Oleh:
RUSINAH HANDAYANI
NIMAK513083
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu
Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, tentunya banyak pihak yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin
iii
4. Bapak Abdul Khair, M.Si selaku penguji yang telah membantu dan
do’a restu dan semangat yang luar biasa kepada penulis dalam penyusunan
Serta semua pihak yang telah membantu penulis mulai tahap persiapan
hingga dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Keterbatasan pengetahuan yang
ada pada penulis membuat karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna oleh karena
itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Penuh harapan
semoga karya tulis ilmiah ini diridhoi Allah SWT dan berguna bagi penulis
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 4
C. Batasan Masalah................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian .............................................................. 4
E. Manfaat Penelitian ............................................................ 5
v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .................................................................................. 30
B. Pembahasan ....................................................................... 35
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 38
B. Saran .................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Hasil Analisa kadar Vitamin C pada kelopak bunga rosella......... 30
Tabel 4.2 Hasil Analisa kadar Vitamin C pada sirup rosella merah............. 31
Tabel 4.3 Uji Statistik Normalitas............................................................... 32
Tabel 4.4 Uji Homogenitas ........................................................................ 33
Tabel 4.5 Uji Statistik Independent Samples Test........................................ 33
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
ABSTRAK
Rusinah Handayani
Kata Kunci : Kelopak Bunga Rosella Segar, Sirup Rosella Merah, Vitamin C,
Iodimetri.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
antara lain sebagai sirup, teh herbal, selai, jus, penyedap rasa dan lain-lain.
Untuk di Indonesia bunga rosella lebih banyak dikenal sebagai bunga yang
dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan teh herbal, atau di beberapa
seperti sirup, selai, teh herbal, jus, penyedap rasa, atau tambahan pada
puding, dan lain-lain. Selain itu, kelopak bunga rosella bermanfaat sebagai
1
2
penelitian telah membuktikan bahwa tiap 100 g kelopak bunga rosella segar
rosella menjadi suatu produk. Produk olahan dari rosella harus diolah
dengan cara yang tepat agar antioksidan yang terkandung di dalamnya tidak
rusak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengolah
produk yang dibuat dari larutan gula kental dengan rasa dan aroma yang
1994, sirup adalah produk dengan kadar gula yang tinggi yaitu antara 55%-
C yaitu mudah larut dalam air dan rusak oleh pemanasan. Stabilitas vitamin
dkk, 2010).
warna merah pada kelopak bunga rosella, rasanya akan semakin masam dan
kandungan vitamin C nya akan semakin tinggi. Akan tetapi, kadar vitamin C
menghasilkan sirup dengan warna merah pucat. Hal ini disebabkan karena
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
b. Instansi kesehatan
c. Bagi Masyarakat
d. Bagi Produsen
TINJAUAN PUSTAKA
daerah yang terbentang dari India hingga Malaysia. Namun sekarang ini
itu, tak heran jika rosella mempunyai nama umum yang berbeda-beda
2011).
yang berwarna merah muda, merah tua, merah kecoklatan dan merah
6
7
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Hibiscus
rosella merah mulai dikenal dan ditanam di Asia pada abad ke-17
adalah tumbuhan herbal tahunan yang dapat hidup lama, dapat tumbuh
berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan dengan bunga
yaitu hanya terdapat satu kuntum pada setiap tangkai bunga. Bunga ini
3. Jenis-jenis Rosella
dunia dari sekian banyak varietas rosella yang paling terkenal adalah
untuk diambil serat batangnya sebagai bahan baku pulp dan karung
kandungan gizi, protein 1,6 g, lemak 0,1 g, serat 2,5 g, dan kalsium 160
Berikut ini adalah gambar jenis-jenis rosella, dapat dilihat pada gambar 2.2
Gambar 2.2 Jenis-jenis bunga rosella (a) Rosella merah; (b) Rosella
Ungu; (c) Rosella putih (Abdul Kholiq, 2011).
Zat gizi lain yang tidak kalah penting yang terkandung dalam rosella
antara lain kalsium, niasin, riboflavin dan zat besi yang cukup tinggi.
Selain itu kelopak rosella merah juga mengandung protein, serat kasar,
jeruk, apel, pepaya dan jambu biji yang berfungsi untuk meningkatkan
Kelopak rosella memiliki rasa asam yang cukup unik karena dapat
dominan yaitu asam askorbat (vitamin C), asam sitrat dan asam malat.
Sirup merupakan salah satu minuman yang digemari banyak orang dan
memiliki potensi pasar yang sangat besar. Sirup dari bunga rosella
olahan minuman kesehatan dari bunga rosela salah satunya adalah sirup
disajikan dalam bentuk teh karena teh hanya diseduh (Rienoviar dan Husain,
2010).
ekstraksi tanpa pemanasan lebih tinggi yaitu 102 mg/100 gram, sedangkan
rendah yaitu 75,14 mg/100 gram. Ada pengaruh cara ekstraksi terhadap
kesehatan antara lain sirup rosella, stup rosella, agar-agar rosella dan jaam
rosella. Sirup rosella dapat dibuat dengan komposisi sebagai berikut: 250 g
bunga rosella segar, gula pasir 1 kg dan air 2 L. Semua bahan direbus
vitamin C seluruhnya ikut larut dan vitamin C yang terdapat dalam bahan
yang hilang pada saat proses pengolahan berlangsung hanya sedikit (Ummu.
M dkk, 2010).
C. Vitamin C
bersifat larut dalam air, dan sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang
khloroform, ether dan benzene. Pada pH rendah lebih stabil dari pada
tinggi. Larutan encer vitamin C pada pH kurang dari 7,5 masih stabil
15
kentang, dan buah beri. Satu-satunya sumber hewan vitamin ini ialah
mawar dan ceri India Barat. Konsentrasi dalam berbagai ragam jaringan
deMan, 2007).
16
2. Sifat Vitamin C
dan juga oleh kerja enzim. Pemanasan yang terlalu lama dengan adanya
deMan, 2007).
panas, sinar, alkali, enzim, oksidator serta katalis berupa tembaga dan
kadar vitamin C pada bunga rosella segar sebesar 144 mg per 100 g
bahan dan kadarnya menurun menjadi 102 mg per 100 g bahan, setelah
dilakukan ekstraksi dengan pelarut air dan pemanasan pada suhu 100oC
selama 15 menit.
dan basa. Pada pH asam, misalnya dalam sari buah jeruk, vitamin lebih
3. Analisis Vitamin C
asam askorbat terhadap AgNO3, iodin, ferrisianida, metil biru, dan 2,6-
cara titrasi iodium. Sedang vitamin C dalam darah dan urine dapat
Madiyan M, 2004).
Rohman, 2011).
zat oksidator yang dilakukan secara langsung. Titrasi iodimetri ini dapat
farmasi metode ini dapat juga digunakan untuk menentukan kadar zat-
19
yang efisien dengan harga yang relatif rendah dengan peralatan murah.
dkk, 2013).
berwarna biru. Perubahan warna ini menjadi dasar terjadinya reaksi dan
D. Landasan Teori
merah dan dapat digunakan sebagai bahan baku minuman kesehatan karena
Rasa asam dalam bunga rosella merupakan perpaduan berbagai jenis asam
seperti asam askorbat (vitamin C), asam sitrat dan asam malat yang juga
berupa larutan gula kental dengan cita rasa beraneka ragam. Banyaknya
melindungi sel dari agen-agen penyebab kanker, dan secara khusus mampu
gigi dan tulang) serta zat besi dari bahan makanan lain (Rahmawati dkk,
2012).
21
E. Kerangka Konsep
Bunga tanaman
rosella
Segar Sirup
Vitamin C Vitamin C
Perbandingan
kadar vitamin C
Keterangan:
= Diteliti
= Tidak diteliti
F. Hipotesa
METODOLOGI PENELITIAN
sebab dan akibat dengan cara pengamatan atau pengumpulan data dilakukan
1. Populasi
2. Sampel
22
23
Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru pada bulan Mei tahun 2016.
1. Alat
pengaduk, neraca analitik, labu ukur, gelas arloji, ball pipet, ice box.
2. Reagen
E. Prosedur Kerja
2. Besar sampel
kadar vitamn C nya dengan cara titrasi metode iodimetri dengan jumlah
(t-1) (r-1) ≥ 15
(2-1) (r-1) ≥ 15
1 (r-1) ≥ 15
r-1 ≥ 15
r ≥ 16
Keterangan :
3. Persiapan sampel
dalam ice box untuk menjaga kesegaran kelopak bunga rosella selama
menghilang.
2013).
Perhitungan:
( )
( )
1. Variabel Penelitian
merah.
27
2. Definisi Operasional
a. Bentuk rosella merah adalah bentuk dari rosella merah yang belum
sampel.
3. Tahap pelaksanaan
a. Pengambilan sampel
masih utuh, segar, dan berwarna merah tua terang. Sedangkan ciri-
ciri dari sirup rosella merah adalah sirup rosella merah dalam
kemasan botol.
iodimetri
sebagai berikut:
komputer.
29
2. Analisa data
1. Kelemahan
bunga rosella menjadi sirup rosella merah juga terlalu banyak faktor
2. Kesulitan
A. HASIL
pada kelopak bunga rosella dan sirup rosella merah. Analisis kadar
Tabel 4.1 Hasil Analisa kadar Vitamin C pada kelopak bunga rosella
(Hibiscus Sabdariffa Linn)
30
31
Tabel 4.2 Hasil Analisa kadar Vitamin C pada sirup rosella merah
Data hasil analisa pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 selanjutnya
vitamin C pada kelopak bunga rosella segar dan sirup rosella merah. Uji
dua variabel yaitu kelopak bunga rosella dan sirup rosella merah. Bagian
yang perlu dilihat untuk uji normalitas adalah bagian baris kolmogorov-
smirnov Z dan Asymp.Sig.(2-tailed). Jika nilai Asymp Sig <0,05 maka data
diperoleh variabel kelopak nilai Z K-S adalah 0,675 dengan Asymp Sig
0,752, dari hasil uji normalitas tersebut, nilai Asymp Sig pada kelopak
bunga rosella segar dan sirup rosella merah >0,005 maka dapat disimpulkan
homogenitas untuk mengetahui bahwa dua atau lebih kelompok data sampel
berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Hasil uji
dinyatakan homogen.
antara kelopak bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn) dan sirup rosella
merah. Hasil uji Independent Samples Test dapat dilihat pada tabel 4.4
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Kadar Equal
variances 11.642 .002 15.104 30 .000 .3864750 .0255873 .3342188 .4387312
assumed
Equal
variances not 15.104 18.062 .000 .3864750 .0255873 .3327314 .4402186
assumed
34
11.642 dengan sig.= 0,002, dengan nilai sig <0,05 maka H0 ditolak,
Hasil uji statistik Independent Samples Test terhadap hasil analisa kadar
vitamin C pada tabel t 15,104 nilai sig. (2-tailed) 0,000 dengan nilai sig.
B. PEMBAHASAN
kelopak bunga rosella segar sebesar 0,4371 mg/100 gr dan sirup rosella
merah sebesar 0,0506 ml/100 ml. Hasil tersebut terlihat penurunan kadar
sudah diolah menjadi sirup rosella merah. Penurunan kadar vitamin C pada
kelopak bunga rosella segar menjadi sirup rosella merah dipengaruhi dari
proses pengolahan kelopak bunga rosella segar menjadi sirup rosella merah
pengurangan kadar air yang terkandung pada kelopak bunga tersebut yang
yang larut dalam air sehingga proses pengeringan dapat mengurangi atau
menghilangkan kadar vitamin C yang terlarut pada air yang terdapat pada
kelopak bunga segar. Hal ini terlihat dari kadar air pada kelopak bunga
rosella segar sebesar 8,61 gr, sedangkan untuk pembuatan sirup biasanya
vitamin yang mudah rusak oleh panas. Sebelum melalui proses pengeringan
yaitu pada saat pemisahan kelopak bunga rosella dengan tangkainya. Proses
36
atau terlalu panas, penggunaan pisau tajam dan pisau tumpul saat memotong
rosella ekstraksi tanpa pemanasan lebih tinggi yaitu 102 mg/100 gram,
C lebih rendah yaitu 75,14 mg/100 gram. Berdasarkan data tersebut terlihat
terjadi penurunan kadar vitamin C, hal ini juga terjadi pada kadar vitamin C
kelopak bunga rosella segar dan sirup rosella merah pada penelitian ini.
yang ada, vitamin C merupakan vitamin yang mudah rusak. Disamping larut
dalam air, vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh
panas, sinar, alkali, enzim, oksidator, serta oleh katalis tembaga dan besi.
Penyusutan kadar vitamin C pada kelopak bunga rosella segar dan sirup
dipengaruhi dari proses pengolahan bunga rosella menjadi sirup rosella yang
Untuk memberi warna pada sirup rosella merah sebaiknya, pengolahan sirup
dicampurkan dengan volume air tertentu agar kadar vitamin C nya dapat
Marabahan.
vitamin C bagi orang dewasa sekitar 75-90 mg/hari. Kadar vitamin C pada
kelopak bunga rosella segar lebih tinggi dibandingkan sirup rosella merah
Perbandingan kadar air, kelopak bunga rosella dan gula pasir sebagai
yang direbus maka akan semakin pekat warna sirup rosella dan semakin
perbandingan dan takaran yang pas hasil olahan sirup rosella merah dapat
tangkai bunga sebaiknya tidak menggunakan alat bantu seperti pisau atau
dan besi. Setelah itu untuk pencucian kelopak bunga dapat dicuci di air
pencucian, dan untuk pengemasan dapat digunakan botol gelap atau botol
terang dengan alas plastik bagian depan untuk menutupi sirup dalam botol
langsung.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kadar vitamin C pada kelopak bunga rosella segar sebesar 0,44/100 gr.
0,000.
B. Saran
kepada:
38
39
Dwiyanti Gebi dan K. Hati Nurani. 2014. “Aktivitas Antioksidan Teh Rosella
(Hibiscus sabdariffa linn) selama Penyimpanan pada Suhu
Ruang“. Seminar disajikan dalam Prosiding Seminar Nasional
Sains dan Pendidikan Sains IX. Fakultas Sains dan Matematika.
Bandung.
Hayati rita, Nurhayati, dan Annisa Nova. 2011. “Pengaruh Suhu Pengeringan
Terhadap Mutu Rosella Kering (Hibiscus Sabdariffa)”. Jurnal
Floratek: Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Darussalam
Banda Aceh. Vol.6.
Hidayanti Mukhani Dwi, Astul Sussi, Kustyawati Maria Erna. 2014. Pengaruh
Pemberian “Kombucha” Teh Rosella Terhadap Profil Darah
Mencit (Mus musculus L). Agritech. (4): Vol. 34
Mukaromah Ummu, Susetyorini Sri Hetty, Aminah Siti. 2010. Kadar Vitamin
C, Mutu Fisik, pH dan Mutu Organoleptik Sirup Rosella (Hibiscus
sabdariffa linn) Berdasarkan Cara Ekstraksi. Jurnal Pangan dan
Gizi. Universitas Muhamadiyah Semarang. (1): Vol.1
Winarno, FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor: M-Brio Press.
Yuariski Oki dan Suherman. 2012. Pengeringan Bunga Rosella (Hibiscus
sabdariffa) Menggunakan Pengering Rak Udara Sirkulasi. Jurnal
Teknologi Kimia Industri. (1): Vol.1
dkk, 2013).
Hasil Analisa kadar Vitamin C pada kelopak bunga rosella segar (Hibiscus Sabdariffa Linn)
Dengan ini menyatakan bahwa data hasil pengujian penelitian yang dilakukan di
laboratorium AAK Borneo lestari telah divalidasi dan dinyatakan valid.
Demikian keterngan ini dibuat untuk diketahui dan dipergunakan semestinya.
Kepala Laboratorium
Nafila, M.Si
Lampiran 5. Contoh Perhitungan Kadar Vitamin C
N Na2S2O3 =
= 0,007
N. 12,7 = 0,006. 10 ml
N I2 =
= 0,005
= 1 X 0,005 X 176 X 4
= 3,52
= 70,4
Lampiran 6. Perhitungan Penyusutan Kadar Vitamin C
= 0,78 %
Lampiran 7. Perhitungan Kadar Air
Diketahui : Berat cawan kosong = 24,68
x = 2,5
y = 33,29
dry basis =
= 1331%
wet basis =
= 98%
Lampiran 8. Statistik
OUTPUT SPSS
T-TEST GROUPS=X1(1 2)
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=X2
/CRITERIA=CI(.9500).
T-Test
[DataSet0]
Group Statistics
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Equal variances
15.104 18.062 .000 .3864750 .0255873 .3327314 .4402186
not assumed
NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=X1 X2
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
[DataSet0]
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelopak sirup
N 16 16
a
Normal Parameters Mean .437100 .0506
(a) (b)
Gambar 1. Pemetikan kelopak bunga rosella (a) oleh penghuni RUTAN
Marabahan (b) oleh Mahasiswa AAK Borneo Lestari
(a) (b)
Gambar 2. Kelopak bunga rosella (a) bunga rosella setelah di petik
(b) bunga rosella dalam ice box
(a) (b)
Gambar 3. Proses pembuatan kelopak bunga rosella menjadi sirup rosella
(a) kelopak bunga rosella kering direbus (b) setelah direbus
disaring.
(a) (b)
Gambar 4. Air rebusan kelopak bunga rosella direbus kembali
(a) tambahkan gula pasir (b) sirup rosella siap untuk diminum
(a) (b)
Gambar 5. (a) instrument yang digunakan (b) reagent yang digunakan
(a) (b)
Gambar 6. (a) kelopak bunga rosella setelah dihaluskan (b) sirup rosella
setelah diencerkan
(a) (b)
Gambar 7. (a) pemberian etiket pada Erlenmeyer (b) proses titrasi
(a) (b)
Gambar 8. (a) sebelum dititrasi (b) sesudah dititrasi
(a) (b)
Gambar 9. (a) blanko (b) standarisasi iodium dan natrium tiosulfat
YAYASAN BORNEO LESTARI
AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
Jln. KelapaSawit 8 BumiBerkat No. 1 Telp. (0511) 7672224 Banjarbaru
Kalimantan Selatan 70714
Mengetahui: