Anda di halaman 1dari 82

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

LAPORAN AKHIR

KEGIATAN PENDATAAN BASIS DATA PERUMAHAN


DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN
PERMUKIMAN PROVINSI DKI JAKARTA

Disusun Oleh:

Nama : Hildegard Salve Regina Sinaga

NPM : 20320149

Jurusan : Arsitektur

Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan

PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM)


JAKARTA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Hildegard Salve Regina Sinaga

NPM : 20320149

Jurusan : Arsitektur

Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan

Judul Kegiatan : Kegiatan Pendataan Basis Data Perumahan

Mitra Magang : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Provinsi DKI Jakarta


Lokasi Kegiatan : Kelurahan Semper Barat

Tanggal Mulai Kegiatan : 1 Maret 2023


Tanggal Selesai Kegiatan : 31 Agustus 2023
Rabu, 2 Agustus 2023
Team Leader Dosen PIC / Pembimbing

( Dr. Sri Wulandari, S.T.,M.T.) (Gracia Veronica, S.Sn., M.Ds.)

Mengetahui

Dekan Ketua Jurusan / Sekretaris Jurusan


Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Program Studi Arsitektur

( Dr. Ir. Raziq Hasan, M.TArs.) (Dr. Agus Dharma Tohjiwa S.T, M.T)

RI
RINGKASAN

Hildegard Salve Regina Sinaga, 20320149


Arsitektur, Teknik Sipil Dan Perencanaan, Universitas Gunadarma
Laporan Akhir Kegiatan Pendataan Basis Data Perumahan Oleh Dinas Perumahan Dan
Kawasan Pemukiman Provinsi DKI Jakarta

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Adalah program yang di


inisiasi sebagai respon terhadap tuntutan dunia kerja yang semakin kompetitif dan perubahan
paradigma Pendidikan tinggi. Sehingga tujuan dari program MBKM ini yaitu agar membantu
mengembangkan kompetensi mahasiswa, meningkatkan soft skills mahasiswa, memperluas
jaringan profesional mahasiswa, serta meningkatkan daya saing lulusan mahasiswa. Adapun
mitra pelaksana dari berjalannya kegiatan ini, seperti Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman (DPRKP) adalah sebuah instansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam
mengelola dan menyelenggarakan kegiatan terkait dengan perumahan rakyat dan
pengembangan kawasan permukiman di suatu daerah, Dasawisma yang merupakan sebuah
kelompok dari Ibu-Ibu yang bertetangga di suatu lingkungan. Kemudian terdapat Universitas
Gunadarma sebagai Instansi dan wadah bagi para mahasiswa/i untuk mengikuti salah satunya
seperti program MBKM ini. Hasil dari kerja sama kegiatan ini yaitu Mahasiswa gunadarma
yang terdiri dari mahasiswa/i Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan dan para Dasawisma
adalah melakukan survey langsung di lapangan sesuai dengan lokasi kegiatan yang berada di
beberapa kecamatan di Jakarta Utara seperti Tanah Tinggi, Lagoa dan Semper Barat.
Kegiatan tersebut meliputi wawancara bersama masyarakat sekitar mengenai kondisi
bangunan. Mahasiswa bisa mengeksplor pengetahuan dan kemampuan di lapangan dengan
mempelajari kondisi bangunan seperti layak atau tidaknya sebuah pondasi atau hunian.
Berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai budaya dan kebiasaan hidup juga menjadi
salah satu pengalaman yang akan didapat oleh mahasiswa ketika mengikuti program ini.
Dengan diperolehnya data dari kegiatan ini yang kemudian akan diajukan kepada DPRKP,
sehingga nantinya akan menjadi acuan untuk memperoleh berbagai kebijakan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir
dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan Akhir disusun berdasarkan data
dan hasil pelaksanaan kegiatan yang penulis peroleh dari pelaksanaan kegiatan
untuk Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Tujuan penulis menyusun
Laporan Akhir untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis dalam
menyelesaikan pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Jurusan
Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma.
Untuk tersusunnya Laporan Akhir berkat dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, maka sudah sepantasnya penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. E. S. Margianti, SE., MM., selaku Rektor Universitas Gunadarma.

2. Ir. Suharyanti, M.T., Kepala Bidang Perumahan Dinas Perumahan


Rakyat dan Kawasan Pemukiman Provinsi DKI Jakarta.
3. Ahmad Rosiwan, S. IP Selaku Pelaksana Tugas Lurah Semper Barat Jakarta
Utara.

4. Dr. Ir. Raziq Hasan, MTArs., Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Gunadarma.
5. Ketua Jurusan Dr. Agus Dharma Tohjiwa S.T, M.T.

6. Sekretaris Jurusan Dr.AgungWahyudi S.T, M.T.

7. Dr. Sri Wulandari, S.T., M.T., Team Leader Kegiatan Pendataan Basis
Data Perumahan.
8. Ibu Rosyanti dan Ibu Mulyani Koordinator Dasawisma Kelurahan Semper
Barat.

9. Ibu Rosyanti dan Ibu Mulyani Dasawisma Kelurahan Semper Barat.

10. Warga masyarakat Kelurahan Semper Barat.

11. Dst

i
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Akhir masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun dari para pembaca demi penyempurnaan Laporan Akhir.

Penulis berharap semoga Laporan Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis serta

masyakarat yang membaca khususnya mahasiswa Arsitektur.

Depok, 2 Agustus 2023

Hildegard Salve Regina Sinaga

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................... i
Daftar Tabel........................................................................................................................... v
Daftar Gambar....................................................................................................................... vi
Daftar Lampiran.....................................................................................................................vii
BAB I Pendahuluan............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Kegiatan......................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan...................................................................................................2
1.3 Ruang Lingkup Kegiatan..................................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan.......................................................................................... 5
BAB II Landasan Teori..........................................................................................................6
2.1 Perumahan Dan Pemukiman................................................................................6
2.2 Backlog Perumahan............................................................................................. 9
2.3 Rumah Layak Huni Dan Rumah Tidak Layak Huni........................................... 10
2.4 Infrastruktur Kawasan..........................................................................................15
2.5 Keandalan Bangunan........................................................................................... 17
2.6 Program Kerja (DPRKP) Provinsi DKI Jakarta...................................................18
2.7 Sistem Informasi Jakarta Satu..............................................................................20
BAB III Metode Pelaksanaan Kegiatan.................................................................................22
3.1 Metode Survei......................................................................................................22
3.2 Formulir Survei....................................................................................................25
3.3 Alur Pengisian Survey Melalui Jakarta Satu....................................................... 27
BAB IV Pelaksanaan Kegiatan..............................................................................................31
4.1 Struktur Organisasi Mitra.................................................................................... 31
4.2 Visi Dan Misi Organisa Mitra..............................................................................32
4.3 Lingkup Kegiatan.................................................................................................34
4.4 Deskripsi Kegiatan...............................................................................................34
4.5 Lokasi Dan Jadwal Kegiatan............................................................................... 35
4.6 Pelaksanaan Kegiatan.......................................................................................... 36
4.7 Infrastuktur Kelurahan......................................................................................... 51
4.8 Kemandirian Belajar Selama Survey................................................................... 53

iii
4.9 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Pelaksanaan Kegiatan Lapangan..............54

BAB V Penutup..................................................................................................................... 55
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 55
5.2 Saran.................................................................................................................... 56
Daftar Pustaka........................................................................................................................57

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Catatan dan Kendala Hari Pertama........................................................................37


Tabel 4.2 Dokumentasi Hari Pertama....................................................................................38
Tabel 4.3 Dokumentasi Hari Ke-2......................................................................................... 40
Tabel 4.4 Dokumentasi Hari Ke-3......................................................................................... 42
Tabel 4.5 Dokumentasi Hari Ke-4......................................................................................... 44
Tabel 4.6 Dokumentasi Hari Ke-5......................................................................................... 45
Tabel 4.7 Catatan dan Kendala Hari Ke-6............................................................................. 47
Tabel 4.8 Dokumentasi Hari Ke-6......................................................................................... 47
Tabel 4.9 Dokumentasi Hari Terakhir................................................................................... 49
Tabel 4.10 Dokumentasi Infrastruktur Kelurahan Semper Barat.......................................... 51

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rumah Layak Huni................................................................................ 12


Gambar 2.2 Rumah Tidak Layak Huni......................................................................15
Gambar 3.1 Formulir Survei Identitas Responden dan Penilaian Keandalan............25
Gambar 3.2 Formulir Survei Program DPRKP......................................................... 26
Gambar 3.3 Data Informasi Surveyor........................................................................27
Gambar 3.4 Data Identitas Responden.......................................................................28
Gambar 3.5 Data Keandalan Bangunan.....................................................................29
Gambar 3.6 Data Program DPRKP........................................................................... 30
Gambar 4.1 Struktur DPRKP.....................................................................................31
Gambar 4.2 Struktur Kelurahan Semper Barat.......................................................... 32
Gambar 4.3 Peta RW.010 Kelurahan Semper Barat..................................................36

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Form Survei.......................................................................................................59


Lampiran 2: Resume Kegiatan Survei................................................................................... 61
Lampiran 3: Jadwal Kuliah Surveyor.................................................................................... 66
Lampiran 4: Surat Tugas Surveyor Dari Universitas Gunadarma......................................... 67
Lampiran 5: Tanda Pengenal Surveyor..................................................................................69
Form Lampiran 2 .........................................................................................................70
Lembar Asistensi .........................................................................................................72

vii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Program MBKM (Merdeka Belajar-Kampus Merdeka) merupakan

salah satu pendidikan di lapangan. Program ini merupakan sebuah inovasi

yang dibuat oleh Kemendikbudristek yang dalam kegiatannya bertujuan

mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan untuk bekal

memasuki dunia kerja. Salah satu implementasi program ini adalah

memberikan kesempatan kepada mahasiswa memilih mata kuliah yang

akan mereka ambil. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengambil

mata kuliah di luar program studi pada perguruan tinggi yang sama,

mengambil mata kuliah pada program studi yang sama di perguruan tinggi

yang berbeda, dan pembelajaran di luar perguruan tinggi. Dinas

Perumahan Rakyat dan Permukiman telah resmi bekerja sama dengan

Universitas Gunadarma atas Program MBKM ini.

Yang kemudian dari hasil kerja sama ini meliputi kegiatan survey

terhadap kawasan pemukiman yang berada di wilayah Jakarta Utara,

seperti kelurahan Tanah Tinggi, Lagoa, dan Semper Barat. Kegiatan

Survey dilakukan oleh para mahasiswa Fakultas teknik sipil dan

Perencanaan serta para Ibu Dasawisma sebagai koordinasi lapangan

di wilayah-wilayah tersebut. Survey dilakukan, yaitu dengan pengawasan

langsung di lapangan dengan wawancara bersama masyarakat sekitar

mengenai kondisi bangunan. Mahasiswa bisa mengeksplor pengetahuan

1
dan kemampuan di lapangan dengan mempelajari kondisi bangunan

seperti, layak atau tidaknya sebuah pondasi, jenis atap yang berbahaya

untuk kesehatan, desain rumah yang sudah sesuai atau belum dengan

jumlah penghuni yang tinggal. Berinteraksi dengan masyarakat dari

berbagai budaya dan kebiasaan hidup juga menjadi salah satu pengalaman

yang akan didapat oleh mahasiswa ketika mengikuti program ini.

1.2 TUJUAN KEGIATAN

Tujuan dari pelaksanaannya kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan data

perumahan dan permukiman sebagai landasan perumusan kebijakan, perencanaan,

pemograman, dan evaluasi perumahan dan permukiman. Selain itu untuk

meningkatkan kualitas basis data perumahan dan permukiman serta peningkatan

pelayananan kepada masyarakat.

1.3 RUANG LINGKUP KEGIATAN

1.3.1 Profil Instansi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)

Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) adalah bagian dari kebijakan

Kementerian pendidikan, kebudayaan, Riset, dan teknologi (Kemendikbudristek)

yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan

sesuai bakat dan minat, yaitu dengan terjun ke dunia kerja sebagai langkah

persiapan karier. Kemendikbudristek menawarkan beberapa program, yakni

magang bersetifikat, pertukaran mahasiswa merdeka, Kampus mengajar dan studi

proyek independen bersertifikat. Implementasi regulasi Merdeka-Belajar Kampus

Merdeka (MBKM) dilakukan dengan penyiapan kurikulum sebagai wadah

rekognisi pembelajaran/kegiatan/aktivitas mahasiswa yang merdeka. Adapun

2
syarat yang harus diikuti untuk mengikuti program magang kampus merdeka, di

antaranya:

 Mahasiswa harus terdaftar dan tidak sedang cuti kuliah.

 Metode pembelajaran dalam kampus merdeka merupakan salah satu

perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student

centered learning) yang sangat esensial.

 Pembelajaran dalam kampus merdeka yaitu dengan memberikan

kesempatan untuk mahasiswa secara mandiri untuk mencari, menemukan

dan mengembangkan pengetahuan melalui kenyataan dinamika lapangan

seperti persyaratan kemampuan, permasalahan real, interaksi sosial,

kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya.

Melalui program merdeka belajar yang dirancang dan di implementasikan dengan

baik, maka hard dan soft skills mahasiswa akan terbentuk dengan kuat. Program

merdeka belajar-kampus merdeka diharapkan dapat menjawab tantangan

perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai perkembangan zaman,

kemajuan IPTEK tuntutan dunia usaha dan dunia industri, maupun dinamika

masyarakat.

1.3.2 Lokasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)

Program ini dilaksanakan di wilayah kota Jakarta Utara, dengan hasil data

jumlah penduduk berjumlah sebanyak 1.843.537 Jiwa. Tetapi untuk kerja sama

dengan Universitas Gunadarma hanya dilakukan pada beberapa kecamatan, yaitu:

a. Tanah Tinggi

3
Kelurahan Tanah Tinggi terletak di kecamatan Johar Baru. Kelurahan ini memiliki

penduduk sebesar 38 ribu jiwa dan luas 62,40 Ha. Kawasan ini berbatasan dengan

Kelurahan Kampung Rawa di sebelah utara, Kelurahan Kramat di barat, serta

Kelurahan Johar Baru di sebelah timur dan selatan. Terdiri dari 14 RW, dan 196

RT.

b. Lagoa

Lagoa adalah sebuah kelurahan di kecamatan Koja. Kota Administrasi Jakarta

Utara, Provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Kelurahan ini memiliki penduduk

sebanyak 64.941 jiwa dan luas 157,99 Ha.

c. Semper Barat

Semper Barat adalah salah satu kelurahan di kecamatan Cilincing, Jakarta Utara,

Indonesia. Kelurahan ini berbatasan dengan kelurahan Kali Baru di sebelah utara,

kelurahan Lagoa, Tugu Utara, dan Tugu Selatan di sebelah barat,

kelurahan Semper Timur di sebelah timur, dan kelurahan Sukapura di sebelah

selatan. Kelurahan ini memiliki penduduk sebesar 81.328 jiwa,terdiri dari laki-laki

40.938 jiwa dan jumlah perempuan 40.390 jiwa. Jumlah kepala keluarga sebanyak

14.135 KK (Kartu Keluarga).

1.3.3 Periode Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)

Periode MBKM selama satu semester atau kurang lebih enam bulan

dengan dikonversinya beberapa mata kuliah. Mahasiswa tidak wajib mengikuti

perkuliahan dan mengerjakan tugas pada mata kuliah yang dikonversi tetapi

mahasiswa diperbolehkan untuk mengikuti perkuliahan dan mengerjakan tugas

4
pada mata kuliah yang dikonversi. Mahasiswa tidak mengikuti UTS dan UAS dari

mata kuliah yang dikonversi, tetapi mahasiswa akan mengikuti ujian yang

dilaksanakan oleh tim penyelenggara MBKM.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika yang dipakai pada penulisan laporan pada Program Merdeka

Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yaitu:

1) BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi latar belakang kegiatan, tujuan dilaksanakannya kegiatan, ruang

lingkup kegiatan, dan sistematika penulisan laporan kegiatan.

