Anda di halaman 1dari 147

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP TUMBUH

KEMBANG KELUARGA KELAHIRAN ANAK PERTAMA PADA

KELUARGA BP. A DENGAN MASALAH

POLA HIDUP TIDAK SEHAT

DI YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH

SHINTIA CRIST DAMAYANTI

(2004095)

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIII

STIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

2021
KONTRAK BELAJAR

PRODI PROFESI NERS STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


Unit/ stase : Keperawatan Keluarga
Nama Preceptee : Shintia Crist Damayanti
Nama Preceptor : Mei Rianita Elfrida Sinaga, S.Kep., Ns., M.Kep
Periode Waktu : 27 September – 9 Oktober 2021
Tujuan belajar Rencana kegiatan Metode/ media Waktu TT
Preceptor
1. Mampu memberikan 1. Penyusunan kontrak 1. Pre dan post Saya akan melaksanakan
asuhan keperawatan belajar dan penyusunan conference secara kontrak belajar ini selama 14
pada keluarga pada masa log book setiap hari online dengan hari ke depan dengan rincian:
1. Penyusunan kontrak belajar
pandemi Covid-19 2. Melakukan pre dan pembimbing
dan penyusunan log book
2. Memberikan asuhan post conference secara 2. Menyusun laporan
setiap hari
keperawatan pada online dengan asuhan keperawatan
2. Melakukan pre dan post
tingkat keluarga dengan pembimbing keluarga bentuk soft
conference secara online
melakukan pengkajian, 3. Melakukan Asuhan copy
dengan pembimbing
menyusun masalah Keperawatan pada 3. Melakukan
3. Melakukan Asuhan
keperawatan, membuat keluarga binaan dengan implementasi
Keperawatan pada keluarga
rencana asuhan melakukan pengkajian, asuhan keperawatan
binaan dengan melakukan
keperawatan, analisa data, perumusan keluarga dengan
pengkajian, analisa data,
melaksanakan tindakan masalah, prioritas tetap melaksanakan
perumusan masalah,
keperawatan, melakukan masalah, rencana protokol kesehatan.
prioritas masalah, rencana
evaluasi asuhan tindakan keperawatan, 4. Pembuatan video

ii
Tujuan belajar Rencana kegiatan Metode/ media Waktu TT
Preceptor
keperawatan keluarga melaksanakan tindakan implementasi tindakan keperawatan,
3. Mendokumentasikan keperawatan dan asuhan keperawatan melaksanakan tindakan
asuhan keperawatan evaluasi. komunitas keperawatan dan evaluasi.
pada tingkat keluarga 4. Membuat media dalam 5. Melakukan 4. Membuat media dalam
bentuk poster/ leaflet/ kunjungan ke bentuk poster/ leaflet/ video
video yang akan keluarga sebanyak yang akan diberikan pada
diberikan pada dua kali dalam keluarga binaan.
keluarga binaan. seminggu 5. Pembuatan video
5. Pembuatan video 6. Belajar mandiri implementasi asuhan
implementasi asuhan keperawatan komunitas
keperawatan komunitas 6. Pengumpulan tugas yang
6. Pengumpulan tugas dilakukan selama stase
yang dilakukan selama keperawatan keluarga
stase keperawatan 7. Mengisi buku saku
keluarga preceptee
7. Mengisi buku saku 8. Pencapaian target
preceptee ketrampilan
8. Pencapaian target 9. Ikut dalam responsi akhir
ketrampilan
9. Ikut dalam responsi
akhir

iii
LOG BOOK

Nama Preceptee : Shintia Crist Damayanti

Stase : Keperawatan Keluarga

Periode praktik : 27 September – 9 Oktober 2021

No Tanggal/ Aktifitas Hasil yang diperoleh Kendala Rencana kegiatan Tanda tangan
jam selanjutnya preceptee
Lap. Akad.
1. Senin, 27
Septemb
er 2021
09.00 a. Pengkajian pada a. Data Pengkajian Tidak terdapat a. Penentuan
keluarga binaan telah terkumpul kendala Analisa data
data-data yang sebagian b. Penentuan
belum terkumpul b. Tanda tangan Prioritas
12.00
b. Melengkapi tanda pengesahan masalah
tangan pengesahan terkumpul c. Penentuan
laporan Askep sebagian Diagnosa
21.00 Komunitas c. Pengkajian hingga keperawatan
c. Pengerjaan askep analisa data d. Pengerjaan

iv
No Tanggal/ Aktifitas Hasil yang diperoleh Kendala Rencana kegiatan Tanda tangan
jam selanjutnya preceptee
Lap. Akad.
Keluarga terselesaikan BAB II
Laporan
e. Membuat
rencana
tindakan
keperawatan
Askep
Keluarga

2. Selasa,
28
Septemb
er 2021 a. Melengkapi a. Pengkajian Tidak terdapat a. Menunggu hasil
09.00 Pengkajian terselesaikan kendala konsul kepada
Keluarga b. Masalah pembimbing
b. Melakukan analisa ditemukan melalui b. Membuat BAB I
12.00
data analisa data dan BAB II
15.00 c. Melakukan c. Masalah telah Laporan
prioritas masalah diprioritaskan
16.00 d. Membuat Rencana d. Rencana
Keperawatan keperawatan
21.30 terselesaikan

v
No Tanggal/ Aktifitas Hasil yang diperoleh Kendala Rencana kegiatan Tanda tangan
jam selanjutnya preceptee
Lap. Akad.
3. Jumat 1
Oktober
2021
09.00 a. Melakukan a. Materi Tidak terdapat a. Membuat SAP
implementasi tersampaikan kendala implementasi dan
ketiga diagnosa kepada keluarga media
b. Melakukan binaan
20.00 b. Implementasi
konsul Askep b. Prioritas masalah,
Pengkajian- diagnosis dan diagnose
prioritas rencana tindakan keperawatan
diagnosis dan di acc
intervensi via c. Tinjauan teori
whatsapp ke terselesaikan
pembimbing sebagian
20.10 c. Mengerjakan d. SAP belum
BAB II, Tinjauan terselesaikan
teori
20.30 d. Membuat SAP
implementasi
setiap diagnosa

4. Sabtu, 2 a. Melakukan a. Materi Tidak terdapat a. Menyiapkan


Oktober implementasi tersampaikan kendala SAP dan

vi
No Tanggal/ Aktifitas Hasil yang diperoleh Kendala Rencana kegiatan Tanda tangan
jam selanjutnya preceptee
Lap. Akad.
2021 ketiga kepada materi untuk
10.00 diagnosa keluarga ujian
keperawatan binaan implemetasi
b. Implementasi
(Obesitas b.d
diagnose
kurang keperawatan
aktivitas fisik yang belum
harian, terpenuhi
perilaku
kesehatan
cenderung
berisiko pada
keluarga Bp.
A, dan
pemeliharaan
kesehatan
tidak efektif
pada keluarga
Bp. A)

5. Selasa, 5 a. Melakukan a. Materi Tidak terdapat a. Pengerjaan


Oktober implementasi tersampaikan kendala laporan akhir
2021 ketiga kepada b. Implementasi

vii
No Tanggal/ Aktifitas Hasil yang diperoleh Kendala Rencana kegiatan Tanda tangan
jam selanjutnya preceptee
Lap. Akad.
16.00 diagnosa keluarga diagnose
keperawatan binaan keperawatan
(Obesitas b.d yang belum
kurang terpenuhi
aktivitas fisik c. Mengumpulk
harian, an video
perilaku implementasi
kesehatan ke google
cenderung drive
berisiko pada
keluarga Bp.
A, dan
pemeliharaan
kesehatan
tidak efektif
pada keluarga
Bp. A)
b. Melakukan
ujian
implementasi
senam aerobic
dengan
merekam
video
6. Rabu, 6 a. Melakukan d. Materi Tidak terdapat

viii
No Tanggal/ Aktifitas Hasil yang diperoleh Kendala Rencana kegiatan Tanda tangan
jam selanjutnya preceptee
Lap. Akad.
Oktober implementasi tersampaikan kendala Menyelesaikan
2021 ketiga kepada laporan akhir asuhan
16.00 diagnosa keluarga keperawatan
keperawatan binaan keluarga
(Obesitas b.d
kurang
aktivitas fisik
harian,
perilaku
kesehatan
cenderung
berisiko pada
keluarga Bp.
A, dan
pemeliharaan
kesehatan
tidak efektif
pada keluarga
Bp. A)
b. Mengumpulka
n video
implementasi
c. Menyelesaikan
Laporan akhir
keperawatan

ix
No Tanggal/ Aktifitas Hasil yang diperoleh Kendala Rencana kegiatan Tanda tangan
jam selanjutnya preceptee
Lap. Akad.
Keluarga BAB
III
7. Kamis, 7 a. Responsi Evaluasi Tidak terdapat Menyelesaikan
Oktober dengan dosen penyelesaian kendala laporan akhir asuhan
2021 pembimbing laporan dari dosen keperawatan
08.00 melalui google pembimbing keluarga
meet
b. Mengerjakan
BAB IV dan
BAB V
8. Minggu, a. Penyelesaian a. Laporan Tidak terdapat Menyelesaikan
10 laporan akhir terselesaikan kendala laporan akhir asuhan
Oktober b. Melakukan hingga BAB I- keperawatan
2021 konsul ke 5 dan lampiran keluarga
08.00 pembimbing b. Laporan
mengenai terkirim
laporan akhir

x
Halaman Pengesahan

Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga ini Telah Diteliti dan Disetujui oleh

Preceptor Akademik STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

Yogyakarta, 27 September 2021

Ketua Prodi Pendidikan Profesi Ners Preceptor Akademik

(Mei Rianita Elfrida Sinaga.,S. Kep., Ns., M. Kep)


(Ethic Palupi, S. Kep., Ns., MNS)
NIK 14101
NIK 090057

xiii
Prakata

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat
dan anugerah-Nya yang telah dilimpahkan sehingga Penulis mampu
menyelesaikan tugas praktik stase keperawatan keluarga. Penyusunan laporan ini
bertujuan untuk melengkapi tugas keperawatan keluarga yang diterapkan
langsung dilapangan.
Selama proses penyusunan laporan ini, kami banyak mendapatkan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Ibu Vivi Retno Intening, S. Kep., Ns., MAN selaku Ketua STIKES Bethesda
Yakkum Yogyakarta.
2. Ibu Nurlia Ikaningtyas, S. Kep., Ns. KMB selaku Wakil Ketua I Bidang
Akademik STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
3. Ibu Ethic Palupi, S. Kep., Ns., MNS selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi
Ners STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
4. Ibu Indrayanti, S.Kep., Ns., M.Kep, Sp. Kep.Kom., selaku koordinator
praktik Keperawatan Keluarga
5. Ibu Mei Rianita Elfrida Sinaga., S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing
praktik stase keluarga.
6. Rekan-rekan mahasiswa kelompok 3 Stase Keperawatan Keluarga profesi
ners STIKES Betheda Yakkum Yogyakarta angkatan XIII Reguler yang telah
bekerjasama baik dalam penyusunan laporan dan melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu Penulis meminta saran dan kritikan yang membangun demi perbaikan
selanjutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca

Yogyakarta, 27 September 2021

xiv
Penulis

xv
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KONTRAK BELAJAR.................................................................................. ii
LOG BOOK.................................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ xiii
KATA PENGANTAR.................................................................................... xiv
DAFTAR ISI................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A...Latar Belakang................................................................................. 1
B...Tujuan Penulisan..............................................................................2
1....Tujuan Umum............................................................................ 2
2....Tujuan Khusus........................................................................... 2
C...Manfaat Penulisan............................................................................ 2
BAB II TINAJAUAN TEORI........................................................................
A...Keluarga..........................................................................................
1....Pengertian................................................................................. 4
2....Fungsi keluarga.........................................................................4
3....Tugas kesehatan keluarga......................................................... 10
B...Konsep Tumbuh Kembang Keluarga............................................. 11
C...Keperawatan Keluarga.................................................................... 14
D...Pola Hidup Tidak Sehat.................................................................. 16
E... Obesitas........................................................................................... 18
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................
A...Pengkajian ...................................................................................... 20
B...Analisa Data.................................................................................... 34
C...Prioritas Masalah............................................................................ 36
D...Rencana Tindakan Keperawatan.................................................... 40
E... Implementasi dan Evaluasi Keperawatan....................................... 44
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................
A...Hasil................................................................................................. 77

xvi
B...Pembahasan ..................................................................................... 82
BAB V PENUTUP..........................................................................................
A...Kesimpulan..................................................................................... 86
B...Saran .............................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 89
LAMPIRAN

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat, dimana segala sesuatu pasti
dimulai dari keluarga. Setiap keluarga memiliki peran dan fungsi yang
berbeda, peran tersebut untuk memenuhi lima fungsi keluarga, yaitu fungsi
afektif, fungsi sosialisasi, fungsi perawatan, fungsi reproduktif, fungsi
ekonomi, dan fungsi sosial. Kelima fungsi tersebut sebaiknya terpenuhi dalam
keluarga, bila salah satu fungsi tersebut tidak terpenuhi maka akan terdapat
gangguan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga. Selain itu keluarga juga
mempunyai lima tugas kesehatan keluarga yang harus terpenuhi yaitu
mengenal sedini mungkin adanya masalah kesehatan pada setiap anggota
keluarga, mengambil keputusan yang tepat untuk melakukan tindakan
kesehatan, mampu memberikan perawatan atau tindakan untuk mengatasi
masalah kesehatan, mampu memodifikasi lingkungan untuk mengatasi
masalah dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk menyelesaikan
masalah.

Keperawatan keluarga merupakan suatu pelayanan keperawatan yang


dilaksanakan di masyarakat. Pelayanan keperawatan keluarga yang saat ini
dikembangkan merupakan bagian dari pelayanan keperawatan kesehatan
masyarakat (Perkesmas). Sehingga praktik pelayanan keperawatan keluarga
perlu untuk dilakukan melalui asuhan keperawatan keluarga untuk membantu
keluarga memenuhi tugas kesehatan dan fungsi keluarga sehingga
terwujudnya keluarga yang mandiri. Pelayanan keperawatan keluarga di
rumah merupakan bentuk integrasi pelayanan keperawatan keluarga dengan
pelayanan kesehatan lain di rumah untuk mendukung kebijakan pelayanan
kesehatan di masyarakat sehingga dapat mengatasi masalah kesehatan pasien
dan keluarganya di rumah (IPKKI, 2017).
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan oleh penulis pada tanggal 27

1
2

September 2021, didapatkan data bahwa keluarga Bp. A memiliki keluhan


yang dirasakan oleh Ny. N memiliki keluhan mudah kelelahan karena badan
terlalu gemuk. Ny. N berharap dapat segera turun berat badannya. Ny. N
mengatakan Bp. A tidak ada keluhan. Ny. N suka makan makanan yang
digoreng. Bp. A memiliki kebiasaan merokok, dalam sehari dapat
menghabiskan setengah bungkus. Bp. A dan Ny. N mengatakan tidak
meluangkan waktu untuk berolahraga dan tidak pernah berolahraga setiap
hari. Selain data tersebut juga didapatkan data bahwa tahapan perkembangan
keluarga Bp. A yaitu keluarga kelahiran anak pertama dengan anak pertama,
tugas-tugas tahapan perkembangan ini salah satunya adalah beradaptasi
dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan seksual dan
kegiatan keluarga. Berdasarkan data tersebut penulis tertarik untuk
mengambil keluarga Bp. A sebagai keluarga binaan dikarenakan penulis ingin
mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Bp. A sebagai
keluarga binaan sehingga dapat mengoptimalkan fungsi dan kemampuan
keluarga dalam mengenal masalah dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga binaan yang
mengalami masalah kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan guna menemukan masalah
kesehatan pada keluarga binaan
b. Menentukan prioritas masalah dan diagnosa keperawatan melalui hasil
pengkajian
c. Melakukan rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan
yang muncul
d. Melakukan implementasi dan evaluasi berdasarkan rencana
keperawatan
3

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan keluarga.
2. Bagi Keluarga Binaan
Keluarga dapat mengatasi masalah kesehatan yang muncul dan
meningkatkan derajat kesehatan keluarga
3. Bagi STIKES Bethesda Yakkum
Menambah referensi asuhan keluarga dengan masalah pola hidup tidak
sehat.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga
mempunya ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial,
peran dan tugas {Formatting Citation}Susanto (2012). Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 52 tahun 2009 dalam Nies dan McEwen (2019)
keluarga adalah satu unit terkecil dalam masyarakat, keluarga terdiri dari
suami, istri/ ibu, dan anak. Definisi dari keluarga yaitu satuan individu /
seseorang yang tidak diikat dalam hubungan keluarga, hidup dan makan
serta menetap dalam satu rumah (Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional, 2011 dalam Nies & McEwen (2019).
2. Fungsi Keluarga
Adapun fungsi keluarga menurut Tantut (2012) antara lain:
a. Fungsi biologis :
1) Meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis :
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi :
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.

