Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM 1 KIMIA ANALIS

“TITRASI ASAM-BASA”

OLEH :

Nama : Marito Siahaan


Mahasiswa
: 2248201065
Nim
:II
Kelompok
:1
Tingkat

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

PROGRAM STUDI FARMASI

T.A 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan Pratikum Kimia
Analis Pertemuan Satu ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kimia Analis. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang kimia dikehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga penulis.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terimakasih kepada dosen yang


mengampu mata kuliah Kimia Analis yang telah memberikan tugas ini sehingga
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni
ini.

Saya juga mengucapkkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat
saya sebutkan semua, terimaksih atas bantuan nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.

Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Medan, 18 juli
2023

Penuli
s
LAPORAN PRAKTIKUM 1

I Judul Percobaan : Titrasi Asam-Basa

Tujuan Percobaan

Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat

Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH

III Dasar Teori

Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi


yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah
contoh tertentu yang akan dianalisis (Charles W Keenan.1980:422). Titrasi
merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam
laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan
(http://id.wikipedia.org/wiki/Titrasi). Titrasi merupakan salah satu prosedur
dalam ilmu kimia yang digunakan untuk menentukan molaritas dari suatu asam
dan basa. Reaksi kimia pada titrasi dikenakan pada "larutan yang sudah diketahui
volumenya, namun tidak diketahui konsentrasinya" dan "larutan yang sudah
diketahui volume dan konsentrasinya". Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan
jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan
reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk
titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk
titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Zat
yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di
dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut
sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant
biasanya berupa larutan. Ketika larutan yang sudah diketahui konsentrasinya
direaksikan dengan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya, maka akan
dicapai titik dimana jumlah asam sama dengan jumlah basa, yang disebut dengan
titik ekivalen. Titik ekivalen dari asam kuat dan basa kuat mempunyai pH 7. Untuk
asam lemah dan basa lemah, titik ekivalen tidak terjadi pada pH 7.
(http://www.ilmukimia.org/2013/01/dasar-titrasi-asam-basa.html?m=1)
Ada dua metode titrasi yang mencakup titrasi asam basa yaitu:
a. Asidimetri, merupakan pengukuran konsentrasi asam dengan
menggunakan larutan baku basa
b. Alkalimetri, merupakan pengukuran konsentrasi basa dengan
menggunakan larutan baku asam
Larutan baku adalah suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan
tepat dan dapat digunakan untuk menetapkan kadar suatu larutan lain yang belum
diketahui konsentrasinya.
Berikut ini syarat-syarat yang diperlukan agar titrasi yang dilakukan berhasil :
konsentrasi titrasi harus diketahui
reaksi yang tepat antara titran dan senyawa yang dianalsis harus diketahui
titik stoikhiometri atau titik ekuivalen harus diketahui.
volume titran yang dibutuhkan untuk menentukan titik ekuivalen harus
diketahui setepat mungkin
Pada saat titik ekuivalen maka mol ekuivalen asam akan sama dengan mol
ekuivalen
basa, maka hal ini dapat ditulis sebagai berikut :
Mol ekuivalen asam = mol ekuivalen basa
Mol ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas dengan volume,
maka rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut :
N x Vasam = N x Vbasa
+
Normalitas diperoleh dari hasil perkaian antara molaritas dengan jumlah ion H
-
pada asam, atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi :
n x M x Vasam = n x M x Vbasa

IV Alat dan Bahan

Alat-alat

Statif dan klem


Buret 100 ml
Labu erlenmeyer 250 ml
Pipet gondok 25 ml
Pipet tetes
Gelas ukur
Gelas kimia
Corong
Bahan-bahan

NaOH
C2H2O4 0,1 M
HCl
Phenolptalein
Aquades
Ekstrak tumbuhan (bunga sepatu)

Alur Kerja

1. Penentuan konsentrasi NaOH dengan larutan baku asam oksalat


NaOH C2H2O4
- Dimasukkan dalam buret - Diambil 10 ml dengan
pipet
untuk bilas buret gondok
- Dimasukkan dalam buret - Dimasukkan dalam labu
hingga melebihi skala nol erlenmeyer
- Diturunkan larutannya hingga - Ditetesi 4 tetes indikator
PP
skala tepat nol
NaOH C2H2O4 + Indikator PP

