Khutbah Pertam1
Khutbah Pertam1
ِ َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر،ُإن الـ َح ْم َد هّلِل ِ نَـحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُره
ُور َّ
َو َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل،ُض َّل لَه ِ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم،ت َأ ْع َمالِنَا
ِ َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا
ً َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُمـ َح َّمدا ُك لَه
َ َوَأ ْشهَ ُد َأن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي،ُي لَه َ هَا ِد
َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه
َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ،قال هللا تعالى فى كتابه الكريم
َّ ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح
ق تُقَاتِ ِه
َ َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم
ون
ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْواًل َس ِدي ًدا َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ ،وقال تعالى
يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز
فَ ْو ًزا َع ِظي ًما
ُ ي هَ ْد
ي ُم َح َّم ٍد ِ َوَأحْ َس َن ْالهَ ْد، ِ ث ِكتَابُ هَّللا
ِ ق ْال َح ِدي
َ ص َدَ فِإ َّن َأ،َأ َّما بَ ْع ُد
ُأل
، ٌ َو ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة بِ ْد َعة، ور ُمحْ َدثَاتُهَاِ َو َش َّر ا ُم، صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
َ
ِ َّضاللَ ٍة فِي الن
ار َ َو ُك َّل، ٌضاللَة َ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة
Ummatal Islam,
Sesungguhnya pergantian tahun tidak ada bedanya dengan pergantian bulan dan pergantian
hari demi hari. Ia berjalan menuju waktu yang telah Allah tentukan. Ia berjalan menuju
ketentuan Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalalah menuju suatu hari yang Allah tegakkan padanya
kiamat, yang Allah perintahkan Israfil untuk meniup sangkakala. Disaat itu manusia akan
hancur dan mati semuanya. Kemudian Allah bangkitkan untuk dimintai pertanggungjawaban
mereka kelak pada hari kiamat di padang mahsyar.
Tidak ada keistimewaan pergantian tahun dengan pergantian abad ataupun yang lainnya.
Tidakkah seorang hamba berpikir bahwasannya apa yang akan ia bawa kelak menuju
kematiannya? Apa persiapan yang ia telah siapkan menuju kematiannya? Apakah dengan
pergantian tahun dia pun bersorak-sorai, diapun bergembira, dia pun kemudian menghambur-
hamburkan harta dan waktu tak ada manfaatnya, menambah dosa di sisi Allah, menambah
hal-hal yang sesuatu yang ia tidak sukai untuk melihatnya kelak setelah ia meninggal dunia.
Ummatal Islam,
Sesungguhnya pergantian hari dan waktu adalah merupakan kebesaran dan merupakan tanda
akan kebesaran Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalalah. Bukankah Allah berfirman:
ت ُأِّلولِيٍ ار آَل يَاِ َف اللَّي ِْل َوالنَّه ِ اختِاَل ْ ض َو ِ ْت َواَأْلر ِ ق ال َّس َما َواِ ِإ َّن فِي َخ ْل
ُون اللَّـهَ قِيَا ًما َوقُعُو ًدا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ِه ْم َ ين يَ ْذ ُكر َ ﴾ الَّ ِذ١٩٠﴿ ب ِ اَأْل ْلبَا
اطاًلِ َت هَ ٰـ َذا بَ ض َربَّنَا َما َخلَ ْق ِ ْر َأْل ا و
َ ت
ِ ا و
َ امَ َّ
س ال ق
ِ ْ
ل َ َويَتَفَ َّكر
ُون فِي َخ
﴾١٩١﴿ ار ِ َّاب النَ ك فَقِنَا َع َذ َ َُس ْب َحان
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam terdapat
tanda-tanda kebesaran Allah bagi mereka yang diberikan akal pikiran. Yaitu mereka yang
senantiasa berdzikir kepada Allah ketika ia berdiri, ketika ia duduk, dan ketika ia berbaring.
Lalu ia pun memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya ia bergumam, ‘Wahai Rabb
kami, Maha Suci engkau, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau ya Allah, maka peliharalah kami dari adzab neraka.” (QS. Ali-Imran[3]: 191)
Itulah ucapan seorang mukmin ketika ia mengetahui bagaimana kebesaran Allah. Allah
menjalankan roda waktu kemudian Allah membolak-balikan kehidupan manusia. Hari ini kita
tertawa, entah besok kita menangis. Hari ini kita diberikan kemudahan, entah mungkin besok
kita akan diberikan kesulitan. Hari ini kita diberikan kekayaan, kesenangan, mungkin besok
lusa kita diberikan kemiskinan dan kesulitan. Demikianlah, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
mentakdirkan segala sesuatu:
ِ ك اَأْليَّا ُم نُ َد
ِ َّاولُهَا بَي َْن الن
اس َ َوتِ ْل
“Demikianlah hari-hari Kami silih-gantikan kepada manusia -kata Allah Subhanahu wa Ta’ala-”
(QS. Ali-Imran[3]: 140)
Ummatal Islam,
Namun mengapa, banyak umat Islam yang ikut bergembira ria dengan merayakan malam
tahun baru? Apakah dengan merayakannya itu akan memberikan manfaat untuk agamanya?
Apakah dengan merayakan itu akan bisa menambahkan keimanannya? Ataukah dengan
merayakannya itu dia akan diridhai oleh Allah Maha Pencipta segala sesuatu? Tidaklah kita
berpikir Ya ummat Islam, Apakah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam panutan kita, orang
yang paling kita cintai pernah merayakan malam tahun baru, pergantian tahun demi tahun?
Ummat Islam,
Sesungguhnya dalam merayakan tahun baru banyak mudharat dan bahayanya. Adapun
mudharatnya:
Yang pertama, kita termasuk orang-orang yang menyerupai orang-orang kuffar. Bukankah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka. Merayakan tahun
baru bukanlah kebiasaan kaum muslimin. Ia berasal dari orang-orang kafirin.
Ummat Islam,
Maka orang-orang muslim tidak boleh menyerupai orang-orang kafir. Hendaklah ia berbangga
dengan agamanya, hendaklah ia bergembira dengan kitab sucinya, hendaklah ia berbangga
bahwasanya Allah turunkan kepada dia Al-Qur’an, Sunnah dan agama yang haq yang berasal
dari pencipta alam semesta. Allah berfirman:
Didalam shahih Bukhari ada seorang Yahudi berkata kepada Umar Bin Khattab, “Wahai Amirul
Mukminin, ada satu ayat dalam kitab kalian, kalaulah ayat itu turun kepada kami orang-orang
Yahudi niscaya kami akan jadikan ia sebagai perayaan.” Lihat, orang-orang Yahudi
mengatakan, “kalaulah ayat itu turun kepada kami orang-orang Yahudi, kami akan jadikan
sebagai perayaan.” Itu menunjukkan -Ya Akhi- kebiasaan menjadikan atau merayakan
sesuatu itu bukan dari Islam. Islam hanya mensyariatkan kepada kita dua hari raya. Hari Idul
Fitri dan Idul Adha. Maka ini bahaya yang pertama. Yaitu menyerupai orang-orang kafirin.
Yang kedua kita telah berbuat bid’ah dalam agama. Karena perayaan itu termasuk
pensyariatan, saudaraku. Ketika Rasulullah sampai ke Kota Madinah, didapati orang-orang
Anshar sedang merayakan 2 perayaan mereka. Kemudian Rasulullah bertanya, “apa ini?”,
kata mereka, “Ini adalah hari raya kami ya Rasulullah, kami bermain padanya.”, maka
Rasulullah bersabda, “Allah telah menggantikan untuk kalian dengan yang lebih baik dari itu,
yaitu hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.”
Ummatal Islam,
Maka siapa yang mengadakan perayaan sesuatu yang tidak pernah disyariatkan oleh Allah
dan RasulNya, maka ia telah membuat syariat yang tidak pernah diizinkan oleh Allah dan
RasulNya. Allah berfirman:
Diantara mudharatnya, saudaraku.. Yaitu berbuat maksiat kepada Allah. Kita dapati mereka
merayakan tahun baru bercampur padanya laki-laki dan wanita, mereka tidak peduli dengan
batasan-batasan Allah, mereka pun berbuat maksiat kepada Allah.
Yang kedua ia mengganggu orang, mengganggu orang yang sedang istirahat dengan suara-
suara yang membuat pekak telinga. Mereka tidak sadar bahwa itu adalah perbuatan dosa.
ِم ْن ُحس ِْن إ ْساَل ِم ْال َمرْ ِء تَرْ ُكهُ َما اَل يَ ْعنِي ِه
“Diantara tanda kebaikan Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak ada
manfaatnya.” (HR. Tirmidzi)
Bukankah lebih baik kita lewati malam itu seperti malam-malam yang lainnya? Dengan
kita tahajud kepada Allah, dengan kita bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, sama
dengan malam yang lainnya, tidak ada bedanya sama sekali, tidak ada keistimewaan sama
sekali, saudaraku.
Namun dilain pihak, ketika sebagian orang yang begitu semangat beribadah kepada Allah
melihat saudara-saudaranya kaum muslimin meniup terompet kemudian berbaur dan berbuat
maksiat, mereka berfikir bagaimana membuat ibadah, sesuatu yang tidak pernah dicontohkan
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga lalu mereka membuat dzikir berjamaah.
Mereka berkata, “Dari pada kita berbuat maksiat kepada Allah, mendingan kita berkumpul dan
berdzikir berjamaah di sini.” Subhanallah, apakah maksiat akan dibalas dengan kebid’ahan, ya
Akhi?
Kaidah yang harus kita pahami, ya Akhi.. Bahwasanya maksiat tidak boleh dibalas dengan
kebid’ahan, maksiat itu dibalas dengan ketaatan kepada Allah. Yaitu dengan cara meyakini
bahwasanya malam tahun baru tidak ada keistimewaan sama sekali, kita lewati sama seperti
malam-malam yang lainnya, kita yakini sama seperti pergantian hari demi hari, bulan demi
bulan, tidak ada keistimewaan sama sekali, ikhwatal Islam..
Maka dari itulah, seorang mukmin hendaklah bertaqwa kepada Allah. Seorang mukmin
hendaklah senantiasa ittiba’ sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan berbangga
dan mencukupkan diri dengan agama yang Allah turunkan kepada RasulNya.
Diantara bahaya merayakan malam tahun baru, terutama malam tahun baru Masehi. Yaitu
meridhakan orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani sangat ridha, sangat ingin kaum muslimin
mengikuti millah dan tata cara mereka. Bukankah Allah berfirman:
Allah tidak mengatakan, “Sampai kalian masuk kepada agama mereka.” Bahkan kalian
mengikuti tata cara mereka saja mereka sudah bergembira, mereka sudah ridha.
Subhanallah, seharusnya kita meridhakan Allah, bukan meridhakan mereka orang-orang yang
dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Diantara kemudharatan (bahaya) daripada merayakan tahun baru bahwasannya kita telah
mengikuti millah atau tata cara beragama selain Islam. Dan itu bisa menyeret kita sedikit demi
sedikit kepada kekufuran. Allah berfirman:
Bahwa kita apabila mentaati tata cara kehidupan mereka dan beragama mereka, maka kita
akan dikembalikan sedikit demi sedikit dari keimanan menuju kekufuran. Lalu Allah berfirman:
َ ْف تَ ْكفُر
ُون َ َو َكي
“Bagaimana kalian akan menjadi kafir?“, artinya kekafiran jauh dari kalian. Kapan?
Allah mengatakan bahwa senantiasa seseorang berpegang kepada agamanya, ia tidak akan
kafir. Tapi ketika seseorang mengikuti tata cara (millah) daripada orang-orang Yahudi dan
Nasrani, maka ia akan dikembalikan kepada kekafiran.
Tidakkah kita melihat banyak sekali mudharat-mudharat yang ada? Seorang mukmin takut
apabila agamanya rusak dan hancur. Ia segera lari membawa agamanya, menyelamatkan
akhiratnya, baginya agamanya adalah segala-galanya.
ْت َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى َ صلَّيَ آل ُم َح َّم ٍد َك َما ِ صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َ اَللَّهُ َّم
آل ُم َح َّم ٍد َك َما ِ ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َ َّ ِإن،آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم
ِ َ َوب.ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد ِ
َ َّ ِإن،آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم
ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد ِ ت َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى َ بَا َر ْك
اَألحْ يَا ِء،ت ِ َوالمْؤ ِمنِي َْن َوالمْؤ ِمنَا،ت ِ اللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َوالم ْسلِ َما
َ َويَا قَا ِد،ت
ي ِ ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِج ْيبُ ال َّد َع َوا ِ ِم ْنهُ ْم َواَأل ْم َوا
َ َّ ِإن،ت
ْال َحا َجا ِـ
ت
ووفقهم لما تحب وترضى يا رب،اللهم اهدي شباب المسلمين
العالمين
وفي سائر بالد المسلمين،اللهم وفق والة أمور المسلمين في هذا البلد
.. يا رب العالمين
َ َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ
ِ َّاب الن
ار
َ ان َأ ِن ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم
ين َ آخ ُر َد ْع َو
ِ َو
Audio Khutbah Jumat Bahaya Merayakan Malam Tahun Baru
Bagikan:
#CatatanKajian: https://ngaji.id/klik/34