2) BAB 2 LANDASAN TEORI

Berisi penjelasan tentang teori-teori yang berkaitan dengan Program

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

3) BAB 3 METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Menjelaskan metode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan serta langkah-

langkah metode pelaksanaan kegiatan.

4) BAB 4 PELAKSANAAN KEGIATAN

Menjelaskan bagaimana struktur organisasi dari instansi yang terkait dan

lokasi survey, mendeskripsikan kegiatan seperti jadwal kegiatan, lokasi

kegiatan, serta kendala pada saat survey di lapangan.

5) BAB 5 PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil kegiatan di lapangan.

Selain itu, penulis juga memberikan saran selama pelaksanaan kegiatan

5
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berlangsung.

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

1. Pengertian Perumahan

Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Pemukiman. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan

sarana dan prasarana lingkungan.

Perumahan merupakan salah satu bentuk sarana hunian yang memiliki kaitan

yang sangat erat dengan masyarakatnya. Hal ini berarti perumahan di suatu

lokasi sedikit banyak mencerminkan karakteristik masyarakat yang tinggal di

perumahan tersebut, (Abrams, 1664: 7)

Perumahan dapat diartikan sebagai suatu cerminan dari diri pribadi manusia,

baik secara perorangan maupun dalam suatu kesatuan dan kebersamaan dengan

lingkungan alamnya dan dapat juga mencerminkan taraf hidup, kesejahteraan,

kepribadian, dan peradaban manusia penghuninya, masyarakat ataupun suatu

bangsa. (Yudhohusodo, 1991: 1)

Sedangkan perumahan karyawan merupakan tempat tinggal berkonsep rumah

deret yang dibangun perusahaan tertentu diperuntukkan bagi karyawan yang

bekerja di perusahaan tersebut untuk dimanfaatkan bagi kendaraan bis karyawan

untuk menjemput dan menurunkan penumpang (karyawan) yang seluruhnya

bekerja dalam satu kantor. (Musthofa, Basri, 2008: 64)

6
2. Pengertian Permukiman

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung,

baikyang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal/lingkungan hunian dan tempat kegiatan mendukung

prikehidupan dan penghidupan. Perumahan dan permukiman adalah dua hal

yang tidak dapat kita pisahkan dan berkaitan erat dengan aktifitas ekonomi,

industrialisasi dan pembangunan daerah.

Permukiman adalah perumahan dengan segala isi dan kegiatan yang ada di

dalamnya. Berarti permukiman memiliki arti lebih luas daripada perumahan

yang hanya merupakan wadah fisiknya saja, sedangkan permukiman merupakan

perpaduan antara wadah (alam, lindungan, dan jaringan) dan isinya (manusia

yang hidup bermasyarakat dan berbudaya di dalamnya). (Kuswartojo, 1997: 21)

Permukiman merupakan bentuk tatanan kehidupan yang di dalamnya

mengandung unsur fisik dalam arti permukiman merupakan wadah aktifitas

tempat bertemunya komunitas untuk berinteraksi sosial dengan masyarakat.

(Niracanti, Galuh Aji, 2001: 51)

Sedangkan pengertian perumahan dan permukiman menurut Guritno

Mangkusoebroto (1993: 5) adalah tempat atau daerah dimana penduduk

bertempat tinggal atau hidup bersama dimana mereka membangun sekelompok

rumah atau tempat kediaman yang layak huni dan dilengkapi dengan prasarana

lingkungan.

7
Menurut Turner (1972:164-167), terdapat tiga fungsi yang terkandung dalam

rumah:

a. Rumah sebagai penunjang identitas keluarga, yang diwujudkan dalam kualitas

hunian atau perlindungan yang diberian rumah. Kebutuhan tempat tinggal

dimaksudkan agar penghuni mempunyai tempat tinggal atau berteduh

secukupnya untuk melindungi keluarga dari iklim setempat.

b. Rumah sebagai penunjang kesempatan keluarga untuk berkembang dalam

kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi atau fungsi pengembangan keluarga.

Fungsi ini diwudkan dalam lokasi tempat rumah itu didirikan. Kebutuhan

berupa akses ini diterjemahkan dalam pemenuhan kebutuhan sosial dan

kemudahan ke tempat kerja guna mendapatkan sumber penghasilan.

c. Rumah sebagai penunjang rasa aman dalam arti terjaminnya kehidupan

keluarga di masa depan setelah mendapatkan rumah, jaminan keamanan

lingkungan perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan berupa

kepemilikan rumah dan lahan.

d. Rumah sebagai kebutuhan dasar manusia, perwujudannya bervariasi menurut

siapa penghuni atau pemiliknya. Berdasarkan hierarchy of need (Maslow,

1954:10), kebutuhan akan rumah dapat didekati sebagai:

i. Physiological needs (kebutuhan akan makan dan minum), merupakan

kebutuhan biologis yang hampir sama untuk setiap orang, yang juga

merupakan kebuthan terpenting selain rumah, sandang, dan pangan juga

termasuk dalam tahap ini.

8
ii. Safety or security needs (kebutuhan akan keamanan), merupakan tempat

berlindung bagi penghuni dari gangguan manusia dan lingkungan yang tidak

diinginkan.

iii. Social or afiliation needs (kebutuhan berinteraksi), sebagai tempat untuk

berinteraksi dengan keluarga dan teman.

iv. Self actualiztion needs (kebutuhan akan ekspresi diri), rumah bukan hanya

sebagai tempat tinggal, tetapi menjadi tempat untuk mengaktualisasikan diri.

2.2 BACKLOG PERUMAHAN

Melansir dari laman resmi Kementerian PUPR, backlog artinya indikator

yang digunakan oleh Pemerintah untuk mengukur jumlah kebutuhan rumah di

Indonesia. Sedangkan dalam kamus istilah properti, backlog perumahan adalah

kondisi kesenjangan antara total hunian terbangun dengan jumlah rumah yang

dibutuhkan oleh rakyat. Akan tetapi, ternyata ada perbedaan pengertian backlog

rumah antara Kementerian PUPR dengan Badan Pusat Statistik atau BPS.

Kementerian PUPR berpendapat bahwa kondisi kesenjangan tersebut didasari

pada angka rumah yang tidak laik huni. Bila ada sebuah keluarga yang

menempati hunian sewa, maka kondisi tersebut tidak termasuk backlog.

Sementara menurut perspektif BPS, kondisi backlog terjadi dengan mengacu

pada rumah milik. Masyarakat yang tinggal di rumah layak huni, tetapi

menyewa maka dianggap backlog.

Dalam sebuah artikel di laman Kompas.com, Direktur Riset CORE

Indonesia Piter Abdullah mengatakan bahwa backlog perumahan 2022

9
menyentuh level 12 juta unit. Menurut data dari Kementerian PUPR, kebutuhan

penyediaan rumah layak huni berkisar antara 820 ribu hingga 1 juta unit hunian.

Berikut ini adalah pemicu terjadinya masalah tersebut:

 Tingginya tingkat populasi

 Jumlah pasokan hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah sangat

terbatas

 Kemampuan rumah tangga membeli hunian masih rendah

 Jumlah rumah tidak layak huni masih banyak

Rumus backlog rumah bisa dihitung dari dua perspektif, yakni dari sisi

kepenghunian maupun dari sisi kepemilikan hunian. Bila ditilik dari perspektif

kepenghunian, maka idealnya 1 keluarga menghuni 1 rumah.

Adapun perhitungannya sebagai berikut:

Backlog Rumah = ∑Keluarga – ∑Rumah

Konsep menghuni dalam perhitungan tersebut merepresentasikan bahwa setiap

keluarga tidak diwajibkan untuk memiliki rumah, sedangkan bila bersumber dari

perhitungan BPS, maka rumusnya sebagai berikut:

Backlog = Jumlah Rumah Tangga – Jumlah Rumah Tangga yang Memiliki

Hunian Tetap

2.3 RUMAH LAYAK HUNI DAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

10
Rumah yang layak huni merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus

dipenuhi selain sandang dan pangan. Dengan memiliki rumah yang layak, selain

bisa membuat penghuni nyaman, juga mampu meningkatkan imunitas sehingga

kesehatan lebih terjaga. Menurut penjelasan dari Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat (PUPR), rumah yang layak huni adalah rumah yang

memenuhi persyaratan keselamatan bangunan, dan kecukupan minimum luas

bangunan, serta kesehatan penghuni (penjelasan pasal 24 huruf a UU PKP).

Untuk memiliki rumah yang layak huni, masyarakat setidaknya harus memenuhi

lima syarat penting:

 Ketahanan dan keselamatan bangunan: Rumah tersebut memiliki ketahanan

atau keselamatan bangunan. Hal tersebut dapat dilihat dari keandalan

komponen struktur berupa pondasi hunian, sloof, kolom, balok, rangka atap,

kualitas dimensi, campuran bahan bangunan serta ikatan antar komponen.

Dari sisi non struktur rumah juga memiliki lantai, dinding, kusen dan daun pintu

serta jendela, penutup atap yang memadai.

 Kecukupan luas ruang penghuni: Setiap penghuni minimal memiliki luas ruang

7,2 meter persegi per orang dan tinggi ruang minimal 2,8 meter.

 Akses sanitasi layak: Sanitasi rumah tersebut adalah tersedianya MCK, septic

tank, tempat sampah, saluran pembuangan air kotor dan limbah yang layak dan

dengan jarak terjangkau.

 Akses air minum layak

 Adanya luasan pencahayaan dan penghawaan: Persentase pencahayaan dalam

rumah minimal 10 persen luas lantai dan penghawaan minimal 5 persen luas

11
lantai. Kemudian adanya ventilasi yang cukup, lubang bukaan atau jendela harus

dapat ditembus matahari.

Gambar 2.1 Rumah Layak Huni

Sumber: Pinterest

Rumah Tidak Layak Huni yang selanjutnya disingkat RTLH adalah rumah

yang tidak memenuhi persyaratan keselamatan bangunan, kecukupan minimum

luas bangunan, dan kesehatan penghuni. Sebaliknya, sebuah rumah dikatakan

layak huni apabila rumah memenuhi persyaratan keselamatan bangunan, dan

kecukupan minimum luas bangunan, serta kesehatan penghuni (penjelasan pasal

24 huruf a UU PKP). Hingga saat ini, Pemerintah masih terus fokus untuk

mengentaskan RTLH di berbagai daerah, sesuai dengan amanat yang tertuang

dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor

13/PRT/M/2016 Tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya.

12
Di mana dalam peraturan tersebut dipertimbangkan bahwa untuk mewujudkan

rumah yang layak huni yang didukung dengan prasarana, sarana, dan utilitas

umum sehingga menjadikan perumahan yang sehat, aman, serasi, dan teratur serta

berkelanjutan, perlu didukung dengan bantuan stimulan perumahan swadaya.

Oleh karenanya, yang termasuk kriteria RTLH adalah:

1. Pondasi Tidak Kokoh

Pertama, rumah tidak layak huni biasanya memiliki pondasi yang rapuh dan

dangkal. Penting untuk dipahami, idealnya hunian satu lantai memiliki pondasi

dengan kedalaman lebih dari 45 cm di bawah permukaan tanah. Selain itu,

pondasi rumah harus terhubung dengan balok atau sloof agar lebih kuat menahan

beban konstruksi. Jika tidak, hunian rawan ambruk ketika terjadi bencana alam

seperti gempa bumi. Sebagai catatan, hunian di atas tanah miring dan lembek juga

termasuk dalam kriteria rumah tidak layak huni.

2. Material Tidak Berkualitas

Biasanya material yang berisiko bagi kesehatan penghuni adalah papan kayu,

asbes, dan PVC. Selanjutnya, cek kondisi dinding, lantai, maupun atap yang

dibangun dari material tersebut.

3. Luas Minimum Ruangan Tidak Terpenuhi

Idealnya, luas minimum ruangan adalah 7,2-12 m2 per orang. Apabila

penghuninya berjumlah empat orang, maka luas minimalnya adalah 28,8 m2.

Selain demi kenyamanan ruang gerak, ini akan berpengaruh pada sirkulasi udara

di dalam hunian.

4. Sirkulasi Cahaya dan Udara yang Buruk

13
Berikutnya dengan cek kualitas pencahayaan serta udara dengan patokan

Keputusan Kementrian Kesehatan Nomor: 829/Menkes/SK/VII/1999.

Idealnya, rumah sehat yang layak huni memiliki jalur pencahayaan alami minimal

10 persen dan jalur sirkulasi udara lima persen dari luas lantai ruangan. Apabila di

bawah itu maka berarti pencahayaan dan sirkulasi udaranya buruk. Selain itu,

jalur pencahayaan sebaiknya menghadap ke timur atau barat yang searah dengan

matahari.

5. Fasilitas Dasar Tidak Terpenuhi

Mengidentifikasi kelayakan bangunan dari ketersediaan fasilitas dasar, meliputi

utilitas, jaringan listrik, serta ketersediaan air bersih di rumah. Rumah yang layak

huni setidaknya harus memiliki daya listrik PLN sekitar 450 VA. Untuk air bersih,

harus ada air PDAM atau sumber air bersih seperti sumur resapan.

6. Lingkungan dan Kondisi Hunian Tidak Sehat

Perhatikan jika rumah berada di lokasi kawasan rawan banjir ataupun longsor.

Pasalnya, di musim hujan area seperti ini bisa mendatangkan masalah, mulai dari

kelembapan, lumpur, hingga perkembangan bakteri akibat ada bagian rumah yang

terendam. Selain itu, pastikan juga tingkat kriminalitas di lingkungan tersebut

tidak tinggi demi keselamatan.

14
Gambar 2.2 Rumah Tidak Layak Huni

Sumber: Pinterest

2.4 INFRASTRUKTUR KAWASAN

A. Pengertian Infrastruktur

Infrastruktur adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau

dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam

penyediaan air, tenaga listrik, pembangunan limbah, transportasi & pelayanan

pelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-tujuan sosial dan juga ekonomi

(Kodoatie,R.J., 2005).

Infrastruktur merupakan komponen utama dalam mengembangkan berbagai

kegiatan ekonomi dan juga meningkatkan efisiensi kegiatan ekonomi suatu negara.

Infrastruktur dalam meningkatkan efisiensi kegiatan ekonomi ini berupa jalan

raya, pelabuhan laut, lapangan terbang, kawasan industri, alat-alat perhubungan

15
seperti telepon dan alat pengangkutan, dan fasilitas penyediaan air dan listrik.

Infrastruktur dalam suatu negara mempunyai peranan penting dalam

mempengaruhi efisiensi dan biaya produksi. Secara umum, infrastruktur adalah

seluruh struktur dan juga fasilitas secara fisik untuk fasilitas umum, seperti jalan

raya, pelabuhan, sekolah, rumah sakit, pengolahan limbah, bandar udara, dan lain-

lain.

B. Fungsi Infrastruktur

Secara umum infrastruktur berfungsi sebagai penunjang kegiatan masyarakat

umum. Dimana infrastruktur berfungsi untuk memfasilitasi dan mendukung

kelancaran kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat, seperti distribusi barang dan

jasa.

Beberapa fungsi infrastruktur lainnya:

1) Jembatan, sebagai penghubung antara suatu tempat dengan tempat lain.

Tempat tersebut bisa berupa suatu daerah maupun kota.

2) Jalan, sebagai akses para pengguna jalan yang dapat menghubungi suatu

tempat, maupun daerah atau kota.

3) Rumah, sebagai tempat tinggal dan tempat berteduh serta melakukan

berbagai aktivitas.

C. Sarana dan Prasarana Infrastruktur Ideal

1) Jalan dan transportasi, terdapat akses mudah ke pusat kota dan transportasi

umum. Selain itu, adanya trotoar yang aman dan jalur sepeda yang

16
terpisah dengan area lainnya.

2) Sistem air bersih yang terintegrasi dengan pengolahan limbah dan drainase

yang baik akan meningkatkan kualitas hidup penghuni.

3) Sistem listrik dan pencahayaan, adanya penerangan yang memadai di jalan

dan ruang terbuka umum, serta pencahayaan di area perumahan.

4) Saluran air hujan dan drainase untuk mencegaha adanya genangan serta

banjir

5) Fasilitas dan ruang terbuka yang akan menjadi tempat berinteraksi,

kegiatan sosial, dan rekreasi bagi masyarakat kawasan perumahan.

6) Infrastruktur telekomunikasi untuk mendukung kegiatan seperti bekerja,

belajar, serta berkomunikasi dalam era digital saat ini.

7) Fasilitas kesehatan dan pendidikan.

8) Keamanan dan perlindungan seperti kehadiran petugas keamanan dan

pemantauan CCTV akan memberikan rasa aman bagi penghuni.

2.5 KEANDALAN BANGUNAN

Berikut merupakan faktor-faktor tentang penilaian keandalan bangunan:

1) Keselamatan, bangunan yang di tempati memiliki kemampuan mendukung

atau bisa dibilang memiliki pondasi dan struktur yang kuat dan memiliki

juga sistem proteksi dari kebakaran, kelistrikan dan juga petir.

2) Kesehatan, bangunan memiliki sistem penghayaan, sistem pencahayaan,

sistem sanitasi dan juga penggunaan bahan bangunan.

17
3) Kenyamanan, bangunan memiliki kenyamanan dalam ruang gerak dan

hubungan antara ruang, kondisi udara dalam ruangan, pandangan, tingkat

getaran dan tingkat kebisingan.

4) Kemudahan, bangunan memiliki akses yang mudah dari dalam bangunan

maupun luar bangunan serta kelengkapan fasilitas dalam pemanfaatan

bangunan.

2.6 PROGRAM KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN

PEMUKIMAN (DPRKP) PROVINSI DKI JAKARTA

1. CAP-CIP

1.1 Community Action Plan (CAP)

Community Action Plan (CAP) adalah bentuk kolaborasi antara

masyarakat dan pemerintah provinsi DKI Jakarta dengan tujuan agar masyarakat

dapat terlibat dalam proses perencanaan pembangunan perumahan dan

pemukiman yang sesuai dengan kebutuhan. Kelurahan yang dihasilkan dari

kegiatan cap antara lain:

a. Detail Engineering Design (DED) sebagai bahan pembangunan

insfrastruktur sarana yang akan dibangun;

b. Data dan analisa social ekonomi masyarakat;

c. Matriks persoalan DNA kebutuhan masyarakat sebagai bahan penyusunan

kebijakan pemerintah provinsi;

d. Tema dan model penaataan kampung yang menjadi konsep umum

pelaksanaan kegiatan collaborative implementation.

18
1.2 Collaborative Implemetation Program (CIP)

Setelah pelaksanaan community action plan (CIP), maka Langkah

selanjutnya ialah Collaborative Implemantation Program (CIP) yang merupakan

program peningkatan kualitan permukiman bebasis masyarkat melalui

penganganan bersama oleh multi pihak. Keluaran kegiatan CIP antara lain

tertatanya kawasan permukimnan yang mencakup jalan lingkungan, trotoar,

drainase, penerangan jalan umum, septictank komunal, ipal komunal,

hydrant/apar, penghijauan, persampahan, serta sarana dan prasarana lain yang

dibutuhkan masyarakat.

2. Peremajaan Kampung

2.1 Pembangunan Kampung Deret

Konsep penataan kampung deret dilaksanakan dengan memberikan bantuan sosial

berupa perbaikan rumah kepada warga yang menghuni permukiman kumuh.

2.2 Pembangunan Kampung Susun

Kriterian lokasi kampung susun sama seperti kampung deret namun yang

membedakan ada pada pengelolaan kampung susun, kampung susun dikelola oleh

koperasi.

3. Permukiman Kembali

Permukiman kembali dilakukan melaluin pembangunan penataan secara

menyeluruh terhadap rumah, prasaranan, sarana dan fasilitas umum lainnya pada

lokasi baru yang sesuai dengan rencana tata ruang.

19
4. Konsolidasi Tanah Vertikal (KTV)

Konsolidasi tanah vertikal adalah kebijakan penataan kembali penguasaan,

pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai rencana tata ruang usaha

penyediaan tanah untuk kepentingan umum dalam rangka meningkatkan kualitas

lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan melibatkan partisipasi

aktif masyarakat yang diselenggarakan untuk pengembangan kawasan dan

bangunan berorientasi vertikal.

5. Rumah Susun Sewa (RUSUNAWA)

Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) adalah rumah susun yang

disediakan oleh pemerintah DKI Jakarta untuk disewa dengan cara pembayaran

sewa tiap bulan.

6. Rumah Susun Sederhana Milik (RUSUNAMI)

Rumah Susun Sederhana Milik (RUSUNAMI) ialah hunian yang dapat

dimiliki warga dengan sistem pembiayaan bersubsidi atau program DP nol Rupiah.

2.7 SISTEM INFORMASI JAKARTA SATU

Jakarta satu merupakan sebuah portal data dan sistem informasi geospasial untuk

mengumpulkan, mengelola, menyimpan, dan menyajikan ragam data spasial dari

pemerintah provinsi DKI Jakarta yang diluncurkan pada tanggal 17 Januari 2018.

Demi menerapkan Good Governance yang sistematis berdasarkan satu

20
pengelolaan data berbasis geospasial, jakarta satu membentuk simpul jaringan

spasial dari kumpulan perangkat daerah atau unit kerja di lingkungan pemerintah

Provinsi DKI Jakarta. Pada program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),

khusus mengenai pengisian survey wawancara kepada masyarakat menggunakan

sistem informasi Geospasial (GIS) Dinas Cipta Karya, Tata Ruang Dan

Pertanahan (DCKTRP). Adapun pemanfaatan geospasial dalam rencana

pembangunan daerah sebagai berikut:

1. Pemanfaatan informasi geospasial dalam sektor perizinan

Pemanfaatan pada sektor ini adalah integritas RDTR (rencana detail tata ruang)

digital DKI Jakarta dan OSS–GISTARU (geographic information sistem tata

ruang), peta RDTR digital DKI Jakarta telah terintegritasi ke dalam sistem RDTR

interaktif gistaru kementerian ATR/BPN dan telah diakses oleh OSS per tanggal

11 Oktober 2011.

2. Pemanfaatan informasi geospasial dalam sektor tata ruang

Smart RDTR DKI Jakarta & RDTR wilayah perencanaan Provinsi DKI Jakarta

mengakselerasi transformasi Jakarta sebagai pusat bisnis dan kota global yang

berketahanan berbasis transit dan digital.

3. Pemanfaatan informasi geospasial dalam sektor kesehatan.

21
BAB 3

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 METODE SURVEI

1. Persiapan survei: Smartphone, powerbank/charger HP, tanda pengenal,

formulir, pulpen/pensil, buku catatan kecil.

2. Pelaksanaan survei:

a. Wawancara dengan warga

b. Mencatat beberapa data utama dalam catatan kecil saat wawancara.

c. Input data melalui aplikasi Jakarta Satu setelah proses wawancara

selesai.

d. Data yang dimasukkan ke aplikasi Jakarta Satu: Identitas responden

(nama kepala keluarga, no.KTP, no.KK), jumlah KK dalam satu

bangunan/rumah, alamat dan RW/RT yang benar, umur kepala

keluarga, pendidikan terakhir kepala keluarga, pekerjaan kepala

keluarga, penghasilan dan pengeluaran gabungan, status kepemilikan

rumah & tanah, aset keluarga, sertifikat bangunan yang dimiliki, luas

rumah & tanah, jumlah penghuni, titik koordinat bangunan/rumah,

penilaian keandalan bangunan, pengetahuan bahaya asbes, jarak

pembuangan tinja dari toilet, dan penawaran Program DPRKP.

3. Tahap akhir survei:

a. Pengecekan data melalui website jakarta.go.id.

22
b. Perbaikan data geotagging dengan membuat penomoran bangunan di

gambar peta beserta keterangan nama pemilik rumah dalam file pdf

dan dikumpulkan melalui masing-masing koordinator lapangan.

