Anda di halaman 1dari 14

Pencemaran Udara dalam Ruang (Non Industri)

“Agen Kimia”

OLEH :

DISUSUN OLEH :

Elpi Amd.KL
KATA PENGANTAR

(Schober, Fembacher, Frenzen, & Fromme, 2019)

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat
rahmat dan limpahan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan pembuatan
makalah Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini kami akan menyampaikan ucapan terima kasih
kepada dosen yang membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini
tepat pada waktunya dengan judul makalah “Pencemaran Udara dalam Ruang
(Non Industri) oleh Agen Kimia”.
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai aspek pencemaran di
daerah pesisir terkait pencemaran air dan tanah dari agen pathogen dan toxic serta
aspek kesehatan serta menyajikan hasil rekapan jurnal beserta pembahasan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi dari makalah ini. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi penulis khususnya untuk para pembaca.

Makassar, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Fakta Masalah..........................................................................1
B. Pertanyaan Masalah.................................................................2
C. Tujuan......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Tabel Rekap Hasil Jurnal dan Kesimpulan Tabel....................3
B. Pembahasan.............................................................................6
C. Solusi.......................................................................................10
BAB III PENUTUP
A Kesimpulan..............................................................................11
B Saran........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pencemaran udara merupakan suatu masalah besar bagi


manusia. Banyak polutan udara, seperti kabut asap di perkotaan dan
senyawa beracun yang berada di lingkungan dalam jangka waktu yang
lama. Jutaan orang tinggal di daerah asap perkotaan, dimana terdapat
partikel yang sangat kecil dan polutan yang bersifat racun sehingga
menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
Salah satu penyebab pencemaran udara dalam ruang adalah
asap rokok. Hasil pengukuran partikel asap rokok di 169 lokasi di 88
gedung di Jakarta menunjukkan bahwa kadar partikel rokok sudah
jauh melebihi ambang batas Badan Kesehatan Dunia, WHO, yakni 25
mg/m³ "Umumnya kadar partikel halus asap rokok di gedung-gedung
kantor pemerintah, mal, hotel, dan restoran mencapai 150-200 mg/m³.
Berdasarkan hasil penelitian, di Indonesia pernah menyebutkan bahwa
pencemaran udara yang berasal dari dalam ruang (gedung) berkontribusi
17%, luar gedung 11%, gangguan ventilasi 52% dan sisanya bahan
bangunan, mikroorganisme, dan yang belum diketahui penyebabnya.
Di perkotaan, pencemaran udara dalam ruangan terjadi di
hampir semua tempat, dari rumah tinggal, gedung tempat bekerja,
termasuk tempat-tempat hiburan seperti rumah karaoke, bar dan
sebagainya. Kendati hawa dalam ruangan terasa segar namun tidak
jaminan udara di tempat itu bebas dari polusi. Bahkan karena berbagai
faktor kualitas udara dalam gedung (KUG) lebih buruk dibanding
pencemaran udara di luar luar gedung (outdoor air pollutions).
Kualitas udara didalam ruangan merupakan gambaran dari
kondisi udara didalam ruangan yang memadai untuk dihuni oleh
manusia. definisi dan standar mengenai kualitas udara dalam ruangan
yang memadai yang umum digunakan adalah berdasarkan standar
ASHRAE 62-2001 mengenai ventilasi untuk kualitas udara yang
memadai (Ventilation for acceptable indoor air quality) yaitu tidak
adanya kontaminan pada konsentrasi yang membahayakan yang
sudah ditetapkan oleh para ahlu dimana sebesar 80% atau lebih para
penghuni suatu gedung merasakan ketidakpuasan dan tidak nyaman.
Partikulat merupakan salah satu parameter yang diukur
dalam menentukan kualitas udara luar dan dalam ruang, khsususnya
PM-10 dan pm-25. Pajanan terhadap saluran pernafasan terutama
berasal dari dalam ruang yaitu hasil-hasil pembakaran, jamurdan
kapang, mikroorganisme dari tubuh manusia, hewan atau tanaman
dan alergen dari debu raungan.
Pencemaran udara dalam ruang (indoor air pollution)
terutama rumah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena
pada umumnya orang lebih banyak menghabiskan waktu untuk
melakukan kegiatan di dalam rumah sehingga rumah menjadi sangat
penting sebagai lingkungan mikro yang berkaitan dengan risiko dari
pencemaran udara. Selain mengganggu estetika, partikel berukuran
kecil diudara dapat terhisap kedalam sistem pernafasan dan
menyebabkan penyakit gangguan pernafasan dan kerusakan paru-
paru bahkan kanker. Partikulat juga merupakan sumber utama haze
(kabut asap) yang menurunkan visibilitas.
B. Pertanyaan Masalah
1. Bahan kimia apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran udara dalam ruang?
2. Bagaimana aspek kesehatan dari pencemaran udara dalam ruang?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bahan kimia apa saja yang dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran udara dalam ruang.
2. Untuk mengetahui aspek kesehatan dari pencemaran udara dalam
ruang.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tabel Rekap Hasil Penelitian dan Kesimpulan Tabel

No Identitas Sumber Hasil


Pencemar
Suyanti/ Propilen glikol, Merokok e- IQOS memiliki
1 K012181019 Formaldehid, konsentrasi jumlah partikel 300
asetaldehida, nm / PM 2,5. Pada rokok
aseton, PM 2,5, konvensional konsentrasi
CO, CO2 propilen glikol meningkat dalam
50 sampai 762 µg / ms.
Konsentrasi nikotin terkait
dengan IQOS dan e-rokok
sebanding, sedangkan kadar
nikotin tertinggi 8-140 µg / ms
pada rokok tembakau
2 Nano Hajra Senyawa organic Aseton (35,55 ± 24,34 µg/m³) ,
EL/ volatile formaldehyde (21,45 ±13,72
K012181007 berbahaya (VOC) µg/m³) , nephtalane (16,64
dan karbonil yang ±18,96 µg/m³), metilen klorida
memiliki (13,13 ±18,64 µg/m³),
konsentrasi asetaldehida (12,92 µg ±6,36
paling tinggi µg/m³), hexachloro-1,3-
dalam ruang butadiene(9,41± 15,78 μg /
(rumah) adalah m3), bromoform (9,21 ± 8,16
Formaldehida, μg / m3),toluena (7,23 ±7,00 μg
aseton, neph- / m3), n-nonanal (6,86 ± 2,02
thalane, metilen μg / m3), metil butil keton (5.45
klorida dan asetat ± 8.98 μg/m3) and ethyl
acetate (4.59 ± 3.67 μg/m3).
3 Hermansyah PM , CO, CO2, Ada hubungan yang signifikan
Mamonto / Temperature, AV (p<0,001) antara semua
K012181006 parameter yang diukur (kecuali
CO2 dan AV) polusi udara
dalam ruang dengan fungsi
paru serta ISPA dan masalah
pada saluran pernafasan pada
anak preschool
4 Sutaman PM 10, PM 2,5, Pada analisis regresi diketahui
Raba / SO2, NO2 bahwa aktivitas penghuni
K012181104 rumah
mempengaruhi konsentrasi
PM10
sebanyak 24%, konsentrasi
PM2,5
sebanyak 12%, konsentrasi
SO2 sebanyak 2% dan
konsentrasi NO2
sebanyak 4% serta konsentrasi
zat polutan tersebut
mempengaruhi gangguan
pernapasan penghuni rumah
sebanyak 25%. Aktivitas
merokok di dalam
rumah berhubungan dengan
konsentrasi PM10
di udara dan gangguan
pernapasan yang dialami oleh
penghuni rumah berhubungan
dengan konsentrasi SO2
di dalam rumah (P <0,05)

Kesimpulan tabel diatas menunjukkan:


Pencemaran udara dalam ruangan terjadi di hampir semua
tempat, dari rumah tinggal, gedung tempat bekerja,gedung sekolah, mobil
dan sebagainya. Kendati hawa dalam ruangan terasa segar namun tidak
jaminan udara di tempat itu bebas dari polusi. Bahkan karena berbagai
faktor kualitas udara dalam gedung (KUG) lebih buruk dibanding
pencemaran udara di luar luar gedung (outdoor air pollutions).
Penelitian terkait pencemaran udara yang dilakukan di rumah-
rumah yang ada diwilayah Xi’an, Cina, menunjukkan adanya pencemaran
dengan partikulat Aseton (35,55 ± 24,34 µg/m³) , formaldehyde (21,45
±13,72 µg/m³) , nephtalane (16,64 ±18,96 µg/m³), metilen klorida (13,13
±18,64 µg/m³), asetaldehida (12,92 µg ±6,36 µg/m³), hexachloro-1,3-
butadiene(9,41± 15,78 μg / m3), bromoform (9,21 ± 8,16 μg / m3),toluena
(7,23 ±7,00 μg / m3), n-nonanal (6,86 ± 2,02 μg / m3), metil butil keton
(5.45 ± 8.98 μg/m3) and ethyl acetate (4.59 ± 3.67 μg/m3). Senyawa
organic volatile berbahaya (VOC) dan karbonil yang memiliki konsentrasi
paling tinggi dalam ruang (rumah) adalah Formaldehida, aseton, neph-
thalane, metilen klorida dan asetat. Berbagai senyawa berbahaya ini
diperoleh dari furnitur dan bahan bangunan (44,5%), cat dan perekat
(11,9%), produk rumah tangga (17,3%), merokok (14,5%), dan memasak
(9,8%) merupakan kontributor utama bagi VOC dalam ruangan dan
karbonil (Huang et al., 2019).
Merokok IQOS, rokok elektronik, atau rokok tembakau
berdampak buruk terhadap kualitas udara dalam ruangan melalui
pelepasan partikel halus dan ultra halus serta senyawa organik.
Signifikansi untuk kesehatan perokok pasif saat ini belum jelas. Secara
keseluruhan, rokok tembakau, e-rokok, dan IQOS adalah semua sumber
polutan dalam ruangan yang dapat dihindari (terutama nikotin dan PM2.5)
yang, untuk melindungi kesehatan penghuninya, terutama individu yang
sensitif seperti anak-anak dan wanita hamil, harus tidak digunakan di
mobil (Schober et al., 2019)
Penilaian risiko kesehatan menunjukkan bahwa pencemaran
udara dalam ruang berisiko kanker akibat konsentrasi formaldehyde,
butadine dan dikloroetana melebihi nilai ambang batas yang ditentukan.
B. Pembahasan

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi


fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat
membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu
estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Defenisi lain dari
pencemaran udara adalah peristiwa pemasukan dan/atau penambahan
senyawa, bahan, atau energi ke dalam lingkungan udara akibat kegiatan
alam dan manusia sehingga temperatur dan karakteristik udara tidak
sesuai lagi untuk tujuan pemanfaatan yang paling baik atau dengan
singkatan dapat dikatakan bahwa nilai lingkungan udara tersebut telah
menurun.
Pencemaran udara dapat digolongkan menjadi dua kelompok
besar yaitu outdoor air pollution (polusi udara luar ruangan) dan indoor
air pollution (polusi udara dalam ruangan). Contoh dari polusi udara
luar ruangan ialah kabut asap dan emisi kendaraan, tetapi polusi udara
tersebut lebih berbahaya ketika menjadi polusi udara dalam ruangan.
Beberapa tahun terakhir, semakin banyak bukti ilmiah telah
menunjukkan bahwa polusi udara di dalam rumah dan bangunan dapat
memiliki dampak yang lebih serius daripada polusi udara di luar
ruangan. Penelitian lain menunjukkan bahwa orang menghabiskan
sekitar 90% dari waktu mereka di dalam ruangan. Dengan demikian,
risiko terhadap kesehatan mungkin lebih besar karena paparan polusi
udara di dalam ruangan daripada di luar ruangan
Kehadiran pencemar organik mungkin merupakan konstituen
terbesar dari aerosol yang ada di dalam ruang. Dikarenakan jumlah
spesies bahan kimia hadir di udara dalam ruang, dan kesulitan di dalam
identifikasi dan kuantifikasi dari kimia organik yang tercampur, maka
kontaminasi senyawa organik (VOC) didalam ruangan belum dapat
diketahui dengan baik sampai saat ini. Menurut Bortoli dari senyawa-
senyawa yang telah dilakukan studi, senyawa paling banyak teridentifikasi
meliputi toluene, xylene, dan apiene.
Salah satu sumber dari polusi udara dalam ruangan berasal
dari pewangi ruangan. Penggunaan pewangi ruangan secara
berlebihan dapat menimbulkan masalah utama. Hal ini bisa
disebabkan karena pewangi ruangan mengandung beberapa zat kimia
yang berbahaya bagi kesehatan tubuh (Gilbert, 2009). Polusi udara
dalam ruangan (indoor air pollution) mengandung beberapa polutan
seperti asbestos, biological, carbonmonoxide (CO), environmental
tobacco smoke (ETS), folrmaldehyde, lead, nitrogen oxides
(NOx),organic chemicals, ozone (O3),particulate matter (PM),
phthalates, polybrominated diphenyl ethers (PBDE) dan radon.
Kualitas udara didalam ruang rumah dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain, bahan bangunan (misal; asbes), struktur
bangunan (misal; ventilasi), bahan pelapis untuk furniture serta interior
(pada pelarut organiknya), kepadatan hunian, kualitas udara luar
rumah (ambient air quality), radiasi dari Radon (Rd), formaldehid,
debu, dan kelembaban yang berlebihan. Selain itu, kualitas udara juga
dipengaruhi oleh kegiatan dalam rumah seperti dalam hal penggunaan
energi tidak ramah lingkungan, penggunaan sumber energi yang
relative murah seperti batubara dan biomasa (kayu, kotoran kering dari
hewan ternak, residu pertanian), perilaku merokok dalam rumah,
penggunaan pestisida, penggunaan bahan kimia pembersih, dan
kosmetika. Bahan-bahan kimia tersebut dapat mengeluarkan polutan
yang dapat bertahan dalam rumah untuk jangka waktu yang cukup
lama.
Dampak dari adanya pencemar udara dalam ruang rumah
terhadap kesehatan dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Gangguan kesehatan secara langsung dapat terjadi setelah
terpajan, antara lain yaitu iritasi mata, iritasi hidung dan tenggorokan,
serta sakit kepala, mual dan nyeri otot (fatigue), termasuk asma,
hipersensitivitas pneumonia, flu dan penyakit–penyakit virus lainnya.
Sedangkan gangguan kesehatan secara tidak langsung dampaknya
dapat terjadi beberapa tahun kemudian setelah terpajan, antara lain
penyakit paru, jantung, dan kanker, yang sulit diobati dan berakibat
fatal.
Zat kimia pada indoor air pollution dapat menyebabkan
kerusakan pada beberapa sistem, diantaranya sistem digesti
(kerusakan hepar), sistem integumen (iritasi pada mata), sistem
respirasi (iritasi hidung, bronkitis, kanker paru, emfisema), sistem
kardiovasuler (angina), sistem reproduksi (gangguan reproduksi dan
tumbuh kembang), sistem saraf (kerusakan saraf dan otak). Bahan
organic chemical tersebut memiliki beberapa efek terhadap kesehatan
antara lain dapat menyebabkan gangguan mata, hidung, tenggorokan,
sakit kepala, kehilangan koordinasi,kerusakan hepar, ginjaldan otak
dan berbagai jenis kanker.

C. Solusi
Salah satu cara mengatasi pencemaran udara dalam ruang
adalah dengan memperbaiki desain bangunan rumah sehingga
menjadikan sirkulasi udara lebih lancar. Penyegaran udara dalam
ruang juga dapat dilakukan dengan cara mengurangi polutan dengan
alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan dan mendispersikan
polutan. Untuk pencegahan pencemaran udara yang berasal dari
ruangan, bisa digunakan :
 Ventilasi yang sesuai,
 Filtrasi yaitu dengan memasang filter, dan
 Pembersihan udara secara elektronik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Huang, Y., Su, T., Wang, L., Wang, N., Xue, Y., Dai, W., … Ho, S. S. H. (2019).
Evaluation and characterization of volatile air toxics indoors in a heavy
polluted city of northwestern China in wintertime. Science of the Total
Environment, 662, 470–480. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2019.01.250
Schober, W., Fembacher, L., Frenzen, A., & Fromme, H. (2019). International
Journal of Hygiene and Passive exposure to pollutants from conventional
cigarettes and new electronic smoking devices ( IQOS , e-cigarette ) in
passenger cars. International Journal of Hygiene and Environmental Health,
(October 2018), 0–1. https://doi.org/10.1016/j.ijheh.2019.01.003

Anda mungkin juga menyukai