TRAINING Supervisi Pemeliharaan Pembangkit
TRAINING Supervisi Pemeliharaan Pembangkit
• Heriyanto
• HP/WA 081220547557 Online Training
• Email: heriyanto7557@gmail.com
OUTLINE
MATERI
1. Supervisor
2. Pemeliharaan
3. Pemeliharaan Pembangkit
• Pemeliharaan Turbin Uap dan Alat bantunya
• Pemeliharaan Relai Proteksi
4. Keandalan dan Pemeliharaan
Supervisor
SUPERVISI PEMELIHARAAN PEMBANGKIT
Apa yang dimaksud dengan Supervisor?
Supervisor adalah pimpinan lini depan yang berinteraksi langsung dengan para
operator/teknisi sebagai tenaga pelaksana.
Planning
Organizing
Kemampuan
yang harus
dimiliki
Kemampuan yang mendukung:
Actuating
• kepemimpinan,
• teknik memotivasi, dan
• teknik komunikasi Controlling
Apa saja akitivtas Supervisor?
Aktivitas Supervisor sangat beragam, seperti di bawah ini, tetapi tidak terbatas pada:
• Mengambil keputusan-keputusan.
Apa kemampuan utama Supervisor?
Tiga (3) ketrampilan utama:
• teknis,
• manusiawii, dan
• konseptual
Pelaksana (operator/teknik)
Contoh Pola Perencanaan Pemeliharaan di Pembangkit
• Rencana 5 tahunan
• Rencana tahunan
• Rencana 3 bulanan
• Rencana mingguan
• Rencana harian
Contoh Pola Perencanaan Pemeliharaan di Pembangkit
• Rencana 5 tahunan
• Rencana tahunan
• Rencana 3 bulanan
• Rencana mingguan
• Rencana harian
Contoh Perencanaan Mingguaan
Saat ini hari Rabu, 7 Juli 2021
Jumlah Resource bidang Instrument PLTU-X untuk minggu depan (12 – 16 Juli 2021)
yang tersedia adalah 8 orang.
• Jumlah ManHour yang diperlukan untuk mengerjakan WO PM yang terbit untuk
minggu depan (12 – 16 Juli 2021) sebanyak 100 MH
• Jumlah WO yang terbit minggu lalu hingga saat ini (12 – 16 Juli 2021) ada
sebanyak 17 WO, 2 WO diantaranya sedang dalam proses pemesanan material &
3 lainnya hanya bisa dikerjakan pada saat outage, sisanya telah dianalisa dengan
breakdown sebagai berikut:
• Memegang • Ingin berkuasa sendiri • Bawahan sebagai • Berpegang teguh • Tidak berwibawa
kekuasaan secara • Bawahan harus patuh mitra kerja kepada peraturan, • Sedikit kekuasaan
mutlak dan menuruti segala kebijakan dan
perintahnya • Tidakdihormati
• Bersikap • Pendekatan : prosedur yang oleh bawahan
sekehendak hati • Meminta berlaku
• Pendekatan : • Dan sebenarnya
saran/masukan dari adalah bukan
• Pendekatan : • Tidak mau bawahan • Pendekatan : pemimpin
menakut-nakuti melimpahkan • Bersama-sama Berusaha
bawahan dengan kekuasaan kepada memecahkan menciptakan
ancaman bawahan masalah suasana yang
• Pengawasan ketat disiplin dan bekerja
• Sukarela
• Tidak memberi keras
mendelegasikan
informasi kepada wewengang kepada
bawahan bawahan
• Membuat bawahan • Menciptakan
tergantung dengan suasana kerja yang
keputusannya baik
• Memupuk
semangat
Tipe Komunikasi
Yang membangun Mengendalikan Melepaskan diri Menarik diri
Semua usaha untuk menjamin agar instalasi senantiasa dapat berfungsi dengan
baik efisien dan ekonomis, sesuai dengan spesifikasinya atau kemampuannya
Kegiatan rutin yang diulang-ulang yang diperlukan untuk menjaga agar instalasi
selalu ada dalam kondisi sedemikian sehingga dapat dioperasikan pada kapasitas
dan efisien awalnya
Reparasi adalah kegiatan restorasi suatu instalasi untuk mencapai kondisi yang
menyamai kemampuan dan efisiensi awalnya dengan melakukan penggantian suku
cadang, overhaul, atau memproses kembali material yang telah mengalami
deteriorasi
21
KONSEP DASAR PEMELIHARAAN
Kasus Sebuah pompa sentrifugal multistage memiliki spesifikasi sebagai berikut :
• Debit : 80 L/menit pada total head 46,5 m
200 L/menit pada total head 35 m
• Tipe fluida : air atau sejenis
• Power motor : 2,2 kW
Kasus-1
• Setelah dipasang pompa hanya bisa mengalirkan air sebanyak 30 L/menit, pada
head terpasang 20 meter
Kasus-2
• Pompa dipasang pada total head 100 meter, ternyata tidak bisa bekerja seperti
yang diharapkan.
Lingkungan Karakteristik
FAKTOR YANG
PERLU
DIPERHATIKAN Konstruksi
Biaya DALAM & Filsafat
PERAWATAN Perancangan
INSTALASI
Personel Bahan/Fluida
Kerja
Energi
26
SKEMA DEFINISI PEMELIHARAAN
27
JENIS-JENIS PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
Semua usaha yang dilakukan terhadap suatu instalasi/peralatan agar senantiasa dapat beroperasi dengan
aman, handal, efesien, unjuk kerjanya baik serta dapat mencapai umur yang direncanakan.
• PREDICTIVE MAINTENANCE
• PREVENTIVE MAINTENANCE
• CORRECTIVE MAINTENANCE
• SPECIAL MAINTENANCE
• BREAKDOWN MAINTENANCE
28
JENIS-JENIS PEMELIHARAAN
1. PREDICTIVE MAINTENANCE
adalah pemeliharaan yang ditentukan berdasarkan hasil analisa pemantauan kondisi
operasi (Condition Base Maint.) untuk mengetahui kelainan secara dini.
29
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN YANG BAIK BERARTI :
30
Kesalahan
Rancangan
Lingkungan Karakteristik
FAKTOR YANG
PERLU
DIPERHATIKAN Konstruksi
Biaya DALAM & Filsafat
PERAWATAN Perancangan
INSTALASI
Personel Bahan/Fluida
Kerja
Energi
31
MANFAAT JENIS-JENIS PEMELIHARAAN
TINGGI
RENDAH
32
KEBIASAAN PEMELIHARAAN / OVERHAUL
33
JADWAL PERAWATAN PLTU (OVERHAUL)
WAKTU
NO. ITEM PEKERJAAN OKTOBER NOPEMBER DESEMBER KETERANGAN
I II III IV I II III IV I II III IV
1 Shut Down (Seluruh Unit) Test Individu Sebelum Shut Down dicatat semua
2 Turbine Turning Gear 2 kondisi unit dan keadaan beroperasi.
3 Buka Padestal - Periksa Setelah itu distop untuk pendinginan
4 Buka Tutup Kondensor, Periksa ke Kotoran, Setiap pagi diadakan meeting
Kondisi Tube-tube, dibersihkan dipimpin oleh Koordinator
4' CWP + Intake
5 Pompa-pompa Pelumas, Compressor, Katup-katup
Utama Uap, Katup Extraction, dll.
6 Casing (Tutup) Turbin / Sd. Pengarah 6
7 Main Hole Boiler Buka, Periksa Deposit, Pipa-pipa 7
Superheater, Wall, Main Drug dan Furnace
8 Economizer, Airheater, FDF, BFP, Burner, Pompa,
Bahan Bakar, Stack
9 Tank Bahan Bakar, Pipa-pipa Bahan Bahar
10 Listrik dst
11
12
13
14
15
16
17
18
19 Instrument dst
20
21
22
23
24
25
26
27 Perbekalan
34
JADWAL PERAWATAN EFISIEN & EFEKTIF
35
Logsheet I
PT. PLN PEMBANGKITAN TENAGA UNIT :
LISTRIK JAWA BALI II TURBIN - LOKAL (I)
UNIT PEMBANGKITAN MUARA KARANG TANGGAL :
LOGSHEET No. 06/1 (4&5)
SHIFT MALAM SHIFT PAGI SHIFT SIANG
ITEM SATUAN BATAS KETERANGAN
00.00 05.00 09.00 14.00 17.00 20.00
Turbin Utama - - - - - - -
Beban MW
Suhu Uap masuk Throttle Valve 'C
Tekanan Uap masuk Throttle Valve kg/cm2
Tekanan Uap pda Tingkat Pertama kg/cm2
Tekanan Uap pada Steam Chest kg/cm2