23
METODE SURVEI

PERSIAPAN smartphone,
SURVEI tanda pengenal,
formulir, dll

wawancara,
mencatat data,
PELAKSANAAN
input data ke
SURVEI
aplikasi Jakarta
Satu

pengecekan data
TAHAP AKHIR
dan perbaikan
SURVEI
data

24
3.2. FORMULIR SURVEI

Gambar 3.1 Formulir Survei Identitas Responden dan Penilaian Keandalan

Bangunan

Sumber: Dokumen Pribadi

25
Gambar 3.2 Formulir Survei Program DPRKP

Sumber: Dokumen Pribadi

26
3.3. ALUR PENGISIAN SURVEI MELALUI JAKARTA SATU

Pada Subbab Ini Membahas Tentang Alur Pengisian Formulir Survei Pada

Platform Jakarta Satu Melalui HP. Berikut adalah alur untuk pengisian formulir

survei:

1. Menginput Data Informasi Surveyor

Pada Bagian Ini, Surveyor Perlu Mengisi Asal Universitas,

Kelurahan Yang Akan Di Survei, Nama Surveyor, Tanggal Akan Terisi

Otomatis Ketika Membuka website Jakarta Satu, Dan Yang Terakhir Jam

Survei Yang Akan Terisi Otomatis Pada Saat Surveyor Sedang Melakukan

Survei.

Gambar 3.3 Data Informasi Surveyor

Sumber: Dokumen Pribadi

2. Menginput Identitas Responden

Pada Bagian Identitas Responden, Surveyor Perlu Mengisi Data

Mengenai Informasi Dari Satu Rumah, Pemasukan Dan Pengeluaran,

Status Kepemilikan Rumah Dan Tanah, Serta Aset Yang Dimiliki Diluar

27
DKI Jakarta.

Gambar 3.4 Data Identitas Responden

Sumber: Dokumen Pribadi

3. Menginput Penilaian Keandalan Bangunan

Pada Bagian Ini, Surveyor Diminta Untuk Menilai Keandalan

Bangunan Dari Beberapa Aspek, Seperti Kondisi Fondasi, Dinding, Lantai,

Atap, Sumber Air Minum, Jarak Pembuangan Tinja, Jenis Kloset Yang

Digunakan, Kepemilikan Fasilitas Bab. Surveyor Juga Perlu Menginput

Data Luas Rumah, Luas Tanah Serta Jumlah Penghuni Dalam Satu Rumah

Untuk Mengetahui Rasio Luas Rumah terhadap jumlah penghuni.

28
Gambar 3.5 Data Keandalan Bangunan

Sumber: Dokumen Pribadi

4. Menginput Data Program DPRKP

Bagian Ini Membahas Tentang Pendapat Masyarakat Terhadap

Program DPRKP Kedepannya, Harapan Masyarakat Untuk DKI Jakarta

Kedepannya Demi Pemukiman Yang Lebih Layak Serta Nyaman.

Pengetahuan Masyarakat Tentang Program-Program Yang Sudah Dijalani

Oleh DPRKP, Penilaian Masyarakat Tentang Program Dprkp Juga Perlu

Agar Program Kerja Ini Dapat Direalisasikan Dan Berfungsi Serta

Memudahkan Masyarakat Kedepannya.

29
Gambar 3.6 Data Program DPRKP

Sumber: Dokumen Pribadi

30
BAB 4 PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1.STRUKTUR ORGANISASI MITRA

a. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Provinsi DKI Jakarta

Gambar 4.1 Struktur DPRKP

Sumber: dprkp.jakarta.go.id/profile-strukturorganisasi

b. Kelurahan Semper Barat

31
Gambar 4.2 Struktur Kelurahan Semper Barat

Sumber: Dokumen Pribadi

4.2. VISI DAN MISI ORGANISASI MITRA

a. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Provinsi DKI Jakarta

Visi

Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsi DPRKP maka dirumuskan visi yang

ingin diwujudkan oleh DPRKP Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2022 yaitu

sebagai berikut:\r\n

“Terwujudnya Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI

Jakarta yang layak huni, terjangkau, aman, terpadu, dan berkelanjutan”

Misi

32
Sementara itu dalam rangka mewujudkan visi Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Provinsi DKI Jakarta yang layak huni, terjangkau, aman, terpadu,

dan berkelanjutan, maka disusunlah 3 (tiga) buah misi sebagai berikut:

1. Mewujudkan perumahan rakyat yang layak huni, dilengkapi prasarana, sarana

dan utilitas yang memadai dan terjangkau untuk semua masyarakat.

2. Menciptakan pelayanan yang optimal di sektor perumahan dan permukiman.

3. Membangun kawasan permukiman yang aman, nyaman, dan berkelanjutan

yang memperkuat daya dukung lingkungan dan sosial.

b. Kelurahan Semper Barat

Visi: “Jakarta Yang Nyaman Dan Sejahtera Untuk Semua”

Misi:

1. Membangun tata kelola pemerintah yang baik dengan menerapkan kaidah-

kaidah “good governance”

2. Melayani masyarakat dengan prinsip pelayanan prima

3. Memberdayakan masyarakat dengan prinsip pemberian otoritas kepada

masyarakat untuk mengenali permasalahanyang dihadapi dan

mengupayakan pemecahan yang terbaik pada tahap

perencanaan,pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian pembangunan

4. Membangun sarana dan prasaran kota yang menjamin kenyamanan dengan

memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan

5. menciptakan lingkungan kehidupan kota yang dinamis dalam mendorong

pertumbuhan dalam kesejahteraan

33
4.3. LINGKUP KEGIATAN

Kegiatan Pendataan Basis Data Perumahan meliputi melakukan pendataan

backlog rumah, keandalan bangunan, serta potensi pengembangan perumahan dan

permukiman dengan sistem informasi geospasial yang disediakan oleh DCKTRP

(Dinas Cipta Karya, Tata Ruang & Pertahanan) DKI Jakarta.

4.4. DESKRIPSI KEGIATAN

Survei diselenggarakan DPRKP (Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman) untuk mendata ulang terkait bangunan rumah tinggal di 15

kelurahan. Survei ini dilaksanakan karena adanya data dari BPS bahwa DKI

Jakarta menduduki posisi tiga tertinggi jumlah permukiman kumuh. Survei yang

terkumpul nanti akan dikaji untuk menentukan program pemerintah yang

dilaksanakan pada lokasi permukiman yang disurvei, tujuan adanya kebijakan ini

agar dapat mengurangi jumlah permukiman kumuh yang ada di DKI Jakarta.

Kebijakan yang direncanakan:

1) Program Permukiman

 Peningkatan kualitas kawasan permukiman

 Peremajaan kampung

 Penataan ulang permukiman

2) Program Perumahan

 Rusunawa (Rumah susun sewa)

34
 Rusunami (Rumah susun sederhana dengan hak milik)

4.5. LOKASI DAN JADWAL KEGIATAN

Kegiatan pendataan ini dilakukan di seluruh bangunan/rumah tinggal yang ada di

RW.010, Semper Barat, Kec. Cilincing, Jakarta Utara. Pelaksanaan pendataan

bangunan/rumah tinggal dimulai pada tanggal 18 Maret, 20 Maret, 25 Maret, 28

Maret, 15 April, 18 Juni, 20 Juni 2023.

35
Gambar 4.3 Peta RW.010 Kelurahan Semper Barat

Sumber: google.com/maps

4.6. PELAKSANAAN KEGIATAN SURVEI

4.6.1 Kegiatan Hari Pertama

Hari/Tanggal : Sabtu, 18 Maret 2023

Jam Survei : 11.00 – 19.40

36
Lokasi Survei : Kelurahan Semper Barat

Nama Dasawisma Pendamping : Ibu Rosyati

RW : 10

RT : 10

Jumlah Bangunan : 10

Jumlah Kartu Keluarga (KK) : 11

Tabel 4.1 Catatan dan Kendala Hari Pertama

CATATAN DAN KENDALA


SOLUSI
SURVEI

Titik geotagging tidak sesuai lokasi Memperbaiki titik geotagging

Sumber: Dokumen Pribadi

37
Tabel 4.2 Dokumentasi Hari Pertama

DOKUMENTASI KETERANGAN

Tampak depan salah satu rumah warga

Toilet salah satu rumah warga

38
Ruang tamu salah satu rumah warga

Sumber: Dokumen Pribadi

4.6.2 Kegiatan Hari Ke-2

Hari/Tanggal : Senin, 20 Maret 2023

Jam Survei : 13.50 – 18.30

Lokasi Survei : Kelurahan Semper Barat

Nama Dasawisma Pendamping : Ibu Rosyati dan Ibu Mulyani

RW : 10

RT : 04, 06

Jumlah Bangunan : 10

Jumlah Kartu Keluarga (KK) : 11

Tabel 4.3 Dokumentasi Hari Ke-2

39
DOKUMENTASI KETERANGAN

Toilet salah satu rumah warga

Ruang tamu salah satu rumah warga

40
Tampak depan salah satu rumah warga

Sumber: Dokumen Pribadi

4.6.3 Kegiatan Hari Ke-3

Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Maret 2023

Jam Survei : 08.40 – 18.56

Lokasi Survei : Kelurahan Semper Barat

Nama Dasawisma Pendamping : Ibu Rosyati dan Ibu Mulyani

RW : 10

RT : 05, 06

Jumlah Bangunan : 19

Jumlah Kartu Keluarga (KK) : 28

Tabel 4.4 Dokumentasi Hari Ke-3

41
DOKUMENTASI KETERANGAN

Tampak depan salah satu rumah warga

Tampak atap salah satu rumah warga

42
Ruang tamu salah satu rumah warga

Sumber: Dokumen Pribadi

4.6.4 Kegiatan Hari Ke-4

Hari/Tanggal : Selasa, 28 Maret 2023

Jam Survei : 10.00 – 22.20

Lokasi Survei : Kelurahan Semper Barat

Nama Dasawisma Pendamping : Ibu Rosyati dan Ibu Mulyani

RW : 10

RT : 02, 03, 05

Jumlah Bangunan : 19

Jumlah Kartu Keluarga (KK) : 25

Tabel 4.5 Dokumentasi Hari Ke-4

43
DOKUMENTASI KETERANGAN

Toilet salah satu rumah warga

Tampak depan salah satu rumah warga

Sumber: Dokumen Pribadi

44
4.6.5 Kegiatan Hari Ke-5

Hari/Tanggal : Sabtu, 15 April 2023

Jam Survei : 10.15 – 15.22

Lokasi Survei : Kelurahan Semper Barat

Nama Dasawisma Pendamping : Ibu Rosyati

RW : 10

RT : 12

Jumlah Bangunan : 21

Jumlah Kartu Keluarga (KK) : 25

Tabel 4.6 Dokumentasi Hari Ke-5

DOKUMENTASI KETERANGAN

45
Toilet salah satu rumah warga

Tampak depan salah satu rumah warga

Sumber: Dokumen Pribadi

46
4.6.6 Kegiatan Hari Ke-6

Hari/Tanggal : Minggu, 18 Juni 2023

Jam Survei : 09.39 – 15.30

Lokasi Survei : Kelurahan Semper Barat

Nama Dasawisma Pendamping : Ibu Rosyati dan Ibu Mulyani

RW : 10

RT : 13

Jumlah Bangunan : 20

Jumlah Kartu Keluarga (KK) : 33

Tabel 4.7 Catatan dan Kendala Hari Ke-6

CATATAN DAN KENDALA


SOLUSI
SURVEI

Koneksi aplikasi down Mencatat secara manual

Sumber: Dokumen Pribadi

Tabel 4.8 Dokumentasi Hari Ke-6

DOKUMENTASI KETERANGAN

47
Toilet salah satu rumah warga

Tampak depan salah satu rumah warga beserta

pemiliknya

Sumber: Dokumen Pribadi

48
4.6.7 Kegiatan Hari Terakhir

Hari/Tanggal : Selasa, 20 Juni 2023

Jam Survei : 11.05 – 14.00

Lokasi Survei : Kelurahan Semper Barat

Nama Dasawisma Pendamping : Ibu Rosyati dan Ibu Mulyani

RW : 10

RT : 07, 14

Jumlah Bangunan : 13

Jumlah Kartu Keluarga (KK) : 22

Tabel 4.9 Dokumentasi Hari Terakhir

DOKUMENTASI KETERANGAN

Toilet salah satu rumah warga

49
Ruang tamu salah satu rumah warga

Sumber: Dokumen Pribadi

4.6.8 Hasil Survei Data Bangunan Kelurahan Semper Barat RW010

Berikut Resume Hasil Kegiatan Selama Pelaksanaan Survei:

Lama Survei : 7 Hari

Total Jumlah Bangunan : 112

Total Jumlah KK : 155

Kendala Utama Yang Umumnya :

1. Kendala Jaringan/Sinyal Dialami

2. Akses Ke Rumah Warga Sulit

Solusi :

1. Berpindah Titik Mencari Signal

2. Meminta Izin Hari Berikutnya

3.Melakukan Back Up Data

50
4.7. INFRASTRUKTUR KELURAHAN SEMPER

BARAT
Tabel 4.10 Dokumentasi Infrastruktur Kelurahan Semper Barat

No. DOKUMENTASI KETERANGAN

1. Tempat Kelurahan Semper Barat RW010

2. Tempat Beribadah (Wihara)

51
3. Su

mb

Tempat Satuan Pelaksana Dinas Pendidikan er:

Do

ku

me

n
4. Tempat Beribadah (Masjid)
Pri

bad

5. Tempat Pendidikan Sekolah Dasar (SD)

otal

ban

6. Tempat Beribadah (Gereja) gun

an

yan

telah terinput sebanyak 786 bangunan hunian, 6 bangunan kosong, 11 fasos/fasum,

24 tempat usaha non huni. Total keseluruhan bangunan pada RW. 010 sebanyak

827 bangunan.

52
4.8. KEMANDIRIAN BELAJAR SELAMA SURVEI

Pertama kalinya berhadapan langsung dengan berbagai jenis warga sehingga

melatih sisi profesional seperti melakukan kontrak kerja secara pribadi. Belajar

bagaimana bebicara yang sopan dan formal layaknya bekerja langsung. Juga dapat

menyesuaikan diri di keadaan yang beragam dengan beragam warga yang

dijumpai. Juga mempelajari bagaimana caranya berkompromi yang baik oleh ibu

dasawisma, sehingga proses wawancara dengan warga dapat berjalan lancar.

Dapat bertemu dengan setiap kepala RT di RW.010 dan dapat menerima

wejangan-wejangan dari para orang tua yang dijumpai.

Belajar kekompakan dan kerjasama dengan tim dan melatih bagaimana menerima

kekurangan dan kelebihan tim. Belajar bertanggung jawab dalam pengambilan

data yang lengkap dan benar. Selama pelaksanaan survei, dilatih menjadi

seseorang yang mandiri dan memanfaatkan waktu se-efisien mungkin. Dapat

memperluas relasi dan merasakan bagaimana keakraban tidak hanya dengan tim

tetapi dengan warga se-Semper Barat. Meski ada beberapa kendala ringan,

pelaksanaan survei ini sukses membuat penulis merasakan pengalaman yang

belum pernah dirasakan sebelumnya.

4.9. PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP

PELAKSANAAN KEGIATAN DI LAPANGAN

Yang memotivasi penulis untuk mengikuti kegiatan MBKM ini salah satunya

adalah rasa keingintahuan terhadap bagaimana rasanya magang dan ingin

53
memperbanyak pengalaman bekerja. Setelah melewati masa kegiatan MBKM ini,

bekerja bersama rekan yang belum pernah dikenal sebelumnya tidaklah buruk.

Tidak semua orang baru yang ditemui adalah asing. Kebanyakan orang khususnya

warga Semper Barat yang diwawancarai juga sudah seperti keluarga sendiri.

Dengan adanya kegiatan MBKM ini semakin memotivasi penulis untuk terus

mencari keseruan-keseruan baru, tidak hanya dalam bermain namun dalam

bekerja dan melibatkan banyak orang.

54
BAB 5 PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Kegiatan pendataan basis data perumahan, yaitu kegiatan yang bertujuan

untuk melakukan pendataan Backlog rumah, keandalan bangunan serta potensi

pengembangan perumahan dan permukiman dengan sistem informasi geospasial

yang disediakan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (DCKTRP) DKI

Jakarta. Data yang akan disurvei berisikan tentang identitas responden, keandalan

bangunan (pondasi, kolom, sloof, atap, lantai, dinding), pengetahuan terkait

program DPRKP, dan dokumentasi bangunan. Tindak lanjut pendataan kemudian

akan dibuat data carik, DPRKP akan bekerjasama dengan Lembaga Sosial seperti

BAZNAS BAZIS dalam perbaikan RTLH, DPRKP akan memberikan data RTLH

kepada Kementerian PUPR agar dapat dilakukan perbaikan RTLH dengan

menggunakan dana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), DPRKP akan

berkoordinasi dengan suku dinas PRKP mengenai hasil pendataan agar dapat

dilakukan peningkatan kualitas permukiman melalui program CAP-CIP.

Hasil dari kegiatan survei Backlog Perumahan dan Pemukiman pada

Kelurahan Semper Barat berupa data yang diambil langsung di lapangan pada RW.

010 dengan total bangunan yang telah terinput sebanyak 786 bangunan hunian, 6

bangunan kosong, 11 Fasos/Fasum, 24 tempat usaha non huni. Total keseluruhan

bangunan pada RW. 010 sebanyak 827 bangunan. Dari segi infrastruktur

Kelurahan Semper Barat dapat dikatakan cukup baik seperti tersedianya

FASOS/FASUM, kemajuan transportasi, kelayakan jalan utama, namun untuk

55
ruang terbuka hijau seperti taman bermain, danau atau aliran pembuangan air

yang baik, yang di inginkan oleh masyarakat melalui kuisioner, kurang memadai.

5.2 SARAN

1. Kerja sama dalam satu tim dengan menjunjung tinggi solidaritas akan

memudahkan proses kegiatan.

2. Surveyor dapat meningkatkan pengetahuannya dengan menerima dan menyerap

pengetahuan yang berkaitan di dalam perkuliahan maupun di dunia sosial.

3. Diharapkan bagi pengelola website/aplikasi agar lebih meningkatkan kinerja

sistemnya supaya dapat membantu meminimalisir beberapa kendala yang bisa

saja terjadi.

56
DAFTAR PUSTAKA

 BAB II Tinjauan Pustaka, http://digilib.unila.ac.id/8615/13/BAB%20II.pdf


(diakses 1 Agustus 2023)
 DPU Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Kulon Progo,
Rumah, Perumahan, dan Permukiman,
https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/52/rumah-perumahan-dan-
permukiman (diakses 1 Agustus 2023)
 Jakarta.go.id, CAP & CIP, https://www.jakarta.go.id>cap-cip (diakses 1
Agustus 2023)
 Jakarta.go.id, Kampung Deret-Pemprov DKI Jakarta,
https://www.jakarta.go.id>kampung-deret (diakses 2 Agustus 2023)
 Jakarta.go.id, Profile Visi Misi, https://dprkp.jakarta.go.id>profile-visimisi
(diakses 1 Agustus 2023)
 jpi.or.id, Konsolidasi Tanah: Solusi Tata Ruang Jakarta 2022-JPI,
https://jpi.or.id>blog>pengertian-konsolidasi-tanah (diakses 2 Agustus
2023)
 rumah123.com, Apa Itu Backlog Perumahan? Ini Pengertian, Cara
Menghitung, hingga Solusinya, https://artikel.rumah123.com/apa-itu-
backlog-perumahan (diakses 1 Agustus 2023)
 Rumah.com, Kriteria Rumah Layak Huni dan Tidak Layak Huni Serta
Definisinya, https://www.rumah.com/panduan-properti/rumah-layak-huni-
81079 (diakses 1 Agustus 2023)
 ung.ac.id, penilaian terhadap keandalan bangunan gedung pada
bangunan gedung di universitas negeri gorontalo,
https://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/847/penilaian-terhadap-
keandalan-bangunan-gedung-pada-bangunan-gedung-di-universitas-
negeri-gorontalo.pdf (diakses 1 Agustus 2023)
 Wordpress.com, Kelurahan Semper Barat,

57
https://kelurahansemperbarat.wordpress.com/tentang/visi-dan-misi/
(diakses 1Agustus 2023)

58
LAMPIRAN

Lampiran 1: Form Survei

59
60
Lampiran 2: Resume Kegiatan Survei

61
62
63
64
65
Lampiran 3: Jadwal Kuliah Surveyor

66
Lampiran 4: Surat Tugas Surveyor Dari Universitas Gunadarma

67
68
Lampiran 5: Tanda Pengenal Surveyor

69
FORM LAMPIRAN 2

Nama : Hildegard Salve Regina Sinaga


NPM : 20320149
Jurusan : Arsitektur
Kelas : 3TB05

LAPORAN KEGIATAN SURVEI PENDATAAN BASIS DATA

JUMLAH HASIL
JAM
NO HARI TANGGAL KEGIATAN KELURAHAN RW RT SURVEI
MULAI SELESAI BANGUNAN KK
13 Maret Pelatihan di Hotel
1 Senin 08.00 16.00 Semper Barat -
2023 Santika
1. Apel pagi di kantor
15 Maret
2 Kamis kelurahan 08.00 17.00 Semper Barat 009 007 25 29
2023
2. Survei ke lapangan
18 Maret
3 Sabtu Survei ke lapangan 11.00 19.40 Semper Barat 010 010 10 11
2023
20 Maret 004,
4 Senin Survei ke lapangan 13.50 18.30 Semper Barat 010 10 11
2023 006
21 Maret
5 Selasa Rapat koordinasi online 19.30 22.00 -
2023
005,
6 Sabtu 25 Maret Survei ke lapangan 08.40 18.56 Semper Barat 010 19 28
006
002,
28 Maret
7 Selasa Survei ke lapangan 10.00 22.20 Semper Barat 010 003, 19 25
2023
005
28 Maret
8 Selasa Evaluasi kinerja online 20.30 22.30
2023
31 Maret
9 Jumat Rapat koordinasi online 20.35 22.30
2023 -
10 Jumat 7 April 2023 Rapat koordinasi online 20.00 22.30
14 April
11 Jumat Rapat koordinasi online 20.30 22.30
2023
15 April
12 Sabtu Survei ke lapangan 10.15 15.22 Semper Barat 010 012 21 25
2023
13 Senin 1 Mei 2023 Rapat persiapan survei 15.30 16.30 -
14 Rabu 17 Mei 2023 Cut off data
15 Jumat 19 Mei 2023
Rapat koordinasi online 20.00 22.00 -
16 Jumat 26 Mei 2023
Workshop 1 di Hotel
EL Royale Jakarta
17 Rabu 31 Mei 2023 Agenda: kegiatan 08.00 16.00 Semper Barat -
verifikasi dan validasi
data
18 Rabu 7 Juni 2023
Rapat koordinasi online 20.00 22.00 -
19 Jumat 16 Juni 2023
20 Minggu 18 Juni 2023 09.39 15.30 013 20 33
Survei ke lapangan Semper Barat 010 007,
21 Selasa 20 Juni 2023 11.05 14.00 13 22
014

70
22 Jumat
23 Juni 2023 20.00 22.00
23 Jumat
30 Juni 2023 Rapat koordinasi online 19.00 21.00 -
24 Jumat
7 Juli 2023 19.30 21.30
25 Kamis
13 Juli 2023 Cut off data
26 Senin
17 Juli 2023 Persiapan workshop 20.00 22.00 -
Workshop 2 di Hotel EL
Royale Jakarta
27 Kamis 20 Juli 2023 Agenda: kegiatan 08.00 16.30 Semper Barat -
verifikasi dan validasi
data

71
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kampus D, Jl. Margonda Raya No. 100, Pondok Cina, Kota Depok

Nama : Hildegard Salve Regina Sinaga


NPM : 20320149
Judul : Laporan Akhir Kegiatan Pendataan Basis Data Perumahan
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Provinsi
DKI Jakarta.
Semester / Tahun : IV / 2023
Pembimbing : Gracia Veronica, S.Sn.,M.Ds.

PROSES PEMBIMBINGAN
Paraf
No Tanggal Catatan
Dosen

Rabu, 02
1. Final Laporan MBKM
Agustus 2023

PROSES PENILAIAN

Tanggal Mulai 02 Agustus 2023


Paraf Dosen
Tanggal Selesai 02 Agustus 2023

72

Anda mungkin juga menyukai