4
5

3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.


d. Fungsi ekonomi :
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di
masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua).
e. Fungsi pendidikan :
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
3. Struktur Keluarga
Effendy (2016) mengemukakan struktur keluarga bermacam-macam yaitu:
a. Patrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah
b. Matrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu
c. Matrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu
d. Patrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami
e. Keluarga kawinan: hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
6

4. Ciri-ciri Keluarga
Keluarga memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda di setiap negara.
(Friedman, 2013) mengemukakan ciri-ciri keluarga adalah:
a. Unit terkecil dari masyarakat
b. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam satu atap yang mempunyai
hubungan yang intim, pertalian darah/ perkawinan.
c. Terorganisasi di bawah asuhan kepala rumah tangga (biasanya
bapak atau ibu atau keluarga lain yang dominan) yang saling
berhubungan dengan satu dengan lainnya, saling bergantung antar
anggota keluarga.
d. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing
yang dikoordinasikan oleh kepala keluarga
e. Mempunyai keunikan masing-masing serta nilai dan norma hidup
yang didasari sistem kebudayaan
f. Mempunyai hak otonomi dalam mengatur keluarganya misalnya
dalam hal kesehatan keluarga.
5. Macam-macam struktur/tipe/bentuk Keluarga
Beberapa macam struktur/tipe/bentuk keluarga (Friedman, 2013) adalah:
a. Tradisional
1) The nuclear family (keluarga inti): Keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak.
2) The dyad family: Keluarga yang terdiri dari suami dan istri
(tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
3) Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang
sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri
4) The childless family: Keluarga tanpa anak karena terlambat
menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya,
yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita
5) The extended family (keluarga luas/besar): Keluarga yang
terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
7

seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-


nenek), keponakan, dll).
6) The single-parent family (keluarga duda/janda): Keluarga yang
terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
7) Commuter family: Kedua orang tua bekerja di kota yang
berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal
dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada
anggota keluarga pada saat akhir pekan (weekend).
8) Multigenerational family: Keluarga dengan beberapa generasi
atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network family: Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam
satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan
barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya: dapur,
kamar mandi, televisi, telepon, dll).
10) Blended family: Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda
yang menikah kembali dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
11) The single adult living alone / single-adult family: Keluarga
yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau
ditinggal mati.
b. Non-Tradisional
1) The unmarried teenage mother: Keluarga yang terdiri dari
orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah.
2) The stepparent family: Keluarga dengan orangtua tiri.
3) Commune family: Beberapa pasangan keluarga (dengan
anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
8

pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui


aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family: Keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5) Gay and lesbian families: Seseorang yang mempunyai
persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-
istri (marital partners).
6) Cohabitating couple: Orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7) Group-marriage family: Beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa
telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family: Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family: Keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat
orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family: Keluarga yang terbentuk dan tidak
mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental.
11) Geng: Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-
orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
6. Peranan Keluarga
9

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,


sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
situasi tertentu. Menurut Tantut (2012), berbagi peranan yang terdapat di
dalam keluarga adalah:
a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
c. Peranan anak

Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat


perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
7. Tingkat Kemandirian Keluarga
Tingkat kemandirian keluarga menurut Riasmini, Sahar, Riyanto, &
Wiarsih (2017)
a. Keluarga mandiri tingkat I
1) Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
b. Keluarga mandiri tingkat II
1) Menerima petugas perawatan kesehtan komunitas.
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
10

3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara


benar.
4) Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
c. Keluarga mandiri tingkat III
1) Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara
benar.
4) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif.
5) Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
6) Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
d. Keluarga mandiri tingkat IV
1) Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara
benar.
4) Memanfaatkan fasilitas pelayanan sesuai anjuran.
5) Melakukan perawatan sederhanasesuai yang dianjurkan.
6) Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
7) Malaksanakan tindakan promotif secara aktif.
8. Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga dalam Kementerian Kesehatan 2017 adalah
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga dapat mengenali terjadinya perubahan masalah kesehatan
yang muncul dalam keluarga, kapan, perubahan apa yang terjadi,
seberapa besar terjadinya perubahan.
2. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat.
Keluarga dapat mengambil keputusan terhadap masalah kesehatan
yang muncul dalam keluarga. Ketidakmampuan keluarga dalam
11

memutuskan tindakan dapat di tunjukan dengan meminta bantuan


kepada orang lain dan lingkungan keluarga.
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
Keluarga dapat memberikan perawatan pada anggota keluarga yang
sakit dengan mengetahui sifat dan perawatan yang dibutuhkan dan
sumber-sumber yang ada di dalam keluarga.
4. Modifikasi lingkungan guna mendukung proses penyembuhan
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan guna mempertahankan
kesehatan anggota keluarga sehingga terciptanya suasana rumah yang
sehat.
5. Memanfaatkan fasilitas kesehatan bagi keluarga.
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di
lingkungan sekitarnya. Fasilitas kesehatan yang dimaksud bisa berupa
klinik, Puskesmas, Rumahsakit, dll.

B. Konsep Tumbuh Kembang Keluarga


Setiap keluarga akan melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tahap-tahap
kehidupan/perkembangan keluarga tersebut menurut (A. Nies, M., &
McEwen, 2019) terdiri dari:
a. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing.
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok
sosial.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
12

Keluarga yang menantikan kelahiran, di mulai dari kehamilan


sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama
berusia 30 bulan.
1) Persiapan menjadi orang tua.
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini di mulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun.
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa aman
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun
di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap
yang paling repot)
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun
dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah
mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga
sangat sibuk.
1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga
13

e. Keluarga dengan anak remaja


Keluarga dengan anak remaja dimulai pada saat anak pertama
berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian,
yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung
jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa.
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya
tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada
anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
1) Mempertahankan kesehatan
14

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman


sebaya dan anak-anak
3) Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah
satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal
damapi keduanya meninggal.
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

Tahapan perkembangan keluarga Bp A menurut Friedman adalah: Keluarga


kelahiran anak pertama (child bearing). Tugas keluarga kelahiran anak
pertama:
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

C. Asuhan Keperawatan Keluarga


Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan keperawatan yang
dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu,
konsep tertentu, teori atau falsafah. Effendy (2016) menjelaskan proses
keperawatan keluarga terdiri dari lima langka meliputi:

1. Pengkajian
Menurut Riasmini (2017), pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus
15

tentang keluarga yang dibinanya. Kegiatan yang dilakukan dalam


pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis
dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga, diklasifikasikan
dan dianalisa. Pengumpulan data keluarga berdasarkan hal berikut ini:
a. Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat
tinggal dan tipe keluarga.
b. Latar belakang budaya/kebiasaan keluarga
c. Status sosial ekonomi
d. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
e. Aktivitas
f. Data lingkungan
g. Struktur keluarga
h. Fungsi keluarga
i. Pola istirahat tidur
j. Pemeriksaan fisik anggota keluarga
k. Koping keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
Riasmini (2017) mengatakan diagnosa keperawatan adalah penyataan
yang menggambarkan respon manusia atas perubahan pola interaksi
potensial atau actual individu. Dalam diagnosa keperawatan meliputi
problem atau masalah, etiologi, sign dan symptom. Di dalam diagnosa,
untuk memprioritaskan masalah dilakukan proses scoring. Proses
scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan:
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria yang dibuat.
b. Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan
dengan bobot.

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada keluarga Bp. A


dengan masalah pola hidup tidak sehat yaitu:

a. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada Bp. A


b. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada keluarga Bp. A
16

c. Obesitas b.d kurang aktivitas fisik harian pada Ny. N


3. Rencana keperawatan
Penentuan perencanaan harus jelas, konsisten, dan komprehensif
dalam rangka menyelesaikan permasalahan kesehatan. Penyusunan
rencana dianjurkan secara spesifik mulai dari tindakan, pelaksanaan,
dan waktu yang ditentukan. Penyusunan rencana keperawatan
dilakukan berdasarkan kemampuan keluarga khususnya anggota-
anggota keluarga yang akan terlibat dalam implementasi rencana yang
disusun. Peran perawat adalah menyediakan informasi yang cukup,
mendampingi dan memberikan panduan dalam menentukan proses
perencanaan (A. Nies, M., & McEwen, 2019).
4. Implementasi rencana keperawatan
Pada tahap implementasi keperawatan, perawat bertindak sebagai
pemberi asuhan keperawatan langsung, membantu mengatasi semua
hambatan, dan halangan pemenuhan kebutuhan kesehatan. Perawat
juga bertindak untuk meningkatkan kapasitas keterlibatan keluarga
dalam tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan. Perawat
bertindak sebagai pendidik, konselor, advokat, model peran, dan
koordinator dalam menerapkan setiap perencanaan (A. Nies, M., &
McEwen, 2019).
5. Evaluasi
Perawat memastikan perencanaan dan implementasi yang
dilaksanakan sesuai dengan tujuan intervensi. Perawat dapat
menentukan proses penyelesaian masalah dapat dilakukan sesuai
dengan perencanaan yang dilakukan, melakukan modifikasi, ataupun
merubah secara keseluruhan perencanaan yang disesuaikan dengan
pencapaian hasil yang diinginkan (A. Nies, M., & McEwen, 2019).

D. Pola Hidup Sehat


Kementerian Kesehatan RI (2017)menjelaskan pola hidup sehat merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan guna mencegah risiko masalah
17

kesehatan yang muncul. Penyakit Tidak Menular merupakan salah satu


masalah yang memiliki angka kejadian tinggi di Indonesia. Hal ini dapat
dicegah dengan pelaksanaan pola hidup sehat. Langkah-langkah pelaksanaan
pola hidup sehat dapat dilakukan dengan tujuh program Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS).
1. Melakukan aktifitas fisik
Tujuan dari kegiatan melakukan aktivitas fisik adalah meningkatkan
ketahanan dan kebugaran masyarakat. Sasaran pada pelaksanaan aktivitas
fisik yaitu seluruh masyarakat terutama anak sekolah, ibu hamil, pekerja
dan lansia. Aktivitas fisik pada anak dapat dilakukan di sekolah. Aktivitas
fisik pada orang dewasa dan usia produktif dapat dilakukan secara
perorangan atau berkelompok (Fitriani, 2020)
2. Makan buah dan sayur
Program GERMAS mengajak masyarakat untuk makan sayur dan buah
terutama sayur dan buah lokal. Konsumsi buah yang cukup
merupakan salah satu indikator sederhana gizi seimbang. Anjuran
konsumsi sayur dan buah yaitu konsumsi sayuran dan buah-buahan 300-
400 gr per orang per hari bagi anak balita dan usia sekolah, dan 400-600
gr per orang per hari bagi remaja dan usia dewasa. Sekitar dua pertiga
porsi dari anjuran konsumsi sayuran dan buah-buahan tersebut adalah
porsi sayur (Kemenkes, 2017).
3. Tidak merokok
Rokok memiliki kandungan tar, nikotin, dan karbondioksida yang
bersifat racun serta dapat menimbulkan masalah kesehatan. Merokok
dalam rumah dapat meninggalkan zat-zat beracun di permukaan
perabotan yang ada di dalam rumah. Penyakit yang timbul akibat
merokok adalah stroke, penyakit jantung, kanker, paru, tekanan darah
tinggi, diabetes melitus, gangguan kehamilan dan janin serta
impotensi. Berhenti merokok dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu
berhenti seketika, menunda dan mengurangi.
4. Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol
18

Kebiasaan minum alkohol sangat merugikan kesehatan. Jika


konsumsi berlebihan, dapat menyebabkan hilangnya kesadaran, kejang,
hingga meninggal dunia. Selain itu konsumsi alkohol yang berlebihan
dapat menyebabkan penyakit tukak lambung, kerusakan pada hati,
hingga komplikasi gangguan psikiatri berat.
5. Melakukan cek kesehatan berkala
Menurut KemenKes RI (2017) pemeriksaan atau skrining kesehatan
secara rutin merupakan upaya promotif dan preventif.
6. Menjaga kebersihan lingkungan
Bagian dari menjaga kebersihan lingkungan dilakukan dengan
meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan. Menjaga kebersihan
lingkungan dalam skala kecil seperti tingkat rumah tangga dapat
dilakukan dengan pengolahan sampah. Langkah lain yang dilakukan
yaitu dengan menjaga kebersihan guna mengurangi risiko kesehatan
seperti mencegah perkembangan vektor penyakit yang ada di lingkungan
sekitar.
7. Menggunakan jamban
Jamban merupakan tempat membuang kotoran. Manfaat dari
penggunaan jamban adalah terciptanya lingkungan bersih, tidak
mencemari sumber air dan tanah yang ada di sekitarnya, dan tidak
mengundang datangnya lalat atau kecoak atau serangga yang dapat
menularkan penyakit.
E. Obesitas
Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat
ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang
digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama (WHO, 2000 dalam
KemenKes RI (2018).
1. Pengukur Obesitas
KemenKes (2019) menjelaskan Indeks Masa Tubuh (IMT) Adalah
indeks sederhana dari berat badan terhadap tinggi badan yang digunakan
untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas pada orang
19

dewasa. IMT didefinisikan sebagai berat badan seseorang dalam


kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m).
Rumus Penentuan Indeks Massa Tubuh (IMT) IMT = Berat Badan (kg) :
{Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)}
Kategori IMT

Normal 18,5- 25,5

Gemuk (Overweight) >25,5-27,0

Obesitas >27,0

2. Akibat Obesitas
Berat badan berlebih tidak baik bagi kesehatan dan dapat menyebabkan
berbagai risiko penyakit yang muncul. Berikut merupakan risiko yang
muncul pada seseorang dengan berat badan lebih (obesitas)
a. Obesitas berisiko 2 kali lipat mengakibatkan terjadinya Serangan
jantung koroner, Stroke, Diabetes melitus (kencing manis), dan
Hipertensi (tekanan darah tinggi).
b. Obesitas berisiko 3 kali lipat terkena batu empedu.
c. Obesitas berisiko mengakibatkan terjadinya sumbatan nafas ketika
sedang tidur.
d. Obesitas berisiko tinggi untuk mengakibatkan penyakit kanker Laki-
laki berisiko tinggi menderita kanker usus besar dan kelenjar prostat,
sedangkan Wanita berisiko tinggi untuk menderita kanker payudara
dan leher rahim.
e. Obesitas berisiko meningkatkan lemak dalam darah dan asam urat.
f. Obesitas dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kesuburan
reproduksi (Kemenkes, 2018)
3. Penyebab obesitas
Obesitas disebabkan oleh beberapa faktor yaitu genetik, lingkungan,
obat-obatan dan hormonal. Selain hal tersebut obesitas dapat muncul
20

akibat konsumsi makanan berlemak, konsumsi makanan manis, kurang


konsumsi sayur dan buah, dan aktivitas fisik yang kurang.
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP TUMBUH

KEMBANG KELUARGA KELAHIRAN ANAK PERTAMA PADA

KELUARGA BP. A DENGAN MASALAH

POLA HIDUP TIDAK SEHAT

DI YOGYAKARTA

A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama Kepala keluarga : Bp. A
b. Usia Kepala keluarga : 36 Tahun
c. Alamat : RT 57/ RW 013
d. Pendidikan Kepala keluarga : SMA
e. Pekerjaan : Wiraswasta
f. Komposisi keluarga

No Nama Jenis Hubungan Usia pendidikan Pekerjaan


kelamin dengan (tahun)
KK

1. Ibu N Perempuan Istri 36 Sarjana Ibu Rumah


Tangga

2. An.V Laki-laki Anak 2 Belum Belum


Sekolah bekerja

20
21

Genogram:

A N

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

Tinggal serumah

Pasien

g. Tipe keluarga
Tipe keluarga merupakan keluarga inti (The nuclear family) yang
terdiri dari suami, istri, anak laki-laki, dan seorang anak perempuan
yang tinggal bersama.
h. Latar belakang budaya
22

Bapak A dan Ibu N merupakan orang asli Jawa, Bapak A berasal dari
Boyolali dan Ibu N berasal dari Yogyakarta. Bp. A dan Ibu N tinggal
di Yogyakarta semenjak menikah selama 3 tahun. Sehari-hari keluarga
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia. Bp.
A dan Ibu N tidak memiliki pantangan dan larangan dari budaya
mereka. Bp. A dan Ibu N tinggal di lingkungan yang warga sekitar
berasal dari suku Jawa.
i. Agama
Keyakinan yang dianut oleh Keluarga Bp. A merupakan Islam, dan
seluruh anggota keluarga beragama Islam. Bp. A dan keluarga
mengikuti ibadah di Masjid atau sholat di rumah.
j. Status sosial ekonomi
Ibu N mengatakan penghasilan dari Ibu N dan Bp. A terhitung cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan merawat anaknya yang
saat ini masih balita.
k. Rekreasi
Ibu N mengatakan rekreasi jarang dilakukan baik sebelum pandemi
dan saat terjadi pandemi seperti saat ini, hal ini disebabkan karena Ibu
N yang sudah lelah bekerja di counter dan lebih senang menghabiskan
waktu libur di rumah dengan membereskan rumah, merawat anak dan
suami, memasak untuk anak-anak, dan menonton TV. Bp. A
mengatakan liburan dilakukan 1 tahun 3-4 kali yaitu pada saat
Lebaran dan hari-hari tertentu dengan berkunjung ke rumah keluarga
besar yang merayakan, untuk liburan bersama anggota keluarga inti
tidak pernah karena kegiatan sehari-hari sudah melelahkan sehingga
waktu libur lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama.
2. Riwayat Dan Tahapan Perkembangan
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan pada keluarga ini adalah tahap perkembangan
kelahiran anak pertama dengan anak pertama berusia 2 tahun dan
tinggal satu rumah bersama Bp. A dan Ibu N.
23

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tahap perkembangan keluarga Bp. A yang belum terpenuhi yaitu
anak masih balita dan belum masih bergantung pada orangtua. Bp. A
mengatakan kendala dalam perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi adalah perawatan khusus yang diberikan kepada anaknya
cukup mahal untuk masa depannya. Ibu N mengatakan berharap
anaknya dapat bertumbuh kembang yang baik, disamping itu Bp. A
sering merokok, dalam sehari dapat menghabiskan setengah bungkus
rokok sehingga uang yang dapat ditabung berkurang.
c. Riwayat keluarga sebelumnya
Bp. A mengatakan tidak terdapat penyakit keturunan dari kedua
orangtua, Ibu N mengatakan memiliki riwayat lemah jantung dan
kolesterol dari ibu tetapi Ibu N tidak memiliki penyakit tersebut, tetapi
Ibu N tidak memiliki tekanan darah tinggi dan kolesterol.
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
1) Tipe, ukuran rumah, jumlah ruangan
Rumah Bp. A merupakan rumah pribadi yang dibangun sejak
tahun 80, sifat bangunan bersifat permanen yang terdiri dari 1
lantai, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang TV, 1 ruang
tamu, dan garasi.
2) Ventilasi dan penerangan
Ventilasi dari rumah Bp. A berasal dari ventilasi diatas jendela dan
pintu ruang tamu, di sumur terdapat bagian terbuka yang tidak
tertutup genting sehingga angina dan cahaya dapat masuk ke dapur
dan dua kamar tidur. Setiap kamar memiliki dua jendela.
Penerangan di dalam rumah Bp. A cukup terang jika jendela dan
pintu dibuka.
3) Persediaan air bersih
24