Suhu Uap Hot Reheat masuk IP Turbine 'C
Tekanan Uap Hot Reheat masuk IP Turbine kg/cm2
Tekanan Uap pada IP Turbine Inlet Bowl kg/cm2
Tekanan LP Turbine Exhaust mmHg
Suhu Uap LP Turbine Exhaust 'C
Sistem Supervisory Turbine - - - - - - -
Vibrasi Bantalan Tertinggi *) mm/det
Posisi Pembukaan Katup Governor %
Posisi Rotor mm
Pemuaian Turbine Cashing mm
Beda Pemuaian 'Rotor-Cashing' mm
Putaran Turbin rpm
Sistem Kontrol dan Minyak Pelumas - - - - - - -
Tekanan Minyak High Pressure Oil kg/cm2
Tekanan Minyak Kontrol Throttle Valve kg/cm2
Tekanan Minyak Kontrol Governor Valve kg/cm2
Tekanan Minyak Load Limit kg/cm2
Tekanan Minyak Autostop Oil kg/cm2
Tekanan Minyak Kontrol Main Governor kg/cm2
Tekanan Minyak Keluar Governor Impeler kg/cm2
Tekanan Minyak Auxiliary Governor kg/cm2
Tekanan Minyak Main Oil Po. Suction kg/cm2
Tekanan Minyak Main Oil Pump Discharge kg/cm2
Tekanan Thrust Bearing Wear Trip kg/cm2
Tekanan Minyak Pelumas Bantalan kg/cm2
Tekanan Minyak Emergency Trip rpm
Tekanan Minyak Protective Device Trip kg/cm2
Tekanan Minyak Initial Press Regulator kg/cm2
Tekanan Thrust Bearing Wear Trip kg/cm2
Suhu Pelumas keluar Thrust Bearing 'C
Suhu Pelumas keluar Bantalan 1 'C
Suhu Pelumas keluar Bantalan 2 'C
Suhu Pelumas keluar Bantalan 3 'C
Suhu Pelumas keluar Bantalan 4 'C
Suhu Pelumas keluar Bantalan 5 'C
Suhu Pelumas keluar Bantalan 6 'C
Suhu Pelumas keluar Bantalan 7 'C
Suhu Pelumas Bantalan Exciter 'C
CATATAN :
*) Selain besarnya harga vibrasi diisi juga nomor bantalannya
37
PENJELASAN SINGKAT, CONTOH PELAKSANAAN DAN KEUNTUNGAN
“PREDICTIVE MAINTENANCE”
38
OBYEK Pd.M
Peralatan yang tidak mempunyai cadangan operasi (back up equipment) bila
terjadi kegagalan
Peralatan yang rawan terhadap efek getaran
Peralatan yang kondisinya sangat dipengaruhi oleh Gaya, Temperatur dan
Lingkungan
STT-PLN JAKARTA 39
OBYEK PEMANTAUAN
• Getaran
• Tekanan
• Temperatur
• Laju Aliran
• Komposisi Kimia
• Kondisi Logam
• Dll.
40
URGENSI PENERAPAN PREDICTIVE MAINTENANCE
41
CONTOH PELAKSANAAN
A = Tambah Grease
B = Ganti Bearing
A A A A A A A B
43
TATA CARA PELAKSANAAN PREDICTIVE MAINTENANCE
KUMPULAN DAN FILE-KAN DATA PARAMETER YANG AKAN DIAMATI TERMASUK KARAKTERISTIK DAN
PERFORMANCE-NYA
SIAPKAN PERSONEL YANG AKAN MELAKSANAKAN PENGAMATAN TERHADAP PERALATAN YANG AKAN DIPELIHARA
DALAM PROSES PENGAMATAN SUATU PERALATAN, AMATI SECARA PERIODIK PERFORMANCE DAN DIAMETER
LAINNYA SELAMA PERALATAN TERSEBUT DIOPERASIKAN, MISALNYA :
VIBRASI TEMPERATUR
NOISE KUALITAS PRODUK
TEKANAN DLL.
