1
Program Studi Pendidikan Fisika, UIN Sunan Gunung Djati. Bandung;
sucilestari030901@gmail.com rahmaanne01@gmail.com
dafamulyanoval@gmail.com
2
Program Studi Pendidikan Fisika, UIN Sunan Gunung Djati. Bandung;
Abstrak
Fisika merupakan suatu bidang ilmu yang menelaah tentang alam semesta dan juga
seluruh fenomena serta kejadian yang terjadi di dalamnya. Salah satu pembahasan
dari ilmu Fisika yaitu mengenai Fluida. Karena Fluida sering kita temui di
lingkungan sekitar kita. Pada pembahasan Fluida tentunya tidak terlempas dari
viskositas. Viskositas adalah suatu besaran yang mengidentifikasi kekentalan pada
suatu Fluida tertentu. Karena nilai kekentalan dari setiap Fluida berbeda metode
untuk mengukur kekentalan pada Fluida yang sejak dulu telah digunakan yaitu
metode Bola Jatuh atau Falling Ball. Metode yang digunakan merupakan metode
eksperimen menggunakan Online Laboratory (OLabs) serta didukung dengan studi
Pustaka atau sttudi literatur dan dijelaskan dengan metode penelitian Deskriptif
untuk mengetahui hasil akhir dari eksperimen, bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh kekentalan suatu fluida terhadap kecepatan suatu benda.
Koefisien kekentalan suatu benda berpengaruh terhadap kecepatan suatu benda di
dalamnya. Jika koefisien kekentalan suatu fluid aitu besar maka nilai kecepatan
benda kecil atau bola bergerak lambat dan jika koefisien kekentalan suatu fluid aitu
kecil maka kecepatan suatu benda besar atau bola bergerak cepat. Ketika nilai
kekentalan besar maka terdapat hambatan-hambatan pada setiap lapisan Fluida.
Kata Kunci: Fluida, OLabs, Viskositas
Abstrack
Physics is a field of science that examines the universe and all the phenomena that
occur in it. One of the discussions of physics is about fluids. Because we often
encounter fluids in the environment around us. In the discussion of fluids, of
course, it is not separated from viscosity. Viscosity is a quantity that measures the
viscosity of a particular fluid. Because the value of the viscosity of each fluid is
different, the method for measuring the viscosity of the fluid that has been used for a
long time is the Falling Ball method. The method used is an experimental method
using Online Laboratory (OLabs) and supported by library studies or literature
studies and explained by descriptive research methods to determine the final results
of the experiment, aiming to find out how the effect of the viscosity of a fluid on the
velocity of an object. The coefficient of viscosity of an object affects the speed of an
object in it. If the viscosity coefficient of a fluid is large, then the velocity value of a
small object or ball moves slowly and if the viscosity coefficient of a fluid is small,
the velocity of a large object or ball moves quickly. When the viscosity value is
large, there are obstacles in each layer of the fluid.
KeyWord: Fluid, OLabs, Viscosity
1. Pendahuluan
Metode yang sejak lama sudah digunakan untuk menentukan nilai koefisien
viskositas suatu zat cair yaitu teknik bola jatuh atau Falling Ball. Dimana
metode ini berlandaskan pada prinsip Hukum Stokes. Dimana benda yang
bergerak dalam suatu fluida mendapatkan gaya gesekan yang arahnya
berlawanan dengan arah gerak benda. Besar gaya gesekan memenuhi
Hukum Stokes.
F=6πηrv
Sedangkan jika benda yang berbentuk bolah besar gaya geseknya adalah:
F=-6πηrv
Jika suatu benda dengan bentuk bola terjatuh ke dalam suatu fluida yang
kental maka kecepatannya akan bertambah, dikarenakan dipengaruhi oleh
gravitasi Bumi sehingga mencapai pada suatu titik kecepatan terbesar yang
tetap kecepatannya atau sampai pada kecepatan terminal. (Mikrajuddin.
2016). Apakah pada suatu fluida benda yang terjatuh kedalamnya akan
bergerak lambat atau bahkan bergerak cepat. Apakah benda tersebut akan
mengalami sebuah kecepatan atau tidak. Maka dari itu pada jurnal kali akan
membahas pengaruh nilai Viskositas Suatu Fluida terhadap kecepatan suatu
benda yang berada di dalam suatu Fluida tersebut.
2. Metode Penelitian
Dari penelitian dan analisis dengan tiga metode maka dihasilkan bahwa
Viskositas suatu Fluida memberikan pengaruh terhadap nilai kecepatan
suatu bola yang bergerak di dalamnya. Dimana Ketika suatu fluida memiliki
keofisien Viskositas yang besar (kental) maka kecepatan yang dilakukan
suatu benda yang tercelup di dalamnya itu bergerak lambat dikarenakan
hambatan-hambatan yang terjadi di lapisan lapisan fluida yang menghalangi
gerak kecepatan suatu bola dan Ketika nilai koefisien viskositas suatu zat
cair itu kecil maka benda yang tercelup di dalamnya pun bergerak cepat.
Karena bola tidak dihalangi oleh lapisan-lapisan suatu fluida. Nilai
viskositas suatu fluida tentunya memiliki perbedaan dimana ada beberapa
factor yang mempengaruhi nilai viskositas suatu fluida diantaranya yaitu
suhu, berat molekul terlalut dan tekanan dimana Ketika suhu dalam suatu
fluida naik maka nilai viskositas pada suatu fluida akan turun, dilakukan
eksperimen menggunakan dua jenis fluida yaitu glyserin dengan massa jenis
fluida 1260 kg/m3 dan juga castor oil dengan massa jenis fluida 961 kg/m 3
dengan massa bola sendiri 2600 p. kg/m dengan jarak 60 cm, lima variasi
diameter bola dan diameter tabung 5,0 cm. dilakukan dengan lima jenis
percobaan dengan setiap percobaan masing masing lima belas kali
percobaan.
2r 2. g .(ρb−ρf )
η= (1)
9. V
2r 2. g .(ρb−ρf )
V= (2)
9. η
Grafik dan table yang tertera di atas merupakan hasil dari eksperimen yang
telah dilakukan pada OLabs dan dilanjutkan dengan perhitungan. Maka
dapat dilihat pada table dan juga grafik bahwa koefisien viskositas pada
suatu zat cair memiliki pengaruh terhadap kecepatan sebuah benda. Dimana
koefisien viskositas berbanding terbalik dengan kecepatan suatu benda yang
tercelup di dalamnya. Dan terbukti bahwa semakin besar nilai koefisien
viskositas suatu fluida maka nilai kecepatan suatu benda akan kecil. Dan
semakin kecil nilai koefisien viskositas suatu fluida maka kecepatannya
akan besar.
4. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan yang telah didapatkan dari eksperimen ini maka
dapat disimpulkan bahwa:
1) Ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap koefisien
kekentalan suatu fluida diantaranya yaitu, suhu, berat molekul
terlarut dan tekanan. Karena Ketika suhu pada suatu fluida
meningkat atau tinggi maka nilai kekentalan pada suatu fluida akan
turun.
2) Nilai kekentalan suatu fluida memberikan pengaruh terhadap
kecepatan yang dilakukan oleh suatu bola yang tercelup di
dalamnya.
3) Koefisien kekentalan suatu fluida berbanding terbalik dengan bola
yang tercelup di dalamnya dimana Ketika koefisien kekentalan
suatu fluida besar maka kecepatan yang dilakukan oleh bola kecil
atau bola bergerak lambat. Sedangkan Ketika nilai kekentalan suatu
fluida kecil maka kecepatan pada bola pun besar atau bola bergerak
dengan cepat. Maka koefisien kekentalan fluida berbanding terbalik
dengan kecepatan bola.
4) Ketika suatu fluida memiliki nilai kekentalan besar maka bola akan
lebih lama atau lambat bergerak melewatinya dikarenakan adanya
hambatan-hambatan yang terjadi di lapisan-lapisan fluida itulah
yang menghalangi gerak kecepatan suatu bola.
Daftar Istilah
Beberapa lambang atau Simbol tertentu:
- η = koefisien Viskositas
- π = jari jari bola
- g = percepatan Gravitasi
- v = kecepatan
- ρb = massa jenis benda
- ρf = massa jenis Fluida
References
Tabel 1
Nst = 0,01 s
t = 38,752 s
1
Δt = x 0,01`= 0,005
2
0,005
KSR= x 100 % = 0,0013 (5 Ap)
38,752
KTP = (38,752 ± 0,005)
Tabel 2
Diameter Diameter Jarak t
Bola (mm) Tabung (cm) (cm) (s)
6,0 5,0 60 27,953
6,0 5,0 60 27,953
6,0 5,0 60 27,953
6,0 5,0 60 27,953
6,0 5,0 60 27,953
6,0 5,0 60 27,953
6,0 5,0 60 27,953
6,0 5,0 60 27,953
6,0 5,0 60 27,953
6,0 5,0 60 27,953
6,0 5,0 60 27,953
6,0 5,0 60 27,953
6,0 5,0 60 27,953
6,0 5,0 60 27,953
6,0 5,0 60 27,953
Nst = 0,01 s
t = 27,953 s
1
Δt = x 0,01`= 0,005
2
0,005
KSR= x 100 % = 0,017% (4Ap)
27,953
KTP = (27,953 ± 0,005)
Tabel 3
Nst = 0,01 s
t = 21,302 s
1
Δt = x 0,01`= 0,005
2
0,005
KSR= x 100 % = 0,023% (4Ap)
21,302
KTP = (21,302 ± 0,005)
Tabel 4
Nst = 0,01 s
t = 16,896 s
1
Δt = x 0,01`= 0,005
2
0,005
KSR= x 100 % = 0,029% (4Ap)
16,896
KTP = (16,896 ± 0,005)
Tabel 5
Nst = 0,01 s
t = 13,813 s
1
Δt = x 0,01`= 0,005
2
0,005
KSR= x 100 % = 0,03 % (3 Ap)
13,813
KTP = (13,813 ± 0,005)
Tabel 1
Nst = 0,01 s
t = 21,678 s
1
Δt = x 0,01`= 0,005
2
0,005
KSR= x 100 % = 0,00023 (6Ap)
21,678
KTP = (21,678 ± 0,005)
Tabel 2
Nst = 0,01 s
t = 15,637 s
1
Δt = x 0,01`= 0,005
2
0,005
KSR= x 100 % = 0,0003 (5 Ap)
15,637
KTP = (15,637 ± 0,005)
Tabel 3
Nst = 0,01 s
t = 11,916 s
1
Δt = x 0,01`= 0,005
2
0,005
KSR= x 100 % = 0,0004 (5 Ap)
11,916
KTP = (11,916 ± 0,005)
Tabel 4
Nst = 0,01 s
t = 9,451 s
1
Δt = x 0,01`= 0,005
2
0,005
KSR= x 100 % = 0,0005 (5 Ap)
9,451
KTP = (9,451 ± 0,005)
Tabel 5
Nst = 0,01 s
t = 7,727 s
1
Δt = x 0,01`= 0,005
2
0,005
KSR= x 100 % = 0,0006 (5 Ap)
7,727
KTP = (7,727 ± 0,005)
Part 1
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2 ( 5,0 ) 2. 9.81 .(2600−1260)
η= =
9. V 9.38,752
657,270
=
348,768
η = 1,88 pa.s
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2. ( 5,0 ) 2.. 9.81 .(2600−1260)
V= =
9. η 9 x 1,88
657 , 270
=
16,92
V = 38,84 m/s
Part 2
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2 ( 6,0 ) 2. 9.81 .(2600−1260)
η= =
9. V 9.27,953
946,47
=
251,57
η = 3,76 pa.s
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2. ( 6,0 ) 2. .9.81 .(2600−1260)
V= =
9. η 9 x 3,76
946 , 47
=
33 , 84
V = 27, 96 m/s
Part 3
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2 ( 7,0 ) 2. 9.81 .(2600−1260)
η= =
9. V 9.21,302
1288 ,24
=
191,71
η = 6,71 pa.s
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2. ( 7,0 ) 2.. 9.81 .(2600−1260)
V= =
9. η 9 x 6,71
1288,24
=
60,39
V = 21,33 m/s
Part 4
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2 ( 8,0 ) 2. 9.81 .(2600−1260)
η= =
9. V 9.16 , 896
1682,61
=
152,06
η = 11,06 pa.s
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2. ( 8,0 ) 2. . 9.81.(2600−1260)
V= =
9. η 9 x 11.06
1682,61
=
99,54
V = 16,9 m/s
Part 5
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2 ( 9,0 ) 2. 9.81 .(2600−1260)
η= =
9. V 9.13 , 813
2129,55
=
124,317
η = 17,12 pa.s
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2. ( 9,0 ) 2. . 9.81.(2600−1260)
V= =
9. η 9 x 17,12
2129,55
=
154,08
V = 13,82 m/s
Part 1
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2 ( 5,0 ) 2. 9.81 .(2600−961)
η= =
9. V 9.21,678
803 , 929
=
195 ,102
η = 4,12 pa.s
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2. ( 5,0 ) 2.. 9.81 .(2600−961)
V= =
9. η 9 x 4,12
803,929
=
32,08
V = 21,68 m/s
Part 2
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2 ( 6,0 ) 2. 9.81 .(2600−961)
η= =
9. V 9.38,752
1157,65
=
140,73
η = 8,22 pa.s
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2. ( 6,0 ) 2. .9.81 .(2600−961)
V= =
9. η 9 x 8,22
1157,65
=
73,98
V = 15,64 m/s
Part 3
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2 ( 7,0 ) 2. 9.81 .(2600−961)
η= =
9. V 9. 11,916
1575,7
=
107,24
η = 14,69 pa.s
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2. ( 7,0 ) 2.. 9.81 .(2600−1260)
V= =
9. η 9 x 11,69
1575,7
=
132,21
V = 11,91 m/s
Part 4
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2 ( 8,0 ) 2. 9.81 .(2600−961)
η= =
9. V 9.9,451
2058,05
=
85,06
η = 24,19 pa.s
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2. ( 8,0 ) 2. . 9.81.(2600−961)
V= =
9. η 9 x 24,19
2058,05
=
217,71
V = 9,45 m/s
Part 5
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2 ( 9,0 ) 2. 9.81 .(2600−961)
η= =
9. V 9.7,727
2604,73
=
69,54
η = 41,64 pa.s
2r 2. g .(ρb−ρf ) 2. ( 9,0 ) 2. . 9.81.(2600−861)
V= =
9. η 9 x 41,64
2604,73
=
374,76
V = 6,95 m/s
percobaan pada OLabs