Anda di halaman 1dari 33

MATERI SEJARAH KELAS ( XI AKUNTANSI 3 )

BAB I
KONSEP DASAR SEJARAH
A.Konsep Ruang (Dimensi Spasial)
Konsep ruang merupakan lokasi atau tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah.
Konsep ruang atau dimensi spasial dalam mempelajari sejarah memiliki
pengertian umum, yaitu:
 Ruang adalah tempat terjadinya peristiwa sejarah
 Fokus pada di mana peristiwa itu terjadi
Contoh konsep ruang dalam peristiwa sejarah adalah Perang 5 Hari di
Semarang pada bulan Oktober 1945. Semarang menjadi ruang atau tempat
terjadinya peristiwa sejarah.
Contoh lain adalah Peristiwa Tiga Daerah yang terjadi di Brebes, Tegal dan
Pemalang yang terjadi akibat tidak puasnya masyarakat pada pejabat bekas
pemerintahan kolonial Belanda dan Jepang.
Brebes, Tegal, dan Pemalang menunjukkan tempat terjadinya peristiwa sejarah.
B.Konsep Waktu (Dimensi temporal)
Konsep waktu dalam sejarah bersifat mutlak, karena suatu peristiwa sejarah
akan selalu memiliki unsur waktu yang menjelaskan kapan peristiwa itu terjadi.
Konsep waktu memiliki dua makna di dalamnya, yaitu makna denotatif atau
makna sebenarnya dan makna konotatif atau makna subyektif.
Makna denotatif berarti kesatuan waktu seperti detik, menit, jam dan lainnya
sesuai fakta apa adanya. Sedangkan konotatif adalah waktu sebagai konsep.
Contohnya adalah zaman Belanda, dalam makna denotatif zaman Belanda
berarti pada 1800 hingga kemerdekaan Indonesia. Namun secara konotatif,
zaman Belanda bisa berarti zaman dulu yang sudah sangat lampau.
Konsep waktu dalam mempelajari sejarah berarti sejarah saling terhubung atau
bisa berulang.
Sejarah jika dilihat dengan konsep waktu, bisa menjadi pedoman untuk
merencanakan masa depan. Contoh konsep waktu dalam peristiwa sejarah
adalah Pertempuran 5 Hari di Semarang pada 15-19 Oktober 1945.

1
konsep waktu di sini menunjukkan pada tanggal 15 hingga 19 Oktober 1945.
Selain itu, Peristiwa 3 Daerah di Brebes, Tegal, dan Pemalang terjadi pada bulan
Oktober hingga Desember 1945.
Bulan Oktober hingga Desember 1945 menunjukkan terjadinya peristiwa itu
dalam konsep waktu.
Menurut Kuntowijoyo, konsep waktu dalam sejarah terdiri atas perkembangan,
kesinambungan, pengulangan, dan perubahan.
Secara tidak langsung, setiap generasi masyarakat akan mengalami pembaruan
dalam kehidupan, yang mana ini disebut sebagai perkembangan manusia.
Meski mengalami perkembangan, manusia pasti akan mempelajari apa yang
terjadi di masa lalu dan akan dikembangkan sesuai eranya.
Hal ini membuktikan bahwa kesinambungan dalam sejarah itu terjadi meski ada
perbedaan waktu.
Secara tidak sadar, dalam perkembangannya manusia akan mengalami
pengulangan. Meski dalam waktu dan latar yang berbeda, peristiwanya hampir
sama dengan yang terjadi sebelumnya.
Seperti yang terjadi pada lengsernya Soekarno dan juga Soeharto yang berawal
dari krisis ekonomi yang melanda saat itu.
Oleh sebab itu manusia akan melakukan tindakan dengan berusaha mengubah
nasibnya.
C.Konsep kronologis
kronologi adalah ilmu tentang waktu yang menjadi ilmu bantu sejarah dalam
menyususn peristiwa atau kejadian sesuai urutan waktu terjadinya.
Periodisasi adalah bagian dari sejarah yang bertugas membuat klasifikasi dari
peristiwa – peristiwa sejarah dalam tahap – tahap dan pembabakan waktu.
Kronik merupakan catatan perjalanan yang ditulis oleh para musafir, pendeta,
dan pujangga pada masa lalu.
D.Pengertian Sinkronik
Sinkronik juga berasal dari bahasa Yunani. Kata ‘syn’ yang berarti
‘bersamaan’, dan ‘chronos’ yang artinya ‘waktu’. Maka dalam
sejarah, sinkronik adalah cara berpikir yang meluas dalam ruang, tetapi
terbatas pada waktu.

2
Cara berpikir sinkronik berfokus pada aspek-aspek peristiwa. Seperti penyebab,
dampak, tokoh, tempat, dan lain-lain. Jadi, sinkronik berusaha menceritakan
kejadian secara lebih mendalam. Gimana? Paham kan bedanya sinkronik dengan
diakronik?

Ciri-ciri Berpikir Sinkronik


 Mengkaji waktu tertentu

Artinya, sinkronik hanya fokus mengkaji pada satu periode atau waktu
tertentu.

 Bersifat horizontal

Artinya, sinkronik memandang peristiwa pada ruang yang lebih luas


dalam berbagai aspek. Misalnya, aspek politik, aspek ekonomi, aspek
sosial budaya, dan sebagainya.

 Menitikberatkan pengkajian pada strukturnya

Ketika menganalisis peristiwa, cara berpikir sinkronik berusaha


mengaitkannya dengan aspek tertentu. Misalnya, saat membahas
kepemimpinan Presiden Joko Widodo, kamu juga mengaitkannya dengan
aspek politik.

E.Pengertian Diakronik
Secara etimologis, Diakronik berasal dari Bahasa Yunani. ‘Dia’ artinya
‘melalui’ atau ‘melampaui’, dan ‘chronicus’ yang artinya ‘waktu’. Jadi, diakronik
adalah memanjang dalam waktu, namun terbatas pada ruang.

Cara berpikir diakronik dalam sejarah disebut juga berpikir secara


kronologis. Peristiwa disusun berdasarkan urutan waktu dari awal hingga akhir,
supaya tidak melompat-lompat dan berujung pada kekeliruan. Kita diajak
menelusuri dan menganalisa peristiwa berdasarkan jam, hari, minggu, bulan, atau
tahun.

Ngomong-ngomong, kamu tahu nggak lawan kata dari kronologis? Ya,


betul! Lawan kata dari kronologis adalah anakronis, yang artinya kesalahan
dalam penempatan peristiwa yang tidak sesuai dengan semestinya. Dalam bahasa
Yunani, anakronis berarti ‘melawan waktu’.

3
Ciri-ciri Berpikir Diakronik
 Memanjang dalam waktu, menyempit dalam ruang

Artinya, cara berpikir diakronik lebih mengutamakan urutan waktu


dengan sedikit memerhatikan keluasan ruang.

 Fokus pada kronologis

Dalam berpikir diakronik, kronologis dibutuhkan untuk menempatkan


kejadian secara urut dan tidak melompat-lompat.

 Bersifat vertical

BAB II

JATUHNYA KONSTANTINOPELKETANGAN TURKI


USMANI
Alur Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki merupakan peristiwa
penting yang menjadi salah satu penanda berakhirnya Abad Pertengahan.

Selama berabad-abad, Konstantinopel adalah pusat dunia Barat sekaligus


pertahanan Kristen terhadap Islam.

Selama itu pula, kota ini tidak lepas dari ancaman, namun selalu selamat
dari penyerangan.

Hingga akhirnya, pasukan Turki Ottoman yang dipimpin oleh Mehmet II


atau Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel.

Konstantinopel jatuh ke tangan Turki Ottoman pada 29 Mei 1453, setelah


53 hari dikepung oleh pasukan Mehmet II.

Konstantin XI selaku raja pun terbunuh saat ibu kota kekaisaran


Bizantium atau Romawi Timur jatuh ke tangan muslim.

Konstantinopel yang terletak di tepi pantai Laut Marmora di dekat Selat


Bosporus merupakan kota transit rempah-rempah pertama di sekitar Laut
Tengah yang menghubungkan barang-barang antara Eropa dan Asia.

Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki kemudian membuat kondisi


perdagangan bangsa Eropa mengalami kemandegan.

4
Sebab, Bangsa Turki Usmani banyak membuat peraturan yang
menyulitkan lalu lintas pelayaran bangsa Eropa, terutama dalam
memperoleh rempah-rempah.

Itulah mengapa, jatuhnya konstantinopel ke tangan Turki Ottoman


menjadi salah satu faktor yang mendorong kedatangan bangsa Barat ke
Indonesia.

Sejarah jatuhnya Konstantinopel bermula dari penyerangan


Konstantinopel oleh Sultan Usmani Muhammad II pada 1453. Sultan
Usmani Muhammad II bergelar Al-Fatih, seperti dikutip dari buku
Sejarah Indonesia: Masuknya Islam hingga Kolonialisme oleh Ahmad
Fakhri Hutauruk.

Konstantinopel adalah ibukota Kekaisaran Romawi Timur yang


merupakan ibukota Kekaisaran Romawi Timur. Konstantinopel juga
merupakan pelabuhan transit perdagangan antara Asia dan Eropa.

Letak Konstantinopel yang strategis menyebabkan bangsa-bangsa di


sekitarnya banyak yang ingin menguasai, termasuk umat Islam. Umat
Islam termotivasi mengembangkan peradaban Islam dan mengambil
wilayah strategis seperti Konstantinopel untuk mempermudah proses
penyebaran Islam.

Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani atau Ottoman


membuat riwayat Kekaisaran Romawi berakhir. Jatuhnya Konstantinopel
juga membuat perdagangan dikuasai para pedagang Islam. Ibu kota
berganti nama jadi Istanbul yang berarti "tahta Islam".

Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani membawa dampak


bagi bangsa-bangsa Eropa yang menjadi kesulitan terutama dalam bidang
perdagangan.

Penyebab kesulitan bangsa Eropa setelah jatuhnya Konstantinopel yaitu:

 Kedudukan perdagangan bangsa Italia di Konstantinopel


dihancurkan
 Daerah Konstantinopel tertutup untuk perdagangan

Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al Fatih merupakan sultan


ketujuh dari Turki Utsmani dan usianya sangat muda.1 Kejatuhan Konstantinopel
adalah suatu peristiwa penyerbuan ke ibukota Kekaisaran Byzantine oleh tentara
Ottoman pada 29 Mei 1453. Para penyerang dipimpin oleh Sultan Mehmed II

5
yang berusia 21 tahun, mengalahkan pasukan yang dikomandoi oleh Kaisar
Constantine XI Palaiologos dan mengambil kontrol akan ibukota kerajaan.

Konstantinopel telah menjadi ibukota Kekaisaran Romawi Timur atau


Kekaisaran Byzantine sejak tahun 330/324 oleh Kaisar Romawi Constantine yang
Agung (Constantine I). Dalam sebelas abad setelahnya dalam sejarah
Konstantinopel, kota tersebut telah dikepung berkali – kali namun hanya pernah
ditembus sekali saja, yaitu ketika peristiwa The Fourth Crusade tahun 1204.

Jatuhnya konstantinopel dimulai ketika Sultan Mehmed II meneruskan


kepemimpinan ayahnya pada 1451 ia baru berusia 19 tahun. Mehmed II memiliki
satu hal yang para penyerang kerajaan konstantinopel sebelumnya tidak punya,
yaitu meriam yang berukuran panjang 9 meter dengan mulut sebesar satu meter
yang dapat menembakkan bola seberat 500 kilogram sejauh 1,5
kilometer. Sekaligus merupakan salah satu meriam zaman sejarah tersbesar yang
ada sampai saat ini. Selain meriam, Mehmet II juga mengerahkan 140 buah kapal
perang dan 320 buah perahu dengan angkatan tentara berjumlah 150 ribu orang,
termasuk 12 ribu pasukan khusus Janisari yang terlatih. 2,3

Upaya penaklukkan ibu kota Byzantium ini tidak mudah. Sebab setelah dua
pekan serangan dilancarkan, kota itu masih mampu bertahan. Salah satu faktor
kegagalan itu karena keterbatasan serangan yang dilancarkan dari darat. Karena
itulah, pada 21 April hingga 22 April, Mehmet II mengerahkan kapal perangnya
agar diseret melalui Bukit Galata menuju ke Tanduk Emas (Golden Horn).
Sehingga, serangan dilakukan dari laut agar lebih efektif. Dengan bantuan kayu
bulat yang dihaluskan menggunakan lemak sapi, satu landasan diwujudkan guna
memudahkan kapal itu diseret menaiki bukit. Strategi ini rupanya mampu
memecahkan pertahanan musuh. Namun, penaklukan belum sepenuhnya
berhasil.

Strategi demi strategi dilakukan. Sultan Mehmet kemudian memutuskan untuk


melakukan serangan utama dan memerintahkan pasukannya beristirahat dan
berpuasa sebelum serangan dilakukan. Sang sultan tidak hentinya memberikan
semangat pada bala tentaranya. Hingga pada Rabu pagi pada 29 Mei 1453,
serangan dimulai dari pengerahan tentara yang kurang mahir hingga tentara yang
lebih terlatih. Pasukan pemanah dan tentara janisari yang lebih terlatih juga
dikerahkan. Serangan secara terencana ini akhirnya membuahkan hasil dan
membawa jatuhnya Konstantinopel ke tangan kekhalifahan Turki Utsmani.
Dengan penaklukkan yang dilakukan itu, kota Konstantinopel diubah namanya
menjadi Istanbul.

6
Melihat dari kisah Muhammad al-Fatih, yaitu seorang pemuda dengan umur
yang terbilang cukup muda dan berhasil memimpin pasukan yang begitu banyak,
dapat saya simpulkan bahwa umur bukanlah parameter untuk menentukan
kualitas dari individu tersebut. Tetaplah isi diri dengan ilmu dan selalu berusaha
serta memanfaatkan peluang merupakan salah satu jalan menuju optimalnya
potensi pada tiap individu.

Konstantinopel adalah kota yang dibangun Kaisar Romawi Timur


(Byzantium), bernama Constantine I, pada tahun 330. Kota ini sangat strategis.
Letaknya di antara batas Eropa dan Asia, baik di darat sebagai salah satu Jalur
Sutera maupun di laut, antara Laut Tengah dan Laut Hitam. Ia juga dianggap
sebagai titik terbaik sebagai pusat kebudayaan dunia, setidaknya pada kondisi
geopolitik pada saat itu.
Tak mengherankan bila Konstantinopel selalu menjadi kota rebutan
bangsa-bangsa dunia, baik dari Eropa, Rusia, Afrika, Persia, Arab-muslim,
bahkan Kesultanan Turki. Kekhalifahan Islam sendiri, dalam rentang 800 tahun,
sudah mencoba merebutnya, tapi selalu gagal. Dimulai dari Khalifah Muawiyah
bin Abu Sufyan (44 H), Sulaiman bin Abdul Malik (98 H), Harun al-Rasyid
(190 H), hingga masa Kesultanan Turki Utsmani --sejak Sultan Bayazid I (796
H) hingga Sultan Murad II (1451 M).

BAB III
LATAR BEKALANG MASUKNYA BANGSA EROPA
MELALUI JALUR REMPAH DAN TIMBULNYA
KOLONIALISME DIINDONESIA

Latar Belakang Bangsa Eropa Melakukan Penjelajahan Samudra – Sejarah


mencatat jika bangsa-bangsa Eropa memmutuskan untuk melakukan ekspedisi
atau penjelajahan ke belahan bumi lain sejak abad ke-15 Masehi, termasuk
sampai ke Nusantara atau wilayah Indonesia saat ini. Zaman ini kemudian
disebut dengan zaman penjelajahan samudra. Penjelajahan samudra juga
dikenal sebagai era the age of discovery. Zaman ini dimulai ketika Kekaisaran
Romawi Timur runtuh usai melawan kekuasaan Islam. Penjelajahan samudra
oleh orang-orang Eropa ini kemudian menjadi penaklukan dan kolonialisme.
Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang berlayar hingga ke
Kepulauan Nusantara. Alfonso de Albuqueque memimpin sekitar 18 kapal yang

7
mengangkut 1.200 orang. Rombongan Portugis ini menaklukkan Malaka pada
1511, lalu menyasar Maluku pada 1512. Dari sinilah, sejarah kolonialisasi di
Indonesia bermula.
Rempah-rempah menjadi alasan utama Portugis menyambangi Kepulauan
Nusantara. Pencapaian dari Portugis ini kemudian diikuti oleh kerajaan
tetangganya, yaitu Spanyol. Portugis dan Spanyol sempat terlibat konflik di
Maluku. Portugis bersekutu dengan Kerajaan Ternate melawan Spanyol yang
merangkul Kerajaan Tidore.
Tidak hanya Spanyol dan Portugis, penjelajahan samudra yang menjelma
menjadi kolonialisme dan imperalisme itu nantinya juga diikuti oleh bangsa-
bangsa Eropa lainnya, termasuk Belanda, Prancis, Inggris, Italia, Belgia, hingga
Jerman. Lantas, apa yang menjadi latar belakang bangsa Eropa melakukan
penjelajahan samudra?
Salah satu penyebab utamanya adalah jatuhnya Konstatinopel pada 1453,
dari Kekaisaran Bizantium atau Romawi Timur ke Kesultanan Turki Usmani di
bawah pimpinan Sultan Mehmed II. Penaklukan Konstantinopel (sekarang
Istanbul) menjadi salah satu tonggak peristiwa penting yang mengubah sejarah
peradaban manusia, yaitu penjelajahan bangsa-bangsa Eropa.
Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia Sejarah mencatat, bangsa Barat
menjelajah ke belahan bumi lain sejak abad ke-15 Masehi, termasuk sampai ke
Nusantara atau Indonesia. Penjelajahan samudera oleh orang-orang Eropa ini
kemudian menjadi penaklukan dan penjajahan atau kolonialisme bahkan
imperialisme.
Apa latar belakangnya? Putusnya jalur perdagangan Asia-Eropa
mendorong kerajaan-kerajaan di Eropa untuk mencari jalur perdagangan baru.
Kali ini tak lewat darat yang sudah dikuasai Turki Usmani tertutup, sedang
mencari jalur lain lebih sulit dan berbahaya.
Maka, dicobalah menelusuri surga rempah-rempah lewat pelayaran.
Setelah Konstantinopel diduduki Turki Usmani, jalur perdagangan darat Asia-
Eropa terputus. Hal tersebut dikarenakan Turki Usmani melarang orang-orang
Eropa melewati Konstantinopel. Di sisi lain, permintaan barang, terutama
rempah-rempah yang merupakan komoditas mahal di Eropa, meningkat.
Hal ini memaksa bangsa-bangsa Eropa mencari jalur-jalur pedagangan
lain selain Konstantinopel. Rempah-rempah menjadi alasan utama Portugis
menyambangi Nusantara.

8
Capaian Portugis ini kemudian diikuti oleh kerajaan tetangga, Spanyol
Apa latar belakang bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudera? Salah satu
penyebab utamanya adalah jatuhnya Konstatinopel pada 1453, dari Kekaisaran
Bizantium atau Romawi Timur ke Kesultanan Turki Usmani di bawah pimpinan
Sultan Mehmed II. Penaklukan Konstantinopel (sekarang Istanbul) menjadi
salah satu tonggak peristiwa penting yang mengubah sejarah peradaban
manusia: penjelajahan bangsa-bangsa Eropa.
Selain India, Kepulauan Nusantara waktu itu sudah terkenal sebagai
penghasil rempah. Pala, lada, dan terutama cengkeh adalah komoditas bernilai
sangat mahal. Namun, Portugis, Spanyol, juga Belanda tidak datang ke
Indonesia hanya untuk memenuhi kebutuhan warganya akan rempah semata.
Mereka juga berniat untuk memonopoli perdagangan rempah.
Tahun 1512, armada laut Portugis sampai ke Malaka. Portugis tiba di
Kepulauan Nusantara dengan membawa serta 1.200 orang dan 17 atau 18 buah
kapal. Ini merupakan awal mula kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia.
lmperialisme kuno menggunakan semboyan 3G (gold, glory, gospel)
sebagai tujuan menguasai suatu wilayah. lmperialisme modern terjadi setelah
peristiwa Revolusi lndustri. Tujuan imperialisme modern tidak lagi sekadar 3G,
tetapi lebih pada upaya pengembangan kegiatan perekonomian.
Imperialisme berasal dari kata imperium yang artinya 'memerintah' dan isme
yang artinya 'paham'.
lmperialisme merupakan suatu sistem jajahan yang dibentuk dengan cara
membentuk pemerintahan jajahan di wilayah yang dijajahnya. lmperialisme
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu imperialisme kuno dan imperialisme
modern. lmperialisme kuno terjadi sebelum peristiwa Revolusi lndustri.
lmperialisme kuno menggunakan semboyan 3G (gold, glory, gospel)
sebagai tujuan menguasai suatu wilayah. lmperialisme modern terjadi setelah
peristiwa Revolusi lndustri. Tujuan imperialisme modern tidak lagi sekadar 3G,
tetapi lebih pada upaya pengembangan kegiatan perekonomian.
Negara pelopornya adalah lnggris. Dengan meningkatnya penemuan-
penemuan baru, seperti mesin uap, kegiatan industri berkembang pesat. Pabrik-
pabrik didirikan di mana-mana.
Hal ini menyebabkan peningkatan kebutuhan bahan mentah dan hasil
produksi. Oleh karena itu, negara-negara Eropa berlombalomba mencari daerah
kekuasaan itu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Imperialisme kuno

9
terjadi sebelum peristiwa Revolusi Industri sedangkan Imperialisme modern
terjadi setelah revolusi industri di Inggris.
Latar belakang kedatangan bangsa barat ke Indonesia berkaitan erat
dengan rempah-rempah . Bangsa Eropa mencoba mencari rempah-rempah
langsung ke sumbernya setelah Konstantinopel jatuh ke tangan Kekaisaran
Turki Usmani.
Konstantinopel merupakan Ibu Kota Romawi Timur, sebuah kota
pelabuhan yang menjadi transit perdagangan antara Asia dan Eropa. Letaknya
yang strategis dalam urusan perdagangan membuat banyak pihak ingin
menguasai Konstantinopel, termasuk Kekaisaran Turki Usmani atau Ottoman.
Keinginan itu akhirnya terwujud. Pada 1453, Sultan Usmani Muhammad
II yang bergelar Al-Fatih mampu merebut Konstantinopel dari tangan Romawi.
Nama Konstantinopel kemudian diganti menjadi Istanbul.
Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani membuat bangsa Eropa
kesulitan mengakses rempah-rempah. Mereka akhirnya berusaha mencari bahan
baku perasa dan pengawet makanan itu langsung ke sumbernya.
Pada masa yang sama muncul gerakan renaisans di Firenze, Italia, yang
memengaruhi intelektual Eropa pada periode modern awal. Para pemikir bebas
bereksplorasi dan membuka ide-ide lama yang ditinggalkan oleh bangsa Yunani
dan Romawi, sehingga ilmu pengetahuan berkembang pesat. Hal ini mendorong
bangsa Eropa untuk melakukan penjelajahan samudera. Masa renaisans
berlangsung dari Abad XIV hingga XVII.
Adalah Alfonso de Alburquerque, pelaut ulung asal Pertugis yang
mengenalkan Nusantara ke Eropa pada Abad XVI. Dia mengabarkan bahwa
Nusantara adalah negeri yang kaya akan rempah-rempah dan sumber daya alam
lainnya. Dari situ kemudian, bangsa Eropa berbondong-bondong datang ke
Nusantara untuk mencari rempah rempah.
Revolusi Industri yang terjadi di Eropa mulai 1760 juga turut andil dalam
kedatangan bangsa barat ke Indonesia. Berkembangnya revolusi yang diawali
dengan penemuan mesin uap dan teknologi baru memudahkan bangsa barat
dalam mencapai tujuannya. Termasuk penemuan di bidang transportasi, baik
darat maupun laut, sehingga memudahkan mereka melakukan pelayaran dan
perjalanan ke Indonesia.
Meski awal kedatangan bangsa barat ke Indonesia untuk mencari rempah-
rempah tapi lama-kelamaan niat itu berubah menjadi keserakahan. Mereka ingin
menguasai daerah penghasil rempah-rempah dan memonopoli perdagangan.

10
Muncul ambisi yang dikenal dengan konsep 3G, yakni Gold atau memperoleh
kekayaan sebanyak-banyaknya, Glory ambisi memperoleh kejayaan, dan
Gospel keinginan untuk menyebarkan ajaran agama di Nusantara.

BAB IV
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MELAWAN
KOLONIALISME BANGSA BARAT / EROPA

Bangsa Eropa datang ke Nusantara pada abad ke-16. Awalnya bertujuan


untuk berdagang rempah-rempah. Namun, lama-kelamaan tujuan bergeser
menjadi penerapan kolonialisme dan imperialisme.

Pada abad ke-19, masyarakat Indonesia berupaya keras untuk melakukan


perlawanan. Tujuan utamanya untuk mengusir penjajahan dari Nusantara.
Namun sifat perlawanan lokal dari para raja atau sultan dan rakyat terhadap
VOC masih sangat lokal. Beberapa perlawanan bangsa Indonesia terhadap
kolonialisme dan imperialisme, yaitu:

 Kesultanan Demak melawan Portugis


 Perlawanan Kesultanan Aceh
 Perlawanan Rakyat Ternate
 Sultan Agung Raja Mataram melawan VOC
 Sultan Ageng Tirtayasa melawan VOC

A.Kesultanan Demak melawan Portugis

Keinginan untuk mengembalikan tanah Islam yang telah terampas oleh musuh
serta mengembalikan kemulian kerajaan Islam di Malaka menjadi faktor politik
Demak menyerang Malaka.

Adapun secara ekonomi faktor pendorongnya adalah keinginan Demak untuk


menguasai Selat Malaka merupakan jalur perdagangan internasional.

Pada masa pemerintahan Raden Patah, Kesultanan Demak sudah mengadakan


perlawanan terhadap Portugis yang menduduki Malaka.

Raden Patah mengirim pasukannya di bawah pimpinan Pati Unus putranya yang
menjadi Bupati Jepara untuk menyerang Portugis di Malaka.

Ekspedisi pertama Pati Unus untuk menyerang Portugis terjadi pada tahun
1512. Namun, serangan besar-besaran tersebut gagal mengusir Portugis dari
Malaka.
11
Sementara itu, keberanian Pati Unus dalam memimpin penyerangan ke Malaka
yang dikuasai Portugis menyebabkan dirinya mendapat julukan Pangeran
Sabrang Lor.

Dalam rangka memperluas ekspansinya ke daerah barat, Sultan Trenggono


mengirim Fatahillah yang didampingi Maulana Hasanuddin putra Sunan
Gunung Jati untuk menggagalkan rencana kerja sama antara Portugis dan
Pajajaran.

Pada tahun 1527, Fatahillah-Maulana Hasanuddin menyerang kedudukan


Portugis di Sunda Kelapa. Serangan tersebut berhasil mengusir Portugis dari
Sunda Kelapa.

Selanjutnya pada 22 Juni 1527 nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta
atau Jakarta yang berarti kemenangan yang sempurna.

Fatahillah diangkat oleh Sultan Trenggana sebagai wakil Sultan Demak yang
memerintah di Jayakarta, pasangan Maulana Hasanuddin memerintah di Banten.

B.Perlawanan Kesultanan Aceh

Portugis menganggap perkembangan Aceh sebagai ancaman. Oleh karena itu,


Portugis berupaya menghancurkannya.

Pada 1523, Portugis melakukan serangan ke Aceh yang dipimpin oleh


Henrigues dan di tahun 1524 dipimpin oleh de Sauza.

Namun, semua serangan berhasil dipatahkan. Portugis tidak menyerah dan terus
berusaha mencari cara untuk melemahkan kedudukan Aceh. Sehingga, kapal-
kapal Portugis terus mengganggu kapal-kapal dagang Aceh.

Tindakan semena-mena Portugis menimbulkan perlawanan pihak Aceh.


Sebagai persiapan untuk menyerang Portugis, Sultan Alaudin Riayat Syah
(1537-1568) mulai mempersenjatai kapal-kapal dagangnya dengan meriam dan
prajurit terlatih, membeli persenjataan dari Calicut (India) dan Jepara, menyewa
tentara bayaran, dan mendatangkan ahli-ahli perang dari Turki pada tahun 1567.

Setelah semua persiapan selesai, Aceh melakukan serangan terhadap Portugis di


Malaka, yang bersekutu dengan Johor. Namun Portugis berhasil selamat dan
melakukan serangan balik pada 1569. Serangan balik tersebut dapat dipatahkan
pasukan Aceh.

12
Sultan Iskandar Muda (1607-1636) tercatat sebagai penguasa terbesar
Kesultanan Aceh. Di bawah kepemimpinannya, Aceh melakukan serangan
terhadap kedudukan Portugis sebanyak dua kali.

Serangan pertama terjadi pada tahun 1615, sedangkan serangan kedua terjadi
tahun 1629. Pada serangan kedua, armada laut Aceh mengalami kekalahan
besar di Pelabuhan Malaka.

C.Perlawanan Rakyat Ternate

Akibat monopoli perdagangan rempah-rempah oleh Portugis, rakyat Ternate


hidup sengsara. Akibatnya, rakyat Ternate dipimpin oleh Dajalo pada tahun
1533 melakukan perlawanan terhadap Portugis.

Pada awalnya, rakyat Ternate meraih kemajuan besar, namun kemudian


berbalik terdesak setelah Portugis mendapat bantuan pasukan dari Malaka.

Kemudian penyerangan kembali terjadi karena Portugis sering melakukan


pemerasan. Kali ini perlawanan dipimpin oleh Sultan Khairun atau Hairun.

Melalui tipu muslihat, orang Portugis berhasil membunuh Sultan Khairun dalam
suatu perundingan.

Meskipun demikian, perlawanan rakyat Ternate terus berlanjut di bawah


pimpinan Sultan Baabullah penerus takhta Ternate pada tanggal 28 Desember
1577. Sultan Baabullah berhasil mengusir Portugis dari negerinya.

D.Sultan Agung Raja Mataram melawan VOC

Sultan Agung Senapati ing Alaga Ngabdurrahman (1613-1645) memiliki cita-


cita mempersatukan seluruh Jawa di bawah kendali Mataram dan mengusir
VOC dari Jawa.

Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, Sultan Agung bermaksud membendung


usaha-usaha VOC menjalankan penetrasi politik dan monopoli perdagangan.
Salah satu upayanya adalah menghancurkan loji VOC di Jepara pada tanggal 18
Agustus 1618.

Pihak VOC membalas dengan menghantam pertahanan Mataram di Jepara.


Sejak itu, sering terjadi pertempuran di antara keduanya.

Sultan Agung juga bermaksud mengusir VOC dari Batavia. Untuk itu
dilakukan serangan besar-besaran terhadap Batavia.

13
Namun, sayang serangan tersebut mengalami kegagalan. Sultan Agung wafat
pada 1645 dan sepeninggalnya pengaruh VOC mulai masuk Mataram.

E.Sultan Ageng Tirtayasa melawan VOC

Keinginan VOC untuk melakukan monopoli perdagangan lada menjadi sumber


konflik antara Banten dan VOC. Puncak konflik terjadi ketika Kesultanan
Banten dipimpin Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1684).

Perlawanan terhadap VOC mereda setelah terjadi perselisihan antara Sultan


Ageng dan putranya, Sultan Haji (Pangeran Abu Nashar Abdul Qahar).

Kesempatan ini tidak dilewatkan oleh VOC untuk melancarkan taktik devide
et impera. VOC membantu Sultan Haji dan berhasil menangkap Sultan Ageng.

Sultan Haji diangkat oleh VOC sebagai penguasa Banten dengan


menandatangani konsensi yang merugikan Banten.

F.Sultan Hasanuddin melawan VOC

Peperangan pertama antara VOC dan Kerajaan Makassar dipicu oleh Peristiwa
Enkhuizen. Peristiwa itu diawali ketika Kerajaan Makassar menolak permintaan
monopoli oleh VOC.

Akibatnya, VOC menawan beberapa bangsawan Makassar di Kapal


Enkhuizen. Walaupun kemudian para bang sawan tersebut dilepaskan.

Mulai saat itu bibit permusuhan muncul di kalangan bangsawan dan


rakyat Makassar. Buktinya pada tanggal 10 Desember 1616 ketika kapal VOC
De Eendracht merapat di Pelabuhan Somba Opu, awak kapalnya dibunuh oleh
orang-orang Makassar.

Konflik sempat mereda, tetapi akhirnya membesar di kala Makassar


dipimpin oleh Sultan Hasanuddin.

Perang besar VOC melawan Kerajaan Makassar dikenal sebagai "Perang


Makassar" yang berlangsung pada kurun waktu 1660-1669.

Sultan Hasanuddin memimpin pasukan Makassar dengan daya juang


yang tinggi. Bahkan orang orang VOC menyebutnya De Haantjes van Het
Oosten atau "Ayam Jantan dari Timur".

VOC dengan dibantu Aru Palaka petinggi Kerajaan Bone dan beberapa
petinggi Kerajaan Makassar yang berkhianat, akhirnya berhasil mengalahkan

14
pasukan Sultan Hasanuddin. Akibat kekalahan tersebut, Sultan Hasanuddin
harus menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667s

Sebelum merdeka, Indonesia telah mengalami penjajahan bangsa Eropa


dan Jepang.Negara yang pernah menjajah Indonesia sebelum merdeka adalah
Portugis, Inggris, Belanda, dan Jepang.

Semuanya memiliki periode waktu tertentu di Indonesia, yang teman-


teman pelajari di buku Ilmu Pengetahuan Sosial kelas 8 kurikulum
Merdeka.Adanya kolonialisme bangsa Eropa dan imperalisme bangsa Jepang
menyebabkan rakyat menderita, sehingga rakyat melakukan perlawanan.

Ada bukti sejarah bentuk perlawanan rakyat Indonesia pada Portugis,


Inggris, Belanda (VOC), Pemerintahan Belanda, dan Jepang.Perlawanan itu
banyak yang gagal dengan beragam macam faktor, hingga akhirnya berhasil dan
Indonesia resmi merdeka pada tahun 1945.

Apa saja bentuk perlawanan terhadap kolonialisme dan imperalisme


rakyat Indonesia dan apakah faktor kegagalannya?

a. Melawan Portugis

Contoh bentuk perlawanan:

 Perlawanan kerajaan Demak yang dipimpin Adipati Unus.


 Perlawananan kerajaan Aceh yang dipimpin Sultan Iskandar Muda.
 Perlawanan kerajaan Ternate yang dipimpin Sultan Baabullah.
 Perlawanan kerajaan Banten yang dipimpin Fatahillah.
 Perlawanan kerajaan Aceh yang dipimpin Sultan Aki Mughayat Syah

Kegagalan perlawanan terhadap Portugis disebabkan oleh strategi perang yang


kurang tepat. Perang masih dilakukan secara kedaerahan. Jadi, meski
peperangan dimenangkan pihak kerajaan dari Indonesia, Portugis akan
menyerang lagi dengan serdadu yang lebih banyak dari segala arah.

Peperangan melawan Portugis juga gagal karena ada ketidakseimbangan senjata


perang, di mana senjata Portugis lebih modern yang memudahkan Portugis
mudah memenangkan perang.

B.Melawan Inggris

Contoh bentuk perlawanan:

15
- Pemberontakan Sepoy tahun 1815Pasukan Sepoy adalah pasukan sukarela dari
India yang di bawa Inggris ke Indonesia untuk membersihkan tanah Jawa dari
orang-orang Belanda.

Agar mereka selamat dari orang-orang Indonesia dan pasukan Belanda maka
mereka menjalin dukungan terhadap para pangeran dan dukungan keraton untuk
melawan Inggris.

Kaum Sepoy yang dipimpin Dhaugkul Syihk berhasil mendekati para pangeran
khususnya Pakubuwono VI, dengan harapan anaknya dapat menjadi Sultan di
Yogyakarta dan Mangkubumi menjadi penguasa Surakarta.

- Perlawanan rakyat Palembang tahun 1812

Perang ini disebabkan ditolaknya utusan Raffles ke Palembang yang dipimpin


Richard Philips untuk mengambil alih kantor dan benteng Belanda sekaligus
hak kuasa Sultan atas tambang timah di pulau Bangka oleh Sultan Mahmud
Baharuddin.

Akibatnya Inggris mengirim ekspedisi perang tahun 1812 dipimpin Mayor


Jenderal Robert Gillespie menuju sungai Musi menggunakan rakit dan perahu
dilengkapi meriam dan senjata api.

Kegagalam perlawanan terhadap Inggris banyak disebabkan oleh perbedaan


senjata perang yang digunakan.

Militer Inggris sudah sangat maju pada zaman dulu, sehingga bisa menang
dengan mudah melawan senjata milik rakyat.

C.Melawan Belanda (VOC)

Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) merupakan kongsi dagang atau


Perusahaan Hindia Timur Belanda pada tanggal 20 Maret 1602.

VOC adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memonopoli aktivitas


perdagangan di Asia.

Adanya VOC membuat rakyat Indonesia menderita, sehingga dilakukan


perlawanan berikut:

 Perlawanan kerajaan Mataram yang digagas Sultan Agung


Hanyokrokusumo yang dipimpin oleh Tumeng gung Bahurekso, Suro
Agul-Agul, Dipati Uposonto, Dipati Mandurejo, dan Dipati Ukur.
 Perlawanan kerajaan Makassar yang dipimpin Sultan Hasanudin.

16
 Perlawanan kerajaan Banten yang dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa.
 Perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC yang dipimpin oleh Kakiali
(1635), Telukabesi (1646), Saidi (1650) dan Sultan Tidore bernama
Sultan Jamaludin.

Penyebab kekalahan perang melawan VOC adalah VOC mampu membujuk


orang penting dalam sebuah wilayah agar mau berpihak pada VOC.

VOC menggunakan taktik persuasif agar terjadi perang saudara di wilayah yang
ingin dikuasainya.

Ketika wilayah tersebut sedang perang dan melemah, VOC pun mengambil
keuntungan dengan menguasai wilayah tersebut.

D.Melawan Pemerintah Kolonial Belanda

VOC dan Pemerintah Kolonial memiliki perbedaan, ya.

VOC lebih fokus kepada menguasai sumber daya alam dan perdagangan suatu
wilayah jajahan

Hubungan VOC kepada penduduk lokal sebatas perjanjian kerjasama dengan


kerajaan setempat.

Sedangkan pemerintah kolonial Belanda tidak hanya ingin menguasai sumber


daya alam saja.

Pemerintah kolonial Belanda juga menjadikan penguasa lokal sebagai pegawai


mereka dengan gaji bulanan.

Bentuk perlawanan terhadap pemerintah kolonial adalah:

 Perang Jawa (perang melawan kolonial di seluruh Pulau Jawa), salah


satunya dipimpin Pangeran Diponegoro.
 Perang Paderi Sumatra Barat yang dipimpin oleh Datuk Sati.
 Perang Aceh yang dipimpin oleh Teuku Umar, Panglima Polim, Cut
Nyak Din, Cut Meuthia, Cik Di Tiro, Teuku Imam Luengbata, Teuku Cik
Tunong (suami Cut Meuthia), Pang Nangru dan Raja Sabil anak Meuthia.
 Perang Batak yang dipimpin Sisingamangaraja.
 Perlawanan terhadap pemerintah kolonial banyak mengalami kegagalan
karena perang masih bersifat kedaerahan.

17
E.Melawan Jepang

Beberapa perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia terhadap Jepang


adalah:

 Perlawanan masyarakat Cot Plieng


 Gerakan Koreri di Biak
 Perlawanan Singaparna
 Perlawanan di Indramayu, Aceh, Kalimantan
 Pemberontakan tentara PETA.

Kegagalan perlawanan terhadap Jepang adalah kurangnya strategi dalam


menghadapi Jepang dan beberapa perang masih bersifat kedaerahan.

Teman-teman, itulah contoh bentuk perlawanan bangsa Indonesia melawan


penjajah.

Sifat kedaerahan dan lemahnya strategi perang banyak menjadi penyebab


kekalahan perlawanan.

Setelah ada gerakan kebangkitan nasional, perjuangan melawan penjajah pun


bersifat nasional.

Rasa nasionalisme pun timbul dan rakyat mulai berjuang serentak dalam
mengusir penjajah hingga akhirnya merdeka.

Perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme oleh bangsa Indonesia


dimulai dari abad ke 16 sampai tahun 1945, merupakan rangkaian sebagian
perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari keadaan atau
gerakan yang menekan baik tanpa atau dengan kekerasan senjata. Seperti
diketahui bahwa gerakan kolonialisme dan imperialisme yang pertama di
Indonesia adalah bangsa Portugis dan Spanyol. Untuk daerah Jawa Tengah
gerakan tersebut mendapat reaksi yang hebat dari rakyat beserta
pemimpinnya di kawasan pantai utara Jawa Tengah. Reaksi dari mereka
itulah yang kemudian melandasi perjuangan daerah Jawa Tengah, bersama-
sama dengan daerah Indonesia lain

18
BAB V

TOKOH – TOKOH PENGERAK NASIONAL INDONESIA

A. Pengertian pengerak
Pengerak nasional adalah masa dimana bangkitnya rasa dan semangat
persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk
memperjuangkan kemerdekaan republic Indonesia. Latar belakang
terbentuknya pergerakan nasional karena adanya kesadaran penderitaan
kesengsaraan Bersama yang menimpa Masyarakat Indonesia selama
penjajahan. Masa pergerakan nasional di indinesia ditandai dengan
berdirinya boedi oetomo sebagai organisasi pertama pada masa
penggerakan nasional.

Boedi otomo didirikan pada 20 MEI 1908 di Jakarta oleh Dr.Sutomo


dan para mahasiswa STOVIA. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi,
maupun kebudayaan. Pergerakan nasional merupakan sebuah bentuk
perlawanaan terhadap penjajah. Perlawanan yang dilakukan tersebut
bukan melalui penggunaan Angkatan bersenjata, tetapi melalui
penggunaan organisasi budaya, sosial, ekonomi dan politik. Ada banyak
tokoh pergerakan nasional yang turut berjasa dalam memperjuangkan
bangsa Indonesia. Siapa saja tokoh tersebut?.

B.TOKOH – TOKOH PENGERAK NASIONAL


A. DR.SOETOMO

Beliau lahir di Nganjuk, 30 Juli 1888. Lalu beliau masuk STOVIA pada
tahun 1903. Pada tahun 1908, beliau bersama beberapa mahasiswa mendirikan
Budi Utomo. Tahun 1930, beliau mendirikan Partai Bangsa Indonesia dan pada
tahun 1935, beliau mendirikan Partai Indonesia Raya yang menjadi wadah
perjuangannya merintis kemerdekaan.

B. KH.Samanhudi

Beliau lahir di Laweyan, Solo pada tahun 1868 dari keluarga pedagang.
Pada tahun 1905, beliau mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI), organisasi
yang menentang Belanda dan memperjuangkan martabat pedagang pribumi.
SDI berubah menjadi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1912 dan pada kongres
tahun 1913, beliau terpilih menjadi ketua. KH. Samanhudi juga terlibat
dalam gejala politik pasca kemerdekaan dengan membentuk Barisan

19
Pemberontak Indonesia yang melawan Belanda NICA, dan lascar rakyat
yang bernama Gerakan Kesatuan Alap-Alap.

C. H.O.S Cokroaminoto

Beliau lahir di Ponorogo,pada tahun 1882 dari keluarga R.M


Cokroamiseno, seorang pegawai pemerintahan yang pernah menjabat
sebagai bupati. Sepak terjang politiknya menonjol pada tahun 1912. Saat itu
beliau mendirikan SDI yang kelak akan berubah menjadi SI. Kata
mutiaranya yang termasyhur “ setinggi-tinggi ilmu,semurni-murni tauhid dan
sepintar-pintar siasat”.

D. KH.Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan adalah tokoh pergerakan nasional yang lama


belajar pengetahuan Agama di Mekkah. Beliau mendirikan
Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Tujuan
Muhammadiyah adalah mengajarkan Agama Islam dengan Al-Qur’an
dan Hadist.

E. Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Suwardi


Suryaningrat. Bersama dengan Danudirja Setiabudi (Douwes Dekker), dan
Cipto Mangunkusumo, beliau mendirikan Indische Partij. Mereka bertiga
dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai. Indische Partij menuntut
kemerdekaan Indonesia. Beliau juga mendirikan Perguruan Taman Siswa.
Perguruan ini mengajarkan kepada siswanya sifat kebangsaan. Karena
peranannya sangat besar dalam dunia pendidikan, Ki Hajar Dewantara diberi
julukan sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

F. Wahid Hasyim

Wahid Hasyim adalah putra Hasyim Ashari, pelopor dan pendiri NU


(Nahdatul Ulama). Tujuan NU adalah memecahkan berbagai persoalan umat
Islam baik dalam hal Agama maupun kehidupan di masyarakat. Tahun 1938,
Wahid Hasyim bergabung dengan NU. Empat tahun kemudian beliau
diangkat sebagai ketua NU. Perkembangan NU sebagai organisasi politik
dan keagamaan tidak terlepas dari peranannya.

G. Douwes Dekker

Beliau mendirikan Nationale Indische Partij pada tahun 1912 yang


merupakan sebuah partai politik. Menilai Budi Utomo terbatas pada bidang

20
kebudayaan saja, maka Douwes Dekker mendirikan sebuah partai politik.
Ernest François Eugène Douwes Dekker masih terhitung saudara dengan
pengarang buku Max Haveelar, Eduard Douwes Dekker. Douwes Dekker
sendiri yang tidak sepenuhnya berdarah Indonesia, namun ia dengan segenap
jiwa dan raga berjuang untuk pergerakan nasional Indonesia. National
Indische Partij pun aktif dalam berbagai organisasi internasional, seperti
Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan, serta Liga Demokrasi
Internasional untuk menarik perhatian dunia internasional. Douwes Dekker
mencurahkan pikiran dan tenaganya demi memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia.

H. Dr. Cipto Mangunkusumo

Beliau merupakan dokter profesional yang cenderung lebih dikenal


sebagai tokoh pergerakan nasional. Bersama dengan Ki Hajar Dewantara dan
Douwes Dekker, beliau mendirikan partai politik Nationale Indische Partij.
Pada awalnya Dr. Cipto Mangunkusumo bergerak sebagai dokter
pemerintahan dibawah Belanda. Namun karena beberapa tulisannya dalam
De Express yang cenderung mengkritik kekejaman pemerintahan Belanda,
akhirnya beliau diberhentikan sebagai dokter pemerintahan. Hal tersebut
membuat beliau semakin intens melakukan perjuangan, dengan sepenuh hati
memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

I. Soekarno

Kebangkitan nasional bukan saja pada masa berdirinya organisasi-


organisasi pergerakan nasional, namun hingga saat ini juga. Soekarno
berjasa besar bagi bangsa Indonesia. Perjuangannya menjelang detik-detik
proklamasi tidak dapat dilupakan. Aktif dalam organisasi PUTRA yang
berjuang demi kemerdekaan bangsa Indonesia pun tidak dapat dilupakan.
Walaupun setelah kemerdekaan, pada masa demokrasi terpimpin ia
bertindak bagaikan diktator, semua jasanya tak dapat dilupa. Pada saat agresi
militer I ketika Indonesia terdesak, beliau memerintahkan Syafrudin
Prawiranegara untuk melanjutkan perjuangan Indonesia dengan mendirikan
Pemerintah Darurat Republik Indonesia. Walaupun dengan risiko ditangkap
oleh Belanda karena kondisi Yogyakarta pada saat itu masih sangat rawan.
Inilah semangat perjuangan yang harus dimiliki segenap bangsa.

21
BAB VI

PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

A. Latar belakang pendudukan jepang di Indonesia

Perang Dunia II (World War II) terjadi di dua benua. Di Eropa,


Nazi Jerman melawan pasukan Sekutu. Di Asia, Jepang melawan
Sekutu. Jerman dan Jepang berpaham fasisme ingin menguasai
negara-negara di dunia.
Perang Dunia II di Asia dikenal dengan Perang Pasifik atau Perang
Asia Timur Raya. Jepang berusaha membangun imperium di Asia.
Perang Dunia II di Asia dimulai pada 8 Desember 1941 saat tentara
Jepang (Dai Nippon) mendadak menyerang Pearl Harbor di Hawaii,
pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat terbesar di Pasifik.
Pasukan jepang di pimpin laksmana YUMAMOTO bergerak sangat
cepat menuju Selatan termasuk ke Indonesia. Setelah jepang
menyerang Pearl Harbor, Gubernur Hendral Hindia Belanda Alidius
Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer mengumumkan perang dengan
jepang.

B. Pendaratan jepang di Indonesia

Pasukan Jepang sejak awal berusaha menguasai Indonesia sejak


pecah perang Pasifik. Alasannya, Angkatan Perang Jepang (Dai
Nippon) membutuhkan minyak bumi dan bahan mentah lainnya dalam
rangka memenuhi kebutuhan angkatan perangnya.
Pada 10 Januari 1942, tentara Jepang telah mendarat di Tarakan,
Kalimantan Timur kemudian disusul dengan penguasaan daerah
Balikpapan, Pontianak dan Banjarmasin.
Daerah-daerah pertambangan minyak di Kalimantan dengan mudah
dikuasai Jepang. Tentara Jepang bergerak ke Suamtera, menduduki
Palembang pada 14 Februari 1942. Sehingga makin mudah merebut
Pulau Jawa.
Tentara Jepang menjalankan siasat perang kilat (Blitz Krieg) untuk
mewujudkan Imperium Asia Timur Raya. Dalam menghadapi
ekspansi Jepang, Sekutu membentuk ABDACOM (American, British,
Dutch, Australian Command) dengan markas di Lembang, Bandung.
Sementara itu Letjend Hein Ter Poorten diangkat sebagai Panglima
Tentara Hindia Belanda (KNIL).

22
C. Pendudukan jepang di Indonesia

Markas besar Kemaharajaan Jepang membentuk tentara umum selatan, yang


meliputi:

 Tentara ke-14 dipimpin Letjend Honma Masaharu dengan wilayah


operasi di Philipina.
 Tentara ke-15 dipimpin Letjend Iida Shojiro dengan wilayah operasi di
Thailand dan Burma.
 Tentara ke-16 dipimpin Letjend Imamura Hitoshi dengan wilayah operasi
di Indonesia (Hindia Belanda).
 Tentara ke-25 dipimpin Letjend Yamashita Tomoyuki dengan wilayah
operasi di Malaya (Malaysia).

Selain itu, terdapat beberapa divisi dalam struktur pasukan tersebut. Pada 1
Maret 1942, tentara ke-16 Angkatan Darat Jepang yang dipimpin Letjend
Hitoshi Imamura telah mendarat di Pulau Jawa di tiga tempat, yaitu:

 Di teluk Banten, Jawa Barat


 Di Eretan Wetan, Jawa Barat
 Di Kragan, Rembang, Jawa Barat

Tentara Jepang dengan mudah merebut kota-kota penting di Jawa seperti


Batavia, Bandung dan lain-lain. Pada 8 Maret 1942, Letjend Hein Ter Poorten
selaku Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda dan atas nama Angkatan
Perang Sekutu di Indonesia menyerah tanpa syarat kepada pasukan Jepang.

Perundingan penyerahan tersebut berlangsung di Kalijati, Subang, Jawa Barat.

Dalam Perundingan Kalijati, dari Jepang diwakili Gubernur Jenderal Imamura,


sedangkan dari pihak Belanda diwakili Gubernur Jenderal Tjarda dan Jenderal
Ter Poorten. Pada 8 Maret 1942 dimulai zaman pendudukan Jepang di
Indonesia.

D. Alasan jepang pendudukan di Indonesia

Kedatangan tentara Jepang yang mengusir imperialis Belanda bertujuan


bukan untuk membebaskan rakyat Indonesia, tetapi ada maksud tertentu.

Faktor-faktor utama kedatangan Jepang ke Indonesia adalah:

23
 Indonesia kaya hasil tambang, sehingga menunjang untuk keperluan
perang.
 Indonesia terdapat bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan industri
dalam negeri Jepang.
 Indonesia memiliki tenaga manusia atau SDM (man power) yang banyak
sehingga dapat mendukung usaha Jepang.
 Ambisi Jepang untuk mewujudkan Hakko Ichi-u yaitu pembentukan
imperium yang meliputi bagian besar dunia yang dipimpin Jepang.
 Kepentingan migrasi, maksudnya wilayah Jepang yang sempit sedangkan
jumlah penduduk banyak maka dibutuhkan tempat bagi pemerataan
penduduk.

BAB VII

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada hari Jumat, 17


Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun
Jepang (kōki) (17 Agustus Shōwa 20 dalam penanggalan Jepang itu sendiri),
yang dibacakan oleh Soekarno dengan didampingi oleh Mohammad Hatta di
sebuah rumah di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat.

Chairul Basri, yang bekerja pada kantor propaganda Jepang, disuruh mencari
rumah yang berhalaman luas. Rumah Pegangsaan Timur 56 milik orang
Belanda ditukar dengan rumah lain di Jalan Lembang. Jadi rumah itu memang
disiapkan Jepang untuk Bung Karno. Chairul tidak menyebut nama pemilik
rumah itu. Saat diambil alih pemerintah Jepang untuk Sukarno, rumah itu milik
Mr. Jhr. P.R. Feith seperti disebut Kwee Kek Beng, pemimpin redaksi koran Sin
Po dari 1925 sampai 1947, dalam Doea Poeloe Lima Tahon Sebagi Wartawan,
1922–1947 (1948).

Dari pemberitaan di koran Sin Po 5 Juli 1948 diketahui bahwa rumah tersebut
merupakan rumah bersejarah bagi bangsa Indonesia karena menjadi tempat
diproklamasikannya kemerdekaan. Rumah tersebut juga pernah dipakai sebagai
rumah pertemuan. Belanda juga pernah memfungsikan rumah tersebut sebagai
rumah tawanan juga. Rumah itu pun berubah lagi menjadi Gedung Republik.
Hingga akhirnya pemiliknya yang orang Belanda menjualnya seharga 250 ribu

24
gulden (ƒ). Rumah ini akhirnya dibeli oleh pemerintah Indonesia. Begini bunyi
pemberitaan tersebut:

"Eigenaar (pemilik rumah) itoe roemah jang baroe sadja kombali dari Nederland
telah menetapken mendjoel miliknja dengen harga ƒ 250.000,- pada pemerentah
repoeblik"

Dari sini belum ditemukan bukti keterkaitan antara pembelian rumah oleh
pemerintah Republik Indonesia di tahun 1948 dengan informasi sumbangan
rumah Pegangsaan Timur 56 oleh Faradj Martak sebagaimana tertera di dalam
surat Ir. M. Sitompoel, Menteri Pekerjaan Umum dan Perhubungan, tanggal 14
Agustus 1950.

Proklamasi yang dibacakan dari rumah Pegangsaan Timur 56 tersebut menandai


dimulainya perlawanan diplomatik dan bersenjata dari Revolusi Nasional
Indonesia, yang berperang melawan pasukan Belanda dan warga sipil pro-
Belanda, hingga Belanda secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia pada
tahun 1949.[1]

Pada tahun 2005, Belanda menyatakan bahwa mereka telah memutuskan untuk
menerima secara de facto tanggal 17 Agustus 1945 sebagai tanggal
kemerdekaan Indonesia.[2] Namun, pada tanggal 14 September 2011,
pengadilan Belanda memutuskan dalam kasus pembantaian Rawagede bahwa
Belanda bertanggung jawab karena memiliki tugas untuk mempertahankan
penduduknya, yang juga mengindikasikan bahwa daerah tersebut adalah bagian
dari Hindia Timur Belanda, bertentangan dengan klaim Indonesia atas 17
Agustus 1945 sebagai tanggal kemerdekaannya.[3] Dalam sebuah wawancara
tahun 2013, sejarawan Indonesia Sukotjo, meminta pemerintah Belanda untuk
secara resmi mengakui tanggal kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.[4]
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui tanggal 27 Desember 1949 sebagai
tanggal kemerdekaan Indonesia.[5]

Naskah Proklamasi ditandatangani oleh Sukarno (yang menuliskan namanya


sebagai "Soekarno" menggunakan ortografi Belanda) dan Mohammad Hatta,[6]
yang kemudian ditunjuk sebagai presiden dan wakil presiden berturut-turut
sehari setelah proklamasi dibacakan.

25
A. Sejarah Proklamasi Kemerdekaan

Sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia dimulai pada tanggal 17 Agustus


1945, ketika bangsa Indonesia secara resmi menyatakan kemerdekaannya.
Meskipun kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II menjadi salah satu latar
belakang penting yang mempercepat proses tersebut, kemerdekaan Indonesia
bukanlah sebuah hadiah yang diberikan langsung oleh Jepang.

B. Peranan Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II


Pada tanggal 6 Agustus 1945, sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota
Hiroshima, Jepang oleh Amerika Serikat, yang menurunkan moral dan
semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Tiga hari kemudian, pada tanggal 9
Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki, memaksa Jepang
untuk menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

C. Pertemuan dengan Marsekal Terauchi


Pada tanggal 10 Agustus 1945, Soekarno, Hatta, dan Radjiman
Wedyodiningrat diterbangkan ke Dalat, Vietnam, untuk bertemu dengan
Marsekal Terauchi. Mereka diberitahu bahwa pasukan Jepang berada di ambang
kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Pada tanggal
12 Agustus 1945, Marsekal Terauchi mengumumkan kepada Soekarno, Hatta,
dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan
kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam
beberapa hari.

D. Desakan dan Peristiwa Rengasdengklok


Dua hari setelah pertemuan di Dalat, saat Soekarno, Hatta, dan Radjiman
kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak Soekarno untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan. Namun, Soekarno belum yakin bahwa
Jepang benar-benar telah menyerah dan proklamasi kemerdekaan pada saat itu
dapat menimbulkan konflik yang besar. Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang
menyerah kepada Sekutu, namun masih memegang kekuasaan di Indonesia.
Pada tanggal 16 Agustus 1945, peristiwa Rengasdengklok terjadi. Para pemuda
pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, Wikana, Shodanco Singgih, dan

26
lainnya membawa Soekarno, Fatmawati, dan Guntur (anak mereka yang baru
berusia 9 bulan) ke Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Soekarno dan
Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sana, mereka meyakinkan Soekarno
bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang Indonesia siap untuk melawan
Jepang.

E. Penyusunan Teks Proklamasi


Setelah peristiwa Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta.
Mereka bertemu dengan Mayor Jenderal Oosugi Nishimura, Kepala
Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang. Nishimura
mengemukakan bahwa Jepang harus menjaga status quo dan tidak dapat
memberi izin untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia seperti
yang dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat. Soekarno dan Hatta menyesali
keputusan tersebut dan menuju ke rumah Laksamana Maeda untuk melakukan
rapat guna menyiapkan teks Proklamasi.
Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad
Soebardjo, dan disaksikan oleh Soekardi, B.M. Diah, Sudiro, dan Sayuti Melik.
Teks Proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Setelah selesai disepakati,
Sayuti Melik menyalin dan mengetik teks tersebut menggunakan mesin tik
milik Mayor Dr. Hermanto Kusumobroto (dari kantor perwakilan Angkatan
Laut Jerman).

F. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno di Jalan
Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi No.1), acara Proklamasi dimulai.
Pukul 10 pagi, Soekarno membacakan teks Proklamasi dan pidato singkat
setelahnya. Kemudian, bendera Merah Putih, yang dijahit oleh Ibu Fatmawati,
dikibarkan oleh seorang prajurit PETA bernama Latief Hendraningrat yang
dibantu oleh Soepardjo dan seorang pemudi yang membawa nampan berisi
bendera Merah Putih. Setelah bendera berkibar, lagu Indonesia Raya
dinyanyikan oleh semua hadirin. Bendera pusaka tersebut masih disimpan di
Museum Tugu Proklamasi Nasional hingga saat ini.

27
G. Pembentukan Undang-Undang Dasar (UUD)
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) mengadakan rapat dan mengesahkan Undang-Undang Dasar sebagai
dasar negara Republik Indonesia, yang kemudian dikenal sebagai UUD 45.
Dengan demikian, terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang
berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan
secara sukarela oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan
dibentuk kemudian.

H. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden


Setelah usulan dari Mohammad Hatta dan persetujuan dari PPKI, Soekarno
dan Mohammad Hatta terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia yang pertama. Presiden dan Wakil Presiden akan diambil sumpahnya
oleh sebuah Komite Nasional.
Dengan demikian, proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945 menjadi tonggak bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia
menuju kemerdekaan. Teks Proklamasi yang disusun dengan cermat dan
kesungguhan para pemimpin pada saat itu menjadi landasan dasar pembentukan
negara Republik Indonesia. Proklamasi kemerdekaan merupakan momen
penting yang harus dihargai dan diingat oleh setiap generasi Indonesia sebagai
simbol perjuangan dan semangat kebangsaan.

I. Sejarah Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945

Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 berawal dari kabar bahwa


Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu setelah Kota Hiroshima dan
Nagasaki dibom oleh Sekutu pada 15 Agustus dua hari sebelumnya.

Para pejuang golongan muda yang mendengar kabar tersebut dari Radio
BBC kemudian mulai mendesak Sukarno dan Hatta agar memanfaatkan
momentum sesegera mungkin untuk memproklamasikan kemerdekaan.

Desakan ini memunculkan perdebatan antara golongan muda dan golongan


tua lantaran belum ada pernyataan resmi dari pihak Jepang. Oleh sebab itu,
golongan tua meminta agar menunggu hingga tanggal 24 Agustus 1945.

28
Pada akhirnya, pada 15 Agustus 1945 di bawah koordinasi Sukarni, Chaerul
Saleh, dan Wikana, maka Sukarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok. Hal
ini dilakukan dengan harapan kemerdekaan dapat dipercepat. Singkat cerita,
Sukarno dan Hatta dapat kembali bersama Ahmad Soebardjo dengan jaminan
proklamasi akan dilakukan esok harinya.

Pada malam harinya, mereka sampai di rumah Laksamana Maeda guna


membahas hal tersebut. Pada 17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, naskah
proklamasi yang disusun dalam dua alinea itu rampung dua jam kemudian.

Naskah teks proklamasi kemudian diserahkan kepada Sayuti Melik untuk


diketik. Dia dibersamai oleh BM Diah. Setelah selesai, naskah ditandatangani
oleh Sukarno.

Beberapa jam kemudian pada 17 Agustus pukul 10.00 WIB, naskah


proklamasi dibacakan di rumah Sukarno Jalan Pegangsaan Timur nomor 56.
Kabar mengenai proklamasi pun disebarluaskan.

J. Isi Teks Proklamasi

Teks proklamasi dirumuskan oleh Sukarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo.


Mulanya, naskah proklamasi ditulis tangan oleh Sukarno dan setelah disepakati
baru diketik oleh Sayuti Melik.

Tampaknya, perumusan proklamasi berjalan dengan diskusi yang cukup alot.


Hal ini terlihat dari perbedaan teks proklamasi pada naskah tulisan tangan
dengan ketikan:

 Kata "hal2" pada paragraf kedua baris pertama diubah menjadi "hal-hal"
 Kata "saksama" pada paragraf dua baris kedua diubah menjadi "tempo"
 Penulisan tanggal dan bulan "Djakarta 17-08-05" menjadi "Djakarta, hari
17 boelan 8 tahoen 05"
 Kalimat "wakil2 bangsa Indonesia" menjadi "Atas nama bangsa
Indonesia"

29
J. Isi Teks Proklamasi Versi Ketikan
‘’ Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan
tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta.’’
K. Makna Proklamasi Kemerdekaan RI
Berikut ini sejumlah makna dari peristiwa proklamasi kemerdekaan RI:
1. Proklamasi kemerdekaan RI adalah wujud puncak perjuangan kemerdekaan
bangsa Indonesia. Perjuangan yang dilakukan ini memakan waktu, tenaga dan
pengorbanan yang tak sedikit, sehingga menjadi sesuatu yang diharapkan oleh
bangsa Indonesia.
2. Bangsa Indonesia mendapatkan kebebasan melalui kemerdekaan, yakni bebas
dari segala bentuk penindasan dan penjajahan bangsa asing.
3. Indonesia mempunyai kedaulatan rakyat dengan pengakuan dari segenap
rakyat Indonesia bahwa pemerintah menjadi kekuasaan pemerintahan tertinggi
dan terlepas dari segala penjajah yang diperjuangkan oleh rakyat sejak dahulu.
4. Dihapusnya segala macam diskriminasi rasial dari bangsa Indonesia. Di
samping itu, warga negara Indonesia dinyatakan mempunyai hal dan kewajiban
yang sama di segala bidang tanpa memandang suku, ras, agama, dan lainnya.
5. Adanya wewenang bagi bangsa Indonesia untuk menjadi masyarakat yang
sejahtera dengan kekuasaan mengelola dan menangani berbagai sumber daya
ekonomi secara mandiri. Tidak ada lagi monopoli dan perampasan hak
kekayaan negara oleh bangsa asing.
6. Negara Indonesia mempunyai nilai nasionalisme yang berasal dari
kebudayaan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai kepribadian bangsa ini
tercermin dalam Pancasila, mulai dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
demokrasi dan keadilan sosial.
7. Mutu dan pendidikan di Indonesia kembali merdeka saat rakyat baik laki-laki
ataupun perempuan, miskin ataupun kaya bisa mengenyam pendidikan sesuai
standar kualitas setiap lembaga pendidikan yang memiliki standar dalam
membangun generasi yang terdidik.

30
BAB VIII
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

Setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tersebar ke seluruh penjuru


dunia, muncul berbagai respon dari negara-negara internasional.
Belanda merespon hal tersebut dengan datang kembali ke Indonesia untuk
merebut kekuasaan dari pemerintah Indonesia pimpinan Soekarno-Hatta.
Belanda datang ke Indonesia dengan menumpang kapal tentara Sekutu (AFNEI)
yang sedang bertugas untuk melucuti dan memulangkan tentara Jepang di
Indonesia.
Pada 15 September 1945, Pasukan Belanda tiba di Jakarta dan berupaya untuk
menaklukan beberapa wilayah Indonesia. Rakyat Indonesia merespon
kedatangan Belanda dengan melakukan perlawanan di beberapa daerah, di
antaranya:
 Pertempuran 10 November di Surabaya
Dalam buku 10 November 1945: Gelora Kepahlawanan Indonesia (1992)
karya Berlan Setiadijaya, pertempuran di Surabaya dipicu oleh Insiden
perobekan bendera di hotel Yamato dan tewasnya Mallaby (perwira Inggris).
Pada 10 November 1945, Sekutu memberikan ultimatum kepada rakyat
Surabaya untuk menyerah dan memberikan persenjataan mereka kepada
AFNEI.
Ultimatum tersebut diacuhkan oleh rakyat Surabaya dan mereka memilih
bertempur mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kolonel Sungkono dan
Bung Tomo membakar semangat bertempur rakyat melalui Radio Perjuangan.
Diperkirakan ribuan rakyat Surabaya meninggal dalam pertempuran ini.
Untuk mengenang keberanian rakyat Surabaya, tanggal 10 November dijadikan
sebagai hari pahlawan.
 Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa berlangsung pada 26 Oktober – 15 Desember 1945.
Latar belakang pertempuran ini adalah keinginan Sekutu untuk mengambil alih
kota Ambarawa.

31
Pertempuran terus berlanjut demi mengusir pasukan sekutu dari Ambarawa.
Pada 15 Desember, TKR berhasil memukul mundur pasukan Sekutu hingga ke
Semarang.
 Pertempuran Medan Area
Dilansir dari buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (2005) karya M.C
Ricklefs, pertempuran Medan Area berlangsung dari 10 Desember 1945 – 10
Desember 1946.
Latar belakang terjadinya pertempuran ini adalah perampasan dan penginjakan
lencana merah putih oleh pasukan Sekutu.
Selain itu, pasukan Sekutu juga mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Medan
agar menyerah dan memberikan persenjataan kepada Sekutu. Namun,
ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh rakyat Medan sehingga Sekutu
melancarkan aksi militer pada 10 Desember 1945.
Rakyat Medan merespon tindakan tentara Sekutu dengan melakukan
perlawanan. Rakyat Medan yang tergabung dalam Barisan Pemuda Indonesia
dan Komando Resimen Laskar Rakyat mengalami beberpa kesulitan dalam
pertempuran sehingga mengharuskan mereka mundur ke arah Pematang Siantar.
Pertempuran antara rakyat Medan dan Sekutu teus berlanjut hingga 10
Desember 1946 setelah NICA mengajukan gencatan Senjata.
 Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api berlangsung pada 24 Maret 1946. Latar
belakang terjadinya peristiwa ini adalah ultimatum tentara Sekutu yang
memerintahkan pengosongan kota Bandung pada 24 November 1945.
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) menolak ultimatum tersebut dan bersiap
untuk melakukan perlawanan di kawasan Bandung Utara.
A.H Nasution sebagai pemimpin pasukan tentara merundingkan rencana opsi
perlawanan dengan Sutan Sjahrir selaku perdana menteri pada masa itu.
Sutan Sjahrir menolak opsi perlawanan dan memerintahkan tentara dan rakyat
Bandung untuk mengungsi ke arah Bandung Selatan pada 24 Maret 1946.
Sebelum melakukan pengosongan kota, tentara dan rakyat Bandung melakukan
pembakaran terhadap gedung-gedung penting agar tidak dapat digunakan oleh
tentara Sekutu. Peristiwa pembakaran tersebut dikenal dengan Bandung Lautan
Api.

32
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di Berbagai Daerah", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/28/145321569/perjuangan-
mempertahankan-kemerdekaan-indonesia-di-berbagai-daerah?page=2.
Penulis : Gama Prabowo
Editor : Serafica Gischa

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6


Download aplikasi: https://kmp.im/app6

33

Anda mungkin juga menyukai