Pembukaan*
Kaliya seorang anak yang telah pulang dari pesantren. Selama dia tinggal di rumahnya ia mulai
mendapatkan gangguan-gangguan. Karena teror-teror yang dia dapatkan, ia mulai mencari tau apa
yang menyebabkan ia mendapat gangguan tersebut.
Kaliya : halo?
Ibu : Kaliya, kamu ga apa-apa kan kalau di rumah berdua doang sama adek?
Saat pagi, Kaliya memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar daerah rumah. Saat berjalan ia
mendengar seseorang memanggil nya.
? : Kal?
Kaliya : ...
Kaliya : oh! Mara, maaf aku nga nyadar kalau itu kamu, Mar.
Kaliya : iya.
Kaliya pun memperbolehkan Mara ikut bersama nya. Mereka pun membahas masa-masa SMP
mereka. Tapi, Kaliya merasa seperti ada yang mengikuti mereka dari belakang. Tiba-tiba ada seorang
wanita yang memukul Kaliya dengan kayu.
*Buk*
Mara : KAL!?
Pandangan Kaliya mulai kabur. Mara yang panik pun berteriak ke arah wanita tersebut,
membuat beberapa orang berkumpul untuk menonton Kaliya. Saat itu ada yang memperhatikan
mereka berdua dari jauh. Kaliya di antar ke rumahnya. Tidak lama kemudian kaliya pun siuman, dan
dia bertanya ke Mara siapa wanita yang memukul nya tadi.
Kaliya : Mara, tadi itu siapa ya..?
Mara : ...
Kaliya : Mar?
Mara : dia itu ibunya, Hanna. Kamu tau kan kejadian sebelum kamu pindah SMP...
Mara pun menceritakan kejadian ketika mereka SMP. Hanna adalah gadis yang berbakat dan
pintar, dia juga sangat Samah terhadap semua orang. Tapi pada suatu saat Hanna ditemukan mati
tertusuk dengan pisau, dan sampai sekarang pelakunya belum di temukan sama sekali. Hal tersebut
membuat mental ibu Hanna terganggu, dan sering memukul wanita yang lewat di depan nya. Maya
juga mengatakan mungkin pelakunya adalah wanita.
Sudah 2 hari Hanna tinggal disitu, dia juga sudah mulai dekat dengan orang-orang disana.
Sampai pada malam hari dia mendapatkan sebuah paket.
Kaliya : iya
Saat kaliya membuka paket tersebut, tercium bau amis. Kaliya yang ingin tau apa isi paket
tersebut tetap membuka nya. Terlihat sebuah surat dan sesuatu yang di bungkus. Kaliya pun
menyadari bahwa bau amis tersebut berasal dari sesuatu yang di bungkus pun membukanya.
Terlihat sebuah jari, sontak hal tersebut membuat kaliya berteriak.
Kaliya pun mengeluarkan surah tersebut dari kantong bajunya. Mara pun mulai membacanya,
di sana tertulis sebuah angka yang menunjukkan siapa pembunuh dari Hanna. Mereka pun
kebingungan, tetapi tidak lama dari itu terdengar suara pecahan kaca dan terlihat Kaira yg
tangannya tergores Karna terkena pecahan kaca tersebut. Dan di situ juga terdapat ibu Hanna yang
melemparkan kaca tersebut ke arah kaira.
Terlihat dari kejauhan ada seseorang yang memperhatikan mereka. Tidak lama kemudian,
terdengar berita bahwa ibu Hanna di bunuh oleh seseorang. Tidak butuh waktu yang lama berita
tersebut tersebar dengan cepat. Kaliya yang panik menelpon Mara untuk datang kerumahnya.
Mara: kamu sadar ga, kalau dari kemarin ada yang memperhatikan kita.
Mara : kemungkinan pelaku yang ngebunuh Ibu Hanna itu sama, sama pelaku yang ngebunuh
Hanna. Dan mungkin dia orang yg selalu memperhatikan kita.
Kaliya: kalau dia yang memperhatikan kita, kenapa mereka yang di bunuh?
Mara : bukan gitu, Kal. Tapi setiap kita ketemu sama ibunya Hanna, kita baru merasakan ada yg
ngikutin.
Mara : ga apa-apa. Kali ini aku nginap di rumah kamu. Biar kalau ada apa-apa aku bisa ngelindungin
kamu.
Saat malam hari. Mereka yang gelisah kesulitan untuk tidur, memutuskan untuk menceritakan
kehidupan mereka selama berpisah.
Mara : yah... Orang tua aku udah cerai dari lama. Makanya aku hidup sendirian. Dan juga 2 tahun
lalu ibu aku bunuh diri, gara-gara stress berat. Dan juga ayah aku ngebawa lari semua duit ibu aku.
Kaliya: Mar... Maafin aku ya, udh buat kamu cerita in masalah kamu..
Kaliya : oke..
Kaliya pun mematikan lampu. Tidak berselang lama terdengar suara berisik dari arah luar.
Kaliya yang kebangun panik, karena tidak adanya Mara di sebelah nya. Merasa panik karena suara
dari luar dan Mara yang hilang, Kaliya pun mengecek keadaan diluar. Di suatu ruang ia mendengar
arah suara tersebut. Di sana ia melihat Mara yang sedang diam-diam mengambil perhiasan milih ibu
Kaliya.
Kaliya : M-mar..
Kaliya yang marah pun menarik tangan Mara, ia membawa Mara ke kamar Kaira. Di situ Kaliya
ribut dengan Mara.
Kaira : k-kak..?
Kaliya : jangan-jangan.. kamu yang bunuh ibunya Hanna sama Hanna kan!?
Kaliya : kamu tau kan kalau saat kematiannya ibu Hanna, katanya barang-barang ibu Hanna di ambil
juga-!
Mara : lalu kamu kira abis aku ngambil perhiasan kamu aku bunuh kamu sama adek kamu gitu!
Kaliya : kamu emang ga pernah berubah, dulu kamu suka malakin Hanna kan!
Tiba-tiba lampu padam dengan sendirinya. Mereka pun mulai panik, tetapi Kaira memutuskan
untuk memperiksa keadaan saklar lampu. Kaliya dan Mara hanya bisa saling diam, Karna kejadian
tadi. Tiba-tiba Mara berbicara.
Kaliya : s-siapa?
Kaliya yang mendengar siapa pelakunya pun kaget. Posisi berpindah ke Kaira yang sedang
memperbaiki saklar lampu. Tiba-tiba saat lampunya sudah hidup, ada seseorang yang ingin
menusuk-nya. Ia yang menyadari nya, reflek menghindari dan berlari ke dalam rumah untuk
meminta tolong kepada sang kakak.
? : Berhenti.
Orang tersebut melempar pisau dari tangan nya, dan itu membuat Kaira saat ingin menghindar
terpeleset karena darah dilantai.
Jerit Kaira dengan takut, saat orang tersebut kamu menusuk kaila dengan pisau. Kaliya datang
dari belakang dan memukul orang tersebut dengan panci.
Kaliya : h-huh...
Kaliya : aakh!
Kaira : tapi-
Kaliya : CEPAT!
Kaliya : Lisa.
Lisa mulai menyerang Kaliya. Kaliya pun terpojok, Lisa berusaha menusuk Kaliya di bagian
jantung. Saat sedikit lagi tertusuk, Kaliya menendang Lisa. Lisa yang semakin kesal pun melempar
pisau nya ke arah Kaliya, bagian pundaknya tergores karena pisau tersebut. Tiba-tiba Kaira datang
dan berusaha melepaskan pisau dari tangan Lisa. Lisa yang mulai terpojok, malah menusuk perut
Kaira. Polisi yang sudah sampai, menahan pergerakan Lisa.
Kaira : kak...
Kaliya : ya?
Kaliya : iya.