Anda di halaman 1dari 3

Nama : Gina Oktivia Sari

Kelas : 5A
NPM : 20410017

Clara atawa Wanita yang Diperkosa karya Seno Gumira Ajidarma

1. Mengklasifikasi tokoh-tokoh cerpen “Clara atawa Wanita yang Diperkosa” karya


Seno Gumira Ajidarma
Tokoh:
1) Aku
2) Mama
3) Papa
4) Clara
5) Ibu tua
6) Pimpinan
7) 25 laki-laki
Penokohan:
Aku : Suka menduga akan sesuatu peristiwa yang terjadi
Mama : Penyayang dan Bersikap baik
Papa : Penyayang terhadap Clara dan juga keluarganya
Clara : Teguh pada pendiriannya, Berani, dan Sayang terhadap keluarganya
Ibu Tua : Suka menolong dan Perhatian
Pimpinan : Tegas, Sangat berhati-hati
25 Laki-laki : Jahat, Tidak menghargai seorang perempuan

2. Menggolongkan masing-masing tokoh dalam tiga kategori: ID, EGO, atau


SUPEREGO.
ID : 25 Laki-laki
EGO : Clara dan Aku
SUPEREGO : Ibu tua, Mama Clara, Papa Clara, Pimpinan

3. Cuplikan kalimat dalam cerpen “Clara atawa Wanita yang Diperkosa” tokoh tertentu
dalam golongan tersebut.
ID: 25 Laki-laki

”... Braakk! Kap mobil digebuk. Seseorang menarik saya dengan kasar lewat jendela.
Saya dilempar seperti karung dan terhempas di jalan tol.”
”...Saya melihat seseorang melongok ke dalam mobil. Membuka-buka laci dashboard,
lantas mengambil tas saya. Isinya ditumpahkan ke jalan. Berjatuhanlah dompek,
bedak, cermin, sikat alis, sikat bulu mata, lipstik, HP, dan bekas tiket bioskop yang
saya pakai nonton bersama pacar saya kemarin. Dompetnya segera diambil, uangnya
langsung dibagi-bagi setengah rebutan. Sejuta rupiah uang cash amblas dalam
sekejap..”

EGO: Clara dan Aku


AKU
”Maka cerita yang akan kau dengar ini bukanlah kalimatnya melainkan kalimatku.
Sudah bertahun-tahun aku bertugas sebagai pembuat laporan dan hampir semua
laporan itu tidak pernah sama dengan kenyataan. Aku sudah menjadi sangat ahli
menyulap kenyataan yang pahit menjadi menyenangkan, dan sebaliknya perbuatan
yang sebetulnya patriotik menjadi subversif. Pokoknya selalu di sesuaikan dengan
kebutuhan.

“Tentu saja tentang yang satu ini tidak perlu ku laporka kepada pimpinan. Hanya
kepadamu aku bisa bercerita denga jujur, tapi dengan catatan semua ini rahasia. Jadi,
jangan bilang-bilang.”

CLARA
”... Saya Cuma seorang wanita cina yang lahir dijakarta dan sejak kecil tenggelam
dalam urusan dagang. Saya bukan ahli bahasa, bukan pula penyair. Saya tidak tahu
apakah didalam kamus besar Bahasa Indonesia ada kata yang bisa mengungkapkan
rasa sakit, rasa terhina, rasa pahit, dan rasa terlecehkan yang dialami seorang wanita
yang diperkosa bergiliran oleh banyak orang karena dia seorang wanita Cina.”

” Saya memang sering ke luar negeri belakangan ini. Pontang-panting mengurusi


perusahaan Papa yang nyaris bangkrut karena utangnya dalam dolar tiba-tiba jadi
bengkak. Saya ngotot untuk tidak mem-PHK para buruh. Selahin kasihan, itu juga
hanya akan menimbulkan kerusuhan.”

”Dimatanya kemarahan terpancar sekejap. Bahwa dia punya nyali untuk bercerita,
memang menunjukkan dia wanita yang tegar.”

SUPEREGO: Mama Clara, Papa Clara, Ibu Tua, dan Pimpinan


Mama Clara
- “Jangan pulang,” kata Mama. Dia bilang kompleks perumahan sudah dikepung,
rumah-rumah tetangga sudah dijarah dan dibakar.
- “Jangan pulang, selamatkan diri kamu, pergilah langsung ke Cengkareng, terbang ke
Singapore atau Hong Kong. Pokoknya ada tiket. Kamu selalu bawa paspor kan?
Tinggalkan mobilnya di tempat parkir. Kalau terpaksa ke Syedney tidak apa-apa.
Pokoknya selamat. Di sana kan ada Om dan Tante,” kata Mama lagi.
Papa Clara
Saya ambil HP saya, dan saya dengar pesan Papa: “Kalau kamu dengar pesan ini,
mudah-mudahan kamu sudah sampai di Hong Kong, Sydney, atau paling tidak
Singapore. Tabahkanlah hatimu Clara. Kedua adikmu, Monica dan Sinta, telah
dilempar ke dalam api setelah diperkosa. Mama juga diperkosa, lantas bunuh diri,
melompat dari lantai empat. Barangkali Papa akan menyusul juga. Papa tidak tahu
apakah hidup ini masih berguna. Rasanya Papa ingin mati saja”.

Ibu Tua
”...Ia haya mengenakan kain. Seorang ibu tua yang rumahnya berada di kampung di
tepi jalan tol telah menolongnya...”

”Saya tidak bisa bergerak sampai seorang ibu tua datang terbungkuk-bungkuk. Dia
segera menutupi tubuh saya dengan kain. ’Maafkan anak-anak kami,’ katanya..”

Pimpinan
” ...Satu lagi! Hari ini banyak sekali perkara beginian. Tahan dia disitu. Jangan sampai
ada yang tahu. Terutama jangan sampai ketahuan wartawan dan LSM!”

Anda mungkin juga menyukai