A. Permasalahan di Dunia Terkait Komunikasi Antar Budaya
Prasangka dan Stereotip Istilah “lintas kebudayaan” umumnya diidentifikasi dari adanya perbedaan latar belakang primordial. Dalam tulisan ini, latar belakang yang dimaksud mencakup identitas kebangsaan dan identitas kesukuan. Penulis memandang kedua identitas tersebut sebagai identitas yang relevan dengan tujuan penulisan atas dasar beberapa hal. Pertama, adanya kenyataan bahwa identitas kebangsaan dan kesukuan berimplikasi pada perbedaan bahasa. Kedua, identitas kebangsaan dan kesukuan seringkali berbanding lurus dengan adanya praktik tradisi dan budaya yang khas. Ketiga, dalam konteks pergaulan internasional saat ini identitas kebangsaan menjadi unsur pembeda antar satu individu dengan lainnya. Keempat, identitas kesukuan dalam pergaulan nasional juga umum membentuk kekhasan gaya komunikasi antar satu individu dengan lainnya. Meski begitu, penulis tidak mutlak membatasi konteks identitas primordial ini hanya ke dalam dua macam tersebut. Tentu, terdapat banyak aspek pembeda lain dalam konteks pergaulan lintas kebudayaan. Perbedaan latar belakang kebangsaan dan kesukuan dapat menjadi celah munculnya masalah dalam komunikasi. Perbedaan identitas yang ada kerap memunculkan “jarak” antar pihak yang berkomunikasi. Terlebih jika pada keduanya tidak terdapat aspek pemersatu, misalnya latarbelakang profesional atau preferensi atas hal-hal tertentu. Belum lagi jika interaksi yang terbangun dibatasi secara ketat oleh konteks waktu dan media komunikasi tertentu dimana pihak-pihak yang terlibat komunikasi tidak dapat bertemu secara intensif maupun langsung secara tatap muka. Pola komunikasi tertulis melalui internet (e-mail) dan sosial media memiliki potensi keterbatasan semacam ini. Jarak psikologis karena perbedaan kebudayaan memungkinkan memicu prasangkaprasangka. Dalam hal ini, prasangka diartikan sebagai sikap negatif terhadap suatu kelompok atau anggota kelompok tersebut (Taylor dan Francis, 2016:4). Tischler (2010:222) menambahkan bahwa prasangka merupakan sikap / anggapan negatif atau kadang-kadang positif yang tak berdasar kuat (irrasional) atas kelompok-kelompok dan anggotanya. Ketidakmampuan seseorang untuk berpikir objektif sekaligus juga teliti dapat menggiringnya terjebak pada prasangka-prasangka ini. Apalagi jika kemudian prasangka ini mendapatkan justifikasi dari pihak lain. Menurut Allport dalam Taylor dan Francis (2016:4) prasangka mengandung ketidaktelitian, penilaian negatif, dan generalisasi yang berlebihan. Dengan kondisi seperti ini seseorang dapat kehilangan kesempatan untuk membuat sebuah komunikasi menjadi lebih produktif dan harmonis. Hal semacam ini umumnya terjadi dalam proses komunikasi lintas kebudayaan yang relatif baru dibangun. Subjek komunikasi belum sepenuhnya mengenali satusama lainnya. Sampai batas tertentu ini mungkin saja wajar. Meski begitu, bukan tidak mungkin pertemuan pertama dalam konteks komunikasi lintas kebudayaan dapat dijalankan dengan baik. Prasangka-prasangka dalam proses komunikasi dapat dipicu karena beberapa kondisi. Ketidaksesuaian antara ekspektasi atas respon tertentu dari satu pihak dengan kenyataan yang terjadi dapat mendorong seseorang berspekulasi dengan pikirannya. Selanjutnya, spekulasi inilah yang akan berkembang menjadi prasangka. Ini merupakan prasangka yang bersifat spontan. Tanpa adanya klarifikasi, maka prasangka ini dapat mengendap dan mungkin saja akan terus dibawa dalam berbagai kesempatan komunikasi lintas kebudayaan. Meski begitu, perlu juga dipahami bahwa terdapat praktik-praktik budaya yang tidak begitu menghendaki keterbukaan atau keterusterangan verbal dalam proses komunikasi. Dalam konteks ini, klarifikasi atas prasangka tidak selalu harus melalui cara-cara verbal ataupun direct communication. Upaya klarifikasi atas prasangka dapat dilakukan dengan riset dalam skala kecil maupun besar. Selain dapat muncul dalam proses komunikasi yang sedang berjalan, prasangka juga timbul dari persepsi yang telah terbentuk dan diyakini sebelumnya. Persepsi ini tidak jarang dibangun oleh stereotip yang seolah telah menjadi kebenaran. Stereotip sendiri merujuk pada sifat / ciri yang dipandang sebagai kekhasan dari kelompok-kelompok sosial berikut anggotanya dimana kesemuanya itu akan dianggap secara khusus membedakan kelompok tersebut dengan lainnya (Taylor dan Francis, 2016:4). Mudahnya, sterotip adalah sifat / ciri yang terlintas dalam benak seketika kita berpikir mengenai kelompok-kelompok tertentu (Taylor dan Francis, 2016:4). Sebagian orang dapat terjebak dalam stereotip atas identitas tertentu. Jika ini terjadi maka proses komunikasi dapat terhambat. Di sebagian kasus, stereotip dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam bertindak. Bahkan lebih buruk, stereotip dapat memunculkan kecenderungan perilaku diskriminatif. Dalam konteks komunikasi lintas kebudayaan, perilaku diskriminatif tentu akan menjadi sesuatu yang tidak relevan dengan tujuan yang dibangun yaitu terjalinnya komunikasi secara ideal dan produktif. Jika ditelusur, stereotip juga bukan merupakan akar sebab. Stereotip ini dapat terbentuk dari pikiran dan sikap yang terlampau etnosentrik dimana orang membuat penilaian / penghakiman terhadap kebudayaan lain berdasar kacamata budayanya sendiri (Tischler, 2010:53). Cara pandang dan sikap yang terlampau etnosentrik ini dapat melahirkan persepsi dan perspektif subjektif. Dengan begitu, seseorang akan selalu memiliki penilaian buruk atas perilaku budaya di luar kelompoknya. Dalam kondisi ini, komunikasi lintas kebudayaan dapat terhambat. Primordialisme akan semakin menguat seiring dengan munculnya cara pikir dan sikap yang terlampau etnosentrik. Sama dengan sebelumnya, ini bertentangan dengan tujuan komunikasi lintas kebudayaan. Bahasa: Aksen dan Kecepatan Tutur Perbedaan bahasa antara individu satu dengan lainnya acapkali menjadi sebab terhambatnya proses komunikasi lintas kebudayaan. Perbedaan ini tentu saja tidak hanya menyentuh aspek kosa kata. Sebagai sebuah unsur kebudayaan yang kompleks, bahasa memiliki sistem dan aspek yang tidak sederhana. Belum lagi, misalnya, jika aspek-aspek ini juga terkait dengan persepsi dan perilaku budaya. Seseorang tidak hanya dituntut memahaminya dalam konteks verbal tetapi juga hal-hal yang melampauinya seperti pemaknaan pada gesture, intonasi, konteks, dan lain-lain. Sampai disini, bahasa adalah satu dari sekian unsur yang tidak sederhana dalam komunikasi lintas kebudayaan. Meski beragam dan kompleks, perbedaan bahasa dalam komunikasi lintas kebudayaan bukan tidak bisa disiasati. Sejak masa lampau manusia telah dibekali dengan kemampuan berpikir kreatif. Sejarah mencatat bahwa komunikasi lintas kebudayaan telah terjadi sejak lama seiring peradaban manusia terus berkembang. Dalam konteks ini, bahkan ilmu pengetahuan dan teknologi penerjemahan mungkin saja belum berkembang semodern saat ini. Meski tentu saja, sangat dimungkinkan terjadi dinamika di dalam proses-proses komunikasi yang berlangsung. Pertukaran kosa kata suatu bahasa dengan bahasa lain menjadi satu di antara beberapa bukti bahwa komunikasi lintas kebudayaan telah terjadi sebelumnya. Komunikasi tersebut mungkin saja berlangsung tidak setara. Sebagian diantaranya terjadi karena proses politik tertentu misalnya kolonialisasi. Hadirnya bahasa Inggris sebagai satu dari sekian alternatif bahasa pengantar dalam komunikasi lintas kebudayaan tidak selalu memecahkan masalah perbedaan yang ada. Ini karena, sebagaimana dinyatakan sebelumnya, proses komunikasi tidak hanya berhenti pada penguasaan kosa kata. Meski begitu, hal ini juga tidak bersifat permanen. Dengan kata lain, terdapat langkahlangkah solutif dan antisipatif. Lebih lanjut, identitas kebangsaan maupun kesukuan seorang pelaku komunikasi tidak jarang mempengaruhi bagaimana ia berbahasa Inggris. Kebiasaan menggunakan “bahasa ibu” sedikit banyak dapat membawa kekhasan dalam pelafalan, kecepatan, maupun intonasi sang penutur. Sampai disini, masalah kebahasaan dalam komunikasi lintas kebudayaan menjadi lebih kompleks daripada sekadar mengeneralisir sebagai perbedaan kosa kata semata. Perbedaan aksen bahasa Inggris dapat menjadi masalah tersendiri jika pelaku komunikasi tidak menyiapkan langkah-langkah antisipatif sebelumnya. Aksen disini diartikan sebagai keragaman pelafalan sebuah bahasa tertentu dan mengacu pada bunyi-bunyi yang ada pada bahasa yang digunakan seseorang (Behravan, 2012:16). Tomalin dan Hurn menyatakan bahwa dalam komunikasi lisan aksen dapat menjadi sebab utama terjadinya kesalahpahaman (2013:88). Aksen terkadang tidak hanya berhubungan dengan pelafalan. Kecepatan tutur juga bervariasi dalam perbedaan aksen-aksen yang ada. Upaya klarifikasi atas masalah-masalah terkait aksen dalam konteks komunikasi verbal umumnya dilakukan secara langsung. Seseorang dapat meminta pengulangan atas kata, frasa, ataupun kalimat yang diucapkan dengan ‘kurang jelas’. Repetisi klarifikasi tersebut sampai batas tertentu akan mengganggu proses komunikasi. Diantara beberapa ragam bahasa Inggris yang dikenal saat ini adalah Hinglish, Singlish, Strine, dan lainnya (Hurn dan Tomalin, 2013:70-71). Dalam hal ini, bahasa Inggris sebagai sebuah sistem melebur dengan perilaku budaya sang penutur. Tidak semua penutur akan mampu berbahasa Inggris menggunakan aksen arus utama seperti British, Australian ataupun American accents. Perbedaan aksen yang kemudian memunculkan perbedaan pelafalan dan kecepatan tutur bukan tidak mungkin dapat berkembang menjadi masalah-masalah lain. Jika berlarut-larut, ini bisa saja membentuk sebuah persepsi dan prasangka bagi masing-masing pihak yang terlibat komunikasi. Sampai batas tertentu, ini dapat memicu tumbuhnya stereotip dimana lawan bicara kemudian memiliki ketidakpercayaan pada seseorang di luar identitas kebahasaannya. B. Pemahaman Komunikasi Antar Budaya Dapat Menyelesaikan Konflik Antar Budaya C. Budaya Negara Turki D. Profil Negara Turki Negara Turki melintasi dua benua, Asia dan Eropa. Karena lokasinya itu, Turki telah memainkan peran penting baik dalam sejarah Asia maupun Eropa. Selama sekitar 600 tahun, Turki adalah pusat Kekaisaran Ottoman besar. Pada puncak kekuasaannya, kekaisaran ini membentang dari Eropa tengah bagian timur hingga ke Asia Barat Daya dan Afrika Utara. Republik Turki modern, didirikan pada tahun 1923, hanya mempertahankan sebagian kecil wilayah Kekaisaran Ottoman yang dulu begitu luas. Tapi Turki masih merupakan negara yang cukup besar, ukurannya sebanding dengan gabungan negara bagian Utah, Arizona, dan Nevada di Amerika Serikat. Turki telah menjadi anggota asosiasi Uni Eropa sejak 1963. Tapi negara ini tidak diundang untuk mengajukan permohonan keanggotaan penuh sampai tahun 1999. Sejak saat itu, Turki dan Eropa membahas masalah penting mengenai identitas nasional Turki. Penduduk Daerah yang kini menjadi negara Turki telah dihuni oleh berbagai bangsa sejak zaman kuno. Daerah ini adalah tempat kelahiran bangsa Het, salah satu peradaban paling awal. Kemudian, orang Yunani dari Eropa dan orang Arab serta bangsa-bangsa lain dari Asia menetap di bagian wilayah ini. Orang Turki berasal dari Asia Tengah. Mereka tiba setelah tahun 1000 M dan akhirnya menjadi penduduk yang dominan. Hari ini, orang Turki membentuk sebagian besar penduduk negara ini. Orang Kurdi adalah orang-orang non-Turki. Sebagian besar dari mereka tinggal di bagian tenggara Turki. Mereka membentuk kelompok minoritas terbesar, dengan sekitar 20 persen dari populasi. Bahasa dan Agama Bahasa Turki, bahasa resmi negara, berasal dari Asia. Pada suatu waktu huruf Arab digunakan untuk menulis bahasa Turki. Tapi alfabet Romawi yang dimodifikasi sekarang lebih digunakan. Hampir semua orang Turki memeluk Islam; masjid bisa ditemukan di seluruh negeri. Pendidikan Pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi di Turki gratis. Pendidikan dasar wajib bagi anak-anak usia 6 sampai 14 tahun. Ada sekolah menengah di semua kota kecil dan kota besar. Sekolah teknik, sekolah pelatihan guru, dan perguruan tinggi memberikan pendidikan lebih lanjut. Turki memiliki sejumlah perguruan tinggi. Yang terbesar adalah Universitas Istanbul. Beberapa universitas baru didirikan pada era 90- an. Cara Hidup Cara hidup orang Turki menggabungkan tradisi Eropa dan Asia. Penampilan dan pakaian kebanyakan orang Turki menyerupai orang Eropa. Tapi makanan, seni dan kerajinan, serta cerita rakyat Turki lebih mencerminkan pengaruh Asia. Hidangan favorit orang Turki adalah kebab shish, potongan kecil daging (domba atau sapi) dan bawang yang dipanggang di atas panggangan arang. Orang Turki pertama kali belajar membuat kopi di Yaman selama tahun 1500-an, setelah mereka menaklukkan Semenanjung Arab. Mereka mengangkut kopi ke Turki dan kemudian memperkenalkannya ke Eropa. Geografis Turki Asia dan Turki Eropa dipisahkan oleh selat Bosporus, Laut Marmara, dan selat Dardanella. Rute perairan sempit ini menjadi salah satu jalur laut paling strategis di dunia. Turki Asia, disebut Anatolia (Anadolu dalam bahasa Turki), sering disebut sebagai Asia Kecil. Dua pegunungan utama melintasinya dari arah timur ke barat. Di utara, Pegunungan Anatolia Utara (sistem pegunungan Pontic) mengikuti pantai Laut Hitam. Di selatan, Pegunungan Taurus mengikuti pantai Laut Mediterania. Kedua pegunungan ini bertemu di dataran tinggi Anatolia timur. Gunung Ararat, sebuah gunung berapi yang menjadi puncak tertinggi di negara itu, terletak di sana, di dekat perbatasan dengan Iran dan Armenia. Menurut legenda, gunung itu adalah lokasi bahtera Nabi Nuh. Di selatan dataran tinggi timur, perbukitan rendah dan dataran rendah menyatu dengan dataran Suriah dan Irak. Dataran tinggi Anatolia terletak di antara Pegunungan Anatolia Utara dan Pegunungan Taurus. Di barat, konfigurasi ini menciptakan dataran rendah yang subur, salah satu daerah pertanian terbaik di negeri ini. Turki Eropa, atau Thrace, adalah apa yang tersisa dari wilayah luas kerajaan Turki di Eropa di masa lalu. Thrace, daerah dataran rendah dan bukit-bukit, memiliki garis pantai terjal. Pegunungan rendah membentang dari perbatasan Bulgaria di sepanjang pantai Laut Hitam. Sungai dan Danau Sungai Kizil Irmak dan Sakarya mengalir melalui Turki Asia ke Laut Hitam. Sungai berliku yang pendek mengalir ke Laut Aegea, disebut Menderes, dari kata Yunani kuno yang berarti “untuk berkelok-kelok.” Sungai Seyhan, Ceyhan, dan Orontes di selatan digunakan untuk irigasi. Danau Van dan Danau Tuz, keduanya adalah danau asin, merupakan danau terbesar di Turki. Iklim Turki Eropa dan pesisir Turki Asia memiliki musim dingin yang ringan, sejuk, dan berhujan, sedangkan musim panas hangat dan kering. Suhu musim dingin jarang turun di bawah titik beku, dan embun beku serta salju jarang terjadi. Suhu musim panas rata- rata 24 °C. Pantai barat mendapat sekitar 650 milimeter curah hujan setiap tahunnya. Di timur, curah hujan jauh lebih tinggi. Dataran tinggi Anatolia memiliki musim dingin yang sangat dingin, dan es membeku lebih dari 100 hari setiap tahun. Hari-hari di musim panas sangat panas, tapi malam hari dingin. Curah hujan tahunan antara 250 dan 430 milimeter. April dan Mei biasanya adalah bulan-bulan terbasah di daerah ini. Bagian timur Turki Asia memiliki salah satu iklim paling ekstrim di dunia. Suhu musim dingin serendah -40 °C pernah tercatat. Hujan salju turun sangat deras. Musim panas sangat panas, dengan suhu siang hari meningkat menjadi lebih dari 38 °C. Sumber Daya Alam Batubara, tembaga, dan bijih besi telah ditambang di Turki sejak zaman kuno. Kromium, boron, dan beberapa minyak bumi juga diproduksi. Deposit minyak bumi Turki hanya memasok sebagian kecil kebutuhan negara; sisanya harus diimpor. Satu mineral khas Turki adalah meerschaum, digunakan dalam pembuatan semacam pipa rokok. Sumber daya mineral lainnya belum sepenuhnya dikembangkan. Ekonomi Ekonomi Turki, yang terbesar di Timur Tengah, ada dalam peringkat dua puluh besar di dunia. Jasa Sektor jasa mempekerjakan sekitar 38 persen dari total angkatan kerja. Di antara para pekerja ini adalah bankir, broker real estate, tenaga penjualan, guru, dan pegawai pemerintah. Pariwisata adalah bagian yang sangat penting dari perekonomian. Sektor jasa yang terkait pariwisata mempekerjakan sekitar 3 juta orang. Manufaktur Didorong oleh investasi pemerintah, industri Turki telah berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir, dan ekspor barang-barang industri telah melampaui nilai ekspor pertanian. Industri ini mempekerjakan sekitar 14 persen dari angkatan kerja. Tekstil dan pakaian adalah produk paling penting, diikuti makanan olahan, mobil, baja, kayu, dan kertas. Pertanian Sekitar 40 persen dari angkatan kerja bergerak di bidang pertanian. Gandum, yang tumbuh terutama di dataran tinggi Anatolia, adalah tanaman utama. Sereal penting lainnya adalah jagung, barley, dan beras. Tanaman ekspor utama adalah kapas, tumbuh di pantai Mediterania, dan tembakau, tumbuh di pantai Aegea dan laut Hitam. Tanaman komersial lainnya meliputi tomat, buah ara, kismis, buah zaitun, hazelnut, kacang pistachio, dan buah jeruk. Wilayah Turki yang luas, terutama di dataran tinggi Anatolia, hanya digunakan sebagai ladang penggembalaan. Meningkatnya populasi domba dan kambing merupakan bagian penting dari perekonomian. Domba merupakan sumber daging utama di Turki. Susu kambing digunakan untuk membuat keju. Wol domba digunakan dalam industri tekstil, dan bulu kambing dibuat menjadi mohair. Transportasi Lebih dari 8.000 kilometer jalur kereta api menghubungkan Turki dengan semua bagian Eropa dan Timur Tengah. Semua kota-kota penting di negara itu dihubungkan oleh kereta api. Namun jalan yang tidak beraspal jumlahnya masih dua kali lipat dari jalan yang beraspal. Tapi banyak jalan yang tahan segala cuaca telah dibangun dalam beberapa tahun terakhir. Karena garis pantai Turki cukup panjang, perjalanan sepanjang pantai dengan kapal uap juga sangat populer. Istanbul dan Izmir adalah dua kota pelabuhan utama. Transportasi udara semakin penting. Penerbangan internasional dilayani di Istanbul, Ankara, dan Adana. Komunikasi Kurang dari sepertiga dari populasi Turki memiliki televisi atau radio. Namun, sistem telekomunikasi, telepon selular, dan layanan Internet sedang meningkat. Dua surat kabar yang paling penting adalah Cumhuriyet (Republik) dan Hürriyet (Freedom). Kota-kota Besar Istanbul terletak di kedua sisi Bosporus, di Eropa dan di Asia. Ini adalah kota terbesar di Turki. Selama sekitar 470 tahun, Istanbul menjadi ibu kota Turki. Meski kini Istanbul tidak lagi menjadi ibukota, kota ini tetap menjadi pelabuhan utama dan pusat komersial yang paling penting di Turki. Dulu disebut Byzantium, Istanbul menjadi ibu kota Kekaisaran Bizantium (Kekaisaran Romawi Timur) pada 330 M. Nama “Byzantium” kemudian diubah menjadi Konstantinopel untuk menghormati kaisar Romawi, Konstantinus Agung. Turki Ottoman menaklukkan kota itu pada tahun 1453 dan mengganti namanya menjadi Istanbul. Ankara adalah ibu kota Turki dan kota terbesar kedua di negara itu. Dulu dikenal sebagai Angora, kota ini terletak di bagian tengah dataran tinggi Anatolia. Bagian tua kota merupakan pusat perdagangan kuno, sedangkan bagian kota yang baru dibangun oleh Kemal Atatürk (1881-1938), presiden pertama Republik Turki. Di luar kota baru ada monumen megah yang menjadi tanda tempat pemakaman Atatürk. Izmir (Smyrna) terletak di Laut Aegea. Ini adalah kota pelabuhan yang paling penting kedua di Turki, yang mengekspor terutama produk pertanian, seperti tembakau dan kapas. Adana, pusat industri kapas, terletak di Sungai Seyhan di bagian selatan Turki Asia. Warisan Budaya Selama lebih dari seribu tahun, Konstantinopel (sekarang Istanbul) adalah pusat kebudayaan Kekaisaran Romawi Timur. Setelah Turki merebut kota ini pada tahun 1453, daerah yang sekarang menjadi Turki jatuh di bawah pengaruh Turki Utsmani. Selama berabad-abad seniman Turki telah menggunakan desain geometris untuk membuat ukiran kayu, logam, karpet dan karpet, keramik, dan ubin mereka yang terkenal. Musik dan arsitektur menunjukkan pengaruh Eropa yang kuat, meskipun mereka telah mempertahankan karakter nasional. Pemerintah Turki adalah sebuah republik, diatur dalam konstitusi yang disahkan pada tahun 1982. Konstitusi ini memberikan bentuk pemerintahan parlementer, yang terdiri atas presiden, perdana menteri, dan legislatif, Majelis Nasional Agung. Legislator dipilih oleh rakyat untuk masa jabatan 5 tahun. Presiden, yang dipilih oleh Majelis Nasional Agung selama tujuh tahun, adalah kepala negara dan panglima tertinggi angkatan bersenjata dan memiliki kekuasaan eksekutif yang luas. Presiden menunjuk perdana menteri dari anggota Majelis Nasional. Perdana menteri memimpin Dewan Menteri, atau kabinet, dan mengepalai kegiatan sehari-hari pemerintah. Turki terbagi menjadi 81 provinsi. Masing-masing memiliki seorang gubernur yang ditunjuk oleh presiden dan dewan terpilih. E. Bentuk Kerja Sama Turki dengan Indonesia Hubungan diplomatik Indonesia-Turki dimulai tahun 1950 dan kedua negara merayakan 70 tahun hubungan diplomatik pada tahun 2020. Meskipun hubungan diplomatik formal terbentuk pada tahun 1950, hubungan antara kedua negara sudah ada sejak abad ke-15 ketika Raden Patah menerima pengakuan dari Turki. Sultan sebagai wakil Kesultanan Utsmaniyah di Pulau Jawa, dan hingga abad ke-16 ketika Kesultanan Utsmaniyah dan Kesultanan Aceh berjuang bersama dalam invasi Portugis di Sumatera, Indonesia. Hubungan bilateral Indonesia-Turki memasuki babak baru yang lebih mencerminkan nilai strategis kedua negara dengan diluncurkannya “Joint Declaration Indonesia-Turkey: Towards an Enhanced Partnership in a New World Setting” yang dideklarasikan bersama oleh Presiden kedua negara pada 5 April 2011 di Jakarta. Pernyataan Bersama tersebut memuat komitmen kedua negara untuk saling bekerja sama di bidang politik-keamanan, ekonomi serta kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk industri strategis. Khusus di bidang ekonomi, pemimpin kedua negara sepakat menargetkan nilai perdagangan Indonesia-Turki sebesar USD 10 miliar pada tahun 2023. Kesepakatan itu disampaikan pada saat kuinjungan Presiden Joko Widodo ke Turki pada tahun 2017 dan. pada saat pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dan Presiden Turki Erdogan disela- sela KTT G20 Osaka, Jepang tahun 2019. Sebagai upaya realisasi kesepakatan tersebut, kedua negara saat ini tengah merampungkan proses negosiasi Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA). Indonesia dan Turki juga memiliki hubungan yang baik dan saling mendukung dalam forum multilateral, seperti PBB, G20, MIKTA, D8, OKI, dan ASEAN. Dalam konteks ASEAN, Indonesia mendukung Turki sebagai ASEAN sectoral dialogue partner yang diresmikan pada Pertemuan ke-50 Menteri Luar Negeri ASEAN di Manila tahun 2017. Indonesia memiliki dua perwakilan diplomatik di Turki, yakni Kedutaan Besar Republik Indonesia Ankara (sejak 1958) dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia Istanbul (sejak 2012).
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita