Anda di halaman 1dari 2

1.

Pandemi COVID-19

Tantangan terbesar yang dihadapi oleh industri pariwisata di Indonesia adalah pandemi
COVID-19. Pandemi menyebabkan penutupan perbatasan, pembatasan perjalanan, dan
penurunan permintaan pariwisata. Banyak perusahaan pariwisata dan hotel mengalami
kehilangan pendapatan yang signifikan akibat pandemi dan harus melakukan
pemotongan karyawan dan pengurangan biaya untuk bertahan hidup. Ini menunjukkan
bahwa keadaan eksternal yang tidak terduga dapat memberikan dampak signifikan pada
industri pariwisata.

Devaluasi Rupiah

Kondisi eksternal yang mempengaruhi industri pariwisata di Indonesia adalah fluktuasi


nilai tukar mata uang. Selama devaluasi rupiah, harga barang dan jasa di Indonesia
menjadi lebih murah bagi wisatawan asing, dan ini mendorong peningkatan jumlah
kunjungan dan pendapatan industri pariwisata. Namun, upaya untuk mengurangi
ketergantungan pada pariwisata asing menjadi tantangan yang relevan untuk industri
pariwisata di Indonesia, karena devaluasi rupiah dapat meningkatkan biaya operasional
perusahaan lokal. Oleh karena itu, perusahaan pariwisata harus menyiapkan strategi yang
tepat untuk mengimbangi pengaruh kondisi eksternal seperti fluktuasi nilai tukar mata
uang.

2. Terus belajar dan menyempurnakan diri

Organisasi harus mengembangkan kemampuan untuk terus belajar tentang tren terbaru,
teknologi, dan perilaku konsumen. Kenali kekuatan dan kelemahan organisasi sendiri
serta lingkungan bisnis yang ada. Dengan memperkuat keterampilan dan pengetahuan,
organisasi dapat meningkatkan daya saing dan kemampuan untuk beradaptasi dengan
perubahan.

Melakukan inovasi

Inovasi merupakan kunci untuk bertahan dalam sebuah persaingan bisnis. Organisasi
harus membuka diri terhadap perubahan dan mencari cara baru untuk memenuhi
kebutuhan pasar. Mengembangkan produk, layanan, atau proses bisnis yang baru dapat
membantu organisasi untuk tetap relevan dalam era disrupsi.
Contoh pembelajaran dari industri di Indonesia yang berhasil melewati masa sulit adalah
Garuda Indonesia. Ketika maskapai penerbangan internasional mulai membanjiri pasar
Indonesia, Garuda Indonesia mengambil langkah proaktif untuk memperbaiki kualitas
layanan dan mengembangkan rute penerbangan ke destinasnas menarik. Selain itu,
Garuda Indonesia juga terus melakukan inovasi, seperti penambahan kelas layanan bisnis
dan ekonomi yang lebih baik dan pengenalan teknologi in-flight entertainment.
Akibatnya, pada 2019, Garuda Indonesia berhasil mencapai rekor kinerja terbaik dalam
sejarah perusahaan, dengan pendapatan mencapai 4,9 miliar dolar AS dan laba bersih
mencapai 102 juta dolar AS.

3. Model Desain Fungsional

Pro: Mempermudah koordinasi antar bagian karena setiap fungsi dan tugasnya sudah
terdefinisi dengan jelas.

Kontra: Kurang fleksibel dan kurang memperhatikan kebutuhan pelanggan. Kesulitan


dalam beradaptasi dengan perubahan di luar organisasi.

Model Desain Matriks

Pro: Lebih efektif dalam mengatasi masalah yang kompleks dan mempercepat
pengambilan keputusan karena adanya tim gabungan untuk mengurus setiap proyek.

Kontra: Kepemimpinan yang terlalu lemah dapat menyebabkan konflik dalam


pengambilan keputusan. Seringkali membingungkan karena terdapat beberapa tugas
atau tanggung jawab yang saling tumpang tindih.

Anda mungkin juga menyukai