- Diamati

Larutan Berwarna Merah muda

- Dicatat

Volume NaOH

- Diulang 3 kali

Konsentrasi NaOH

2. Penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH

NaOH HCl
- Dimasukkan buret - Diambil 10 ml dengan
dalam pipet
untuk bilas buret gondok
- Dimasukkan dalam buret - Dimasukkan dalam labu
erlenmeyer
hingga melebihi skala nol
- Ditetesi 4 tetes indikator
- Diturunkan larutannya hingga
PP
skala tepat nol
NaOH HCl + Indikator PP

- Diamati
Larutan Berwarna Merah muda

- Dicatat
Volume NaOH

- Diulang 3 kali
Konsentrasi HCl

3. Penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH dengan indikator ekstrak


tumbuhan (bunga sepatu)

NaOH HCl
Dimasukkan dalam buret Diambil 10 ml dengan
untuk bilas buret pipet gondok
Dimasukkan dalam Dimasukkan dalam
buret hingga melebihi labu erlenmeyer
skala nol Ditetesi 4 tetes indikator
Diturunkan larutannya ekstrak tumbuhan (bunga
hingga skala tepat nol sepatu)
NaOH HCl + Indikator PP

- Diamati

Larutan Berwarna Hijau muda

- Dicatat

Volume NaOH

- Diulang 3 kali

Konsentrasi HCl
VI Hasil Pengamatan
Tabel penentuan konsentrasi NaOH dengan larutan baku asam oksalat

Perc. Warna larutan C2H2O4 Warna larutan C2H2O4 Volume


ke sebelum dititrasi dengan sesudah dititrasi dengan
NaOH
NaOH NaOH
1 Tidak berwarna Merah muda 6,7
2 Tidak berwarna Merah muda 6,6
3 Tidak berwarna Merah muda 6,6
Tabel penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH

Perc. Warna larutan HCl Warna larutan HCl Volume


ke sebelum dititrasi dengan sesudah dititrasi dengan
NaOH
NaOH NaOH
1 Tidak berwarna Merah muda 3,9
2 Tidak berwarna Merah muda 3,9
3 Tidak berwarna Merah muda 3,8

Tabel penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH dengan indikator ekstrak
tumbuhan (bunga sepatu)

Perc. Warna larutan HCl Warna larutan HCl Volume


ke sebelum dititrasi dengan sesudah dititrasi dengan
NaOH
NaOH NaOH
1 Tidak berwarna Hijau muda 6,1
2 Tidak berwarna Hijau muda 5,2
3 Tidak berwarna Hijau muda 6,8
VII PEMBAHASAN

1. Penentuan konsentrasi NaOH dengan larutan baku asam oksalat

Pada percobaan pertama kami menentukan konsentrasi NaOH dengan cara


mentitrasikannya dengan larutan baku asam oksalat hingga berubah warna menjadi
merah muda. Pada pengulangan satu kami mendapatkan volume NaOH sebesar 6,7
ml. Pada pengulangan dua mendapatkan volume NaOH sebesar 6,6 ml. Dan pada
pengulangan tiga juga mendapatkan volume NaOH sebesar 6,6 ml. Dengan
menggunakan rumus:
V rata − rata = + +

3
1 2 3

Diperoleh volume rata-rata NaOH sebesar 6,6 ml. Sehingga dapat dihitung
Konsentrasi NaOH dengan menggunakan rumus :
V1 M1 n = V2 M2 n

Dan diperoleh Molaritas NaOH sebesar 0,15M

2. Penentuan konsentrasi larutan HCl dengan lrutan NaOH

Pada percobaan kedua kami menentukan konsentrasi HCl dengan cara dititrasi
dengan larutan NaOH yang telah diketahui molaritasnya hingga berubah warna
menjadi merah muda. Pada pengulangan satu kami mendapatkan volume NaOH
sebesar 3,9 ml. Pada pengulangan dua mendapatkan volume NaOH sebesar 3,9 ml.
Dan pada pengulangan tiga juga mendapatkan volume NaOH sebesar 3,8 ml.
Dengan menggunakan rumus:
V rata − rata = + +

3
1 2 3

Diperoleh volume rata-rata NaOH sebesar 3,9 ml. Sehingga dapat dihitung
Konsentrasi HCl dengan menggunakan rumus :
V1 M1 n = V2 M2 n

Dan diperoleh Molaritas HCl sebesar 0,058 M


Penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH dengan indikator ekstrak
tumbuhan (bunga sepatu)
Pada percobaan kedua kami menentukan konsentrasi HCl dengan cara dititrasi
dengan larutan NaOH yang telah diketahui molaritasnya dan menggunakan ekstrak
bunga sepatu sebagai indikator, hingga berubah warna menjadi hijau muda. Pada
pengulangan satu kami mendapatkan volume NaOH sebesar 6,1 ml. Pada
pengulangan dua mendapatkan volume NaOH sebesar 5,2 ml. Dan pada
pengulangan tiga juga mendapatkan volume NaOH sebesar 6,8 ml. Dengan
menggunakan rumus:
V rata − rata = 1 + 32 + 3

Diperoleh volume rata-rata NaOH sebesar 3,9 ml. Sehingga dapat dihitung
Konsentrasi HCl dengan menggunakan rumus :
V1 M1 n = V2 M2 n

Dan diperoleh Molaritas HCl sebesar 0,058 M.

Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan asam baku oksalat (ditambah


indikator phenophtalein)

Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan NaOH (ditambah indikator


phenophtalein)

Menentukan konsentrasi HCl dengan NaOH (ditambah indikator ekstrak tumbuhan


kubis ungu).

Pada percobaan pertama, larutan standar yang kami gunakan adalah NaOH
dan phenophtalein sebagai indikatornya serta volume NaOH yang dihasilkan tidak
sama yaitu 6,7 ml; 6,6 ml; dan 6,6 ml. Perubahan warna yang terjadi adalah dari tidak
berwarna menjadi merah muda, hal ini sesuai dengan teoritis yang ada.

Pada percobaan kedua, kami menggunakan NaOH sebagai larutan standarnya


dan juga phenophtalein sebagai indikator. Titrasi juga dilakukan sampai terjadi
perubahan warna dari yang tidak berwarna menjadi merah muda, hal ini sesuai
dengan teoritis yang ada. Volume yang dihasilkan yaitu 3,9 ml; 3,9 ml; dan 3,8 ml.

Lalu pada percobaan ketiga, kami menggunakan NaOH juga sebagai larutan
standarnya dan ekstrak tumbuhan (bunga sepatu) sebagai indikatornya. Volume
yang
dihasilkan juga tidak sama yaitu 6,1 ml; 5,2 ml; dan 6,8 ml. Hal ini dikarenakan kurang
telitinya pengamat dalam melakukan percobaan. Perubahan warna yang terjadi
adalah hijau muda, hal ini sesuai dengan teoritis yang ada.

VIII Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :

Dari percobaan I titrasi antara NaOH dan asam oksalat dengan menggunakan
indikator PP kami peroleh hasil sebagai berikut:

Volume NaOH rata-rata sebesar 6,6 ml, sehingga didapatkan konsentrasi


NaOH sebesar 0,15 M. Perubahan warna yang terjadi pada larutan asam
oksalat setelah ditetesi PP awalnya bening dan setelah bercampur dengan
NaOH berubah warna menjadi pink.

Dari percobaan II titrasi antara NaOH dan HCl dengan indikator PP kami
peroleh hasil sebagai berikut:

Volume NaOH rata-rata sebesar 3,9 ml, sehingga didapatkan konsentrasi HCl
sebesar 0,058 M. Perubahan warna yang terjadi pada larutan asam oksalat
setelah ditetesi PP awalnya bening dan setelah bercampur dengan NaOH
berubah warna menjadi pink.

Dari percobaan III titrasi antara NaOH dan HCl dengan indikator ekstrak
tumbuhan (bunga sepatu) kami peroleh hasil sebagai berikut:

Volume NaOH rata-rata adalah 6,03 ml, sehingga didapatkan konsentrasi HCl
sebesar 0,098 M. Perubahan warna yang terjadi setelah ditetesi indikator
ekstrak bunga sepatu menjadi warna hijau muda.

Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa titrasi telah mencapai titik ekuivalen
yaitu konsentrasi HCl sama dengan NaOH sehingga larutan yang
ditambahkan PP menjadi warna pink dan yang diberi ekstrak tumbuhan
menjadi warna hijau muda.
Tim Kimia Dasar. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. I. Jurusan Kimia
FMIPA UNESA. Surabaya.
http://id.wikipedia.org/wiki/titrasi diakses pada tanggal 7 November 2015 pukul
16:41 WIB

http://www.ilmukimia.org/2013/01/dasar-titrasi-asam-basa.html diakses pada


tanggal 7 November 2015 pukul 18.34 WIB
Lampiran foto

Alat dan bahan

1. penentuan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat


2. penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH
penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH dengan larutan NaOH
menggunakan indikator ekstrak tumbuhan

Anda mungkin juga menyukai