-APABILA TERLIHAT ADANYA PENINGKATAN PADA GRAFIK YANG MENUJU KE ARAH TURUNNYA KONDISI
“KESEHATAN” PERALATAN YANG DIAMATI, SEGERA LAKSANAKAN :
EVALUASI, KAPAN PERBAIKAN HARUS DILAKSANAKAN
ANALISA, BAGIAN MANA YANG MENGALAMI KERUSAKAN
LAKSANAKAN PERBAIKAN
44
PERBANDINGAN BIAYA PEMELIHARAAN
Dari hasil penelitian ternyata bahwa biaya pemeliharaan terendah diperoleh dengan Predictive Maintenance
45
PREDICTIVE MAINTENANCE DAN KEUNTUNGAN PENERAPANNYA
BIAYA PERAWATAN
Rotating Machinery
Sebelum Sesudah (6 tahun)
US$ 6.60 US$ 4,60 per daya kuda per tahun
Reciprocating Machines
Sebelum Sesudah (2 tahun)
US$ 15.75 US$ 6.25 per daya kuda per tahun
PERIODE OVERHAUL RATA-RATA
Mesin Besar Overhaul Lengkap
Sebelum Sesudah
3 7 – 8 tahun sekali
46
Umur pakai
Keterpercayaan Keusangan
Instalasi Dalam
Era Teknologi
Maju
Perawatan Sistem
Semakin Kontrol
Menonjol
Modul
47
KESIMPULAN
• Predictive Maintenance adalah jenis pemeliharaan yang dapat
menguntungkan perusahaan
• Walaupun Predictive Maintenance kelak dilaksanakan, namun jenis rutin
masih perlu dilaksanakan
• Penerapan Predictive Maintenance pada Unit Pembangkitan masih
mengalami kendala
• Predictive Maintenance dapat memperpanjang interval overhaul &
memperpendek pelaksanaan overhaul.
• Budaya monitoring dan analisa data merupakan langkah awal dalam
penerapan Predictive Maintenance
48
TOTAL MAINTENANCE
49
Pemeliharaan Pembangkit
SUPERVISI PEMELIHARAAN PEMBANGKIT
Kesalahan
Rancangan
Kerusakan
Kesalahan
Komisioning Pemasangan
51
KOMPONEN KRITIS
Komponen yang bila terjadi kegagalan operasinya dapat menyebabkan :
Kecelakaan pada operator
52
KOMPONEN KRITIS PADA TURBIN UAP
53
PEMANTAUAN KONDISI TURBIN
Merupakan salah satu kegiatan Perawatan Predictive, ditekankan pada:
Unit berhenti
Melakukan pengujian tak merusak, terutama pada komponen- komponen kritis.
54
KOMPONEN KRITIS PADA BOILER
Berdinding Tipis :
- Superheater
- Reheater
- Water wall
Berdinding Tebal :
- Steam Drums
- Headers
Unit berhenti
- Melakukan pengujian tak merusak, terutama pada komponen-komponen kritis
56
Pemeliharaan Mekanik
Pembangkit
58
Struktur HIP Turbine
59
Struktur LP Turbine
60
PEMELIHARAAN TURBIN UAP
61
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Mencegah kerusakan peralatan secara dini
Klasifikasi Pemeliharaan
62
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenace
• Operator memegang peranan sangat penting.
Operator harus mengamati kondisi operasi peralatan dan mengambil data secara rutin.
Jika ditemukan kelainan data operasi, dapat diambil tindakan dengan cepat dan tepat.
64
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
• Lokasi Instrumen
65
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
• Shaft Vibration Pickup
Tujuan pemantauan:
• Mendeteksi kejadian tak normal
Penyebab vibrasi
• Kelonggaran, ketidaksejajaran, ketidakseimbangan
Kerusakan akibat vibrasi berlebihan
• Kontak antara bagian bergerak dan bagian diam 66
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
• Eccentricity Pickup
Tujuan pemantauan:
• Mendeteksi defleksi rotor pada tahap awal
Penyebab
• Kekurangan periode putaran
• Deformasi termal pada rotor
Kerusakan yang diakibatkan
• Vibrasi tinggi pada kecepatan kritik
67
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
• Exhaust Temperature
Tujuan pemantauan:
• Mendeteksi perubahan suhu gas buang
Penyebab
• Spray nozzle tidakberfungsi
• Kebocoran steam dari bagian gland
Kerusakan yang diakibatkan
• Kerusakan karet ekspansi antara LP dan kondensor
• Perubahan kesebarisan berkkaitan dengan deformasi termal 68
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
• Casing Expansion Pickup
Tujuan pemantauan:
• Mendeteksi pemuaian casing
Penyebab
• Kekurangan pelumas gemuk di bawah bantalan pedestal
Kerusakan yang diakibatkan
• Kontak antara bagian berputar dan bagian diam
69
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
• Differential Expansion Pickup
Tujuan pemantauan:
• Mendeteksi hubungan antara pemuaian casing dan r rotor
Penyebab
• Perbedaan pemuaian termal
Kerusakan yang diakibatkan
• Kontak antara bagian berputar dan bagian diam
70
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
• Differential Expansion
Pemuaian Diferensial:
• Titik ukur-1 = R1 - C1
• Titik ukur-2 = R2 71
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
• Check of Operation
Suara bising tidak normal dari turbin Indikasi tekanan dan suhu
tidak normal
73
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
Pemeliharaan Berdasarkan Kondisi (Condition Based Maintenance)
74
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
1.Turbin utama
75
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
1.Turbin utama
76
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
1.Turbin utama
77
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
2. MSV dan GV
78
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
2. MSV dan GV
79
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
3. Sistem Lube Oil
80
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
4. Clean/dirty oil system
81
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
5. Condenser
82
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
5. Deaerator
83
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
6. LP & HP Heater
84
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
7. Pompa
85
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
7. Pompa
86
Overhaul
Langkah Overhaul
87
Overhaul
88
Overhaul
89
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Lingkup Pekerjaan Overhaul
90
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Lingkup Pekerjaan Overhaul
91
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Lingkup Pekerjaan Overhaul
92
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Persiapan Overhaul / Inspection
1. Gambar dan data
Sebelum memulai overhaul / periodical inspection, persiapkan:
• Buku instruksi turbin
• Gambar teknik turbin dan peralatannya
• Data clearance rotor dan bearing
• Instruksi untuk moment baut di zona panas
• Gambar modifikasi (jika ada)
• Data pemeliharaan sebelumnya
• Semua rekaman data/riwayat turbin
• Laporan dan rekomendasi dari overhaul sebelumnya
93
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Persiapan Overhaul / Inspection
2. Daftar gambar teknik turbin dan peralatannya
94
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Persiapan Overhaul / Inspection
3. Peralatan yang digunakan untuk overhaul
95
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Pedoman inspeksi bearing
Pada saat inspeksi bearing, tahapan yang perlu dilakukan adalah :
• Periksa clearance bearing:
- Metode Lead Wire
- Metode independent bearing assembly
- Metode rotor displacement
• Contact check
• Visual inspection
• Penetrant test
96
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Eccentricity Poros Turbin
Eccentricity poros turbin harus dijaga posisinya (0,05 – 0,075 mm). Jika lebih dari batasan
tersebut, maka akan menyebabkab vibrasi.
Pengukuran:
• Center of the rotor
• Face and circumference of coupling
• Part contacted by the shoe of a vibrometer
Kontak luas journal bearing Retak pada bagian las casing rip
(ubah sedikit) (ganti dan dilas)
100
Alat Bantu Turbin
101
Peralatan Bantu Turbin Uap
1) MOT (Main Oil Tank)
• Berfungsi sebagai tempat penampung minyak pelumas, dudukan pompa-pompa (EOP, TOP dan AOP)
102
Peralatan Bantu Turbin Uap
4) Oil cooler
• Merupakan heat exchanger (penukar kalor), minyak pelumas sebagai fluida panas dan air
GSW sebagai media pendinginnya. Terdapat 2 buah oil cooler A dan B
A.O.P
Oil Cooler
T.O.P
MOT
E.O.P
103
Peralatan Bantu Turbin Uap
5) Oil conditioner
• Berfungsi untuk mempertahankan kualitas minyak pelumas (moisture, kotoran material asing)
6) Main Condenser
• Mengkondensasikan uap buangan LP Turbine. Hasil kondensasi ditampung dalam hotwell dan diteruskan ke siklus
7) Feedwater Heater
• Memanaskan feedwater yang menuju ke boiler, dengan tujuan efisisensi. Media pemanas diambil dari uap
ekstraksi turbin
8) Deaerator dan storage tank.
• Membuang gas-gas non condensable ke atmosfer. Terjadi proses heat transfer secara langsung (direct heat
transfer) dan air kondensasi ditampung dalam storage tank
9) Air ejector
• Terdiri atas Main Air Ejector (2) dan Start up / Hogging ejector. Berfungsi membuat vakum di dalam condenser
10) Gland steam exhaust fan dan condenser
• Menarik uap perapat turbin dan dikondensasikan di gland steam condenser sekaligus memanaskan air proses.
11) Pompa-pompa air (GSW Pump, CEP)
• Mensirkulasikan air pendingin peralatan (GSW Pump) dan air proses (CEP)
104
Steam Turbine Main Valves
105
Steam Turbine Main Valves
106
Steam Turbine Main Valves
107
Steam Turbine Main Valves
108
Steam Turbine Main Valves
109
Steam Turbine Main Valves
110
TITIK PEMELIHARAAN
STEAM TURBINE VALVES
111
Interval Inspeksi Periodik
112
Contoh Kerusakan Utama (Main Trouble) Main Valve
113
Titik Penting dalam Major Inspection
114
Dalam 12500 jam
dapat membentuk
scale 0,4-0,5 mm
Lihat slide
berikut (2)
115
2 Bend & Deflection of Valve Rod
116
2 Bend & Deflection of Valve Rod
Contoh: Rancangan clearance minimum untuk bagian yang bergerak (sliding) dari batang valve
adalah 0,35 mm untuk RSV. Nilai kontrol untuk bengkok harus lebih kecil dari 0,35 x 0,8 = 0,28 mm.
117
Deformasi permukaan
3 dudukan valve (valve sitting)
118
3 Deformasi permukaan packing
119
Kasus Permasalahan Main Valve
120
Penetrant Testing (PT) pada HPCV
Pada inspeksi valve, indikasi PT pada HPCV seat menunjukkan daerah material seat dilas pada bodi valve
121
Penetrant Testing (PT) pada HPCV
Evaluasi
1) Daerah yang ditunjukkan tidak
berhubungan dengan bagian valve seat.
2) Kesimpulan: tidak berdampak pad
akondisi ktual operasi turbin
Rekomendasi
1) Perlu mereparasi bagian indikasi PT, jika
indikasi PT mengalami penambahan pada
pemeriksaan berikutnya, sesuai prosedur
yang ada.
122
ICV dan RSV
1) Kriteria Clearance dari rakitan Main Valve
2) ICV
123
ICV dan RSV
3) RSV
124
Pemeliharaan Mekanik
Relay Proteksi
Pemeliharaan
Relai Proteksi
Pekerjaan:
• Pemeriksaan terhadap kegagalan atau salah kerja relai proteksi
• Perbaikan-perbaikan peralatan dari sistem proteksi untuk mengembalikan kepada kondisi yang
standard/diterima sesuai pedoman dan petunjuk yang berlaku
• Penggantian-penggantian peralatan untuk peningkatan keandalan
Pekerjaan:
• Setelah sumber kegagalan dalam perangkat relai proteksi ditentukan, maka diteruskan
dengan perbaikan dan penggantian komponen yang rusak
• Setelah perbaikan diperlukan pengujian kembali.
132
Keandalan Kepastian
133
Keandalan Kepastian
134
Keandalan Kepastian
135
Keandalan Pemeliharaan
136
MTTF – Mean Time To Failure
MTBF – Mean Time Between Failure Madzab mana yang mau diikuti?
MTTR – Mean Time To Restore (Repair)
Madzab-1 MTTF
Non-repairable
MTBF
Repairable
MTTR
Madzab-2 MTBF
MTTF
MTBF = MTTF + MTTR
MTTR
Keandalan (Reliability, R)
• Probabilitas bahwa suatu sistem
tersebut berfungsi dengan baik
untuk melakukan tugas tertentu.
• Keandalan suatu sistem merupakan
ukuran probabilitas yang
merupakan fungsi dari waktu, R(t).
138
Laju Kegagalan sebagaI Fungsi Waktu
CONTOH KASUS:
Laju kegagalan tidak konstan dalam periode
Data masa pakai 30 equipment selama
waktu tertentu pemakaian.
Waktu Pemakaian
Jumlah yang masih
Laju kegagalan bagus dalam periode
(Laju bahaya) waktu tertentu
= 25 x (614 - 409)
= 24 x (831 - 614)
.
.
.
Dst.
145
Distribusi Weibull
Estimasi Parameter Distribusi Weibull
1) Regresi Linier. Parameter skala () dan parameter bentuk () dapat dihitung sebagai
berikut
Untuk masing-masing
uptime atau downtime
Dengan: t
F(i) = fungsi distribusi kumulatif =
i = uptime yang ke-I
i Uptime Downtime F(i)
n = jumlah data uptime
= parameter skala 1
= parameter bentuk (kemiringan) 2
t = waktu terjadi kerusakan ….
n
146
Distribusi Weibull
Estimasi Parameter Distribusi Weibull
Contoh:
Sebuah mesin mengalami kegagalan pada setelah beroperasi selama 93, 34, 16, 120, 53 dan 75 jam.
