arloji
6. Hot Plate
7. Kertas saring Whatman no. 41
8. Corong Kaca
9. Batang Pengaduk
10. Labu ukur (ukuran 500 ml)
B.Bahan
1. Semen 0.5 gram
24

2. Amonia (NH4OH) secukupnya


3. Aquades untuk pelarutan awal
4. Amonium Nitrat (NH4NO3)
5. Perchloric Acid ( HClO4 ) 5 ml
6. Asam klorida (HCL) 1:1
7. Buffer 5 ml
8. Indikator (NN) 2 tetes
9. Ethylen Diamine Tetra Acetic Acid ¿)
10.Aquades Panas sebagai pembilas
11.Filtrat SIO2Dan Filtrat R2O3

3.5.2 Analisa Bla ine


1. Alat dan Bahan
A. Peralatan
1.Torak
2.Kertas blaine
3.Bulb
4.Stopwatch
5.Spatula
6.Corong plastic
7.Stik (sebagai pembersih pada torak)
8.Manometer U
9.
B. Bahan
1. Sampel semen
3.5.3 Analisa Residu 90 μ dan 45 μ
1.Alat dan Bahan
25

A.Peralatan
1.Kuas
2.Ayakan 90 mesh dan 45 mesh
3.Neraca analitik
4.spatula

B.Bahan
1.Sampel semen

1.6 Prosedur Kerja


A. Prosedur pengujian Kadar Mgo
1. Timbang sampel semen sebanyak 0.5 gram, masukkan kedalam gelas
beaker 50 ml.
2. Tambahkan aquades secukupnya, aduk dengan batang pengaduk agar
semen tercampur dengan rata
3. lalu tambahkan HclO4 sebanyak 5 ml dan aduk kembali semen
hingga larut.
4. Dipanaskan diatas hot plate / penangas pasir hingga terbentuk uap
uap putih.
5. Angkat dan tambahkan HCL 1:1 sampai endapan terangkat keatas
lalu tambahkan aquades panas sampai di angka 30ml pada beaker
glass saring di kertas saring Whatman no.41, lalu bilas dengan
menggunakan aquades panas hingga bersih dan tidak tersisa sampel
pada beaker glass.
6. Filtrat SIO2 dipanaskan diatas hot plate hingga mendidih lalu
ditambahkan amonia menggunakan botol semprot secara perlahan
26

sampai terbentuk endapan bewarna orange.setelah terbentuk endapan


bewarna orange tunggu selama 1 menit hingga larutan mendidih
kembali.
7. Angkat dan Saring menggunakan labu ukur(500 ml) dengan kertas
saring Whatman no.41
8. Bilas dengan NH4NO3 Panas untuk menurunkan endapan warna
kuning(orange)pada kertas saring
9. Lalu bilas dengan aquades panas hingga bersih dan tidak tersisa
sampel pada beaker glass
10.Larutan Filtrat R2O3 Didiamkan beberapa jam hingga larutan tidak
panas
11.Lalu tera dengan aquades Lalu homogenkan
12.Pipet larutan kedalam beaker glass sebanyak 50 ml
13.Tambahkan KOH 5ml dan TEA 2ml Sebagai pelarutnya
14.Kemudian tambahkan Indikator NN ( ) Sebanyak 2 tetes,sebagai
penanda perubahan warna pada saat titrasi
15. Lalu di titrasi dengan EDTA secukupnya hingga berubah warna dari
ungu menjadi biru
16. Catat hasil pemakaian EDTA pada titrasi
17.
 Perhitungan Sampel
%CaO= volume titrasi x 2,23

B. Prosedur Pengujian Blaine


1. Timbang berat sampel semen untuk OPC=2,9395gram PCC=2,7238
gram
27

2. Masukkan sampel semen kedalam torak yang sudah dilapisi kertas


saring ukuran diameter 12,7 mm
3. Kemudian lapisi kembali dengan kertas saring ukuran diameter
12,7mm,lalu tusuk dengan batang torak secara perlahan sampai
batas leher torak,lalu putar kurang lebih 2 kali putaran searah jarum
jam
4. Kemudian masukkan torak kedalam alat ukur apparatus blaine dan
cabut batang torak,setelah itu buka katup blaine dan tekan A pada
bulb untuk membuang angin yang ada di dalam manometer
U,Kemudian tekan S pada bulb secara perlahan sampai cairan
blaine naik ke tera pertama
5. Setelah itu tutup katup pada blaine,apabila cairan blaine sudah
berada di garis tera,lalu nyalakan stopwatch,dan ukur waktunya
sampai cairan blaine berada di tera ketiga
 Rumus Perhitugan Blaine
= √ waktu (S) x Faktor kalibrasi (407.4115855)
√ t × Faktorblaine Panjang cetakan (285)

