Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Pengkajian Sastra”
Disusun oleh:
Dian Qomarullah (0202522029)
Risky Arbangi Nopi (0202522031)
Legi Aspriyanti (0202522034)
Dosen Pengampu:
Dr. Muh. Doyin, M. Si.
Analisis Cerpen “Selepas Pulang Sekolah” Karya Firza Azhar Al-Fata Melalui
Pendekatan Intrinsik dan Ekstrinsik
1. Unsur Intrinsik Cerpen “Selepas Pulang Sekolah” Karya Firza Azhar Al-Fata
a. Tema
Adapun tema dalam cerpen ini ialah kehidupan seorang anak yatim yang
kekurangan kasih sayang orang tua. Tema yang disajikan secara tersirat oleh
penulis tersebut dapat kita ketahui setelah melalui proses membaca dan
mengkaji setiap kalimat di dalamnya. Berikut ini beberapa penggalan kalimat
sebagai pendukung tema cerpen “Selepas Pulang Sekolah” Karya Firza Al-Fata:
- “Setiap perjalanan pulang sekolah, Clara tak henti-hentinya mengingat
hujatan yang keluar dari kedua orang tuanya, “Dasar pendek tak
berguna,” itu akan ia ingat sampai beranjak dewasa nanti.”
2. Kak Kevin. Tokoh Kevin diceritakan sebagai penjaga toko buah tempat
Clara berlangganan membeli buah. Tokoh ini memiliki sifat baik hati,
ramah, dan suka menolong. Tokoh Kevin menjadi teman akrab Clara yang
selalu mendengarkan keluh kesah Clara. Berikut penggalam kalimat yang
menggambarkan sifat tokoh Kak Kevin:
- “Kak Kevin pergi mengantar Clara pulang dengan senang hati.”
- “Bahkan saat menunggu bus pulang, tak jarang Clara ditemani oleh
penjaga toko buah sambil mengobrol dengan sangat ramah.”
- “Berapa nilaimu nak? Kok gitu aja nggak bisa? Dasar payah!”
c. Latar
1. Latar tempat: jalanan, toko buah, rumah Clara.
- “Clara lantar menyeberang jalan untuk menghadang angkutan lagi
guna kembali ke jalan sebelumnya dengan membawa tas gendongnya.”
- “Ia heran, bahwa undangan keluarga tidak sampai 10 orang. Ini justru
satu kampung hampir membanjiri halaman rumahnya.”
d. Alur. Alur yang digunakan penulis dalam cerpen “Selepas Pulang” ialah alur
maju. Hal ini terlihat dari jalan cerita yang disampaikan oleh penulis secara
konsisten bergerak maju dari kisah perjalanan Clara sepulang sekolah hingga
sampai ke rumahnya.
e. Sudut pandang. Sudut pandang. Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen
“Selepas Pulang” karya Firza Al Fata ialah sudut pandang orang ketiga.
f. Gaya bahasa. Berdasarkan analisis, ditemukan penggunaan majas metafora di
beberapa kalimat dalam cerpen “Selepas Pulang” karya Firza Al Fata.
g. Amanat. Amanat yang yang terkandung di dalam cerpen “Selepas Pulang”
karya Firza Al Fata ialah tetap berbakti kepada orang tua meskipun orang tua
tidak memperlakukan anaknya dengan baik.
2. Unsur Ekstrinsik Cerpen “Selepas Pulang Sekolah” Karya Firza Azhar Al-Fata
Penulis cerpen “Selepas Pulang Sekolah” adalah seorang anak remaja yang saat
ini duduk di bangku SMP. Hal ini melatarbelakangi penulis menghadirkan tokoh
Clara di dalam cerpen sebagai anak sekolah. Selain itu, bahasa cerpen yang mudah
dipahami dan memiliki konflik (permasalahn cerita) yang ringan dipengaruhi oleh
faktor usia penulis yang masih di bawah umur. Penulis yang saat ini masih berusia
remaja mengangkat tema yang sering terjadi dikalangan anak-anak. Selain itu, faktor
lingkungan keluarga penulis yang kurang mendukung dalam dunia pendidikan
memberikan inspirasi penulis untuk membuat cerpen ini.
3. Makna Cerpen “Selepas Pulang Sekolah” Karya Firza Azhar Al-Fata Melalui
Pendekatan Intrinsik dan Ekstrinsik
Berdasarkan hasil kajian terkait unsur intrinsik dan ekstrinsik yang ditemukan
di dalam cerpen tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa cerita yang disajikan di
dalam cerpen tersebut banyak terjadi di dalam kehidupan nyata. Banyak sekali anak-
anak yang sudah tidak memiliki orang tua lengkap tumbuh dan berkembang dengan
kekurangan kasih sayang. Bahkan sering kali kita temukan juga dalam kehidupan
nyata banyak anak-anak yang tidak didukung dengan baik oleh orang tuanya dalam
terkait hal-hal yang dilakukan atau hal-hal yang digemari anak. Selain itu masih
banyak pula kita temukan orang tua yang memarahi anak-anaknya saat anak tersebut
mendapatkan nilai yang rendah di sekolah, alih-alih memberikan semangat untuk
berusaha meningkatkan kemampuan belajarnya.
4. Alur
Alur atau struktur adalah bagian-bagian yang membentuk suatu cerita dan
kisah dari suatu cerpen, novel atau prosa fiksi lainnya. Alur yang digunakan
cerpen “Atap Kenangan Lili” karya Zahira Asalyn Alahmadia adalah alur
mundur, karena menceritakan urutan waktu dari masa lalu bergerak ke
belakang.
Exposition (Eksposisi), diawali dengan perjalanan Lily yang memiliki
tiga anak asuh. Dimana, tokoh Lily sangat menyayangi ke tiga anak asuhnya
tersebut seraya anaknya sendiri. Baik dari bentuk perhatian dan kasih
sayangnya.
- Pada suatu senja seperti biasa, tidak ada yang istimewa, di rumah
seorang Wanita bernama Lili yang berada di Hutan Shora. Lili tidak
sendiri, Ia tinggal bersama dua anak laki-laki yaitu Axe yang
merupakan cucu dari seorang koki terkenal, dan Zoe adalah anak dari
seorang laksamana Marinir. Mereka diasuh dan tinggal Bersama Lili
sejak bayi karena kegiatan orangtua nya yang padat.
Inciting moment (Permasalahan muncul), permasalahan muncul saat
Lily tersadar bahwa ia sedang mengingat masa lalu dibalik foto yang tengah
ia pandang. Ia mengingat kebersamaan terhadap ketiga anak asuhnya yang
masih kecil. Ia teringat bahwa ketiga anaknya sangat Bahagia tatkala Lily
dengan penuh kasih sayang membuatkan sarapan di pagi hari yang rutin,
menyiapkan air panas untuk mandi. Merawat dan menjaga sepenuh hati,
hingga akhirnya sampai dewasa.
- Itu semua hanya renungan Lili yang sedang memegang fotonya
bersama Axe, Zoe, dan Lex kala itu, ketika tiga anak kecil itu sudah
dewasa dan mengejar mimpi- mimpinya. “Hmm… Kuharap mereka
sering mengunjungi rumah ini..” Gumam Lili dengan tersenyum. ***
Sesuai dengan pendapat dari (Nurgiyantoro, 2013: 112) Plot merupakan
urutan dari kejadian-kejadian yang terjadi dalam sebuah cerita. Dimana dalam
plot terdapat hubungan sebab akibat yang menyebabkan suatu peristiwa itu
bisa terjadi. Baik itu dari tingkah laku dari tokoh dalam cerita tersebut ataupun
adanya masalah yang muncul dari suatu musibah yang terjadi. Pengembangan
dalam cerita diatas sudah baik dimana dimulai eksposisi, permasalahan
muncul, permasalahan meningkat, permasalahan semakin meningkat, puncak
permasalahan hingga pada penyelesaian.
5. Sudut pandang
Sudut pandang adalah dari perspektif atau kacamata penulis menyampaikan
cerita. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama
(tokoh utama), karena tokoh Lily yang bercerita sekaligus sebagai tokoh
dalam cerpen tersebut. Berikut kutipan ceritanya;
- “Hmm… Kuharap mereka sering mengunjungi rumah ini..” Gumam
Lili dengan tersenyum.
- “Hah? Shora 32? dulu tempat itu hanya sebuah rerumputan yang luas
dan tidak ada bunga sebanyak ini! Kenapa sekarang terdapat banyak
bunga? Dari mana asalnya?” Ucap Lili dengan rasa penasaran.
- “Wah cantik sekali! Kalian dapat dari mana?” Tanya Lili,
- “Tentu saja boleh, tapi hati-hati ya!” Jawab Lili yang sedang
menuangkan pupuk di pot tanamanya.
- “Sudah selesai? Ayo makan malam!” Ucap Lili, mereka terlihat
menikmati makan. Malam ini ditemani cahaya lampu yang redup dan
suara hembusan angin malam.
- Setelah meletakkan bibit itu di wadah, Lili memasak untuk makan
malam sementara tiga anak itu mandi.
Menggunakan sudut pandang orang pertama (tokoh utama) Gung Gek
(titiang) bertindak sebagai pelaku utama dalam cerita tersebut. Sesuai dengan
pendapat dari (Nurgiyantoro, 2009: 263) sudut pandang orang pertama (tokoh
utama) merupakan sebagai pelaku utama dalam cerita serta praktis menjadi
pusat kesadaran dan penceritaan.
6. Amanat
Amanat adalah pesan positif yang dihasilkan dari prosa fiksi. Amanat dalam
cerpen yang baik tidak akan disampaikan secara langsung, namun
diperlihatkan dan digambarkan melalui berbagai peristiwa dan watak tokoh
yang ada. Amanat yang terkandung didalam cerpen “Atap Kenangan Lili”
karya Zahira Asalyn Alahmadia: adalah dalam pola asuh terhadap anak
haruslah dengan perlakuan yang semaksimal mungkin. Arti dari semaksimal
mungkin yaitu dengan cara menanamkan memori kebahagiaan dan penuh
cinta kasih terhadap sesama. Baik dari segi perhatian, serta kehadiran yang
selalu ada di setiap waktu tatkala anak-anak membutuhkan sosok orangtua.
Karena seiring perkembangan anak, tentu masa anak anak akan menjadi
sebuah memori manis yang akan selalu di ingat dan di rindukan. Hal itu tidak
akan terulang lagi, melainkan menjadi sebuah kisah yang penuh dengan kasih
yang semakin harmonis.
- Malam berlalu, matahari mulai menampakkan sinarnya, kicau burung
dan suara aliran sungai begitu damai menemani Lili yang sedang
menyirami bunga- bunganya yang berwarna-warni. Sementara Axe,
Zoe, dan Lex, sedang menyiapkan sarapan intuk dimakan di
pepohonan Shora yang tentram dan rimbun. “Emm.. Lili, kami sudah
menyiapkan sarapan, tapi… kami ingin memakannya di pepohonan
depan itu…boleh kan?” Tanya Axe. “Tentu saja boleh, tapi hati-hati
ya!” Jawab Lili yang sedang menuangkan pupuk di pot tanamanya.
Tiga anak itu berjalan sambil menikmati indahnya pagi di hutan
Shora.
Menurut pendapat (Nurgiyantoro, 2013: 321) amanat merupakan unsur yang
mengacu pada nilai-nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan santun yang
ditampilkan oleh pengarang melalui tokoh-tokohnya. Dalam cerpen ini
amanat yang didapat terdapat pada akhir cerita yang berakhir dengan
pentingnya kasih sayang, dalam menjalin hubungan keluarga.
7. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah bagaimana penggunaan bahasa yang digunakan dalam
suatu cerpen. Gaya bahasa juga dapat direka sedemikian rupa untuk
menghasilkan suasana yang dibutuhkan dalam suatu cerpen. Gaya bahasa
pada cerpen “Atap Kenangan Lili” karya Zahira Asalyn Alahmadia adalah
menggunakan bahasa sehari-hari dan dialek pengarang.
Kutipannya sebagai berikut;
Sesuai dengan pendapat (Nurgiyantoro, 2013: 272) gaya Bahasa adalah sarana
pengungkapan yang komunikatif dalam sastra. Dalam cerpen “Atap Kenangan
Lili” karya Zahira Asalyn Alahmadia menggunakan Bahasa yang
komunikatif, seperti percakapan-percakapan sehari-hari. Terutama dalam hal
berkeluarga, berbahasa dengan yang lebih tua, Ibu, maupun dengan anak telah
tergambar dengan baik dalam cerpen kutipan diatas.
B. Unsur Ekstrinsik Cerpen “Atap Kenangan Lili” Karya Zahira Asalyn Alahmadia
Cerpen “Atap Kenangan Lili” merupakan salah satu cerpen yang pernah
terbit di Kedaulatan Rakyat pada tahun 2023. Cerpen ini bercerita tentang
bagaimana kenangan kenangan kebersamaan yang membekas di hati Lili. Alur
cerita yang kutulis spontan muncul dari imajinasi ku, aku menuliskan bagaimana
suka duka Lili dalam merawat Axe, Zoe, dan Lex yang bandel setiap hari.
Dari cerpen Adiksi Bunga tidur karya Raya Aqilah Az Zahra dapat ditemukan
latar belakang pengarang merupakan siswa kelas 7B di MTs Negeri 1 Banjarnegara.
Cerpen Adiksi Bunga tidur karya Raya Aqilah Az Zahra terbit pada surat kabar
“Kedaulatan Rakyat”. Meski masih sekolah di tingkat SMP namun kemampuan
berimajinasi sangat luar biasa. Penulis menggunakan nama tokoh yang modern
padahal penulis adalah seorang siswa MTS dari daerah Banjarnegara yang notabone
adalah daerah pegunungan jalur tengah pulau Jawa. Namun Aqilah Az Zahra
menampilkan nama-nama tokoh dari unsur Eropa. Kemungkinan yang dapat
disimpulkan ialah penulis gemar membaca atau menonton kisah-kisah dari luar negeri
sehingga cerpen ini tercipta dari hasil buah imajinasinya.
DAFTAR PUSTAKA