Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lapidary atau pengolahan batu mulia atau batu permata telah dilakukan sejak zaman dahulu
kala. Pada umumnya merupakan suatu pekerjaan yang secara turun-temurun diwariskan, sehingga
hanya dapat menjadi unit kegiatan usaha kecil di tengah masyarakat.

Beberapa waktu lalu hampir sebagian besar masyarakat Indonesia dihebohkan dengan
fenomena batu bacan. Anak-anak sampai orang dewasa berlomba-lomba untuk mengkoleksinya
meskipun pada saat itu harganya sangat mahal. Hal ini menyebabkan, pengusaha dan pengrajin
batu bacan ramai oleh pesanan.

Batu bacan sendiri merupakan batu mineral yang mengandung mineral Chrysocolla
Chalcedony. Mineral ini merupakan campuran mineral Chrysocolla dan Chalcedony.

Batu bacan biasa digunakan sebagai permata perhiasan, seperti cincin, gelang, kalung dan
sebagainya. Namun sebelum dibuat menjadi permata-permata yang menghiasi perhiasan tersebut,
batu bacan dari alam harus melalui proses pengolahan. Disini akan dijelaskan mengenai bagaimana
batu bacan diolah secara tradisional oleh para pengrajin sebelum menjadi perhiasan yang indah.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari laporan seminar ini, adalah :
1. Bagaimana proses pengolahan batu bacan?
2. Bagaimana proses pengolahan perhiasan?
3. Bagaimana proses pengolahan batu bacan sebagai perhiasan?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan laporan seminar ini, adalah :
1. Mengetahui proses penambangan batu bacan secara tradisional
2. Mengetahui proses pembuatan perhiasan.
3. Mengetahui proses pengolahan batu bacan sebagai perhiasan

1
1.4 Batasan Masa.lah

Penyusun hanya membahas tentang penambangan batu bacan secara tradisional, proses
pengolahan perhiasan hinga bagaimana proses batu bacan dimanfaatkan sebagai perhiasan.

1.5 Metode penulisan


Pada laporan seminar ini, metode penulisan yang digunakan, adalah:
1. Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang, antara
lain:
a. Perpustakaan
b. Jurnal
2. Pengambilan data
Pengambilan data melalui buku dan jurnal yang terkait dengan judul ini. Data-data yang
diambil antara lain :
a. Data primer
Yaitu data yang diambil dengan melakukan pengambilan secara langsung di lapangan,
melihat proses pengolahan granit untuk dijadikan ornamen atau fungsional lain.
b. Data sekunder
Yaitu data yang diambil berasal dari literatur, seperti buku, jurnal dan panduan oleh
Dosen Pembimbing.
1.6 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari laporan seminar ini, adalah :
1. Memberi pengetahuan kepada para pembaca cara merawat batu bacan
2. Memberi pengetahuan proses pengolahan batu bacan menjadi perhiasan.

2
BAB II

GENESA DAN PENAMBANGAN BATU BACAN

2.1 Deskripsi Mineral


1. Nomor Mineral : -
2. Warna : Hijau, Biru, Hijau Kebiruan
3. Kilap : Vitreous, Waxy dan Earthy
4. Cerat : Putih Hingga Biru-Hijau
5. Belahan : concoidal, sub-concoidal
6. Pecahan : Tidak Beraturan
7. Kekerasan : 6,5 - 7
8. Sifat Dalam : brittle
9. Berat Jenis : 2,34 – 2,50
10. Kemagnetan : Diamagnetik
11. Kelistrikan : Isolator
12. Rumus Kimia : (Cu, Al)2H2Si2O5 (OH)4 + nH2O
13. Nama Mineral : Chrysocolla Chalcedony (Batu Bacan)

Sumber : www.gemdat.org

Gambar 2.1 Batu Bacan

3
2.2 Geologi Batu Bacan

Chrysocolla Chalcedony (batu bacan) atau dunia internasional mengenalnya sebagai ‘Gem
Silica’ adalah jenis permata yang berwarna biru kehijauan hingga hijau kebiruan. Gem silica ini
sering berasosiasi dengan endapan tembaga atau copper deposit. Merupakan mineral bentukan
kedua yang terbentuk sebagai lapisan rongga dan pengisi dari pecahan batuan diatasnya. Proses
dan tempat terbentuknya serta geometri endapannya sama dengan tipe chalcedony yang lain.
Asosiasi mineralnya dengan quartz, chalcedony, chrysocolla dan malachite.

Warna biru atau hijau pada batu bacan berasal dari kandungan chrysocollanya. Mineral ini
biasanya lunak dan rapuh. Namun karena berasosiasi dengan chalcedony. Chalcedony yang
berpori akan membuat nya menjadi keras, dengan tingkat kekerasan mencapai 7 skala mohs.

Gem Silica adalah varietas Kalsedoni dari kelompok quartz kriptokirstalin.

2.3 Genesa Batu Bacan

Sumber : www.gemdat.org

Gambar 2.2 Genesa Pembentukan

4
Kulit bumi memliki tebal sekitar 3 mill hingga mencapai dasar laut 25 mill di bawah
permukaan benua. Dibawah kulit bumi ada mantel bumi yang memiliki ketebalan sekitar 1860
mill. Di mantel bumi terdiri atas cairan panas bumi yang disebut magma.

Kulit dan mantel bumi saling bertemu di suatu zona yang dinamakan zona tumultuous zone
karena tekanan dan suhu yang tinggi. Beberapa lapisan membuat kulit bumi mengapung di atas
mantel bumi yang cair. Ketika mereka saling bertabrakan, sebagian akan masuk ke bawah
sedangkan sebagian lain akan terangkat ke atas. Magma yang memilki pergerakan yang tetap ini
akan menekan dasar dari kulit bumi, menyebabkan gesekan dan rekahan. Akhirnya, batuan akan
terlepas dari kulit bumi dan terbawa oleh cairan magma. Batuan ini akan mencair dan mengalami
perubahan secara kimia dekat dengan area sekitar magma. Beberapa partakel kecilnya merupakan
penyusun batu permata nantinya.

Terekah dengan volume besar, permukaan dekat kulit bumi memilki banyak lubang-lubang.
fluida yang berasal dari magma keluar dan melalui rekahan dan lubang-lubang ini. Di rekahan dan
lubang inilah tempat terbaik terjadinya kristalisasi magma yang akan membentuk Kristal. Fulida
memilki unsur-unsur kimia yang dibutuhkan untuk membentuk suatu batu permata dan lubang
memberi ruang atau area untuk Kristal tersebut berkembang. Ketika suhu menurun terjadilah
pembekuan fluida tersebut. Yang dibutuhkan selanjutnya adalah waktu untuk berkembangnya
unsur-unsur tersebut.

2.4 Penyebaran Batu Bacan

Gem silica merupakan permata yang sangat langka. Permata ini hanya ditemukan di sedikit
Negara. Bahkan produksinya akan cepat habis hanya dalam beberapa tahun. Gem silica dengan
kualitas yang sangat tinggi saat ini ditemukan di Miami, Arizona, Amerika Serikat. Juga deposit
kecil dari gem silica ini ditemukan di Peru, Mexico, New Mexico, Taiwan, Philipina dan Indonesia.

2.5 Penambangan Batu Bacan

Batu bacan di Indonesia masih ditambang secara tradisional oleh masyarakat sekitar. Gem
silica berada di bawah permukaan tanah atau lapisan-lapisan. Maka dari itu, para penambang akan
membuat semaca lubang bukaan sebagai jalur masuk dan keluar ke area endapan batu bacan.
Ketika sudah memasuki lubang bukaan, para penambang tidak langsung menemukan batu bacan.
Namun mereka harus melakukan pencarian. Pencarian ini sendiri dengan cara mengikuti suatu

5
jalur lapisan yang bernama ‘rep’. Rep merupakan lapisan batuan yang lunak yang menutupi batu
bacan. Rep ini sebagai petunjuk untuk ditemukannya batu bacan. Rep berbentuk seperti vein atau
urat-urat mineral pengotor, yang warna dari rep ini bisa mengidentifikasikan warna dari batu
bacan. Ketika telah sampai diujung rep, para penambang akan menggunakan alat tradisional yang
namanya betel, sejenis alat pemahat batu, dan palu untuk menghancurkan lapisan-lapisan batuan
yang menutupi batu bacan. Para penambang akan menghancurkan lapisan-lapisan batuan tersebut
sedikit demi sedikit hingga ditemukannya batu bacan.

6
BAB III

PENGOLAHAN BATU BACAN SEBAGAI PERHIASAN

3.1 Pengolahan Batu Bacan

Batu bacan sering digunakan untuk hiasan batu permata pada perhiasan, seperti gelang, cincin
dan kalung. Batu bacan yang telah ditambang akan dipoles hingga mengkilap dengan tampilan
yang cantik sehingga pantas untuk dijadikan permata perhiasan.

Untuk menghasilkan batu bacan dengan kualitas yang sesuai dengan permintaan pasar, batu
bacan dari proses penambangan diolah terlebih dahulu, antara lain menghilangkan pengotor dan
mereduksi ukurannya. Pengolahan secara umum dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Pencetakan Batu Bacan


Batu bacan hasil penambangan akan diukur dengan semacam cetakan yang berisikan
bulatan-bulatan yang sesuai dengan permintaan.
b. Peremukan (crushing) Dengan tujuan mereduksi ukuran, dengan menggunakan mesin
pemotong atau gurinda untuk mendapatkan ukuran yang diinginkan atau sesuai dengan
ukuran cetakannya. Mesin Gurinda sendiri ada yang dari halus sampai kasar.

d Sumber : youtube.com/pengolahanbatubacan

Gambar 3.1 Cetakan

7
Sumber : digilib.polban.ac.id

Gambar 3.2 Gurinda

3.2 Pengolahan Perhiasan

Dalam pembuatan perhiasan, melalui bebrapa tahap. Taha-tahapnya sebagai berikut :

1. Desain model 3D perhiasan


Setelah ide desain telah disketsakan. Kita membuat model desinnya dalam bentuk 3
dimensi menggunakan software. Software yang digunakan adan CAD(Computer Aided
Desugn). Fungsi dari model 3 dimensi yang dibuat adalah untuk menampilkan bentuk
digital dari desain perhiasan tersebut.

Sumber : cadcamnyc.com

Gambar 3.3 Desain 3D

8
2. Membuat 3D Wax Printing
Dari desain 3 dimensi sebelumnya, kemudian dibuat cetakan atau sering disebut 3D Wax
Printing yang artinya cetakan lilin 3 dimensi. Di banyak pabrik pembuat perhiasan sering
menggunakan cetakan 3 dimensi untuk mendapat model lilin dari desain yang telah dibuat.

Sumber : cadcamnyc.com

Gambar 3.4 3D Wax Printing Design

3. Casting
Pada tahap ini, dilakukan pencetakan. Cara kerjanya, menuangkan lauran logam panas ke
dalam suatu wadah yang berisikan cetakan lilin kita. Karena suhu yang tinggi lilinya akan
meleleh dan menyisakan logam yang sudah mengeras dan membentuk perhiasan. Teknik
ini dinamakan ‘lost wax casting’.

Sumber : cadcamnyc.com
Gambar 3.5 Lost Wax Casting

9
4. Pemasangan Perhiasan
Setelah tahap casting. Masuk ke tahap pemasangan perhiasan atau disebut juga basic
jewelry assembly. Tahap ini dilakukan pembersihan perhiasan dari logam-logam sisa.
Dalam tahap ini perhiasan akan dibuat lebih terstruktur bentuknya dengan cara
melakukan pengikisan logam-logam dibawahnya dengan alat yang bernama Bezel
Mandrel perhiasan.

Sumber : cadcamnyc.com

Gambar 3.6 Basic Jewelry Assembly

5. Proses pemasangan batu


Di tahap akhir dilakukan polish process atau proses penggoosok agar logamnya memilki
kilatan yang sempurna. Kemudian akan dilakukan pengukrian detail-detail bentuk yang
diinginkan dan kemudian yang terakhir akan dipasang batu permata sebagai penghias
perhiasan tersebut.

Sumber : cadcamnyc.com
Gambar 3.7 Polish Process

10
3.3 Pengolahan Batu Bacan sebagai Perhiasan

Berikut proses pengolahan batu bacan menjadi perhiasan

1. Batu bacan akan dipotong dengan menggunakan mesin pemotong yang didekatkan dengan
lap basah agar potongan batu tidak masuk ke mata dan besi pemotongnya tidak panas.
Pemotongan ini disesuaikan dengan mata perhiasan yang akan dipasangi batu bacan.
2. Setelah dipotong, dalam beberapa sudut kotak, batu akan dilekatkan dengan alteco pada
sebatang bambu kuning kecil dan dilumuri bedak untuk dibentuk (belum dihaluskan)
dengan gerinda kasar yang tengahnya cekung.
3. Setelah selesai, bacan akan didiamkan untuk menurunkan suhu panas yang terbentuk dari
proses gerinda.
4. langkah selanjutnya adalah menghaluskannya menggunakan gerinda yang ditutupi amplas
halus, sampai batu benar-benar sesuai dengan keinginan, mengkilap dan indah. Proses ini
hanya bisa dilakukan oleh tenaga terampil, seringkali butuh beberapa kali pelekatan lem
karena batu lepas dari gagang bamboo atau bahkan terlempar. Butuh beberapa kali juga
untuk mengganti amplas yang sudah halus atau karet yang hilang.

Sumber : bayudardias.staff.ugm.ac.id

Gambar 3.8 Proses Pemotongan

11
Sumber : bayudardias.staff.ugm.ac.id

Gambar 3.9 Proses Penghalusan

Sumber : jualmaterial.com

Gambar 3.10 Amplaz Halus

12
Sumber :Google

Gambar 3.11 Air Untuk Bahan Pendukung

5. Batu yang dihaluskan disesuaikan dengan ukuran mata perhiasannya. Jika belum muat
dengan mata perhiasannya maka akan kembali dihaluskan hingga batunya muat.
6. Ketika ukuran batu sudang sesuai maka akan masuk ke tahap pemasangan batu bacan pada
perhiasan.
7. Pada tahap pemasangan batu bacan, batu bacan yang telah dipoles, akan di letakan di
tempat permata perhiasan. Hal ini dilakukan agar kita dapat melihat posisi dan kesesuaian
ukuran batu bacan.
8. Perhiasan yang telah ada seperti cincin atau mata liontin kalung dan gelang, diletakan di
suatu alat kayu. Alat ini digunakan sebagai alat pemegang perhiasan.

13
Sumber : youtube.com

Gambar 3.12 Alat Pemegang Perhiasan


9. Dalam memegang batu bacan bisa menggunakan tangan. Untuk batu bacan dengan ukuean
sangat kecil kita bisa menggunakan alat yang namanya stone grabber.

14
Sumber : youtube.com

Gambar 3.13 Stone Grabber

10. Tahap akhir adalah kita bisa menata dan merekatkan batu permata menggunakan setter.
Alat ini biasa digunakan untuk membuat batu permata bisa terletak dengan sesuai pada
tempatnya. Juga untuk mendorong sisi-sisi perekat pada sekitaran tempat batu permata.

Sumber : membuatperhiasan.com

Gambar 3.14 Setter

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan ini adalah
1. Pengolahan batu bacan setelah penambangan sangatlah sederhana, yaitu :
a. Pencetakan, batu bacan yang bentuknya tidak beraturan akang dibentuk dengan bentuk-
bentuk yang diinginkan. Umumnya berbentuk lingkaran.
b. Pemotongan, batu bacan yang telah di beri tanda bentuknya akan dipotong
menggunakan gurinda sesuai bentuk yang telah ditentukan.
2. Pengolahan Perhiasan terdiri dari 5 tahap, yaitu :
a. Design secara 3 dimensi menggunakan software.
b. Membuat cetakan lilin dari desain 3 dimensi yang telah dibuat.
c. Tahap casting, tahap ini adalah tahap pencetakan desain dengan bahan logam yang
telah dipanaskan ke dalam wadah yang berisikan cetakan lilin dari desain. Cetakan lilin
tersebut akan meleleh dan menyisakan logam panas yang mengeras sesuai bentuk
desainnya.
d. Pemasangan perhiasan, di tahap ini logam yang telah mengeras akan dikikis sisa-sisa
logam yang tidak mengikuti bentuk desainnya sehingga bentuknya akan lebih
terstruktur.
e. Pemasangan batu, setelah membentuk perhiasan yang sempurna tahap akhir adalah
tahap pemolesan atau penghalusan(polish process) dilanjutkan proses pemasangan batu
permata pada liontin perhiasan.
3. Proses pengolahan batu bacan menjadi perhiasan dimulai dari persiapan batu bacan sebagai
permatanya juga perhiasan yang ingin dihias menggunakan batu bacan.

4.2 Saran
Saran dari penulisan ini adalah :
1. Sebaiknya penelitian mengenai batu bacan ini diperbanyak. Khususnya untuk para ahli
geologi Indonesia. Sebab, batu bacan merupakan batu permata yang sangat langka
keberadannya di bumi.

16
2. Pengetahuan tentang batu bacan ini agar lebih di publikasikan sehingga masyarakat bisa
lebih memahami tentang batu bacan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hobart M. King Gem Sillica A bluish green to greenish blue chalcedony that obtains its
color from copper. Diakses 9 Oktober 2019. geology.com

Deskripsi Chrysocolla dan Chalcedonia. Diakses tanggal 18 September 2019.


www.wikipedia.com

How Gemstone are formed. Diakses 9 Oktober 2019. www.gemselect.com

Gem Sillica or Chrysocolla Chalcedony. Diakses 9 Oktober 2019. Ajsgem.com

Batu Bacan Dua Lemari. Diakses 10 September 2019. bayudardias.staff.ugm.ac.id

Jewelry Manufacturing. Diakses 10 September 2019. cadcamnyc.com

Pengolahan Batu Bacan. Diakses 10 September 2019. www.youtube.com

Mesin Gurinda. Diakses 9 Oktober 2019. Digilib.polban.ac.id

18
19

Anda mungkin juga menyukai