Tentukan parameter Weibull dengan cara regresi.
147
Distribusi Weibull
Estimasi Parameter Distribusi Weibull
148
Distribusi Weibull
Estimasi Parameter Distribusi Weibull
2) Grafik Peluang (Probability Plotting)
Parameter skala () dan parameter bentuk ()
dapat dihitung sebagai berikut
• Dihitung MEDIAN RANK (MR)
150
Contoh: Time to Failure (TTF)
Contoh Time to Failure
152
Contoh: Time to Repair (TTR)
Contoh Time to Repair
Contoh Hasil Penentuan Parameter
𝜂
155
Kasus-2: Perencanaan dan Evaluasi Pemeliharaan
Up Down Up Down Up Down
time time time time time time
157
Kasus-3: Evaluasi Pemeliharaan Coal Feeder
0,632
2560 jam
158
Reliability Centered Maintenance
Tujuan diterapkan RCM II dalam sistem pemeliharaan di suatu perusahaan:
159
Reliability Centered Maintenance
Proses dalam RCM
160
Konsep RCM II
RCM II
• Pengembangan dari RCM (Reliability Centered Maintenance)
• Strategi untuk menenetukan kegiatanyang dapat dilakukan untuk menjamin agar asset fisik dapat selalau
berfungsi sesuai dengan keinginan penggunanya dalam konteks operasionalnya
• Proses penerapan RCM II harus berdasar pada 7 pertanyaan utama yang berhubungan dengan sistem yang dijadikan
sebagai objek amatan berikut:
1. Apa fungsi dari asset fisik dan standar
• Fungsi dan Standar Kinerja
2. Bagaimana asset dapat mengalami kegagalan pada saat menjalankan fungsinya?
• Kegagalan Fungsi (Functional Failure)
3. Apa penyebab dari kegagalan fungsi yang terjadi?
• Modus Kegagalan (Failure Mode)
4. Apa yang terjadi jika penyebab kegagalan itu muncul?
• Dampak Kegagalan (Failire Effect)
5. Bagaimana kegagalan tersebut dapat berpengaruh terhadap sistem?
• Konsekuensi Kegagalan (Failure Consequence)
6. Apa yang dapat dilakukan untuk memprediksi kegagalan atau mencegah kegagalan yang terjadi?
7. Apa yang dapat dilakukan jika tidak menemukan tindakan proaktif yang sesuai?
161
Diagram Keputusan
Diagram Keputusan
RCM II Decision Worksheet
Decision worksheet memuat tentang:
• Information Refference
Berisi mengenai informasi yang diperoleh dari hasil FMEA.
F (functions) fungsi komponen yang dianalisa,
FF (failure function) yaitu kegagalan fungsi dan
FM (failure mode) yaitu penyebab kegagalan fungsi.
• Consequences Evaluation
Berisi mengenai konsekuensi yang ditimbulkan jika terjadi kegagalan fungsi pada
komponen.
H (hidden failure),
S (safety),
E (environmental), dan
O (operational).
164
RCM II Decision Worksheet
165
RCM II Decision Worksheet
Proactive Task and Default Action
166
RCM II Decision Worksheet
Contoh Information Worksheet
168
Pencegahan Kegagalan
Pendahuluan
Tindakan yang dapat dilakukan terkait dengan failures dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Proactive task : task ini dilakukan sebelum failure terjadi, untuk mencegah suatu
item/asset mengalami failure. Dalam konteks maintenance tradisional dikenal
“predictive” dan “preventive” maintenance. Dalam RCM digunakan istilah
Scheduled restoration
Preventive maintenance
Scheduled discard
On-condition maintenance Predictive maintenance
2. Default actions task: task ini berkaitan dengan failed state dan dipilih ketika tidak
mungkin mengidentifikasi suatu proactive task yang efektif. Default actions meliputi :
Failure-finding
Redesign
Run-to-failure
Pendahuluan
• Preventive maintenance disebut juga planned maintenance (maintenance yang
direncanakan) yaitu maintenance yang dilakukan pada interval tertentu tanpa
melihat kondisi equipment tersebut
Sifat dari task ini adalah untuk mencegah functional failure agar tidak terjadi/muncuL
Kedua task ini jika dilihat failure characteristic–nya: ada hubungan antara umur dan
kegagalan sehingga kondisi kegagalan pada wear-out region
Pendahuluan
• Karakteristik wear-out sebagian besar terjadi karena adanya kontak langsung antara
equipment dan produk, misalnya disebabkan oleh oksidasi, korosi atau fatigue.
Operating time
Operating time
177
Interval Pemeliharaan
Scheduled Discard Task dan Scheduled Restoration Task
Contoh perhitungan Stage 1, stage 2, dst
Dengan:
CF : biaya perbaikan atau penggantian komponen ditambah CM
CM : biaya yang dikeluarkan untuk perawatan (ongkos teknisi, minyak, pelumas, dll)
TM : interval waktu perawatan optimal
180
On-Condition Task
• Tidak semua kegagalan (failure mode) berhubungan dengan umur, tetapi
beberapa kasus menunjukkan bahwa peralatan itu memberikan tanda bahwa
sedang dalam proses menuju kegagalan
• Jika suatu potensi kegagalan mulai muncul dan terdeteksi (di antara titik P dan
F) maka ada kemungkinan perlu mengambil tindakan untuk mencegah
functional failure atau meminimalkan efek yang terjadi.
• On-Condition task adalah task yang ditujukan untuk mendeteksi potential
failure.
On-Condition Task
Titik dimana
Titik dimana kegagalan
kegagalan
dapat dideteksi
berawal
(Potential Failure)
P
Condition
Functional
failure
Suatu Potential failure adalah suatu kondisi yang dapat dideteksi yang menunjukkan
bahwa suatu functional failure akan terjadi atau dalam proses sedang terjadi
On-Condition Task
Aplikasi On condition task
• Hal-hal yang harus dipertimbangkan agar on condition task dapat diterapkan dan efektif:
Ada parameter terukur/jelas yang dapat mendeteksi kondisi potential failure
P-F interval harus konsisten sehingga dapat dipastikan bahwa tindakan perbaikan
tidak terlalu dini atau jangan sampai kegagalan terjadi sebelum tindakan perbaikan
dilakukan
Interval on-condition task yang praktis untuk dilakukan
Tersedianya periode peringatan yang cukup untuk melakukan tindakan perbaikan
Task yang dilakukan dapat mengurangi probability of failure pada tingkatan yang
diterima
On-Condition Task
Teknik On condition task terdiri atas:
Condition monitoring (monitoring kondisi)
Primary Effect Monitoring (monitoring dampak utama)
Product Quality Variation (variasi kualitas produk)
The Human Sense (rasa)
Condition Monitoring :
Teknik condition monitoring didesain untuk mendeteksi efek
kegagalan seperti perubahan karakteristik vibrasi, perubahan
temperatur, adanya partikel pada pelumas, adanya kebocoran,
dll. dengan menggunakan special equipment
On-Condition Task
Primary Effect Monitoring
Monitoring terhadap primary effect, contoh : speed, flow rate, pressure, temperature,
power, current, dll
Monitoring dengan :
Pengukuran dan merekam secara manual
Dengan komputer Process control system
Rekaman dalam bentuk grafik
Pendengaran (hearing)
Penciuman/bau (smell),
Rasa (taste)
P-F interval
Interval Pemeliharaan On-Condition Task
Interval Pemeliharaan untuk On-Condition Task
Failure finding merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk upaya pencegahan yang dilakukan
dengan memeriksa fungsi yang tersembunyi
(hidden function) secara berkala untuk mengetahui
kapan suatu komponen akan mengalami kerusakan
Contoh
Bisakah dibuat
seperti contoh ini
di tempat Anda?
190
Pemilihan Metode Pemeliharaan
YA
YA YA
Lakukan On
Lakukan Lakukan
condition task
Scheduled scheduled
dg interval
restoration Task Discard task
kurang dari PF
dg interval dg interval
interval
kurang dari age kurang dari
limit age limit
DEFAULT ACTIONS
Keterangan :
FFI : Failure Finding Interval
Utive : Unavailability yang dikehendaki dari
Mtive : MTBF atau (uptime + downtime)
Peralatan instrumentasi, ESD, PCV, PI, TI, dll.
Availability = uptime/MTBF Nilai unavailability =
Unavailability = 1 - Availability • 0,02 untuk non safety device
• 0,01 untuk safety device
198
Interval Pemeliharaan Failure Finding
Failure Finding Interval
Contoh