Sebagai guru yang ingin siswanya aktif belajar dan paham materi yang diajarkan,
maka tindakan yangdilakukan untuk mengatsi tantangan tersebut adalah dengan cara
mengajak siswa membuat model rangka tubuh manusia dari bahankertas bekas (Paper
Skeleton), yang dinakmakan sebagai pembelajaran GuLiR (Gunting, Lipat, Rangkai). Siswa
dibimbing agar aktif terlibat dalam membuat pola, menggunting, hingga menyusun potongan
– potongan rangka menjadi model rangka tubuh manusia yang utuh. Siswa dapat mengenal
bagian – bagian rangka tubuh secara nyata dengan memanfaatkan bahan yang sangat murah
dan mudah didapat.
Pemanfaatan metode ini cukup sederhana. Setelah rangka tubuh manusia disusun
secara utuh, siswa dibimbing untuk member nama bagian – bagian rangka secara lengkap.
Untuk mengetahui pamahaman siswa, siswa diberi kesempatan untuk maju sambil menunjuk
bagian tulang dan menyebutkan namanya. Hal ini bias dilakukan secara berpasangan antara
siswa dengan guru, atau antara siswa dengan siswa. Untuk tes tertulis, guru dapat membuat
soal berupa gambar rangka tubuh manusia, kemudia meminta siswa menuliskan nama – nama
bagian tulang penyusun rangka tubuh manusia. Jika siswa berhasil mencapai KKM yang
ditetapkan, maka siswa dinyatakan berhasil.
Kenampakan Bulan 3D
Kurikulum KTSP, Kelas 6
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan peristiwa rotasi bumi, revolusi bumi, dan revolusi
bulan
Kurikulum 13 Revisi, Kelas 6
Kompetensi Dasar : Menjelaskan peristiwa rotasi dan revolusi bumi serta terjadinya gerhana
bulan dan gerhana matahari.
Tingginya interaksi guru dengan anak didik dalam pembelajaran dapat menciptakan
suasana kelas yang kondusif. Sedangkan kurangnya inovasi dalam proses pembelajaran
membuat atmosfer kelas menjadi pasif, membosankan, dan tidak memicu minat siswa untuk
menggali pelajaran lanjut diluar kelas. Dalam mengajarkan materi posisi bulan pada mata
pelajaran IPA, saya membuat media kenampakan bulan #D yang diharapkan dapat
menciptakan pemahaman yang lebih tepat dan menarik untuk pembelajaran yang
menyenangkan.
Ide dasar pembuatan media ini adalah adanya rasa ingin tahu yang besar pada gejala-
gejala alam yang terjadi disekitar anak didik. Sifat media yang tiga dimensi dirancang dan
disesuikan dengan kenampakan sesungguhnya. Media ini juga dapat digunakan sebagai
sarana alternatif pengembangan sifat sportivitas dalam pebelajaran dan meningkatkan kerja
sama dalam kelompok belajar.