TINJAUAN PUSTAKA
Batu permata bisa dikatakan sebagai sebuah batu batu mineral atau batu yang
dibentuk dari hasil prosedur geologi yang unsurnya terdiri atas satu ataupun
sejumlah komponen kimia yang mempunyai harga jual yang amat tinggi bahkan
harganya sampai milyaran. Batu permata banyak diminati oleh para kolektor. Batu
permata harus dipoles terlebih dahulu sebelum dijadikan perhiasan.
Membeli sebuah batu permata harus teliti dan hati-hati, bila tidak mengetahui
informasi tentang batu sudah pasti secara cepat akan mudah ditipu. Kualitas
daripada batu permata itu sendiri tergantung pada karakteristik yang berlainan.
Empat dari karakteristik tersebut secara mudah diingat selaku 4 C: Color, Clarity,
Cut and Carat.
Skala kekerasan adalah sebuah sifat fisik dari bebatuan, yang dipengaruhi oleh
tata letak intern dari atom. Peneliti mineral terkenal, Mr.K.E. Kinge (1860)
menyampaikan pengelompokan Batu Mulia / Batu Permata yang dijadikan
perhiasan dalam lima kelas sebagai berikut :
3. Batu permata kelas III (Lapiz Lazuli, Citrin,Tourqis) Batu permata kelas
ini tergolong jenis batu mulia dan batu mulia tanggung, nilai kekerasan
kira-kira 7 Skala Mohs, sebagian besar terdiri dari asam kersik
(kiezelzuur).
10
Universitas Kristen Petra
4. Batu - Batu mulia Tanggung yaitu batu kelas IV (Phenakite Beryl Quartz
Peridot moonstone Opal), nilai kekerasan antara 4 – 7 5 Skala Mohs.
5. Batu kelas V nilai kerasnya dan kadar berat jenisnya sangat berbeda-beda.
Warnanya gelap (kusam) dan kebanyakan agak keruh, tidak tembus
cahaya, batunya sedikit mengkilap, dan harganyapun amat murah bila
dibandingkan dengan harga batu mulia. Dalam kelas ini termasuk batu
marmer dan batu kelas V tidak tergolong batu mulia. Contohnya adalah
Batu Akik. (The Jeweler’s Directory of Gemstone, 2012)
1. Cabochon : adalah batu atau obyek lain yang memiliki permukaan bawah
yang rata . Bentuknya ada yang bulat, lonjong, tetes air, kotak ataupun yang
tak beraturan.
11
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.3. Bagian Bentuk Batu
12
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.5. Kelas kejernihan batu
Sumber : Gemological Institute of America (GIA)
Imperfect (I) : inclusion sangat mudah terlihat dan kadang terlihat secara
kasat mata, mempengaruhi kecemerlangan dan penembusan cahaya
(transparency) .
Berat batu mulia dihitung dalam satuan berat "Carats (cts)" dimana 1 carat =
0.20 gram
13
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.6. Cara menghitung karat batu
(Sumber : Gemological Institute of America, GIA)
Batu Berlian yang banyak diburu adalah yang Colorless alias bening tanpa
warna.
14
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.8. Contoh sertifikat dari Aviannoor Gemslab
(Sumber : The Jeweler’s Directory of Gemstone, 2012)
2.2. Gallery
15
Universitas Kristen Petra
Menurut John F. Pile, gallery adalah ruang yang memamerkan barang-
barang seni, sebagian besar memiliki skala ruang yang lebih kecil dari museum
dan tidak disiapkan untuk menerima pengunjung dalam jumlah yang besar. Dalam
galeri yang harus diperhatikan yaitu perancangan ruang. pencahayaan ruang,
pencahayaan dan warna harus baik sehingga mendukung obyek yang dipamerkan.
Gallery adalah ruangan atau gedung unruk pameran karya seni dengan
mencoba menank perhatian orang banyak (Kamus Besar Bahasa Inggris-Indonesia
140).
16
Universitas Kristen Petra
2. Sebagai wadah promosi barang-barang seni.
6. Sebagai wadah pembinaan usaha dan organisasi usaha bagi para seniman
dan pengelola.
Gallery memiliki tiga fungsi menurut Roomscapes, Rizzoli Int Inc, New
York 1993,yaitu:
1. Fungsi komunikatif
2. Fungsi apresiatif
3. Fungsi estetis
Jadi sesuai dengan fungsi dan tujuan dari gallery maka gallery diharapkan
mampu untuk menjadi wadah apresiasi untuk para seniman.
17
Universitas Kristen Petra
Dalam ruang pameran ini juga harus mempunyai prinsip-prinsip desain
tata pameran gallery, yaitu:
c. Dalam hal di atas ini maka perlu lebih digiatkan adanya pameran
berkala.
18
Universitas Kristen Petra
a. Teknik tata pameran yang sederhana dapat menaikkan nilai benda-
benda pamer, dengan menghindari adanya unsur-unsur dekorasi
ataupun unsur yang lebih dominan dari benda koleksi yang mungkin
akan mengganggu konsentrasi.
1. Area publik
Area ini terdiri dari ruang pamer utama, toko souvenir (shop), ruang
istirahat terkadang menyediakan pula fasilitas ruang bimbingan
(workshop), auditorium, dan perpustakaan, restoran, kafetaria.
2. Area privat
Area privat terdiri dari kantor administrasi, gudang, ruang staff, dan ruang
maintenance.
Menurut Patricia dan David Adler (33), penataan benda seni ada 3 macam,
yaitu:
1. In show case
19
Universitas Kristen Petra
Benda yang dipanlerkan termasuk kecil, maka diperlukan wadah atau
kotak tembus pandang (kaca), yang kadang juga memperkuat kesan tema
dari benda yang didisplay.
Benda yang akan didisplay mempunyai bentuk yang cukup besar, sehingga
diperlukan panggung ataupun ketillggian lantai untuk batas dari display
3. On wall or panels
Benda karya seni lukisan yang paling banyak ditempatkan pada dinding
ruangan ataupun dinding partisi yang dibentuk untuk membatasi ruangan.
a. Presentase total ruang pameran display diberikan pada setiap jenis barang,
balk untuk pria, wanita, dan umum.
b. Jumlah rata-rata dan jenis dari setiap tipe yang diletakkan pada display /
dipamerkan dan yang disimpan.
2.3.1. Lokasi
20
Universitas Kristen Petra
lebih baik untuk toko-toko lainnya menjadi 1 kelompok dengan toko perhiasan
lainnya di daerahnya.
2.3.2. Golongan
2.3.3. Jendela
2.3.4. Interior
21
Universitas Kristen Petra
d. Pada denah, meja display biasanya ditempatkan di sekeliling area
penjualan. Ini membuat pembatas dengan pelanggan pada sisi satu dan
pegawai pada sisi lainnya.
e. Toke eksklusif bisa juga memiliki denah dengan meja display yang bertipe
island, dimana pelanggan ditarik untuk berjalan berkeliling, dan mereka
dapat duduk dan melihat- lihat barang yang dibawa pada mereka pada area
resepsi.
2.3.5. Finishes
2.3.6. Lighting
22
Universitas Kristen Petra
2.4.1. Meja Display
Bagian atas dan depan biasanya terbuat dari kaca dengan akses dari bagian
belakang. Mungkin terdapat 1 dek pada stand logam atau meja display tinggi
dengan dek display pada bagian atasnya dan ketinggian display menengah. Harus
terdapat laci dan baki yang dapat dipindah jika diinginkan. Display kaca mungkin
memerlukan alas beludru untuk display dari beberapa perhiasan tertentu.
2.4.4. Kursi
Jumlah, ukuran, dan tipe dari kursi harus disesuaikan dengan pelanggan.
Pengaturan kursi harus dihubungkan dengan display dan furnitur lainnya seperti
meja — meja, penggantung jas atau mantel, asbak, dll.
2.5. KEAMANAN
23
Universitas Kristen Petra
Toko perhiasan termasuk sebagai toko yang berisiko tinggi yang
didalamnya keamanan pelanggan harus diperhatikan. Hal ini meliputi :
24
Universitas Kristen Petra
2.5.4. Tempat Penyimpanan
d. Lantai : balok dapat dibangun pada lantai beton yang sudah tersedia atau
dibangun pada fondasi baru hingga ke pembuatan detail. Ketika
meletakkannya diatas lantai yang sudah tersedia, perlu dipastikan bahwa lantai
itu dapat menahan beban. Alur berukuran 75 x 50mm dapat dipotong pada
beton yang terdapat pada akhir batang baja.
25
Universitas Kristen Petra
e. Ukuran : ukuran ruang tempat penyimpanan hams disesuajkan dengan ukuran
standart balok Hal ini menghilangkan kemungkinan yang akan menimbulkan
titik lemah pada ruang penyimpanan. Ukuran dalam ruangannya tidak boleh
lebih kecil dari 2,6 X 3,6 X 2,3 m (ketinggian). Ukuran yang lebih kecil dari
ini rnembuat ruangan tidak dapat digunakan dan tidak ekonomis untuk
dibangun
f. Internal Finishes : permukaan dinding dan atap harus dilapisi dengan lapisan
anti- kondensasi. Lantai biasanya ditipiskan menjadi garis dengan ambang
pintu pada bagian dalam.
26
Universitas Kristen Petra
security lockers dan peti besi untuk menyimpan uang dan barang-barang
berharga.
27
Universitas Kristen Petra
2.5.6. Ruang Kerja
28
Universitas Kristen Petra
2.6.1. Tips dan Petunjuk
Lemari kaca yang berada di depan harus tahan akan serangan “smash-and-
grab”.
Kenyamanan pelanggan.
29
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.14. Standar ukuran showcase dan sit-down counter
30
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.15. Standar ukuran countertop mirror, window shadowbox dan corner
showcase
Gambar 2.16. Standar ukuran display yang dapat dilihat dari 4 sisi
31
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.17. Standar ukuran showcase kaca dan free standing showcase
32
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.19. Tata cara penempatan lampu pada display
33
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.21. Standar ukuran wall display case dan potongannya
34
Universitas Kristen Petra