Anda di halaman 1dari 4

2.

Makna ekstrinsik: berdasarkan


kemungkinannya untuk merujuk
secara ekstra-musikal, karakteristik
musik dapat dibedakan menjadi tiga
ranah makna yang utama, yaitu:

 ranah spasio-temporal (the spacio-temporal field),


 ranah kinetis (the kinetic field), dan
 ranah afektif (the affective field).
Ranah makna spasio-temporal: musik adalah pengalaman tentang
waktu karena hakikatnya sebagai seni yang mewaktu, mengalir
seturut waktu; sementara pengalaman tentang ruang dalam musik
dapat dialami melalui tubuh.

Ranah makna kinetik: terdapat kaitan langsung antara pola-pola


ritme dan melodi dengan pola-pola gestur dan gerak yang menyertai
tindakan (bergoyang dan menari). Struktur bunyi musikal dapat
diterjemahkan melalui tubuh (embodied).

Ranah makna afektif: kondisi-kondisi emosional (sedih, tegang,


santai, putus asa, bahagia, gembira, dst.) dapat diekspresikan
melalui musik. Dengan kata lain, pengalaman afektif adalah paling
mendasar bagi bahasa ekspresif musik.
Retorika Musik

1. Peniruan Bunyi

“The Four Seasons” (Vivaldi)


– ikon bunyi (sound iconism atau onomatope); diagram: pergeseran
atau pergantian musim demi musim; makna emosional: kesunyian,
gairah, semangat, dll.

“A Day Without Rain” (Enya)


– ikon bunyi; makna emosional: kesepian.

“Gangga” (Dewa Budjana)


– ikon bunyi; indeks identitas kultural (India); metafora: pengalaman
religius tertentu; makna emosional: damai, tenang.
2. Makna Asosiatif

“Mannhattan Temple” (Dewa Budjana)


– indeks geografis dan identitas etnis (Bali); metonimi (pura > Bali).

“Indonesia Raya” (lagu kebangsaan Indonesia, W.R. Soepratman)


– simbol bagi nasionalitas.
Genre musik dangdut
– simbol identitas kelas sosial.
Musik angklung (Sunda)
– simbol etnisitas dan metonimi bagi kebudayaan Sunda.

Lagu-lagu mars
– simbol kelompok militer; diagram: pola langkah/derap kaki; indeks
bagi semangat (perjuangan).

Anda mungkin juga menyukai