C. Prosedur pengujian Residu 90 μ dan 45 μ


1. Timbang sampel semen seberat 5 gram
2. Ayak menggunakan ayakan ukuran 90 μ dan 45 μ
Sampai halus taktersisa.
3.Timbang residu yang tertahan dari masing masing ayakan
4.Catat hasilnya

 Rumus Perhitugan Residu


= Hasil x 100%
Berat Sampel
28

1.7 Data Pengamatan


1) Analisa CaO
No. Langkah Kerja Pengamatan

1. Warna Larutan Filtrat Bening

2. Warna Larutan + Indikator NN Ungu

3. Warna Larutan setelah proses titrasi Biru

2) Pengujian Pemuain
No. Langkah Kerja Pengamatan
1.

2.

1.8 Sampling
Sampel yang digunakan untuk analisa Mgo dan Pemuaian sampel Ordinary
Portland Cement.Cara mendapatkan sampel ini yakni mengambil di mobil tangki
pengiriman dari Baturaja.Tanggal sampel diambil dan di analisis di Laboratorium
Kimia dan fisika selisih 1 hari.
29

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di PT. Semen Baturaja (PERSERO)


Tbk. Panjang Plant, Bandar Lampung adalah:
1. Analisa kadar IR
Sampel Semen OPC
Tanggal Data Perhitungan % Kadar IR
sampel
05/7/2022 23,4409-23,4185 2,24%
06/7/2022 23,5461-23,5235 2,26%
08/7/2022 23,8050-23,7776 2,74%
11/7/2022 23,5517-23,5282 2,35%
12/7/2022 23,5477-23,5251 2,26%
14/7/2022 23,4142-23,3963 1,79%
19/7/2022 19,9071-19,8737 3,34%
21/7/2022 23,0261-23,0000 2,61%
27/7/2022 23,8244-23,8054 1,90%
28/7/2022 23,8220-23,8054 1,66%
01/8/2022 23,8369-23,8158 2,11%
04/8/2022 23,8332-23,8122 2,10%
05/8/2022 25,1049-25,0836 2,13%
08/8/2022 23,8686-23,8468 2,18%
10/8/2022 18,1526-18,1317 2,09%
30

Tabel 1. Hasil kadar IR

2. Analisa kadar SO3


Sampel Semen OPC
Tanggal Data Perhitungan % Kadar SO 3
sampel
05/7/2022 23,8130-23,7741 1,33%
06/7/2022 23,8152-23,7770 1,31%
08/7/2022 19,9093-19,8695 1,36%
11/7/2022 23,8612-23,8223 1,33%
12/7/2022 23,5641-23,5251 1,36%
14/7/2022 23,5622-23,5269 1,20%
19/7/2022 23,0208-22,9771 1,90%
21/7/2022 23,4468-23,3987 1,65%
27/7/2022 23,8692-23,8297 1,35%
28/7/2022 23,8828-23,8302 1,80%
01/8/2022 18,1758-18,1367 1,34%
04/8/2022 25,1175-25,0694 1,63%
05/8/2022 19,9126-19,8741 1,32%
08/8/2022 25,1273-25,0871 1,38%
10/8/2022 23,8663-23,8126 1,84%

Tabel 2. Hasil kadar SO 3


A. Grafik IR
31

% IR OPC PERIODE JULI - AGUSTUS 2022


6

4 Hasil IR OPC Periode


Juli- Agustus 2022
3.34
3 SNI IR OPC
2.74 2.61
2.24 2.26 2.35 2.26
2 2.11 2.1 2.13 2.18 2.09
1.79 1.9
1.66
1

0
22 22 22 2 2 22 2 2 2 2 22 2 2 2 2 22 22 22 22 2 2
/20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8
5 / 6/ 8 / 1 1 / 12 / 1 4 / 1 9 / 21 / 2 7 / 2 8 / 1 / 4 / 5/ 8 / 1 0 /

Grafik 1. Hasil kadar %IR

B. Grafik SO 3

% SO3 OPC PERIODE JULI - AGUSTUS 2022


3.5

2.5
Hasil SO3 OPC Periode
2 Juli- Agustus 2022
1.9 1.8 1.84
1.65 1.63 SNI SO3 OPC
1.5
1.33 1.31 1.36 1.33 1.36 1.35 1.34 1.32 1.38
1.2
1

0.5

0
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 02 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 2 02 202
7 / 7 / 7 / 7/ 7/ 7/ 7/ 7/ 7/ 7/ 8 / 8 / 8 / 8/ 8/
5 / 6 / 8 / 11 / 12 / 14 / 19 / 2 1 / 27 / 2 8 / 1 / 4 / 5 / 8/ 1 0 /

Grafik 2. Hasil kadar % SO 3


4.2 Perhitungan
1. Analisa kadar IR, pada semen OPC
32

Perhitungan: %IR= B - A x 100%


Sampel
=23,4409-23,4185 x 100%
1 gr
= 2,24%

2. Analisa kadar SO 3
Perhitungan: % SO 3= B - A x 0,434 x 100%
Sampel
= 23,8130-23,7741x 0,434 x 100%
1 gr
= 1,33%

4.3 Pembahasan
Pada pelaksanaan Prakerin, dilakukan analisa IR dan SO 3. Analisa ini berfungsi
untuk mengetahui cara menganalisa IR dan SO 3 yang terkandung dalam semen
OPC dan untuk mengetahui lebih lanjut hasilnya dapat dilihat di pembahasan
berikut ini :

A.Kadar IR, pada analisa yang di lakukan di PT. Semen Baturaja (Persero)
Tbk Panjang Plant periode Juli dan Agustus memiliki rata-rata kadar %IR
adalah 2,25%. IR memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu pada
setiap analisa ketika pada saat perhitungan data yang didapat tidak boleh
melebihi 5,0%, jika melebihi maka residu pada semen sangat tinggi dan itu
di sebabkan karna terlalu banyak bahan ketiga yaitu fly ash. Data yang
didapat sangat baik karna masih mencakup Standar Nasional Indonesia
(SNI).

B. Kadar SO 3, pada analisa yang dilakukan di PT. Semen Baturaja (Persero)


Tbk Panjang Plant periode Juli dan Agustus memiliki rata-rata kadar % SO 3
33

adalah 1,47%. SO 3 memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu pada


setiap analisa ketika pada saat perhitungan data yang di dapat tidak boleh
melebihi 3,0%, jika melebihi maka semen bisa mengalami penglambatan
proses terjadinya pengikatan terhadap semen jika kurang maka semen akan
mengalami proses terjadinya pengikatan secara cepat dan dapat
mengakibatkan kerapuhan pada semen tersebut itu semua disebabkan oleh
terlalu banyaknya atau kurangnya bahan ketiga yaitu Gypsum. Data yang
didapat sangat baik karna masih mencakup Standar Nasional Indonesia
(SNI).

Analisa kadar IR dan SO 3 dilakukan untuk menentukan jumlah dari


pemakaian bahan ketigapada komposisi pembuatan semen OPC, analisa ini
ditentukan oleh Standar Nasioal Indonesia (SNI). Perusahaan memiliki
kadar komposisi pemakain bahan ketiga sendiri, maka jika kadar IR dan
SO 3 pada semen Portland tingi berarti komposisi dari bahan ketiganya

tinggi dari komposisi biasanya, dan sebaliknya kalau hasil kadar IR dan SO 3
rendah maka komposisi dari bahan ketiganya rendah yakni berbeda dari
komposisi normal. Karna saya menganalisa semen OPC biasanya semen
tipe I ini memiliki standar yang selalu sesuai karna semen ini di gunakan
untuk membuat seperti gedung tinggi dan besar serta jalan layang dll, maka
standar yang harus digunakan untuk membuat semen OPC haruslah bagus
dan sesuai dengan SNI.
34

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Adalah sebuah perusahaan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri semen.

Berdasarkan hasil kegiatan Prakerin di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.


Panjang Plant, mengenai kadar %IR dan kadar % SO 3 dapat disimpulkan sebagai
berikut:

1. Kadar %IR semen OPC di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Panjang
Plant pada periode bulan Juli-Agustus dengan rata-rata 2,25%.
2. Kadar % SO 3semen OPC di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Panjang
Plant pada periode bulan Juli-Agustus dengan rata-rata 1,47%.
3.2 Saran
1. Kepada para analis sebaiknya lebih teliti dalam menganalisa dan
mengerjakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)
2. Lebih berhati-hati dalam melakukan uji analisa dan selalu mengunakan
APD (Alat Pelindung Diri).

Anda mungkin juga menyukai