Anda di halaman 1dari 1

ALGORITMA TATALAKSANA KEJANG

NEONATUS PADA FASILITAS TERBATAS


Bayi dengan klinis kejang* atau risiko tinggi kejang**: 1) Cari dan atasi penyebab lain kejang
 Segera konfirmasi dengan EEG/aEEG dan mulai pemantauan EEG/aEEG secara kontinyu  Hipoglikemia
bila memungkinkan  Hipokalsemia: kalsium glukonas 10% dengan dosis 0,5
 Lakukan pemeriksaan penyebab kejang yang dapat segera dikoreksi (gula darah / mL/kgBB IV
elektrolit***)  Hipomagnesemia: magnesium sulfat 40% dengan dosis
 Mulai pemberian antibiotik jika ada kecurigaan infeksi SSP**** 0,2 mmol/kgBB
 Segera lakukan pungsi lumbal setelah kejang telah terkontrol
 Pastikan ventilasi dan perfusi adekuat (ABC)

Jika terdapat satu tanda kejang pada EEG/aEEG dan tidak ada
penyebab yang dapat dikoreksi, segera berikan EEG/aEEG untuk memantau respons
FENOBARBITAL klinis terhadap pemberian terapi
L Dosis inisial 20 mg/kg IV selama 10-15 menit dan mulai rumatan anti kejang (dipantau setiap 15-20
24 jam setelah dosis inisial, dosis 4-6 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis IV menit)
I
N
I
Cek kadar Mulai pemantauan
FENOBARBITAL EEG/aEEG secara 2) Pertimbangkan keuntungan dan kerugian dari kedua pilihan obat antikejang:
dalam darah dalam kontinyu bila belum • Efektivitas mengontrol kejang
S 1-2 jam setelah dilakukan • Toksisitas/efek samping segera dari obat
A pemberian dosis • Minimalisasi risiko sedasi/gangguan respirasi
inisial***** • Antisipasi kecepatan respons obat
T • Interaksi obat
U Jika masih kejang:
• Kebutuhan pemantauan kadar obat dalam darah
• Kemampuan untuk melanjutkan obat sebagai terapi rumatan
Ulangi FENOBARBITAL selang minimal 15 menit dosis 10-20 mg/kg IV • Pembatasan penggunaan berbagai macam jenis obat antikejang (memberikan
(dosis maksimal 50 mg/kg IV dalam 24 jam) obat inisial yang juga dapat digunakan sebagai rumatan

Jika masih kejang

TIDAK TIDAK
Fenitoin dapat diberikan? Lidokain IV tersedia?
L
I YA YA
N
FENITOIN LIDOKAIN
I Dosis inisial: 20 mg/kgBB IV dengan kecepatan 1 mg/kgBB/menit Dosis inisial: 2 mg/kgBB IV dalam 10
(frekuensi dan ritme jantung harus dimonitor selama pemberian obat) menit, dilanjutkan dengan 7
mg/kgBB/jam selama 4 jam, kemudian
Lakukan pemberian kadar fenitoin total dan bebas pada darah dalam 1 diturunkan setengah dosis setiap 12 jam
D jam, dan pengulangan pemeriksaan pada waktu yang berbeda untuk
selama 24 jam Kemudian dilanjutkan
menilai potensi interaksi obat.
U infus1 mcg/kg/menit
Dilanjutkan dengan rumatan FENITOIN (dosis sesuai usia, dapat dilihat
A pada tabel daftar dosis)
Fenobarbital rumatan tetap dilanjutkan

Jika masih kejang Pertimbangkan MIDAZOLAM Bila masih


pemberian Dosis inisial: 0,15 mg/kg IV diikuti kejang,
PIRIDOKSIN dengan infus 1 mcg/kg/menit IV tatalaksana
100 mg IV****, dapat dinaikkan 0,5-1 mcg/kg/menit selanjutnya
dilanjutkan tiap 2 menit hingga dosis maksimal
tergantung
18 mcg/kg/menit
dengan kebijakan
MIDAZOLAM Mulai penyapihan setelah 24 jam klinisi
bebas kejang pada
pemantauan EEG/aEEG
Lanjutkan terapi rumatan yang
3) Pyridoxine dependency harus dipertimbangkan ketika telah digunakan
kejang tidak respons terhadap pemberian obat antikejang lini sebelumnya
dua. Pemberian piridoksin harus disertai EEG kontinu dan
pengawasan ketat terhadap adanya apnea, kejang berulang,
dan fungsi kardiovaskular

 Jika tersedia aEEG, lakukan pemantauan aEEG Penghentian obat antikejang:


 Konsultasi neurologi anak untuk konfirmasi dengan EEG konvensional dan pencarian etiologi  Setelah kejang berhenti dan etiologinya teratasi, jika pemeriksaan neurologis
kejang normal, maka semua obat antikonvulsan dapat dihentikan
 Jika sedang dalam terapi rumatan fenobarbital, lakukan pemeriksaan kadar obat dalam darah  Jika pemeriksaan neurologis abnormal, lakukan EEG ulang.
atas indikasi (kecurigaan kekurangan/kelebihan dosis) bila pemeriksaan tersedia dan hasil bisa  Jika EEG normal dan penyebab kejang adalah gangguan metabolik yang
didapatkan sesegera mungkin bersifat sementara, fenobarbital rumatan dapat dihentikan.
 Lakukan pemeriksaan lanjutan untuk mempertegas etiologi kejang:  Jika EEG abnormal, fenobarbital rumatan dilanjutkan. Evaluasi ulang Jika
o Jika curiga infeksi SSP, lakukan pungsi lumbal pasien akan dipulangkan.
o Pemeriksaan penunjang lain dilakukan atas indikasi, misalnya pencitraan otak (MRI bila  Jika selama perawatan diberikan fenitoin, maka obat tersebut dihentikan pada
memungkinkan), pemeriksaan genetik, metabolik, atau neurotransmiter. saat jalur intravena dihentikan, meskipun pemeriksaan neurologi abnormal.
Jika masih dibutuhkan antikonvulsan rumatan, maka diberikan fenobarbital
oral.

Konsensus Ikatan Dokter Anak Indonesia

Anda mungkin juga menyukai