Anda di halaman 1dari 117

KATA PENGANTAR

Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021


tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun
dan Pendaftaran Tanah dan Pasal 204 Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18
Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan
Hak Atas Tanah mengamanatkan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional diberi amanat untuk
melakukan pengawasan dan pengendalian Hak Atas Tanah.
Dalam rangka membantu tugas Menteri, Direktorat Jenderal Pengendalian dan
Penertiban Tanah dan Ruang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melakukan pengawasan dan
pengendalian melalui kegiatan pemantauan dan evaluasi hak atas tanah yang
dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan, Kantor Wilayah BPN, dan Kementerian
ATR/BPN yang dalam hal ini dikoordinasikan oleh Direktorat Pengendalian Hak
Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan dan Wilayah Tertentu.
Pemantauan dan evaluasi hak atas tanah pada prinsipnya harus dilakukan
pada seluruh hak atas tanah. Namun karena keterbatasan anggaran dan sumber
daya manusia, sehingga agar pencapaian hasilnya menjadi optimal perlu
dilakukan terobosan metodologi agar pemantauan dan evaluasi hak atas tanah
menjadi lebih efisien. Di samping itu, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi hak
atas tanah pada setiap tahun mengalami permasalahan sehingga perlu
penyesuaian terhadap dinamika dan peraturan perundangan yang telah terbit.
Oleh karena itu, diperlukan revisi Petunjuk Teknis Pengawasan dan Pengendalian
Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah agar dapat menjadi pedoman bagi
pelaksana kegiatan pengawasan dan pengendalian hak atas tanah dan hasilnya
dapat memberikan kontribusi bagi tercapainya tujuan tanah untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.

Jakarta, Mei 2023

Direktur Jenderal Pengendalian


dan Penertiban Tanah dan Ruang

Dwi Hariyawan S.
NIP. 19650116 199401 1 001

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Dasar Hukum ............................................................................................... 2
C. Pengertian .................................................................................................... 3
D. Maksud dan Tujuan ...................................................................................... 5
E. Sasaran.........................................................................................................6
F. Ruang Lingkup ............................................................................................. 6
BAB II PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ............................. 7
A. Objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan
Atas Tanah ................................................................................................... 7
B. Pelaksana Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar
Penguasaan Atas Tanah ................................................................................ 7
C. Tahapan Pelaksanaan ................................................................................... 8
1. Inventarisasi Data Subjek dan Objek ..................................................... 10
2. Penetapan Objek Pengawasan dan Pengendalian ................................... 10
3. Pengumpulan Dokumen ........................................................................ 11
4. Pemantauan Indikatif ............................................................................ 12
5. Pemantauan Lapang.............................................................................. 18
6. Pengolahan Data ................................................................................... 26
7. Analisis ................................................................................................. 29
8. Klarifikasi.............................................................................................. 30
9. Penilaian ............................................................................................... 31
10. Penyusunan Pertimbangan/Rekomendasi ............................................. 31
11. Pelaporan .............................................................................................. 31
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 33

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT ii


DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Alur Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar

Penguasaan Atas Tanah ............................................................................... 9

Gambar 2. Hasil Delineasi Terhadap Area yang Tidak Sesuai ....................................... 14

Gambar 3. Contoh Penggunaan Tanah dan/atau Pemanfaatan Tanah Tidak Terlihat

Secara Jelas ............................................................................................... 15

Gambar 4. Contoh Bagian Bidang Tanah yang Tidak Mengikuti Batas Alamiah ........... 15

Gambar 5. Contoh Ukuran Spasial Bidang Tidak Sesuai dengan Luas Bidang HAT ...... 16

Gambar 6. Contoh Pola Area Kawasan Industri yang Mirip Perumahan ........................ 16

Gambar 7. Contoh Terindikasi Melebihi Batas Bidang Tanah Sebagaimana Tercantum

Dalam Keputusan Pemberian HAT/DPAT ................................................... 17

Gambar 8. Contoh Belum Diketahui Tanda Batas Bidang Tanah ................................. 17

Gambar 9. Contoh Hasil Tracking Penguasaan Tanah .................................................. 19

Gambar 10. Contoh Dokumentasi Penguasaan Pemegang Hak ..................................... 20

Gambar 11. Contoh Dokumentasi Penguasaan Pihak Lain ........................................... 20

Gambar 12. Contoh Dokumentasi Penggunaan Kelapa Sawit ....................................... 21

Gambar 13. Contoh Dokumentasi Penggunaan Karet ................................................... 21

Gambar 14. Contoh Dokumentasi Batas Inti dan Plasma ............................................. 23

Gambar 15. Contoh Dokumentasi Pengamatan Tanda Batas ........................................ 23

Gambar 16. Contoh Dokumentasi Konservasi Sumber Daya Alam ............................... 25

Gambar 17. Contoh Dokumentasi Alat Pengendali Kebakaran ...................................... 26

Gambar 18. Contoh Hasil Pengolahan Foto Drone ........................................................ 28

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT iii


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Format SK Penetapan Objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas


Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

Lampiran 2. Format Tabulasi Data Subjek dan Objek Pengawasan dan Pengendalian
Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

Lampiran 3 Format Surat Pemberitahuan Berakhirnya Hak

Lampiran 4. Berita Acara Pemantauan Lapang Kegiatan Pengawasan dan


Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

Lampiran 5. Peta Kerja Lapangan

Lampiran 6. Format Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian


Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

Lampiran 7. Standar Data

Lampiran 8. Format Telaahan Staf Hasil Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

Lampiran 9. Format Lembar Kendali Hasil Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

Lampiran 10. Format Peta Hasil Pemantauan Lapang

Lampiran 11. Format Penilaian

Lampiran 12. Format Surat Rekomendasi

Lampiran 13. Format Tabulasi Hasil Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

Lampiran 14. Format Pelaporan Hasil Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT iv


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rencana pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020 –
2024, pemerintah telah menetapkan arah kebijakan dan strategi
pembangunan. Salah satu arah kebijakan dalam rangka meningkatkan
pemerataan ditujukan melalui penciptaan pertumbuhan ekonomi yang
berkeadilan, salah satunya melalui peningkatan akses terhadap tanah.
Pemegang hak atas tanah (HAT) baik perorangan maupun badan hukum
yang mempunyai hubungan hukum dengan tanah wajib mengusahakan,
mempergunakan, memanfaatkan, dan memelihara tanah yang dimiliki
atau dikuasai.
Dalam rangka mengevaluasi suatu hak atas tanah telah diusahakan,
digunakan, dimanfaatkan dan dipelihara sesuai dengan tujuan pemberian
haknya, perlu dilakukan kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah, sebagaimana amanat Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas
Tanah, Satuan Rumah Susun dan Pendaftaran Tanah dan Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan
Hak Atas Tanah. Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar
Penguasaan Atas Tanah bertujuan untuk mengoptimalkan penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah, serta memastikan
pemegang hak/pemegang DPAT agar melaksanakan kewajiban dan
mematuhi ketentuan larangan sebagaimana tercantum dalam keputusan
pemberian HAT/DPAT dan/atau sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, menggunakan dan memanfaatkan tanah sesuai
dengan dokumen perencanaan peruntukan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah. Apabila terdapat kewajiban yang tidak dipenuhi dan
atau larangan yang tidak dipatuhi maka hasil pengawasan dan
pengendalian HAT dapat merekomendasikan untuk dilakukannya
penertiban atas penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah tersebut.

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 1


Pengawasan dan pengendalian dilakukan melalui pemantauan dan
evaluasi terhadap seluruh hak atas tanah dengan cara pemantauan
indikatif melalui interpretasi citra dan pemantauan lapang. Seluruh
satuan kerja melaksanakan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah sesuai dengan kewenangan dan
kriteria yang ditetapkan. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi hak atas
tanah pada setiap tahun terdapat permasalahan-permasalahan baru yang
ditemui di lapangan sehingga perlu penyesuaian Petunjuk Teknis
Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas
Tanah agar dapat dipedomani oleh seluruh satuan kerja.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;


3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
6. Undang-Undang Nomor 39 tahun 2014 tentang Perkebunan;
7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran
Tanah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban
Kawasan dan Tanah Telantar;
12. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang;
13. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan
Nasional;

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 2


14. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.44/Menhut-II/2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.33/Menhut-II/2010 tentang Tata Cara Pelepasan Kawasan Hutan
Produksi Yang Dapat Dikonversi;
15. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 15 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pelepasan Atau
Pembatalan Hak Guna Usaha Atau Hak Pakai Pada Lahan yang
Terbakar;
16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2019 tentang Izin Lokasi;
17. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
18. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan;
19. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak
Pengelolaan dan Hak Atas Tanah;
20. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan
Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar;
21. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pelimpahan Kewenangan
Penetapan Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah.

C. Pengertian
Dalam Petunjuk Teknis Pengawasan dan Pengendalian HAT/DPAT
ini, yang dimaksud dengan:
1. Pengawasan dan Pengendalian adalah proses dan cara untuk
mengawasi dan mengendalikan;
2. Pemantauan adalah kegiatan mengamati, mengidentifikasi serta
mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul
untuk dapat diambil suatu tindakan;

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 3


3. Evaluasi adalah proses menilai, menjelaskan, memperoleh, serta
menyediakan data dan informasi yang diperlukan untuk membuat
keputusan;
4. Hak Atas Tanah adalah hak yang diperoleh dari hubungan hukum
antara pemegang hak dengan tanah termasuk ruang di atas tanah,
dan/atau ruang di bawah tanah untuk menguasai, memiliki,
menggunakan, dan memanfaatkan, serta memelihara tanah, ruang di
atas tanah, dan/atau ruang di bawah tanah;
5. Dasar Penguasaan Atas Tanah adalah izin/keputusan/surat dari
pejabat yang berwenang yang menjadi dasar bagi orang atau badan
hukum untuk menguasai, menggunakan, atau memanfaatkan tanah.
6. Tanah Negara adalah tanah yang tidak dilekati dengan suatu hak atas
tanah, bukan merupakan tanah ulayat Masyarakat Hukum Adat,
bukan merupakan tanah wakaf, dan/atau bukan merupakan Barang
Milik Negara/Daerah/Desa atau BUMN/ BUMD;
7. Data fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang
tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan
mengenai adanya bangunan atau bagian bangunan di atasnya;
8. Data yuridis adalah keterangan mengenai status hukum bidang tanah
dan satuan rumah susun yang didaftar, pemegang haknya dan hak
pihak lain serta beban-beban lain yang membebaninya;
9. Buku tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data
yuridis dan data fisik suatu objek pendaftaran tanah yang sudah ada
haknya;
10. Penguasaan tanah adalah hubungan hukum antara orang per prang,
kelompok orang, badan hukum, atau instansi pemerintah dengan
tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;
11. Pemilikan Tanah adalah hubungan hukum orang per orang, kelompok
orang, atau badan hukum, yang dilengkapi dengan bukti kepemilikan,
baik yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar;
12. Penggunaan tanah adalah wujud tutupan permukaan bumi baik yang
merupakan bentuk alami maupun buatan manusia;

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 4


13. Pemanfaatan tanah adalah kegiatan untuk mendapatkan nilai tambah
tanpa mengubah wujud fisik penggunaan tanahnya;
14. Peruntukan tanah adalah keputusan terhadap suatu bidang tanah
guna dimanfaatkan bagi tujuan penggunaan tertentu;
15. Tanah Telantar adalah tanah hak, tanah Hak Pengelolaan, dan tanah
yang diperoleh berdasarkan DPAT, yang sengaja tidak diusahakan,
tidak dipergunakan, tidak dimanfaatkan, dan/atau tidak dipelihara;
16. Pemantauan indikatif adalah pemantauan yang dilakukan melalui
interpretasi citra satelit;
17. Pemantauan lapang adalah pemantauan yang dilakukan melalui
survei lapang untuk mengetahui keakuratan citra satelit dan/atau
kondisi aktual di lapangan;
18. Konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam
untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana serta
kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya;
19. Kementerian ATR/BPN adalah Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam hal ini Direktorat
Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan dan Wilayah
Tertentu, Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan
Ruang;
20. Kanwil adalah Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi;
21. Kantah adalah Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.

D. Maksud dan Tujuan


Petunjuk Teknis Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah
dimaksudkan agar petugas pelaksana melakukan kegiatan Pengawasan
dan Pengendalian Hak Atas Tanah secara akurat dan akuntabel.
Sedangkan tujuan petunjuk teknis ini adalah terwujudnya
pemahaman secara substansial terhadap ketentuan-ketentuan terkait
pengawasan dan pengendalian HAT/DPAT dan kesamaan proses
pelaksanaannya di Kantor Pertanahan, di Kantor Wilayah BPN dan di
Kementerian ATR/BPN.

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 5


E. Sasaran
Sasaran yang ingin diwujudkan dengan di terbitkannya Petunjuk
Teknis Pengawasan dan Pengendalian HAT/DPAT ini adalah:
1. Terlaksananya pengawasan dan pengendalian HAT/DPAT;
2. Tersusunnya pertimbangan/rekomendasi hasil pengawasan dan
pengendalian HAT/DPAT.

F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada juknis ini adalah:
1. Objek pengawasan dan pengendalian meliputi Hak Atas Tanah/Dasar
Penguasaan Atas Tanah;
2. Pelaksana pengawasan dan pengendalian; yaitu unit kerja yang
membidangi pengendalian pertanahan baik di pusat (Kementerian
ATR/BPN) maupun di daerah (Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan),
baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun secara kontraktual;
3. Tahapan Kegiatan; meliputi penetapan objek, pemantauan indikatif,
pemantauan lapang, pengolahan data, analisis, klarifikasi, penilaian,
pertimbangan/rekomendasi, dan pelaporan.

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 6


BAB II
PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
HAK ATAS TANAH/DASAR PENGUASAAN ATAS TANAH

A. Objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar


Penguasaan Atas Tanah
Objek pengawasan dan pengendalian terdiri dari Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah. Objek Hak Atas Tanah
sebagaimana dimaksud meliputi:
a. Hak Milik;
b. Hak Guna Usaha;
c. Hak Guna Bangunan;
d. Hak Pakai.

Objek Dasar Penguasaan Atas Tanah sebagaimana dimaksud


meliputi:
a. Keputusan pelepasan kawasan hutan; dan
b. Bukti penguasaan lainnya dari pejabat yang berwenang.

B. Pelaksana Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas


Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah
Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian HAT/DPAT di Kantor
Pertanahan dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Seksi Pengendalian
dan Penanganan Sengketa. Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian
HAT/DPAT di Kantor Wilayah BPN dilaksanakan dan dikoordinasikan
oleh Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa. Sedangkan
kegiatan Pengawasan dan Pengendalian HAT/DPAT di Kantor
Kementerian ATR/BPN dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Direktorat
Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan dan Wilayah
Tertentu.
Kegiatan pengawasan dan pengendalian DPAT dilaksanakan oleh
Kantor Pertanahan dan dikoordinasikan oleh Seksi Pengendalian dan
Penanganan Sengketa. Dalam hal terdapat kebijakan Menteri yang
bersifat strategis, Menteri melalui Direktur Jenderal Pengendalian dan
Penertiban Tanah dan Ruang dapat melaksanakan pengawasan dan
pengendalian DPAT.

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 7


Dalam hal pelimpahan kewenangan, Kepala Kantor Wilayah BPN
dapat melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian HAT untuk
tingkat pusat. Kepala Kantor Pertanahan dapat melaksanakan kegiatan
pengawasan dan pengendalian untuk tingkat provinsi dan tingkat pusat.
Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud dituangkan dalam
bentuk tertulis. Sedangkan dalam hal pemantauan yang bersifat
sistematis, Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan
Ruang/Kantor Wilayah BPN/Kantor Pertanahan dapat melaksanakan
kegiatan pengawasan dan pengendalian HAT tanpa mempertimbangkan
kewenangan pemberian haknya.
Penunjukan pelaksana pengawasan dan pengendalian HAT/DPAT
dituangkan dalam Surat Tugas oleh kepala unit kerja masing-masing.
Petugas pelaksana yang ditunjuk adalah petugas pelaksana di lingkungan
unit yang membidangi pengendalian pertanahan, dapat menambah
personil dari unit lain, atau dapat melibatkan tenaga ahli/pihak ketiga.

C. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan baik di Kantor Pertanahan, di Kantor Wilayah
BPN dan di Kantor Kementerian ATR/BPN terdiri dari inventarisasi data
subjek dan objek, penetapan objek pengawasan dan pengendalian,
pengumpulan dokumen, pemantauan indikatif, pemantauan lapang,
pengolahan data, analisis, klarifikasi, penilaian, penyusunan
pertimbangan/rekomendasi, dan pelaporan. Adapun tahapan
pelaksanaan pengawasan dan pengendalian adalah sebagai berikut:

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 8


Gambar 1. Bagan Alur Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 9


1. Inventarisasi Data Subjek dan Objek
Kegiatan dalam rangka inventarisasi data subjek dan objek
HAT/DPAT bersumber dari:
a. Laporan yang disampaikan secara berkala oleh pemegang hak;
b. Laporan/informasi dari instansi;
c. Laporan/informasi dari pemerintah daerah;
d. Pengaduan masyarakat;
e. Aplikasi Komputerisasi Kegiatan Pertanahan (KKP);
f. Data Hasil Verifikasi, Validasi, dan Integrasi Bidang Tanah Ditjen
Survei dan Pemetaan Tanah Dan Ruang; dan
g. Daftar-daftar umum maupun peta pendaftaran tanah pada Kantor
Pertanahan, Kantor Wilayah BPN, Kementerian ATR/BPN maupun unit
kerja terkait lainnya;
Data sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf g
dilakukan tabulasi berdasarkan jenis hak, subjek hak, kelengkapan data
spasial dan tekstual, jangka waktu hak diberikan, dan luas tanah. Apabila
terdapat permasalahan atas objek bidang tanah dimaksud, maka dapat
ditambahkan pada kolom tersendiri.

2. Penetapan Objek Pengawasan dan Pengendalian


Objek pengawasan dan pengendalian HAT/DPAT harus memenuhi
seluruh kriteria sebagai berikut:
a. Tidak termasuk dalam Basis Data Terindikasi Telantar;
b. Belum berakhir haknya untuk HAT yang berjangka waktu;
c. Terdapat permasalahan penguasaan tanah, pemilikan tanah,
penggunaan tanah, dan/atau pemanfaatan tanah;
d. Tidak sedang dalam sita jaminan dari penegak hukum atau pengadilan;
dan
e. Belum pernah dilakukan pemantauan lapang dalam rangka
pemantauan dan evaluasi hak atas tanah dalam kurun waktu 3 tahun;

Penetapan objek yang memenuhi kriteria sebagaimana tersebut di


atas diprioritaskan pada bidang tanah yang terdapat permasalahan
penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan/atau pemanfaatan tanah.

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 10


Dalam hal pengawasan dan pengendalian HAT/DPAT dilakukan
secara sistematis, maka penetapan objek dilakukan terhadap semua
bidang tanah yang berada dalam satu wilayah administrasi.
Kegiatan dalam rangka penetapan objek pengawasan dan
pengendalian meliputi:
a. Penyusunan konsep Surat Keputusan (SK) Penetapan Objek
Pengawasan dan Pengendalian HAT dan DPAT dengan format
sebagaimana Lampiran 1;
b. Penetapan objek pengawasan dan pengendalian dilakukan oleh Menteri
melalui Direktur Jenderal/Kepala Kantor Wilayah BPN/Kepala Kantor
Pertanahan;
c. Pengesahan/penandatanganan SK oleh Kepala Unit Kerja masing-
masing. Apabila kegiatannya ada di Kantor Pertanahan sementara
anggarannya berada di Kantor Wilayah BPN, maka SK penetapan objek
pengawasan dan pengendalian ditandatangani oleh Kepala Kantor
Wilayah BPN;
d. Surat Keputusan dilampiri tabulasi sebagaimana dimaksud pada
format sebagaimana Lampiran 2.

3. Pengumpulan Dokumen
Dokumen HAT/DPAT yang dikumpulkan meliputi data tekstual dan
data spasial:
Data tekstual sebagaimana dimaksud meliputi:
a. Dokumen permohonan HAT/DPAT;
b. Salinan SK Pemberian HAT/DPAT;
- Apabila SK tidak ada, maka kewajiban pemegang hak dapat dilihat
dari dokumen yang ada di warkah;
- Apabila warkahnya juga tidak ada, maka kewajiban pemegang
didasarkan pada ketentuan yang diatur dalam peraturan
perundangan yang berlaku, yaitu Pasal 27, 28, 42, 43, 57 dan 58
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 dan Pasal 82 dan 200
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021;

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 11


- SK dan/atau warkah yang tidak ada, dinyatakan dalam Berita
Acara Hasil Pemantauan dan Risalah Pengolahan Data;
c. Buku Tanah;
d. Surat Ukur/Gambar Ukur;
e. Warkah pendaftaran tanah;
f. Dokumen rencana peruntukan tanah, penggunaan tanah, dan
pemanfaatan tanah;
g. Akta pendirian badan hukum;
h. Dokumen tanggung jawab sosial dan lingkungan;
i. Dokumen pembangunan plasma;
j. Laporan tahunan penguasaan tanah, pemilikan tanah, penggunaan
tanah, dan/atau pemanfaatan tanah serta pemenuhan kewajiban;
k. Dokumen rencana tata ruang; dan/atau
l. Data pendukung lainnya.

Data spasial sebagaimana dimaksud meliputi:


a. Peta bidang tanah;
b. Peta pendaftaran tanah/izin lokasi/pelepasan kawasan hutan;
c. Surat Ukur/Gambar Ukur;
d. Peta Rencana Tata Ruang (RTR);
e. Peta citra;
f. Peta penguasaan tanah;
g. Peta pemanfaatan tanah; dan/atau
h. Data spasial lainnya yang diperlukan.
Data tekstual dan spasial diperoleh dari Kantor Pertanahan, Kantor
Wilayah BPN, Kementerian ATR/BPN, Pemegang HAT/DPAT, dan/atau
instansi lain yang terkait.

4. Pemantauan Indikatif
Pemantauan indikatif dilakukan dengan interpretasi citra satelit.
Interpretasi citra satelit dilakukan untuk menghasilkan peta hasil
pemantauan indikatif pemantauan evaluasi HAT/DPAT. Interpretasi citra
satelit menggunakan citra resolusi tinggi dengan resolusi spasial paling
rendah sebesar 0,5 (nol koma lima) meter. Apabila citra tidak tersedia,

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 12


interpretasi dapat dilakukan dengan citra resolusi spasial paling rendah
2,5 (dua koma lima) meter.
Proses pemantauan indikatif dapat dilakukan secara otomatis
dengan menggunakan sistem informasi pengendalian hak atas tanah.
Kegiatan pemantauan indikatif dapat dilakukan melalui tahapan:
a. Tumpang susun objek dengan Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT)
1) Persiapan alat dan bahan, meliputi:
- Komputer dan aplikasi ArcGIS,
- Data spasial HAT/DPAT;
- Data citra satelit resolusi tinggi;
- Data spasial Rencana Tata Ruang.
2) Tumpang susun data spasial HAT/DPAT dengan data citra satelit
resolusi tinggi; dan
3) Tumpang susun data spasial HAT/DPAT dengan data spasial
Rencana Tata Ruang.
b. Interpretasi citra
Interpretasi citra dilakukan dengan mengamati kondisi pemanfaatan
tanah untuk mengetahui:
a. kesesuaian dengan peruntukan HAT/DPAT;
b. kesesuaian dengan RTR.
Unsur-unsur yang menjadi panduan dalam melakukan interpretasi
citra adalah sebagai berikut:
1) Tekstur: Sebuah bentuk frekuensi perubahan rona pada citra.
Akan dinyatakan dalam bentuk kasar, sedang dan halus.
Contohnya hutan yang bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang
dan permukaan air bertekstur halus;
2) Bentuk: Merupakan gambar yang mudah dikenali. Seperti gedung
yang punya bentuk seperti persegi panjang atau gedung sekolah
yang berbentuk letter L;
3) Ukuran: Jarak, luas, tinggi lereng dan volume adalah berbagai
bentuk poin yang harus diperhatikan dalam menentukan ukuran
sebuah objek. Ukuran dapat dijadikan pembeda antar objek

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 13


misalnya, ukuran rumah atau pemukiman relatif lebih kecil
dibanding gedung perkantoran;
4) Pola: Unsur ini bisa membantu kita membedakan objek alami atau
bentukan manusia, karena keduanya tentu memiliki pola yang
sangat berbeda. Seperti pola aliran sungai yang tentu saja alami.
Atau pola perumahan yang terjajar dengan rapi;
5) Bayangan: Unsur ini akan menyembunyikan detail atau objek yang
berada di daerah gelap. Hal ini bisa menjadi kunci pengenalan yang
penting untuk beberapa objek, seperti halnya menara. Menara akan
lebih mudah dikenali jika kita bisa melihat bayangannya dari foto
yang diambil dari udara;
6) Situs: adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya.
Seperti komplek perkantoran di dalam perkebunan; dan
7) Asosiasi: Unsur ini akan menunjukkan keterkaitan antara objek
yang satu dengan objek lainnya. Adanya pabrik pengolahan kelapa
sawit dengan perkebunan kelapa sawit.
c. Delineasi peta
Delineasi dilakukan terhadap:
a. jenis penggunaan dan/atau pemanfaatan hak atas tanah; dan
b. indikasi pemanfaatan melebihi batas HAT/DPAT.
Hasil delineasi dimaksud selanjutnya dilakukan simbologi berupa
arsiran terhadap area yang tidak sesuai dengan peruntukan
HAT/DPAT dan RTR.

Gambar 2. Hasil Delineasi Terhadap Area yang Tidak Sesuai


dengan Peruntukan HAT/DPAT

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 14


Hasil interpretasi dan delineasi digunakan sebagai dasar peringatan
dini terhadap hak atas tanah yang akan berakhir haknya dengan
memberitahukan kepada pemegang hak sesuai format sebagaimana
Lampiran 3.
Dalam hal hasil interpretasi citra satelit telah akurat maka tidak
perlu dilakukan pemantauan lapang dan dapat langsung dilakukan
pengolahan dan analisis data terhadap peta hasil pemantauan indikatif.
Hasil pemantauan indikatif yang perlu dilakukan pemantauan lapang
yaitu memenuhi sebagian atau keseluruhan kriteria sebagai berikut:
1) Penggunaan tanah dan/atau pemanfaatan tanah tidak terlihat secara
jelas;

Gambar 3. Contoh Penggunaan Tanah dan/atau Pemanfaatan Tanah


Tidak Terlihat Secara Jelas

2) Bentuk bidang tanah meragukan;


a) Tidak mengikuti batas alamiah

Gambar 4. Contoh Bagian Bidang Tanah yang Tidak


Mengikuti Batas Alamiah

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 15


b) Ukuran spasial bidang tidak sesuai dengan luas bidang HAT/DPAT

Luas HGU 3.436,61 Ha


Luas Spasial 3.131 Ha

Gambar 5. Contoh Ukuran Spasial Bidang


Tidak Sesuai dengan Luas Bidang HAT

c) Pola penggunaan HAT/DPAT yang mirip dengan pola penggunaan


lainnya

Gambar 6. Contoh Pola Area Kawasan Industri yang Mirip Perumahan

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 16


3) Terindikasi melebihi batas bidang tanah sebagaimana tercantum
dalam keputusan pemberian HAT/DPAT

Gambar 7. Contoh Terindikasi Melebihi Batas Bidang Tanah


Sebagaimana Tercantum Dalam Keputusan Pemberian HAT/DPAT

4) Belum adanya informasi mengenai keberadaan kebun plasma;


5) Belum diketahui tanda batas bidang tanah;

Gambar 8. Contoh Belum Diketahui Tanda Batas Bidang Tanah

6) Belum adanya informasi mengenai pelaksanaan kewajiban oleh


Pemegang Hak/Pemegang DPAT
Kriteria-kriteria di atas menjadi dasar untuk melakukan
pemantauan lapang.

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 17


5. Pemantauan Lapang
Pemantauan lapang dilakukan dengan survei lapang. Survei lapang
dilakukan untuk memastikan keakuratan interpretasi citra satelit dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Penyusunan jadwal;
Jadwal pelaksanaan pemantauan HAT/DPAT disusun berdasarkan
tahapan dalam 1 (satu) tahun anggaran. Perubahan jadwal dapat
dilakukan pada saat berjalannya pelaksanaan kegiatan disesuaikan
dengan kondisi dan pertimbangan lainnya, antara lain terkait
ketersediaan SDM, mobilisasi tim, dan kapasitas kerja.
b. Penyiapan alat dan bahan;
1) Alat yang harus disiapkan diantaranya adalah GPS handheld,
drone, kamera, aplikasi yang membantu dalam pelaksanaan
pemantauan, dan ATK;
2) Penyiapan bahan pemantauan antara lain:
a) Data spasial dan tekstual HAT/DPAT;
b) Data citra satelit resolusi tinggi;
c) Formulir berita acara pemantauan lapang sebagaimana format
Lampiran 4;
d) Dokumen pendukung lainnya.
c. Pembuatan peta kerja
Peta kerja dibuat berdasarkan peta pemantauan indikatif dan lokasi
yang terindikasi memenuhi kriteria pemantauan lapang. Skala peta
kerja menyesuaikan luas bidang tanah. Format peta kerja sesuai
dengan Lampiran 5.
d. Pemberitahuan kepada pemegang hak/pemegang DPAT;
Pemberitahuan kepada pemegang hak tentang pelaksanaan
pemantauan lapang disampaikan melalui surat dengan format sesuai
dengan Lampiran 6. Pemberitahuan disampaikan kepada pemegang
hak sesuai alamat atau domisili pemegang hak. Dalam hal alamat atau
domisili Pemegang Hak tidak diketahui atau tidak sesuai,
pemberitahuan dilakukan melalui:
1) Kantor pertanahan setempat; dan

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 18


2) Kantor desa/kelurahan setempat.
e. Penyiapan bahan administrasi.
Bahan administrasi yang disiapkan berupa surat tugas dan Surat
Perintah Perjalanan Dinas (SPPD). Surat tugas dan SPPD tersebut
ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja masing-masing.
f. Pengamatan di lapangan.
Hal-hal yang diamati dalam pelaksanaan pemantauan antara lain :
1) Penguasaan tanah
a) Pengamatan penguasaan tanah dilakukan terhadap:
- Penguasaan oleh pemegang hak
- Penguasaan oleh pihak lain
- Penguasaan melebihi batas hak
b) Data yang diambil adalah koordinat batas penguasaan tanah
oleh pemegang hak termasuk penguasaan pihak lain atas
bidang tanah tersebut. Hal ini dilakukan untuk mendelineasi
penguasaan tanah pada HAT/DPAT tersebut;
c) Jika penguasaan atas bidang tanah tidak seluruhnya, perlu
diketahui alasannya;
d) Batas penguasaan tanah oleh pemegang hak dan penguasaan
pihak lain, dipetakan dengan melakukan:
- Tracking dengan menggunakan GPS Handheld;
- Delineasi penguasaan tanah pada peta kerja saat
pemantauan sepanjang dapat teridentifikasi pada citra yang
ada;

Gambar 9. Contoh Hasil Tracking Penguasaan Tanah

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 19


e) Penguasaan tanah oleh pemegang hak;
f) Riwayat penguasaan dan pemilikan tanah terhadap
ketidaksesuaian subjek secara fisik dengan subjek yang
tercantum di dalam sertipikat/buku tanah;
g) Penguasaan tanah oleh masyarakat/pihak lain, dengan
membandingkan:
- Alas hak yang dimiliki pemegang hak;
- Alas hak yang dimiliki masyarakat/pihak lain.
h) Riwayat penguasaan tanah oleh masyarakat;
i) Ada tidaknya sengketa/perkara di pengadilan termasuk
kemajuan penyelesaian sengketa/perkara atas tanah tersebut;
j) Terhadap penguasaan tanah melebihi batas hak, pengamatan
dilakukan dengan menggali informasi dari pemegang hak,
pemegang hak lain yang berbatasan, dan/atau masyarakat
setempat;
k) Hasil pengamatan dari kegiatan ini dapat berupa:
- Data tekstual dan spasial penguasaan tanah;
- Dokumentasi (foto dan video).

Gambar 10. Contoh Dokumentasi Penguasaan Pemegang Hak

Gambar 11. Contoh Dokumentasi Penguasaan Pihak Lain

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 20


2) Pemanfaatan tanah
Pengamatan dilakukan terhadap kondisi eksisting semua jenis
pemanfaatan tanah. Hal hal yang diamati adalah:
- Pemanfaatan tanah oleh pemegang hak dan atau pihak lain;
- Perkembangan pemanfaatan tanah oleh pemegang hak;
- Perubahan penggunaan tanah dan dokumennya;
- Fisik tanah yang terdiri dari kemampuan tanah dan topografi;
dan
- Hal lain sesuai kebutuhan.
Batas pemanfaatan dipetakan dengan melakukan:
- Tracking dengan menggunakan GPS Handheld;
- Delineasi pemanfaatan tanah pada peta kerja saat
pemantauan;
Selanjutnya hasil pengamatan terhadap pemanfaatan juga
didokumentasikan menurut kondisi faktual.

Gambar 12. Contoh Dokumentasi Penggunaan Kelapa Sawit

Gambar 13. Contoh Dokumentasi Penggunaan Karet

3) Penguasaan dan pemanfaatan tanah


Pengamatan terhadap penguasaan dan pemanfaatan yang melebihi
batas hak dilakukan terhadap:

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 21


a. Penguasaan tanah yang tidak dimanfaatkan pada areal yang
terindikasi melebihi batas hak;
b. Penguasaan dan pemanfaatan tanah pada areal yang terindikasi
melebihi batas hak;
Terhadap penguasaan dan/atau pemanfaatan tanah yang
terindikasi melebihi batas hak, diidentifikasi luasnya untuk
menghitung potensi kerugian negara akibat penguasaan dan
pemanfaatan tanah yang tidak didaftarkan haknya.
4) Pembangunan plasma;
Pengamatan terhadap pembangunan plasma/kebun masyarakat
sekitar dilakukan terhadap HGU perkebunan dengan luas lebih
dari 250 Hektar dengan subjek hak berupa badan hukum. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Agraria dan tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 pemegang hak
mempunyai kewajiban membangun plasma paling sedikit 20% dari
luas tanah yang dimohon HGU dalam bentuk kemitraan.
Hal yang diamati adalah:
- Asal mula plasma; tanah plasma yang berasal dari kawasan
hutan maka alokasi plasma berada di dalam lahan yang
dilepaskan. Jika tanah plasma berasal dari ganti rugi
masyarakat berarti plasma berada di luar lahan inti;
- Pelaksanaan pembangunan plasma;
- Luas plasma yang terbangun;
- Pemanfaatan plasma;
Pengamatan terhadap pembangunan plasma disertai dengan
menggali data dan informasi mengenai:
- Status hak plasma;
- Subjek hak plasma;

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 22


- Dokumen terkait plasma baik data tekstual maupun data
spasial plasma kepada pemegang hak.

Inti

Plasma

Gambar 14. Contoh Dokumentasi Batas Inti dan Plasma

5) Pemasangan dan Pemeliharaan Tanda Batas


Pengamatan tanda batas dilakukan terhadap:
- Jenis, jumlah, bentuk, dan kondisi tanda batas;
- Bentuk pengamanan atas tanah misalnya parit, pemagaran
keliling, atau batas alam dan buatan lainnya;
- Upaya pemeliharaan tanda batas, termasuk alasan apabila
tanda batas tidak terpasang atau terpelihara;
- Posisi koordinat tanda batas dan didokumentasikan, dengan
sampel minimal 3 (tiga) buah.

Gambar 15. Contoh Dokumentasi Pengamatan Tanda Batas

6) Pemeliharaan Lingkungan Hidup;


Pengamatan pemeliharaan lingkungan hidup dilakukan terhadap:
- Pengelolaan limbah, arah pembuangan limbah, kolam limbah,
dan pemanfaatan limbah dari aktivitas yang ada di atas objek
pemantauan;
- Lahan konservasi;
- Sistem drainase; dan
- Pemeliharaan lingkungan hidup lainnya.

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 23


Data dimaksud didukung dengan dokumen yang disahkan dari
instansi yang berwenang.
7) Konservasi Sumber Daya Alam;
Konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya
alam untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana serta
kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya.
Penjelasan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun
2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar dinyatakan
bahwa “tidak termasuk unsur sengaja apabila tanah dinyatakan
sebagai tanah yang diperuntukkan untuk konservasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan”. Dengan demikian,
lahan konservasi tidak dapat dijadikan sebagai objek penertiban
tanah telantar.
Pemantauan area konservasi dilakukan dengan:
a. Memeriksa dokumen penetapan area konservasi
dari instansi teknis yang berwenang;
b. Identifikasi dan dokumentasi lokasi berdasarkan dokumen
penetapan area konservasi;
Apabila tidak terdapat dokumen penetapan area konservasi, maka
lahan yang tidak dimanfaatkan dapat direkomendasikan untuk
ditetapkan sebagai area konservasi ke instansi yang berwenang
dengan memenuhi kriteria sebagaimana tersebut dalam Prinsip dan
Kriteria Forest Stewardship Council (FSC) yaitu:
a. NKT-1- Keanekaragaman spesies. Konsentrasi keanekaragaman
hayati termasuk spesies endemik, serta spesies langka, terancam
atau hampir punah, yang penting di tingkat global, regional atau
nasional.
b. NKT 2 – Ekosistem tingkat anskap dan mozaik. Lanskap Hutan
Utuh dan ekosistem tingkat lanskap yang besar dan luas tingkat
ekosistem dan mozaik ekosistem yang penting di tingkat global,
regional atau nasional, dan berisi populasi mayoritas spesies
yang mampu hidup secara alami dalam pola distribusi dan

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 24


kelimpahan alami.
c. NKT 3 – Ekosistem dan habitat. Ekosistem yang langka, terancam
atau hampir punah, habitat atau tempat perlindungan spesies
(refugia).
d. NKT 4 – Jasa ekosistem kritis. Jasa ekosistem dasar dalam
kondisi kritis, termasuk perlindungan daerah tangkapan air dan
pengendalian erosi pada tanah dan kelerengan yang rentan.
e. NKT 5 – Kebutuhan masyarakat. Situs dan sumber daya yang
mendasar bagi pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat
setempat atau masyarakat adat (untuk mata pencaharian,
kesehatan, nutrisi, air, dsb.), yang diidentifikasi melalui
keterlibatan komunitas atau masyarakat adat tersebut.
f. NKT 6 – Nilai-nilai budaya. Situs, sumber daya, habitat dan
lanskap yang memiliki nilai penting secara global atau nasional,
arkeologis atau sejarah dan/ atau memiliki nilai penting budaya,
ekologis, ekonomi atau agama/sakral bagi budaya tradisional
masyarakat setempat atau masyarakat adat, yang diidentifikasi
melalui keterlibatan dengan masyarakat setempat atau
masyarakat adat tersebut.

Gambar 16. Contoh Dokumentasi Konservasi Sumber Daya Alam

Disamping melakukan pengamatan terhadap aspek-aspek tersebut di


atas, pengamatan juga dapat dilakukan terhadap kewajiban lain sesuai
dengan keputusan pemberian haknya maupun yang diatur dalam
peraturan perundangan yang berlaku yaitu:
1) Pelaksanaan fungsi sosial;
Pengamatan fungsi sosial dilakukan terhadap

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 25


- Keberadaan hak atas tanah terhadap akses jalan/sumber
air/jalan air;
- Pelaksanaan Coorporate Social Resposibility (CSR);
- Data lain terkait fungsi sosial tanah.
2) Ketersediaan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran
lahan pada area HGU;
Pengamatan ketersediaan sarana dan prasarana pengendalian
kebakaran lahan pada area HGU dilakukan terhadap:
- Menara pantau;
- Mobil pemadam kebakaran;
- Alat pemadam kebakaran; dan
- Alat pelindung diri pemadam kebakaran.

Gambar 17. Contoh Dokumentasi Alat Pengendali Kebakaran

Hasil pemantauan lapang dituangkan dalam berita acara lapang dan


ditandatangani oleh petugas pemantauan dan pihak pemegang hak. Jika
pemegang hak tidak diketahui keberadaannya, maka pada berita acara
diberi catatan oleh petugas pemantauan. Sedangkan apabila pemegang
hak atau yang mewakili tidak bersedia menandatangani, maka pada berita
acara dicantumkan alasan tidak bersedia menandatanganinya. Berita
acara yang tidak ditandatangani oleh pemegang hak/pemegang DPAT atau
yang mewakili sebagaimana dimaksud tidak mengurangi keabsahan berita
acara.

6. Pengolahan Data
Pengolahan data sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap:
a. Hasil pemantauan objek;

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 26


Hasil pemantauan objek terdiri dari koordinat-koordinat titik maupun
area penguasaan tanah, pemanfaatan tanah, plasma, dan aspek lain
yang menunjukkan lokasi, serta dokumentasi atas objek yang diamati.
b. Informasi;
Informasi sebagaimana dimaksud berupa informasi terkait penguasaan
tanah, penggunaan tanah, dan/atau pemanfaatan tanah yang
diperoleh dari pemegang hak maupun pihak lain.
c. Dokumen
Dokumen sebagaimana dimaksud berupa:
1) akta pendirian badan hukum;
2) dokumen perencanaan peruntukkan tanah, Penggunaan Tanah,
dan Pemanfaatan Tanah;
3) pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan; dan/atau
4) dokumen pendukung lainnya.
Pengolahan data dilakukan terhadap data tekstual maupun spasial.
Pengolahan data tekstual dilakukan dengan menyusun dan mengolah
dokumen hasil pemantauan objek. Sedangkan pengolahan data spasial
dilakukan dengan mengolah peta hasil pemantauan objek.
a. Pengolahan Data Tekstual
Pengolahan data tekstual dilakukan dengan menyusun hasil
pengamatan di lapangan, serta informasi dan dokumen yang diperoleh
dari pemegang hak, masyarakat, dan pemerintah setempat.
b. Pengolahan Data Spasial
Pengolahan data spasial meliputi:
1) Meletakkan posisi SU/GS berdasarkan hasil koordinat yang
diambil di lapangan;
2) Perbaikan peta bidang tanah dengan mengacu data SU/GS yang
dibandingkan dengan data spasial yang bersumber dari KKP atau
peta pendaftaran;
3) Mendelineasi hasil pengamatan fisik lapangan;

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 27


4) Memasukkan data hasil pengamatan lapangan berupa data
drone/GPS Handheld (marking dan tracking)

Gambar 18. Contoh Hasil Pengolahan Foto Drone


5) Plotting hasil pemantauan lapang (penguasaan, pemanfaatan,
RTRW, dan plasma) ke dalam peta bidang tanah;
6) Tumpang susun data spasial dari peta pendaftaran/SU/Peta
Bidang Tanah objek pemantauan dengan data spasial penguasaan
tanah hasil pemantauan.
Kegiatan ini untuk mengetahui letak dan batas penguasaan tanah
oleh pemegang Hak Atas Tanah dan/atau pihak lain,
sengketa/permasalahan, termasuk yang di luar Hak Atas Tanah-
nya. Hasil kegiatannya berupa Peta Penguasaan Tanah Hasil
Pengawasan dan Pengendalian HAT/DPAT.
7) Tumpang susun data spasial dari peta pendaftaran/SU/Peta
Bidang Tanah objek pemantauan dengan data spasial pemanfaatan
tanah saat ini. Kegiatan ini untuk mengetahui letak dan batas
pemanfaatan tanah yang dilaksanakan oleh pemegang HAT/DPAT
dan/atau pihak lain. Hasil kegiatannya berupa Peta Kesesuaian
Pemanfaatan Tanah dengan Peruntukan Pemberian Haknya.
8) Tumpang susun data spasial Pemanfaatan Tanah hasil
Pemantauan dengan Peta Rencana Tata Ruang.
Kegiatan ini untuk mengetahui kesesuaian pemanfaatan objek
pemantauan dengan Rencana Tata Ruang yang berlaku. Hasil

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 28


Kegiatan ini berupa Peta Kesesuaian Pemanfaatan tanah dengan
Rencana Tata Ruang.
9) Tumpang susun data spasial Hak Atas dengan Peta Kawasan
Hutan.
Kegiatan ini untuk mengetahui kesesuaian hak atas tanah dengan
kawasan hutan. Hasil Kegiatan ini berupa Peta Hak Atas Tanah
terhadap Kawasan Hutan.
10) Tumpang susun data spasial plasma dengan data spasial
penguasaan tanah, pemanfaatan tanah, dan RTR.
Kegiatan ini untuk mengetahui penguasaan tanah, pemanfaatan
tanah, dan kesesuaian RTR pada bidang plasma. Hasil kegiatannya
berupa Peta Plasma,
Pengolahan data spasial dilakukan sesuai dengan standar data
sebagaimana pada Lampiran 7.

7. Analisis
Analisis dilakukan terhadap hasil:
a. pemantauan indikatif yang tidak ditindaklanjuti dengan pemantauan
lapang; dan
b. pemantauan indikatif yang ditindaklanjuti dengan pemantauan
lapang.
Analisis dilakukan terhadap data tekstual maupun spasial. Analisis secara
tekstual dilakukan dengan menyusun telaahan staf sedangkan analisis
spasial dilakukan dengan tumpang susun peta hasil pengolahan data. Hal-
hal yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Penyiapan bahan analisis
Bahan yang disiapkan meliputi:
1) Data hasil pengolahan pemantauan lapangan;
2) Dokumen pendukung dan/atau informasi lainnya;
3) Peraturan-peraturan yang terkait.
b. Penyusunan telaahan staf
Telaahan staf disusun berdasarkan hasil pemantauan yang
selanjutnya dianalisis kesesuaiannya dengan kewajiban maupun
larangan pemegang hak sesuai dengan peraturan perundangan yang

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 29


berlaku. Analisis dimaksud dilakukan terhadap:
- Penguasaan tanah oleh pemegang hak;
- Kesesuaian penggunaan tanah dan pemanfaatan tanah dengan
peruntukan pemberian haknya;
- Penguasaan, kesesuaian pemanfaatan, dan kesesuaian RTR pada
plasma; dan/atau
- Pelaksanaan kewajiban dan kepatuhan larangan pemegang hak
dan/atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Format dan isi telaahan staf sebagaimana Lampiran 8. Berdasarkan
hasil analisa pada telaahan staf, dibuat kesimpulan yang tertuang
dalam lembar kendali dengan format sebagaimana Lampiran 9.
Analisis menghasilkan telaahan staf dan peta hasil pemantauan.
Format peta hasil pemantauan sebagaimana Lampiran 10. Peta hasil
pemantauan terdiri dari:
- Peta penguasaan tanah;
- Peta kesesuaian pemanfaatan tanah dengan peruntukan
pemberian haknya;
- Peta kesesuaian peruntukan pemberian hak dengan RTR;
- Peta Hak Atas Tanah/DPAT terhadap kawasan hutan;
- Peta plasma Hak Guna Usaha (HGU).

8. Klarifikasi
Klarifikasi dapat dilakukan terhadap pemegang hak dan/atau unit kerja
terkait untuk menggali informasi mengenai tidak dipenuhinya kewajiban
dan/atau tidak dipatuhinya ketentuan larangan oleh Pemegang
Hak/Pemegang Hak Pengelolaan/Pemegang DPAT.
Informasi yang diperoleh dari klarifikasi dapat berupa:
a. Alasan tidak dipenuhinya kewajiban dan tidak dipatuhinya larangan;
dan
b. Rencana tindak lanjut hasil pemantauan objek.

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 30


9. Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap pemenuhan kewajiban dan/atau
dipatuhinya larangan berdasarkan hasil analisis dan/atau klarifikasi
berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Kriteria penilaian tercantum dalam
Lampiran 11. Penilaian dapat dijadikan dasar untuk memberikan
penghargaan atau teguran tertulis kepada pemegang hak.

10. Penyusunan Pertimbangan/Rekomendasi


Berdasarkan hasil analisis yang telah diklarifikasikan, disusun
rekomendasi berupa:
a. Pertimbangan untuk proses perpanjangan atau pembaruan HAT;
b. Pertimbangan untuk proses pembatalan HAT;
c. Pertimbangan untuk proses pendaftaran HAT;
d. Rekomendasi penertiban tanah telantar;
e. Rekomendasi penyesuaian dengan RTR; dan
f. Rekomendasi lain yang bersifat kasuistik.
Pertimbangan/rekomendasi dituangkan dalam surat yang ditanda-tangani
oleh kepala unit kerja terkait dengan format sebagaimana Lampiran 12.
Pertimbangan/rekomendasi disampaikan oleh kepala unit kerja kepada:
a. Pemegang Hak;
b. Unit kerja yang mengelola aplikasi komputerisasi kegiatan pertanahan;
c. Kepala unit kerja atau instansi terkait; dan/atau
d. Pemangku kepentingan lainnya.

11. Pelaporan
Laporan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian hak atas tanah,
paling sedikit memuat:
a. Tahapan pelaksanaan;
b. Hasil pelaksanaan; dan
Hasil pelaksanaan meliputi:
- Pertimbangan/rekomendasi;
- Peta penguasaan, peta kesesuaian pemanfaatan tanah dengan
peruntukan pemberian haknya, peta kesesuaian pemanfaatan tanah

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 31


dengan rencana tata ruang, peta HAT/DPAT terhadap kawasan
hutan, dan peta plasma (HGU), dan
- Tabulasi hasil pengawasan dan pengendalian dengan format
sebagaimana Lampiran 13.
c. Hambatan/kendala/masalah dalam pelaksanaan serta
penyelesaiannya.

Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang


(PPTR) menyampaikan laporan kepada Menteri secara berkala setiap akhir
tahun dan/atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. Kepala Kantor
Wilayah dan Kepala Kantor Pertanahan menyampaikan laporan kepada
Menteri melalui Direktur Jenderal PPTR secara berkala setiap akhir tahun
dan/atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. Penyampaian laporan dapat
dilakukan melalui sistem elektronik. Laporan disusun menurut format
sebagaimana Lampiran 14.

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 32


BAB III
PENUTUP

Anggaran yang digunakan dalam rangka kegiatan Pengawasan dan


Pengendalian HAT/DPAT disesuaikan dengan petunjuk teknis ini dan
atau kebutuhan dalam alokasi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
pada tahun berjalan dan atau sumber pendanaan lain sesuai ketentuan
yang berlaku. Pelaksanaan kegiatan Pengawasan dan Pengendalian
HAT/DPAT yang dilaksanakan berdasarkan petunjuk teknis tahun
sebelumnya masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan dalam petunjuk teknis ini, namun pelaporannya
menyesuaikan dengan ketentuan dalam petunjuk teknis yang baru.

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 33


LAMPIRAN
Lampiran 1. Format SK Penetapan Objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

KOP
SURAT

KEPUTUSAN ..............(1)

NOMOR : ........................ (2)


TENTANG
PENETAPAN OBJEK PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAK ATAS
TANAH/DASAR PENGUASAAN ATAS TANAH
PADA ............................... (3)
TAHUN ..... (4)

DIREKTUR/KEPALA …… (5)

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengawasan dan pengendalian


hak atas tanah, maka dipandang perlu untuk
menetapkan objek kegiatan dimaksud;
b. bahwa untuk menunjuk objek hak pengawasan dan
pengendalian hak atas tanah/dasar penguasaan atas
tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu
ditetapkan dengan Surat Keputusan ………… (6);

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang


Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman
5. Undang-Undang Nomor 39 tahun 2014 tentang
Perkebunan
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah
8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004
tentang Penatagunaan Tanah
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021
tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah;
11. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang
12. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang
Badan Pertanahan Nasional
13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.44/Menhut-
II/2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.33/Menhut-II/2010
tentang Tata Cara Pelepasan Kawasan Hutan
Produksi Yang Dapat Dikonversi
14. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 15 Tahun 2016
tentang Tata Cara Pelepasan Atau Pembatalan Hak
Guna Usaha Atau Hak Pakai Pada Lahan yang
Terbakar
15. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2019
tentang Izin Lokasi
16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional
17. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan
18. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan
Hak Atas Tanah
19. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan
Kawasan dan Tanah Terlantar
20. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2022
tentang Pelimpahan Kewenangan Penetapan Hak
Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN ..................... (7) TENTANG PENETAPAN
OBJEK PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAK ATAS
TANAH/DASAR PENGUASAAN ATAS TANAH PADA ………. (8)
TAHUN ......... (9)
PERTAMA : Menunjuk Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas
Tanah yang tercantum pada lampiran keputusan ini
sebagai objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah …… (10)
KEDUA : Apabila objek yang sudah ditetapkan sebagaimana pada
Diktum PERTAMA di kemudian hari ternyata tidak
sesuai dengan kriteria, maka dapat diganti dengan
objek baru yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan
KETIGA : Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah …….. (11) Tahun
....... (12) sebagaimana dimaksud pada Diktum
PERTAMA dibiayai oleh Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA)....... (13)
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di …………..
(14
Pada tanggal ……………

……………….
…………..…., (15)

…………………
NIP. …………………. (16)
Keputusan ini disampaikan kepada Yth :
1. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang;
2. Dan seterusnya
Lampiran Surat Keputusan (SK) ...... (17)
Nomor ............................................. (18)
Tanggal............................................ (19)

Daftar Objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar


Penguasaan Atas Tanah
Direktorat Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan
dan Wilayah Tertentu /Kanwil BPN Provinsi...../Kantah Kabupaten…. (20)
Tahun Anggaran ...(21)

Jenis Hak Nomor Hak


Nama
No Atas Atas Luas Letak
Pemegang
Tanah/DPAT Tanah/DPAT (Ha) Tanah
HAT/DPAT
1 2 3 4 5 6

1.

2.
...... (22)
Ditetapkan di …………..
Pada tanggal …………(23)

…………………......
NIP. ………………….(24)
Petunjuk Pengisian:
1. Diisi dengan Jabatan Kepala Unit Kerja
2. Diisi dengan no. urut SK di masing-masing unit kerja
3. Diisi dengan nama unit kerja
4. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan
5. Dipilih sesuai Nama Jabatan Kepala Unit Kerja
6. Dipilih sesuai Nama Jabatan Kepala Unit Kerja
7. Diisi dengan Jabatan Kepala Unit Kerja
8. Diisi dengan Nama Unit Kerja
9. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan
10. Diisi dengan nama unit kerja
11. Diisi dengan nama unit kerja
12. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan
13. Diisi dengan Nomor DIPA
14. Tempat dan Tanggal penandatanagan surat keputusan
15. Nama Jabatan Kepala Unit Kerja
16. Nama dan NIP Kepala Unit
Kerja Keterangan Lampiran SK:
17. Diisi dengan Jabatan Kepala Unit Kerja
18. Diisi dengan no. urut SK dan tanggal di masing-masing unit kerja
19. Diisi dengan tanggal keluar lampiran
20. Diisi dengan lokasi unit kerja
21. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan
22. Diisi dengan
a. Kolom 1 diisi nomor urut
b. Kolom 2 diisi jenis Hak Atas Tanah/DPAT
c.Kolom 3 diisi nomor Hak Atas Tanah/DPAT
d.Kolom 4 diisi nama Pemegang Hak Atas Tanah/DPAT
e.Kolom 5 diisi luas (ha) Hak Atas Tanah/DPAT
f.Kolom 6 diisi letak Hak Atas Tanah (Desa/Kelurahan, Kecamatan,
dan Kabupaten/Kota)
23. Diisi dengan Tempat dan Tanggal penandatanganan Surat Keputusan
Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah
24. Diisi dengan Nama dan NIP pejabat yang menandatangani
KOP
SURAT

KEPUTUSAN ..............(1)

NOMOR : ........................ (2)


TENTANG
PENETAPAN OBJEK PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAK ATAS
TANAH/DASAR PENGUASAAN ATAS TANAH
PADA ............................... (3)
TAHUN ..... (4)

DIREKTUR/KEPALA …… (5)

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengawasan dan pengendalian


hak atas tanah, maka dipandang perlu untuk
menetapkan objek kegiatan dimaksud;
b. bahwa untuk menunjuk objek hak pengawasan dan
pengendalian hak atas tanah/dasar penguasaan atas
tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu
ditetapkan dengan Surat Keputusan ………… (6);

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang


Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman
5. Undang-Undang Nomor 39 tahun 2014 tentang
Perkebunan
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah
8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004
tentang Penatagunaan Tanah
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021
tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021
tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Terlantar;
11. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang
12. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang
Badan Pertanahan Nasional
13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.44/Menhut-
II/2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.33/Menhut-II/2010
tentang Tata Cara Pelepasan Kawasan Hutan
Produksi Yang Dapat Dikonversi
14. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 15 Tahun 2016
tentang Tata Cara Pelepasan Atau Pembatalan Hak
Guna Usaha Atau Hak Pakai Pada Lahan yang
Terbakar
15. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2019
tentang Izin Lokasi
16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional
17. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan
18. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan
Hak Atas Tanah
19. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan
Kawasan dan Tanah Terlantar
20. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2022
tentang Pelimpahan Kewenangan Penetapan Hak
Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN ..................... (7) TENTANG OBJEK
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAK ATAS
TANAH/DASAR PENGUASAAN ATAS TANAH PADA ………. (8)
TAHUN ......... (9)
PERTAMA : Menunjuk Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas
Tanah yang tercantum pada lampiran keputusan ini
sebagai objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah …… (10)
KEDUA : Apabila objek yang sudah ditetapkan sebagaimana pada
Diktum PERTAMA di kemudian hari ternyata tidak
sesuai dengan kriteria, maka dapat diganti dengan
objek baru yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan
KETIGA : Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah …….. (11) Tahun
....... (12) sebagaimana dimaksud pada Diktum
PERTAMA dibiayai oleh Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA)....... (13)
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di …………..
(14
Pada tanggal ……………

……………….
…………..…., (15)

…………………
NIP. …………………. (16)

Keputusan ini disampaikan kepada Yth :


1. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang;
2. Dan seterusnya
Lampiran Surat Keputusan (SK) ...... (17)
Nomor ............................................. (18)
Tanggal............................................ (19)

Daftar Objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar


Penguasaan Atas Tanah
Direktorat Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan
dan Wilayah Tertentu /Kanwil BPN Provinsi...../Kantah Kabupaten…. (20)
Tahun Anggaran ...(21)

Provinsi/
No Jenis Hak
Kabupaten
1 2 3

1.

2.

...(22)
Ditetapkan di …………..
Pada tanggal …………...(23)

……………………
NIP. ………………….(24)
Petunjuk Pengisian:
1. Diisi dengan Jabatan Kepala Unit Kerja
2. Diisi dengan no. urut SK di masing-masing unit kerja
3. Diisi dengan nama unit kerja
4. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan
5. Dipilih sesuai Nama Jabatan Kepala Unit Kerja
6. Dipilih sesuai Nama Jabatan Kepala Unit Kerja
7. Diisi dengan Jabatan Kepala Unit Kerja
8. Diisi dengan Nama Unit Kerja
9. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan
10. Diisi dengan nama unit kerja
11. Diisi dengan nama unit kerja
12. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan
13. Diisi dengan Nomor DIPA
14. Tempat dan Tanggal penandatanagan surat keputusan
15. Nama Jabatan Kepala Unit Kerja
16. Nama dan NIP Kepala
Unit Kerja Keterangan
Lampiran SK:
17. Diisi dengan Jabatan Kepala Unit Kerja
18. Diisi dengan no. urut SK dan tanggal di masing-masing unit kerja
19. Diisi dengan tanggal keluar lampiran
20. Diisi dengan lokasi unit kerja
21. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan
22. Diisi dengan
a. Kolom 1 diisi nomor urut
b. Kolom 2 diisi jenis Hak Atas Tanah/DPAT
c.Kolom 3 diisi nomor Hak Atas Tanah/DPAT
d.Kolom 4 diisi nama Pemegang Hak Atas Tanah/DPAT
e.Kolom 5 diisi luas (ha) Hak Atas Tanah/DPAT
f.Kolom 6 diisi letak Hak Atas Tanah (Desa/Kelurahan,
Kecamatan, dan Kabupaten/Kota)
23. Diisi dengan Tempat dan Tanggal penandatanganan Surat
Keputusan Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan dan
Evaluasi Hak Atas Tanah
24. Diisi dengan Nama dan NIP pejabat yang menandatangani
Lampiran 2. Format Tabulasi Data Subjek dan Objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

TABEL HASIL INVENTARISASI DATA SUBJEK DAN OBJEK PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAK ATAS TANAH
DIREKTORAT/KANTOR ...............(1)
TAHUN........ (2)
(3)
DATA SUBYEK LETAK SK PEMBERIAN HAK SERTIPIKAT/BUKU TANAH PERMASALAHAN
NO JENIS HAK PERTANAHAN
NAMA ALAMAT KABUPATEN/ KECAMATAN NOMOR SK PERUNTUKAN NOMOR HAK TANGGAL LUAS
PROVINSI ASAL HAK (ADA/TIDAK) KETERANGAN
PEMEGANG HAK PEMEGANG HAK KOTA KELURAHAN TGL SK SESUAI HAK TGL TERBIT BERAKHIR HAK (Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
JL. OPI Raya No. Ogan Jejawi Tanah 11/HGU/BPN 2023012130001
1. PT. ABC Sumatera Kebun Karet 20 Maret 2035 285,200
A11 HGU Komering Ilir Negara RI/2000 Tidak ada
Selatan
Pedu 20 Maret 2000 20 Maret 2000

Ditetapkan di ................(4)
Pada tanggal ……………
………………. (5)
…………..….,

…………………… (6)
NIP. ………………….
Petunjuk Pengisian Tabulasi Data Awal Objek Pengawasan dan Pengendalian
Hak Atas Tanah/DPAT:
1. Diisi dengan Unit Kerja.
2. Diisi dengan tahun
3. Tabel diisi dengan :
a. Kolom 1 diisi No. Urut,
b. Kolom 2 diisi Nama Pemegang Hak Atas Tanah/DPAT,
c. Kolom 3 diisi Alamat Pemegang Hak Atas Tanah/DPAT,
d. Kolom 4 diisi Jenis Hak (HGU,HGB, HM, HP),
e. Kolom 5 diisi Letak Bidang Tanah (Provinsi),
f. Kolom 6 diisi Letak Bidang Tanah (Kabupaten/Kota),
g. Kolom 7 diisi Letak Bidang Tanah (Kecamatan dan Kelurahan),
h. Kolom 8 diisi Asal Hak Atas Tanah/DPAT,
i. Kolom 9 diisi Nomor SK dan Tanggal SK Hak Atas Tanah/DPAT,
j. Kolom 10 diisi Peruntukan Sesuai Hak Atas Tanah/DPAT,
k. Kolom 11 diisi Nomor dan Tanggal Terbit Hak Atas Tanah/DPAT,
l. Kolom 12 diisi Tanggal Berakhir Hak Atas Tanah/DPAT,
m. Kolom 13 diisi Luas Hak Atas Tanah/DPAT dalam satuan hektar (ha),
n. Kolom 14 diisi Permasalah Pertanahan,
o. Kolom 15 diisi Keterangan.
4. Diisi dengan Tempat dan Tanggal penandatanganan Tabulasi Data
Awal Objek Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/DPAT.
5. Diisi dengan Nama Jabatan Kepala Unit Kerja.
6. Diisi dengan Nama dan NIP Kepala Unit Kerja.
Lampiran 3. Format Surat Pemberitahuan Berakhirnya Hak

KOP SURAT

.......,..................................
(1)

Nomor : (2)
Sifat : Penting
Lampiran : (3)
Perihal : Pemberitahuan Berakhirnya Hak

Kepada Yth. (4)

Berdasarkan pemantauan indikatif kegiatan pengawasan dan


pengendalian Hak Atas Tanah, bahwa bidang tanah ……(5) Nomor … seluas
… (6) Ha, atas nama PT. X yang terletak di ……… (7) (peta terlampir) diperoleh
hasil sebagai berikut:
1. Sebagian/seluruh …… (5) seluas …. Ha tidak dimanfaatkan sesuai
dengan peruntukan pemberian haknya yaitu ……………. (8) karena
kondisi saat ini masih berupa ……………….(9)
2. Sebagian/seluruh ……. (5) seluas ….. Ha terindikasi tidak sesuai dengan
Rencana Tata Ruang (RTRW) yaitu berdasarkan Perda Nomor
………………… (10)
Mengingat HAT Nomor …. a.n………. (11) akan berakhir jangka waktu
haknya tanggal …. bulan ….. tahun ….. (12), maka Saudara selaku pemegang
hak agar mengajukan permohonan perpanjangan hak. Apabila masih
terdapat sebagian/seluruh HAT yang tidak dimanfaatkan sesuai dengan
peruntukannya, maka terhadap bagian yang tidak dimanfaatkan tersebut
akan dilakukan penertiban melalui mekanisme yang diatur dalam peraturan
perundangan yang berlaku.

Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya

…………………......(13)

Nama .................
NIP.....................(14)
Petunjuk Pengisian: Surat Pemberitahuan Berakhirnya Hak

1. Diisi dengan tempat dan tanggal surat pemberitahuan dibuat


2. Diisi dengan nomor surat
3. Diisi dengan perihal
4. Diisi dengan nama dan alamat pemegang HAT/DPAT
5. Diisi dengan jenis HAT/DPAT
6. Diisi dengan nomor dan luas HAT/DPAT
7. Diisi dengan Lokasi Bidang HAT/DPAT yang terdiri dari Desa,
Kecamatan dan Kabupaten
8. Diisi dengan peruntukan hak sesuai surat keputusan pemberian hak
9. Diisi kondisi eksisting HAT/DPAT
10. Diisi dengan nomor perda
11. Diisi dengan nomor dan nama subjek HAT/DPAT
12. Diisi dengan tanggal, bulan, tahun berakhir HAT/DPAT
13. Diisi dengan jabatan pejabat yang menandatangani
14. Diisi dengan Nama dan NIP pejabat yang menandatangani
Lampiran 4. Berita Acara Pemantauan Lapang Kegiatan Pengawasan dan
Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

BERITA ACARA PEMANTAUAN LAPANG


KEGIATAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
HAK ATAS TANAH/DASAR PENGUASAAN ATAS
TANAH

Dasar : ........................................................................................................
........................................................................................................
................................................................................................... (1)

Pada hari …………… tanggal ....................telah dilakukan pemantauan lapang


terhadap : (2)

1. Pemegang Hak (3)


a. Nama : ……...........................................................................
b. Alamat : ……...........................................................................
: ……...........................................................................

2. SK Pemberian Hak/Izin *) (4)


a. Nomor : ……..........................................................................
b. Tanggal : ……..........................................................................
3. Sertipikat (5)

a. Jenis Hak : …............................................................................

b. Nomor Hak : …............................................................................

c. Tgl. Berakhir Hak : …............................................................................

4. Luas : …..........................................................(Ha/M2) (6)

5. Letak Tanah (7)

a. Desa/Kelurahan : ................................................................................
................................................................................

b. Kecamatan : ……..........................................................................

c. Kabupaten/Kota : ……..........................................................................

d. Provinsi : ……..........................................................................

6. Peruntukan : ……......................................................................(8)
Hasil Pengamatan Lapang :

1. Penguasaan Tanah (9)


a. Penguasaan Oleh : Seluruh Sebagian
Pemegang Hak
Luas:........................... (Ha/M2)
b. Penguasaan Pihak Lain :
Perorangan, .....................................
Luas:........................... (Ha/M2)

Badan Hukum,.................................
Luas:........................... (Ha/M2)
Masyarakat,......................................
Luas:............................ (Ha/M2)

c. Penguasaan Tanah : Ada Tidak


Melebihi Batas Hak Luas:..........................................(Ha/M2)

Dasar Penguasaan:
Izin Lokasi/KKPR
AJB
Lainnya,..........................................

Proses Pendaftaran: Sudah Belum


d. Lainnya, sebutkan : .............................................................
.............................................................
2. Tanda Batas (10)
a. Jenis :
Pilar Patok Besi Patok Paralon
Pagar Tembok Pagar Kayu
Lainnya,...........................................
b. Pemasangan Tanda : Seluruh Sebagian
Batas
Tidak Sama Sekali
c. Pemeliharaan Tanda : Seluruh Sebagian
Batas
Tidak Sama Sekali
d. Gambaran Batas : Sungai Pantai
Alamiah Danau Hutan
Lainnya,...........................................
e. Bentuk Pengamanan Parit Pagar Pos Jaga
Objek
Lainnya,...........................................
3. Pemanfaatan dan Penggunaan Tanah (11)

a. Pemanfaatan Tanah : Seluruh Sebagian


Tidak Sama Sekali
Luas:........................... (Ha/M2)
Alasan:
................................................................
................................................................
b. Sistem Pembukaan : Mekanisasi menggunakan alat berat
Lahan Dibakar
Lainnya:
................................................................
c. Penggunaan Saat ini : ................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
d. Komoditi (jika HGU) : ................................................................

e. Fisik Tanah : Jenis Tanah:


Mineral Gambut

Topografi:
Datar - Landai Bergelombang
Bergelombang
Berbukit Curam/Terjal
f. Lainnya : ..................................................................
..................................................................

4. Pelaksanaan Fungsi Sosial Tanah (12)

a. Menutup Akses Jalan : Ya Tidak

Alasan:
..................................................................
..................................................................
b. Menutup Jalan Air : Ya Tidak

Alasan:
..................................................................
..................................................................
c. Pelaksanaan CSR : Ya Tidak

Bentuk CSR:
..................................................................
..................................................................
Dokumen:
Ada Tidak
d. Fasilitasi Pembangunan
Ada Tidak
Kebun Masyarakat (jika
HGU) Luas:........................... (Ha/M2)

Bentuk:
Plasma Kemitraan
Dokumen:
Tekstual Spasial

e. Pengelolaan dan Sudah/Belum (jika sudah, nomor dan


penyerahan fasum dan tanggal berita acara
fasos (jika perumahan) penyerahannya)..........................................
Seluruh/Sebagian*)....................................
……………………………………………………....
……………………………………………………....
f. Lainnya (sebutkan) ..................................................................
..................................................................
5. Pelaksanaan Pemeliharaan : Ada Tidak (13)
Lingkungan Hidup
a. Menjaga Kesuburan : Ada Tidak
Tanah
.................................................................
b. Daerah Konservasi : Ada Tidak

Dokumen:
Kajian SK
Lainnya:..............................................
c. Penanggulangan :
Sarana prasarana
Kebakaran
Ada Tidak
................................................................
................................................................
Satgas pemadam kebakaran
Ada Tidak

c. Lainnya : ..................................................................
..................................................................
..................................................................
6. Permasalahan : Ada Tidak (14)

a. Jenis : Masalah
.................................................................
.................................................................
Sengketa:
.................................................................
.................................................................
Konflik:
.................................................................
.................................................................
Perkara
Nomor Perkara:.........................................
Tanggal Perkara:.......................................
b. Penyelesaian : Ada Tidak
Permasalahan Yang
Telah dilakukan Bentuk Penyelesaian:
..................................................................
.................................................................
7. Kesesuaian Dengan RTRW : Sesuai Tidak Sesuai (15)

Perda:
..................................................................
..................................................................
8. Lainnya : Pemegang Hak
a. Pengusahaan Atas Tanah
Pihak Lain:...........................................
Dokumen Perjanjian:
Ada Tidak
Bentuk Kegiatan:
.................................................................
.................................................................
Luas:........................... (Ha/M2)
(16)
b. Laporan Tahunan : Ada Tidak
Alasan:
.................................................................
Tidak
.................................................................
Tujuan Pelaporan:
Kantah Kanwil ATR/BPN
Instansi Lain: ......................................
Tidak
c. Lainnya Catatan : ..................................................................
..................................................................
..................................................................
..................................................................
............................................................ (17)

Demikian Berita Acara Pemantauan Lapang ini dibuat untuk dipergunakan


sebagaimana mestinya
Petugas Pelaksana Pemantauan (18) Pemegang Hak atas Tanah/DPAT (19)

1.

Nama................................................
NIP.................................................... Nama.....................................
Jabatan....................................
2.

Nama................................................
NIP......................................................
3.

Nama................................................
NIP....................................................
4.

Nama................................................
NIP....................................................
5.

Nama................................................
NIP....................................................

*) Coret yang tidak perlu


Petunjuk Pengisian Berita Acara Pemantauan Lapang:
1. Diisi yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan pengawasan dan
pengendalian:
a. Jika dalam rangka melaksanakan program maka dasar pelaksanaan
kegiatan adalah maka pada kolom dasar tersebut diisi dengan data
SK Penetapan Lokasi dan Nomor MAK DIPA masing-masing unit
kerja sebagai asal sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan;
b. Jika dalam melaksanakan pelayanan pertanahan (permohonan
pemantauan dan evaluasi dalam rangka rekomendasi
perpanjangan/pembaharuan hak) maka pada kolom dasar tersebut
diisi dengan data surat permohonan (tanggal, nomor, perihal dan
asal surat), serta sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan;
c. Jika dalam menindalanjuti laporan masyarakat, badan hukum,
dan/atau instansi maka pada kolom dasar tersebut diisi dengan data
surat laporan (tanggal, nomor, perihal dan asal surat), serta sumber
pembiayaan pelaksanaan kegiatan).
2. Diisi waktu pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian baik
hari maupun tanggal yang ditulis dengan huruf dan angka.
3. Diisi Nama Pemegang Hak dan alamat pemegang hak
4. Diisi Nomor dan tanggal SK Pemberian Hak/Izin
Perubahan Penggunaan Tanah dari objek yang dipantau.
5. Diisi jenis hak, nomor dan tanggal sertipikat hak atas tanah objek yang
dipantau.
6. Diisi luas objek pemantauan
7. Diisi letak tanah objek yang dipantau (kelurahan/desa, kecamatan, dan
provinsi)
8. Diisi peruntukan objek pemantauan sesuai SK pemberian hak/IPPT
9. Diisi kondisi penguasaan tanah.
a. Penguasaan tanah oleh pemegang hak di pilih Seluruh atau
sebagian dengan cara memberikan tanda (✓) dan disebutkan
luasannya dalam satuan Ha/m2
b. Penguasaan tanah oleh pihak lain dipilih apakah terdapat
penguasaan perorangan, badan hukum, atau masyarakat dengan
cara memberikan tanda (✓) dan disebutkan luasannya
c. Penguasaan melebihi batas hak dipilih Ada atau Tidak dengan cara
memberikan tanda (✓). Mengisi dasar penguasaan apakah dari izin
lokasi, KKPR, AJB atau lainnya. Kemudian mengisi proses
pendaftarannya.
10. Diisi terkait tanda batas mengenai jenis, pemasangan tanda batas,
gambaran alamiah (batas alamiah), dan bentuk pengamanan objek.
a. Diisi jenis tanda batasnya apakah pilar, patok besi, paralon, pagar
tembok, pagar kayu dengan cara memberikan tanda (✓) dan
disebutkan jenis lainnya jika tidak terdapat dipilihan
b. Diisi pemasangan tanda batasnya apakah seluruh, sebagian atau
belum sama sekali dengan cara memberikan tanda (✓)
c. Diisi pemeliharaan tanda batasnya, apakah dipelihara seluruh,
sebagian atau tidak dipeliharan sama sekali dengan cara
memberikan tanda (✓)
d. Diisi dengan gambaran batas alamiah seperti sungai, danau,
gunung, hutan dengan cara memberikan tanda (✓) dan disebutkan
jenis lainnya jika tidak terdapat di pilihan
e. Diisi dengan bentuk objek pengamanan seperti parot, pemagaran
keliling, dan pos jaga dengan cara memberikan tanda (✓) dan
disebutkan jenis lainnya jika tidak terdapat di pilihan
11. Diisi mengenai pemanfaatan dan penggunaan tanah, sistem pembukaan
lahan, penggunaan saat ini, komoditi, fisik tanah, dan lainnya.
a. Diisi dengan pemanfaatan tanah apakah dimanfaatkan
seluruhnya, sebagian atau tidak sama sekali dengan cara
memberikan tanda (✓) dan disii luasan serta alasan jika tidak
dimanfaatkan sebagian atau tidak sama sekali
b. Diisi dengan sistem pembukaan lahan, apakah menggunakan alat
berat atau dibakar dengan memberikan tanda (✓)
c. Diisi dengan penggunaan saat ini di lapangan
d. Diisi dengan komoditi (jika HGU)
e. Diisi dengan fisik tanah yaitu jenis tanah dan topografi dengan
memberikan tanda (✓)
12. Diisi terkait pelaksanaan fungsi sosial tanah.
a. Diisi apakah bidang tanah menutup akses jalan atau tidak dengan
memberikan tanda (✓)
b. Diisi apakah bidang tanah menutup akses air atau tidak dengan
memberikan tanda (✓)
c. Diisi terkait pelaksanaan CSR apakah dilaksanakan atau tidak
dengan memberikan tanda (✓) dengan menyebutkan bentuk CSR
dan kelengkapan dokumen
d. Diisi terkait fasilitasi pembangunan kebun masyarakat apakah
ada atau tidak dengan memberikan tanda (✓) dan menyebutkan
luasannya serta mengisi bentuk dan dokumen pendukungnya
e. Disii Pengelolaan dan penyerahan fasum dan fasos (jika
perumahan)
f. Diisi lainnya jika diperlukan
13. Diisi terkait pemeliharaan lingkungan hidup
a. Diisi apakah bidang tanah telah menjaga kesuburan tanahnya
atau tidak dengan memberikan tanda (✓)
b. Diisi apakah bidang tanah terdapat area konservasi atau tidak
dengan memberikan tanda (✓) dan menyebutkan dokumennya
c. Diisi terkait sarana penanggulangan kebakaran dilaksanakan atau
tidak dan apakah sudah memilik satgas pemadam kebakaran atau
tidak dengan memberikan tanda (✓)
d. Diisi dengan lainnya jika diperlukan
14. Diisi apakah terdapat permasalahan dengan memberikan tanda (✓)
a. Diisi jenis permasalahan yang terdapat dalam bidang tanah
dengan memberikan tanda (✓)
b. Diisi dengan bentuk penyelesaian permasalahan yang telah
dilakukan
15. Diisi kesesuaian dengan RTRW berdasarkan RTRWKK ter-update. Jika
belum punya RTRW Kabupaten/Kota maka menggunakan RTRW Provinsi
ter-update.
16. Diisi terkait hal lain yang berkenaan dengan kewajiban pemegang hak
yang belum tercantum dalam kolom pengisian berita acara tersebut
seperti pengusahaan tanah dan laporan tahunan dengan memberikan
tanda (✓)
17. Diisi terkait hal lain :
a. berisi catatan yang menurut pandangan petugas pemantauan perlu
dicatat;
b. setiap keterangan yang dicatat oleh petugas pemantauan sebagaimana
yang dimaksud huruf a yang memerlukan dokumen pembuktian maka
petugas pemantauan dapat meminta dokumen tersebut kepada
pemegang hak. Apabila pemegang hak tidak bersedia atau tidak dapat
memberikan dokumen tersebut, maka alasan pemegang hak tersebut
dicatat dalam berita acara ini;
c. tambahan lain dari kolom sebelumnya apabila pada kolom tidak
mencukupi;
d. alasan pemegang hak tidak menandatangani berita acara lapangan.
Pada alasan tidak mau menandatangani berita acara dapat dibubuhi
tanda tangan/paraf pemegang hak.
18. Diisi nama, NIP dan tanda tangan petugas pemantauan. Jika petugas
pemantauan lebih dari dua, maka dapat ditambahkan di bawahnya.
19. Diisi nama pemegang hak/nama dan jabatan (jika badan hukum)/nama
dan NIP jika instansi sebagai pemegang hak serta pemegang hak
menandatangani berita acara tersebut (minimal manager kebun/bagian
legal/setingkat), dibubuhi dengan cap/stempel badan hukum/instansi.
Lampiran 5. Peta Kerja Lapangan
A. Ukuran Peta
Peta kerja lapangan dibuat dalam format kertas A3 dengan ukuran
sebagai berikut:
1. Bidang gambar 30 cm x 42 cm;
2. Jarak bidang gambar ke garis tepi peta adalah 1cm;
3. Jarak bidang gambar dengan kolom keterangan adalah 1cm;
4. Lebar kolom keterangan adalah 8 cm;
5. Jarak kolom keterangan ke garis tepi peta adalah 1 cm.
Dalam hal tidak tersedia kertas A3, maka peta kerja lapangan dapat di
buat pada format kertas A4.

B. Petunjuk Pengisian Kolom Keterangan Peta


❖ Judul Peta
a. Penulisan Judul Peta
Judul Peta ditulis dengan huruf kapital dan diisi sesuai dengan
tema peta yang dibuat.
b. Jenis dan Nomor Hak Atas Tanah (1)
Jenis dan Nomor Hak Atas Tanah diisi dengan jenis dan nomor Hak
Atas Tanah sesuai dengan lokasi tanah yang dilakukan monitoring.
Misalnya:
- Tanah yang berasal dari HGU Nomor 1, maka pada angka (1)
ditulis “Hak Guna Usaha Nomor 1”.
- Tanah yang berasal dari DPAT, sebagai contoh Ijin Lokasi, nomor
2/Pem.2/IX/2014 maka pada angka (1) ditulis “Ijin Lokasi Nomor
2/Pem.2/IX/2014”.
c. Pemegang Hak Atas Tanah (2)
Diisi sesuai dengan nama lengkap pemegang hak atas tanah yang
tercantum dalam Sertifikat/SK Pemberian Hak Atas Tanah atau
Buku Tanah, baik perseorangan ataupun badan hukum.
❖ Skala Peta
a. Skala Angka (3)
Skala angka diisi dengan angka penyebut skala peta yang
digunakan untuk memetakan bidang tanah yang sesuai atau tidak
sesuai peruntukan dengan menyesuaikan bidang peta ukuran 30
cm x 42 cm pada kertas A3.
Misalnya skala peta yang digunakan adalah 1:10.000, 1:25.000,
1:50.000, dan seterusnya.
b. Skala Grafis (4)
Setiap ruas skala grafis di peta memiliki panjang tertentu dimana
panjang ruas dari angka 0 ke kiri adalah 1 cm, dan panjang ruas
dari angka 0 ke kanan adalah 2 cm. Pada setiap ruas skala grafis,
bagian atasnya diisi dengan angka bulat yang menunjukkan
ukuran bidang tanah yang sebenarnya di lapangan yang mewakili
ruas garis 1 cm, 2 cm dan kelipatannya sesuai dengan skala angka
sebagaimana yang tertulis pada huruf a, serta diujung kanan
dituliskan satuan ukurannya.
❖ Letak Tanah
a. Provinsi (5)
Provinsi diisi sesuai dengan nama provinsi letak tanah yang
dipantau.
b. Kabupaten/Kota (6)
Kabupaten/Kota diisi dengan menuliskan nama Kabupaten/Kota
letak objek tanahnya. Apabila terdapat Kabupaten dan Kota
memiliki nama yang sama, maka penulisan wilayah administrasi
kabupaten hanya dituliskan nama kabupatennya saja. Sedangkan
penulisan wilayah administrasi kota, diawali dengan kata “Kota”
sebelum nama kota tersebut. Misalnya:
- Penulisan Kabupaten Bandung Kab/Kota : Bandung
- Penulisan Kota Bandung Kab/Kota : Kota Bandung
c. Kecamatan (7)
Kecamatan diisi sesuai dengan nama kecamatan letak objek
tanahnya.
d. Desa/Kelurahan (8)
Desa/Kelurahan diisi dengan menuliskan salah satu saja yaitu
“Desa” atau “Kelurahan” dan di belakangnya dituliskan nama
Desa/ Kelurahan letak tanah yang dilakukan monitoring.
❖ Legenda (9)
Legenda berisi informasi mengenai keterangan pewarnaan/pengarsiran
pada peta. Pewarnaan/pengarsiran yang ditampilkan pada masing-
masing peta perlu dibedakan menurut keterangannya.
❖ Kriteria (10)
Kriteria berisi informasi tentang kondisi bidang tanah yang terlihat
tidak akurat dari interpretasi citra satelit. Beberapa kriteria yang
dimaksud sebagai berikut:
1. Objek bidang tanah tidak terlihat jelas;
2. Tidak mengikuti batas alamiah;
3. Ukuran bidang yang tidak sesuai;
4. Pola tanam (HGU) atau pola bangunan (HGB);
5. Pola tanam yang sama pada area yang berbatasan langsung namun
bukan bagian dari HAT;
6. Hasil interpretasi jenis pemanfaatan yang belum terlihat jelas;
7. Belum ada informasi ada tidaknya kebun plasma;
8. Belum diketahui patok tanda batas terpasang/terpelihara atau
tidak, karena tidak terlihat dengan citra;
9. Bentuk upaya pemeliharaan lingkungan hidup tidak seluruhnya
terlihat dengan citra;
10. Jaringan jalan dan air dalam HGU tidak terlihat jelas terhubung
dengan perkampungan sekitar; dan/atau
11. Pola ruang tidak sesuai dengan peruntukan pemberian.
❖ Catatan (11)
Catatan berisi informasi penting terkait bidang tanah yang dipantau.
Lampiran 6. Format Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Pengawasan dan
Pengendalian Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

KOP SURAT

........................,.....................................20...
(1)

Nomor : (2)
Sifat :
Lampiran : (3)
Perihal : Surat Pemberitahuan

Kepada
Yth. (4)
(5)
Dalam rangka pengawasan dan pengendalian Hak Atas Tanah (HAT)
di………… (6), dengan ini diberitahukan kepada Saudara bahwa pada
tanggal …….. s/d…….. (7), kami akan melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap objek Hak …… (8) sebagai berikut:

Nama Pemegang Hak : …………..…………………………..…(9)


Nomor SK. Pemberian HAT : …………………………….…………..(10)
Jenis dan Nomor Sertipikat HAT : ……………………………..………….(11)
Luas Tanah : ………………………………HA/M2 (12)
Tanggal Berakhir Hak : ………………………………..……….(13)
Letak Tanah : ……………………………..………….(14)

Terkait dengan hal tersebut, diminta kepada Saudara untuk


menyiapkan salinan dokumen yang diperlukan sebagai berikut:
1. Surat Keputusan Pemberian/Perpanjangan Hak;
2. Sertipikat Hak Atas Tanah;
3. Gambar Situasi/Surat Ukur/Peta Bidang Tanah;
4. Akta Pendirian Badan hukum;
5. Proposal Permohonan Hak Atas Tanah;
6. Izin Lokasi, dan perizinan terkait lainnya;
7. Laporan Tahunan Pemanfaatan HAT;
8. Dokumen CSR (Corporate Sosial Responsibility);
9. Dokumen Plasma (Untuk HGU);
10. Peta Pemanfaatan Tanah;
11. Data pendukung lainnya.
Disamping menyiapkan dokumen sebagaimana tersebut di atas, dalam
rangka pelaksanaan pemantauan lapang di lokasi hak atas tanah, diminta
kepada Saudara untuk menyiapkan personil minimal yang mengetahui
secara pasti letak tanda batas bidang tanah, penguasaan dan pemanfaatan
tanah, serta personil minimal kepala bagian legal yang bertindak atas nama
direksi untuk menandatangi Berita Acara Pemantauan Lapang Kegiatan
Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah/DPAT.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, apabila surat pemberitahuan
ini telah sampai kepada Saudara, diharapkan dapat melapor dan
menghubungi …… (15).
Demikian untuk diketahui, atas perhatian dan kerjasamanya
diucapkan terima kasih.

…………………......(16)

Nama ..................(17)
NIP. (18)
Petunjuk Pengisian: Surat Pemberitahuan
1. Diisi dengan Tempat dan Tanggal Surat Pemberitahuan Dibuat
2. Diisi dengan Nomor Surat
3. Diisi dengan Jumlah Lampiran
4. Diisi dengan Pemegang Hak Atas Tanah atau Pemerintah
Desa/Kelurahan Setempat
5. Diisi dengan Alamat Pemegang Hak Atas Tanah atau
Pemerintah Desa/Kelurahan Setempat
6. Diisi dengan Unit Kerja
7. Diisi dengan Waktu Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian
8. Diisi dengan Jenis Hak
9. Diisi dengan Nama Pemegang Hak
10. Diisi dengan Nomor SK.Pemberian Hak Atas Tanah/DPAT
11. Diisi dengan Jenis dan Nomor Sertipikat Hak Atas Tanah/DPAT
12. Diisi dengan Luas Tanah
13. Diisi dengan Tanggal Berakhir Hak
14. Diisi dengan Letak Tanah
15. Diisi dengan Contact Person
16. Diisi dengan Nama Jabatan Kepala Unit Kerja
17. Diisi dengan Nama Pejabat yang Menandatangani Surat
Pemberitahuan
18. Diisi dengan NIP Pejabat yang Menandatangani Surat Pemberitahuan
Lampiran 7. Standar Data

STANDAR DATA

A. Skala Peta
Peta hasil pengawasan dan pengendalian menghasilkan peta
tematik yang menyajikan fakta-fakta pada saat dilakukan
pemantauan yaitu data penguasaan tanah, penggunaan tanah
seperti gedung, bangunan, perkebunan, sawah, tambang, dan
kesesuaian dengan penataan ruang. Untuk kebutuhan
pemantauan, input data diperoleh dari pengukuran dan pemetaan
kadastral (bidang hak atas tanah yang memiliki ketelitian peta
skala besar yaitu 1 : 1.000 – 1 : 2.500), maka pantauan
menghasilkan ketelitian data yang lebih rendah yaitu skala 1 :
5.000 – 1 : 10.000.
Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga analisis akan
mengolah data dalam ketelitian yang sama. Tahap perencanaan
dilakukan untuk menentukan objek pemantauan menggunakan
peta dasar (basemap) citra satelit yang sama dengan peta kerja ke
lapangan. Tahap pelaksanaan memerlukan alat pendukung
identifikasi objek yaitu GPS Handheld yang diketahui sudah sesuai
dengan ketelitian data dimaksud. Penggunaan data dan informasi
yang tepat yang dihasilkan dari tahap pelaksanaan hingga tahap
analisis menjadi sangat penting sebagai dasar dikeluarkannya
suatu kebijakan/rekomendasi.

B. Sistem Koordinat
Sistem koordinat pengelolaan data hasil pengawasan dan
pengendalian adalah geografis (lintang dan bujur) dengan datum
WGS 1984 dan proyeksi peta adalah Universal Transverse Mercator
(UTM).

C. Penyimpanan File
Penyimpanan file bertujuan untuk menyamakan seluruh
penyimpanan yang nantinya memudahkan dalam proses
inventarisasi dan dalam proses penyimpaan. Setiap file dibuat
dengan satuan per provinsi kemudian struktur direktori untuk
penyimpanan file dimulai dari nama kabupaten. Nama kabupaten
mempunyai sub direktori nama pemegang hak. Nama pemegang
hak dibagi menjadi beberapa sub direktori yaitu FOTO berupa foto
dokumentasi di lapangan, SCAN berisi data dokumen berupa
scanan seperti buku tanah dan lainnya, MXD berupa gabungan
data spasial dalam satuan layout peta, SHP berisi data shapefile,
dan ALBUM PETA yaitu peta hasil export shapefile.

Provinsi X
Kabupaten X
PT X HGU 00
ALBUM PETA
FOTO
MXD
Peta Penguasaan Tanah
Peta Penggunaan Tanah
Peta Kesesuaian Pemanfaatan Tanah dengan Rencana Tata Ruang
Peta Penguasaan Plasma
Peta Penggunaan Plasma
Peta Kesesuaian Pemanfaatan Plasma dengan Rencana Tata Ruang
SCAN
SHP

Gambar 1. Struktur Penyimpanan File

D. Penamaan Layer, Entitas, dan Field


Untuk mempermudah proses import kedalam sistem informasi
geografis, penamaan layer harus konsisten. Jika penamaan layer
dan tipe entitasnya tidak konsisten, maka logika pemrograman
dalam proses import sulit untuk diterapkan. Selain nama layer,
tipe entitas yang terdapat pada suatu layer juga harus sama.
Sebagai contoh, layer batas penguasaan tanah tidak boleh
memiliki entitas selain polygon. Hal ini dilakukan untuk menjamin
tidak ada kesalahan penempatan entitas pada suatu layer.
Standar penamaan layer dan entitas tersebut adalah sebagai
berikut:
Layer penguasaan tanah dalam format shapefile adalah

sebagai berikut:

Tabel 1. Penamaan Layer Penguasaan Tanah

Nama Tipe Kombinasi


Layer Entitas R,G,B
penguasaan Polygon -
penggunaan Polygon -
rtrw Polygon -
Pengisian atribut (field) peta dilakukan dengan mengisi database
file (.shp) sesuai pedoman pengisian yang telah distandarkan.
Tabel entitas layer penguasaan tanah kebun inti dan penguasaan
tanah plasma dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Entitas Penguasaan Tanah Kebun Inti


Nama Field Tipe Panjang Keterangan
Data Karakter
penguasaan Text 50 diisi: “Pemegang hak” atau
“Perorang” atau “Masyarakat”
atau “Badan Hukum” atau
“Pemerintah Daerah” atau {data
penguasaan lain}
Luas Double Precision:10 Calculate by GIS
Scale:3
Kesesuaian Text 1 Y/T

Tabel 3. Entitas Penguasaan Tanah Plasma


Nama Tipe Panjang Keterangan
Field Data Karakter
penguasaan Text 50 diisi: “Pemegang hak” atau
“Perorang” atau “Masyarakat”
atau “Badan Hukum” atau
“Pemerintah Daerah” atau {data
penguasaan lain}
Luas Double Precision:10 Calculate by GIS
Scale:3
Kesesuaian Text 1 Y/T
Pengisian data atribut kolom penguasaan disesuaikan dengan hasil
pemantauan dilapangan (contoh: terdapat poligon penguasaan masyarakat,
maka di isi “masyarakat”).
Kolom kesesuaian di isi berdasarkan kesesuaian penguasaan tanah, jika
tanah dikuasai oleh pemegang hak maka di isi huruf “Y”, sebaliknya jika
tanah dikuasai selain pemegang hak maka di isi dengan huruf “T”.

Tabel entitas layer penggunaan tanah kebun inti dan penggunaan tanah
plasma dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Entitas Penggunaan Tanah Kebun Inti


Nama Tipe Panjang Keteran
Field Data Karakter gan
penggunaan Text 50 diisi: “Kelapa Sawit” atau “Kebun
Karet” atau “Kebun Kopi” atau
“Emplasemen” atau “Pabrik” atau
“Tambang” atau
{data penggunaan lain}
Luas Double Precision:10 Calculate by GIS
Scale:3
Kesesuaian Text 1 Y/T
Tabel 5. Entitas Penggunaan Tanah Plasma
Nama Tipe Panjang Keterangan
Field Data Karakter
penggunaan Text 50 diisi: “Kelapa Sawit” atau “Kebun
Karet” atau “Kebun Kopi” atau
“Emplasemen” atau “Pabrik” atau
“Tambang” atau {data penggunaan
lain}
Luas Double Precision:10 Calculate by GIS
Scale:3
Kesesuaian Text 1 Y/T
Pengisian data atribut kolom penggunaan disesuaikan dengan hasil
pemantauan dilapangan (contoh: terdapat poligon penggunaan saat ini kebun
sawit, maka di isi “kelapa sawit”).
Kolom kesesuaian di isi berdasarkan kesesuaian penggunaan tanah saat ini
dengan peruntukan di Surat Keputusan Pemberian Hak, jika penggunaan
tanah telah sesuai maka di isi dengan huruf “Y”, sebaliknya jika tidak maka
di isi dengan huruf “T”.
Tabel entitas kesesuaian pemanfaatan tanah dengan rencana tata ruang dan
kesesuaian pemanfaatan plasma dengan rencana tata ruang dapat dilihat
pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Entitas Kesesuaian Pemanfaatan Tanah dengan Rencana Tata Ruang


Nama Tipe Panjang Keterangan
Field Data Karakter
rtrw Text 50 diisi: “Kawasan Perkebunan” atau
“Kawasan Hutan Lindung” atau “Kawasan
Industri” atau {data
kawasan lain}
Luas Double Precision:10 Calculate by GIS
Scale:3
Kesesuaian Text 1 Y/T

Tabel 7. Entitas Kesesuaian Pemanfaatan Plasma dengan Rencana Tata


Ruang
Nama Tipe Panjang Keterangan
Field Data Karakter
rtrw Text 50 diisi: “Kawasan Perkebunan” atau
“Kawasan Hutan Lindung” atau “Kawasan
Industri” atau {data
kawasan lain}
Luas Double Precision:10 Calculate by GIS
Scale:3
Kesesuaian Text 1 Y/T
Pengisian data atribut kolom RTRW disesuaikan dengan hasil
overlay dengan Peta RTRW Kabupaten/Kota (contoh: terdapat
poligon yang tumpang tindih terhadap Kawasan Hutan Lindung,
maka diisi “Kawasan Hutan Lindung”).
Kolom kesesuaian di isi berdasarkan kesesuaian pemanfaatan
terhadap Peta RTRW kabupaten/kota yang sedang berlaku.
Dikatakan sesuai jika dalam Surat Keputusan Pemberian Hak
diperuntukan untuk perkebunan kelapa sawit kemudian
bertampalan terhadap Kawasan Perkebunan pada Peta RTRW
kabupaten/kota, maka di isi huruf “Y”, sebaliknya jika
bertampalan dengan Kawasan selain perkebunan maka di isi
dengan huruf “T”.
Lampiran 8. Format Telaahan Staf Hasil Pengawasan dan Pengendalian Hak
Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

TELAAHAN STAF
TENTANG
HASIL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
HAK………(1) NOMOR .................... (2)
ATAS NAMA ................ (3)
YANG TERLETAK DI DESA …………………(4), KECAMATAN ............... (5),
KABUPATEN/KOTA ………….(6), PROVINSI (7)

I TELAAH STAF SEBAGAI DOKUMEN HASIL PEMANTAUAN


LAPANG
Telaah staf ini merupakan telaah yang disajikan oleh
petugas……………….(8), yang turun langsung ke lapangan
sebagaimana yang bertanda tangan pada lembar akhir telaah staf
ini. Telaah staf ini merupakan dokumen hasil monitoring,
evaluasi, dan pemantauan lapang yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya serta analisis dokumen
pendukung berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku oleh petugas setelah mempertimbangkan
aspek pengendalian dan pemantauan pertanahan, sehingga
rekomendasi yang diberikan oleh …………………….(9) terhindar
dari masalah dikemudian hari.

II DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104; Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 67; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4724);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 39 tahun 2014 tentang Perkebunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
308; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5613);
5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
245; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6573);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 59; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3696);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 45; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4385);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 89;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 8705);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun dan
Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 28; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6630);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Penertiban Kawasan dan Tanah Terlantar; (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 30; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6632);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2021 tentang
Penyelesaian Ketidaksesuaian Tata Ruang Kawasan Hutan,
Izin dan/atau Hak Atas Tanah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 87; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6655);
12. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 83);
13. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 84);
14. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 15 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Pelepasan Atau Pembatalan Hak Guna Usaha Atau Hak Pakai
Pada Lahan yang Terbakar;
15. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2019 tentang Izin
Lokasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
1085);
16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
17. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Pertimbangan Teknis Pertanahan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 331);
18. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1202);
19. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2022 tentang
Pelimpahan Kewenangan Penetapan Hak Atas Tanah dan
Kegiatan Pendaftaran Tanah.

III DATA SUBYEK DAN OBJEK

1. Subyek Hak :
a. Nama Pemegang Hak Atas Tanah ...........................(10)
b. Alamat ...................................................................(11)

2. Objek Hak :
a. Nomor, Tanggal SK : ……………(12)
b. Nomor, Tanggal Sertipikat : ……………(13)
c. Letak Tanah : ……………(14)
d. Luas Tanah : ……………(15)
e. Tanggal berakhir Hak : ……………(16)
f. Nomor, Tanggal Gambar Situasi/Surat : ……………(17)
Ukur
g. Peruntukan tanah berdasarkan SK Hak : ……………(18)
IV DATA PENDUKUNG (TERLAMPIR)

1. …………(19)
2. ………….
3. dan seterusnya

V HASIL PEMANTAUAN
Hasil Pemantauan Terhadap Pemegang HGU Nomor 00 atas nama
PT. X adalah sebagai berikut :
1. Bahwa berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor YY tanggal ZZ tentang
Pemberian Hak Guna Usaha Atas Nama PT. X, perolehan
tanah HGU dimaksud berasal dari tanah negara bebas atau
pemberian ganti kerugian kepada masyarakat;
2. Pemegang hak membuka tanahnya dengan cara mekanisasi
menggunakan alat berat;
Pemegang hak pernah membuka tanahnya dengan cara
mekanisasi menggunakan alat berat, namun tidak berlanjut
dengan kondisi tanah kembali menjadi semak;
Pemegang hak belum membuka tanahnya karena masih
berupa semak secara keseluruhan;
3. Bahwa, PT. X menguasai sebagian tanah HGU nomor 00
seluas ± … Ha dan sebagian dikuasai masyarakat seluas ± …
Ha. PT. X juga menguasai tanah diluar objek yang dipantau
seluas … Ha yang masih dalam pengurusan perizinan.
4. Bahwa HGU nomor 00 telah dimanfaatkan seluruhnya untuk
perkebunan kelapa sawit seluas ± … Ha dan fasilitas
pendukungnya berupa … seluas ± … Ha dan … seluas ± …
Ha;
Bahwa HGU Nomor 00 telah dimanfaatkan sebagian untuk
perkebunan kelapa sawit seluas ± … Ha dan fasilitas
pendukungnya berupa … seluas ± … Ha. Terdapat
penggunaan lain berupa kebun karet seluas ± … Ha, dan
kebun campur oleh masyarakat seluas ± … Ha;
Bahwa HGU Nomor 00 belum dimanfaatkan untuk
perkebunan kelapa sawit dengan kondisi penggunaan dan
pemanfaatan tanah berupa semak seluas ± … Ha, dan kebun
campur oleh masyarakat seluas ± … Ha. Pada areal yang
berupa semak, sebagian direncanakan digunakan sebagai
High Carbon Stock (HCS) seluas ± … Ha dan High
Conservation Value (HCV) seluas ± … Ha;
5. Bahwa pemegang hak belum mengusahakan sendiri atas
seluruh tanah Hak Guna Usahanya;
6. Bahwa pemegang hak telah memasang tanda batas berupa
pilar-pilar sebanyak 100 buah. Pemantauan atas
pemelirahaan tanda batas tersebut yang dilakukan secara
acak diketahui terdapat tanda batas yang hilang dan rusak.
Pada HGU nomor 00 terdapat batas alamiah berupa jalan dan
sungai. Bentuk pengamanan objek HGU 00 terhadap batas
pihak lain berupa pembangunan parit dan jalan yang
mengelilingi batas HGU tersebut;
7. Bahwa HGU Nomor 00 secara keseluruhan terletak pada
topografi datar dengan kemiringan 0-8%;
8. Bahwa pemegang hak tidak menutup akses jalan maupun air
kepada masyarakat sekitar. Adapun jalan yang dibuka secara
terbatas, menurut keterangan pemegang hak beralasan
untuk menjaga keamanan. Selain itu keberadaan
perkebunan ini pemegang hak menggunakan tenaga
masyarakat setempat sebagai karyawan tidak tetap atau
tenaga administrasi pada perkebunan tersebut;
9. Bahwa pemegang hak menjaga kesuburan tanahnya dengan
pemupukan secara berkala baik organik maupun anorganik
dan menanam tanaman kacang-kacangan. Pupuk organik
yang digunakan dengan memanfaatkan limbah sawit;
10. Bahwa di dalam areal HGU terdapat areal konservasi berupa
HCV sempadan sungai, hutan konservasi, dan lainnya;
11. Berdasarkan dokumen rekapitulasi data bantuan CSR PT. X,
pemegang hak telah melaksanakan kegiatan Coorporate
Social Responsibility (CSR) antara lain berupa bantuan
kegiatan keagamaan paskah, ramadan dan MTQ, bantuan
kegiatan perayaan adat, bantuan BBM solar untuk
penerangan kegiatan ibadah dan kegiatan sosial;
12. Bahwa pemegang HGU Nomor 00 belum melaksanakan
pembangunan kebun masyarakat sekitar (plasma) paling
sedikit 20% dari total luas HGU (jika telah melaksanakan
langsung sebut berapa luasnya, tanpa menyebut paling
sedikit 20%);
13. Bahwa pemegang hak telah menyediakan sarana dan
prasarana penanggulangan kebakaran hutan dan lahan
berupa apar, damkar, menara pantau dan telah dibentuk
satgas penanggulangan kebakaran lahan;
14. Pada HGU Nomor 00 terdapat permasalahan pertanahan berupa
sengketa, konflik, dan perkara (kalau ada) penguasaan tanah;
15. Bahwa pada bidang HGU Nomor 00 telah sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten …
Nomor YY Tahun ZZ tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten …
yaitu berada pada kawasan perkebunan seluas ± … Ha;
16. Bahwa pemegang HGU Nomor 00 belum menyampaikan laporan setiap
tahun mengenai penggunaan dan pemanfatan tanah kepada Kepala
Kantor Wilayah BPN Provinsi … dengan tembusan Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten … dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional;
17. dan seterusnya (20)

VI ANALISA PEMENUHAN KEWAJIBAN PEMEGANG HAT


1. Pemegang hak tidak menguasai secara fisik tanah Hak Guna Usahanya
secara keseluruhan sehingga terdapat penguasaan tanah oleh
masyarakat. Dengan demikian, pemegang hak tidak memenuhi
kewajiban atau persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 64 ayat (1),
dan Pasal 73 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Aatas Tanah;
2. Bahwa pemegang hak dalam membuka tanahnya dengan cara-cara yang
dibenarkan yaitu dengan cara mekanisasi menggunakan alat berat,
bukan pembakaran. Dengan demikian, pemegang hak telah memenuhi
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf m
Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor YY dan mematuhi
larangan sebagaimana diatur dalam Pasal 28 huruf c Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas
Tanah, Satuan Rumah Susun, serta persyaratan sebagaimana Pasal 64
ayat (1), dan Pasal 73 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Aatas Tanah;
3. Bahwa pemegang hak telah memperoleh HGU dimaksud lebih dari 2
(dua) tahun, namun belum melaksanakan usaha perkebunan dengan
memanfaatkan seluruh tanahnya sesuai peruntukan dan persyaratan
sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian haknya sebagai
perkebunan kelapa sawit. Dengan demikian, pemegang hak tidak
memenuhi kewajiban dan mematuhi larangan sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KEDUA huruf e Keputusan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor YY, Pasal 27 huruf a dan Pasal 28 huruf e Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas
Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah, serta Pasal 200
ayat (1) huruf d Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah;
4. Bahwa pemegang hak telah mengusahakan sendiri seluruh tanah guna
usaha dengan baik sesuai dengan kelayakan usaha berdasarkan kriteria
yang ditetapkan oleh instansi teknis. Dengan demikian, pemegang hak
tidak memenuhi kewajiban dan mematuhi larangan sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf f Keputusan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor YY dan diatur dalam Pasal 27 huruf b dan
Pasal 28 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang
Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
Pendaftaran Tanah;
5. Berdasarkan hasil pemantauan secara acak, tanda batas bidang tidak
terpasang dan terpelihara seluruhnya. Dengan demikian, pemegang hak
tidak memenuhi kewajiban dan larangan sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KEDUA huruf c Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor YY, dan Pasal 17 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah;
6. Bahwa pemegang hak belum menyediakan prasarana lingkungan dan
fasilitas tanah di sekitar lingkungan area HGU. Dengan demikian,
pemegang hak tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KEDUA huruf g Keputusan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor YY dan Pasal 27 huruf c Peraturan Pemerintah Nomor
18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah;
7. Bahwa pemegang hak tidak memelihara kesuburan tanahnya, mencegah
kerusakan dan menjaga kelestarian kemampuan lingkungan hidup.
Dengan demikian, pemegang hak tidak memenuhi kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf h Keputusan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor YY
dan dan diatur dalam Pasal 27 huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah
Susun, dan Pendaftaran Tanah;
8. Bahwa pemegang hak telah memberikan jalan keluar atau jalan air atau
kemudahan lain bagi pekarangan atau bidang tanah yang terkurung.
Dengan demikian, pemegang hak telah memenuhi kewajiban dan
mematuhi larangan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA
huruf b Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor YY, serta
Pasal 27 huruf e dan Pasal 28 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah
Susun, dan Pendaftaran Tanah;
9. Pemegang hak belum melakukan pengelolaan, pemeliharaan, dan
pengawasan serta mempertahankan fungsi kawasan konservasi bernilai
tinggi HCV, fungsi konservasi sempadan, serta konservasi lainnya.
Dengan demikian pemegang hak belum malaksanakan kewajiban
sebagaimana ketentuan Pasal 27 huruf f dan g Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah,
Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah, serta Pasal 64 ayat (1),
dan Pasal 73 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Aatas Tanah;
10. Bahwa pemegang hak telah melaksanakan kegiatan Coorporate Social
Responsibility (CSR) berdasarkan dokumen Laporan CSR PT. X Semester
I Tahun 2020. Dengan demikian, pemegang hak telah memenuhi
kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 74 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, serta persyaratan
sebagaimana Pasal 64 ayat (1), dan Pasal 73 ayat (1) Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18
Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas
Tanah;
11. Bahwa peruntukan tanah HGU telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten … Nomor YY
Tahun ZZ tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten … yaitu
berada pada kawasan perkebunan seluas ± … Ha. Dengan demikian,
tidak terdapat tumpang tindih atau ketidaksesuaian peruntukan antara
hak atas tanah dengan RTRW sebagaimana Pasal 12 Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2021 tentang Penyelesaian
Ketidaksesuaian Tata ruang, Kawasan Hutan, Izin, dan/atau Hak Atas
Tanah, dan pemegang hak telah memenuhi kewajiban sebagaimana
diatur dalam Pasal 27 huruf h Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun,
dan Pendaftaran Tanah;
12. Bahwa pemegang hak belum melaksanakan pembangunan kebun
plasma bagi masyarakat sekitar 20% dari total luas HGU. Dengan
demikian, pemegang hak tidak memenuhi kewajiban sebagaimana diatur
dalam Pasal 27 huruf i Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021
tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
Pendaftaran Tanah, serta persyaratan sebagaimana Pasal 64 ayat (1),
Pasal 73 ayat (1), dan Pasal 82 Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah;
13. Bahwa pemegang hak tidak menyediakan sarana dan prasarana
pengendalian kebakaran sebagaimana diatur dalam Pasal 13, Pasal 14,
dan Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 tentang
Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang
Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan atau Lahan, serta persyaratan
sebagaimana Pasal 64 ayat (1), Pasal 73 ayat (1), dan Pasal 200 ayat (1)
huruf g Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah;
14. Bahwa pemegang hak belum menyampaikan laporan setiap tahun
mengenai penggunaan dan pemanfatannya kepada Kepala Kantor
Wilayah BPN Provinsi …. dengan tembusan Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten …. dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional. Dengan demikian, pemegang hak tidak memenuhi
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf f
Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor YY dan Pasal 27
huruf j Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran
Tanah;
15. dan seterusnya...........(21)

VII KESIMPULAN DAN SARAN REKOMENDASI


Berdasarkan hasil pemantauan dan analisa terhadap HGU Nomor
00/Kabupaten … atas nama PT. X seluas …… Ha terletak di Desa …,
Kecamatan …, Kabupaten …, Provinsi …, dapat disimpulkan dan
selanjutnya direkomendasikan hal- hal sebagai berikut:
1. Kesimpulan
a. Pemegang hak telah memenuhi kewajiban dan mematuhi larangan
sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan pemberian
haknya maupun berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku yaitu:
1) Membuka tanahnya dengan cara-cara yang dibenarkan yaitu
dengan cara mekanisasi menggunakan alat berat, bukan
pembakaran;
2) Mengusahakan sendiri seluruh tanah HGU dengan baik sesuai
dengan baik sesuai dengan kelayakan usaha berdasarkan
kriteria yang ditetapkan oleh instansi teknis;
3) Memberikan jalan keluar atau jalan air atau kemudahan lain
bagi pekarangan atau bidang tanah yang terkurung;
4) Melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR)
bagi masyarakat sekitar;
5) Tidak terdapat tumpang tindih atau ketidaksesuaian
peruntukan antara hak atas tanah dengan RTRW.

b. Pemegang hak tidak melaksanakan kewajiban dan mematuhi


larangan sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan
pemberian haknya maupun berdasarkan peraturan perundangan
yang berlaku yaitu:
1) Menguasai seluruh bidang yang diberikan HGU;
2) Melaksanakan usaha …. sesuai peruntukannya dalam waktu
2 (dua) tahun sejak diberikan hak, dan tidak menelantarkan
tanahnya;
3) Memasang dan memelihara seluruh tanda batas bidang tanah;
4) Membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan
fasilitas tanah;
5) Memelihara kesuburan tanahnya, mencegah kerusakan dan
menjaga kelestarian kemampuan lingkungan hidup;
6) Melakukan pengelolaan, pemeliharaan, dan pengawasan serta
mempertahankan fungsi kawasan konservasi bernilai tinggi
HCV, fungsi konservasi sempadan, serta konservasi lainnya;
7) Memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat sekitar
(plasma) sesuai ketentuan yang berlaku yaitu paling sedikit
20% dari luas HGU atau ± …. Ha;
8) Mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan serta
menyediakan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran
lahan;
9) Menyampaikan laporan setiap akhir tahun mengenai
penggunaan dan pemanfaatan HGU kepada Kepala Kantor
Wilayah BPN Provinsi …. dengan tembusan Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten …. dan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
2. Saran Rekomendasi
a. Pemegang hak agar segera memenuhi kewajiban sebagai
berikut:
1) Terhadap penguasaan tanah oleh pihak lain di dalam area
HGU dengan bukti alas hak yang sah maka bidang/bagian
bidang tanah tersebut dapat di enclave melalui proses
pelepasan/perpanjangan/pembaruan hak dan selanjutnya
dapat dipertimbangkan untuk diberikan hak
2) Terhadap penguasaan dan pemanfaatan tanah yang
melebihi batas hak, dikenakan sanksi denda sebesar …..
berdasarkan …. Selanjutnya untuk menjamin kepastian
hukum tanah tersebut wajib didaftarkan hak nya
3) Terhadap pemanfaatan tanah yang tidak sesuai dengan
peruntukan pemberian hak nya wajib dilakukan izin
perubahan komoditi untuk menjamin kepastian hukum
pemanfaatannya
4) Terhadap tanah yang tidak dimanfaatkan
sebagian/seluruhnya dilakukan enclave melalui proses
pelepasan/perpanjangan/pembaruan hak, atau dievaluasi
sebagai bagian dari penertiban tanah terlantar agar tanah
menjadi produktif kembali
5) ............................................................................................
6) ............................................................................................
7) ............................................................................................
8) Dst.
b. Menyampaikan rencana dan melaporkan perkembangan
pemenuhan kewajiban sebagaimana dimaksud pada huruf a
kepada … (22) cq. … (23) dengan tembusan kepada Kepala
Kantor Wilayah BPN Provinsi … dan Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten …, serta melalui email … (24).

Lembar Pengesahan Kantor Pertanahan/Kantor Wilayah/Pusat

………………….,…………………………….. (25)

Yang Membuat Telaah Staf

Petugas Pemantau Petugas Pemantau

ttd ttd

Nama Nama
NIP. NIP.
Petunjuk Pengisian Telaahan Staf:
1. Diisi jenis hak atas tanah
2. Diisi nomor hak atas tanah
3. Diisi nama pemegang hak atas tanah
4. Diisi nama desa/kelurahan letak lokasi objek pemantauan
5. Diisi nama kecamatan letak lokasi objek pemantauan
6. Diisi nama kota/kabupaten letak lokasi objek pemantauan
7. Diisi nama provinsi letak lokasi objek pemantauan
8. Diisi nama unit kerja
9. Diisi nama jabatan unit kerja
10. Diisi nama pemegang hak atas tanah
11. Diisi alamat pemegang hak atas tanah
12. Diisi nomor dan tanggal surat keputusan hak
13. Diisi nomor hak atas tanah/Kabupaten dan tanggal sertipikat hak
14. Diisi letak hak atas tanah
15. Diisi luas hak atas tanah
16. Diisi sesuai tanggal berakhirnya hak
17. Diisi nomor dan tanggal surat ukur/gambar situasi/peta bidang tanah
18. Diisi sesuai peruntukan sebagaimana tecantum dalam surat
keputusan
19. Diisi data pendukung kegiatan pengawasan dan pengendalian hak
atas tanah
20. Hal-hal yang diamati dalam pelaksanaan pemantauan lapang antara
lain: penguasaan tanah, tanda batas, pemanfaatan dan penggunaan
tanah, pelaksanaan fungsi sosial tanah, pemeliharaan lingkungan
hidup, permasalahan tanah, kesesuaian RTRW, dan lainnya
21. Diisi analisa terkait kewajiban pemenuhan hak sebagaimana dalam
peraturan perundangan yang berlaku dan surat keputusan
pemberian hak atas tanah
22. Diisi nama unit kerja
23. Diisi nama unit kerja
24. Diisi email resmi unit kerja
25. Diisi tempat dan tanggal pembuatan telaah staf
Lampiran 9. Format Lembar Kendali Hasil Pengawasan dan Pengendalian
Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

LEMBAR KENDALI
HASIL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
HAK………(1) NOMOR .................... (2)
ATAS NAMA ................ (3)
YANG TERLETAK DI DESA …………………(4), KECAMATAN ............... (5),
KOTA ………….(6), PROVINSI .......... (7)

Hasil (8)
Hal yang Tidak
No Di Luar Ket (9)
dipantau Seluruhnya Sebagian Sama
Hak
Sekali
1. Penguasaan tanah

Hal yang Hasil (8)


No Ket (9)
dipantau Sesuai Tidak
2. Kesesuaian
pemanfaatan
tanah dengan
peruntukan dalam
Keputusan
pemberian haknya

3. Kesesuaian
pemanfaatan
tanah dengan
peruntukan RTRW

4. Kesesuaian data
hasil pemantauan
dengan data di
KKP dan sertipikat
/surat ukur

Hasil (8)
Sudah
Hal yang Telah
No namun Belum Ket (9)
dipantau mencapai
belum dibangun
20%
20%
5. Pelaksanaan
pembangunan
plasma
Hasil (8)
Hal yang Belum
No Ket (9)
dipantau Seluruhnya Sebagian sama
sekali
6. Pemeliharaan
tanda batas dan
pengamanan
tanah

Hal yang Hasil (8)


No Ket (9)
dipantau Ya Tidak
7. Pelaksanaan
fungsi sosial
8. Pelaksanaan
pemeliharaan
lingkungan hidup
9. Ketersediaan
sarana dan
prasarana
pengendalian
kebakaran lahan
pada area HGU

Petunjuk Pengisian Lembar Kendali:


1. Diisi jenis hak atas tanah
2. Diisi nomor hak atas tanah
3. Diisi nama pemegang hak atas tanah
4. Diisi nama desa/kelurahan letak lokasi objek pemantauan
5. Diisi nama kecamatan letak lokasi objek pemantauan
6. Diisi nama kota/kabupaten letak lokasi objek pemantauan
7. Diisi nama provinsi letak lokasi objek pemantauan
8. Diisi hasil pemantauan (√)
9. Diisi keterangan tambahan lainnya
Lampiran 10. Format Peta Hasil Pemantauan
a. Format Peta Penguasaan Tanah
b. Format Peta Kesesuaian Pemanfaatan Tanah dengan Peruntukan Pemberian Hak
c. Format Peta Kesesuaian Peruntukan Pemberian Hak dengan Rencana Tata Ruang
d. Format Peta Hak Atas Tanah Terhadap Kawasan Hutan
e. Format Peta Plasma
PETUNJUK PENGGAMBARAN LAYOUT PETA HASIL
PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAK ATAS TANAH/DASAR
PENGUASAAN ATAS TANAH

A. Ukuran Peta
Peta Kesesuaian Pemanfaatan Plasma Ruang dengan Rencana Tata
Ruang Hasil Pengendalian HAT dibuat dalam format kertas A3 dengan
ukuran sebagai berikut:
1. Bidang gambar 30 cm x 42 cm;
2. Jarak bidang gambar ke garis tepi peta adalah 1cm;
3. Jarak bidang gambar dengan kolom keterangan adalah 1cm;
4. Lebar kolom keterangan adalah 8 cm;
5. Jarak kolom keterangan ke garis tepi peta adalah 1 cm.
Dalam hal tidak tersedia kertas A3, maka peta dapat dibuat pada format
kertas A4.

B. Petunjuk Pengisian Kolom Keterangan Peta


❖ Judul Peta
a. Penulisan Judul Peta
Judul Peta ditulis dengan huruf kapital dan diisi sesuai dengan
tema peta yang dibuat.
b. Jenis dan Nomor Hak Atas Tanah (1)
Jenis dan Nomor Hak Atas Tanah diisi dengan jenis dan nomor
Hak Atas Tanah sesuai dengan lokasi tanah yang dilakukan
monitoring.
Misalnya : - Tanah yang berasal dari HGB Nomor 1, maka pada
angka (1)
ditulis “Hak Guna Bangunan Nomor 1”.
- Tanah yang berasal dari DPAT, sebagai contoh Ijin
Lokasi, nomor 1/Pem.2/IV/2011 maka pada angka
(1) ditulis “ Ijin Lokasi Nomor 1/Pem.2/IV/2011”.
c. Pemegang Hak Atas Tanah (2)
Diisi sesuai dengan nama lengkap pemegang hak atas tanah yang
tercantum dalam Sertipikat/SK Pemberian Hak Atas Tanah atau
Buku Tanah, baik perseorangan ataupun badan hukum.
❖ Skala Peta
a. Skala Angka (3)
Skala angka diisi dengan angka penyebut skala peta yang
digunakan untuk memetakan bidang tanah yang sesuai atau tidak
sesuai peruntukan dengan menyesuaikan bidang peta ukuran 30
cm x 42 cm pada kertas A3.
Misalnya skala peta yang digunakan adalah 1:10.000, 1:25.000,
1:50.000, dan seterusnya.
b. Skala Grafis (4)
Setiap ruas skala grafis di peta memiliki panjang tertentu dimana
panjang ruas dari angka 0 ke kiri adalah 1 cm, dan panjang ruas
dari angka 0 ke kanan adalah 2 cm. Pada setiap ruas skala grafis,
bagian atasnya diisi dengan angka bulat yang menunjukkan
ukuran bidang tanah yang sebenarnya di lapangan yang mewakili
ruas garis 1 cm, 2 cm dan kelipatannya sesuai dengan skala angka
sebagaimana yang tertulis pada huruf a, serta di ujung kanan
dituliskan satuan ukurannya (menyesuaikan area yang dilakukan
monitoring).

❖ Letak Tanah
b. Provinsi (5)
Provinsi diisi sesuai dengan nama provinsi letak tanah yang
dipantau dan dievaluasi.
c. Kabupaten/Kota (6)
Kabupaten/Kota diisi dengan menuliskan nama Kabupaten/Kota
letak objek tanahnya. Apabila terdapat Kabupaten dan Kota
memiliki nama yang sama, maka penulisan wilayah administrasi
kabupaten hanya dituliskan nama kabupatennya saja. Sedangkan
penulisan wilayah administrasi kota, diawali dengan kata “Kota”
sebelum nama kota tersebut. Misalnya:
- Penulisan Kabupaten Semarang
Kab/Kota : Semarang
- Penulisan Kota Semarang
Kab/Kota : Kota Semarang
d. Kecamatan (7)
Kecamatan diisi sesuai dengan nama kecamatan letak objek
tanahnya
e. Desa/Kelurahan (8)
Desa/Kelurahan diisi dengan menuliskan salah satu saja yaitu
“Desa” atau “Kelurahan” dan di belakangnya dituliskan nama
Desa/Kelurahan letak tanah yang dilakukan monitoring.
❖ Petunjuk Lembar Peta (9)
Pada Indeks Peta digambarkan lembar peta yang menunjukkan posisi
relatif objek tanah pada lembar peta dengan memberikan garis tebal
pada lembar yang memuat objek tanah tersebut. Posisi relatif tanah
tersebut digambarkan pada peta Kabupaten/Kota, dan ditambahkan
label nama Kabupaten/Kota letak objek tanah tersebut dan juga label
nama Kabupaten/Kota yang berbatasan langsung.
❖ Legenda (10)
Legenda berisi informasi mengenai keterangan
pewaranaan/pengarsiran pada peta. Pada Peta Penguasaan Tanah
Hasil Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah keterangan yang
perlu dimuat adalah:
a. Batas Kabupaten/Kota (disertai label nama Kabupaten/Kota yang
berbatasan langsung)
b. Batas Kecamatan (disertai label nama Kecamatan yang berbatasan
langsung)
c. Batas Desa/Kelurahan (disertai label nama Desa/Kelurahan yang
berbatasan langsung)
d. Jalan Arteri/Kolektor
e. Sungai Besar/Permanen
f. Penggambaran simbol batas bidang HAT yang dilakukan
pengawasan dan pengendalian menggunakan Style “Boundary
National” dari ESRI pada ArcMap dengan outline color berwarna
“Solar Yellow”

Keterangan yang dimuat disesuaikan dengan kondisi tanah saat


dilakukan pemantauan dan evaluasi. Pewarnaan/pengarsiran yang
ditampilkan pada masing-masing peta perlu dibedakan menurut
keterangannya.
g. Penguasaan tanah yang dibagi menjadi:
- Penguasaan tanah oleh pemegang hak yang sesuai dengan
sertipikat/SK pemberian HAT beserta luasannya dalam satuan
Hektar;
- Penguasaan tanah oleh pemegang hak yang di luar sertipikat/SK
pemberian HAT beserta luasannya dalam satuan Hektar;
- Tanah dikuasai pihak lain (masyarakat) beserta luasannya dalam
satuan Hektar;
- Tanah dikuasai pihak lain (badan hukum) beserta luasannya
dalam satuan Hektar;
- Tanah dikuasai pihak lain (perorangan) beserta luasannya dalam
satuan Hektar.

h. Pemanfaatan Tanah dibagi menjadi:


- Pemanfaatan tanah sesuai peruntukkan dengan luasan total,
beserta penjabaran jenis pemanfaatan dan luasannya masing-
masing dalam satuan Hektar;
- Pemanfaatan tanah tidak sesuai peruntukkan dengan luasan
total, beserta penjabaran jenis pemanfaatan saat pemantauan
dan luasannya masing-masing dalam satuan Hektar;
- Tanah belum dimanfaatkan beserta luasannya dalam satuan
Hektar.
i. Kesesuaian Pemanfaatan Tanah dengan Rencana Tata Ruang dibagi
menjadi:
- Pemanfaatan tanah sesuai rencana tata ruang dengan luasan
total, beserta jenis peruntukkan tata ruang dan luasannya
masing-masing dalam satuan Hektar;
- Pemanfaatan tanah tidak sesuai rencana tata ruang dengan
luasan total, beserta jenis peruntukkan tata ruang dan
luasannya masing-masing dalam satuan Hektar.
j. Untuk Peta Kebun Plasma HGU mengikuti poin f-h sesuai dengan
tema masing-masing peta.
k. Jika lokasi Kebun Plasma bersebelahan dengan HGU Inti, maka
bidang HGU ditampilkan dalam peta;
l. Jika lokasi Kebun Plasma jauh dari HGU Inti, bidang HGU tidak
perlu ditampilkan dalam peta
❖ Unit Kerja Pembuat Peta (11) dan Alamat Unit Kerja (12)
Kolom Instansi Pembuat Peta diisi dengan menuliskan instansi
pembuat dengan huruf kapital semua yaitu, “KEMENTERIAN
AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL”,
kemudian di bawahnya diisikan nama unit kerja (11) dan alamat unit
kerja (12), dengan menyertakan logo instansi (BPN RI) di sebelah kiri
tulisan.
❖ Nama Kegiatan (13) dan Tahun Pelaksanaan Kegiatan (14)
Kolom nama kegitan diisi dengan nama kegiatan yang akan dilampiri
dengan Peta tersebut, dalam hal ini adalah Kegiatan Pemantauan dan
Evaluasi Hak Atas Tanah.
❖ Tanda Tangan Petugas dan Pejabat yang Berwenang
a. Petugas Pembuat Peta
Kolom petugas pembuat peta diisi dengan tanggal pembuatan peta
(15), tanda tangan, nama lengkap (16), dan NIP pembuat peta (17).
b. Pejabat Pemeriksa Peta
Kolom pejabat pemeriksa peta diisi dengan tanggal pemeriksaan
peta (18), tanda tangan, nama lengkap (19), dan NIP pejabat
pemeriksa peta (20).
c. Pejabat yang Berwenang Mengesahkan Peta
Kolom pejabat yang berwenang mengesahkan peta diisi dengan
tanggal pengesahan peta (21), Direktur/Kepala unit kerja (22),
tanda tangan, nama lengkap pejabat (23) dan NIP yang
mengesahkan peta (24).
❖ Sumber Peta (25)
Kolom sumber peta diisi dengan sumber data spasial yang
ditampilkan dalam peta. Sumber peta diurutkan dengan nomor 1, 2,
3 dst. sesuai dengan banyaknya sumber peta yang digunakan.
Lampiran 11. Format Penilaian

STANDAR PENILAIAN

1. Penguasaan Tanah
Pemantauan penguasaan tanah dilakukan untuk mengidentifikasi
penguasaan dalam bidang hak atas tanah. Adapun klasifikasi
penilaian terhadap penguasaan tanah dibagi menjadi 5 (lima) yaitu:
a. Dikuasai seluruhnya oleh pemegang hak, yaitu seluruh bidang
telah dikuasai oleh pemegang hak dan tidak terdapat penguasaan
oleh pihak lain, bobot yang diberikan yaitu 15;
b. Dikuasai sebagian ≥ 80% apabila bidang hak atas tanah telah
dikuasai pemegang hak sebesar 80% hingga kurang dari 100% dari
luas hak atas tanah yang diberikan, bobot yang diberikan 10;
c. Dikuasai sebagian < 80% apabila bidang hak atas tanah telah
dikuasai pemegang hak kurang dari 80% dari luas hak atas tanah
yang diberikan, bobot yang diberikan 5;
d. Penguasaan melebihi batas bidang hak atas tanah, namun
sedang diproses untuk didaftarkan, apabila terdapat indikasi
penguasaan tanah melebihi batas bidang hak oleh pemegang hak
namun sudah ada upaya untuk memproses tanahnya untuk
didaftarkan, bobot yang diberikan yaitu 5;
e. Tidak seluruhnya, apabila bidang hak atas tanah seluruhnya tidak
dikuasai pemegang hak, bobot yang diberikan yaitu 0;
f. Penguasaan melebihi batas bidang hak atas tanah, apabila
terdapat indikasi penguasaan tanah melebihi batas bidang hak oleh
pemegang hak, bobot yang diberikan yaitu 0;

2. Penilaian kesesuaian pemanfaatan Tanah dengan peruntukan


dalam Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah
Penilaian kesesuaian pemanfaatan bidang tanah dengan peruntukan
bertujuan untuk mengukur pelaksanaan kewajiban pemegang hak
untuk memanfaatkan bidang tanahnya sesuai dengan peruntukan
sebagaimana tertuang dalam Keputusan Pemberian Hak Atas
Tanah. Adapun klasifikasi penilaian terhadap kesesuaian
pemanfaatan tanah dengan peruntukan dibagi menjadi 4 (empat)
kriteria yaitu:
a. Sesuai seluruhnya, apabila pemegang hak telah memanfaatkan
tanahnya sesuai dengan peruntukan secara keseluruhan
sebagaimana tertuang dalam Keputusan Pemberian Hak Atas
Tanah, bobot yang diberikan 15;
b. Sesuai sebagian ≥ 80%, apabila pemegang hak telah memanfaatkan
tanahnya sesuai dengan peruntukan seluas 80% hingga kurang dari
100% dari luas hak atas tanah sebagaimana tertuang dalam
Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah, bobot yang diberikan 10;
c. Sesuai sebagian < 80%, apabila pemegang hak telah
memanfaatkan tanahnya sesuai dengan peruntukan namun masih
kurang dari 80% luas hak atas tanah sebagaimana tertuang dalam
Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah, bobot yang diberikan 5;
d. Tidak sesuai seluruhnya, apabila pemegang hak tidak
memanfaatkan tanahnya sesuai dengan peruntukan secara
keseluruhan sebagaimana tertuang dalam Keputusan Pemberian
Hak Atas Tanah, bobot yang diberikan 0.

3. Pelaksanaan Pembangunan Kebun Plasma


Pemantauan terhadap pelaksanaan pembangunan kebun
plasma/kebun masyarakat dilakukan terhadap HGU perkebunan
dengan luas lebih dari 250 Hektar dengan subyek hak berupa
badan hukum. Hal ini dituangkan dalam Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18
Tahun 2021 bahwa pemegang hak memiliki kewajiban membangun
kebun plasma paling sedikit 20% dari luas tanah yang dimohon
HGU dalam bentuk kemitraan. Adapun klasifikasi penilaian
terhadap pelaksanaan pembangunan kebun plasma dibagi menjadi
5 (lima) yaitu:
a. Telah membangun kebun plasma seluas 20% atau tidak
memiliki kewajiban plasma, apabila pemegang hak telah
melaksanakan kewajiban plasma seluas 20% dari luas bidang yang
dikuasai atau tidak memiliki kewajiban plasma, bobot yang
diberikan yaitu 15;
b. Telah membangun plasma seluas 20% dalam bentuk kemitraan,
apabila pemegang hak sudah memiliki plasma namun dalam
bentuk kemitraan, bobot yang diberikan yaitu 10;
c. Telah membangun kebun plasma seluas < 20%, apabila pemegang
hak sudah membangun kebun plasma namun belum mencapai 20%
dari luas tanah yang dikuasai, bobot yang diberikan yaitu 5;
d. Telah membangun plasma < 20% dalam bentuk kemitraan,
apabila pemegang hak sudah memiliki plasama dalam bentuk
kemitraan namun belum mencapai 20% dari luas tanah yang
dikuasai, bobot yang diberikan yaitu 3;
e. Belum membangun plasma, apabila pemegang hak belum
melaksanakan plasma sama sekali, bobot yang diberikan yaitu 0.

4. Pemeliharaan dan Pengamanan Batas Tanah


Pemantauan terhadap pemeliharaan dan pengamanan batas tanah
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemegang hak telah
melaksanakan kewajibannya untuk mengamankan tanahnya.
Bentuk pengamanan batas tanah dapat berupa parit keliling, patok,
maupun pos penjaga. Adapun klasifikasi penilaian terhadap
pemeliharaan dan pengamanan batas tanah dibagi menjadi 3 (tiga)
yaitu:
a. Dibangun dan dipelihara seluruhnya, apabila pemegang hak telah
membangun dan memelihara bentuk pengaman batas tanahnya,
bobot yang diberikan yaitu 10;
b. Dibangun namun tidak dipelihara, apabila pemegang hak sudah
membangun bentuk pengamanan batas tanah namun tidak
dipelihara, bobot yang diberikan yaitu 5;
c. Tidak sama sekali, apabila pemegang hak belum membangun
bentuk pengamanan batas tanahnya, bobot yang diberikan yaitu 0;

5. Kesediaan Pemegang Hak (Kooperatif) Dilaksanakan Pemantauan


Dan Evaluasi Pada Objek Hak Atas Tanah
Pemantauan ini dilakukan untuk menilai kesediaan pemegang hak
saat dilaksanakan pemantauan dan evaluasi objek HAT. Penilaian
ini didasarkan pada kesediaan pemegang hak, apakah menerima
dan bersikap kooperatif terhadap pelaksanaan pemantauan objek
HAT. Adapun klasifikasi penilaian terhadap kesediaan pemegang
hak saat dilaksanakan pemantauan dan evaluasi objek HAT dibagi
menjadi 3 (tiga) yaitu:
a. Bersedia dan kooperatif, apabila pemegang hak bersedia untuk
dilaksanakan pemantauan dan evaluasi objek HAT serta bersikap
kooperatif selama pelaksanaan pemantauan, bobot yang diberikan
yaitu 10;
b. Bersedia namun tidak kooperatif, apabila pemegang hak bersedia
untuk dilaksanakan pemantauan dan evaluasi objek HAT namun
kurang kooperatif dalam penyediaan dokumen yang dibutuhkan
oleh petugas, bobot yang diberikan yaitu 5;
c. Tidak bersedia dilaksanakan pemantauan, apabila pemegang hak
tidak bersedia untuk dilaksanakan pemantauan dan evaluasi objek
HAT, bobot yang diberikan yaitu 0.

6. Pelaksanaan Fungsi Sosial


Pemantauan pelaksanaan fungsi sosial bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana pemegang hak memenuhi kewajiban melaksanakan
fungsi sosial yang tertuang di dalam peraturan yang berlaku.
Fungsi sosial yang dimaksud diantaranya terkait Corporate Social
Responsibility (CSR) dan akses jalan maupun air. Adapun
klasifikasi penilaian terhadap pelaksanaan fungsi sosial dibagi
menjadi 3 (tiga) yaitu:
a. Melaksanakan CSR dan tidak menutup akses jalan dan air,
apabila pemegang hak melaksanakan CSR dan tidak menutup
akses jalan dan air, bobot yang diberikan yaitu 5;
b. Melaksanakan CSR atau tidak menutup sebagian akses jalan dan
air, apabila pemegang hak hanya melaksanakan salah satu fungsi
sosial, bobot yang diberikan yaitu 3;
c. Tidak melaksanakan CSR dan menutup akses jalan dan air,
apabila pemegang hak tidak melaksanakan CSR dan menutup
akses jalan dan air, bobot yang diberikan yaitu 0.

7. Pemeliharaan Konservasi Bernilai Tinggi (High Conservation


Value)
Pemantauan pemeliharaan Konservasi Bernilai Tinggi bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pemegang hak melaksanakan
kewajibannya dalam memelihara areal konservasi yang berada di
dalam bidang HGU yang diberikan. Adapun klasifikasi penilaian
terhadap pemeliharaan Konservasi Bernilai Tinggi dibagi menjadi 5
(lima) yaitu:
a. Apabila pemegang hak memiliki Konservasi Bernilai Tinggi yang
dibuktikan dengan kelengkapan dokumen teknis, dan telah
memeliharanya dengan baik, bobot yang diberikan yaitu 5;
b. Apabila pemegang hak tidak memiliki Konservasi Bernilai Tinggi
pada bidang HGU yang diberikan sehingga tidak memiliki kewajiban
untuk memeliharanya, bobot yang diberikan yaitu 5;
c. Apabila pemegang hak memiliki Konservasi Bernilai Tinggi tanpa
didukung dokumen teknis, tetapi telah memeliharanya dengan baik,
bobot yang diberikan yaitu 3;
d. Apabila pemegang hak memiliki Konservasi Bernilai Tinggi yang
dibuktikan dengan kelengkapan dokumen, namun tidak dipelihara
dengan baik, bobot yang diberikan yaitu 2;
e. Apabila pemegang hak memiliki Konservasi Bernilai Tinggi tanpa
didukung dokumen teknis dan tidak dipelihara, bobot yang
diberikan yaitu 0.
8. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pengendalian Kebakaran
Lahan
Pemantauan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pengendalian
Kebakaran Lahan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
pemegang hak melaksanakan kewajibannya dalam hal pencegahan
dan pengendalian kebakaran lahan melalui penyediaan sarana dan
prasarana yang diperlukan. Adapun klasifikasi penilaian
ketersediaan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran lahan
dibagi menjadi 4 (empat) yaitu:
a. Apabila pemegang hak sudah menyediakan sarana prasarana dan
satgas pemadam kebakaran, bobot yang diberikan yaitu 5;
b. Apabila pemegang hak sudah menyediakan sarana prasarana
namun belum terdapat satgas pemadam kebakaran, bobot yang
diberikan yaitu 4;
c. Apabila pemegang hak sudah menyediakan satgas pemadam
kebakaran namun sarana prasarana belum lengkap, bobot yang
diberikan yaitu 3;
d. Apabila pemegang hak belum menyediakan sarana prasarana dan
satgas pemadam kebakaran, bobot yang diberikan yaitu 0.

9. Menyampaikan Laporan Tahunan Mengenai Penggunaan Hak


Guna Usaha
Pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemegang hak
telah melaksanakan kewajibannya untuk membuat laporan
tahunan terkait pemanfaatan Hak Guna Usaha yang dikelolanya.
Adapun klasifikasi penilaian terhadap laporan tahunan
pemanfaatan dibagi menjadi 4 (empat) yaitu:
a. Apabila pemegang hak telah membuat laporan tahunan kepada
Kantor Pertanahan setempat dan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional, bobot yang diberikan yaitu 5;
b. Apabila pemegang hak telah membuat laporan tahunan kepada
Kantor Pertanahan setempat, bobot yang diberikan yaitu 4;
c. Apabila pemegang hak telah membuat laporan tahunan, namun
ditujukan kepada instansi lain, bobot yang diberikan yaitu 3;
d. Apabila pemegang hak belum melaksanakan laporan tahunan sama
sekali, bobot yang diberikan yaitu 0.

10. Penilaian kesesuaian hak atas tanah dengan kawasan hutan


Penilaian kesesuaian hak atas tanah dengan kawasan hutan bertujuan
untuk mengidentifikasi posisi bidang hak atas tanah terhadap
kawasan hutan. Adapun klasifikasi penilaian terhadap kesesuaian
hak atas tanah dengan Kawasan Hutan dibagi menjadi 4 (empat)
kriteria yaitu:
a. Sesuai seluruhnya, apabila bidang objek pemantauan secara
keseluruhan tidak berada di dalam kawasan hutan, bobot yang
diberikan 5;
b. Sesuai sebagian ≥ 80%, apabila bidang objek pemantauan tidak
berada di dalam kawasan hutan seluas 80% hingga kurang dari
100% luas hak atas tanah yang diberikan, bobot yang diberikan 4;
c. Sesuai sebagian < 80%, apabila bidang objek pemantauan tidak
berada di dalam kawasan hutan seluas kurang dari 80% luas hak
atas tanah yang diberikan, bobot yang diberikan 2;
d. Tidak sesuai seluruhnya, apabila seluruh bidang yang dikuasai
berada di dalam Kawasan hutan, bobot yang diberikan 0.

11. Penilaian kesesuaian hak atas tanah dengan Rencana Tata Ruang
Penilaian kesesuaian hak atas tanah dengan Rencana Tata Ruang
bertujuan untuk mengidentifikasi kesesuaian peruntukan hak atas
tanah dengan Rencana Tata Ruang yang berlaku. Rencana Tata
Ruang yang digunakan adalah Rencana Tata Ruang dalam skala
yang paling besar yang telah terbit pada wilayah hak atas tanah
yang dipantau. Adapun klasifikasi penilaian terhadap kesesuaian
hak atas tanah dengan Rencana Tata Ruang dibagi menjadi 4
(empat) kriteria yaitu:
a. Sesuai seluruhnya, apabila bidang objek pemantauan secara
keseluruhan sudah sesuai dengan RTRW Kabupaten, bobot yang
diberikan 5;
b. Sesuai sebagian ≥ 80%, apabila kesesuaian hak atas tanah dengan
RTRW Kabupaten seluas 80% hingga kurang dari 100% luas hak
atas tanah yang diberikan, bobot yang diberikan 4;
c. Sesuai sebagian < 80%, apabila kesesuaian hak atas tanah dengan
RTRW Kabupaten seluas kurang dari 80% luas hak atas tanah yang
diberikan, bobot yang diberikan 2;
d. Tidak sesuai seluruhnya, apabila seluruh bidang yang dikuasai
tidak sesuai dengan peruntukan RTRW Kabupaten, bobot yang
diberikan 0.

12. Penyelesaian Permasalahan Hak Atas Tanah


Pemantauan terhadap penyelesaian permasalahan lahan bertujuan
untuk mengetahui apakah terdapat permasalahan pada bidang
HAT yang dipantau serta upaya apa yang telah ditempuh oleh
pemegang hak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Adapun klasifikasi penilaian terhadap penyelesaian permasalahan
lahan dibagi menjadi 4 (empat) yaitu:
a. Apabila terdapat permasalahan pada hak atas tanah dan telah ada
bentuk penyelesaian yang dilakukan oleh pemegang hak atau tidak
ada permasalahan pada hak atas tanah, bobot yang diberikan 5;
b. Apabila terdapat permasalahan pada hak atas tanah dan telah ada
upaya penyelesaian namun belum ada bentuk penyelesaian, bobot
yang diberikan 3;
c. Apabila terdapat permasalahan pada hak atas tanah namun tidak
ada upaya apapun dari pemegang hak untuk menyelesaikan
masalahnya, bobot yang diberikan 0.
KLASIFIKASI PENILAIAN
1. SANGAT BAIK / KELAS A (BOBOT > 80)
2. BAIK / KELAS B (BOBOT >70 – 80)
3. CUKUP / KELAS C (BOBOT > 50 – 70)
4. BURUK / KELAS D (BOBOT ≤ 50)
Lampiran 12. Format Surat Rekomendasi

KOP SURAT

.......,..................................
(1)

Nomor : (2)
Sifat : Penting
Lampiran : (3)
Perihal : Rekomendasi

Kepada Yth. (4)

Berdasarkan hasil kegiatan pengawasan dan pengendalian hak atas


tanah pada bidang tanah HGU Nomor 00 seluas … Ha, atas nama PT. … (5)
yang terletak di … (6) (peta terlampir), terdapat kewajiban Saudara selaku
pemegang HGU dimaksud yang belum dipenuhi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yaitu:
1. Terdapat penguasaan dan pemanfaatan oleh pihak lain di dalam area Hak
Guna Usaha;
2. Terdapat penguasaan dan pemanfaatan melebihi batas hak;
3. Pemegang hak tidak mendaftarkan perubahan komoditas tanah Hak
Guna Usaha kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten …;
4. Bahwa pemegang hak tidak memanfaatkan sebagian/seluruh Hak Guna
Usaha sesuai peruntukannya dalam waktu 2 (dua) tahun sejak diberikan
hak dan terindikasi menelantarkan tanahnya;
…… (7)
Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai Pasal 27 dan Pasal 28
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak
Atas Tanah, Satuan Rumah Susun dan Pendaftaran Tanah, Pasal 12
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2021 tentang Penyelesaian
Ketidaksesuaian Tata Ruang Kawasan Hutan, Izin dan/atau Hak Atas Tanah,
Pasal 64, Pasal 73, Pasal 82, dan Pasal 200 Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 tahun 2021 tentang
Pengaturan dan Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah,
dan Pasal 18 s.d. 23 Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, dengan ini kami sampaikan
teguran kepada Saudara agar segera melaksanakan kewajiban yang belum
terpenuhi dengan rekomendasi sebagai berikut:
1. Terhadap penguasaan tanah oleh pihak lain di dalam area HGU dengan
bukti alas hak yang sah maka bidang/bagian bidang tanah tersebut dapat
di enclave melalui proses pelepasan/perpanjangan/pembaruan hak dan
selanjutnya dapat dipertimbangkan untuk diberikan hak
2. Terhadap penguasaan dan pemanfaatan tanah yang melebihi batas hak,
dikenakan sanksi denda sebesar ….. berdasarkan …. Selanjutnya untuk
menjamin kepastian hukum tanah tersebut wajib didaftarkan hak nya
3. Terhadap pemanfaatan tanah yang tidak sesuai dengan peruntukan
pemberian hak nya wajib dilakukan izin perubahan komoditi untuk
menjamin kepastian hukum pemanfaatannya
4. Terhadap tanah yang tidak dimanfaatkan sebagian/seluruhnya
dilakukan enclave melalui proses pelepasan/perpanjangan/pembaruan
hak, atau dievaluasi sebagai bagian dari penertiban tanah terlantar agar
tanah menjadi produktif kembali
5. ..............................................................................................................
6. .............................................................................................................
7. ..............................................................................................................
8. Dst
….. (8)

Apabila Saudara tidak mengindahkan rekomendasi sebagaimana


dimaksud pada angka … sampai dengan angka … (9), maka akan dilakukan
penertiban melalui mekanisme yang diatur dalam peraturan perundangan
yang berlaku.

Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya

…………………......(10)

Nama .................(11)
NIP. (12)

Tembusan:
……………… (13)
Petunjuk Pengisian: Surat Rekomendasi
1. Diisi dengan tempat dan tanggal surat pemberitahuan dibuat
2. Diisi dengan nomor surat
3. Diisi dengan jumlah lampiran
4. Diisi dengan nama dan alamat pemegang hak atas tanah
5. Diisi dengan Jenis Hak, Nomor Hak, Luas Hak dan disesuaikan
dengan bidang hak yang dilakukan pengawasan dan
pengendalian (HAT)
6. Diisi dengan Lokasi Bidang hak atas tanah yang terdiri dari Desa,
Kecamatan dan Kabupaten
7. Diisi dengan daftar kewajiban yang belum dilakukan/pelanggaran yang
dilakukan oleh pemegang hak sesuai dengan yang tercantum pada
Petunjuk Teknis Pengendalian HAT
8. Diisi dengan daftar rekomendasi sesuai dengan kewajiban yang belum
dilakukan/pelanggaran yang dilakukan oleh pemegang hak sesuai dengan
yang tercantum pada Petunjuk Teknis Pengendalian HAT
9. Diisi dengan nomor poin daftar pelanggaran
10. Diisi dengan jabatan pejabat yang menandatangani
11. Diisi dengan nama pejabat yang menandatangani
12. Diisi dengan NIP pejabat yang menandatangani
13. Diisi dengan nama unit kerja yang ditujukan
Lampiran 13. Format Tabulasi Hasil Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas/Dasar Penguasaan Atas Tanah

TABULASI HASIL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAK ATAS/DASAR PENGUASAAN ATAS TANAH

PENGUASAAN TANAH PEMANFAATAN TANAH KESESUAIAN RTRW KAWASAN HUTAN


PENGUASAAN
MELEBIHI BATAS Tidak Sesuai PLASMA
Penguasaan Pemegang Sesuai Peruntukan Indikasi Tidak Sesuai Masuk Kawasan Di luar Kawasan Penyesuaian
Penguasaan Pihak Lain HAK Peruntukan Sesuai RTRW
Hak Pemberian Hak RTRW Hutan Hutan Perubahan
KABUPATE PERUNTU Pemberian Hak Penertiba Revisi
NO PEMEGANG HAK NO SK HGU NO HAK TANGGAL SK LUAS (Ha) Batas pemanfaata Revisi
N KAN n Tanah Kawasan
Penguasaan Plasma Kawasan n tanah RTRW
Penguasaan Penguasaan Sisa plasma Terlantar Hutan
Pemegang yang Hutan dengan
Pihak Lain Pihak Lain Jumlah Jumlah Jumlah yang belum Jumlah Luas Jumlah Jumlah Jumlah
Hak Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) belum Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) RTRW
Seluruhnya Sebagian (Bidang) (Bidang) (Bidang) dibangun 20% (Bidang) (Ha) (Bidang) (Bidang) (Bidang)
Seluruhnya dibangun
(Bidang) (Bidang) (Bidang)
(Bidang) (Bidang)
Petunjuk Pengisian Tabulasi Hasil Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas/
Dasar Penguasaan Atas Tanah:
Tabel diisi dengan :
a. Kolom 1 diisi No. Urut,
b. Kolom 2 diisi Nama Pemegang Hak Atas Tanah/DPAT,
c. Kolom 3 diisi Nomor SK Hak Atas Tanah/DPAT;
d. Kolom 4 diisi Nomor Hak Atas Tanah/DPAT,
e. Kolom 5 diisi dengan Tanggal SK Hak Atas Tanah/DPAT;
f. Kolom 6 diisi Letak Bidang Tanah (Kabupaten/Kota),
g. Kolom 7 diisi Luas Hak Atas Tanah/DPAT dalam satuan hektar (ha),
h. Kolom 8 diisi Peruntukan Sesuai Surat Keputusan Pemberian Hak Atas
Tanah/DPAT,
i. Kolom 9 diisi Jumlah Bidang Penguasaan Pemegang Hak Seluruhnya,
j. Kolom 10 diisi Luas Tanah yang dikuasai oleh Pemegang Hak Seluruhnya
dalam satuan hektar (ha),
k. Kolom 11 diisi Jumlah Bidang Penguasaan Pihak Lain Seluruhnya,
l. Kolom 12 diisi Jumlah Bidang Penguasaan Pihak Lain Sebagian,
m. Kolom 13 diisi Luas Tanah yang Dikuasai oleh Pihak Lain dalam Satuan
Hektar (ha),
n. Kolom 14 diisi Luas Tanah yang Dikuasai oleh Pihak Lain dalam Satuan
Hektar (ha),
o. Kolom 15 diisi Jumlah Bidang yang Melebihi Batas Hak,
p. Kolom 16 diisi Luas Tanah yang Dikuasai Pemegang Hak Melebihi Batas
Hak dalam Satuan Hektar (ha),
q. Kolom 17 diisi Jumlah Bidang yang Sesuai Peruntukan Pemberian Hak,
r. Kolom 18 diisi Luas Tanah yang Sesuai Peruntukan Pemberian Hak dalam
Satuan Hektar (ha),
s. Kolom 19 diisi Jumlah Bidang yang Tidak Sesuai Peruntukan Pemberian
Hak,
t. Kolom 20 diisi Luas Tanah yang Tidak Sesuai Peruntukan Pemberian Hak
dalam Satuan Hektar (ha),
u. Kolom 21 diisi Jumlah Bidang HGU yang Plasmanya Belum Dibangun,
v. Kolom 22 diisi Luas Plasma yang Belum Dibangun dalam satuan hektar (ha),
w. Kolom 23 diisi Jumlah Bidang HGU yang Plasmanya belum dibangun 20 %,
x. Kolom 24 diisi Luas Plasmanya belum dibangun 20 % dalam satuan hektar
(ha),
y. Kolom 25 diisi Jumlah Bidang yang Sesuai RTRW;
z. Kolom 26 diisi Luas Tanah yang Sesuai RTRW dalam satuan hektar (ha),
aa. Kolom 27 diisi Jumlah Bidang yang Tidak Sesuai RTRW;
bb. Kolom 28 diisi Luas Tanah yang Tidak Sesuai RTRW dalam satuan hektar
(ha),
cc. Kolom 29 diisi Rekomendasi Penertiban Tanah Terlantar jika Terdapat
Pemanfaatan Tanah yang Tidak Sesuai dengan Peruntukan Hak Atas
Tanah/DPAT dalam satuan hektar (ha),
dd. Kolom 30 diisi Rekomendasi Perubahan Kawasan Hutan dalam satuan
hektar (ha),
ee. Kolom 31 diisi Rekomendasi Penyesuaian Pemanfaatan Tanah dengan
RTRW dalam satuan hektar (ha),
ff. Kolom 32 diisi Rekomendasi Revisi RTRW dalam satuan hektar (ha),
gg. Kolom 33 diisi Rekomendasi Revisi Kawasan Hutan dalam satuan hektar
(ha)
Lampiran 14. Format Laporan Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Hak
Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah

LAPORAN KEGIATAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN


HAK ATAS TANAH PADA DIREKTORAT/KANWIL BPN PROVINSI..../
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA.... TAHUN....

I. PENDAHULUAN
Berisi tentang dasar pelaksanaan kegiatan Pengawasan dan
Pengendalian Hak Atas Tanah.
II. DASAR HUKUM
Berisi tentang peraturan-peraturan yang menjadi acuan dalam
melaksanakan kegiatan ini.
III. MAKSUD DAN TUJUAN
Berisi tentang maksud dilakukannya kegiatan ini serta tujuan kegiatan
Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah.
IV. RUANG LINGKUP
Berisi tentang batasan-batasan yang ada pada kegiatan ini, termasuk
kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan.
V. OBJEK
Berisi tentang deskripsi objek yang akan dilakukan pada kegiatan
Pengawasan dan Pengendalian Hak Atas Tanah. Deskripsi meliputi:
1. Nama Pemegang Hak
2. Nomor Hak
3. Letak, luas ojyek
4. Informasi penting lainnya yang dianggap penting.
VI. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. PERSIAPAN
Berisi tentang penyiapan bahan (data tekstual dan spasial), petugas
yang akan melaksanakan kegiatan ini, dan penetapan objek/lokasi
pelaksanaan kegiatan.
2. PEMANTAUAN INDIKATIF
Berisi tentang pemantauan indikatif yang dilakukan dengan
intepretasi citra satelit.
3. PEMANTAUAN DEFINITIF
Berisi tentang survei lapang. Survei lapang dilakukan untuk
memastikan keakuratan intepretasi citra satelit
4. PENGOLAHAN DATA
Berisi hal-hal apa saja yang dilakukan untuk mengolah data hasil
pemantauan.
5. ANALISIS
Berisi analisis data tekstual dan spasial
6. KLARIFIKASI
Berisi permintaan keterangan kepada pemegang hak dan unit kerja
dan/atau instansi tekait
7. PENYUSUNAN PERTIMBANGAN/REKOMENDASI
Berisi pertimbangan/rekomendasi yang akan disampaikan kepada
pemegang dan/atau unit kerja terkait
8. TARGET WAKTU DAN ANGGARAN
Berisi waktu pelaksanaan kegiatan Pengawasan dan Pengendalian
Hak Atas Tanah mulai dari Persiapan sampai dengan Pelaporan,
serta serapan anggaran kegiatan ini.
VII. HASIL YANG DICAPAI
Berisi hasil pemantauan lapang dalam bentuk tekstual dan spasial
berupa peta penguasaan tanah, peta kesesuaian pamanfaatan tanah,
peta kesesuaian pemanfaatan tanah dengan Rencana Tata Ruang dan
peta penguasaan plasma, peta kesesuaian pamanfaatan plasma, peta
kesesuaian pemanfaatan plasma dengan Rencana Tata Ruang.
VIII. PENUTUP
Berisi kesimpulan berdasarkan hasil evaluasi dan saran tindak lanjut
atas objek dimaksud.
IX. LAMPIRAN
Berisi tabel dan peta.
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN HAT/DPAT 34

Anda mungkin juga menyukai