Bp. A mengatakan kebutuhan air untuk mandi dan mencuci


berasal dari sumur, untuk memasak dan minum menggunakan air
galon/ aqua.
4) Pembuangan sampah
Sampah rumah tangga dari keluarga Bp. A dikumpulkan dalam
satu wadah tertutup dan setiap hari Bp. A membuang sampah pada
tempat pembuangan sampah.
5) Pembuangan air limbah
Air limbah dibuang melalui sepitank yang berada di depan rumah
Bp. A
6) Jamban/WC (tipe, jarak dengan sumber air)
Jamban di rumah Bp. A merupakan jamban dengan tipe Jongkok ,
jarak sumber air (sumur) dengan septictank 5-6 meter.
7) Denah (rumah dan lingkungan)

b. Karakteristik lingkungan dan komunitas


Rumah tempat tinggal keluarga Bp. A bertempat tepat di dalam
kampung, sebelah kiri dan kanan berdempetan dengan rumah tetangga.
Jalan masuk ke dalam rumah melalui satu pintu depan. Warga yang
25

tinggal dalam satu RT bersuku Jawa, kelompok usia yang


mendominasi adalah usia dewasa. Warga di RT Bp. A hidup rukun
dan saling tolong menolong jika terdapat kesulitan. Bp. A dan Ibu N
mengatakan nyaman tinggal di lingkungan rumahnya karena sudah
terbiasa dan sudah lama berada di daerah tersebut. Masalah kesehatan
yang sering ada di lingkungan tersebut adalah hipertensi. Fasilitas
layanan kesehatan yang ada adalah Posyandu balita . Fasilitas layanan
kesehatan seperti klinik-klinik kesehatan, Puskesmas, dan Rumahsakit
tipe C dapat dijangkau oleh masyarakat menggunakan motor.
Terdapat fasilitas umum seperti pasar, kantor Kelurahan, Masjid, SD,
dan pos ronda . Bp. A mengatakan lingkungan cukup aman dan jarang
terjadi kriminalitas.
c. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Bp. A telah tinggal selama 3 tahun di lingkungan tempat
tinggal saat ini.
d. Transaksi dan hubungan keluarga dengan komunitas
Keluarga dikenal dengan keluarga yang biasa saja, selalu menyapa
jika bertemu dengan tetangga , mudah berkomunikasi dengan keluarga
yang lain. Bp. A mengatakan kegiatan pengajian bapak- bapak,
kegiatan ronda di tiadakan karena pandemi. Antar tetangga lebih
banyak berkomunikasi melalui pesan Whatsapp dikarenakan kondisi
pandemi saat ini.
e. Lingkungan sosial politik dan kesehatan keluarga
Bp. A mengatakan lingkungan tempat tinggal mereka tidak terlalu
terlibat dalam politik, tidak terdapat tetangga yang mengikuti kegiatan
politik atau dikunjungi orang-orang yang terlibat politik. Kesehatan
keluarga Ibu N mengatakan setiap anggota keluarga memiliki kartu
BPJS, akan tetapi jika sakit ringan seperti flu dan batuk keluarga akan
mengobati dengan pengobatan tradisional seperti minum air jahe,
jeruk nipis, minuman hangat lainnya dan membeli obat flu di apotek.
26

Keluarga akan ke fasilitas layanan kesehatan jika pengobatan yang


dilakukan secara mandiri tidak memunculkan perkembangan.

4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi dengan keluarga Bp. A terbuka dengan suami dan
anaknya selalu terbuka dan baik. Hubungan dengan saudar-saudarnya
juga baik dan saling mendukung satu sama lain. Apabila ada masalah
keluarga selalu didiskusikan bersama untuk mendapat penyelesaian.
b. Struktur kekuasaan dan pengambilan keputusan
Bp. A mengatakan pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-
sama dengan Ibu N
c. Struktur peran
1) Peran formal
Bp. A mengatakan sebagai kepala rumah tangga bekerja sebagai
wiraswasta dengan usaha memiliki counter untuk memenuhi
kebutuhan makan sehari-hari. Ibu N sebagai ibu rumah tangga dan
kegiatan memasak setiap hari, membersihkan rumah setiap
minggu dan merawat anak pertama.
2) Peran informal
Bp. A selain bekerja sebagai wiraswasta di rumah juga membantu
pekerjaan Ibu N dengan berbelanja ke pasar setiap pagi, menyapu,
mengepel, dan memasak. Ibu N selain memasak dan membereskan
rumah juga bekerja berjualan online untuk membantu biaya anak
dan kebutuhan sehari-hari.
d. Nilai atau norma keluarga
Nilai atau norma yang dianut keluarga lebih banyak di latar belakangi
budaya jawa, tidak terdapat pantangan yang dijalani oleh keluarga Bp.
A. Keluarga Bp. A sampai saat ini tidak mengalami pantangan nilai
atau norma yang menimbulkan konflik status kesehatan keluarga.
5. Fungsi Keluarga
27

a. Fungsi afektif
Bp. A dan Ibu N mengatakan anggota keluarga saling menyayangi dan
terbuka. Ibu N mengatakan jika pada salah satu anggota keluarga ada
yang sakit semua anggota keluarga yang sehat akan membantu dan
mengantarkan ke Klinik atau Puskesmas. Keluarga Ny.S selalu
mematuhi protokol kesehatan dan aturan pemerintah selama pandemi
Covid-19 seperti memakasi masker saat keluar rumah dan menjaga
carak serta rajin untuk mencuci tangan. Apabila tidak ada uang,
keluarga saling membantu dalam merawat anggota keluarga yang
sakit.
b. Fungsi sosialisasi
Bp. A mengatakan sebelum pandemi sering mengikuti kegiatan
pengajian bapak- bapak, Ibu N mengikuti arisan ibu- ibu RT. Saat ini
kegiatan tersebut diganti melalui pesan Whatsapp. Bp. A mengatakan
anggota keluarga mengikuti peraturan dan norma yang berlaku di
masyarakat. Apabila ada keluarga yang membutuhkan bantuan
anggota keluarga lain saling berkomunikasi dan membantu.
c. Fungsi perawatan
Keluarga Bp. A jika sakit biasanya akan melakukan pengobatan
mandiri dengan beristirahat, makan cukup, dan membeli obat di
apotek serta pergi ke Puskesmas. Ny. N mengatakan di rumah tidak
ada yang sering sakit, hanya Ny. N memiliki keluhan mudah
kelelahan karena badan terlalu gemuk. Ny. N berharap dapat segera
turun berat badannya. Ny. N mengatakan Bp. A tidak ada keluhan. Ny.
N mengatakan tidak terdapat keturunan penyakit dari kedua orangtua
Bp. A. Bagi Bp. A seseorang dikatakan sehat jika masih dapat
berjalan-jalan dan melakukan aktifitas. Ny. N makan sehari 3 kali
dengan nasi, lauk, dan sayur. Perbandingan jumlah makan paling
banyak nasi dengan jumlah 1 piring setiap kali makan. Ny. N suka
makan makanan yang digoreng, tidak terdapat makanan pantang,
setiap makan harus ada sayur. Bp. A memiliki kebiasaan merokok,
28

dalam sehari dapat menghabiskan setengah bungkus. Bp. A dan Ny. N


mengatakan tidak meluangkan waktu untuk berolahraga dan tidak
pernah berolahraga setiap hari. Bp. A mengatakan sering dimarahi Ibu
N karena tidak berolahraga dan merokok, Ibu N sering meminta Bp. A
untuk berolahraga dan berhenti merokok.
Ibu N mengatakan tidak terdapat keluhan kesehatan, terkadang hanya
pegal-pegal saja saat kelelahan dan akan hilang jika digunakan tidur
atau beristirahat. Ibu N mengatakan jika terdapat anggota keluarga
yang demam akan dirawat dulu di rumah dengan dikompres atau
dibelikan obat di apotek sesuai dengan keluhan yang dirasakan, dan
akan dibawa ke puskesmas terlebih dahulu jika kondisi semakin buruk
dan tidak nyaman di rujuk ke rumah sakit. Ibu N mengatakan
memasak makanan untuk keluarga selalu terdapat sayur dan lauk,
anak-anak harus makan sayur. Ibu N mengatakan makan sehari 3-4
kali karena Lelah mengurus rumah dan anak. Bagi Ibu N seseorang
dikatakan sehat jika dapat ber aktifitas, tidak lemas, dan tidak terdapat
keluhan yang mengganggu aktifitas. Ibu N mengatakan sumber
informasi paling banyak didapat dari TV, dan sosial media selain
Whatsapp. Ibu N mengatakan besok jika diberikan edukasi mengenai
bahaya merokok berminat akan tetapi tidak terburu-buru karena bukan
hal yang segera perlu dilakukan.
Anak V tidak terdapat keluhan kesehatan. Anak V makan tiga kali
sehari dengan nasi dan sayur lembek karena Ibu N mengatakan masih
batita sehingga masih belum bisa makan seperti makanan orang
dewasa sehingga saat ini makan harus menggunakan sayur dan lauk
lembek.
6. Stress Dan Koping Keluarga
a. Stressor yang dimiliki
1) Stressor jangka pendek
Ny. N mengatakan penyebab stress utama saat ini adalah asap
rokok yang masih ada di lingkungan rumah sedangkan anaknya
29

masih kecil. Selain itu Ny. N mengeluhkan jarang berolahraga


dengan Bp. A dan mengatur pola makannya.
2) Stressor jangka panjang
Ibu N mengatakan gaji yang didapatkan suami dan penghasilan
dari berdagang Ny. N cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga
namun belum pasti cukup untuk sekolah anaknya kedepan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Bp. A dan Ibu N mengatakan berusaha semampunya dan
menyerahkan semua masalah pada Tuhan Yang Maha Esa karena
nantinya tetap akan jalan keluar. Ny. N mengatakan terus berdoa dan
berharap supaya selalu diberi kesehatan untuk keluarganya.
7. Strategi Koping Yang Digunakan
Strategi fungsional keluarga saling bercerita, mencari jalan penyelesaian
masalah bersama dan terkadang berdiskusi dengan anggota keluarga
untuk menyelesaikan masalah.
8. Adaptasi Keluarga
Secara keseluruhan keluarga mampu beradaptasi dengan stressor yang
dihadapi dan dapat beradaptasi dengan masalah yang dihadapi, keluarga
mampu memutuskan tindakan untuk stressor yang ada.
9. Harapan Keluarga
Bp. A dan Ibu N mengatakan memiliki harapan untuk selalu sehat,
terhindar dari penyakit dan mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai
ke perguruan tinggi.
10. Pemeriksaan Fisik
Tabel 1
Pemeriksaan Fisik Bp. A

Pemeriksaan Bp. A

Bentuk kepala simetris, distribusi rambut merata,


Kepala tebal, rambut berwarna hitam dan sebagian telah
berubah warna menjadi putih, kulit kepala bersih
tidak ada ketombe dan minyak, tidak bau, tidak
30

terdapat lesi pada kulit kepala

Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak


Leher terdapat nyeri pada saat dilakukan palpasi, tidak
terdapat masa pada leher

Liang telinga bersih, tidak terdapat cairan yang


keluar dari telinga telinga simetris antara kanan dan
Telinga
kiri, tidak tedapat nyeri, tidak terdapat gangguan
pendengaran pada telinga

Sclera berwarna putih, konjungtiva berwarna merah


muda, alis mata lebat, pupil pada kedua mata
Mata nengecil jika diberikan cahaya/pupil merespon
cahaya, isokor, diameter pupil 3mm, tidak terdapat
nyeri tekan dan pembengkakan pada mata.

Hidung bersih, bentuk simetris, tidak terdapat


cairan yang keluar dari hidung, tidak terdapat nyeri
tekan pada sinus.
Lidah pada posisi normal, tidak terdapat gangguan
Mulut dan hidung bicara seperti pelo, bibir simetris berwarna
kehitaman pada bagian tepi, bibir kering, gigi
bagian belakang berlubang, terdapat garis putih
pada lidah, tidak terdapat lesi pada bibir dan rongga
mulut.

Bentuk paru simetris, tidak terdapat suara nafas


Dada dan paru-
tambahan, suara nafas pada seluruh lapang paru
paru
vesikuler, palpasi dada simetris

Perut berbentuk buncit, lingkar perut 114 cm,


terdapat bekas luka operasi pada titik mc burney,
Abdomen
bising usus 28X/menit, tidak terdapat nyeri pada
abdomen

Pasien mengatakan buang air kecil 8X/hari, tidak


Eliminasi terdapat gangguan BAK, BAB 1X/hari, tidak
terdapat gangguan BAB

Sistem Turgor kulit lembab, kulit teraba elastis, tidak


integument terdapat lesi pada kulit, tidak terdapat eritema dan
31

bengkak pada kuliit.

Ekstermitas atas dan bawah simetris, rentang gerak


penuh, kekuatan otot
Sistem
musculoskeletal 5 5

5 5

BB dan TB 72 kg, 170cm, IMT 24,9 kg/m2 (BB overweight)

TD 120/90 mmHg, Nadi 80X/menit, pernapasan


Tanda-tanda vital
22X/menit

Capillary refill <2 detik

Tabel 2
Pemeriksaan Fisik Ibu N

Pemeriksaan Ibu N

Bentuk kepala simetris, rambut berwarna putih,


Kepala distribusi rambut tipis, kulit kepala bersih, tidak lesi
pada kepala.

Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak


Leher terdapat nyeri pada saat dilakukan palpasi, tidak
terdapat masa pada leher

Liang telinga bersih, tidak terdapat cairan yang


keluar dari telinga telinga simetris antara kanan dan
Telinga
kiri, tidak tedapat nyeri, tidak terdapat gangguan
pendengaran pada telinga

Sclera berwarna putih, konjungtiva berwarna merah


muda, alis mata lebat, pupil pada kedua mata
Mata nengecil jika diberikan cahaya/pupil merespon
cahaya, isokor, diameter pupil 3mm, tidak terdapat
nyeri tekan dan pembengkakan pada mata.
32

Hidung bersih, bentuk simetris, tidak terdapat


cairan yang keluar dari hidung, tidak terdapat nyeri
tekan pada sinus.
Lidah pada posisi normal, tidak terdapat gangguan
Mulut dan hidung
bicara seperti pelo, bibir simetris berwarna merah
muda, bibir lembab, sebagian besar gigi hilang/
ompong, lidah berwarna merah muda, tidak
terdapat lesi pada bibir dan rongga mulut.

Dada dan paru- Dada simetris, suara pada seluruh lapang dada
paru vesikuler, tidak terdapat retraksi dinding dada.

Tidak terdapat luka pada abdomen, abdomen


Abdomen berbentuk buncit, bising usus 25X/ menit, tidak
terdapat nyeri tekan dan massa pada abdomen

Ibu N mengatakan telah menopause dan tidak


Reprosuksi
terdapat keluhan saat ini

BAB 1X sehari, BAK 6-7X/ hari, pada saat buang


Eliminasi air kecil tidak dapat menahan terlalu lama,
sehingga dapat mengompol.

Sistem Turgor kulit lembab, kulit elastis, terdapat luka


integument jahit pada tangan kanan

Ekstermitas atas dan bawah simetris, rentang gerak


penuh, Ibu N mengatakan tidak mampu
mengangkat benda berat dan naik motor akibat
kecelakaan 3 tahun lalu yang menyebabkan operasi
Sistem patah tulang pada pergelangan tangan, kekuatan
musculoskeletal otot

5 5

5 5

BB dan TB 74 kg, 155 kg , IMT 30,8 kg/m2 (obesitas)

TD 130/80mmHg, nadi 88X/menit, Pernapasan


Tanda-tanda vital
20X/menit

Capillary refill <2 detik


33

Tabel 3
Pemeriksaan Fisik An. V

Pemeriksaan An. V

Distribusi rambut lebat, kulit kepala bersih, rambut


Kepala berwarna hitam, wajah simetris, tidak terdapat lesi
pada kulit kepala

Tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid dan


Leher
nyeri pada leher

Liang telinga bersih, tidak terdapat cairan yang


keluar dari telinga telinga simetris antara kanan dan
Telinga
kiri, tidak tedapat nyeri, tidak terdapat gangguan
pendengaran pada telinga

Sclera berwarna putih, konjungtiva berwarna merah


muda, alis mata lebat, pupil pada kedua mata
Mata nengecil jika diberikan cahaya/pupil merespon
cahaya, isokor, diameter pupil 3mm, tidak terdapat
nyeri tekan dan pembengkakan pada mata.

Hidung bersih, bentuk simetris, tidak terdapat


cairan yang keluar dari hidung, tidak terdapat nyeri
tekan pada sinus.
Mulut dan hidung Lidah pada posisi normal, tidak terdapat gangguan
bicara seperti pelo, bibir simetris berwarna merah
muda, bibir lembab, tidakterdapat gigi berlubang,
lidah simetris berwarna merah muda.

Dada dan paru- Dada simetris, suara nafas pada seluruh lapang
paru dada simetris, tidak terdapat suara nafas tambahan

Bentuk perut buncit, tidak terdapat luka atau bekas


Abdomen luka pada perut, bising usus 20X / menit, lingkar
perut 45cm

BAB 1X /hari, BAK 6-9X / hari, Tidak terdapat


Eliminasi
keluhan pada eliminasi

Sistem Turgor kulit lembab, kulit teraba elastis, tidak


34

integument terdapat lesi pada kulit, tidak terdapat eritema dan


bengkak pada kuliit.

Ekstermitas atas dan bawah simetris, rentang gerak


penuh, kekuatan otot
Sistem
musculoskeletal 5 5

5 5

8 kg, 85 cm, usia: 2 tahun 7 bulan IMT = (2 x n) +


BB dan TB
8 = (2,70 x 2 ) + 8 = 5,4 + 8 = 13,4 kg (Nornal)

Tanda-tanda vital Pernapasan 20X/menit, nadi 80X/menit

Capillary refill <2 detik

B. Analisa Data

Diagnosa
No Analisa Data
Keperawatan

1. DS:
- Bp. A memiliki kebiasaan merokok, Perilaku kesehatan
dalam sehari dapat menghabiskan 8 cenderung berisiko
batang rokok. pada keluarga Bp. A
- Bp. A mengatakan masih sering merokok
di lingkungan rumah.
- Bp. A mengatakan tidak meluangkan
waktu untuk berolahraga dan tidak
pernah berolahraga setiap hari.
DO:

- TD 120/90 mmHg, Nadi 80X/menit,


pernapasan 22X/menit

2. DS: Pemeliharaan
- Bp. A merokok sehari habis setengah kesehatan tidak
bungkus
efektif pada
- Bp. A tidak pernah berolahraga keluarga Bp. A
- Ny. N sering mengeluh badannya
35

terlalu berat
- Ny. N mengatakan akan melakukan
diet lagi hingga berat badannya
mencapai 60 Kg
- Keluarga Bp. A jarang untuk berobat
ke dokter.
- Jika terdapat keluhan kesehatan
keluarga Bapak E hanya kerokan saja
DO :
- Bp. A masih merokok di sekitar
lingkungan rumah (di depan teras),
sedangkan anak dan istrinya duduk di
depan teras
- Bp. A setelah merokok langsung
menggendong dan memeluk anaknya
- Ny. N dan Bp. A sering mengonsumsi
gorengan dan jajanan tidak sehat

3. DS: Obesitas
- Ny. N makan sehari 3 kali dengan nasi,
lauk, dan sayur. Perbandingan jumlah
makan paling banyak nasi dengan jumlah
1 ½ piring setiap kali makan.
- Ny. N suka makan makanan yang
digoreng, tidak terdapat makanan
pantang, setiap makan harus ada sayur.
- Ny. N mengatakan tidak pernah
berolahraga dengan suaminya
DO:
- BB Ny. N 74 kg, 155 cm, IMT 30,8
kg/m2 (BB Obesitas)
C. Prioritas Masalah
1. Scoring
a. Obesitas b.d kurang aktivitas fisik harian

b. Perilaku kesehatan cenderung berisiko

No Kriteria Bobot Total Pembenaran

1. Sifat masalah: 1 2/3 X 1= Bp. A memiliki berat badan overweight, tekanan darah
Sejahtera (3) 2/3 120/90 mmHg, Bp. A memiliki kebiasaan merokok.
Defisit
Bp. A dan Ny. N tidak pernah berolahraga, pola makan
kesehatan (3)
dengan jumlah karbohidrat yang berlebihan dan jenis
Resiko (2)
makanan lebih suka dilakukan dengan digoreng.
Potensial (1)
2. Kemungkinan 2 2/2 X 2= Bp. A memiliki jaminan kesehatan BPJS, Fasilitas layanan
masalah dapat 2 kesehatan seperti klinik-klinik kesehatan, Puskesmas, dan
diubah: Rumahsakit tipe C dapat dijangkau oleh masyarakat
Mudah (2) menggunakan motor
Sebagian (1)
Tidak dapat (0)

36
3. Potensi masalah 1 3/3 X 1= Bp. A memiliki kebiasaan merokok, dalam sehari dapat
untuk dicegah: 1 menghabiskan 8 batang rokok, hal yang dilakukan saat
Tinggi (3) pusing adalah dengan beristirahat dan tidur, Ibu N sering
Cukup (2) meminta Bp. A untuk berolahraga dan berhenti merokok
Rendah (1)

4. Menonjol nya 1 1/2 X 1= Bp. A jarang mengeluhkan permasalahan kesehatan.


masalah: 1/2 Keluarga. Bp. A rajin mengkonsumsi sayur dan rempah-
Segera (2) rempah untuk menjaga kesehatan.
Tidak perlu (1)
Tidak dirasakan
(0)

Total 4 1/6

37
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada keluarga Bp. A

No Kriteria Bobot Total Pembenaran

1. Sifat masalah: 1 2/3 x 1 = Ny. N mengatakan tidak suka untuk olahraga. Ny. N
2/3 menjalankan program diet yang ketat. Bp. A merokok
Sejahtera
sehari setengah bungkus.
(3) TD Ny. N : 130/80 mmHg
Defisit
kesehatan
(3)
Resiko(2)
Potensial (1)
2. Kemungkinan 2 2/2 x 2 = Keluarga Bp. A sudah memiliki jaminan kesehatan namun
2 jarang menggunakannya karena tidak pernah ada keluhan
masalah dapat
sakit
diubah:
Mudah (2)
Sebagian (1)
Tidak dapat
(0)

38
3. Potensi masalah 1 2/3 x 1 = Ny. N bersedia menjalankan program diet, dan rajin
2/3 berolahraga namun belum ada waktu. Bp. A masih
untuk dicegah:
merokok, Bp. A tidak pernah olahraga.
Tinggi (3)
Cukup (2)
Rendah (1)

4. Menonjolnya 1 1/2 x 1= Bp. A jarang mengeluhkan permasalahan kesehatan.


1/2 Keluarga Bp E rajin mengkonsumsi sayur dan rempah-
masalah:
rempah untuk menjaga kesehatan.
Segera (2)
Tidak perlu
(1)
Tidak
dirasakan
(0)

Total 3 1/2

39
2. Prioritas masalah
a. Obesitas b.d kurang aktivitas fisik harian
b. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada keluarga Bp. A
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada keluarga Bp. A

D. Rencana Tindakan Keperawatan


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Obesitas b.d kurang aktivitas fisik harian

Diagnosa
Kriteria Hasil
NO Data keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
(SLKI)
(SDKI)

1. DS: Obesitas Setelah dilakukan Perilaku Manajemen berat


- Ny. N makan sehari 3 tindakan selama 2 menurunkan berat badan (I.03097)
kali dengan nasi, lauk, X 24 jam badan (L.03027) 1. Identifikasi
a. Menentukan kondisi pasien
dan sayur. Perbandingan diharapkan
target berat badan yang dapat
jumlah makan paling Perilaku
dalam rentan mempengaruhi
banyak nasi dengan menurunkan berat
normal berat badan
jumlah 1 ½ piring setiap badan (L.03027)
meningkat (5) 2. Jelaskan faktor
kali makan.
b. Mengontrol porsi resiko berat badan

40
- Ny. N suka makan makan meningkat lebih
makanan yang digoreng, (5) 3. Anjurkan
tidak terdapat makanan c. Monitor berat melakukan
pantang, setiap makan badan meningkat pencatatan asupan
harus ada sayur. (5) makan dan
- Ny. N mengatakan tidak d. Monitor IMT perubahan berat
pernah berolahraga meningkat (5) badan
dengan suaminya 4. Sediakan materi
DO: dan media
- BB Ny. N 74 kg, 155 mengenai aktivitas
cm, IMT 30,8 kg/m2 fisik harian
(BB Obesitas) seperti: Senam
aerobik, dan
obesitas
5. Kolaborasi dengan
keluarga dalam
memantau
makanan yang di
konsumsi

41
2. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko

Data Diagnosa (SDKI) Tujuan dan kriteria hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)

DS: Perilaku 1. Keluarga mampu mengenal 1. Keluarga mampu


- Bp. A memiliki kebiasaan Kesehatan masalah kesehatan mengenal masalah
merokok, dalam sehari Cenderung Perilaku Kesehatan (L.12107) kesehatan
Berisiko a. Penerimaan terhadap
dapat menghabiskan 8 Identifikasi Risiko
batang rokok. perubahan status kesehatan (I.14502)
- Bp. A mengatakan masih meningkat (5) a. Identifikasi risiko
sering merokok di L.12105 Manajemen kesehatan biologis,
lingkungan rumah. keluarga lingkungan dan
- Bp. A mengatakan tidak b. Kemampuan menjelaskan perilaku
meluangkan waktu untuk masalah kesehatan yang
berolahraga dan tidak dialami meningkat (5)
pernah berolahraga setiap
2. Keluarga mampu memutuskan 2. Keluarga mampu
hari.
Perilaku Kesehatan (L.12107) mengambil
DO:
a. Kemampuan peningkatan keputusan
kesehatan meningkat (5) Promosi perilaku
- TD 120/90 mmHg, Nadi
b. Pencapaian pengendalian upaya kesehatan
8X/menit, pernapasan
kesehatan meningkat (5) (I.12472)
22X/menit
a. Identifikasi
perilaku upaya
kesehatan yang

42
dapat ditingkatkan
b. Edukasi aktivitas
fisik dan tidak
merokok

3. Keluarga mampu merawat 3. Keluarga mampu


Perilaku Kesehatan (L.12107) merawat
a. Kemampuan melakukan Dukungan berhenti
tindakan pencegahan masalah merokok (I.01001)
kesehatan meningkat (5) a. Dukungan
b. Kemampuan peningkatan kesiapan
kesehatan meningkat (5) perubahan gaya
c. Pencapaian pengendalian hidup
kesehatan meningkat (5)

4. Keluarga mampu memodifikasi 4. Keluarga mampu


lingkungan memodifikasi
Manajemen kesehatan keluarga lingkungan
(L.12105)
Promosi perilaku
a. Aktivitas keluarga mengatasi
upaya kesehatan
masalah kesehatan tepat
(I.12472)
meningkat (5)
a. Beri lingkungan
b. Gejala penyakit anggota
yang mendukung
keluarga menurun (5)
Kesehatan

5. Keluarga mampu memanfaatkan 5. Keluarga mampu

43
fasilitas pelayanan kesehatan memanfaatkan
Perilaku Kesehatan (L.12107) fasilitas kesehatan
a. Pencapaian pengendalian Promosi perilaku
kesehatan upaya kesehatan
(I.12472)
Manajemen kesehatan keluarga
(L.12105) a. Orientasi
a. Gejala penyakit anggota pelayanan
keluarga menurun (5) kesehatan yang
dapat
dimanfaatkan

44
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada keluarga Bp. A

Data Diagnosa (SDKI) Tujuan dan kriteria hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)

DS : Pemeliharaan 1. Keluarga mampu mengenal 1. Keluarga mampu


- Bp. A merokok sehari kesehatan tidak masalah kesehatan mengenal masalah
habis setengah bungkus efektif pada kesehatan
- Bp. A tidak pernah keluarga Bp. A Tingkat Pengetahuan: Perilaku Edukasi Perilaku Upaya
berolahraga Sehat Kesehatan
- Ny. N sering mengeluh a. mengetahui perilaku sehat dalam a. Identifikasi kesiapan
badannya terlalu berat kehidupan sehari-hari (3-5) dan kemampuan
- Ny. N mengatakan akan b.Mampu menjelaskan pengetahuan menerima informasi
melakukan diet lagi tentang perilaku sehat ( 3-5) b. Kaji tingkat
hingga berat badannya c. dapat melakukan perilaku sehat pengetahuan keluarga
mencapai 60 Kg dalam kehidupan sehari-hari (4-5) mengenai perilaku
- Keluarga Bp. A jarang d. Mampu membedakan perilaku hidup sehat: bertanya
untuk berobat ke dokter. sebelumnya dengan perilaku perilaku hidup sehat itu
- Jika terdapat keluhan setelahnya (4-5) melingkupi apa saja
kesehatan keluarga e. Efek kesehatan yang merugikan dari c. Sediakan materi dan
Bapak E hanya kerokan penggunaan tembakau (3-5) media mengenai
saja perilaku hidup sehat:
DO : pola makan yang tepat
- TD Ny. N : 130/80 mmHg dengan poster
- BB saat ini Ny. N : 74 Kg d. Beri penjelasan
- IMT: 30,8 (Obesitas) mengenai tanda dan
gejala yang dirasakan
serta penanganan yang
tepat

45
e. Anjurkan untuk
menggunakan fasilitas
kesehatan bila
mengalami perubahan
kesehatan
2. Keluarga mampu memutuskan 2. Keluarga mampu
Pengetahuan kesehatan dan perilaku. memutuskan
Berpartisipasi dalam memutuskan Dukungan membuat
perawatan kesehatan. keputusan
a. Membuat keputusan terkait a. Tentukan apakah
perawatan (2-4) terdapat perbedaan
b. Melakukan identifikasi hasil (2-4) antara pandangan
c. Menggunakan teknik pemecahan pasien dan pandangan
masalah untuk mencapai hasil (2- penyedia perawatan
4) kesehatan mengenai
kondisi kesehatan
keluarga.
b. Bantu pasien
mengidentifikasi
keuntungan dan
kerugian dari setiap
alternatif pilihan
c. Fasilitasi pengambilan
keputusan kolaboratif
3. Keluarga mampu merawat 3. Keluarga mampu
merawat
Perilaku Kesehatan
a. Mengatur strategi pola makan Managemen Nutrisi

46
yang sehat (4-5)
b. Konumsi air yang cukup (4-5) a. Tentukan status gizi
c. Membatasi konsumsi lemak dan setiap anggota keluarga
kolesterol (4-5) untuk memenuhi
d. Mengurangi intake garam (4-5) kebutuhan gizi
e. Exercise yang teratur (4-5) b. Beri daftar makanan
yang harus dihindari
c. Memastikan diet
mencakup maknana
tinggi kandungan serat
untuk mencegah
konstipasi
d. Membatasi asupan
garam
e. Mempunyai jadwal
yang teratur untuk
berolahraga untuk
mengimbangi diet.
4. Keluarga mampu memodifikasi 4. Keluarga mampu
lingkungan memodifikasi
lingkungan

Deteksi risiko :
a. Mengidentifikasi kemungkinan Modifikasi perilaku :
resiko kesehatan (2-4) a. Bantu keluarga untuk
b. Mengetahui riwayat penyakit mengidentifikasi
dalam keluarga (2-4) perilaku yang tidak
c. Memonitor perubahan status sesuai dengan

47
kesehatan (2-4) kesehatan
d. Mendapatkan informasi terkait b. Bantu keluarga untuk
perubahan gaya hidup untuk memodifikasi
kesehatan (2-4) kebiasaan gaya hidup
e. Selalu memperbarui data tentang c. Pilah-pilah perilaku
kesehatan keluarga (2-4) menjadi bagian-bagian
kecil untuk dirubah
menjadi unit perilaku
yang terukur:
kebiasaan jalan kaki
dipagi hari
d. Fasilitasi keterlibatan
keluarga dalam proses
modifikasi perilaku
dengan cara yang tepat
e. Melakukan penguatan
peninjauan kembali
dalam rentang yang
panjang (kontak
personal keluarga)
5. Keluarga mampu 5. Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan:
Perilaku mencari pelayanan Promosi perilaku
kesehatan upaya kesehatan
a. Mencari tahu tentang masalah (I.12472)
kesehatan yang dialami
a. Orientasi pelayanan
b. Memenuhi tugas kesehatan yang
kesehatan yang dapat

48
berkaitan dimanfaatkan
c. Melakukan skrining kesehatan
d. Mencari bantuan dari tenaga
kesehatan profesional
e. Beraktivitas sehari-hari sesuai
dengan toleransi
f. Menunjukkan inisiatif dari diri
sendiri untuk mengubah perilaku

49
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga Bp. A Hari I

No Diagnosa Tanggal/ Implementasi Evaluasi Tanda


Keperawatan Jam Tangan

1. Obesitas b.d Jumat, 1 a. Mengidentifikas S:


kurang aktivitas Oktober i kondisi pasien
- Ny. N mengatakan badannya terlalu berat
fisik harian 2021 yang dapat Shintia
- Ny. N mengatakan terakhir menimbang 70 kg
mempengaruhi
09.00 lebih
berat badan
- Ny. N mengatakan tahu faktor resiko berat
b. Menjelaskan badan berlebih mengakibatkan susah gerak
faktor resiko - Ny. N mengatakan mudah Lelah akibat berat
berat badan badan berlebih
lebih
O:
c. Menganjurkan
- BB saat ini 74,4 kg
melakukan

50
pencatatan - TB 155 cm IMT: 30,8 kg/m2
asupan makan
A: Masalah 3-5 belum teratasi
dan perubahan
berat badan P:

1. Anjurkan melakukan pencatatan asupan


makan dan perubahan berat badan
2. Sediakan materi dan media mengenai
aktivitas fisik harian seperti: Senam aerobik,
dan obesitas
3. Kolaborasi dengan keluarga dalam
memantau makanan yang di konsumsi

2. Perilaku Jumat, 1 TUK 1 S:


kesehatan Oktober
a. Melakukan BHSP - Bp. A mengatakan akibat dari merokok yaitu
cenderung 2021 Shintia
dengan keluarga paru-paru jadi tidak sehat, menganggu orang
berisiko
09.10 lain yang tidak merokok
b. Mengidentifikasi
- Bp. A mengatakan dalam sehari masih
risiko biologis,
menghabiskan setengah bungkus rokok, dulu
lingkungan dan
saat muda pernah mencoba berhenti tetapi
perilaku
belum bisa

51
TUK 2 - Bp. A mengatakan menyukai olahraga berjalan
kaki dan bersepeda, sehingga jika olahraga lebih
a. Mengidentifikasi
baik berjalan kaki. Dalam seminggu sekali
perilaku upaya
terkadang 30 menit berjalan kaki tetapi tidak
kesehatan yang
rutin
dapat ditingkatkan
- Bp. A mengatakan makan sayur dan buah-
b. Mengedukasi
buahan
makan sayur dan
- Bp. A mengatakan ingin merubah gaya hidup
buah, aktivitas fisik,
tidak merokok tapi butuh proses
tidak merokok
- Ibu N mengatakan akan membantu Bp. A untuk
TUK 3 mengurangi merokok dan olahraga

a. Memberikan O:
dukungan kesiapan
- Bp. A dapat menyampaikan akibat dari risiko
perubahan gaya
biologis, lingkungan dan perilaku
- Bp. A berkeinginan merubah gaya hidup yang
lebih sehat

A: TUK 2-3 Belum terpenuhi

52
P: Ulangi TUK 2-3

TUK 2

a. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat


ditingkatkan
b. Edukasi makan sayur dan buah, aktivitas fisik,
tidak merokok

TUK 3

Berikan dukungan kesiapan perubahan gaya

3. Pemeliharaan Jumat, 1 TUK 1 S:


a. Melakukan BHSP - Bp. A mengatakan jarang merasakan keluhan
kesehatan tidak Oktober kesehatan
dengan keluarga
efektif pada 2021 b. Menanyakan kepada - Ny N mengatakan saat ini sedang menjalani Shintia
keluarga keluhan apa program diet karena sedang mengeluh berat
keluarga Bp. A
09.20 yang sering dialami terlalu berlebihan
oleh keluarga - Bp. A mengatakan teratur makan 3x tetapi
c. Mengkaji pola hidup untuk waktunya tidak teratur.
keluarga - Keluarga Bp. A jarang untuk melakukan check
c. Menanyakan apakah up ke fasilitas kesehatan

53
keluarga kerap - Keluarga Bp. A sudah memiliki asuransi
menggunakan fasilitas kesehatan
keseahatan - Bp. A mengatakan merokok 8 batang dalam
d. Menanyakan sehari, tetapi jika stress habis 1 bungkus rokok.
pengobatan yang telah - Keluarga Bp. A mengatakan sering kerokan
dilakukan. ketika merasakan sakit
e. Melakukan - Keluarga Bp. A mengatakan sering minum obat
pengukuran TD dan berkunjung ke dokter
TUK 2: - Keluarga Bp. A mengatakan lekas berkunjung
a. Menanyakan hal apa ke puskesmas jika sudah merasakan keluhan
yang telah dilakukan kurang dari 2 hari
untuk mengurangi - Jika ada yang sakit Bp. A dan Ny. N saling
sakitnya. merawat
b. Mengkaji keputusan O:
keluarga dalam - Keluarga menerima kedatangan mahasiswa
mengambil keputusan dengan baik
untuk masalah - Keluarga menjawab setiap pertanyaan yang
kesehatan diajukan.
c. Mengkaji kebiasaan - TD Ny. N: 120/80 mmHg
keluarga dalam - TD Bp. A: 120/90 mmHg
menjalani pola hidup - Keluarga Bp. A lekas berkunjung ke puskesmas
sehat jika sudah merasakan keluhan kurang dari 2 hari
- Ny. N sering mengingatkan Bp. A untuk
TUK 3: konsumsi buah dan sayur
Mengkaji keluarga Bp. - Keluarga menjawab semua pertanyaan
A dalam merawat mahasiswa
A: TUK 1 – TUK 3 belum terpenuhi
anggota keluarga yang P: Ulangi TUK 1-TUK 3

54
sakit

55
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga Bp. A Hari II

No Diagnosa Tanggal/ Implementasi Evaluasi Tanda


Keperawatan Jam Tangan

1. Obesitas b.d Sabtu, 2 a. Menganjurkan S:


kurang aktivitas Oktober melakukan
- Ny. N mengatakan sarapan dengan makanan
fisik harian 2021 pencatatan Shintia
dengan olahan di goreng
asupan makan
10.00 - Ny. N mengatakan sudah mulai mencatat
dan perubahan
asupan makanan dan berat badannya
berat badan
- Ny. N mengatakan terakhir menimbang 70 kg
b. Menyediakan lebih
materi dan - Ny. N mengatakan ingin tahu pantangan bagi
media mengenai
aktivitas fisik yang obesitas
harian seperti: - Ny. N mengatakan mudah Lelah akibat berat
Senam aerobic, badan berlebih
dan obesitas
O:
c. Mengkolaborasi

57
dengan keluarga - Kontrak waktu penyuluhan Selasa, 5 Oktober
dalam 2021 pukul 16.00
memantau
makanan yang - Ny. N sudah mencatat asupan makanan
di konsumsi perhari

A: Masalah 3-5 belum teratasi

P:

1. Anjurkan melakukan pencatatan asupan


makan dan perubahan berat badan
2. Sediakan materi dan media mengenai
aktivitas fisik harian seperti: Senam aerobik,
dan obesitas
3. Kolaborasi dengan keluarga dalam
memantau makanan yang di konsumsi

2. Perilaku Sabtu, 2 TUK 2 S:


kesehatan Oktober
a. Mengidentifikasi - Bp. A mengatakan akibat dari merokok yaitu
cenderung 2021 Shintia
perilaku upaya paru-paru jadi tidak sehat, menganggu orang

58
berisiko 10.15 kesehatan yang lain yang tidak merokok
dapat ditingkatkan - Bp. A mengatakan menyukai olahraga berjalan
b. Mengedukasi kaki dan bersepeda, sehingga jika olahraga lebih
makan sayur dan baik berjalan kaki. Dalam seminggu sekali
buah, aktivitas terkadang 30 menit berjalan kaki tetapi tidak
fisik, tidak rutin
merokok - Bp. A mengatakan makan sayur dan buah-
buahan
TUK 3
- Bp. A mengatakan ingin merubah gaya hidup
a. Memberikan tidak merokok tapi butuh proses
dukungan - Ibu N mengatakan akan membantu Bp. A untuk
kesiapan mengurangi merokok dan olahraga
perubahan gaya
O:

- Bp. A mengonsumsi buah dan sayur


- Bp. A berkeinginan merubah gaya hidup yang
lebih sehat

A: TUK 2, 4 dan 5 belum terpenuhi

59
P: Ulangi TUK 2 dan melanjutkan TUK 4 & 5

TUK 2

a. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat


ditingkatkan

b. Edukasi makan sayur dan buah, aktivitas fisik,


tidak merokok

TUK 4

Beri lingkungan yang mendukung kesehatan

TUK 5

Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat


dimanfaatkan

3. Pemeliharaan Sabtu, 2 TUK 1 dan TUK 2: S:


a. Menanyakan apakah - Bp. A dan Ny. N mengatakan tidak ada
kesehatan tidak Oktober
ada keluhan saat ini keluhan
efektif pada 2021 b. Menanyakan pola - Ny. N mengatakan belum menjalani diet Shintia
makan Bp. A dan Ny. - Bp. A mengatakan jika makan lebih banyak
N porsi nasi daripada sayur dan lauknya

60
keluarga Bp. A 10.30 c. Menanyakan pola - Bp. A dan Ny. N mengatakan sudah makan
aktivitas Bp. A dan Ny. buah
N - Bp. A mengatakan tidak olahraga tetapi dalam
d. Memberikan edukasi kehidupan sehari-hari melakukan tugas rumah
mengenai “Pola Makan tangga seperti menyapu, naik turun tangga,
yang Tepat” mencuci kendaraan.
menggunakan poster. O:
e. Menghitungkan dan - IMT Bp. A: 24,9 kg/m2
menjelaskan IMT - IMT Ny. N: 30,8 kg/m2
- Keluarga mendengarkan penjelasan mahasiswa
TUK 3: A: TUK 1 dan TUK 2:
Menyaran Ny. N untuk P: TUK 1 dan TUK 2 sebagian terpenuhi.
menyediakan makan Pertemuan selanjutnya melanjutkan TUK 3

Bp. A sesuai dengan


“isi piringku”

61
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga Bp. A Hari III

No. Diagnosa Tanggal/ Implementasi Evaluasi Paraf


Jam
1. Obesitas b.d Selasa, 5 Dengan menggunakan poster Subjektif:
kurang aktivitas Oktober - Ny. N mengatakan senang
2021 (pendidikan kesehatan) : mengikuti senam aerobic Shintia
fisik harian
16.00 - Ny. N mengatakan segar setelah
WIB 1. Menganjurkan mengikuti senam aerobic
- Ny. N mengatakan memahami
melakukan pencatatan tentang materi senam yang
asupan makan dan diberikan
Objektif:
perubahan berat badan - Ny. N dapat memahami terkait
materi penyuluhan senam aerobic
2. Menyediakan materi - Ny. N dapat menjawab pertanyaan
dan media mengenai post test
A: Masalah 1, 3 & 4 belum teratasi
aktivitas fisik harian P: Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan melakukan
seperti: obesitas
pencatatan asupan makan
3. Mengkolaborasi dengan dan perubahan berat badan
2. Sediakan materi dan media
keluarga dalam
mengenai aktivitas fisik
memantau makanan harian seperti: obesitas
3. Kolaborasi dengan keluarga
yang di konsumsi
dalam memantau makanan
yang di konsumsi

62
2. Perilaku kesehatan Selasa, 5 Dengan menggunakan poster Subjektif:
cenderung berisiko Oktober
2021 (pendidikan kesehatan) Shintia
- Bp. A mengatakan masih
16.15
WIB TUK 2 merokok setengah bungkus
- Bp. A mengatakan akibat dari
a. Mengidentifikasi perilaku
merokok yaitu paru-paru jadi
upaya kesehatan yang
tidak sehat, menganggu orang
dapat ditingkatkan
lain yang tidak merokok
b. Mengedukasi makan
- Bp. A mengatakan menyukai
sayur dan buah, aktivitas
olahraga berjalan kaki
fisik, tidak merokok
seminggu sekali
TUK 4 - Bp. A mengatakan makan sayur
dan buah-buahan
a. Memberi lingkungan yang
- Bp. A mengatakan ingin
mendukung kesehatan
merubah gaya hidup tidak
TUK 5 merokok tapi butuh proses
- Ibu N mengatakan akan
a. Mengorientasi pelayanan
kesehatan yang dapat membantu Bp. A untuk
dimanfaatkan
mengurangi merokok dan

63
olahraga

Objektif:

- Bp. A dapat menyebutkan


jawaban dari pertanyaan post
test bahaya merokok
- Bp. A berkeinginan merubah
gaya hidup yang lebih sehat

A: 4 dan 5 belum terpenuhi

P: melanjutkan TUK 4 & 5

TUK 4

Beri lingkungan yang mendukung


kesehatan

TUK 5

Orientasi pelayanan kesehatan yang

64
dapat dimanfaatkan

3. Pemeliharaan Selasa, 5 TUK 3: Subjektif:


Oktober a. Memberi daftar makanan - Ny. N menyediakan buah jeruk
kesehatan tidak 2021 Shintia
yang harus dihindari untuk buah sehari-hari
efektif pada 16.30 b. Memotivasi keluarga untuk - Ny. N mengatakan akan
WIB rutin cek tekanan darah mengurangi garam dan gula
keluarga Bp. A
c. Melakukan pengukuran dalam masakan
tekanan darah - Ny. N mengatakan bersedia
d. Menganjurkan untuk untuk dibantu memilih daftar
membatasi asupan garam, makanan yang bisa dimasak
gula, dan minyak/lemak untuk Bp. A
- Ny. N mengatakan kini sudah
TUK 4: mulai mengurangi masakan
a. Membantu keluarga menggunakan minyak
mengingatkan diet yang rendah - Ny. N mengatakan jika akan
garam memasak melihat daftar
b. Membantu keluarga pantangan yang sudah diberikan
membuat daftar makanan apa - Ny. N mengatakan akan
saja yang dapat dikonsumsi memulai banyak menyediakan
c. Mendorong keluarga untuk sayur hijau-hijau, kacang-
rutin melakukan olahraga pagi, kacangan, daging ayam tanpa
dengan jalan-jalan selama 30 kulit, dan putihan telor
menit setiap pagi.
Objektif:
- Keluarga dapat menghapal
makanan pantang dan makanan
yang bisa untuk dikonsumsi

65
- TD Bp. A: 125/90 mmHg
- TD Ny. N: 120/80 mmHg
A : TUK 3 dan TUK 4 terpenuhi
P: Melanjutkan TUK 5

66
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga Bp. A Hari IV

No. Diagnosa Tanggal/ Implementasi Evaluasi Paraf


Jam
1. Obesitas b.d Rabu, 6 Dengan menggunakan poster S:
kurang aktivitas Oktober - Ny. N mengatakan senang
2021 (pendidikan kesehatan dan mengikuti senam aerobic Shintia
fisik harian
16.00 demonstrasi) : - Ny. N mengatakan segar setelah
WIB mengikuti senam aerobic
- Ny. N mengatakan memahami
1. Menganjurkan tentang materi senam yang
melakukan pencatatan diberikan
O:
asupan makan dan - Ny. N dapat memahami terkait
materi penyuluhan senam aerobic
perubahan berat badan - Ny. N dapat menjawab pertanyaan
2. Menyediakan materi post test
A: Masalah keperawatan teratasi
dan media mengenai P: Hentikan intervensi
aktivitas fisik harian
seperti: senam aerobik
3. Mengkolaborasi dengan
keluarga dalam
memantau makanan

67
yang di konsumsi

2. Perilaku kesehatan Rabu, 6 TUK 4 S:


cenderung berisiko Oktober
2021 Shintia
a. Memberi lingkungan yang - Bp. A mengatakan mulai
16.15
WIB mendukung kesehatan mengurangi merokok menjadi 5
batang rokok perhari
TUK 5
- Bapak A mengatakan akan rutin
a. Mengorientasi pelayanan berolahraga atau jalan kaki
kesehatan yang dapat
dimanfaatkan untuk menggantikan kebiasaan
merokok
- Bp. A mengatakan makan sayur
dan buah-buahan
- Bp. A mengatakan ingin
merubah gaya hidup tidak
merokok tapi butuh proses
- Ibu N mengatakan akan selalu
mengingatkan Bp. A untuk
mengurangi merokok dan

68
olahraga

O:

- Bp. A merokok diluar rumah


- Bp. A berkeinginan merubah
gaya hidup yang lebih sehat
- Bp. A merokok menjadi 5
bungkus

A: TUK 4 dan 5 belum terpenuhi

P: melanjutkan TUK 4 & 5

3. Pemeliharaan Rabu, 6 S:
Oktober TUK 5 - Keluarga mengatakan akan
kesehatan tidak 2021 a. Mengkaji keinginan memanfaatkan fasilitas pelayanan Shintia
efektif pada 16.30 Keluarga Bp. A untuk kesehatan yang ada yaitu
WIB datang ke fasilitas Puskesmas dan Rumah Sakit
keluarga Bp. A kesehatan terdekat.
b. Memberi saran kepada - Bp. A mengatakan selalu
memanfaatkan fasilitas jaminan
keluarga untuk berkunjung
kesehatan seperti BPJS
ke fasilitas kesehatan O:
. - Keluarga Bp. A memiliki BPJS

69
- Keluarga Bp. A selalu
memanfaatkan fasilitas kesehatan
dan jaminan kesehatan: BPJS
A:
TUK 5 terpenuhi
P:
Hentikan intervensi

70
EVALUASI SUMATIF

No. Diagnosa Tanggal/ Jam Paraf


Evaluasi (SOAPIE)
1. Obesitas b.d kurang Rabu, 6 Oktober S:
aktivitas fisik harian 2021 - Ny. N mengatakan senang mengikuti senam
16.00 WIB aerobic Shintia
- Ny. N mengatakan segar setelah mengikuti senam
aerobic
- Ny. N mengatakan memahami tentang materi
senam yang diberikan
O:
- Ny. N dapat memahami terkait materi penyuluhan
senam aerobic
- Ny. N dapat menjawab pertanyaan post test
A: Masalah 1, 3 & 4 belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Anjurkan melakukan pencatatan asupan
makan dan perubahan berat badan
2. Sediakan materi dan media mengenai
aktivitas fisik harian seperti: obesitas
3. Kolaborasi dengan keluarga dalam
memantau makanan yang di konsumsi
S:
- Ny. N mengatakan senang mengikuti senam
aerobic
- Ny. N mengatakan segar setelah mengikuti senam
aerobic

70
- Ny. N mengatakan memahami tentang materi
senam yang diberikan
O:
- Ny. N dapat memahami terkait materi penyuluhan
senam aerobic
- Ny. N dapat menjawab pertanyaan post test
A: Masalah keperawatan teratasi
P: Hentikan intervensi
2. Perilaku kesehatan Rabu, 6 Oktober S:
cenderung berisiko 2021
16.15 WIB Shintia
- Bp. A mengatakan akibat dari merokok yaitu
paru-paru jadi tidak sehat, menganggu orang
lain yang tidak merokok
- Bp. A mengatakan menyukai olahraga
berjalan kaki dan bersepeda, sehingga jika
olahraga lebih baik berjalan kaki. Dalam
seminggu sekali terkadang 30 menit berjalan
kaki tetapi tidak rutin
- Bp. A mengatakan makan sayur dan buah-
buahan
- Bp. A mengatakan ingin merubah gaya hidup
tidak merokok tapi butuh proses

71
- Ibu N mengatakan akan membantu Bp. A
untuk mengurangi merokok dan olahraga

O:

- Bp. A mengonsumsi buah dan sayur


- Bp. A berkeinginan merubah gaya hidup yang
lebih sehat

A: TUK 2, 4 dan 5 belum terpenuhi

P: Ulangi TUK 2 dan melanjutkan TUK 4 & 5

I:

TUK 2

a. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang


dapat ditingkatkan

b. Edukasi makan sayur dan buah, aktivitas fisik,


tidak merokok

72
TUK 4

Beri lingkungan yang mendukung kesehatan

TUK 5

Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat


dimanfaatkan

E:

S:

- Bp. A mengatakan mulai mengurangi


merokok menjadi 5 batang rokok perhari
- Bapak A mengatakan akan rutin berolahraga
atau jalan kaki untuk menggantikan kebiasaan
merokok
- Bp. A mengatakan makan sayur dan buah-
buahan
- Bp. A mengatakan ingin merubah gaya hidup
tidak merokok tapi butuh proses

73
- Ibu N mengatakan akan selalu mengingatkan
Bp. A untuk mengurangi merokok dan
olahraga

O:

- Bp. A merokok diluar rumah


- Bp. A berkeinginan merubah gaya hidup yang
lebih sehat
- Bp. A merokok menjadi 5 bungkus

A: TUK 4 dan 5 belum terpenuhi

P: melanjutkan TUK 4 & 5

3. Pemeliharaan kesehatan Rabu, 6 Oktober S:


2021 Subjektif:
tidak efektif pada keluarga 16.30 WIB - Ny. N menyediakan buah jeruk untuk buah
Shintia
Bp. A sehari-hari
- Ny. N mengatakan akan mengurangi garam
dan gula dalam masakan
- Ny. N mengatakan bersedia untuk dibantu
memilih daftar makanan yang bisa dimasak
untuk Bp. A

74
- Ny. N mengatakan kini sudah mulai
mengurangi masakan menggunakan minyak
- Ny. N mengatakan jika akan memasak melihat
daftar pantangan yang sudah diberikan
- Ny. N mengatakan akan memulai banyak
menyediakan sayur hijau-hijau, kacang-
kacangan, daging ayam tanpa kulit, dan
putihan telor

Objektif:
- Keluarga dapat menghapal makanan pantang
dan makanan yang bisa untuk dikonsumsi
- TD Bp. A: 125/90 mmHg
- TD Ny. N: 120/80 mmHg
A : TUK 3 dan TUK 4 terpenuhi
P: Melanjutkan TUK 5
I:
TUK 5
1. Mengkaji keinginan Keluarga Bp. A untuk
datang ke fasilitas kesehatan
2. Memberi saran kepada keluarga untuk
berkunjung ke fasilitas kesehatan

E:
S:
- Keluarga mengatakan akan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada yaitu Puskesmas
dan Rumah Sakit terdekat.
- Bp. A mengatakan selalu memanfaatkan fasilitas

75
jaminan kesehatan seperti BPJS
O:
- Keluarga Bp. A memiliki BPJS
- Keluarga Bp. A selalu memanfaatkan fasilitas
kesehatan dan jaminan kesehatan: BPJS
A:
TUK 5 terpenuhi
P:
Hentikan intervensi

76
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Implementasi
Setelah dilakukan pengkajian, analisa data, prioritas masalah, diagnosa
keperawatan, dan rencana keperawatan yang dilakukan pada 27 September
sampai dengan 6 Oktober 2021. Kemudian dilaksanakan implementasi pada
1 sampai dengan 6 Oktober 2021, implementasi dilaksanakan dengan
kunjungan langsung ke rumah. Diagnosa keperawatan yang muncul dari hasil
masalah kesehatan yang muncul adalah
1. Obesitas b.d kurang aktivitas fisik harian
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada keluarga Bp. A
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada keluarga Bp. A
Implementasi dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang muncul
berdasarkan prioritas masalah, hasil implementasi yang dilakukan adalah
1. Obesitas b.d kurang aktivitas fisik harian
a. Penyuluhan senam aerobik
Pelaksanaan penyuluhan senam aerobik dilakukan secara langsung di
rumah Bp. A pada hari Rabu, 6 Oktober 2021 dengan media poster.
Pelaksanaan penyuluhan berlangsung selama 40 menit dan seluruh
anggota keluarga Bp. A yang berjumlah dua orang mengikuti dan
memperhatikan kegiatan penyuluhan dari awal hingga selesai.
Sebelum dilakukan penyuluhan anggota keluarga dilakukan pre test.
Jawaban
No. Materi
Benar Salah

1. Menyebutkan pengertian senam aerobic bagi V


tubuh

77
78

2. Menyebutkan manfaat senam aerobic bagi V


tubuh

3. Menyebutkan akibat jika tidak berolahraga V

4. Menyebutkan cara berolahraga yang benar V

5. Menyebutkan jenis-jenis senam aerobic V

6. Kelebihan dan kelemahan senam aerobic V

7. Menyebutkan langkah-langkah senam V


aerobic manfaat olahraga bagi tubuh

Setelah penyuluhan dilaksanakan post test dengan hasil


Jawaban
No. Materi
Benar Salah

1. Menyebutkan pengertian senam aerobic bagi V


tubuh

2. Menyebutkan manfaat senam aerobic bagi V


tubuh

3. Menyebutkan akibat jika tidak berolahraga V

4. Menyebutkan cara berolahraga yang benar V

5. Menyebutkan jenis-jenis senam aerobic V

6. Kelebihan dan kelemahan senam aerobic V

7. Menyebutkan langkah-langkah senam V


aerobic manfaat olahraga bagi tubuh
79

Kategori tingkat pengetahuan:


Baik : 8-14
Kurang : 1-7
Sebelum dilakukan penyuluhan dari hasil pre test pada Ny. N
memiliki tingkat pengetahuan kurang dengan nilai 2 setelah dilakukan
penyuluhan pada Ny. N memiliki tingkat pengetahuan baik dengan
nilai post test 9
Hasil observasi menunjukan Ny. N dan keluarga dapat memasukan
jadwal kegiatan.

2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada keluarga Bp. A


Implementasi diagnosa perilaku kesehatan cenderung berisiko dilakukan
dengan penyuluhan bahaya merokok dan olahraga pada keluarga Bp. A
a. Penyuluhan bahaya merokok
Pelaksanaan penyuluhan bahaya merokok dilakukan secara langsung
di rumah Bp. A pada hari Selasa, 5 Oktober 2021dengan media poster.
Pelaksanaan penyuluhan berlangsung selama 30 menit dan seluruh
anggota keluarga Bp. A yang berjumlah dua orang mengikuti dan
memperhatikan kegiatan penyuluhan dari awal hingga selesai.
Sebelum dilakukan penyuluhan anggota keluarga dilakukan pre test.

No Materi Jawaban

Benar Salah

1. Menyebutkan dampak merokok bagi


V
tubuh

2. Menyebutkan dampak merokok bagi V


keluarga

3. Menyebutkan manfaat berhenti V


merokok

4. Menyebutkan Cara dan langkah V


80

berhenti merokok

Setelah penyuluhan dilaksanakan post test dengan hasil

No Materi Jawaban

Benar Salah

1. Menyebutkan dampak merokok bagi


V
tubuh

2. Menyebutkan dampak merokok bagi V


keluarga

3. Menyebutkan manfaat berhenti V


merokok

4. Menyebutkan Cara dan langkah V


berhenti merokok

Kategori tingkat pengetahuan:


Baik 5-8
Kurang 1-4
Sebelum dilakukan penyuluhan bahaya merokok dari hasil pre test
keluarga Bp. A memiliki tingkat pengetahuan kurang dengan nilai 3
setelah dilakukan penyuluhan keluarga Bp. A memiliki tingkat
pengetahuan baik dengan post test nilai 7.
Hasil observasi menunjukan keluarga Bp. A dan keluarga dapat
memasukan jadwal kegiatan.
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada keluarga Bp. A
a. Penyuluhan pola makan yang tepat sesuai anjuran
Pelaksanaan implementasi pada pemeliharaan kesehatan tidak efektif
pada keluarga Bp. A dilakukan dengan penyuluhan mengatur pola
makan yang tepat sesuai anjuran, penyuluhan dilakukan secara
langsung di rumah Bp. A pada hari Selasa, 5 Oktober 2021 dengan
media poster. Penyuluhan dilakukan selama 30 menit, seluruh anggota
81

keluarga Bp. A yang berjumlah 2 orang mengikuti dan memperhatikan


kegiatan penyuluhan dari awal hingga selesai. Sebelum dilakukan
penyuluhan anggota keluarga dilakukan pre test.
Jawaban
No Materi
Benar Salah

1. Menyebutkan kategori berat badan V


berlebih dari Indeks Masa Tubuh
(IMT) dan dapat menghitung IMT

2. Menyebutkan dampak berat badan V


lebih

3. Menjelaskan cara mengatur pola V


makan yang tepat sesuai anjuran

4. Menyebutkan Pola makan yang V


dapat menyebabkan Obesitas

5. Menyebutkan macam-macam “isi V


piringku”

Setelah penyuluhan dilaksanakan post test dengan hasil

Jawaban
No Materi
Benar Salah

1. Menyebutkan kategori berat badan V


berlebih dari Indeks Masa Tubuh
(IMT) dan dapat menghitung IMT

2. Menyebutkan dampak berat badan V


lebih

3. Menjelaskan cara mengatur pola V


makan yang tepat sesuai anjuran

4. Menyebutkan Pola makan yang V


dapat menyebabkan Obesitas

5. Menyebutkan macam-macam “isi V


82

piringku”

Kategori tingkat pengetahuan:


Baik 6-10
Kurang 1-5
Sebelum dilakukan penyuluhan mengatur pola makan untuk mengurangi
berat badan lebih dari hasil pre test keluarga Bp. A memiliki tingkat
pengetahuan kurang dengan nilai 1 setelah dilakukan penyuluhan
keluarga Bp. A memiliki tingkat pengetahuan baik dengan nilai post test 9.
Hasil observasi menunjukan keluarga Bp. A dan keluarga dapat
memasukan jadwal kegiatan.
B. Pembahasan
1. Penyuluhan senam aerobik
Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat
ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang
digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama (WHO,2000 dalam
KemenKes RI, 2018). Muriyati dan Alfira (2020) menjelaskan
penanganan obesitas dapat dilakukan dengan skrining dan penyuluhan.
Penyuluhan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan.
Promosi kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan media. Media
yang banyak digunakan untuk mempromosikan, mensosialisasikan
kesehatan adalah poster. Poster adalah media gambar yang
mengkombinasikan unsur-unsur visual, gambar dan kata-kata untuk dapat
menarik perhatian dan mengkomunikasikan pesan secara singkat. Hasil
penelitian pengaruh promosi kesehatan dengan media poster di Tanjung
Gusta Medan menunjukan terdapat pengaruh penggunaan poster terhadap
peningkatan pengetahuan kesehatan setelah dilakukan penyuluhan dengan
media poster (NyomanEhrich, 2020).

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (2017) menjelaskan


Aktifitas fisik terbagi ke dalam dua jenis, yaitu kegiatan yang dilakukan
83

sehari-hari dan olahraga. Setelah dilakukan penyuluhan terhadap


masyarakat Desa Jayaraga terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya aktifitas fisik bagi kesehatan (Rosidin et al., 2019).

Hasil dari penelitian Asriah (2018) membuktikan bahwa latihan senam


aerobik mix impact dengan intensitas 65-75% berpengaruh signifikan
terhadap penurunan berat badan. Pencapaian berat badan yang baik
tentulah mencapai yang ideal, sehingga latihan senam aerobik mix impact
berfungsi untuk menurunkan berat badan menuju ke kategori yang ideal.
Hal tersebut dikarenakan senam aerobik mix impact ini membutuhkan
energi yang banyak untuk melakukannya sehingga pembakaran kalorinya
akan maksimal. Latihan senam aerobik mix impact memberikan banyak
manfaat yaitu: (1) Meningkatan daya tahan, (2) Meningkatkan fungsi
jantung, (3) Mengurangi berat badan, (4) Meningkatkan kesehatan otot, (5)
Meningkatkan kesegaran jasmani.
2. Penyuluhan bahaya merokok
Depkes RI (2012) dalam (Rusmilawati, 2016) menjelaskan sebanyak
78,4% masyarakat terpapar asap rokok di rumah. Kurangnya kesadaran
dan sikap negatif masyarakat tentang bahaya merokok bagi diri dan
orang-orang di sekelilingnya menyebabkan kurangnya kemampuan
masyarakat untuk merubah perilaku dan menciptakan lingkungan yang
sehat. Oleh karena itu diperlukan upaya pencegahan, salah satu upaya
pencegahan yang dilakukan adalah kegiatan penyuluhan dan bimbingan
untuk memberikan pengetahuan kepada sasaran dan untuk
membangkitkan kesadaran tentang rokok (Rusmilawati, 2016).

Promosi kesehatan adalah upaya mempengaruhi orang lain atau


masyarakat untuk mempengaruhi ke arah perilaku sehat. Dalam promosi
kesehatan terdapat penyuluhan kesehatan. Ketika proses penyuluhan
terdapat proses peningkatan pengetahuan yang diharapkan akan
84

berpengaruh pula pada peningkatan sikap dan perilaku hidup sehat


seseorang (Induniasih & W, 2012).

Berdasarkan hasil kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh dosen dan


mahasiswa STIKES Perintis Padang pada masyarakat di Simpang
Sungiran didapatkan data pengetahuan masyarakat tentang merokok
mengalami peningkatan sebanyak 75% dan sikap sebanyak 25% (Suryati
et al., 2019).

Hal ini sesuai dengan pendapat dari Wood dalam Sinta (2011)
mengatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah pengalaman-pengalaman
yang bermanfaat dalam mempengaruhi kebiasaan, sikap dan pengetahuan
seseorang atau masyarakat.
3. Penyuluhan pola makan yang tepat sesuai anjuran
Penyuluhan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan.
Promosi kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan media. Media
yang banyak digunakan untuk mempromosikan, mensosialisasikan
kesehatan adalah poster. Poster adalah media gambar yang
mengkombinasikan unsur-unsur visual, gambar dan kata-kata untuk dapat
menarik perhatian dan mengkomunikasikan pesan secara singkat. Hasil
penelitian pengaruh promosi kesehatan dengan media poster di Tanjung
Gusta Medan menunjukan terdapat pengaruh penggunaan poster terhadap
peningkatan pengetahuan kesehatan setelah dilakukan penyuluhan dengan
media poster (NyomanEhrich, 2020).
Pemilihan dan konsumsi bahan makanan berpengaruh terhadap status gizi
seseorang. Status gizi baik dapat terjadi apaila tubuh memperoleh zat gizi
sesui dengan yang dibutuhkan tubuh. Status gizi kurang terjadi apabila
tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi essensial. Sedangkan
status gizi lebih terjadi apabila tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah
yang berlebihan sehingga menimbulkan efek yang membahayakan
(Almatsier, 2011). Pengetahuan gizi menjadi landasan dalam menentukan
85

konsumsi pangan seseorang. Melalui pengetahuan gizi dapat


meningkatkan kemampuan seseorang untuk menerapkan pengetahuan
gizinya dalam memilih maupun mengolah bahan makanan sehingga
kebutuhan gizi dapat tercukupi (Notoatmodjo, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian Marfuah dan Kusudaryati (2016)


menunjukkan bahwa pemberian penyuluhan gizi dengan media booklet di
SMA Negeri 1 Simo Boyolali menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
pengetahuan gizi dari 17,91% menjadi 75% dan rata-rata asupan makanan
dari 17,86% menjadi 75%. Oleh karena itu, perlu adanya pemberian
penyuluhan gizi dan metode yang tepat agar dapat meningkatkan
pengetahuan dan pola makan, bahkan dapat menurunkan berat badan pada
remaja gizi lebih.

Hal ini di dukung dengan penyataan Soekirman (2011) bahwa perubahan


pola makan pada remaja selain dipengaruhi oleh peningkatan pengetahuan
gizi dan sikap juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti teman
sebaya, kebiasaan makan keluarga serta individu sendiri.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan pada Stase Keperawatan Keluarga mahasiswa Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Angkatan XIII Reguler STIKES Bethesda Yakkum
Yogyakarta dilaksanakan pada tanggal 27 September – 9 Oktober 2021
dengan memiliki keluarga binaan untuk diberikan asuhan keperawatan
meliputi pengkajian, prioritas masalah, merumuskan diagnosa keperawatan
keluarga, menyusun perencanaan, melakukan tindakan keperawatan dan
melakukan evaluasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi keluarga
dan meningkatkan kesehatan keluarga.
1. Pengkajian
Pengkajian telah dilaksanakan pada keluarga binaan yaitu keluarga Bp. A
pada tanggal 27 September 2021 dengan cara wawancara langsung. Hasil
pengkajian menunjukkan bahwa tugas keluarga pada keluarga Bp. A pada
saat pengkajian tidak semua terpenuhi karena keluarga Bp. A belum
mengenal masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga, tidak dapat
mengambil keputusan dalam mengatasi masalah, tidak mengetahui
bagaimana cara merawat dan memelihara anggota keluarga yang sakit,
tidak mampu memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan, namun setelah dilakukan implementasi 4 tugas keluarga pada
keluarga Bp. A terpenuhi yaitu mengetahui masalah kesehatan yang
dimiliki oleh anggota keluarga, mampu mengambil keputusan, mampu
merawat anggota keluarga yang sakit, mampu memodifikasi lingkungan,
dan memanfaatkan fasilitas kesehatan.

86
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan yaitu:
a. Obesitas b.d kurang aktivitas fisik harian
b. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada keluarga Bp. A
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada keluarga Bp. A
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan dengan 5 tugas keluarga
meliputi keluarga mengenal masalah kesehatan, keluarga mampu
mengambil keputusan, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
sakit, keluarga mampu memodifikasi lingkungan dan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan telah dilakukan berdasarkan dari perencanaan
yang telah disusun yaitu:
a. Hasil tingkat pengetahuan keluarga Bp. A mengenai senam aerobik
mengalami peningkatan sebelum diberikan penyuluhan adalah
28,7% setelah diberikan penyuluhan berupa media poster dan video
menjadi 100% dan tingkat pengetahuan tentang mengatur pola
makan yang tepat sesuai anjuran sebelum diberikan penyuluhan
adalah 10% setelah diberikan penyuluhan berupa media poster
menjadi 100%.
b. Hasil tingkat pengetahuan keluarga Bp. A mengenai bahaya
merokok mengalami peningkatan sebelum diberikan penyuluhan
adalah 25% setelah diberikan penyuluhan berupa media poster
menjadi 100%.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan yaitu keluarga
mampu mengenal masalah kesehatan keluarga, keluarga mampu
mengambil keputusan, keluarga mampu merawat keluarga yang sakit dan
keluarga mampu memodifikasi lingkungan.

87
B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan setelah melakukan asuhan keperawatan ini penulis
meningkatkan referensi mengenai asuhan keperawatan keluarga.
2. Bagi Keluarga Binaan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan keluarga binaan dapat
menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi di dalam keluarga dan
melanjutkan intervensi secara mandiri dengan media yang telah diberikan.
3. Bagi STIKES Bethesda Yakkum
Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan atau referensi pembelajaran
bagi kalangan mahasiswa yang menempu pendidikan di STIKES
Bethesda Yakkum Yogyakarta yang akan melakukan asuhan keperawatan
keluarga kepada keluarga yang mengalami masalah kesehatan, sehingga
apa yang sudah dilakukan oleh penulis dapat berkesinambungan pada
mahasiswa yang akan praktik selanjutnya di Keparakan Yogyakarta.

88
DAFTAR ISI

Almatsier, S, Soetardjo, S, dan Soekatri, M. (2011). Gizi Seimbang Dalam


Daur Kehidupan. Jakarata: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Asriah, Dini. 2018. Pengaruh Senam Aerobik Mix Impact Terhadap
Penurunan Berat Badan Pada Ibu-Ibu Obesitas Di Desa Pengkol
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2018.
Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. (2017). Si Kesi Gemes.
Yogyakarta: Dinkes DIY
Farokhah, L., Ubaidillah, Y., dan Yulianti, R. A.(2020). Penyuluhan Disiplin
Protokol Kesehatan Covid-19 Di Kelurahan Gandul Kecamatan
Cinere Kota Depok
Handajani, D.O dan Yunita, N. (2020). Pendidikan Pecegahan Obesitas Pada
Ibu Di Posyandu Desa Jatikalang Kecamatan Prambon – Sidoarjo
IPPKI. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok,
dan Komunitas. Jakarta: UI Press
Kementerian Kesehatan RI.(2018). Pola makan yang dapat menyebabkan
Obesitas.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Kementerian Kesehatan. (2017). Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Keluarga Sehat Wujudkan Indonesia
Sehat.
Muriyati dan Alfira, N. (2020). Pemeriksaan Kesehatan Dan Penyuluhan
Kesehatan Terhadap Kelompok Resiko Obesitas Di Desa
Taccorong Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba
Nies, A. M & McEwen, M editor Sahar, Juniati., Setiawan, A., & Riasmini, N.
M. (2019). Keperawatan Kesehatan Komunitas Dan Keluarga.
Singapore: Elsevier.
Padila. (2012). Keperawatan Keluarga. Cetakan Pertama. Yogyakarta:
Penerbit Nuda Medika

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

(SDKI): Definisi dan Indikator Diagnostik ((cetakan III)

1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

(SIKI): Definisi dan Tindakan Keperawatan ((cetakan

II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia

(SLKI): Definisi dan Kreteria Hasil Keperawatan

((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Udin, R., Sumarni, N,. dan Sehendra, I. (2019). Penyuluhan tentang Aktifitas
Fisik dalam Peningkatan Status Kesehatan
Rusmilawaty. (2016). Pengaruh Penyuluhan Metode Ceramah Tentang
Bahaya Rokok Terhadap Perubahan Sikap Perokok Aktif
Sasmitha, N. R., Ilmi, A. A., dan Huriati. (2017). Peningkatan Pengetahuan
Tentang Cuci Tangan Melalui Pendidikan Kesehatan Dengan
Media
Sinta F .2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sumartono dan Astut, H. (2018). Penggunaan Poster Sebagai Media
Komunikasi Kesehatan
Suryati, I., Jafri, Y., Yunere , F., Mulia , A., Arnoval, A. (2019). Penyuluhan
Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Di Kenagarian Simpang Sugiran
Kecamatan Guguak Kabupaten 50 Kota
LAMPIRAN
TABEL HASIL PRE DAN POST TEST

Keterangan:

Baik : 6-14
Kurang : 1-5

Berdasarkan Tabel pre test dan post test penyuluhan yang telah dilakukan, terjadi
peningkatan pengetahuan dari kurang menjadi baik setelah dilakukan penyuluhan
pada keluarga. Dengan nilai pre test penyuluhan senam aerobic pre test 2 dan post
test 9, penyuluhan bahaya merokok pre test 1 dan post test 5, dan nilai penyuluhan
pola makan yang tepat sesuai anjuran pre test 1 dan nilai post test 6.
LAPORAN PELAKSANAAN
PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK
PADA KELUARGA BP. A DI MERGANGSAN YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH:

SHINTIA CRIST DAMAYANTI (2004095)

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIII

STIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

TAHUN 2021
LAPORAN PELAKSANAAN

B. Topik : Berhenti Merokok


C. Subtopik : Hidup Sehat dengan Berhenti Merokok
D. Sasaran dan Target : Bp. A
E. Tempat : Rumah Bp. A
F. Hari/ Tanggal : Selasa, 5 Oktober 2021
G. Waktu : 30 menit
H. Tujuan
1. Tujuan Intruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Bp. A mampu
mengurangi dan berhenti merokok.
2. Tujuan Intruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit diharapkan Bp. A mampu
a. Menyebutkan dampak merokok bagi tubuh
b. Menyebutkan dampak merokok bagi keluarga
c. Menyebutkan manfaat berhenti merokok
d. Menyebutkan Cara dan Langkah berhenti merokok
e. Memasukan jumlah rokok ke dalam jadwal tidak merokok setiap hari
I. Materi : Terlampir
J. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Mempraktikkan
K. Strategi Pelaksanaan:

No. Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu

1. Pendahuluan 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam 10


2. Perkenalan 2. Merespon menit
3. Menyampaikan perkenalan
tujuan penyuluhan 3. Menyimak
4. Kontrak waktu 4. Menyimak
5. Apersepsi 5. Menjawab
pertanyaan

2. Isi 1. Dampak merokok 1. Menyimak dan 25


bagi tubuh mendengarkan menit
2. Dampak merokok 2. Menyimak dan
bagi keluarga mendengarkan
3. Manfaat berhenti 3. Menyimak dan
merokok mendengarkan
4. Cara dan langkah 4. Menyimak dan
berhenti me rokok mempraktikkan

3. Penutup 1. Evaluasi 1. Menjawab 5 menit


2. Menyampaikan pertanyaan
reward atas jawaban 2. Menerima
peserta reward
3. Menyimpulkan 3. Mendengarkan
4. Reinforcement 4. Menyimak
5. Memberi salam 5. Membalas salam
penutup

L. Media : Poster, Video


M. Daftar pustaka
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Hidup Sehat Tanpa Rokok. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI (2019). Jangan Biarkan Rokok Merenggut Napas
Kita.
Kementerian Kesehatan RI (2019). Bahaya Merokok diRimah.

N. Evaluasi
1. Formatif
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit Bp. A keluarga mengikuti
kegiatan penyuluhan dari awal hingga selesai dan memperhatikan
penyuluhan yang dilakukan.
2. Sumatif
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Bp. A dapat
a. Menyebutkan dampak merokok bagi tubuh
b. Menyebutkan dampak merokok bagi keluarga
c. Menyebutkan manfaat berhenti merokok
d. Menyebutkan Cara dan langkah berhenti merokok
e. Memasukan jumlah rokok ke dalam jadwal tidak merokok setiap hari

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

(Mei Rianita Elfrida Sinaga, S. Kep., Ns., M. Kep)

MATERI
A. Kandungan Rokok
Menurut Kemenkes RI (2017) rokok merupakan hasil olahan tembakau
termasuk cerutu dan bentuk lainnya. Rokok terbagi ke dalam empat jenis,
yaitu cerutu, rokok filter, shisha, pipa, dan rokok elektrik. Cerutu yaitu
tembakau murni dalam bentuk lembaran yang menyerupai rokok. Kandungan
satu batang rokok filter meliputi Hydrogen Cyanide, Aceton, Toluidine,
Naphtylamine, Ammonia, Urethane, Methanol, Toluene, Pyerene,
Dimethylnitrosamine, Arsenic, Dibenzacridine, Naphtalene, Phenol, Butane,
Cadmium, Polonium, Carbon Monoxide, Benzopyrene, Vinyl Chloride.
Rokok filter merupakan tembakau dan bahan tambahan lain yang digulung/
dilinting dengan kertas baik dengan tangan atau menggunakan mesin.
B. Dampak merokok bagi tubuh
Dampak merokok bagi tubuh yaitu rokok merupakan faktor utama penyebab
Penyakit Tidak Menular (PTM) (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Asap
rokok yang dihisap baik oleh perokok dan oranglain menghirup asap rokok
berdampak bagi tubuh dengan gangguan kesehatan
Rambut rontok
1. Katarak
2. Kanker hidung
3. Karies, Gigi berlubang dan berwarna kuning dialami oleh hampir semua
perokok
4. Kanker lidah, mulut, kelenjar ludah, tenggorokan,kerongkongan
5. Kanker Payudara, Banyak diderita oleh wanita yang suaminya adalah
perokok
6. Jari - jari pucat
7. Kanker leher rahim
8. Kerusakan sperma, Mutu dan jumlah sperma akan berkurang jika Anda
terus merokok
9. Amputasi Kaki, Karena penyumbatan pembuluh darah pada kaki
10. Penyakit pembuluh darah dan pembusukan jari - jari kaki
11. Kulit keriput
12. Gangguan pendengaran
13. Kanker Kulit
14. Osteoporosis ( Pengeroposan tulang )
15. Penyakit Jantung, Perokok berisiko mengalami mati mendadak 4 kali
lipat dibandingkan bukan perokok
16. Kanker paru, 90 % pasien kanker paru adalah perokok- Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK)
17. Emphysema
18. Tukak lambung dan kanker lambung
19. Kanker Usus Besar dan Kanker Anus
20. Kanker Ginjal, Kandung Kemih, Penis, Pankreas
21. Peradangan pada kulit yang sangat gatal
C. Dampak merokok bagi keluarga
Zat-zat beracun dari asap rokok menempel dilantai dan perabotan atau mobil.
Membuka jendela tidak menghilangkan zat-zat ini sampai berhari-hari hingga
berminggu minggu. Asap rokok yang dihisap baik oleh perokok dan oranglain
menghirup asap rokok berdampak bagi tubuh dengan gangguan kesehatan.
Asap rokok dan zat-zat berbahaya tersebut jika terkena anggota keluarga yang
lain dapat menimbulkan masalah kesehatan yang muncul pada perokok itu
sendiri (KemenKes RI, 2019).
D. Manfaat berhenti merokok
KemenKes (2017) menjelaskan manfaat berhenti merokok, diantaranya:
1. Berhenti selama 20 menit, Tekanan darah, denyut nadi dan aliran darah
tepi membaik
2. Berhenti 12 jam, hampir semua nikotin dalam tubuh telah dimetabolisme,
kadar CO dalam darah kembali normal.
3. Berhenti satu sampai dua hari, nikotin mulai tereliminasi dari tubuh.
Fungsi pengecap dan penciuman membaik. Sistem kardiovaskuler
meningkat baik
4. Sebagian besar metabolit nikotin dalam tubuh sudah hilang. Fungsi
perasa/ pengecap dan pembau jauh lebih baik. Sistem kardiovaskuler terus
memingkat baik
5. Dua sampai enam minggu, fungsi saluran napas dan fungsi paru
membauk. Napas pendek dan batuk-batuk berkurang.
6. Satu tahun, resiko penyakit jantung coroner menurun setengahnya
7. Lima tahun, risiko stroke menurun pada level yang sama seperti orang
tidak pernah merokok
8. Sepuluh tahun, rrisiko kanker paru berkurang setengahnya
E. Cara dan langkah berhenti merokok
Menurut KemenKes RI (2017) langkah-langkah berhenti merokok dapat
dilakukan dengan cara:
1. Hari ini masih dapat merokok dan besok berhenti sekali
2. Penundaan, menunda saat menghisap rokok pertama 2 jam setiap hari dan
hari sebelumnya.
3. Pengurangan, dengan mengurangi jumlah rokok yang dihisap setiap hari
secara berangsur-angsur
4. Mencegah kandungan nikotin dengan olahraga, menunda keinginan
merokok, minum air putih secara perlahan, dan menarik nafas dalam .
Hasil kuesioner pre penyuluhan

No Materi Jawaban

Benar Salah

1. Menyebutkan dampak merokok bagi tubuh V

2. Menyebutkan dampak merokok bagi keluarga V

3. Menyebutkan manfaat berhenti merokok V

4. Menyebutkan Cara dan langkah berhenti V


merokok

Hasil kuesioner post penyuluhan

No Materi Jawaban

Benar Salah

1. Menyebutkan dampak merokok bagi tubuh V

2. Menyebutkan dampak merokok bagi keluarga V

3. Menyebutkan manfaat berhenti merokok V

4. Menyebutkan Cara dan langkah berhenti V


merokok

Kategori tingkat pengetahuan:

Baik 5-8
Kurang 1-4

Sebelum dilakukan penyuluhan bahaya merokok dari hasil pre test keluarga Bp.
A memiliki tingkat pengetahuan kurang dengan nilai 1 setelah dilakukan
penyuluhan keluarga Bp. A memiliki tingkat pengetahuan baik dengan post test
nilai 5
Lampiran Media
LAPORAN PELAKSANAAN
PENYULUHAN SENAM AEROBIC PADA KELUARGA BP. A DI
MERGANGSAN YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH:

SHINTIA CRIST DAMAYANTI (2004095)

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIII

STIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

TAHUN 2021
LAPORAN PELAKSANAAN PENYULUHAN SENAM AEROBIC

A. Tema : Olahraga
B. Subtema : Pentingnya Senam Aerobic untuk pembentukan
badan ideal
C. Sasaran dan Target : Ny. N
D. Tempat : Rumah Bp. A dan anggota keluarga
E. Hari/ Tanggal : Rabu, 6 Oktober 2021
F. Waktu : 40 menit
G. Tujuan
1. Tujuan Intruksional umum
Ny. N mampu melakukan olahraga yang terjadwal dengan durasi 15-30
menit setiap hari dan menjelaskan dampak olahraga bagi tubuh
2. Tujuan Intruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit diharapkan Ny. N mampu
a. Menyebutkan pengertian senam aerobic
b. Menyebutkan manfaat senam aerobic bagi tubuh
c. Menyebutkan akibat jika tidak berolahraga
d. Menyebutkan cara berolahraga yang benar
e. Menyebutkan jenis-jenis senam aerobic
f. Menyebutkan kelebihan dan kelemahan senam aerobic
g. Menyebutkan langkah-langkah senam aerobic manfaat olahraga bagi
tubuh
H. Materi : Terlampir
I. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Mempraktikkan (demonstrasi)
J. Strategi Pelaksanaan:

No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu

4. Pendahuluan 1. Salam pembuka 1. Menjawab 10


2. Perkenalan salam menit
3. Menyampaikan 2. Merespon
tujuan penyuluhan perkenalan
4. Kontrak waktu 3. Menyimak
5. Apersepsi 4. Menyimak
5. Menjawab
pertanyaan

5. Isi 1. Pengertian senam 1. Menyimak dan 25


aerobic mendengarkan menit
2. Manfaat senam 2. Menyimak dan
aerobic bagi tubuh mendengarkan
3. Akibat jika tidak 3. Menyimak dan
berolahraga mendengarkan
4. Cara berolahraga 4. Menyimak dan
yang benar mendengarkan
5. Jenis-jenis senam 5. Menyimak dan
aerobic mempraktikkan
6. Kelebihan dan
kelemahan senam
aerobic
7. Langkah-langkah
senam aerobic
6. Penutup 1. Evaluasi 1. Menjawab 5 menit
2. Menyampaikan pertanyaan
reward atas jawaban 2. Menerima
peserta reward
3. Menyimpulkan 3. Mendengarkan
4. Reinforcement 4. Menyimak
5. Memberi salam 5. Membalas salam
penutup

K. Media : Poster, Video Senam Aerobic


L. Evaluasi
1. Formatif
Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit Ny. N mengikuti kegiatan
penyuluhan dari awal hingga selesai dan memperhatikan penyuluhan yang
dilakukan.
2. Sumatif
Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit Ny. N mampu
a. Menyebutkan pengertian senam aerobic
b. Menyebutkan manfaat senam aerobic bagi tubuh
c. Menyebutkan akibat jika tidak berolahraga
d. Menyebutkan cara berolahraga yang benar
e. Menyebutkan jenis-jenis senam aerobic
f. Menyebutkan kelebihan dan kelemahan senam aerobic
g. Menyebutkan langkah-langkah senam aerobic manfaat olahraga bagi
tubuh

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

(Mei Rianita Elfrida Sinaga, S. Kep., Ns., M. Kep)


M. Daftar pustaka
Asriah, Dini. 2018. Pengaruh Senam Aerobik Mix Impact Terhadap
Penurunan Berat Badan Pada Ibu-Ibu Obesitas Di Desa Pengkol
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2018. Boyolali.
Jurnal Ilmiah
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Ayo Bergerak Lawan Obesitas. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Buku Panduan GERMAS (Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. (2016).Olahraga dan 59 Manfaat.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Aktivitas Fisik di Masa Pandemi COVID-
19 Bagi Orang dengan Faktor Risiko PTM.
Yusnia, Andini. 2020. Senam Aerobik Low Impact Sebagai Intervensi Pada
Anggota Keluarga Dengan Hipertensi Di Jorong Tigo Surau
Kenagarian Koto Baru Kecamatan Baso Tahun 2020. Padang: Karya
Ilmiah: Program Studi Pendidikan Profesi Ners
MATERI

Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana, terstruktur, dan
berkesinambungan dengan melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang serta
ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani (KemenKes,
2017).
A. Pengertian Senam Aerobic
Senam aerobik adalah serangkaian gerak yang dipadukan dengan irama
musik yang telah dipilih dengan durasi tertentu. Aerobik mengandung
pengertian suatu sistem latihan fisik yang bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi pemasukan oksigen di dalam jaringan tubuh (Yusnia, 2020).
B. Manfaat Senam Aerobic Bagi Tubuh
KemenKes (2018) menjelaskan olahraga bagi tubuh dapat meningkatkan
ketahanan fisik bila dilakukan dengan baik, benar, dan tepat. Olahraga
juga memiliki manfaat untuk mencegah penyakit tidak menular seperti
hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung dan lainnya.
Senam aerobik mempunyai banyak manfaat bagi kebugaran tubuh. Tidak
heran semakin hari semakin banyak orang yang menggemari latihan
aerobik. Berikut ini merupakan manfaat melakukan senam aerobik.
1. Meningkatkan Daya Tahan Jantung dan Paru-Paru
Selama bergerak, otot membutuhkan asupan oksigen untuk bekerja.
Ketika beban kerja meningkat, tubuh menanggapinya dengan
meningkatkan jumlah oksigen yang dikirim ke seluruh otot dan
jantung. Akibatnya, detak jantung dan frekuensi pernapasan meningkat
sampai memenuhi kebutuhannya. Oksigen diubah menjadi
karbondioksida, yang kemudian diembuskan. Selain itu, tubuh akan
berkeringat membakar kalori dan lemak.
2. Meningkatkan Kekuatan Otot
Otot-otot harus dilatih melebihi beban normal. Hal ini disebut prinsip
beban lebih (overload system). Untuk meningkatkan kekuatan otot,
harus dilatih pada intensitas yang tinggi dalam waktu singkat,
mempergunakan tenaga yang maksimal dan dilakukan secara diulang-
ulang. Selain itu, berikan beban yang bervariasi supaya lebih, karena
intensitas latihan beragam, dari latihan berintensitas tinggi sampai
dengan intensitas yang sangat rendah, sebagai contoh aktivitas
bersepeda.
3. Meningkatkan Kelentukan
Kelentukan adalah gerakan yang berada di sekeliling sendi. Setelah
menyelesaikan latihan aerobik, melakukan peregangan akan membantu
meningkatkan kelentukan dan juga membantu sirkulasi darah ke
jantung. Otot sifatnya seperti pita karet. Semakin kuat mengangkatnya,
semakin elastis karet itu. Jika secara rutin meregangkan badan selesai
latihan, akan membuat otot persendian akan berkembang.
4. Komposisi Tubuh
Latihan aerobik yang tepat akan membantu mengubah komposisi
tubuh, menghindari tubuh menjadi gemuk dan membentuk otot-otot.
Hal terpenting yang harus diingat adalah bahwa aerobik tidak dapat
mengurangi berat badan hanya pada satu bagian tubuh saja.
C. Akibat jika tidak berolahraga
Orang yang tidak pernah melakukan olahraga akan sangat rentan untuk
terkena penyakit, selain itu kekebalan tubuh orang yang sering melakukan
olahraga akan terbentuk dengan sempurna sehingga bisa melindungi
dirinya dari berbagai penyakit (KemenKes 2016).
Akibat kurangnya olahraga dalam masa pandemi covid-19 dapat
menurunkan imunitas tubuh. Imunitas tubuh yang turun menyebabkan
terinfeksi virus. Olahraga sangat diperlukan tubuh saar masa pandemi
COVID-19. Orang dengan faktor risiko PTM adalah obesitas, pola makan
tidak sehat (konsumsi gula, garam dan lemak berlebihan), malas gerak,
perokok dan konsumsi alkohol serta memiliki riwayat orang tua yang
menderita Diabetes dan Hipertensi. Disarankan melakukan aktivitas fisik
untuk meningkatkan imunitas dengan intensitas yang tepat yaitu dengan
intensitas sedang (KemenKes, 2020).
D. Cara berolahraga yang benar
1. Olahraga yang baik adalah olahraga yang disesuaikan dengan kondisi
fisik dan kemampuan supaya tidak menimbulkan dampak yang
merugikan, dilakukan dilingkungan yang sehat, aman, nyaman, tidak
rawan cidera. Olahraga dianjurkan minimal 30 menit, menggunakan
perlengkapan olahraga yang sesuai. Dilakukan secara bertahap
dimulai dari pemanasan 5-10 menit, diikuti dengan pendinginan
selama 5 menit.
2. Olahraga yang benar adalah pilihlah olahraga yang digemari, aman,
mudah, sesuai dengan kondisi fisik dan pola gerak yang dibakukan.
3. Olahraga yang terukur adalah lakukan pengukuran dengan nadi setiap
hari akhir pelatihan dengan tujuan menilai apakah target denyut nadi
tercapai atau tidak. Dikatakan terukur juga dilakukan dengan
mengukur intensitas dan wakru latihan.
4. Olahraga teratur dilakukan untuk mencapai hasil optimal, olahraga
perlu dilakukan minimal 3-5 kali seminggu (KemenKes, 2017)
E. Jenis-jenis Senam Aerobic
Menurut Yusnia (2020), jenis senam aerobic dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Low Impact
Senam aerobik low impact merupakan senam yang gerakannya
menggunakan seluruh otot, terutama otot-otot besar sehingga memacu
kerja jantung-paru dan gerakan berkesinambungan bagian tubuh.
2. High Impact
High impact adalah senam aerobic dengan aliran keras. latihan ini
sangat cocok bagi mereka yang telah memiliki seperangkat syarat-
syarat kualitas dan teknik senam aerobik yang memadai. Latihan high
atau lompatan- lompatan adalah jenis latihan yang bertujuan
meningkatkan power dan meningkatkan kardiovaskular bagi
pelakunya. Latihan ini adalah latihan yang dilakukan dengan
intensitas yang tinggi diiringi oleh musik yang berirama cepat
3. Mix Impact
Mix impact merupakan benturan sedang yaitu dalam rangkaian
gerakan kombinasi dan campuran dari senam aerobik low impact dan
senam aerobik high impact. Senam aerobik mix impact ini pada
gerakan-gerakannya dimana tumit mengangkat tetapi jari kaki tetap
berada dilantai, dan seolah-olah melompat tetapi sebenarnya tidak.
Ada beberapa gerakannya adalah twist, menekan, sentakan, dll.
F. Kelebihan dan kelemahan senam aerobic mix impact
Kelebihan Senam aerobik mix impact adalah olahraga yang murah dan
mudah dilakukan, tidak membutuhkan peralatan yang rumit danhampir
semua orang dapat melakukannya. Senam aerobik mix impact juga
mempunyai kekurangan antara lain adalah aerobik mix impact tidaklah
bebas sama sekali dari kemungkinan mengalami cidera. Hal ini terjadi
karena mereka melakukan gerakan tangan yang berlebihan untuk
memberikan kompensasi pada gerakan kaki yang hanya sedikit, dan dapat
pula terjadi cedera pada bahu, selain itu juga berdampak pada kehilangan
cairan tubuh sehingga dapat dehidrasi. Oleh karena itu, dapat dipersiapkan
untuk membawa minum selama senam aerobic (Yusnia, 2020).
G. Langkah-langkah
Lakukan latihan senam aerobik secara teratur. Menurut Yusnia (2020)
adapun langkah-langkah senam aerobik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemanasan
Pemanasan (warming up) adalah persiapan emosional, psikologis, dan
fisik untuk melakukan latihan. Tujuan latihan pemanasan adalah
menaikkan denyut jantung secara berangsur-angsur, mempersiapkan
otot-otot dan persendian, meningkatkan suhu inti tubuh, meningkatkan
sirkulasi cairan tubuh, dan mempersiapkan diri secara psikologis dan
emosional.
Gambar 1 & 2. Gerakan pemanasan ( Warming Up)

2. Gerakan Inti Aerobik


Gerakan inti merupakan gerakan yang telah aktif dengan mengikuti
alur tertentu. Gerakan inti bertujuan untuk menguatkan otot-otot tubuh
dan melatih koordinasi gerak antar anggota tubuh.
Gambar 3 & 4. Gerakan inti
3. Gerakan Pendinginan
Gerakan pendinginan bertujuan untuk mengembalikan frekuensi
denyut jantung supaya kembali mendekati normal. Pelaksanaan
gerakan dilakukan secara bertahap dari intensitas tinggi ke intensitas
yang rendah. Dalam melakukan senam aerobik selalu diiringi musik.
Irama musik dalam aerobik berfungsi sebagai panduan gerak, pemberi
motivasi, dan semangat peserta yang melakukan senam aerobik. Oleh
karena itu, pilihlah irama musik aerobik yang menyenangkan, penuh
energi, dan mempunyai warna yang menggerakkan. Musik yang dipilih
biasanya mempunyai empat ketukan per irama dengan irama yang
tetap.
Gambar 5. Pendinginan
KUESIONER PRE PENYULUHAN

Jawaban
No. Materi
Benar Salah

1. Menyebutkan pengertian senam aerobic bagi tubuh V

2. Menyebutkan manfaat senam aerobic bagi tubuh V

3. Menyebutkan akibat jika tidak berolahraga V

4. Menyebutkan cara berolahraga yang benar V

5. Menyebutkan jenis-jenis senam aerobic V

6. Kelebihan dan kelemahan senam aerobic V

7. Menyebutkan langkah-langkah senam aerobic V


manfaat olahraga bagi tubuh

KUISIONER POST PENYULUHAN

Jawaban
No. Materi
Benar Salah

1. Menyebutkan pengertian senam aerobic bagi tubuh V

2. Menyebutkan manfaat senam aerobic bagi tubuh V

3. Menyebutkan akibat jika tidak berolahraga V

4. Menyebutkan cara berolahraga yang benar V

5. Menyebutkan jenis-jenis senam aerobic V

6. Kelebihan dan kelemahan senam aerobic V

7. Menyebutkan langkah-langkah senam aerobic V


manfaat olahraga bagi tubuh

Kategori tingkat pengetahuan:

Baik : 8-14

Kurang : 1-7
Sebelum dilakukan penyuluhan dari hasil pre test keluarga Bp. A memiliki tingkat
pengetahuan kurang dengan nilai 2 setelah dilakukan penyuluhan keluarga Bp. A
memiliki tingkat pengetahuan baik dengan nilai post test 9
Lampiran media
Poster
LAPORAN PELAKSANAAN
PENYULUHAN POLA MAKAN TEPAT PADA KELUARGA BP. A DI
KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH:

SHINTIA CRIST DAMAYANTI (2004095)

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIII

STIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

TAHUN 2021
LAPORAN PELAKSANAAN PENYULUHAN OBESITAS

A. Tema : Pola makan tepat


B. Subtema : Mengatur pola makan untuk mengurangi berat
badan lebih
C. Sasaran dan Target : Ny. N
D. Tempat : Rumah Bp. A
E. Hari/ Tanggal : Selasa, 5 Oktober 2021
F. Waktu : 30 menit
G. Tujuan
1. Tujuan Intruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit Ny. N mampu mengatur
pola makan
2. Tujuan Intruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit diharapkan Ny. N mampu
1. Menyebutkan kategori berat badan berlebih dari Indeks Masa Tubuh
(IMT) dan dapat menghitung IMT
2. Menyebutkan dampak berat badan lebih
3. Menjelaskan cara mengatur pola makan yang tepat sesuai anjuran
4. Menyebutkan Pola makan yang dapat menyebabkan Obesitas
H. Materi : Terlampir
I. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Mempraktikkan
J. Strategi Pelaksanaan:

No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu


.

1. Pendahuluan 1. Salam pembuka 1. Menjawab 10


2. Perkenalan salam menit
3. Menyampaikan 2. Merespon
tujuan penyuluhan perkenalan
4. Kontrak waktu 3. Menyimak
5. Apersepsi 4. Menyimak
5. Menjawab
pertanyaan

2. Isi 1. Kategori berat 1. Menyimak dan 25


badan berlebih mendengarkan menit
dari hasil IMT 2. Menyimak dan
2. Dampak berat mendengarkan
badan lebih 3. Menyimak dan
3. Mengatur pola mendengarkan
makan yang tepat 4. Menyimak dan
sesuai anjuran mendengarkan
4. Pola makan yang 5. Menyimak dan
dapat mempraktikkan
menyebabkan
Obesitas

3. Penutup 1. Evaluasi 1. Menjawab 5 menit


2. Menyampaikan pertanyaan
reward atas jawaban 2. Menerima
peserta reward
3. Menyimpulkan 3. Mendengarkan
4. Reinforcement 4. Menyimak
5. Memberi salam 5. Membalas salam
penutup

K. Media : poster, piring dibagi kedalam anjuran pola makan isi


piringku
L. Daftar pustaka
Kementerian Kesehatan RI.(2020). Apa itu IMT dan bagaimana cara
mengukurnya.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Bagaimana Cara Mengukur Obesitas.
Kementerian Kesehatan RI.(2018). Pola makan yang dapat menyebabkan
Obesitas.
Kementerian Kesehatan 2017. Buku Panduan Germas. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.

M. Evaluasi
1. Formatif
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit Ny. N keluarga mengikuti
kegiatan penyuluhan dari awal hingga selesai dan memperhatikan
penyuluhan yang dilakukan.
2. Sumatif
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit Ny. N mampu
1. Menyebutkan kategori berat badan berlebih dari Indeks Masa
Tubuh (IMT) dan dapat menghitung IMT
2. Menyebutkan dampak berat badan lebih
3. Menjelaskan cara mengatur pola makan yang tepat sesuai anjuran
4. Menyebutkan Pola makan yang dapat menyebabkan Obesitas

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

(Mei Rianita Elfrida Sinaga, S. Kep., Ns., M. Kep)


MATERI

1. Kategori berat badan berlebih


KemeKes (2020) menjelaskan Indeks Masa Tubuh (IMT) Adalah indeks
sederhana dari berat badan terhadap tinggi badan yang digunakan untuk
mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan Obesitas pada orang dewasa.
IMT didefinisikan sebagai berat badan seseorang dalam kilogram dibagi
dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m).
Rumus Penentuan Indeks Massa Tubuh (IMT) IMT = Berat Badan (kg) :
{Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)}
Kategori IMT

Normal 18,5- 25,5

Gemuk (Overweight) >25,5-27,0

Obesitas >27,0

2. Dampak berat badan lebih


Berat badan berlebih tidak baik bagi kesehatan dan dapat menyebabkan
berbagai risiko penyakit yang muncul. Berikut merupakan risiko yang muncul
pada seseorang dengan berat badan lebih (obesitas)
a. Obesitas berisiko 2 kali lipat mengakibatkan terjadinya Serangan jantung
koroner, Stroke, Diabetes melitus (kencing manis), dan Hipertensi
(tekanan darah tinggi).
b. Obesitas berisiko 3 kali lipat terkena batu empedu.
c. Obesitas berisiko mengakibatkan terjadinya sumbatan nafas ketika
sedang tidur.
d. Obesitas berisiko tinggi untuk mengakibatkan penyakit kanker Laki-laki
berisiko tinggi menderita kanker usus besar dan kelenjar prostat,
sedangkan Wanita berisiko tinggi untuk menderita kanker payudara dan
leher rahim.
Obesitas berisiko meningkatkan lemak dalam darah dan asam urat.
e. Obesitas dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kesuburan reproduksi
(KemenKes RI, 2018)
3. Cara mengatur pola makan yang tepat sesuai anjuran
Makanan yang dimakan sesuai dengan kebutuhan dan tidak makan berlebih.
Komposisi dalam satu piring ½ piring berisi sayur dan buah, ½ piring lagi
dibagi ke dalam dua kategori dengan 1/3 lauk pauk dan 2/3 makanan pokok.
Setiap orang dianjurkan konsumsi sayur dan buah-buahan 300-400 gr per
orang per hari sekitar 2/3 dari jumlah anjuran sayur dan buah tersebut adalah
porsi sayur (KemenKes RI,2017).
4. Pola makan yang dapat menyebabkan Obesitas
Pola makan yang salah dapat menyebabkan obesitas, berikut merupakan pola
makan yang dapat menyebabkan obesitas dalam Kemenkes RI (2018)
a. Banyak mengonsumsi makanan gorengan, berlemak dan manis-manis
b. Menghindari makan pagi dan sehingga menambah porsi makan siang dan
atau makan malam
c. Makan Berlebihan (Porsi Besar)
d. Sering makan dan tidak teratur
e. Sering mengemil/ kudapan
f. Kurang makan sayur dan buah
g. Makan dengan jumlah banyak dan dalam waktu singkat (terburu-buru)
KUESIONER PRE TEST

Jawaban
No Materi
Benar Salah

1. Menyebutkan kategori berat badan V


berlebih dari Indeks Masa Tubuh (IMT)
dan dapat menghitung IMT

2. Menyebutkan dampak berat badan lebih V

3. Menjelaskan cara mengatur pola makan V


yang tepat sesuai anjuran

4. Menyebutkan Pola makan yang dapat V


menyebabkan Obesitas

5. Menyebutkan macam-macam “isi V


piringku”

KUESIONER POST TEST

Jawaban
No Materi
Benar Salah

1. Menyebutkan kategori berat badan V


berlebih dari Indeks Masa Tubuh (IMT)
dan dapat menghitung IMT

2. Menyebutkan dampak berat badan lebih V

3. Menjelaskan cara mengatur pola makan V


yang tepat sesuai anjuran

4. Menyebutkan Pola makan yang dapat V


menyebabkan Obesitas

5. Menyebutkan macam-macam “isi V


piringku”

Kategori tingkat pengetahuan:

Baik 6-10
Kurang 1-5
Sebelum dilakukan penyuluhan mengatur pola makan untuk mengurangi berat
badan lebih dari hasil pre test keluarga Bp. A memiliki tingkat pengetahuan
kurang dengan nilai 1 setelah dilakukan penyuluhan keluarga Bp. A memiliki
tingkat pengetahuan baik dengan nilai post test 6.
Lampiran media
Dokumentasi Foto
Kegiatan: Pengkajian
Kegiatan: Penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai