Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KUMPULAN CERPEN PILIHAN KEDAULATAN RAKYAT 2022

MELALUI PENDEKATAN INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Pengkajian Sastra”

Disusun oleh:
Dian Qomarullah (0202522029)
Risky Arbangi Nopi (0202522031)
Legi Aspriyanti (0202522034)

Dosen Pengampu:
Dr. Muh. Doyin, M. Si.

Pendekatan Intrinsik dan Ekstrinsik


Unsur intrinsik dan ekstrinsik merupakan bagian dalam unsur pembangun sebuah
karya sastra. Pradopo (2003: 4) menyatakan unsur intrinsik adalag sebuah karya sastra
memiliki ciri yang konkret, ciri-ciri tersebut meliputi jenis sastra (genre), pikiran,
perasaan, gaya bahasa, gaya penceritaan, dan strukutur karya sastra. Adapun unsur
ekstrinsik adalah unsur yang berasal dari luar cerita. Wallek dan Warren (Rokhmansyah,
2014: 33) mengemukakan bahwa unsur ekstrinsik karya sastra meliputi unsur biografi;
unsur psikologis; keadaan lingkungan; dan pandangan hidup pengarang. Sedangkan
Menurut Kosasih (2012: 72) unsur ekstrinsik karya sastra yaitu: (1) latar belakang
pengarang (2) kondisi sosial budaya (3) tempat novel dikarang. Hal senada disampaikan
oleh Nurgiyantoro (2005: 24) unsur ekstrinsik meliputi: (1) keadaan subjektivitas
pengarang (2) biografi pengarang (3) keadaan psikologi (4) keadaan lingkungan
pengarang.

Analisis Cerpen “Selepas Pulang Sekolah” Karya Firza Azhar Al-Fata Melalui
Pendekatan Intrinsik dan Ekstrinsik

1. Unsur Intrinsik Cerpen “Selepas Pulang Sekolah” Karya Firza Azhar Al-Fata

a. Tema
Adapun tema dalam cerpen ini ialah kehidupan seorang anak yatim yang
kekurangan kasih sayang orang tua. Tema yang disajikan secara tersirat oleh
penulis tersebut dapat kita ketahui setelah melalui proses membaca dan
mengkaji setiap kalimat di dalamnya. Berikut ini beberapa penggalan kalimat
sebagai pendukung tema cerpen “Selepas Pulang Sekolah” Karya Firza Al-Fata:
- “Setiap perjalanan pulang sekolah, Clara tak henti-hentinya mengingat
hujatan yang keluar dari kedua orang tuanya, “Dasar pendek tak
berguna,” itu akan ia ingat sampai beranjak dewasa nanti.”

- “Huuhh,” menghela nafas sesaat mengeluarkan hasratnya untuk


mengumpat bersama klakson-klakson jalanan. “Kenapa mereka kejam
padaku, apakah aku anak tiri? Apakah aku aku anak pungut? Apakah aku
anak buangan yang diadopsi? Kenapa tak sedikitpun kasih seorang ayah
aku dapatkan darinya? Kenapa?” tak ada yang tau, bahkan tiap bentakan
yang ia terima tak ayal sebagai nasi yang selalui ia santap setiap hari.”

b. Tokoh dan penokohan


Adapun tokoh-tokoh dalam cerpen ini ialah sebagai berikut:
1. Clara. Clara merupakan sosok gadis yatim yang tinggal bersama ayah
kandungnya setelah ibunya meninggal dunia. Tokoh Clara dalam cerpen
tersebut diceritakan sebagai anak tetap berbakti kepada ayahnya meskipun
caci maki dan bentakan selalu ia dapatkan dari ayah kandungnya. Tokoh
Clara tumbuh menjadi gadis yang kurang kasih sayang dari kedua orang
tuanya. Ibunya meninggal dunia saat melahirkannya sedangkan ayah
kandungnya sendiri diceritakan dalam cerpen tidak memperlakukan Clara
dengan baik. Berikut penggalan kalimat yang menggambarkan sifat berbakti
Clara kepada ayahnya:
- “Bersama bus yang setia mengantarkan perjalanan pulangnya, Clara
benar-benar meluapkan rasa emosinya, sampai-sampai ia lupa bahwa
harus mampir ke toko buah dahulu untuk membeli titipan ayahnya.”

2. Kak Kevin. Tokoh Kevin diceritakan sebagai penjaga toko buah tempat
Clara berlangganan membeli buah. Tokoh ini memiliki sifat baik hati,
ramah, dan suka menolong. Tokoh Kevin menjadi teman akrab Clara yang
selalu mendengarkan keluh kesah Clara. Berikut penggalam kalimat yang
menggambarkan sifat tokoh Kak Kevin:
- “Kak Kevin pergi mengantar Clara pulang dengan senang hati.”
- “Bahkan saat menunggu bus pulang, tak jarang Clara ditemani oleh
penjaga toko buah sambil mengobrol dengan sangat ramah.”

3. Ayah. Tokoh ayah diceritakan memiliki sifat suka marah-marah dan


membentak Clara. Kendati anak kandungnya sendiri, Ayah selalu memarahi
Clara setiap hari. Berikut penggalam kalimat yang menggambarkan sifat
tokoh ayah:
- “Setiap perjalanan pulang sekolah, Clara tak henti-hentinya
mengingat hujatan yang keluar dari kedua orang tuanya, “Dasar
pendek tak berguna,” itu akan ia ingat sampai beranjak dewasa nanti.”

- “Berapa nilaimu nak? Kok gitu aja nggak bisa? Dasar payah!”

c. Latar
1. Latar tempat: jalanan, toko buah, rumah Clara.
- “Clara lantar menyeberang jalan untuk menghadang angkutan lagi
guna kembali ke jalan sebelumnya dengan membawa tas gendongnya.”

- “Sampai di toko buah, Clara segera memesan buah anggur sebanyak


satu kilogram, buah mangga sebanyak tiga kilogram.”

- “Ia heran, bahwa undangan keluarga tidak sampai 10 orang. Ini justru
satu kampung hampir membanjiri halaman rumahnya.”

2. Latar waktu: siang dan sore hari


- ‘Terlalu asyik melamun dan menunggu bus di depan toko buah, Clara
terkejut saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 17.00. sudah
hampir magrib.”

3. Latar suasana: ramai


- “Ia heran, bahwa undangan keluarga tidak sampai 10 orang. Ini
justru satu kampung hampir membanjiri halaman rumahnya.”

d. Alur. Alur yang digunakan penulis dalam cerpen “Selepas Pulang” ialah alur
maju. Hal ini terlihat dari jalan cerita yang disampaikan oleh penulis secara
konsisten bergerak maju dari kisah perjalanan Clara sepulang sekolah hingga
sampai ke rumahnya.
e. Sudut pandang. Sudut pandang. Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen
“Selepas Pulang” karya Firza Al Fata ialah sudut pandang orang ketiga.
f. Gaya bahasa. Berdasarkan analisis, ditemukan penggunaan majas metafora di
beberapa kalimat dalam cerpen “Selepas Pulang” karya Firza Al Fata.
g. Amanat. Amanat yang yang terkandung di dalam cerpen “Selepas Pulang”
karya Firza Al Fata ialah tetap berbakti kepada orang tua meskipun orang tua
tidak memperlakukan anaknya dengan baik.
2. Unsur Ekstrinsik Cerpen “Selepas Pulang Sekolah” Karya Firza Azhar Al-Fata
Penulis cerpen “Selepas Pulang Sekolah” adalah seorang anak remaja yang saat
ini duduk di bangku SMP. Hal ini melatarbelakangi penulis menghadirkan tokoh
Clara di dalam cerpen sebagai anak sekolah. Selain itu, bahasa cerpen yang mudah
dipahami dan memiliki konflik (permasalahn cerita) yang ringan dipengaruhi oleh
faktor usia penulis yang masih di bawah umur. Penulis yang saat ini masih berusia
remaja mengangkat tema yang sering terjadi dikalangan anak-anak. Selain itu, faktor
lingkungan keluarga penulis yang kurang mendukung dalam dunia pendidikan
memberikan inspirasi penulis untuk membuat cerpen ini.

3. Makna Cerpen “Selepas Pulang Sekolah” Karya Firza Azhar Al-Fata Melalui
Pendekatan Intrinsik dan Ekstrinsik

Berdasarkan hasil kajian terkait unsur intrinsik dan ekstrinsik yang ditemukan
di dalam cerpen tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa cerita yang disajikan di
dalam cerpen tersebut banyak terjadi di dalam kehidupan nyata. Banyak sekali anak-
anak yang sudah tidak memiliki orang tua lengkap tumbuh dan berkembang dengan
kekurangan kasih sayang. Bahkan sering kali kita temukan juga dalam kehidupan
nyata banyak anak-anak yang tidak didukung dengan baik oleh orang tuanya dalam
terkait hal-hal yang dilakukan atau hal-hal yang digemari anak. Selain itu masih
banyak pula kita temukan orang tua yang memarahi anak-anaknya saat anak tersebut
mendapatkan nilai yang rendah di sekolah, alih-alih memberikan semangat untuk
berusaha meningkatkan kemampuan belajarnya.

Analisis Cerpen “Atap Kenangan Lili” Karya Zahira Asalyn Alahmadia

A. Unsur Intrinsik “Atap Kenangan Lili” Karya Zahira Asalyn Alahmadia


1. Tema
Hasil Penelitian Unsur Intrinsik Cerpen “Atap Kenangan Lili” karya Zahira
Asalyn Alahmadia yang pertama adalah tema. Tema merupakan gagasan
utama yang menjalin struktur cerita, persoalan, peristiwa-peristiwa yang
dibawakan pada suatu cerpen. Tema yang dipakai dalam cerpen “Atap
Kenangan Lili” karya Zahira Asalyn Alahmadia adalah konflik sosial pada
keluarga. Kehidupan keluarga adalah kehidupan yang dijalani secara bersama
untuk tetap rukun.
Berikut kutipan ceritanya;
“Itu semua hanya renungan Lili yang sedang memegang fotonya
bersama Axe, Zoe, dan Lex kala itu, ketika tiga anak kecil itu sudah
dewasa dan mengejar mimpi- mimpinya.”

Dari kutipan tersebut sudah sesuai dengan pendapat (Nurgiyantoro, 2009:70)


jika tema tersebut merupakan ide utama atau tujuan utama dalam sebuah
cerita. Dengan adanya tema tersebut pengarang akan dapat dengan baik
mengarang cerita tersebut agar tidak keluar dari ide utama yang sudah
dirancang. Di mana, penulis ingin menyampaikan bahwa tema tersebut
menggambarkan cerita seorang tokoh utama yaitu Lili yang rindu akan masa
lalunya bersama anak asuhnya.

2. Tokoh dan penokohan


Tokoh adalah pelaku-pelaku yang terlibat dalam cerita dan peristiwa dari
suatu cerpen. Tokoh adalah karakter yang menjadi pembawa pesan hingga
amanat yang ingin disampaikan oleh penulis. Sementara itu, penokohan
adalah cara penulis untuk mengklasifikasikan jenis karakter atau sifat seorang
tokoh yang ingin dibangun. Penokohan atau perwatakan tokoh dapat diketahui
dari tingkah laku dan disurat secara jelas oleh penulisnya.
Adapun tokoh dan penokohan dalam cerpen “Atap Kenangan Lili”
karya Zahira Asalyn Alahmadia. Tokoh Lily, sosok seorang Ibu asuh
digambarkan sifat yang baik hati, lembut. Selalu memberikan masakan yang
dibuat dengan penuh kasih saying, sehingga menghasilkan cita rasa yang enak
dan lezat. Tidak hanya itu, Lily juga memberikan kebebasan untuk anak
asuhnya dengan memberikan kesempatan bermain di luar rumah dibawah
pengawasannya. Meskipun demikian, Kesehatan anak didiknya juga turut
serta diperhatian dengan penuh perhatian, seperti kepekaan-Nya Lily dalam
merawat anak asuhnya.
Kutipan sebagai berikut;
- “Lili! Kami akan bermain ke pepohonan di depan itu! Tidak jauh
kok, oh iya Lex juga bersama kami!” Ucap Zoe sambil Berlari.
- Mereka berlari dengan laju menuju pepohonan yang tak jauh dari
rumah Lili. Mereka menikmati jingganya cahaya senja. Dengan
menangkap belalang dan bermain di sungai kecil, tak terasa senja
mulai menenggelamkan diri sementara bulan dengan sinarnya
yang redup tak sabar ingin menerangi malam yang sunyi. Ketiga
anak itu juga ingin pulang untuk makan bersama dan mandi
dengan air hangat yang disiapkan Lili dengan kasih sayangnya.
- “Oh kalian sudah kembali, cepat mandi dengan air panas yang
sudah kusiapkan. Lalu makan malam bersama ya!” Teriak Lili
yang sedang berada di halaman belakang merawat bibit tanaman
yang telah dijemur.
- “Sudah selesai? Ayo makan malam!” Ucap Lili, mereka terlihat
menikmati makan.
- Setelah meletakkan bibit itu di wadah, Lili memasak untuk makan
malam sementara tiga anak itu mandi.
Tokoh Axe di gambarkan sebagai anak yang polos, dan suka bermain.
- “Emm…oh!itu kakekku, tapi siapa anak kecil itu?” Ucap Axe
dengan bingung.
- “Lili kami kembali!” Seru Lex sembari membuka pintu rumah.
- “Huuft…. segar” Ucap Axe setelah menyudahi mandinya.
- “Emm.. Lili, kami sudah menyiapkan sarapan, tapi… kami ingin
memakannya di pepohonan depan itu…boleh kan?” Tanya Axe.
- “Wahhh” Ucap Axe dengan kagum saat kupu-kupu itu menghentikan
kepakan sayapnya pada salah satu bunga Seruni di hamparan
bunga-bunga yang begitu luas.
- Terpikir oleh mereka jika Lili tahu tentang tempat ini Ia akan sangat
senang. Axe, Zoe, dan Lex selalu memiliki ide, mereka mencoba
memetik berbagai jenis bunga, seperti Lavender, Baby Breath,
Petunia, Marigold, dan lainya, lalu dikumpulkan menjadi buket
indah.
- “Halo Lili kami kembali!” Seru Lex yang membuat Lili terkejut.
Mereka bertiga meletakkan buket dan hiasan bunga di meja Lili.
Tokoh Zoe di gambarkan sebagai anak yang periang, dan suka bermain dari
tingkah laku yang digambarkan oleh si penulis. Sikapnya yang baik hati dan
penuh perhatian, pada akhirnya dapat menjadi kawan yang baik terhadap
teman-temannya. Kutipannya sebagai berikut;

- Sinar matahari mulai jingga Lili ingin mengunjungi hamparan


bunga itu, sementara Axe, Zoe, dan Lex tetap di rumah Bermain
bersama kucingnya.
- “Lili! Kami akan bermain ke pepohonan di depan itu! Tidak jauh
kok, oh iya Lex juga bersama kami!” Ucap Zoe sambil Berlari.
- Mereka berlari dengan laju menuju pepohonan yang tak jauh dari
rumah Lili. Mereka menikmati jingganya cahaya senja. Dengan
menangkap belalang dan bermain di sungai kecil, tak terasa senja
mulai menenggelamkan diri sementara bulan dengan sinarnya yang
redup tak sabar ingin menerangi malam yang sunyi.
- Sementara Axe, Zoe, dan Lex, sedang menyiapkan sarapan intuk
dimakan di pepohonan Shora yang tentram dan rimbun.
- “Apa yang kalian tunggu! Ayo kita ikuti kupu-kupu itu” Seru Zoe.
Mereka berjalan lirih mengikutinya agar tidak membuat kupu-kupu itu
terbang tinggi dan menjauh. Hingga Kupu-kupu itu terhenti di suatu
tempat
- Terpikir oleh mereka jika Lili tahu tentang tempat ini Ia akan sangat
senang. Axe, Zoe, dan Lex selalu memiliki ide, mereka mencoba
memetik berbagai jenis bunga, seperti Lavender, Baby Breath,
Petunia, Marigold, dan lainya, lalu dikumpulkan menjadi buket indah.
Tak hanya itu, mereka juga membuat hiasan bunga yang molek.
Mereka membuatnya sembari menikmati hembusan angin dan kupu-
kupu juga lebah yang indah menghisap serbuk-serbuk bunga.
Tokoh Lex di gambarkan sebagai anak yang periang, dan suka bermain dari
tingkah laku yang digambarkan oleh si penulis. Sikapnya yang baik hati dan
penuh perhhatian, dan banyak ide, pada akhirnya dapat menjadi kawan yang
baik terhadap teman-temannya. Tidak hanya itu, Lex yang suka makan juga
suka memuji dan penuh rasa penasaran terhadap suasana baru yang ia lihat.
Kutipannya sebagai berikut;
- Sinar matahari mulai jingga Lili ingin mengunjungi hamparan bunga
itu, sementara Axe, Zoe, dan Lex tetap di rumah Bermain bersama
kucingnya.
- Mereka berlari dengan laju menuju pepohonan yang tak jauh dari
rumah Lili. Mereka menikmati jingganya cahaya senja. Dengan
menangkap belalang dan bermain di sungai kecil, tak terasa senja
mulai menenggelamkan diri sementara bulan dengan sinarnya yang
redup tak sabar ingin menerangi malam yang sunyi.
- “Lili kami kembali!” Seru Lex sembari membuka pintu rumah.
- Malam berlalu, matahari mulai menampakkan sinarnya, kicau burung
dan suara aliran sungai begitu damai menemani Lili yang sedang
menyirami bunga- bunganya yang berwarna-warni. Sementara Axe,
Zoe, dan Lex, sedang menyiapkan sarapan intuk dimakan di
pepohonan Shora yang tentram dan rimbun.
- “Emm enak sekali sandwich buatan Lili”Ucap Lex yang sedang
menikmati sarapanya. Setelah sarapan selesai, Mereka melihat kupu-
kupu yang cantik.
- “Wah apa itu! Indah sekali, Aku tidak pernah melihat yang seperti
itu!” Ucap Lex dengan kagum.
- Terpikir oleh mereka jika Lili tahu tentang tempat ini Ia akan sangat
senang. Axe, Zoe, dan Lex selalu memiliki ide, mereka mencoba
memetik berbagai jenis bunga, seperti Lavender, Baby Breath,
Petunia, Marigold, dan lainya, lalu dikumpulkan menjadi buket indah.
Dari kutipan diatas terdapat empat tokoh dalam cerita pendek “Atap
Kenangan Lili” karya Zahira Asalyn Alahmadia ini. Setiap tokoh tentu
memiliki perwatakan yang berbeda sesuai dengan perannya dalam sebuah
cerita. Seperti pendapat dari (Nurgiyantoro, 2013: 177) tokoh dibagi
berdasarkan pembedaan dalam sudut pandang dan tinjauan seperti tokoh
utama, tokoh protagonis dan antagonis, tokoh berkembang dan tokoh tipikal.
Dalam cerpen tersebut tokoh Lily merupakan tokoh utama.
Penggambaran tokoh tersebut sudah sesuai dengan pendapat (Nugiyantoro,
2013: 177) Tokoh utama tokoh yang menjadi sorotan, yang paling sering
diceritakan, dalam setiap kejadian dan juga memiliki hubungan dengan tokoh-
tokoh lainya.
Kemudian Lily memiliki tokoh yang Protagonis dan statis.
Penggambaran tokoh tersebut sesuai dengan pendapat (Nurgiyantoro, 2013:
178) terlihat watak protagonis ibu yang baik dan lembut. Kemudian statis
dikarenakan selama cerita tidak ada perubahan watak yang sangat signifikan.
Sementara ke tiga anak asuhnya yaitu Lex, Zoe, dan juga Axe tokoh
yang tipikal. Penggambaran tersebut sesuai dengan pendapat (Nurgiyantoro,
2013: 188) ini dikarenakan mereka adalah anak yang masih berumur 3 tahun
maka tipikal watak layaknya anak 3 tahun tahun yang masih polos dan suka
bermain.
3. Latar
Latar adalah tempat, waktu hubungan waktu, lingkungan dan keadaan budaya
dan sosial dari tempat tertentu yang melatarbelakangi terjadinya kisah dan
cerita. Apapun latar yang digunakan cerpen “Atap Kenangan Lili” karya
Zahira Asalyn Alahmadia. Latar Tempat dalam cerpen ini ada di rumah
seorang Wanita Bernama Lily yang berada di Hutan Shora. Latar tersebut ada
dalam kutipan berikut,
- Pada suatu senja seperti biasa, tidak ada yang istimewa, di rumah
seorang wanita bernama Lili yang berada di Hutan Shora.
- Mereka menikmati jingganya cahaya senja. Dengan menangkap
belalang dan bermain di sungai kecil, tak terasa senja mulai
menenggelamkan diri sementara bulan dengan sinarnya yang redup
tak sabar ingin menerangi malam yang sunyi.
- Malam berlalu, matahari mulai menampakkan sinarnya, kicau burung
dan suara aliran sungai begitu damai menemani Lili yang sedang
menyirami bunga- bunganya yang berwarna-warni.
- Sesampainya di sekitar pepohonan yang rimbun, Mereka beristirahat
untuk Menikmati sarapan dan duduk pada bongkahan kayu besar di
pinggir sungai.
- Ketiga anak itu segera berkeliling di hamparan bunga yang luas ini
dan melihat berbagai jenis bunga yang disukai oleh lebah juga kupu
kupu, Hamparan ini bagai surga bunga.
Latar waktu pada cerpen ini adalah pada pagi hari sore hari, serta malam hari.
Sementara untuk latar suasana di gambarkan dengan suasana ceria, dan penuh
kebahagiaan, seperti terdapat pada kutipan berikut;
- Dengan menangkap belalang dan bermain di sungai kecil, tak terasa
senja mulai menenggelamkan diri sementara bulan dengan sinarnya
yang redup tak sabar ingin menerangi malam yang sunyi.
- “Oh kalian sudah kembali, cepat mandi dengan air panas yang sudah
kusiapkan. Lalu makan malam bersama ya!” Teriak Lili yang sedang
berada di halaman belakang merawat bibit tanaman yang telah
dijemur.
- Malam berlalu, matahari mulai menampakkan sinarnya, kicau burung
dan suara aliran sungai begitu damai menemani Lili yang sedang
menyirami bunga-bunganya yang berwarna-warni.
- Sinar matahari mulai jingga Lili ingin mengunjungi hamparan bunga
itu, sementara Axe, Zoe, dan Lex tetap di rumah Bermain bersama
kucingnya. Sesampainya di hamparan bunga itu Lili terkejut ketika di
hadapannya terdapat hamparan yang luas dengan berbagai jenis
bunga, Lili mencoba melihat lebih dekat dan mencari tahu jenis-jenis
bunga disana.
- Sejenak Lili menikmati senja di surga bunga, hembusan angin
menyentuh kelopak bunga yang Indah, kupu-kupu cantik berterbangan
di tempat ini. Sebelum gelap Lili segera Kembali untuk menyiapkan
makan malam.
Sesuai dengan pendapat (Nurgiyantoro, 2013: 216) latar adalah landasan atau
tumpuan yang memiliki pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan
sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Kemudian
menurut (Siswandarti, 2013: 44) latar adalah pelukisan tempat, waktu, dan
situasi terjadinya peristiwa. Dalam cerita diatas sudah terdapat latar tempat,
waktu, dan suasana dalam setiap peristiwa yang terjadi.

4. Alur
Alur atau struktur adalah bagian-bagian yang membentuk suatu cerita dan
kisah dari suatu cerpen, novel atau prosa fiksi lainnya. Alur yang digunakan
cerpen “Atap Kenangan Lili” karya Zahira Asalyn Alahmadia adalah alur
mundur, karena menceritakan urutan waktu dari masa lalu bergerak ke
belakang.
Exposition (Eksposisi), diawali dengan perjalanan Lily yang memiliki
tiga anak asuh. Dimana, tokoh Lily sangat menyayangi ke tiga anak asuhnya
tersebut seraya anaknya sendiri. Baik dari bentuk perhatian dan kasih
sayangnya.
- Pada suatu senja seperti biasa, tidak ada yang istimewa, di rumah
seorang Wanita bernama Lili yang berada di Hutan Shora. Lili tidak
sendiri, Ia tinggal bersama dua anak laki-laki yaitu Axe yang
merupakan cucu dari seorang koki terkenal, dan Zoe adalah anak dari
seorang laksamana Marinir. Mereka diasuh dan tinggal Bersama Lili
sejak bayi karena kegiatan orangtua nya yang padat.
Inciting moment (Permasalahan muncul), permasalahan muncul saat
Lily tersadar bahwa ia sedang mengingat masa lalu dibalik foto yang tengah
ia pandang. Ia mengingat kebersamaan terhadap ketiga anak asuhnya yang
masih kecil. Ia teringat bahwa ketiga anaknya sangat Bahagia tatkala Lily
dengan penuh kasih sayang membuatkan sarapan di pagi hari yang rutin,
menyiapkan air panas untuk mandi. Merawat dan menjaga sepenuh hati,
hingga akhirnya sampai dewasa.
- Itu semua hanya renungan Lili yang sedang memegang fotonya
bersama Axe, Zoe, dan Lex kala itu, ketika tiga anak kecil itu sudah
dewasa dan mengejar mimpi- mimpinya. “Hmm… Kuharap mereka
sering mengunjungi rumah ini..” Gumam Lili dengan tersenyum. ***
Sesuai dengan pendapat dari (Nurgiyantoro, 2013: 112) Plot merupakan
urutan dari kejadian-kejadian yang terjadi dalam sebuah cerita. Dimana dalam
plot terdapat hubungan sebab akibat yang menyebabkan suatu peristiwa itu
bisa terjadi. Baik itu dari tingkah laku dari tokoh dalam cerita tersebut ataupun
adanya masalah yang muncul dari suatu musibah yang terjadi. Pengembangan
dalam cerita diatas sudah baik dimana dimulai eksposisi, permasalahan
muncul, permasalahan meningkat, permasalahan semakin meningkat, puncak
permasalahan hingga pada penyelesaian.
5. Sudut pandang
Sudut pandang adalah dari perspektif atau kacamata penulis menyampaikan
cerita. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama
(tokoh utama), karena tokoh Lily yang bercerita sekaligus sebagai tokoh
dalam cerpen tersebut. Berikut kutipan ceritanya;
- “Hmm… Kuharap mereka sering mengunjungi rumah ini..” Gumam
Lili dengan tersenyum.
- “Hah? Shora 32? dulu tempat itu hanya sebuah rerumputan yang luas
dan tidak ada bunga sebanyak ini! Kenapa sekarang terdapat banyak
bunga? Dari mana asalnya?” Ucap Lili dengan rasa penasaran.
- “Wah cantik sekali! Kalian dapat dari mana?” Tanya Lili,
- “Tentu saja boleh, tapi hati-hati ya!” Jawab Lili yang sedang
menuangkan pupuk di pot tanamanya.
- “Sudah selesai? Ayo makan malam!” Ucap Lili, mereka terlihat
menikmati makan. Malam ini ditemani cahaya lampu yang redup dan
suara hembusan angin malam.
- Setelah meletakkan bibit itu di wadah, Lili memasak untuk makan
malam sementara tiga anak itu mandi.
Menggunakan sudut pandang orang pertama (tokoh utama) Gung Gek
(titiang) bertindak sebagai pelaku utama dalam cerita tersebut. Sesuai dengan
pendapat dari (Nurgiyantoro, 2009: 263) sudut pandang orang pertama (tokoh
utama) merupakan sebagai pelaku utama dalam cerita serta praktis menjadi
pusat kesadaran dan penceritaan.
6. Amanat
Amanat adalah pesan positif yang dihasilkan dari prosa fiksi. Amanat dalam
cerpen yang baik tidak akan disampaikan secara langsung, namun
diperlihatkan dan digambarkan melalui berbagai peristiwa dan watak tokoh
yang ada. Amanat yang terkandung didalam cerpen “Atap Kenangan Lili”
karya Zahira Asalyn Alahmadia: adalah dalam pola asuh terhadap anak
haruslah dengan perlakuan yang semaksimal mungkin. Arti dari semaksimal
mungkin yaitu dengan cara menanamkan memori kebahagiaan dan penuh
cinta kasih terhadap sesama. Baik dari segi perhatian, serta kehadiran yang
selalu ada di setiap waktu tatkala anak-anak membutuhkan sosok orangtua.
Karena seiring perkembangan anak, tentu masa anak anak akan menjadi
sebuah memori manis yang akan selalu di ingat dan di rindukan. Hal itu tidak
akan terulang lagi, melainkan menjadi sebuah kisah yang penuh dengan kasih
yang semakin harmonis.
- Malam berlalu, matahari mulai menampakkan sinarnya, kicau burung
dan suara aliran sungai begitu damai menemani Lili yang sedang
menyirami bunga- bunganya yang berwarna-warni. Sementara Axe,
Zoe, dan Lex, sedang menyiapkan sarapan intuk dimakan di
pepohonan Shora yang tentram dan rimbun. “Emm.. Lili, kami sudah
menyiapkan sarapan, tapi… kami ingin memakannya di pepohonan
depan itu…boleh kan?” Tanya Axe. “Tentu saja boleh, tapi hati-hati
ya!” Jawab Lili yang sedang menuangkan pupuk di pot tanamanya.
Tiga anak itu berjalan sambil menikmati indahnya pagi di hutan
Shora.
Menurut pendapat (Nurgiyantoro, 2013: 321) amanat merupakan unsur yang
mengacu pada nilai-nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan santun yang
ditampilkan oleh pengarang melalui tokoh-tokohnya. Dalam cerpen ini
amanat yang didapat terdapat pada akhir cerita yang berakhir dengan
pentingnya kasih sayang, dalam menjalin hubungan keluarga.
7. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah bagaimana penggunaan bahasa yang digunakan dalam
suatu cerpen. Gaya bahasa juga dapat direka sedemikian rupa untuk
menghasilkan suasana yang dibutuhkan dalam suatu cerpen. Gaya bahasa
pada cerpen “Atap Kenangan Lili” karya Zahira Asalyn Alahmadia adalah
menggunakan bahasa sehari-hari dan dialek pengarang.
Kutipannya sebagai berikut;

“B-baik kakek Jack,….Siapa namanya?” Ucap Lili.


“Ohh! Namanya Lex” Jawab Jack.
Tentunya ketiga anak itu seumuran, Axe, Lex, dan Zoe.
“Lili! Kami akan bermain ke pepohonan di depan itu! Tidak jauh kok, oh
iya
Lex juga bersama kami!” Ucap Zoe sambil Berlari.
Mereka berlari dengan laju menuju pepohonan yang tak jauh dari rumah
Lili. Mereka menikmati jingganya cahaya senja. Dengan menangkap
belalang dan bermain di sungai kecil, tak terasa senja mulai
menenggelamkan diri sementara bulan dengan sinarnya yang redup tak
sabar ingin menerangi malam yang sunyi. Ketiga anak itu juga ingin
pulang untuk makan bersama dan mandi dengan air hangat yang
disiapkan Lili dengan kasih sayangnya.

Sesuai dengan pendapat (Nurgiyantoro, 2013: 272) gaya Bahasa adalah sarana
pengungkapan yang komunikatif dalam sastra. Dalam cerpen “Atap Kenangan
Lili” karya Zahira Asalyn Alahmadia menggunakan Bahasa yang
komunikatif, seperti percakapan-percakapan sehari-hari. Terutama dalam hal
berkeluarga, berbahasa dengan yang lebih tua, Ibu, maupun dengan anak telah
tergambar dengan baik dalam cerpen kutipan diatas.

B. Unsur Ekstrinsik Cerpen “Atap Kenangan Lili” Karya Zahira Asalyn Alahmadia

Unsur ekstrinsik pada cerpen ini dimulai pada mengulas sedikit


penulisnya. Berikut akan diapaparkan mengenai latar belakang penulis. Beliau
Zahira Asalyn Alahmadia (Lahir di Banjarnegara, 4 Oktober 2010) merupakan
salah satu pengarang di Banjarnegara. Beliau sekolah di MTs N 1 Banjarnegara
kelas 7. Puisi-puisinya beliau sudah ada beberapa yang dibukukan melalui
antologi puisi.

Cerpen “Atap Kenangan Lili” merupakan salah satu cerpen yang pernah
terbit di Kedaulatan Rakyat pada tahun 2023. Cerpen ini bercerita tentang
bagaimana kenangan kenangan kebersamaan yang membekas di hati Lili. Alur
cerita yang kutulis spontan muncul dari imajinasi ku, aku menuliskan bagaimana
suka duka Lili dalam merawat Axe, Zoe, dan Lex yang bandel setiap hari.

Latar belakang masyarakat, jika dilihat dari latar belakang masyarakat


yang diambil, maka sesuai dengan kehidupan pengarang, karena dilihat dari
ceritanya kemungkinan diambil dari kisahnya sendiri. Dalam setiap hubungan
keluarga lumrah jika seorang anak yang sering bermain kesana kemari Bersama
teman-teman seusianya. Bahkan kini pun masih ada beberapa kasus seperti itu.
Hubungan keluarga yang sering memperlihatkan keromantisan dan penuh kasih
sayang, banyak mengakibatkan keluarga yang bahagia dan penuh aura positif.

Penulis dengan baik menyampaikan kondisi masyarakat, melalui cerpen


“Atap Kenangan Lili” ini. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen ini adalah
yang pertama nilai moral. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen “Atap
Kenangan Lili” adalah nilai kekeluargaan. Dalam berkeluarga harus adanya
keseimbangan. Keseimbangan dalam mengendalikan sikap dalam menghadapi
anak-anak. Bagaimana dalam mendidik, mengasihi, dan memberi waktu serta
perhatian. Penyayang juga menjadi salah satu nilai yang terkandung, dimana
tokoh utama tetap sayang kepada anak. Karena dalam keluarga kasih sayang dan
saling mengerti akan sangat berpengaruh akan keharmonisan keluarga.
Analisis Cerpen “Adiksi Bunga Tidur” Karya Aqilah Az Zahra
A. Unsur Intrinsik Cerpen “Adiksi Bunga Tidur” Karya Aqilah Az Zahra
1. Tema
Tema pada cerpen Adiksi Bunga tidur karya Raya Aqilah Az Zahra adalah
membantu orang lain.
- “Lyn, apa kau bisa membantuku mengantar peralatan sihir bu Maya?”
- “tolong bantu ibu menemukan kertas dengan tulisan mantra rahasia yang
di simpan di ruang bawah tanah menara sebelah utara”
2. Tokoh dan penokohan
Adapun tokoh dan penokohan dalam cerpen Adiksi Bunga tidur karya Raya
Aqilah Az Zahra dapat di analisis sebagi berikut:
a. Raollyn Ambress (tokoh utama): suka menolong, seorang siswa yang
menjadi asisten penjaga perpustakaan di Akademi sihir Xyphon.
- Namaku Raollyn Ambress, panggil saja aku Lyn. Aku adalah murid
dari Akademi Sihir Xyphon. Saat ini aku tengah membereskan buku
diperpustakaan. Bu Emily, sang penjaga perpustakaan sedang cuti.
Jadi aku dipercaya sebagai asisten olehnya.
- Dia meminta bantuanku untuk mencari kertas diruang bawah tanah
dimenara
b. Bu evelyn : guru
- Ternyata guru ini adalah bu Evelyn
c. Mia : siswa, cinta kebersihan
- “Aku harus membersihkan kelas sendirian karena kelas kita kotor
sehabis di gunakan untuk praktik sihir.” Jawab Mia
3. Latar
Adapun latar dapat diperoleh dari cerpen Adiksi Bunga tidur karya Raya
Aqilah Az Zahra dapat dianalisis sebagai berikut:
a. Latar tempat : perpustakaan, lorong sekolah, ruang bawah tanah yang
berupa labirin
- Saat ini aku tengah membereskan buku diperpustakaan.
- Aku terus berjalan dilorong sekolah yang sepi dan tidak ada suara
selain langkah kakiku.
- Aku baru tahu jika ruang bawah tanah ini sebernarnya adaah sebuah
labirin
b. Latar waktu: sore hari jam setelah pulang sekolah.
- Ini sudah lebih jam 4 sore, sudah lewat 2 jam dari waktu pulang
c. Latar suasana : hening dan sepi
- Aku terus berjalan dilorong sekolah yang sepi dan tidak ada suara
selain langkah kakiku.
4. Alur
Berdasarkan analisis pada cerpen Adiksi Bunga tidur karya Raya Aqilah Az
Zahra menggunakan alur maju ditinjau dari rangkaian kejadian yang menjalin
plot secara lebih rinci.
5. Sudut pandang
Dalam cerpen Adiksi Bunga tidur karya Raya Aqilah Az Zahra menggunakan
sudut pandang orang pertama di tandai penggunaan “aku”.
6. Amanat
Amanat yang dapat diperoleh dari cerpen Adiksi Bunga tidur karya Raya
Aqilah Az Zahra : sebagai makhluk sosial kita harus suka menolong, namun
semampunya kita jangan sampai malah membuat diri kita kesusahan.
7. Gaya bahasa
Penggunaan majas yang ditemukan pada cerpen Adiksi Bunga tidur karya
Raya Aqilah Az Zahra:
“aku tiba-tiba lupa dunia” menggunakan majas simbolik melukiskan sesuatu
dengan menggunakan symbol atau lambang untuk menyatakan maksud yang
dapat diartikan lupa waktu.
B. Unsur Ekstrinsik Cerpen “Adiksi Bunga Tidur” Karya Aqilah Az Zahra

Dari cerpen Adiksi Bunga tidur karya Raya Aqilah Az Zahra dapat ditemukan
latar belakang pengarang merupakan siswa kelas 7B di MTs Negeri 1 Banjarnegara.
Cerpen Adiksi Bunga tidur karya Raya Aqilah Az Zahra terbit pada surat kabar
“Kedaulatan Rakyat”. Meski masih sekolah di tingkat SMP namun kemampuan
berimajinasi sangat luar biasa. Penulis menggunakan nama tokoh yang modern
padahal penulis adalah seorang siswa MTS dari daerah Banjarnegara yang notabone
adalah daerah pegunungan jalur tengah pulau Jawa. Namun Aqilah Az Zahra
menampilkan nama-nama tokoh dari unsur Eropa. Kemungkinan yang dapat
disimpulkan ialah penulis gemar membaca atau menonton kisah-kisah dari luar negeri
sehingga cerpen ini tercipta dari hasil buah imajinasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Pradopo, R.D. (2003). BeberapaTeori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya.


Yogyakarta: PustakaPelajar.
Rokhmansyah. A., (2014). Studidan Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal Terhadap Ilmu
Sastra. Yogyakarta: GrahaIlmu.
Kosasih, E. (2012). Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.
Nurgiyantoro, B dan Anwar E. (2013). “Prioritas Penentuan Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Sastra Remaja”. Jurnal: Cakrawala Pendidikan. November 2013.
TH. XXXII. Nomor 3. Yogyakarta: LPPMP UNY.
Nurgiyantoro, B. (2013). Teori pengkajian fiksi (Ed. rev.). Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai