Anda di halaman 1dari 11

PENDEKATAN INTRINSIK DAN EKTRINSIK CERPEN BERJUDUL: ATAP

KENANGAN LILI KARYA ZAHIRA ASALYN ALAHMADIA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini akan menyajikan hasil penelitian mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik. Pada
unsur intrinsik menghasilkan tujuh unsur intrinsik yaitu tema, tokoh dan penokohan, latar,
alur, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat yang ditemukan dalam isi cerita dari cerpen
“Atap Kenangan Lili” karya Zahira Asalyn Alahmadia, kemudian penelitian ini
menghasilkan tiga unsur ekstrinsik dari cerpen “Atap Kenangan Lili” karya Zahira Asalyn
Alahmadia. Berikut akan dipaparkan hasil penelitiannya.

A. Unsur intriksi
1. Tema
Hasil Penelitian Unsur Intrinsik Cerpen “Atap Kenangan Lili” karya Zahira
Asalyn Alahmadia yang pertama adalah tema. Tema merupakan gagasan utama
yang menjalin struktur cerita, persoalan, peristiwa-peristiwa yang dibawakan pada
suatu cerpen. Tema yang dipakai dalam cerpen “Atap Kenangan Lili” karya
Zahira Asalyn Alahmadia adalah konflik sosial pada keluarga. Kehidupan
keluarga adalah kehidupan yang dijalani secara bersama untuk tetap rukun.
Berikut kutipan ceritanya;
“Itu semua hanya renungan Lili yang sedang memegang fotonya bersama
Axe, Zoe, dan Lex kala itu, ketika tiga anak kecil itu sudah dewasa dan
mengejar mimpi- mimpinya.”

Dari kutipan tersebut sudah sesuai dengan pendapat (Nurgiyantoro, 2009:70) jika
tema tersebut merupakan ide utama atau tujuan utama dalam sebuah cerita.
Dengan adanya tema tersebut pengarang akan dapat dengan baik mengarang cerita
tersebut agar tidak keluar dari ide utama yang sudah dirancang. Di mana, penulis
ingin menyampaikan bahwa tema tersebut menggambarkan cerita seorang tokoh
utama yaitu Lili yang rindu akan masa lalunya bersama anak asuhnya.

2. Tokoh dan penokohan


Tokoh adalah pelaku-pelaku yang terlibat dalam cerita dan peristiwa dari suatu
cerpen. Tokoh adalah karakter yang menjadi pembawa pesan hingga amanat yang
ingin disampaikan oleh penulis. Sementara itu, penokohan adalah cara penulis
untuk mengklasifikasikan jenis karakter atau sifat seorang tokoh yang ingin
dibangun. Penokohan atau perwatakan tokoh dapat diketahui dari tingkah laku dan
disurat secara jelas oleh penulisnya.
Adapun tokoh dan penokohan dalam cerpen “Atap Kenangan Lili” karya
Zahira Asalyn Alahmadia. Tokoh Lily, sosok seorang Ibu asuh digambarkan sifat
yang baik hati, lembut. Selalu memberikan masakan yang dibuat dengan penuh
kasih saying, sehingga menghasilkan cita rasa yang enak dan lezat. Tidak hanya
itu, Lily juga memberikan kebebasan untuk anak asuhnya dengan memberikan
kesempatan bermain di luar rumah dibawah pengawasannya. Meskipun demikian,
Kesehatan anak didiknya juga turut serta diperhatian dengan penuh perhatian,
seperti kepekaan-Nya Lily dalam merawat anak asuhnya.
Kutipan sebagai berikut;
- “Lili! Kami akan bermain ke pepohonan di depan itu! Tidak jauh kok,
oh iya Lex juga bersama kami!” Ucap Zoe sambil Berlari.
- Mereka berlari dengan laju menuju pepohonan yang tak jauh dari
rumah Lili. Mereka menikmati jingganya cahaya senja. Dengan
menangkap belalang dan bermain di sungai kecil, tak terasa senja
mulai menenggelamkan diri sementara bulan dengan sinarnya yang
redup tak sabar ingin menerangi malam yang sunyi. Ketiga anak itu
juga ingin pulang untuk makan bersama dan mandi dengan air hangat
yang disiapkan Lili dengan kasih sayangnya.
- “Oh kalian sudah kembali, cepat mandi dengan air panas yang sudah
kusiapkan. Lalu makan malam bersama ya!” Teriak Lili yang sedang
berada di halaman belakang merawat bibit tanaman yang telah
dijemur.
- “Sudah selesai? Ayo makan malam!” Ucap Lili, mereka terlihat
menikmati makan.
- Setelah meletakkan bibit itu di wadah, Lili memasak untuk makan
malam sementara tiga anak itu mandi.

Tokoh Axe di gambarkan sebagai anak yang polos, dan suka bermain.
- “Emm…oh!itu kakekku, tapi siapa anak kecil itu?” Ucap Axe dengan
bingung.
- “Lili kami kembali!” Seru Lex sembari membuka pintu rumah.
- “Huuft…. segar” Ucap Axe setelah menyudahi mandinya.
- “Emm.. Lili, kami sudah menyiapkan sarapan, tapi… kami ingin
memakannya di pepohonan depan itu…boleh kan?” Tanya Axe.
- “Wahhh” Ucap Axe dengan kagum saat kupu-kupu itu menghentikan
kepakan sayapnya pada salah satu bunga Seruni di hamparan bunga-
bunga yang begitu luas.
- Terpikir oleh mereka jika Lili tahu tentang tempat ini Ia akan sangat
senang. Axe, Zoe, dan Lex selalu memiliki ide, mereka mencoba memetik
berbagai jenis bunga, seperti Lavender, Baby Breath, Petunia, Marigold,
dan lainya, lalu dikumpulkan menjadi buket indah.
- “Halo Lili kami kembali!” Seru Lex yang membuat Lili terkejut. Mereka
bertiga meletakkan buket dan hiasan bunga di meja Lili.
Tokoh Zoe di gambarkan sebagai anak yang periang, dan suka bermain dari
tingkah laku yang digambarkan oleh si penulis. Sikapnya yang baik hati dan
penuh perhatian, pada akhirnya dapat menjadi kawan yang baik terhadap teman-
temannya. Kutipannya sebagai berikut;
- Sinar matahari mulai jingga Lili ingin mengunjungi hamparan bunga itu,
sementara Axe, Zoe, dan Lex tetap di rumah Bermain bersama kucingnya.
- “Lili! Kami akan bermain ke pepohonan di depan itu! Tidak jauh kok, oh
iya Lex juga bersama kami!” Ucap Zoe sambil Berlari.
- Mereka berlari dengan laju menuju pepohonan yang tak jauh dari rumah
Lili. Mereka menikmati jingganya cahaya senja. Dengan menangkap
belalang dan bermain di sungai kecil, tak terasa senja mulai
menenggelamkan diri sementara bulan dengan sinarnya yang redup tak
sabar ingin menerangi malam yang sunyi.
- Sementara Axe, Zoe, dan Lex, sedang menyiapkan sarapan intuk dimakan
di pepohonan Shora yang tentram dan rimbun.
- “Apa yang kalian tunggu! Ayo kita ikuti kupu-kupu itu” Seru Zoe. Mereka
berjalan lirih mengikutinya agar tidak membuat kupu-kupu itu terbang
tinggi dan menjauh. Hingga Kupu-kupu itu terhenti di suatu tempat
- Terpikir oleh mereka jika Lili tahu tentang tempat ini Ia akan sangat
senang. Axe, Zoe, dan Lex selalu memiliki ide, mereka mencoba memetik
berbagai jenis bunga, seperti Lavender, Baby Breath, Petunia, Marigold,
dan lainya, lalu dikumpulkan menjadi buket indah. Tak hanya itu, mereka
juga membuat hiasan bunga yang molek. Mereka membuatnya sembari
menikmati hembusan angin dan kupu- kupu juga lebah yang indah
menghisap serbuk-serbuk bunga.
Tokoh Lex di gambarkan sebagai anak yang periang, dan suka bermain dari
tingkah laku yang digambarkan oleh si penulis. Sikapnya yang baik hati dan
penuh perhhatian, dan banyak ide, pada akhirnya dapat menjadi kawan yang baik
terhadap teman-temannya. Tidak hanya itu, Lex yang suka makan juga suka
memuji dan penuh rasa penasaran terhadap suasana baru yang ia lihat. Kutipannya
sebagai berikut;
- Sinar matahari mulai jingga Lili ingin mengunjungi hamparan bunga itu,
sementara Axe, Zoe, dan Lex tetap di rumah Bermain bersama kucingnya.
- Mereka berlari dengan laju menuju pepohonan yang tak jauh dari rumah
Lili. Mereka menikmati jingganya cahaya senja. Dengan menangkap
belalang dan bermain di sungai kecil, tak terasa senja mulai
menenggelamkan diri sementara bulan dengan sinarnya yang redup tak
sabar ingin menerangi malam yang sunyi.
- “Lili kami kembali!” Seru Lex sembari membuka pintu rumah.
- Malam berlalu, matahari mulai menampakkan sinarnya, kicau burung dan
suara aliran sungai begitu damai menemani Lili yang sedang menyirami
bunga- bunganya yang berwarna-warni. Sementara Axe, Zoe, dan Lex,
sedang menyiapkan sarapan intuk dimakan di pepohonan Shora yang
tentram dan rimbun.
- “Emm enak sekali sandwich buatan Lili”Ucap Lex yang sedang
menikmati sarapanya. Setelah sarapan selesai, Mereka melihat kupu-kupu
yang cantik.
- “Wah apa itu! Indah sekali, Aku tidak pernah melihat yang seperti itu!”
Ucap Lex dengan kagum.
- Terpikir oleh mereka jika Lili tahu tentang tempat ini Ia akan sangat
senang. Axe, Zoe, dan Lex selalu memiliki ide, mereka mencoba memetik
berbagai jenis bunga, seperti Lavender, Baby Breath, Petunia, Marigold,
dan lainya, lalu dikumpulkan menjadi buket indah.

Dari kutipan diatas terdapat empat tokoh dalam cerita pendek “Atap Kenangan
Lili” karya Zahira Asalyn Alahmadia ini. Setiap tokoh tentu memiliki perwatakan
yang berbeda sesuai dengan perannya dalam sebuah cerita. Seperti pendapat dari
(Nurgiyantoro, 2013: 177) tokoh dibagi berdasarkan pembedaan dalam sudut
pandang dan tinjauan seperti tokoh utama, tokoh protagonis dan antagonis, tokoh
berkembang dan tokoh tipikal.
Dalam cerpen tersebut tokoh Lily merupakan tokoh utama. Penggambaran
tokoh tersebut sudah sesuai dengan pendapat (Nugiyantoro, 2013: 177) Tokoh
utama tokoh yang menjadi sorotan, yang paling sering diceritakan, dalam setiap
kejadian dan juga memiliki hubungan dengan tokoh-tokoh lainya.
Kemudian Lily memiliki tokoh yang Protagonis dan statis. Penggambaran
tokoh tersebut sesuai dengan pendapat (Nurgiyantoro, 2013: 178) terlihat watak
protagonis ibu yang baik dan lembut. Kemudian statis dikarenakan selama cerita
tidak ada perubahan watak yang sangat signifikan.
Sementara ke tiga anak asuhnya yaitu Lex, Zoe, dan juga Axe tokoh yang
tipikal. Penggambaran tersebut sesuai dengan pendapat (Nurgiyantoro, 2013: 188)
ini dikarenakan mereka adalah anak yang masih berumur 3 tahun maka tipikal
watak layaknya anak 3 tahun tahun yang masih polos dan suka bermain.
3. Latar

Latar adalah tempat, waktu hubungan waktu, lingkungan dan keadaan budaya dan
sosial dari tempat tertentu yang melatarbelakangi terjadinya kisah dan cerita.
Apapun latar yang digunakan cerpen “Atap Kenangan Lili” karya Zahira Asalyn
Alahmadia. Latar Tempat dalam cerpen ini ada di rumah seorang Wanita Bernama
Lily yang berada di Hutan Shora. Latar tersebut ada dalam kutipan berikut,
- Pada suatu senja seperti biasa, tidak ada yang istimewa, di rumah
seorang wanita bernama Lili yang berada di Hutan Shora.
- Mereka menikmati jingganya cahaya senja. Dengan menangkap belalang
dan bermain di sungai kecil, tak terasa senja mulai menenggelamkan diri
sementara bulan dengan sinarnya yang redup tak sabar ingin menerangi
malam yang sunyi.
- Malam berlalu, matahari mulai menampakkan sinarnya, kicau burung dan
suara aliran sungai begitu damai menemani Lili yang sedang menyirami
bunga- bunganya yang berwarna-warni.
- Sesampainya di sekitar pepohonan yang rimbun, Mereka beristirahat
untuk Menikmati sarapan dan duduk pada bongkahan kayu besar di
pinggir sungai.
- Ketiga anak itu segera berkeliling di hamparan bunga yang luas ini dan
melihat berbagai jenis bunga yang disukai oleh lebah juga kupu kupu,
Hamparan ini bagai surga bunga.
Latar waktu pada cerpen ini adalah pada pagi hari sore hari, serta malam hari.
Sementara untuk latar suasana di gambarkan dengan suasana ceria, dan penuh
kebahagiaan, seperti terdapat pada kutipan berikut;
- Dengan menangkap belalang dan bermain di sungai kecil, tak terasa
senja mulai menenggelamkan diri sementara bulan dengan sinarnya yang
redup tak sabar ingin menerangi malam yang sunyi.
- “Oh kalian sudah kembali, cepat mandi dengan air panas yang sudah
kusiapkan. Lalu makan malam bersama ya!” Teriak Lili yang sedang
berada di halaman belakang merawat bibit tanaman yang telah dijemur.
- Malam berlalu, matahari mulai menampakkan sinarnya, kicau burung dan
suara aliran sungai begitu damai menemani Lili yang sedang menyirami
bunga-bunganya yang berwarna-warni.
- Sinar matahari mulai jingga Lili ingin mengunjungi hamparan bunga itu,
sementara Axe, Zoe, dan Lex tetap di rumah Bermain bersama kucingnya.
Sesampainya di hamparan bunga itu Lili terkejut ketika di hadapannya
terdapat hamparan yang luas dengan berbagai jenis bunga, Lili mencoba
melihat lebih dekat dan mencari tahu jenis-jenis bunga disana.
- Sejenak Lili menikmati senja di surga bunga, hembusan angin menyentuh
kelopak bunga yang Indah, kupu-kupu cantik berterbangan di tempat ini.
Sebelum gelap Lili segera Kembali untuk menyiapkan makan malam.

Sesuai dengan pendapat (Nurgiyantoro, 2013: 216) latar adalah landasan atau
tumpuan yang memiliki pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan
sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Kemudian menurut
(Siswandarti, 2013: 44) latar adalah pelukisan tempat, waktu, dan situasi
terjadinya peristiwa. Dalam cerita diatas sudah terdapat latar tempat, waktu, dan
suasana dalam setiap peristiwa yang terjadi.

4. Alur
Alur atau struktur adalah bagian-bagian yang membentuk suatu cerita dan kisah
dari suatu cerpen, novel atau prosa fiksi lainnya. Alur yang digunakan cerpen
“Atap Kenangan Lili” karya Zahira Asalyn Alahmadia adalah alur mundur, karena
menceritakan urutan waktu dari masa lalu bergerak ke belakang.
Exposition (Eksposisi), diawali dengan perjalanan Lily yang memiliki tiga
anak asuh. Dimana, tokoh Lily sangat menyayangi ke tiga anak asuhnya tersebut
seraya anaknya sendiri. Baik dari bentuk perhatian dan kasih sayangnya.
- Pada suatu senja seperti biasa, tidak ada yang istimewa, di rumah
seorang Wanita bernama Lili yang berada di Hutan Shora. Lili tidak
sendiri, Ia tinggal bersama dua anak laki-laki yaitu Axe yang merupakan
cucu dari seorang koki terkenal, dan Zoe adalah anak dari seorang
laksamana Marinir. Mereka diasuh dan tinggal Bersama Lili sejak bayi
karena kegiatan orangtua nya yang padat.
Inciting moment (Permasalahan muncul), permasalahan muncul saat Lily
tersadar bahwa ia sedang mengingat masa lalu dibalik foto yang tengah ia
pandang. Ia mengingat kebersamaan terhadap ketiga anak asuhnya yang masih
kecil. Ia teringat bahwa ketiga anaknya sangat Bahagia tatkala Lily dengan penuh
kasih sayang membuatkan sarapan di pagi hari yang rutin, menyiapkan air panas
untuk mandi. Merawat dan menjaga sepenuh hati, hingga akhirnya sampai
dewasa.
- Itu semua hanya renungan Lili yang sedang memegang fotonya bersama
Axe, Zoe, dan Lex kala itu, ketika tiga anak kecil itu sudah dewasa dan
mengejar mimpi- mimpinya. “Hmm… Kuharap mereka sering
mengunjungi rumah ini..” Gumam Lili dengan tersenyum. ***
Sesuai dengan pendapat dari (Nurgiyantoro, 2013: 112) Plot merupakan urutan
dari kejadian-kejadian yang terjadi dalam sebuah cerita. Dimana dalam plot
terdapat hubungan sebab akibat yang menyebabkan suatu peristiwa itu bisa
terjadi. Baik itu dari tingkah laku dari tokoh dalam cerita tersebut ataupun adanya
masalah yang muncul dari suatu musibah yang terjadi. Pengembangan dalam
cerita diatas sudah baik dimana dimulai eksposisi, permasalahan muncul,
permasalahan meningkat, permasalahan semakin meningkat, puncak
permasalahan hingga pada penyelesaian.

5. Sudut pandang
Sudut pandang adalah dari perspektif atau kacamata penulis menyampaikan cerita.
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama (tokoh
utama), karena tokoh Lily yang bercerita sekaligus sebagai tokoh dalam cerpen
tersebut. Berikut kutipan ceritanya;
- “Hmm… Kuharap mereka sering mengunjungi rumah ini..” Gumam Lili
dengan tersenyum.
- “Hah? Shora 32? dulu tempat itu hanya sebuah rerumputan yang luas
dan tidak ada bunga sebanyak ini! Kenapa sekarang terdapat banyak
bunga? Dari mana asalnya?” Ucap Lili dengan rasa penasaran.
- “Wah cantik sekali! Kalian dapat dari mana?” Tanya Lili,
- “Tentu saja boleh, tapi hati-hati ya!” Jawab Lili yang sedang
menuangkan pupuk di pot tanamanya.
- “Sudah selesai? Ayo makan malam!” Ucap Lili, mereka terlihat
menikmati makan. Malam ini ditemani cahaya lampu yang redup dan
suara hembusan angin malam.
- Setelah meletakkan bibit itu di wadah, Lili memasak untuk makan malam
sementara tiga anak itu mandi.
Menggunakan sudut pandang orang pertama (tokoh utama) Gung Gek (titiang)
bertindak sebagai pelaku utama dalam cerita tersebut. Sesuai dengan pendapat
dari (Nurgiyantoro, 2009: 263) sudut pandang orang pertama (tokoh utama)
merupakan sebagai pelaku utama dalam cerita serta praktis menjadi pusat
kesadaran dan penceritaan.

6. Amanat
Amanat adalah pesan positif yang dihasilkan dari prosa fiksi. Amanat dalam
cerpen yang baik tidak akan disampaikan secara langsung, namun diperlihatkan
dan digambarkan melalui berbagai peristiwa dan watak tokoh yang ada. Amanat
yang terkandung didalam cerpen “Atap Kenangan Lili” karya Zahira Asalyn
Alahmadia: adalah dalam pola asuh terhadap anak haruslah dengan perlakuan
yang semaksimal mungkin. Arti dari semaksimal mungkin yaitu dengan cara
menanamkan memori kebahagiaan dan penuh cinta kasih terhadap sesama. Baik
dari segi perhatian, serta kehadiran yang selalu ada di setiap waktu tatkala anak-
anak membutuhkan sosok orangtua. Karena seiring perkembangan anak, tentu
masa anak anak akan menjadi sebuah memori manis yang akan selalu di ingat dan
di rindukan. Hal itu tidak akan terulang lagi, melainkan menjadi sebuah kisah
yang penuh dengan kasih yang semakin harmonis.

- Malam berlalu, matahari mulai menampakkan sinarnya, kicau burung dan


suara aliran sungai begitu damai menemani Lili yang sedang menyirami
bunga- bunganya yang berwarna-warni. Sementara Axe, Zoe, dan Lex,
sedang menyiapkan sarapan intuk dimakan di pepohonan Shora yang
tentram dan rimbun. “Emm.. Lili, kami sudah menyiapkan sarapan, tapi…
kami ingin memakannya di pepohonan depan itu…boleh kan?” Tanya
Axe. “Tentu saja boleh, tapi hati-hati ya!” Jawab Lili yang sedang
menuangkan pupuk di pot tanamanya. Tiga anak itu berjalan sambil
menikmati indahnya pagi di hutan Shora.

Menurut pendapat (Nurgiyantoro, 2013: 321) amanat merupakan unsur yang


mengacu pada nilai-nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan santun yang ditampilkan
oleh pengarang melalui tokoh-tokohnya. Dalam cerpen ini amanat yang didapat
terdapat pada akhir cerita yang berakhir dengan pentingnya kasih sayang, dalam
menjalin hubungan keluarga.

7. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah bagaimana penggunaan bahasa yang digunakan dalam suatu
cerpen. Gaya bahasa juga dapat direka sedemikian rupa untuk menghasilkan
suasana yang dibutuhkan dalam suatu cerpen. Gaya bahasa pada cerpen “Atap
Kenangan Lili” karya Zahira Asalyn Alahmadia adalah menggunakan bahasa
sehari-hari dan dialek pengarang.
Kutipannya sebagai berikut;

“B-baik kakek Jack,….Siapa namanya?” Ucap Lili.


“Ohh!Namanya Lex” Jawab Jack.
Tentunya ketiga anak itu seumuran, Axe, Lex, dan Zoe.
“Lili! Kami akan bermain ke pepohonan di depan itu! Tidak jauh kok, oh iya
Lex juga bersama kami!” Ucap Zoe sambil Berlari.
Mereka berlari dengan laju menuju pepohonan yang tak jauh dari rumah Lili.
Mereka menikmati jingganya cahaya senja. Dengan menangkap belalang dan
bermain di sungai kecil, tak terasa senja mulai menenggelamkan diri
sementara bulan dengan sinarnya yang redup tak sabar ingin menerangi
malam yang sunyi. Ketiga anak itu juga ingin pulang untuk makan bersama
dan mandi dengan air hangat yang disiapkan Lili dengan kasih sayangnya.

Sesuai dengan pendapat (Nurgiyantoro, 2013: 272) gaya Bahasa adalah sarana
pengungkapan yang komunikatif dalam sastra. Dalam cerpen “Atap Kenangan
Lili” karya Zahira Asalyn Alahmadia menggunakan Bahasa yang komunikatif,
seperti percakapan-percakapan sehari-hari. Terutama dalam hal berkeluarga,
berbahasa dengan yang lebih tua, Ibu, maupun dengan anak telah tergambar
dengan baik dalam cerpen kutipan diatas.

B. Unsur ekstrinsik

Unsur ekstrinsik pada cerpen ini dimulai pada mengulas sedikit penulisnya.
Berikut akan diapaparkan mengenai latar belakang penulis. Beliau Zahira Asalyn
Alahmadia (Lahir di Banjarnegara, 4 Oktober 2010) merupakan salah satu pengarang
di Banjarnegara. Beliau sekolah di MTs N 1 Banjarnegara kelas 7. Puisi-puisinya
beliau sudah ada beberapa yang dibukukan melalui antologi puisi.

Cerpen “Atap Kenangan Lili” merupakan salah satu cerpen yang pernah terbit
di Kedaulatan Rakyat pada tahun 2023. Cerpen ini bercerita tentang bagaimana
kenangan kenangan kebersamaan yang membekas di hati Lili. Alur cerita yang kutulis
spontan muncul dari imajinasi ku, aku menuliskan bagaimana suka duka Lili dalam
merawat Axe, Zoe, dan Lex yang bandel setiap hari.

Latar belakang masyarakat, jika dilihat dari latar belakang masyarakat yang
diambil, maka sesuai dengan kehidupan pengarang, karena dilihat dari ceritanya
kemungkinan diambil dari kisahnya sendiri. Dalam setiap hubungan keluarga lumrah
jika seorang anak yang sering bermain kesana kemari Bersama teman-teman
seusianya. Bahkan kini pun masih ada beberapa kasus seperti itu. Hubungan keluarga
yang sering memperlihatkan keromantisan dan penuh kasih sayang, banyak
mengakibatkan keluarga yang bahagia dan penuh aura positif.

Penulis dengan baik menyampaikan kondisi masyarakat, melalui cerpen “Atap


Kenangan Lili” ini. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen ini adalah yang pertama
nilai moral. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen “Atap Kenangan Lili” adalah
nilai kekeluargaan. Dalam berkeluarga harus adanya keseimbangan. Keseimbangan
dalam mengendalikan sikap dalam menghadapi anak-anak. Bagaimana dalam
mendidik, mengasihi, dan memberi waktu serta perhatian.

Penyayang juga menjadi salah satu nilai yang terkandung, dimana tokoh
utama tetap sayang kepada anak. Karena dalam keluarga kasih sayang dan saling
mengerti akan sangat berpengaruh akan keharmonisan keluarga.
Daftar Pustaka

Dedikbaihaqi. (2015). Pengertian Unsur Intrinsik danEkstrinsik Menurut Para Ahli. Diakses
29 Juni 2020 dari http://dedikbaihaqi.blogspot.com/2015/11/pengertian-unsur-
intrinsikdan-ekstrinsik-menurut-para-ahli-dan-daftar-pustakanya.html

Nurgiyantoro, B. (2013). Teori pengkajian fiksi (Ed. rev.). Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai