BK Penanganan Pascapanen Cabe Merah
BK Penanganan Pascapanen Cabe Merah
Oleh :
DAFTAR ISI
2
Judul Modul : Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
Versi : 2020
Program Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode :
Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
BAB I PENDAHULUAN
Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi, karena komoditi ini merupakan jenis sayuran yang setiap
harinya banyak dikonsumsi. Tanaman cabai mempunyai daya adaptasi yang cukup baik untuk
dibudidayakan hampir pada semua jenis tanah dan tipe iklim yang berbeda, serta dapat
diusahakan sepanjang tahun.
Potensi pasar cabai merah terbuka lebar, baik pasar bebas maupun industri. Berdasarkan data
dari Kemendag RI (2019), kebutuhan perkapita cabai terus meningkat dari tahun ke tahun.
Tahun 2016 konsumsi untuk cabai total 2,90 kg/kapita/tahun, tahun 2017 sebesar 2,
kg/kapita/tahun, tahun 2018 sebesar 3,00 kg/kapita/tahun, dan tahun 2019 sebesar 3,05
kg/kapita/tahun. Harga cabai di pasar bebas relatif lebih baik dibandingkan dengan jenis
sayuran lainnya.
Seperti produk hortikultura lainnya, cabai merah merupakan komoditas yang mudah rusak,
sehingga dalam hal ini penanganan pasca panen berperan sebagai mata rantai yang tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan produksi. Keberhasilan pasca panen cabai merah dimulai dari
sejak pemilihan benih, pertanaman, panen, setelah panen, pengemasan, penyimpanan,
pengangkutan, hingga pengolahan hasil. Semua tahapan yang dilaksanakan secara benar dan
sesuai akan saling mendukung dan memberikan hasil yang maksimal. Jika tidak ditangani
dengan baik setelah panen, maka mutu cabai akan turun sehingga akan menyebabkan
kerugian bagi petani.
Beberapa hal yang menjadi penyebab kerusakan cabai merah setelah panen (Ariawan, 2019),
diantaranya:
a. Hama dan penyakit: hama lalat buah (Dacus horsalis hend), penyakit antraknosa
(Colletotricum capsici syidow) dan busuk phytoptora (Phytophthora capsici leonian).
b. Kerusakan mekanis: terjadi selama penanganan dan pengangkutan.
c. Kerusakan fisis: tingginya kelembaban nisbi (>90%) dan suhu.
d. Kerusakan fisiologis: masih melakukan respirasi, setiap kenaikan suhu 10° akan memacu
laju 2-3 kali lipat.
Penanganan pasca panen yang baik melalui penerapan pedoman Good Handling Practices
(GHP) adalah salah satu cara untuk meminimalkan tingkat kerusakan produk hasil pertanian
setelah panen. Penerapan GHP mengurangi resiko kontaminasi produk segar selama
penanganan, pengemasan, penyimpanan dan transportasi. Dalam hal ini petani dituntut
untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan pascapanen buah cabai,
agar dapat bertahan lebih lama dan nilai jualnya semakin meningkat, bahkan dapat mejadi
sumber penghasilan tambahan bagi mereka.
Prinsip GHP cabai merah adalah:
3
Judul Modul : Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
Versi : 2020
Program Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode :
Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
Catatan : Mutu II 5% dari jumlah buah atau panjang dan diameter buah boleh tidak memenuhi syarat mutu I,
tetapi masih memenuhi syarat II; Mutu III dari jumlah buah atau panjang dan diameter boleh tidak
memenuhi syarat mutu II, tetapi memenuhi syarat mutu III.
Sumber: SNI 01-4480-1998
4
Judul Modul : Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
Versi : 2020
Program Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode :
Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
BAB II PANEN
Pemanenan adalah kegiatan akhir dari pertanaman dan merupakan faktor penentu untuk
proses selanjutnya. Pemanenan dan penanganan cabai merah perlu dilakukan dengan hati-
hati untuk mempertahankan mutu.
2.1. Waktu Panen
Khusus di dataran rendah, tanaman cabai merah dapat dipanen pertama kali pada umur 70-
75 hari setelah tanam (BPTP Jateng, 2010). Sedangkan waktu panen pertama untuk cabai
merah di dataran tinggi biasanya lebih lambat, yaitu umur 4-5 bulan setelah tanam. Umur
panen cabai tergantung varietas yang digunakan, lokasi penanaman, dan kombinasi
pemupukan yang digunakan serta kesehatan tanaman.
Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan optimal
akibat penimbunan zat pada malam hari dan belum terjadi penguapan. Pemanenan tidak
dilakukan pada saat dan setelah hujan, dengan tujuan untuk menghindari resiko
terkontaminasi dan perkembangbiakan mikroorganisme pengganggu
Panen cabai dapat dilakukan antara 12 - 16 kali dengan selang setiap 2 - 5 hari sekali
tergantung dari luas tanaman dan kondisi pasar. Tanaman cabai merah merah biasanya
mengalami masa istirahat selama 7-14 hari, setelah itu berbunga lagi. Namun bunga kedua
biasanya menghasilkan buah cabai yang berukuran kecil sehingga hasilnya menurun. Hasil
buah terbanyak pada umumnya terjadi pada panen ke empat sampai ke tujuh.
5
Judul Modul : Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
Versi : 2020
Program Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode :
Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
6
Judul Modul : Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
Versi : 2020
Program Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode :
Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
hasil penelitan tentang preferensi konsumen rumah tangga terhadap kualitas cabai merah
menunjukkan bahwa rata-rata konsumen rumah tangga menyukai kulit cabai yang merah tua.
Hal ini sangat erat kaitannya dengan masakan yang akan dihasilkannya, yaitu berwarna merah
dan lebih menarik selera.
3.3. Curing
Curing bertujuan untuk memaksimalkan pembentukan dan penstabilan warna cabai merah
sebelum dikeringkan. Sedangkan curing pada penyimpanan cabai merah segar dimaksudkan
untuk membuang panas lapang, untuk mengurangi beban refrigerator (lemari pendingin).
Proses curing biasanya dilakukan dengan cara menghamparkan hasil panen cabai merah di
dalam rumah atau ditempat teduh sebelum dijual. Cara tersebut dimaksudkan untuk
mencegah kebusukan cabai merah sebelum dijual. Cara ini termasuk curing, karena
menyesuaikan kondisi mutu sesuai dengan keinginan pasar.
3.4. Pengemasan dan pelabelan
Pengemasan adalah suatu fasilitas perlakuan sebelum pemasaran dan memiliki fungsi dapat
mencegah kerusakan. Pengemasan yang baik dapat mencegah kehilangan hasil, memelihara
mutu, dan penampilan akan tetap baik. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pengemasan cabai merah segar, sebagai berikut:
a. Meletakkan cabai yang telah disortasi dan di-grading ke dalam suatu wadah atau
kemasan tertentu, sesuai dengan kebutuhan perlakuan selanjutnya,
b. Penanganan pada saat pengemasan harus dilakukan dengan hati-hati,
c. Kapasitas kemasan harus memperhatikan yang direkomendasikan,
d. Gunakan kemasan yang tidak menyebabkan susut tercecer dan mekanis,
e. Isi kemasan jangan terlalu padat,
f. Harus memperhatikan aspek ekonomis kemasan.
Syarat pengemas yang baik adalah sebagai berikut:
a. Mudah dikelola/diangkat.
b. Aman
c. Ekonomis
d. Kebersihan terjamin
8
Judul Modul : Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
Versi : 2020
Program Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode :
Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
e. Tahan benturan
f. Berventilasi, sehingga memudahkan pertukaran udara, yang bisa mengurangi
penguapan.
Kemasan terbagi menjadi dua kelompok tergantung tujuannya, yaitu kemasan primer dan
kemasan sekunder.
a. Kemasan primer, kemasan eceran, kemasan pajangan: Kemasan yang dibuat khusus
dengan menambahkan nilai estetis untuk keperluan komersil. Bahan kemasan yang bisa
digunakan untuk eceran adalah baki styrofoam atau mika yang ditutup dengan plastik
wrapping, kantong plastik polyethylene (PE)/polypropylene (PP), dan wadah berbahan
plastic mika.
• Mudah ditangani
• Dapat digunakan untuk transportasi dan retail
• Ramah lingkungan & mudah didaur ulang
Pelabelan bertujuan untuk memberikan informasi tentang produk yang dikemas. Label yang
digunakan dalam kemasan cabai dapat berupa nama produk, jenis produk, nama produsen
atau logo. Pada label kemasan juga dapat ditambahkan dengan informasi lain seperti manfaat
produk atau ciri khas produk. Bila sudah tersertifikasi organik, pada label dapat dicantumkan
label organic.
3.5 Penyimpanan
Seperti produk hortikultura lainnya, setelah dipanen secara fisiologis cabai merah masih terus
melakukan proses kehidupan melalui aktivitas respirasi. Sehingga perlu diusahakan agar
respirasi tidak dibiarkan berlangsung cepat. Sampai saat ini, pendinginan masih diakui sebagai
cara yang terbaik dipakai untuk menyimpan cabai segar, walaupun hanya menghasilkan masa
simpan yang terbatas. Pendinginan pada dasarnya berprinsip bahwa mikroorganisme tidak
dapat berkembang dan sebagian besar perubahan secara biokimia dapat dicegah.
Penyimpanan pada suhu dingin dengan menggunakan refrigerator (lemari pendingin) dinilai
lebih mudah dibandingkan dengan cara pendinginan lainnya. Penyimpanan cabai merah pada
suhu 5oC dapat mempertahankan cabai merah selama 38 hari (Aulianda, 2019). Sedangkan
pada suhu ruang hanya bertahan selama 5 hari (Sudaro & Dewi, 2000).
3.6 Pengangkutan
Pengangkutan merupakan mata rantai penting dalam penanganan, penyimpanan dan
distribusi sayuran. Hampir seluruh hasil produksi cabai merah mengalami proses
pengangkutan dari tempat cabai merah dipanen sampai ke konsumen, pasar atau pusat-pusat
perdagangan lainnya. Selama pengangkutan, hasil panen mengalami kerusakan, baik
kerusakan fisik, mekanik, maupun biologis. Kerusakan mekanik terjadi akibat benturan,
gesekan, dan memar, sedangkan kerusakan biologis terjadi akibat adanya respirasi bahan
dalam wadah tertutup. Respirasi menyebabkan naiknya suhu, sehingga cabai mudah rusak.
Untuk mengurangi risiko kerusakan selama proses pengangkutan, hal-hal yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Cabai merah harus dikemas dalam wadah yang berventilasi seperti keranjang bambu atau
keranjang plastik dengan kapasitas 20 kg atau karton/kardus berventilasi dengan
kapasitas 20 kg.
b. Tidak ditumpuk secara berlebihan.
c. Tidak diduduki atau ditumpuk dengan produk lain yang lebih berat.
d. Tidak dilempar saat muat ataupun bongkar muat.
10
Judul Modul : Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
Versi : 2020
Program Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode :
Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
11
Judul Modul : Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
Versi : 2020
Program Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode :
Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
BAB V PENUTUP
Penanganan pasca panen cabai merah yang sesuai dengan pedoman Good Handling Practices
(GHP) dapat memberikan banyak keuntungan bagi produsen, selain dapat menekan
kehilangan (loss) pasca panen, GHP dapat mempertahankan mutu cabai merah segar maupun
kering yang baik sehingga nilai ekonomisnya tetap tinggi dan produk yang dihasilkan
memenuhi standar kemanan pangan (food safety) dan ramah linkungan.
12
Judul Modul : Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
Versi : 2020
Program Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode :
Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
DAFTAR PUSTAKA
Ariawan, I. 2019. Penanganan Pasca Panen Cabai. Diakses dari:
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/77200/Penanganan-Pasca-Panen-Cabai/
pada tanggal 30 Oktober 2020.
Aulianda, R. 2019. Pendugaan umur simpan cabai merah segar (Capsicum annum l.)
Berdasarkan kandungan total padatan terlarut menggunakan model arrhenius dan
Q10. [Skripsi]. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
13
Judul Modul : Penanganan Pasca Panen Cabai Merah
Versi : 2020