Anda di halaman 1dari 202

Supervisi Pemeliharaan Pembangkit

• Heriyanto
• HP/WA 081220547557 Online Training
• Email: heriyanto7557@gmail.com
OUTLINE

MATERI
1. Supervisor
2. Pemeliharaan
3. Pemeliharaan Pembangkit
• Pemeliharaan Turbin Uap dan Alat bantunya
• Pemeliharaan Relai Proteksi
4. Keandalan dan Pemeliharaan
Supervisor
SUPERVISI PEMELIHARAAN PEMBANGKIT
Apa yang dimaksud dengan Supervisor?
Supervisor adalah pimpinan lini depan yang berinteraksi langsung dengan para
operator/teknisi sebagai tenaga pelaksana.

Planning

Organizing
Kemampuan
yang harus
dimiliki
Kemampuan yang mendukung:
Actuating
• kepemimpinan,
• teknik memotivasi, dan
• teknik komunikasi Controlling
Apa saja akitivtas Supervisor?
Aktivitas Supervisor sangat beragam, seperti di bawah ini, tetapi tidak terbatas pada:

• Memberikan pengarahan kepada operator/teknisi/pelaksana

• Melaporkan hasil kegiatan kepada atasan

• Menetapkan sasaran kegiatan

• Merencanakan pengembangan metoda kerja.

• Menyelesaikan masalah administrasi personil.

• Mengambil keputusan-keputusan.
Apa kemampuan utama Supervisor?
Tiga (3) ketrampilan utama:
• teknis,
• manusiawii, dan
• konseptual

Top management Konseptual

Midle management (manajer)


Manusiawi

First-line management (supervisor)


Teknis

Pelaksana (operator/teknik)
Contoh Pola Perencanaan Pemeliharaan di Pembangkit

• Rencana 5 tahunan
• Rencana tahunan
• Rencana 3 bulanan
• Rencana mingguan
• Rencana harian
Contoh Pola Perencanaan Pemeliharaan di Pembangkit

SPV Pemeliharaan terlibat di semuanya

• Rencana 5 tahunan
• Rencana tahunan
• Rencana 3 bulanan
• Rencana mingguan
• Rencana harian
Contoh Perencanaan Mingguaan
Saat ini hari Rabu, 7 Juli 2021
Jumlah Resource bidang Instrument PLTU-X untuk minggu depan (12 – 16 Juli 2021)
yang tersedia adalah 8 orang.
• Jumlah ManHour yang diperlukan untuk mengerjakan WO PM yang terbit untuk
minggu depan (12 – 16 Juli 2021) sebanyak 100 MH
• Jumlah WO yang terbit minggu lalu hingga saat ini (12 – 16 Juli 2021) ada
sebanyak 17 WO, 2 WO diantaranya sedang dalam proses pemesanan material &
3 lainnya hanya bisa dikerjakan pada saat outage, sisanya telah dianalisa dengan
breakdown sebagai berikut:

Sementara itu, ternyata pada tanggal 2 Juli


2021 ada material datang dan ready
dipasang untuk WO: m, kebutuhan resource
nya adalah 2 orang & 2 jam kerja = 4 MH
Contoh Perencanaan Mingguaan
CONTOH PERENCANAAN MINGGUAAN (Lanjutan…)
Dengan data-data tersebut, maka penyusunan resource smoothingnya adalah sebagai berikut:
1. Buat tabel RS (resource smoothing) untuk seminggu kedepan, dengan jumlah baris sebanyak total
available resource hour / hari, yaitu: 8 orang x 6 jam = 48 MH
Contoh Perencanaan Mingguaan
CONTOH PERENCANAAN MINGGUAAN (Lanjutan…)
2) Masukkan perkirakan kebutuhan hour untuk kondisi Emergency & Urgent. Misal kita memberikan
spare waktu sebesar 6 MH setiap harinya
Contoh Perencanaan Mingguaan
CONTOH PERENCANAAN MINGGUAAN (Lanjutan…)
3) Masukkan perkirakan kebutuhan hour untuk menyelesaikan Backlog. Misal kita memberikan spare
waktu sebesar 4 MH setiap harinya
Contoh Perencanaan Mingguaan
CONTOH PERENCANAAN MINGGUAAN (Lanjutan…)
4) Work Load
Contoh Perencanaan Mingguaan
CONTOH PERENCANAAN MINGGUAAN (Lanjutan)
5) Susun WO CR sesuai prioritasnya di sisa hour yang
tersedia
6) Jika ada pekerjaan yang tidak terfasilitasi resource
hournya, maka jadwalkan pekerjaan tersebut untuk
pekerjaan minggu depannya lagi. Pada contoh diatas,
yang dimaksud pekerjaan yang tidak terfasilitasi adalah
WO: g
7) Serahkan daftar diatas berikut jobcard nya kepada Spv
pemeliharaan masing-masing bidang pada hari senin
pagi / pada saat kegiatan weekly meeting berlangsung
Output dari perencanaan mingguan ini adalah :
• Jadwal pekerjaan pemeliharaan harian yang jelas
selama seminggu kedepan
• Tidak ada jam lembur yang muncul karena load
pekerjaan yang berlebihan
• Beban kerja yang berimbang antar individu pelaksana
pemelihaan
Karakter Pemimpin
Ciri-ciri seorang Ciri ciri kepemimpinan Sifat negatif seorang
Peran Seorang Pemimpin
pemimpin efektif pemimpin
• Inspirator • Mempunyai • Menjadi teladan • Menyalahkan orang lain /
keinginan yang • Menjadi komunikator bawahan
• Motivator yang baik • Mementingkan diri
• Dinamisator kuat melebihi dari sendiri
• Memberikan saran-saran
yang lain
• Koordinator kepada bawahan • Menyuruh orang lain
• Memiliki rasa • Bersikap adil dan melakukan sesuatu
• Komunikator sedangkan dia sendiri
tanggung jawab konsisten
• Fasilitator yang besar • Memperlakukan bawahan tidak mau melakukan
dengan baik • Bersikap dingin dan tidak
• Memiliki • Membuat sasaran yang hormat
kemampuan dalam baik atau SMART • Terlalu cepat mengambil
berkomunikasi S = Specific keputusan tanpa
M = Measurable mempertimbangkan fakta
• Teladan dalam A = Acceptable dan perhitungan
bekerja dengan R = Realistic • Bersikap lamban dalam
memberi semangat T = Timetable bertindak atau memberi
• Memiliki integritas • Bawahan menjadi keputusan
termotivasi • Menganggap dirinya
• Pandai mencari • Melakukan tindak lanjut besar dan meremehkan
solusi dalam atas tugas yang diberikan bawahan
pemecahan masalah • Mengambil keputusan • Tidak percaya pada
dengan pertimbangan kemampuan bawahan
• Pekerja keras
yang matang • Tidak jujur
Tipe Kepemimpinan
Diktator Otoriter Demokratis Birokratis Bebas

• Memegang • Ingin berkuasa sendiri • Bawahan sebagai • Berpegang teguh • Tidak berwibawa
kekuasaan secara • Bawahan harus patuh mitra kerja kepada peraturan, • Sedikit kekuasaan
mutlak dan menuruti segala kebijakan dan
perintahnya • Tidakdihormati
• Bersikap • Pendekatan : prosedur yang oleh bawahan
sekehendak hati • Meminta berlaku
• Pendekatan : • Dan sebenarnya
saran/masukan dari adalah bukan
• Pendekatan : • Tidak mau bawahan • Pendekatan : pemimpin
menakut-nakuti melimpahkan • Bersama-sama Berusaha
bawahan dengan kekuasaan kepada memecahkan menciptakan
ancaman bawahan masalah suasana yang
• Pengawasan ketat disiplin dan bekerja
• Sukarela
• Tidak memberi keras
mendelegasikan
informasi kepada wewengang kepada
bawahan bawahan
• Membuat bawahan • Menciptakan
tergantung dengan suasana kerja yang
keputusannya baik
• Memupuk
semangat
Tipe Komunikasi
Yang membangun Mengendalikan Melepaskan diri Menarik diri

• Banyak kerja sama • Tidak mau • Berpendapat bahwa • Berpendapat bahwa


dengan bawahan mempertimbangkan lawan bicara harus situasi sudah tidak
• Tidak menganggap pilihan lain yang berkomunikasi lebih bisa diperbaiki lagi
dirinya selalu benar berbeda dari gagasan banyak dari pada dia • Lebih senang
• Dapat mendengar diri sendiri sendiri mempertahankan
pendapat orang lain • Merasa gagasannya • Merasa rendah diri keadaan status quo
• Menghendaki timbal paling benar dan tidak mampu (apa adanya saat ini)
balik dengan yang • Cenderung • Mau mendengarkan • Menarik diri,
lain menghendaki pendapat orang lain, diam/tidak
• Beranggapan bahwa komunikasi satu arah tetapi tidak mempertahankan
pemikiran banyak (hanya memerintah menanggapinya (banyak berbicara)
orang selalu baik saja) dengan sungguh-
daripada satu orang sungguh
• Sumbang saran
Motivasi

Faktor pemeliharaan hidup Faktor yang memotivasi


(hygiene factor) Faktor yang mampu memotivasi,
Faktor kebutuhan pokok yang diharapkan sehingga mau mengabdikan diri kepada
dapat diperoleh dari pekerjaaan suatu pekerjaan

• Kebijakan dan Administrasi • Hasil yang membanggakan


• Supervisi Teknis • Penghargaan
• Hubungan pribadi dengan supervisor
• Hubungan pribadi dengan teman sejawat • Kemajuan
• Hubungan pribadi dengan bawahan • Pekerjaan itu sendiri
• Gaji • Kemungkinan berkembang
• Keamanan kerja • Tanggung jawab
• Kehidupan pribadi
• Kondisi kerja
• Status
Pemeliharaan
PEMELIHARAAN PROTEKSI SUPERVISORY PEMBANGKIT
KONSEP DASAR PEMELIHARAAN
Definisi Pemeliharaan (maintenance)

• The combination of all technical and administrative actions, including


supervision actions, intended to retain an item in, or restore it to, a state in
which it can perform a required function (Britsish Glossary of Terms, 1993)
Kombinasi antara tindakan teknik dan administrative, termasuk supervisi,
dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi atau mengembalikan kondisi,
dimana peralatan dapat berfungsi sesuai yang diinginkan.
• A set of organised activities that are carried out in order to keep an item in its
best operational condition with minimum cost acquired (Britsish Glossary of
Terms, 1993)
Suatu aktivitas yang terorganisasi untuk membawa peralatan pada kondisi
operasional terbaik dengan biaya yang minimal.

Pemeliharaan adalah gabungan aktivitas teknik dan administrasi


Definisi Pemeliharaan

Semua usaha untuk menjamin agar instalasi senantiasa dapat berfungsi dengan
baik efisien dan ekonomis, sesuai dengan spesifikasinya atau kemampuannya

Kegiatan rutin yang diulang-ulang yang diperlukan untuk menjaga agar instalasi
selalu ada dalam kondisi sedemikian sehingga dapat dioperasikan pada kapasitas
dan efisien awalnya

Reparasi adalah kegiatan restorasi suatu instalasi untuk mencapai kondisi yang
menyamai kemampuan dan efisiensi awalnya dengan melakukan penggantian suku
cadang, overhaul, atau memproses kembali material yang telah mengalami
deteriorasi

21
KONSEP DASAR PEMELIHARAAN
Kasus Sebuah pompa sentrifugal multistage memiliki spesifikasi sebagai berikut :
• Debit : 80 L/menit pada total head 46,5 m
200 L/menit pada total head 35 m
• Tipe fluida : air atau sejenis
• Power motor : 2,2 kW

Kasus-1
• Setelah dipasang pompa hanya bisa mengalirkan air sebanyak 30 L/menit, pada
head terpasang 20 meter
Kasus-2
• Pompa dipasang pada total head 100 meter, ternyata tidak bisa bekerja seperti
yang diharapkan.

Mengacu definisi pemeliharaan yaitu target aktivitas pemeliharaan,


kasus mana yang dikatakan pompa gagal memenuh fungsinya?
KONSEP DASAR PEMELIHARAAN

Kurva kinerja alat


Urgensi Strategi Pemeliharaan
TANPA STRATEGI PEMELIHARAAN :
• Terjadi kerusakan peralatan  kehilangan kesempatan produksi
• Kerusakan peralatan  biaya perbaikan (korektif) yang mahal
• Kerusakan peralatan bisa terjadi berulang-ulang
• Jadwal pemeliharaan terduplikasi untuk peralatan yang sejenis
• Tidak ada standar pemeliharaan atau best practices

Strategi pemeliharaan yang baik dapat mengatasi gejala ini, meningkatkan


proses operasi dan menurunkan biaya
Tujuan Pemeliharaan
Setiap peralatan yang
beroperasi akan
menuju rusak!!!
FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PERAWATAN INSTALASI
Prinsip Kerja

Lingkungan Karakteristik

FAKTOR YANG
PERLU
DIPERHATIKAN Konstruksi
Biaya DALAM & Filsafat
PERAWATAN Perancangan
INSTALASI

Personel Bahan/Fluida
Kerja

Energi

26
SKEMA DEFINISI PEMELIHARAAN
27
JENIS-JENIS PEMELIHARAAN

PEMELIHARAAN
Semua usaha yang dilakukan terhadap suatu instalasi/peralatan agar senantiasa dapat beroperasi dengan
aman, handal, efesien, unjuk kerjanya baik serta dapat mencapai umur yang direncanakan.

• PREDICTIVE MAINTENANCE

• PREVENTIVE MAINTENANCE

• CORRECTIVE MAINTENANCE

• SPECIAL MAINTENANCE

• BREAKDOWN MAINTENANCE

28
JENIS-JENIS PEMELIHARAAN
1. PREDICTIVE MAINTENANCE
adalah pemeliharaan yang ditentukan berdasarkan hasil analisa pemantauan kondisi
operasi (Condition Base Maint.) untuk mengetahui kelainan secara dini.

• PREDICTIVE MAINTENANCE 2. PREVENTIVE MAINTENANCE


adalah pemeliharaan yang ditentukan berdasarkan waktu / jam operasi (Time Base
Maintenance) sesuai Instruction Manual dari Pabrik.
• PREVENTIVE MAINTENANCE
3. CORRECTIVE MAINTENANCE
• CORRECTIVE MAINTENANCE adalah pemeliharaan yang bersifat perbaikan akibat timbulnya kerusakan pada saat
beroperasi agar tidak terulang lagi.

• SPECIAL MAINTENANCE 4. SPECIAL MAINTENANCE


adalah pemeliharaan yang bersifat modifikasi dan rehabilitasi dari suatu instalasi agar
mendapatkan unjuk kerja yang lebih baik.
• BREAKDOWN MAINTENANCE
5. BREAKDOWN MAINTENANCE
adalah pemeliharaan yang dilakukan sebagai akibat timbulnya kerusakan suatu peralatan,
dimana kerusakan tersebut akibat pengoperasian secara terus menerus karena suatu
pertimbangan teknik dan eknomi.

29
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN YANG BAIK BERARTI :

• MengefIsienkan waktu Pemeliharaan, berarti mengurangi jam berhenti berproduksi.


• Mengurangi pekerjaan perbaikan yang berulang-ulang.
• Jangan melakukan pemeliharaan hanya bila telah terjadi rusak.
• Mengendalikan persediaan suku cadang.
• Meningkatkan keselamatan kerja & ketrampilan petugas pemeliharaan.

30
Kesalahan
Rancangan

Lingkungan Karakteristik

FAKTOR YANG
PERLU
DIPERHATIKAN Konstruksi
Biaya DALAM & Filsafat
PERAWATAN Perancangan
INSTALASI

Personel Bahan/Fluida
Kerja

Energi

31
MANFAAT JENIS-JENIS PEMELIHARAAN

TINGGI

RENDAH

32
KEBIASAAN PEMELIHARAAN / OVERHAUL

• PLTU SIMPLE INSPECTION 1 TAHUN SEKALI


MEDIUM INSPECTION 2 TAHUN SEKALI
SERIUS INSPECTION 3 TAHUN SEKALI

• PLTG COMBUSTION INSPECTION 5.000 JAM SEKALI


HOT GOT PATH INSPECTION 5.000 JAM SETELAH COMB. INSP.

• PLTP SIMPLE INSPECTION 1 TAHUN SEKALI


MEDIUM INSPECTION 2 TAHUN SEKALI  `KECUALI BOILER
SERIUS INSPECTION 3 TAHUN SEKALI

• PLTA OVERHAUL SETIAP 40.000 JAM

33
JADWAL PERAWATAN PLTU (OVERHAUL)
WAKTU
NO. ITEM PEKERJAAN OKTOBER NOPEMBER DESEMBER KETERANGAN
I II III IV I II III IV I II III IV

1 Shut Down (Seluruh Unit) Test Individu Sebelum Shut Down dicatat semua
2 Turbine Turning Gear 2 kondisi unit dan keadaan beroperasi.
3 Buka Padestal - Periksa Setelah itu distop untuk pendinginan
4 Buka Tutup Kondensor, Periksa ke Kotoran, Setiap pagi diadakan meeting
Kondisi Tube-tube, dibersihkan dipimpin oleh Koordinator
4' CWP + Intake
5 Pompa-pompa Pelumas, Compressor, Katup-katup
Utama Uap, Katup Extraction, dll.
6 Casing (Tutup) Turbin / Sd. Pengarah 6
7 Main Hole Boiler Buka, Periksa Deposit, Pipa-pipa 7
Superheater, Wall, Main Drug dan Furnace
8 Economizer, Airheater, FDF, BFP, Burner, Pompa,
Bahan Bakar, Stack
9 Tank Bahan Bakar, Pipa-pipa Bahan Bahar
10 Listrik dst
11
12
13
14
15
16
17
18
19 Instrument dst
20
21
22
23
24
25
26
27 Perbekalan

34
JADWAL PERAWATAN EFISIEN & EFEKTIF

JADWAL PERAWATAN YANG TIDAK EFISIEN & TIDAK EFEKTIF

35
Logsheet I
PT. PLN PEMBANGKITAN TENAGA UNIT :
LISTRIK JAWA BALI II TURBIN - LOKAL (I)
UNIT PEMBANGKITAN MUARA KARANG TANGGAL :
LOGSHEET No. 06/1 (4&5)
SHIFT MALAM SHIFT PAGI SHIFT SIANG
ITEM SATUAN BATAS KETERANGAN
00.00 05.00 09.00 14.00 17.00 20.00
Turbin Utama - - - - - - -
Beban MW
Suhu Uap masuk Throttle Valve 'C
Tekanan Uap masuk Throttle Valve kg/cm2
Tekanan Uap pda Tingkat Pertama kg/cm2
Tekanan Uap pada Steam Chest kg/cm2
Suhu Uap Hot Reheat masuk IP Turbine 'C
Tekanan Uap Hot Reheat masuk IP Turbine kg/cm2
Tekanan Uap pada IP Turbine Inlet Bowl kg/cm2
Tekanan LP Turbine Exhaust mmHg
Suhu Uap LP Turbine Exhaust 'C
Sistem Supervisory Turbine - - - - - - -
Vibrasi Bantalan Tertinggi *) mm/det
Posisi Pembukaan Katup Governor %
Posisi Rotor mm
Pemuaian Turbine Cashing mm
Beda Pemuaian 'Rotor-Cashing' mm
Putaran Turbin rpm
Sistem Kontrol dan Minyak Pelumas - - - - - - -
Tekanan Minyak High Pressure Oil kg/cm2
Tekanan Minyak Kontrol Throttle Valve kg/cm2
Tekanan Minyak Kontrol Governor Valve kg/cm2
Tekanan Minyak Load Limit kg/cm2
Tekanan Minyak Autostop Oil kg/cm2
Tekanan Minyak Kontrol Main Governor kg/cm2
Tekanan Minyak Keluar Governor Impeler kg/cm2
Tekanan Minyak Auxiliary Governor kg/cm2
Tekanan Minyak Main Oil Po. Suction kg/cm2
Tekanan Minyak Main Oil Pump Discharge kg/cm2
Tekanan Thrust Bearing Wear Trip kg/cm2
Tekanan Minyak Pelumas Bantalan kg/cm2
Tekanan Minyak Emergency Trip rpm
Tekanan Minyak Protective Device Trip kg/cm2
Tekanan Minyak Initial Press Regulator kg/cm2
Tekanan Thrust Bearing Wear Trip kg/cm2
Suhu Pelumas keluar Thrust Bearing 'C
Suhu Pelumas keluar Bantalan 1 'C
Suhu Pelumas keluar Bantalan 2 'C
Suhu Pelumas keluar Bantalan 3 'C
Suhu Pelumas keluar Bantalan 4 'C
Suhu Pelumas keluar Bantalan 5 'C
Suhu Pelumas keluar Bantalan 6 'C
Suhu Pelumas keluar Bantalan 7 'C
Suhu Pelumas Bantalan Exciter 'C
CATATAN :
*) Selain besarnya harga vibrasi diisi juga nomor bantalannya

DINAS REGU OPERATOR KA. OPERATOR MENGETAHUI :


JAM JAGA NAMA PARAF NAMA PARAF ENJINIR PRODUKSI
22 - 07
07 - 15 36
15 - 22 (................)
Logsheet II
PT. PLN PEMBANGKITAN TENAGA UNIT IV & V
LISTRIK JAWA BALI II PANEL KETEL TANGGAL
UNIT PEMBANGKITAN MUARA KARANG
LOGSHEET No. 06/1 (4&5)
J A M
ITEM SATUAN BATAS RATA2
00.00 01.00 02.00 03.00 04.00 05.00 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 24.00
Beban MW
Tekanan Air Pengisi masuk Ekonomiser kg/cm2
Suhu Air Pengisi masuk Eknomiser *) 'C
Aliran Air Pengisi ke Ekonomiser t/jam
Level Drum Boiler mm
Aliran Air Pancar Superheater A/B t/jam
Aliran Air Pancar Cold Reheat t/jam
Suhu Uap keluar Superheater A 'C
Suhu Uap keluar Superheater B 'C
Suhu Uap keluar Reheater A 'C
Suhu Uap keluar Reheater B 'C
Aliran Uap masuk Turbin t/jam
Tek Pengumpul Minyak Residu Kembali kg/cm2
Jumlah Burner yang Operasi buah
Aliran Bahan Bakar Residu (MFO) t/jam
Tekanan Gas Alam sebelum PRS kg/cm2
Suhu Gas Alam sebelum PRS 'C
Tekanan Gas Alam sesudah PRS kg/cm2
Aliran Gas Alam masuk burner kNm3/jam
Tekanan Gas Alam pada header kg/cm2
Aliran Bahan Bakar HSD (Warm Up Oil) t/jam
Aliran Udara Pembakaran %
Tekanan Udara Keluar FDF A/B mmH2O
Beda Tekanan 'Windbox-Ruang Bakar' A/B mmH2O
Tekanan Ruang Bakar mmH2O
Tekanan Gas masuk Air Heater A/B mmH2O
Tekan Gas keluar Air Heater A/B mmH2O
Beda Tek. 'sblm-ssdh' Dust Collector A/B mmH2O
Posisi 'Tingkap Masuk' GRF %
Posisi Burner Titting %
Suhu Udara masuk Air Heater A *) 'C
Suhu Udara masuk Air Heater B *) 'C
Suhu Udara keluar Air Heater A 'C
Suhu Udara keluar Air Heater B 'C
Suhu Gas masuk Air Heater A 'C
Suhu Gas masuk Air Heater B 'C
Suhu Gas keluar Air Heater A 'C
Suhu Gas keluar Air Heater B 'C
Kadar O2 pada Gas keluar Air Heater A/B *) %
CATATAN : DINAS REGU OPERATOR KEPALA OPERATOR MENGETAHUI :
*) Harga rata-rata diisi JAM JAGA NAMA PARAF NAMA PARAF ENJINIR PRODUKSI . . .***)
**) Pada beban >50 MW 22.00-07.00
***) yang dinas malam 07.00-15.00
15.00-22.00 (...............)

37
PENJELASAN SINGKAT, CONTOH PELAKSANAAN DAN KEUNTUNGAN

“PREDICTIVE MAINTENANCE”

38
OBYEK Pd.M
Peralatan yang tidak mempunyai cadangan operasi (back up equipment) bila
terjadi kegagalan
Peralatan yang rawan terhadap efek getaran
Peralatan yang kondisinya sangat dipengaruhi oleh Gaya, Temperatur dan
Lingkungan

STT-PLN JAKARTA 39
OBYEK PEMANTAUAN

• Getaran
• Tekanan
• Temperatur
• Laju Aliran
• Komposisi Kimia
• Kondisi Logam
• Dll.

40
URGENSI PENERAPAN PREDICTIVE MAINTENANCE

KLASIFIKASI PENERAPAN PREDICTIVE MAINTENANCE

• Peralatan yang dapat mengancam “TRIP”

• Perlatan yang dapat mengancam “DERATED”

• Peralatan yang dapat mengganggu “KEANDALAN”

• Peralatan sebagai “SUPPORTING”

41
CONTOH PELAKSANAAN

• Kenaikan vibrasi antara titik A dengan titik B adalah wajar.


• Mulai titik B terlihat adanya gejala kenaikan vibrasi yang agak cepat, sehingga
pengamatan yang tadinya sebulan sekali dipercepat menjadi dua minggu
sekali. Dari grafik dan dengan melihat karakter IDF tersebut dimasa lalu,
diperkenankan bahwa batas maksimum vibrasi akan dicapai pada titik H,
dengan demikian perbaikan peralatan dapat direncanakan misalnya pada
bulan 12.
• Terlihat bahwa walaupun sudah ada kenaikan vibrasi, IDF tersebut belum
distop untuk perbaikan dan masih mempunyai tenggang waktu sekitar dua
bulan. Akan tetapi juga dengan masih dioperasikannya IDF dengan vibrasi
yang sudah cukup tinggi (tapi belum melampaui batas maksimum, tidak akan
membahayakan IDF tersebut. Pada kasus diatas diberikan contoh Predictive
Maintenance yang menghasilkan jarak waktu Corrective Maitenance yang 42
lebih panjang.
Keberhasilan Predictive
Sangat dipengaruhi diantaranya oleh :
• Data karakteristik dan performance peralatan yang diamati/dipelihara
• Kemampuan dan ketelitian personel pelaksana
• Ketelitian alat ukur
• Cara pengukuran
• Kondisi lingkungan
PREVENTIVE + CORRECTIVE MAINT
A A A A A A A B

A = Tambah Grease
B = Ganti Bearing

A A A A A A A B

PREVENTIVE + PREDICTIVE MAINT


Satu Contoh Perbedaan Periode Pemeliharaan Antara Corrective Maintenance dengan Predictive Maintenance

43
TATA CARA PELAKSANAAN PREDICTIVE MAINTENANCE
KUMPULAN DAN FILE-KAN DATA PARAMETER YANG AKAN DIAMATI TERMASUK KARAKTERISTIK DAN
PERFORMANCE-NYA

SIAPKAN PERSONEL YANG AKAN MELAKSANAKAN PENGAMATAN TERHADAP PERALATAN YANG AKAN DIPELIHARA

SIAPKAN ALAT KERJA / INSTRUMEN

DALAM PROSES PENGAMATAN SUATU PERALATAN, AMATI SECARA PERIODIK PERFORMANCE DAN DIAMETER
LAINNYA SELAMA PERALATAN TERSEBUT DIOPERASIKAN, MISALNYA :
VIBRASI TEMPERATUR
NOISE KUALITAS PRODUK
TEKANAN DLL.

BUAT GRAFIK/TREND CHART

-APABILA TERLIHAT ADANYA PENINGKATAN PADA GRAFIK YANG MENUJU KE ARAH TURUNNYA KONDISI
“KESEHATAN” PERALATAN YANG DIAMATI, SEGERA LAKSANAKAN :
EVALUASI, KAPAN PERBAIKAN HARUS DILAKSANAKAN
ANALISA, BAGIAN MANA YANG MENGALAMI KERUSAKAN

SIAPKAN : MATERI/SPAREPARTS/JASA BORONGAN YANG DIPERLUKAN

LAKSANAKAN PERBAIKAN

44
PERBANDINGAN BIAYA PEMELIHARAAN

Dari hasil penelitian ternyata bahwa biaya pemeliharaan terendah diperoleh dengan Predictive Maintenance

45
PREDICTIVE MAINTENANCE DAN KEUNTUNGAN PENERAPANNYA

BIAYA PERAWATAN
Rotating Machinery
Sebelum Sesudah (6 tahun)
US$ 6.60 US$ 4,60 per daya kuda per tahun
Reciprocating Machines
Sebelum Sesudah (2 tahun)
US$ 15.75 US$ 6.25 per daya kuda per tahun
PERIODE OVERHAUL RATA-RATA
Mesin Besar Overhaul Lengkap
Sebelum Sesudah
3 7 – 8 tahun sekali

Rata-rata Kegagalan Karena Vibrasi


Sebelum Sesudah
50 18 Kegagalan per tahun

46
Umur pakai

Keterpercayaan Keusangan

Instalasi Dalam
Era Teknologi
Maju

Perawatan Sistem
Semakin Kontrol
Menonjol

Modul

47
KESIMPULAN
• Predictive Maintenance adalah jenis pemeliharaan yang dapat
menguntungkan perusahaan
• Walaupun Predictive Maintenance kelak dilaksanakan, namun jenis rutin
masih perlu dilaksanakan
• Penerapan Predictive Maintenance pada Unit Pembangkitan masih
mengalami kendala
• Predictive Maintenance dapat memperpanjang interval overhaul &
memperpendek pelaksanaan overhaul.
• Budaya monitoring dan analisa data merupakan langkah awal dalam
penerapan Predictive Maintenance

48
TOTAL MAINTENANCE

• Mengintegrasikan secara menyeluruh kegiatan-kegiatan perawatan


preventive, perawatan predictive, perawatan corrective dan reparasi.
• Memanfaatkan secara maksimum penggunaan metoda pemeriksaan tak
merusak, analisis kerusakan, maupun system Informasi perawatan
lainnya, baik pada waktu instalasi sedang beroperasi maupun dalam
keadaan berhenti
• Dapat dihasilkan kondisi kesiapan, keandalan, efisiensi dan prestasi yang
mantap dari instalasi untuk jangka waktu operasi yang lama

Pelaksanaan Total Maintenance pada suatu instalasi dapat diartikan


sebagai cara yang paling tepat untuk memperlambat proses deteriorasi
penuaan instalasi.

49
Pemeliharaan Pembangkit
SUPERVISI PEMELIHARAAN PEMBANGKIT
Kesalahan
Rancangan

Operasi & Kesalahan


Perawatan Pembuatan

Kerusakan

Kesalahan
Komisioning Pemasangan

51
KOMPONEN KRITIS
Komponen yang bila terjadi kegagalan operasinya dapat menyebabkan :
Kecelakaan pada operator

Memperlama waktu outage

Kerusakan sekunder lain

Ongkos pembuatan mahal, dan

Waktu pembuatan lama

52
KOMPONEN KRITIS PADA TURBIN UAP

Membutuhkan perhatian yang sangat teliti


- Rotor turbin tekanan tinggi
- Rotor turbin tekanan menengah
- Rotor turbin tekanan rendah
- Sudu turbin tekanan tinggi
- Sudu turbin tekanan menangah dan rendah
- Baut rumah turbin tekanan tinggi
- Bantalan
- Katup masuk tekanan tinggi

Jenis kerusakan klasik


- Korosi
- Kelelahan
- Kepanasan
- Pembebanan melebihi batas
- Perubahan ukuran, keausan & kebocoran

53
PEMANTAUAN KONDISI TURBIN
Merupakan salah satu kegiatan Perawatan Predictive, ditekankan pada:

Unit sedang berjalan


Pemantauan parameter prestasi turbin seperti tekanan,
temperatur uap, pada sisi masuk, sisi keluar, bleed, pengukuran
getaran, dan sebagainya.

Unit berhenti
Melakukan pengujian tak merusak, terutama pada komponen- komponen kritis.

54
KOMPONEN KRITIS PADA BOILER
Berdinding Tipis :
- Superheater
- Reheater
- Water wall

Berdinding Tebal :
- Steam Drums
- Headers

Jenis kerusakan komponen kritis dinding tipis :


- Korosi
- Kelelahan
- Pengotoran
- Kepanasan
- Pembebanan melebihi batas
- Perubahan ukuran, keausan dan kebocoran

Jenis kerusakan komponen kritis dinding tebal :


- Korosi
- Kelelahan
- Crack serta creep
STT-PLN JAKARTA 55
PEMANTAUAN KONDISI BOILER

Merupakan salah satu kegiatan Perawatan Predictive, ditekankan pada:

Unit sedang berjalan


- Pemantauan nyala / deteksi api
- Pemantauan kebocoran
- Pemantauan asap

Unit berhenti
- Melakukan pengujian tak merusak, terutama pada komponen-komponen kritis

56
Pemeliharaan Mekanik
Pembangkit

Heriyanto Turbin Uap


HP/WA 081220547557
Email: heriyanto7557@gmail.com
STRUKTUR TURBIN UAP

58
Struktur HIP Turbine

59
Struktur LP Turbine

60
PEMELIHARAAN TURBIN UAP

61
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Mencegah kerusakan peralatan secara dini

Preventive maintenance dengan cara mendiagnosa kondisi operasi secara


kontinu dan melakukan perbaikan dengan segera
jika ditemukan kelainan

Dilakukan setelah unit beroperasi selama 1 tahun


pertama. Bertujuan untuk mengetahui efek yang
First overhaul/inspection timbul karena pengaruh kondisi operasi yang terjadi
(menyangkut material, errection dan desain pabrikan)
Dilakukan setelah 2 tahun dari “First
overhaul/inspection” dan berkelanjutan (periode 2
Periodical minor overhaul/inspection tahun sekali). Lingkup: Overhaul sistem control,
Overhaul bearing pada turbin, Overhaul pada sistem
lubrikasi minyak pelumas

Periodical minor overhaul/inspection Dilakukan setelah 4 tahun dari “First overhaul /


inspection” dan berkelanjutan (periode 4 tahun)

Dilakukan diperiode antara periodical major dan


Periodical minor overhaul/inspection minor overhaul jika ditemukan gangguan operasi dan
diperlukan shut down unit

Klasifikasi Pemeliharaan

62
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenace
• Operator memegang peranan sangat penting.
 Operator harus mengamati kondisi operasi peralatan dan mengambil data secara rutin.
 Jika ditemukan kelainan data operasi, dapat diambil tindakan dengan cepat dan tepat.

Preventive maintenace termasuk didalamnya adalah :


- Periksa rutin kondisi operasi peralatan
- Ambil, catat dan menganalisa data operasi
- Mengukur/mengambil data pengukuran peralatan saat sebelum dan sesudah gangguan.
63
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
• Pemeliharaan Berdasarkan Periode (Time Based Maintenance)

 Simple Inspection atau Si (8.000 jam operasi)

 Mean Inspection atau Me (16.000 jam operasi)

 Serious Inspection atau Se (32.000 jam operasi)

64
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
• Lokasi Instrumen

65
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
• Shaft Vibration Pickup

Tujuan pemantauan:
• Mendeteksi kejadian tak normal
Penyebab vibrasi
• Kelonggaran, ketidaksejajaran, ketidakseimbangan
Kerusakan akibat vibrasi berlebihan
• Kontak antara bagian bergerak dan bagian diam 66
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
• Eccentricity Pickup

Tujuan pemantauan:
• Mendeteksi defleksi rotor pada tahap awal
Penyebab
• Kekurangan periode putaran
• Deformasi termal pada rotor
Kerusakan yang diakibatkan
• Vibrasi tinggi pada kecepatan kritik
67
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
• Exhaust Temperature

Tujuan pemantauan:
• Mendeteksi perubahan suhu gas buang
Penyebab
• Spray nozzle tidakberfungsi
• Kebocoran steam dari bagian gland
Kerusakan yang diakibatkan
• Kerusakan karet ekspansi antara LP dan kondensor
• Perubahan kesebarisan berkkaitan dengan deformasi termal 68
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
• Casing Expansion Pickup

Tujuan pemantauan:
• Mendeteksi pemuaian casing
Penyebab
• Kekurangan pelumas gemuk di bawah bantalan pedestal
Kerusakan yang diakibatkan
• Kontak antara bagian berputar dan bagian diam

69
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
• Differential Expansion Pickup

Tujuan pemantauan:
• Mendeteksi hubungan antara pemuaian casing dan r rotor
Penyebab
• Perbedaan pemuaian termal
Kerusakan yang diakibatkan
• Kontak antara bagian berputar dan bagian diam
70
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
• Differential Expansion

Pemuaian Diferensial:
• Titik ukur-1 = R1 - C1
• Titik ukur-2 = R2 71
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
• Check of Operation
Suara bising tidak normal dari turbin Indikasi tekanan dan suhu
tidak normal

Kebocoran steam dari casing


72
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
Pemeliharaan Berdasarkan Kondisi (Condition Based Maintenance)

• Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi (In Service Maintenance)


Pada umumnya pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan-pekerjaan ringan seperti: pembersihan,
pengukuran, pengamatan dan sebagainya pada turbin maupun peralatan bantunya.
- Pemeliharaan Rutin
- Peralatan Stand-by
- Pengaman Turbin
- Turbin Supervisory (eksentrisitas, getaran, temperatur bantalan, kecepatan, posisi rotor dan
pemakaian trhust bearing)
- Kebersihan

73
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Preventive Maintenance
Pemeliharaan Berdasarkan Kondisi (Condition Based Maintenance)

• Pemeliharaan dalam keadaan tidak beroperasi (Outage Maintenance)


Periodic inspection: simple inspection, mean inspection dan serious inspection
- Pemeliharaan Rotor Turbin
- Pemeliharaan Stator Turbin
- Pemeriksaan Bantalan
- Pemeriksaan Labyrinth (Gland seal)
- Penyetelan Clerance Rotor dan Stator
- Penyebarisan Poros
- Pemeliharaan Sistem Governor
- Pengujian pada Peralatan Proteksi (Overspeed trip dan Low bearing oil pressure trip)

74
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
1.Turbin utama

75
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
1.Turbin utama

76
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
1.Turbin utama

77
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
2. MSV dan GV

78
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
2. MSV dan GV

79
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
3. Sistem Lube Oil

80
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
4. Clean/dirty oil system

81
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
5. Condenser

82
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
5. Deaerator

83
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
6. LP & HP Heater

84
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
7. Pompa

85
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Chek List Preventive Maintenance
7. Pompa

86
Overhaul
Langkah Overhaul

87
Overhaul

88
Overhaul

89
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Lingkup Pekerjaan Overhaul

90
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Lingkup Pekerjaan Overhaul

91
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Lingkup Pekerjaan Overhaul

92
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Persiapan Overhaul / Inspection
1. Gambar dan data
Sebelum memulai overhaul / periodical inspection, persiapkan:
• Buku instruksi turbin
• Gambar teknik turbin dan peralatannya
• Data clearance rotor dan bearing
• Instruksi untuk moment baut di zona panas
• Gambar modifikasi (jika ada)
• Data pemeliharaan sebelumnya
• Semua rekaman data/riwayat turbin
• Laporan dan rekomendasi dari overhaul sebelumnya

93
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Persiapan Overhaul / Inspection
2. Daftar gambar teknik turbin dan peralatannya

94
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Persiapan Overhaul / Inspection
3. Peralatan yang digunakan untuk overhaul

95
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Pedoman inspeksi bearing
Pada saat inspeksi bearing, tahapan yang perlu dilakukan adalah :
• Periksa clearance bearing:
- Metode Lead Wire
- Metode independent bearing assembly
- Metode rotor displacement
• Contact check
• Visual inspection
• Penetrant test

96
PROSEDUR PEMELIHARAAN TURBIN UAP
Eccentricity Poros Turbin
Eccentricity poros turbin harus dijaga posisinya (0,05 – 0,075 mm). Jika lebih dari batasan
tersebut, maka akan menyebabkab vibrasi.
Pengukuran:
• Center of the rotor
• Face and circumference of coupling
• Part contacted by the shoe of a vibrometer

Inspeksi baut kopling (coupling bolts)


Inspeksi Rotor Turbin
Inspeksi Katup Turbin (MSV, ICV, GV dan RSV)
Inspeksi Turning Gear
97
Contoh Pemeliharaan
HP Turbine

Deposit kerak oksida


Terlacak kebocoran steam
(menghilangkan kerak oksida)
(memperbaiki dengan dilas)

Pelekatan susunan ring


(menghilangkan kerak Deformasi dudukan permukaan mur
oksida) (reparasi mekanik) 98
Contoh Pemeliharaan
LP Turbine

Erosi bagian penguncian sisi


sudu putar L-0 (pengelasan) Rupture disk pecah (penggantian)

Erosi sambungan horisonal casing Erosi bagian las suhu diam


bagian dalam (pengelasan) (penglasan)
99
Contoh Pemelihraan
LP Turbine

Erosi suhu puta L-0 Kerusakan seat fin


(bandingkan dengan kriteria) (ganti)

Kontak luas journal bearing Retak pada bagian las casing rip
(ubah sedikit) (ganti dan dilas)
100
Alat Bantu Turbin

101
Peralatan Bantu Turbin Uap
1) MOT (Main Oil Tank)
• Berfungsi sebagai tempat penampung minyak pelumas, dudukan pompa-pompa (EOP, TOP dan AOP)

2) Vapor extractor, relief valve, cuno filter


• Vapor extractor berfungsi untuk membuat vakum MOT, dan membuang udara yang dibawa oleh minyak
pelumas ke atmosfer. Relief valve berfungsi untuk membatasi tekanan ke bearing (adjustable) sedangkan
cuno filter berfungsi untuk menyaring kotoran di sistem kontrol (HP)

3) Pompa-pompa minyak (AOP, TOP, EOP, JOP)


• AOP (Auxilliary Oil Pump) bekerja dengan 2 tingkat tekanan, yaitu Low Pressure (pelumasan) dan High
Pressure (sistem kontrol), desain tekanan = 21 kg/cm2
• TOP (Turning Oil Pump), desain tekanan = 3 kg/cm2, bekerja pada saat turning gear operasi
• EOP (Emergency Oil Pump), desain tekanan = 3 kg/cm2, bekerja dengan power supply DC bertujuan sebagai
pengaman di saat emergency (black out) ataupun pressure minyak drop sampai dengan 0,65 kg/cm2
• JOP (Jacking Oil Pump), desain tekanan = 140 kg/cm2, berfungsi untuk mengangkat poros di bearing no:
3,4,5 dan 6 pada saat turning gear operasi. Dan akan otomatis off saat putaran 600 rpm

102
Peralatan Bantu Turbin Uap
4) Oil cooler
• Merupakan heat exchanger (penukar kalor), minyak pelumas sebagai fluida panas dan air
GSW sebagai media pendinginnya. Terdapat 2 buah oil cooler A dan B

A.O.P

Oil Cooler
T.O.P
MOT

E.O.P

103
Peralatan Bantu Turbin Uap
5) Oil conditioner
• Berfungsi untuk mempertahankan kualitas minyak pelumas (moisture, kotoran material asing)
6) Main Condenser
• Mengkondensasikan uap buangan LP Turbine. Hasil kondensasi ditampung dalam hotwell dan diteruskan ke siklus
7) Feedwater Heater
• Memanaskan feedwater yang menuju ke boiler, dengan tujuan efisisensi. Media pemanas diambil dari uap
ekstraksi turbin
8) Deaerator dan storage tank.
• Membuang gas-gas non condensable ke atmosfer. Terjadi proses heat transfer secara langsung (direct heat
transfer) dan air kondensasi ditampung dalam storage tank
9) Air ejector
• Terdiri atas Main Air Ejector (2) dan Start up / Hogging ejector. Berfungsi membuat vakum di dalam condenser
10) Gland steam exhaust fan dan condenser
• Menarik uap perapat turbin dan dikondensasikan di gland steam condenser sekaligus memanaskan air proses.
11) Pompa-pompa air (GSW Pump, CEP)
• Mensirkulasikan air pendingin peralatan (GSW Pump) dan air proses (CEP)

104
Steam Turbine Main Valves

105
Steam Turbine Main Valves

106
Steam Turbine Main Valves

107
Steam Turbine Main Valves

108
Steam Turbine Main Valves

109
Steam Turbine Main Valves

110
TITIK PEMELIHARAAN
STEAM TURBINE VALVES

111
Interval Inspeksi Periodik

112
Contoh Kerusakan Utama (Main Trouble) Main Valve

113
Titik Penting dalam Major Inspection

114
Dalam 12500 jam
dapat membentuk
scale 0,4-0,5 mm

Lihat slide
berikut (2)

115
2 Bend & Deflection of Valve Rod

Contoh: Pengukuran defleksi RSV Valve Rod

116
2 Bend & Deflection of Valve Rod

Contoh: Rancangan clearance minimum untuk bagian yang bergerak (sliding) dari batang valve
adalah 0,35 mm untuk RSV. Nilai kontrol untuk bengkok harus lebih kecil dari 0,35 x 0,8 = 0,28 mm.
117
Deformasi permukaan
3 dudukan valve (valve sitting)

118
3 Deformasi permukaan packing

119
Kasus Permasalahan Main Valve

120
Penetrant Testing (PT) pada HPCV
Pada inspeksi valve, indikasi PT pada HPCV seat menunjukkan daerah material seat dilas pada bodi valve

121
Penetrant Testing (PT) pada HPCV

Evaluasi
1) Daerah yang ditunjukkan tidak
berhubungan dengan bagian valve seat.
2) Kesimpulan: tidak berdampak pad
akondisi ktual operasi turbin
Rekomendasi
1) Perlu mereparasi bagian indikasi PT, jika
indikasi PT mengalami penambahan pada
pemeriksaan berikutnya, sesuai prosedur
yang ada.

122
ICV dan RSV
1) Kriteria Clearance dari rakitan Main Valve

2) ICV

123
ICV dan RSV
3) RSV

124
Pemeliharaan Mekanik
Relay Proteksi

Heriyanto Turbin Uap


HP/WA 081220547557
Email: heriyanto7557@gmail.com
Dilakukan dalam kurun waktu 2 tahun dengan keadaan
pembangkit tidak beroperasi,
kecuali
relai statik yang diperlukan pemeriksaan rutin setiap
tahun dalam keadaan pembangkit beroperasi

Pemeliharaan
Relai Proteksi

Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Korektif Pemeliharaan Darurat


Pemeliharaan Rutin
A.Pemeliharaan Tahunan Khusus untuk B. Pemeliharaan Dua Tahunan
Relai Static - Relai static
 Bersihkan tutup panel relai • pemeliharaannya sama dengan pemeliharaan tahunan.
 Bersihkan komponen-komponen - Relai elektromekanik:
relai dari debu/kotoran  Bersihkan tutup panel relai
 Ukur tegangan output dc to dc  Bersihkan komponen-komponen relai dari debu/kotoran
 Injeksi sekunder pada posisi  Periksa pegas dan rotor, lumasi dengan pelumas
setting dan bandingkan hasilnya  Bersihkan kontak-kontak relai dengan contact cleaner
dengan karakteristik dalam buku  Injeksi sekunder pada relai sesuai dengan posisi setting (menguji
petunjuk pabriknya relai) dan bandingkan hasilnya dengan karakteristik dalam buku
petunjuk pabriknya
 Ukur tahanan isolasi dari relai
- Instalasi proteksi:
• Ukur tahanan isolasi pengawatan ac atau dc
• Periksa terminal sambungan kabel
• Ukur besaran tahanan dari relai ke rangkaian trafo arus
• Test indikator / annunciator
• Test rangkaian trip
• Uji rangkaian trafo arus dan trafo tegangan
Pemeliharaan Korektif
Dilakukan bila terjadi penyimpangan karakteristik
atau pengantian komponen/relai

Pekerjaan:
• Pemeriksaan terhadap kegagalan atau salah kerja relai proteksi
• Perbaikan-perbaikan peralatan dari sistem proteksi untuk mengembalikan kepada kondisi yang
standard/diterima sesuai pedoman dan petunjuk yang berlaku
• Penggantian-penggantian peralatan untuk peningkatan keandalan

Ketiga jenis pekerjaan tersebut diatas lingkup kegiatannya dapat meliputi :


• Pemeriksaan fisik instalasi
• Pengujian peralatan/komponen sistem proteksi
• Function test sistem proteksi

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan di atas, dapat dilihat pada pedoman dan petunjuk


pemeliharaan tahunan tanpa padam atau pemeliharaan dua tahunan dengan pemadaman.
Pemeliharaan Darurat
Dilaksanakan apabila terjadi suatu gangguan pada unit
pembangkit dimana salah satu perangkat relai proteksi gagal
beroperasi untuk mentripkan PMT.

Pekerjaan:
• Setelah sumber kegagalan dalam perangkat relai proteksi ditentukan, maka diteruskan
dengan perbaikan dan penggantian komponen yang rusak
• Setelah perbaikan diperlukan pengujian kembali.

Pemeliharaan darurat merupakan pekerjaan penggantian peralatan


sistem proteksi, sebagai usaha penormalan kembali operasi sistem
proteksi dari kondisi gangguan/kerusakan.
Pengujian Instalasi Proteksi atau Modifikasi Instalasi
No Komponen Yang Diuji Metode Pengujian
1  Trafo arus (CT) Individual test :
a. Pengukuran ratio IP/IS (arus primer/arus sekunder)
b. Pengukuran magnetisasi
c. Pengukuran tahanan searah kumparan sekunder
d. Pemeriksaan polaritas (kumparan)
e. Pengukuran tahanan isolasi
2 Relai Sekunder/individual test
3 Trafo Tegangan a. Pengukuran ratio Teg. Primer/Teg. Sekun-der (VP/VS)
b. Pengukuran tahanan isolasi
4 Pengawatan/wiring a. Pengujian kontinuitas rangkaian
b. Pengukuran beban (burden) rangkaian CT / PT ke relai
c. Pengukuran tahanan isolasi diantaranya :
 Rangkaian CT/PT ke relai
 Rangkaian tripping
 Rangkaian alarm/signal trip
5 Sistem proteksi a. Function test meliputi :
 Pemeriksaan sumber DC
 Pengujian secara primer setiap phasa dari CT ke relai dan ke PMT sampai bekerja yang
meliputi :
a) Tripping test
b) Closing test
c) Alarm/signal test
Heriyanto
Andal Operasi Kinerja

132
Keandalan Kepastian

133
Keandalan Kepastian

134
Keandalan Kepastian

135
Keandalan Pemeliharaan

136
MTTF – Mean Time To Failure
MTBF – Mean Time Between Failure Madzab mana yang mau diikuti?
MTTR – Mean Time To Restore (Repair)

Madzab-1 MTTF

Non-repairable

MTBF

Repairable

MTTR

Madzab-2 MTBF

MTTF
MTBF = MTTF + MTTR

MTTR
Keandalan (Reliability, R)
• Probabilitas bahwa suatu sistem
tersebut berfungsi dengan baik
untuk melakukan tugas tertentu.
• Keandalan suatu sistem merupakan
ukuran probabilitas yang
merupakan fungsi dari waktu, R(t).

Mean Time To Failure (MTTF)


Keandalan Pembangkit • Ekspektasi masa pakai sistem, yaitu,

Laju Kegagalan () • DFR (Decreasing Failure Rate)


• CFR (Constant Failure Rate)
• Laju banyaknya kerusakan yang terjadi tiap satuan waktu; • IFR (Increasing Failure Rate)
• Laju proporsi kerusakan sesaat untuk komponen yang
bertahan sampai dengan saat itu.

138
Laju Kegagalan sebagaI Fungsi Waktu
CONTOH KASUS:
Laju kegagalan tidak konstan dalam periode
Data masa pakai 30 equipment selama
waktu tertentu pemakaian.
Waktu Pemakaian
Jumlah yang masih
Laju kegagalan bagus dalam periode
(Laju bahaya) waktu tertentu

Jumlah gagal Periode waktu tertentu


dalam periode
waktu tertentu

Pada jam ke-33, terjadi 1 instrument gagal, 29 instrumen bagus


Pada jam ke-96, terjadi 2 instrument gagal, 28 instrumen bagus
…dst
Laju Kegagalan sebagaI Fungsi Waktu
Jumlah yang masih
Laju kegagalan bagus dalam periode
(Laju bahaya) waktu tertentu

Jumlah gagal Periode waktu tertentu


dalam periode
waktu tertentu

Bila tidak ada data pengamatan seperti di


atas, laju kegagalan dapat diperoleh dari
OREDA
Data Keandalan
Data Keandalan
Estimasi Laju Kegagalan
Laju Kegagalan Konstan
Laju kegagalan
(Laju bahaya)
Contoh:
Mula-mula ada 31 instrumen
yang bagus. Pada jam ke-409
terjadi kegagalan 5 isntrumen
dan sisa yang bagus 26
instrument. Dan seterusnya.
Mean Time To Repair
Estimasi Laju Kegagalan
= 26 x (409 - 0)

= 25 x (614 - 409)

= 24 x (831 - 614)
.
.
.
Dst.

Laju kegagalan = 19/120152 = 0,000158/jam


= 158000 FIT (Fault per billion)
Distribusi Weibull
Distribusi Weibull
• Dipakai dalam menentukan keandalan system
• Dipakai untuk meprediksi kerusakan
• Menghitung keandalan system
• Perencanaan kegiatan pemeliharaan
• Evaluasi kegiatan pemeliharaan

Parameter (Weibull 2 Parameter)


• Parameter skala (): menunjukkan seberapa trbentangnya distribusi
• Parameter bentuk (): menunjukkan bentuk atau kelandaian.
 Parameter bentuk () menentukan tingkat kerusakan yang terjadi
 Nilai 0 <  < 1, menunukkan kerusakan berkurang sejalan waktu (early-life
value)
 Nilai  = 1, menunjukkan kerusakan acak, tidak dipengaruhi umur mesin, laju
kerusakan konstan
 Nilai  > 1, menunjukkan laju kerusakan meningkat sejalan waktu (alat tua
dengan laju kerusakan meningkat)

145
Distribusi Weibull
Estimasi Parameter Distribusi Weibull
1) Regresi Linier. Parameter skala () dan parameter bentuk () dapat dihitung sebagai
berikut
Untuk masing-masing
uptime atau downtime

Dengan: t
F(i) = fungsi distribusi kumulatif =
i = uptime yang ke-I
i Uptime Downtime F(i)
n = jumlah data uptime
 = parameter skala 1
 = parameter bentuk (kemiringan) 2
t = waktu terjadi kerusakan ….
n

146
Distribusi Weibull
Estimasi Parameter Distribusi Weibull
Contoh:
Sebuah mesin mengalami kegagalan pada setelah beroperasi selama 93, 34, 16, 120, 53 dan 75 jam.
Tentukan parameter Weibull dengan cara regresi.

147
Distribusi Weibull
Estimasi Parameter Distribusi Weibull

148
Distribusi Weibull
Estimasi Parameter Distribusi Weibull
2) Grafik Peluang (Probability Plotting)
Parameter skala () dan parameter bentuk ()
dapat dihitung sebagai berikut
• Dihitung MEDIAN RANK (MR)

• Data MR (sebagai ordinat) terhadap TTF (time to


failure) sebagai absis digambarkan pada grafik
sebelah.
• Dibuat garis lurus yang paling mendekati dari titik-
titik data tersebut (garis regresi)
• Dibuat garis sejajar pada salah satu garis . Nilai 
diperoleh.
• Dibuat garus horizontal pada dari titik 63,2% hingga
memotong garis regresi.
• Ditarik dari titik tersebut ke bawah. Nilai 
diperoleh 10 100 1000
149
Distribusi Weibull
Estimasi Parameter Distribusi Weibull
2) Grafik Peluang (Probability Plotting)
Contoh:
Sebuah mesin mengalami kegagalan pada setelah
beroperasi selama 93, 34, 16, 120, 53 dan 75 jam.

Data ditabulasi dari TTF terkecil

150
Contoh: Time to Failure (TTF)
Contoh Time to Failure

Bisakah dibuat seperti contoh


ini di tempat Anda?
151
Contoh: Time to Failure (TTF) Bisakah dibuat seperti
Contoh Hasil Penentuan Parameter contoh ini di tempat Anda?
𝜂

152
Contoh: Time to Repair (TTR)
Contoh Time to Repair
Contoh Hasil Penentuan Parameter
𝜂

Bisakah dibuat seperti


contoh ini di tempat Anda? 153
Kasus-1: Time to Failure (TTF) & Time to Repair (TTR)
• Dibuat table kegagalan dan waktu repair
• Data TTF ditentukan distribusinya dengan bantuan software Weibull++8
• Selanjutnya dapat dihitung MTTF
TTF
TTF TTR
ke

Menentukan nilai paameter bentuk ()


dan skala () dikerjakan dengan regresi
linier atau memakai perangkat lunak
Weiubll++

155
Kasus-2: Perencanaan dan Evaluasi Pemeliharaan
Up Down Up Down Up Down
time time time time time time

Data pengamatan rata-rata uptime dan downtime dalam jam


156
Kasus-3: Evaluasi Pemeliharaan Coal Feeder
Data pengamatan rata-rata uptime dan downtime dalam jam
Dari data ini:
a) Bagaimana persamaan dan grafik
keandalan sebagai fungsi waktu?
b) Berdasar butir (a) di atas berapa
lama waktu pemeliharaan harus
dilakukan untuk menaikkan
keandalan?

157
Kasus-3: Evaluasi Pemeliharaan Coal Feeder

0,632

2560 jam

158
Reliability Centered Maintenance
Tujuan diterapkan RCM II dalam sistem pemeliharaan di suatu perusahaan:

1. Adanya jaminan keselamatan (safety) dan lingkungan (environment).

2. Pembiayaan pemeliharaan yang lebih efektif..

3. Perbaikan kinerja operasi.

4. Database perusahaan mengenai pemeliharaan yang lebih lengkap.

5. Menghasilkan lifetime mesin atau fasilitas yang lebih panjang.

159
Reliability Centered Maintenance
Proses dalam RCM

1. Mengidentifikasi item fungsional yang signifikan

2. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

3. Keputusan Logika RCM

4. Menggabungkan kebijakan dari predictive maintenance dan mengembangkan dari program


pencegahannya

160
Konsep RCM II
RCM II
• Pengembangan dari RCM (Reliability Centered Maintenance)
• Strategi untuk menenetukan kegiatanyang dapat dilakukan untuk menjamin agar asset fisik dapat selalau
berfungsi sesuai dengan keinginan penggunanya dalam konteks operasionalnya
• Proses penerapan RCM II harus berdasar pada 7 pertanyaan utama yang berhubungan dengan sistem yang dijadikan
sebagai objek amatan berikut:
1. Apa fungsi dari asset fisik dan standar
• Fungsi dan Standar Kinerja
2. Bagaimana asset dapat mengalami kegagalan pada saat menjalankan fungsinya?
• Kegagalan Fungsi (Functional Failure)
3. Apa penyebab dari kegagalan fungsi yang terjadi?
• Modus Kegagalan (Failure Mode)
4. Apa yang terjadi jika penyebab kegagalan itu muncul?
• Dampak Kegagalan (Failire Effect)
5. Bagaimana kegagalan tersebut dapat berpengaruh terhadap sistem?
• Konsekuensi Kegagalan (Failure Consequence)
6. Apa yang dapat dilakukan untuk memprediksi kegagalan atau mencegah kegagalan yang terjadi?
7. Apa yang dapat dilakukan jika tidak menemukan tindakan proaktif yang sesuai?

161
Diagram Keputusan
Diagram Keputusan
RCM II Decision Worksheet
Decision worksheet memuat tentang:
• Information Refference
Berisi mengenai informasi yang diperoleh dari hasil FMEA.
F (functions) fungsi komponen yang dianalisa,
FF (failure function) yaitu kegagalan fungsi dan
FM (failure mode) yaitu penyebab kegagalan fungsi.

• Consequences Evaluation
Berisi mengenai konsekuensi yang ditimbulkan jika terjadi kegagalan fungsi pada
komponen.
H (hidden failure),
S (safety),
E (environmental), dan
O (operational).

164
RCM II Decision Worksheet

165
RCM II Decision Worksheet
Proactive Task and Default Action

166
RCM II Decision Worksheet
Contoh Information Worksheet

Bisakah dibuat seperti


contoh ini di tempat
Anda?
167
RCM II Decision Worksheet Bisakah dibuat seperti
Contoh Decision Worksheet contoh ini di tempat Anda?

168
Pencegahan Kegagalan
Pendahuluan
Tindakan yang dapat dilakukan terkait dengan failures dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Proactive task : task ini dilakukan sebelum failure terjadi, untuk mencegah suatu
item/asset mengalami failure. Dalam konteks maintenance tradisional dikenal
“predictive” dan “preventive” maintenance. Dalam RCM digunakan istilah
 Scheduled restoration
Preventive maintenance
 Scheduled discard
 On-condition maintenance  Predictive maintenance
2. Default actions task: task ini berkaitan dengan failed state dan dipilih ketika tidak
mungkin mengidentifikasi suatu proactive task yang efektif. Default actions meliputi :
 Failure-finding
 Redesign
 Run-to-failure
Pendahuluan
• Preventive maintenance disebut juga planned maintenance (maintenance yang
direncanakan) yaitu maintenance yang dilakukan pada interval tertentu tanpa
melihat kondisi equipment tersebut
Sifat dari task ini adalah untuk mencegah functional failure agar tidak terjadi/muncuL

• Maintenance task ini dilakukan apabila on-condition task (predictive) tidak


dapat dipilih dan karakteristik failure mode -nya adalah pada wear-out region
On condition (predictive task) adalah scheduled task (task yang terjadwal) untuk
mendeteksi adanya potensi kegagalan (Potential Failure PF) sehingga dapat dilakukan
action/tindakan untuk mencegah terjadinya functional failure
Pendahuluan
• Preventive maintenance dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
 Restoration Task yaitu tindakan untuk mengembalikan kemampuan alat seperti
kondisi awal (initial capability) sesuai dengan performance standard pada atau
sebelum batas umur yang ditentukan (specified limit age)
 Discard Task yaitu mengganti suatu equipment atau komponen pada atau sebelum
batas umur tertentu (specified age limit) dengan yang baru tanpa memperhatikan
kondisinya. Sifat dari task ini adalah untuk mencegah functional failure agar tidak
terjadi/muncul

Kedua task ini jika dilihat failure characteristic–nya: ada hubungan antara umur dan
kegagalan sehingga kondisi kegagalan pada wear-out region
Pendahuluan
• Karakteristik wear-out sebagian besar terjadi karena adanya kontak langsung antara
equipment dan produk, misalnya disebabkan oleh oksidasi, korosi atau fatigue.

Conditional probability of failure


Wear-
Useful LIFE out
zone

Operating time

Kegagalan pada wear-out zone


Interval Pemeliharaan
• Frekuensi restoration task dan discard task ditentukan oleh umur dimana item atau
component menunjukkan suatu kenaikan cepat dari probabilitas kegagalan
• Dikenal 2 (dua) jenis life limit:
• Safe life limit (batas umur aman)
Jika kegagalan mempunyai konsekuensi safety

• Economic life limit (batas umur ekonomis)/useful life


Jika kegagalan TIDAK mempunyai konsekuensi safety
Interval Pemeliharaan

Conditional probability of failure


Wear-
out
Safe life zone
limit
Age to
start failure

Operating time

Safe life limit


Interval Pemeliharaan
Scheduled Discard Task dan Scheduled Restoration Task
Rekap hasil MTTF, MTTR dan MTBF
Contoh Rekap MTTF, MTTR, MTF

Bisakah dibuat seperti


contoh ini di tempat Anda? 176
Interval Pemeliharaan
Scheduled Discard Task dan Scheduled Restoration Task
Penentuan interval pemeliharaan Scheduled Restoration Task dan Scheduled Discard Task dapat dilakukan dengan
menggunakan penjadwalan berdasarkan Preventive Maintenance tradisional. Metode penjadwalan tersebut
menggunakan data mean time to failure (MTTF) dan data mean time to repair (MTTR) dari setiap peralatan.
1. Mengurutkan MTTF peralatan dari yang terendah sampai yang tertinggi
2. Membuat tabel yang berisi kolom dengan nama Start, Stop dan Repair sebanyak jumlah stage yang
ditentukan berdasarkan jam operational dibagi dengan MTTF terkecil
3. Memformulasikan fungsi yang ada pada excel dari setiap kolom di setiap stage. Contohnya, pada stage 1,
rumus yang digunakan untuk kolom Stop = Start + MTTF dengan nilai awal pada kolom Start adalah 0. Kolom
repair tergantung pada MTTF yang terendah. Pada stage 2, rumus yang digunakan pada kolom Start = Stop +
Repair dan nilai pada kolom Repair diisi sama seperti kolom Repair pada stage 1. Kemudian untuk kolom
Start, Stop dan Repair pada stage berikutnya dihitung dengan cara yang sama pada stage-stage sebelumnya.
4. Melakukan pengecekan periode maintenance untuk 1 tahun
5. Melakukan penyesuaian dari sisa MTTF dengan membuat tabel adjustment untuk memudahkan perhitungan
6. Penjadwalan akan terus berlanjut sampai semua peralatan mencapai nilai MTTF nya dalam 1 tahun

177
Interval Pemeliharaan
Scheduled Discard Task dan Scheduled Restoration Task
Contoh perhitungan Stage 1, stage 2, dst

Bisakah dibuat seperti


contoh ini di tempat Anda?
178
Interval Pemeliharaan
Scheduled Discard Task dan Scheduled Restoration Task

Bisakah dibuat seperti


contoh ini di tempat Anda? 179
Interval Pemeliharaan
Scheduled Discard Task dan Scheduled Restoration Task
• Penentuan interval pemeliharaan dapat dilakukan dengan menggunakan penjadwalan berdasarkan
Preventive Maintenance tradisional.
• Metode penjadwalan tersebut menggunakan data mean time to failure dan data mean time to repair dari
setiap peralatan.
• Interval pemeliharaan dapat dihitung dari Harvard, 2000:

Dengan:
CF : biaya perbaikan atau penggantian komponen ditambah CM
CM : biaya yang dikeluarkan untuk perawatan (ongkos teknisi, minyak, pelumas, dll)
TM : interval waktu perawatan optimal

180
On-Condition Task
• Tidak semua kegagalan (failure mode) berhubungan dengan umur, tetapi
beberapa kasus menunjukkan bahwa peralatan itu memberikan tanda bahwa
sedang dalam proses menuju kegagalan
• Jika suatu potensi kegagalan mulai muncul dan terdeteksi (di antara titik P dan
F) maka ada kemungkinan perlu mengambil tindakan untuk mencegah
functional failure atau meminimalkan efek yang terjadi.
• On-Condition task adalah task yang ditujukan untuk mendeteksi potential
failure.
On-Condition Task
Titik dimana
Titik dimana kegagalan
kegagalan
dapat dideteksi
berawal
(Potential Failure)
P
Condition

Functional
failure

Gambar 6.3. Gambar P-F Diagram

Suatu Potential failure adalah suatu kondisi yang dapat dideteksi yang menunjukkan
bahwa suatu functional failure akan terjadi atau dalam proses sedang terjadi
On-Condition Task
Aplikasi On condition task
• Hal-hal yang harus dipertimbangkan agar on condition task dapat diterapkan dan efektif:
 Ada parameter terukur/jelas yang dapat mendeteksi kondisi potential failure
 P-F interval harus konsisten sehingga dapat dipastikan bahwa tindakan perbaikan
tidak terlalu dini atau jangan sampai kegagalan terjadi sebelum tindakan perbaikan
dilakukan
 Interval on-condition task yang praktis untuk dilakukan
 Tersedianya periode peringatan yang cukup untuk melakukan tindakan perbaikan
 Task yang dilakukan dapat mengurangi probability of failure pada tingkatan yang
diterima
On-Condition Task
Teknik On condition task terdiri atas:
 Condition monitoring (monitoring kondisi)
 Primary Effect Monitoring (monitoring dampak utama)
 Product Quality Variation (variasi kualitas produk)
 The Human Sense (rasa)

Condition Monitoring :
 Teknik condition monitoring didesain untuk mendeteksi efek
kegagalan seperti perubahan karakteristik vibrasi, perubahan
temperatur, adanya partikel pada pelumas, adanya kebocoran,
dll. dengan menggunakan special equipment
On-Condition Task
Primary Effect Monitoring
 Monitoring terhadap primary effect, contoh : speed, flow rate, pressure, temperature,
power, current, dll
 Monitoring dengan :
 Pengukuran dan merekam secara manual
 Dengan komputer Process control system
 Rekaman dalam bentuk grafik

Product Quality Variation


Salah satu sumber potential failure adalah quality management
Failure mode dapat berpengaruh pada kualitas hasil produksi
Kualitas produk dapat untuk mendeteksi potential failure
On-Condition Task
Human senses
 Berdasar panca indera manusia :
Penglihatan (sight),

Pendengaran (hearing)

Penciuman/bau (smell),

Rasa (taste)

Sentuhan (dengan kulit)


Interval Pemeliharaan On-Condition Task
Menentukan interval suatu on-condition task diperlukan data-data yang dapat
diperoleh dari beberapa sumber
 Field data
 Manufacturer recommendation
 Generic P-F interval data
 Current task interval
 Team experience
Interval Pemeliharaan On-Condition Task
P-F Interval
• Menentukan frekuensi suatu on-condition task, maka P-F interval harus diketahui
• P-F interval: periode di antara titik dimana potensi kegagalan (potential failure = P) dapat
dideteksi dan titik dimana potential failure tsb berubah menjadi functional failure = F.
• Periode P-F juga disebut warning period
P-F interval

P-F interval
Interval Pemeliharaan On-Condition Task
Interval Pemeliharaan untuk On-Condition Task
Failure finding merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk upaya pencegahan yang dilakukan
dengan memeriksa fungsi yang tersembunyi
(hidden function) secara berkala untuk mengetahui
kapan suatu komponen akan mengalami kerusakan

• Penentuan interval pemeliharaan adalah


setengah dari PF Interval

Interval Pemeliharaan = ½ (PF Interval)


189
Interval Pemeliharaan On-Condition Task
Interval Pemeliharaan untuk On-Condition Task

Contoh

Bisakah dibuat
seperti contoh ini
di tempat Anda?

190
Pemilihan Metode Pemeliharaan

Apakah On Apakah Apakah


TDK TDK Default Action
condition task scheduled scheduled TDK Tergantung pada
feasible dan restoration task discard task
feasible dan feasible dan
Konsekuensi
bermanfaat Kegagalan
bermanfaat bermanfaat

YA
YA YA
Lakukan On
Lakukan Lakukan
condition task
Scheduled scheduled
dg interval
restoration Task Discard task
kurang dari PF
dg interval dg interval
interval
kurang dari age kurang dari
limit age limit
DEFAULT ACTIONS

Pencegahan tidak dapat ditemukan


Pendahuluan
• Default task digunakan ketika tidak ada kemungkinan untuk menerapkan proactive
task yang efektif.
• Default action task dikenal juga sebagai breakdown, atau fix when broken.
• Default action terdiri atas 3 task yaitu
• Failure finding
• Redesign
• Run to failure
Failure Finding
7.1. FAILURE FINDING TASK
• Failure finding bertujuan untuk mengatasi kegagalan yang tidak terdeteksi pada
kondisi operasi yang normal.
• Hal ini disebabkan oleh adanya hidden failure, dimana jika maintenance task
yang tepat tidak dilakukan maka akan terjadi multiple failures dan akhirnya
terjadi multitple consequences yang merugikan
• Failure finding dilakukan dengan memeriksa hidden failure suatu equipment
pada interval tertentu untuk menemukan apakah equipment tersebut masih
bekerja sesuai fungsinya atau tidak
Misalnya : Standby pump gagal distart pada saat primary pump mengalami kegagalan. Hal ini
menunjukkan bahwa standby pump sudah gagal lebih dulu
Failure Finding
• Failure finding task dipilih jika tidak ada proactive yang efektif dapat
mereduksi multiple failure yang berhubungan dengan hidden failure
pada tingkatan yang dapat ditoleransi/diterima.
• Karakteristik failure finding adalah
• No overhauling
• No replacing
• No repairing
• Pengecekan secara sederhana untuk mengetahui equipment masih
beroperasi
Failure Finding
Aspek teknis dalam melakukan failure finding adalah
 Failure finding task tidak harus mendeteksi semua failure mode yang
memiliki kemungkinan besar menyebabkan kegagalan protective device
 Secara prosedural pemeriksaan item (functional check) harus dapat
dilakukan tanpa merusaknya
 Meminimalkan risiko ketika task dilakukan
 Frekuensi pemeriksaan harus praktis
Failure Finding
Mengetahui kelayakannya, failure finding task harus memenuhi kondisi-kondisi
sebagai berikut:
 Failure finding memungkinkan untuk dilakukan
 Failure finding task tidak meningkatkan resiko multiple failure
 Praktis untuk melakukan failure finding task pada interval yang
ditentukan
Interval Pemeliharaan Failure Finding
Failure Finding Interval
Perhitungan interval pemeliharaan untuk failure finding task mengikuti rumus dibawah ini

FFI = 2 Utive Mtive

Keterangan :
FFI : Failure Finding Interval
Utive : Unavailability yang dikehendaki dari
Mtive : MTBF atau (uptime + downtime)
Peralatan instrumentasi, ESD, PCV, PI, TI, dll.
Availability = uptime/MTBF Nilai unavailability =
Unavailability = 1 - Availability • 0,02 untuk non safety device
• 0,01 untuk safety device

198
Interval Pemeliharaan Failure Finding
Failure Finding Interval

Contoh

Bisakah dibuat seperti


contoh ini di tempat
Anda?

Moubray, John, (1997). Reliability Centered Maintenance. 2nd


199
edition. New Yor: Industrial Press Inc.
Redesign
• Redesign dilakukan apabila tidak ditemukan maintenance task yang efektif
dalam mereduksi kegagalan.
• Redesign dilakukan dengan cara :
• Redesign atau modifikasi pada equipment/system
• Operational improvement
• Redesign effectif dilakukan apabila failure yang terjadi diakibatkan oleh :
• Faulty design/aterial
• Kesalahan fabrikasi/instalasi
• Kesalahan operasi
• Kesalahan maintenance
• Karakteristik kegagalan yang memerlukan redesign adalah krakteristik kegagalan
pada wear-in region
Run-to-Failure
• Run to Failure adalah suatu failure management strategy yang
memperbolehkan suatu equipment dioperasikan sampai mengalami
kegagalan/kerusakan kemudian diperbaiki.
• Maintenance task seperti ini dapat diterima apabila konsekuensi kegagalan tidak
berdampak terhadap masalah safety dan environment.
• Dapat juga dikatakan jika risk yang terjadi adalah acceptable jika dilakukan
tanpa maintenance task, dalam hal ini yang dipertimbangkan adalah cost
effective

Anda mungkin juga menyukai