BAB 1
PENDAHULUAN
Peraktek Kerja Industri (Prakerin) adalah salah satu program yang ada di SMK dan
merupakan kegiatan yang mengutamakan keahlian dan keterampilan untuk siswa-
siswi.Sesuai dengan kurikulum yang telah ada di SMK SMTI Bandar Lampung
bahwa siswa/siswi kelas XI semester IV wajib mengikuti Praktek Kerja Industri
(Prakerin) di instansi-instansi pemerintah atau swasta yang bergerak di bidang
industri.Sebagaimana kita ketahui bahwa kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi sangat pesat sekali dan ini berdampak pula di bidang industri, sekaligus
suatu tantangan dalam dunia industri.
Harapan utama dari Prakerin ini adalah agar siswa dapat mengetahui bagaimana
keadaan dunia kerja dan Prakerin wajib dilaksanakan oleh para siswa-siswi di
SMK.Prakerin juga salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Kompetensi Kejuruan.
Di wilayah Sumatra bagian selatan terdapat pabrik semen yaitu PT.Semen
Baturaja.Tbk. Perusahaan ini berbentuk BUMN sehingga disadari atau tidak
perusahaan ini terkesan bercirikan budaya kerja birokrat.Tanpa kita sadari
persoalan profesionalitas mungkin menjadi hal nomor dua dibandingkan dengan
senioritas.Kini kita sudah memasuki era GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (mengurus perusahaan secara baik) harus menjadi
sebaliknya.Semua elemen perusahaan harus menyadari, bahwa persoalan
2
BAB II
LANDASAN TEORI
produk klinker. Karna itu LOI bahan baku maksimal dipersyaratkan untuk efisiensi
proses karna adanya mineral mineral yang dapat diuraikan pada saat pembakaran.
Komponen utama dari LOI adalah uap air yang berasal dari kandungan air
(moisture) dalam bahan baku (Raw Mix) dan CO 2 yang akan dihasilkan dari proses
kalsinasi CaCO3.
2) Free Lime(F.CaO)
Free lime (F.CaO) adalah kadar kapur bebas yang terkandung dalam semen
yang apabila kadarnya melebihi persyaratan, maka akan sangat merugikan
konsumen, karena jika kadar kapur bebas yang dimiliki semen berlebih semen
tersebut tidak kuat dan rapuh.
3) Kadar Fe2 O3
Pengujian ini dilakukan untuk mengecek/ mendapatkan kandungan besi
pada semen.
4) Kadar SiO2
Dilakukan untuk mengecek jumlah kadar silica pada semen yang terdapat
dalam pasir silica pada komposisi pembuata semen. Dalam semen berfungsi
sebagai perekat/melekat, berpengaruh kepada kualitas semen.
5) Kadar R2 O3
Pengujian ini dilakukan untuk mengecek kadar alumina yang terdapat pada
pasir, tanah liat dan batu kapur sebagai komposisi dalam pembuatan semen.
Terdapat 5 golongan ammonium hidroksida yaitu alumunium oksida, besi oksida,
titanium oksida, dan fosfor pentaoksida tidak di cek karna kandungannya sangat
sedikit.
1) Fineness (kehalusan)
Proses hidrasi dari semen diawali dari permukaan partikel semen, semakin
besar luas permukaan specific dari semen akan meningkatkan kecepatan hidrasi
yang pada akhirnya akan mempercepat proses pengikatan dan pengerasan pada
semen.
2) Setting time (waktu pengikatan)
Semen jika dicampur dengan air membentuk bubur yang secara bertahap menjadi
kurang plastis, dan akhirya menjadi keras. Pada proses ini, tahap peratma dicapai
ketika pasta semen cukup kaku untuk menahan suatu tekanan. Waktu ikatan
dihitung sejak air dicampur dengan semen. Waktu dari pencampuran semen dan air
sampai saat kehilangan sifat keplastisinannya disebut waktu ikatan awal dan waktu
sampai mencapai pastanya menjadi massa yang keras disebut waktu ikatan akhir.
3) Compressive Strenght (kuat tekan)
Kuat tekan adalah mengkontrol kemampuan menerima beban tekan dari
mortar yang akan dibuat.Kuat tekan semen ditentukan dengan menekan benda uji
semen sampai hancur. Beda uji semen dibuat dengan menggunakan contoh semen
yang akan diuji kemudian memasukkan campuran yang bersangkutan kedalam
kubus-kubus cetakan yang berukuran 5 x 5 x 5 cm3. Setelah dirawat dalam jangka
waktu yang disyaratkan, kubus itu ditekan sampai hancur untuk memperoleh
gambaran dari perkembangan kekuatan semen yang sedang diuji.Kuat tekan diuji
setelah benda uji berumur 1 hari, 3 hari, 7 hari, 28 hari.
mentah utama, sedangkan bahan mentah bahan koreksi dan bahan-bahan tambahan
lainnya yang dibutuhkan dalam memproduksi semen diperoleh dengan pembelian
dari luar.
1. Batu Kapur (Lime Stone)
Batu Kapur adalah Batuan sedimen yang tersusun dari mineral kalsit dan
aragonite, yang merupakan varia berbeda dari kalsium karbonat.Kalsium karbonat
berasal dari pembentukan geologis yang pada umumnya dapat dipakai untuk
pembuatan semen Portland sebagai sumber utama senyawa Ca.Senyawa Karbonat
dan Magnesium dalam Batu Kapur umumnya berupa dolomite (CaMg(CO3)2).
Dalam proses pembuatan Semen,CaCO3akan berubah menjadi oksida Kalsium
(CaO) dan dolomite berubah bentuk menjadu Kristal oksida magnesium (MgO)
bebas/Periclase.
3. Pasir Besi
Pasir Besi atau (Fe2 O 3) adalah sejenis pasir dengan konsentrsi besi yang
signifikan.Hal ini biasanya pasir besi berwarna abu – abu gelap atau berwarna
kehitaman.Pada umumnya pasir besi selalu tercampur denga SiO2 dan TiO2 sebagai
impuritiesnya. Pasir besi berfungsi sebagai penghantar panas dalam proses
pembuatan terak semen.Kadar yang baik dalam pembuatan semen yaitu Fe2 O3 ±
75%-80%.
5. Gypsum
Di dalam proses pengilingan terak ditambahkan bahan Gypsum sebanyak 4-
5%. Gypsum merupakan bahan yang harus ditambahkan pada proses penggilingan
klinker menjadi semen. Fungsi Gypsum adalah untuk mengatur waktu pengikatan
semen atau yang disebut juga retarder.
B. Pembakaran
Raw meal yang telah dihomogenisasi di dalam Countinous Flow Silo
dikeluarkan dan menggunakan seragkaian peralatan transport, raw meal
diumpankan ke kiln. Raw meal yang diumpankan ke kiln disebut umpan baku atau
umpan kiln (kiln feed). Proses pembakaran yang terjadi meliputi pemanasan awal
umpan baku di preheater (pengeringan, dehidrasi, dan dekomposisi), pembakaran
kiln (cilnkerisasi) dan pendinginan di grate cooler.
C. Pengeringan
Pengeringan disini adalah proses penguapan air yang masih terkandung
dalam umpan baku. Terjadi saat umpan baku kontak dengan gas panas pada
temperature sampai 200ºC.
D. Dehidrasi
Dehidrasi adalah proses terjadinya pelepasan air kristal (combined water)
yang terikat secara molekuler di dalam mineral-mineral umpan baku. Proses yang
terjadi pada temperature 100 – 400 ºC. Kondisi ini menyebabkan struktur mineral
menjadi tidak stabil dan aka terurai menjadi oksida – oksida yang reaktif.
E. Dekomposisi dan Kalsinasi
Dekomposisi adalah proses penguraian/pemecah mineral – mineral umpan
baku menjadi oksida – oksida yang reaktif. Terjadi pada temperature 400 - 900ºC
dengan persamaan berikut:
AI 4 (OH )8 Si 8 O 8 z →2( AI ¿ ¿2 O3. 2 SiO2 ) 4 H 2 O . ¿
1. Metakoalin menjadi oksida – oksida reaktif.
12
Proses kalsinasi adalah proses penguraian karbonat menjadi oksida CaO dan
MgO serta CO 2 sebagai gas.
2. Karbonat menjadi oksida dan gas CO 2.
CaCO3 →CaO +CO2.
MgCO 3 → MgO+CO 2.
F. Klinkerisasi
Klinkerisasi (terak) adalah proses pembentan senyawa-senyawa penyusun
semen Portland, baik dalam fasa padat maupun dalam fasa cair. Apabila dalam
proses clikerisasi masih terdapat CaO yang belum bereaksi dengan oksida lain,
maka akan terbentuk CaO bebas (free lime) yang bersifat merugikan terhadap mutu
semen. Banyak CaO bebas pada klinker dapat dijadikan salah satu indicator apakah
proses pembakaran klinker berjalan dengan baik atau tidak.Semakin banyak CaO
bebas berarti proses pembakaran tidak berjalan dengan baik. Peralatan utama untuk
pembakaran PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk, Pabrik Panjang adalah Rotary Kiln
yang dilengkapi dengan Suspension Preheater. Kecepatan pembakaran bahan baku
dalam Rotary Kiln ( Tanur Putar) selain bergantung bahan akar bergantung pada:
a. Panjang Kiln.
b. Diameter Kiln.
c. Kemiringan Kiln.
d. Kecepatan Putar Kiln.
H. Penggilingan Semen
Tujuan dari proses ini adalah untuk menghasilkan semen sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan secara SNI. Klinker yang disimpan dalam
klinker silo dikeluarkan, diangkut dan diangkat dengan Fan Conveyor masuk ke
dalam bin klinker. Sementara gypsum dari gerbong dibongkar dan disimpan dalam
bin gypsum. Dengan perbandingan tertentu, klinker dan gypsum dikeluarkan dari
bin klinker masing – masing dan akan bercampur di belt conveyor. Dari belt
conveyor campuran ini kemudian dihancurkan dengan roller press sehingga
memiliki ukuran tertentu yang selanjutnya digiling dengan menggunakan alat
penggiling berupa tube mill yang berisi bola – bola besi sebagai media
penghancurnya.Dengan menggunakan sebuah fan, material yang telah halus
dihisap dan dipisahkan dari udara pembawanya dan disimpan dalam semen silo
yang kedap udara.
I. Pengantongan Semen
Semen yang telah selesai di proses selanjutnya dikemas dengan sebaik
mungkin agar menambah minat para konsumen. Proses pengantongan semen
Dimulai dari semen dikeluarkan dari semen silo dan diangkat dengan
menggunakan belt conveyor dan masuk ke steel silo. Dengan alat pengantongan
14
berupa rotary packer, semen dikantongi dengan setip 1 zak semen berisi 50kg
semen, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk baru-baru ini mengeluarkan produk baru
yaitu Mortar acian putih yang dikemas dengan kantong berukuran 1 zak 50kg.
Kemudian hasil hasil produksi semuanya akan di pasarkan.
1. Penetapan MgO
15
2. Penetapan Pemuaian
Pemuaian, yaitu untuk Mengetahui ketahanan semen setelah panas
hidrasi apakah semen tersebut memounyai ketahanan yang baik atau
buruk,Pemuaian pada semen terjadi saat bahan semen mengalami perubahan
volume akibat perubahan suhu. Ketika dipanaskan, semen akan mengalami
ekspansi atau pemuaian, sedangkan saat didinginkan, ia akan mengalami
16
dan memastikan bahwa struktur bangunan berkinerja baik dan aman selama masa
pakainya.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Parik PT. Semen Baturaja.Tbk adalah salah satu pabrik semen yang ada di
Indonesia. PT. Semen Baturaja.Tbk terletak di jl.Abikuso Cokrosuyoso Kertapati,
Palembang dan berdekatan dengan stasium Kertapati. Pada tanggal 14
NOVEMBER 1974, perusahaan lahir dengan nama PT. Semen Baturaja dengan
kepemilikan sahan sebesar 45% oleh PT. Semen Gresik dan PT. Semen Padang
sebesar 55%. Sejak tahun 1991 PT. Semen Baturaja diambil alih secara
18
1. Pabrik Baturaja
Unit pembuatan terak (Clinker Plant Unit) di Desa Sukajadi Baturaja
dengan kapasitas produksi 2.700.000 ton/tahun dengan batubara sebagai bahan
bakar utama reaksi pembentukan terak dan sumber listrik berasal dari Perusahaan
Listrik Negara (PLN) dan di lengkapi dengan Pusat Listrik Tenaga Diesel. Luas
area pabrik ini adalah 5.403.141 m3. Kapasitas penggilingan dan pengantongan
semen 3.150.000 ton/tahun.
2. Pabrik Palembang
Unit penggilingan dan pengantongan semen (Grinding and Packing Plant)
di Kertapati, Palembang.Dengan kapasitas terpasang produksi 350.000 ton
19
semen/tahun dilengkapi dengan Pusat Listrik Negara (PLN). Selain pabrik juga
sekaligus Kantor Pusat PT. Semen Baturaja.Tbk dengan luas area pabrik 43.141 m2.
3. Pabrik Pajang
Unit penggilingan dan pengantongan semen serta pabrik kantong di panjang,
Bandar Lampung.Dengan kapasitas produksi 350.000 ton semen /tahun yang juga
dilengkapi dengan Pusat Tenaga Diesel (PLTD).
line dan staf, dimana pemimpin tertinggi adalah Dewan Direksi yang terdiri dari
Direksi Utama.
Dengan cara menerapkan manajemen yang berdasarkan spesifikasi ISO
9002, struktur organisasi PT. Semen Baturaja .Tbk dalam waktu singkat dapat
berubah setiap saat. Cara ini di terapkan agar membentuk organisasi yang sesuai
dan efisien serta mencari karyawan yang benar – benar qualified, karena karyawan
yang tidak mampu akan tersingkir dengan sendirinya.
Struktur organisasi yang efektif dan efisien yaitu, yang sesuai dengan
fungsi – fungsi yang dibutuhkan dan selaras dengan strategi perusahaan serta
mampu mengembangkan mutu dam kinerja perusahaan.
PT. Semen Baturaja .Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang keseluruhan sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Pemerintah selaku
pemegang saham menjadi Direksi dan Dewan Komisaris yang diwakili oleh:
Direksi:
1. Bpk. Daconi (Direktur Utama).
2. Bpk. Rahmat Hidayat ( Direktur Fugsi Keuangan & SDM )
3. Bpk. Suherman Yahya (Direktur Operasi).
Dewan Komisaris:
1. Bpk. Franciscus M.A. Sibarani (Komisaris Utama).
2. Bpk. Chowadja Sanova (Komisaris Independen).
3. Bpk. Hadi Daryanto (Komisaris).
23
A.Peralatan
1.Kuas
2.Ayakan 90 mesh dan 45 mesh
3.Neraca analitik
4.spatula
B.Bahan
1.Sampel semen
2) Pengujian Pemuain
No. Langkah Kerja Pengamatan
1.
2.
1.8 Sampling
Sampel yang digunakan untuk analisa Mgo dan Pemuaian sampel Ordinary
Portland Cement.Cara mendapatkan sampel ini yakni mengambil di mobil tangki
pengiriman dari Baturaja.Tanggal sampel diambil dan di analisis di Laboratorium
Kimia dan fisika selisih 1 hari.
29
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
0
22 22 22 2 2 22 2 2 2 2 22 2 2 2 2 22 22 22 22 2 2
/20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8
5 / 6/ 8 / 1 1 / 12 / 1 4 / 1 9 / 21 / 2 7 / 2 8 / 1 / 4 / 5/ 8 / 1 0 /
B. Grafik SO 3
2.5
Hasil SO3 OPC Periode
2 Juli- Agustus 2022
1.9 1.8 1.84
1.65 1.63 SNI SO3 OPC
1.5
1.33 1.31 1.36 1.33 1.36 1.35 1.34 1.32 1.38
1.2
1
0.5
0
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 02 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 2 02 202
7 / 7 / 7 / 7/ 7/ 7/ 7/ 7/ 7/ 7/ 8 / 8 / 8 / 8/ 8/
5 / 6 / 8 / 11 / 12 / 14 / 19 / 2 1 / 27 / 2 8 / 1 / 4 / 5 / 8/ 1 0 /
2. Analisa kadar SO 3
Perhitungan: % SO 3= B - A x 0,434 x 100%
Sampel
= 23,8130-23,7741x 0,434 x 100%
1 gr
= 1,33%
4.3 Pembahasan
Pada pelaksanaan Prakerin, dilakukan analisa IR dan SO 3. Analisa ini berfungsi
untuk mengetahui cara menganalisa IR dan SO 3 yang terkandung dalam semen
OPC dan untuk mengetahui lebih lanjut hasilnya dapat dilihat di pembahasan
berikut ini :
A.Kadar IR, pada analisa yang di lakukan di PT. Semen Baturaja (Persero)
Tbk Panjang Plant periode Juli dan Agustus memiliki rata-rata kadar %IR
adalah 2,25%. IR memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu pada
setiap analisa ketika pada saat perhitungan data yang didapat tidak boleh
melebihi 5,0%, jika melebihi maka residu pada semen sangat tinggi dan itu
di sebabkan karna terlalu banyak bahan ketiga yaitu fly ash. Data yang
didapat sangat baik karna masih mencakup Standar Nasional Indonesia
(SNI).
tinggi dari komposisi biasanya, dan sebaliknya kalau hasil kadar IR dan SO 3
rendah maka komposisi dari bahan ketiganya rendah yakni berbeda dari
komposisi normal. Karna saya menganalisa semen OPC biasanya semen
tipe I ini memiliki standar yang selalu sesuai karna semen ini di gunakan
untuk membuat seperti gedung tinggi dan besar serta jalan layang dll, maka
standar yang harus digunakan untuk membuat semen OPC haruslah bagus
dan sesuai dengan SNI.
34
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Adalah sebuah perusahaan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri semen.
1. Kadar %IR semen OPC di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Panjang
Plant pada periode bulan Juli-Agustus dengan rata-rata 2,25%.
2. Kadar % SO 3semen OPC di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Panjang
Plant pada periode bulan Juli-Agustus dengan rata-rata 1,47%.
3.2 Saran
1. Kepada para analis sebaiknya lebih teliti dalam menganalisa dan
mengerjakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)
2. Lebih berhati-hati dalam melakukan uji analisa dan selalu mengunakan
APD (Alat Pelindung Diri).