UTILITAS
3.1. Penyediaan Air
Dalam penyediaan air, kebutuhan air di PG Cinta Manis terbagi menjadi 3
keperluan yaitu air boiler, air proses dan air sanitasi. Sumber air yang digunakan
berasal dari sungai ogan yang jarak nya tidak terlalu jauh dari lokasi pabrik.
Dalam pengolahan air baku tersebut terdapat 4 bagian utama dalam pengolahan
yaitu water treatment unit, proses aerasi,sedimentasi, filtrasi, dan Water Softener.
a. Water Treatment Unit
Water treatment ini dilakukan sistem reuse, recycle dan recovery. Ada
beberapa sistem pengadaan air untuk mencukupi kebutuhan PG Cinta Manis
dalam kegiatan industrinya yaitu Air Sungai dan Air Kondesat. Sumber air yang
digunakan berasal dari sungai Ogan. Air sungai ogan dipompakan ke tangki
netralasi pH terlebih dahulu dengan bahan kapur (CaCO3) dan kaporit (Ca(ClO)2)
sebagai penjernih. Pada tahap netralisasi pH dilakukan pengadukan untuk
mencampurkan kaporit dan kapur.
b. Proses Aerasi
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan gas-gas beracun seperti metan,
H2S, CO2, dll dengan mengontakkan udara dengan air baku agar kandungan zat
besi dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada
dalam udara.
c. Sedimentasi
Pada unit ini terjadi proses koagulasi dimana air diproses dengan
menambahkan zat kimia tawas dan terjadi proses flokulasi. Pada proses ini,
partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air digumpalkan menjadi partikel-
partikel yang berukuran lebih besar (flok) sehingga dapat mengendap dengan
sendirinya (karena gravitasi) dan masuk ke tahap sedimentasi dimana partikel-
partikel flok tersebut mengendap secara alami di dasar penampungan karena
massa jenisnya lebih besar dari unsur air.
d. Filtrasi
19
20
kepentingan perumahan yang ada di area pabrik gula Distrik Cinta Manis yang
dapat dilihat pada gambar 3.2.
DIESEL GENERATOR
A B
Perumahan
550 KVA
TURBIN GENERATOR
Gambar 3.2. Skema pemakaian tenaga listrik
(sumber: Tata Usaha Distrik Cinta Manis, 2020)
Udara Masuk
Gambar 3.3 Skema Proses Produksi Steam
(sumber: Tata Usaha Distrik Cinta Manis, 2020)
a. Ruang Bakar
24
Yaitu tempat terjadinya pembakaran ampas dan minyak atau bahana bakar
lain. Suhu didalam ruang bakar berkisar 750oc tergantung dari zat kering dari
bahan bakar. Untuk mendapatkan suhu ruang bakar yang tinggi perlu pengaturan
keseimbangan antara hembusan udara bakar oleh FDF dan tarikan sisa gas asap
oleh IDF. Untuk pembuangan abu masing – masing boiler menggunakan dumping
grate dan traveling stroke yang langsung membersihkan sisa pembakaran agar
tidak menganggu proses pembakaran.
b. Dust Collector (Penangkap Debu)
Fungsi dari peralatan ini yaitu untuk menangkap debu sebelum gas asap
keluar dari cerobong agar tidak terjadi nya polusi udara pada lingkungan, dimana
debu yang kasar atau berat akan dipaksa melakukan pusaran sehingga butiran –
butiran abu akan terhempas kedinding dan tergelincir ke bawah dan jatuh ke ash
conveyor sambil di spray dengan air dan butiran – butiran abu halus akan jatuh ke
talang bersama air lalu ke penampungan abu.
c. Forced Draf Fan (FDF)
Digunakan untuk menarik udara luar guna dihembuskan ke dalam ruang
bakar melalui sisi – sisi yang digunakan untuk menghembuskan bahan bakar
ampas agar menyebar merata ke dalam ruang bakar sehingga pembakaran lebih
sempurna. Besar kecilnya udara yang dimasukkan diatur dengan bukaan damper.
d. Induced Draf Fan (IDF)
Berfungsi untuk menarik gas asap hasil pembakaran dari ruang bakar agar
bergerak melalui celah pipa – pipa air sehingga terjadi tarikan didalam ruang
bakar. Untuk menjaga tarikan agar didapatkan sesuai yang diharapkan maka ada
pengaturan bukaan damper atau pengaturan putaran dari penggeraknya.
e. Superheater
Superheater digunakan untuk memanaskan saturated steam hingga menjadi
superheated steam. Saturated steam dipanaskan lebih lanjut karena uap masih
mengandung air yang berbahaya bagi turbin.
f. Baggase Feeder
Digunakan sebagai pengumpan ampas agar masuknya ampas ke dalam ruang
bakar secara kontinue dan merata. Pemasukan ampas menggunakan rotary valve
dengan mengatur bukaan pintu/damper ampas.
25
1. Limbah Padat
PT. Perkebunan Nusantara VII Distrik Cinta Manis sebagai pabrik penghasil
gula kristal putih tentu memiliki limbah padat sebagai hasil samping dalam proses
produksinya. Limbah padat yang dihasilkan tidak dibiarkan begitu saja sehingga
dapat mencemari lingkungan sekitar. Namun limbah padat yang dihasilkan berupa
abu boiler dan blotong dilakukan penumpukan sebagai tahap pengolahan menjadi
bahan-bahan pembuatan pupuk kompos yang nantinya akan digunakan untuk
pupuk tebu pada musim tanam tiba. Selain itu terdapat limbah padat lain
dihasilkan yaitu sebagai berikut:
a. Blotong
Blotong merupakan limbah padat yang dihasilkan dari proses
pemisahan nira tapis dengan filtratnya pada stasiun pemurnian. Selanjutnya
blotong ini diolah menjadi pupuk kompos untuk penanaman di lahan.
b. Ampas Tebu
Ampas tebu atau bagasse merupakan hasil samping dari proses
penggilingan tebu pada stasiun mill. Selanjutnya ampas ini digunakan sebagai
bahan bakar utama pada boiler.
c. Abu
26
2. Limbah Cair
Pada limbah cair ini terdapat 2 klasifikasi yaitu limbah cair yang termasuk
polutan dan non polutan. Polutan adalah limbah yang harus diolah dahulu sebelum
akhirnya dibuang ke lingkungan yaitu air tumpahan nira kental. Sedangkan non
polutan adalah limbah yang dapat langsung dibuang ke lingkungan tanpa harus
ada perlakuan khusus sebelumnya yaitu air kondensat dari kondenser dan vaccum
pan. Untuk limbah non polutan digunakan proses sirkulasi. Jadi air kondensat
tersebut dipompakan ke kolam penampungan agar terjadi penurunan suhu yang
selanjutnya kembali digunakan untuk air injeksi.
Ada 12 kolam yang terdapat pada Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL). Kolam ini terdiri dari titik inlet, oil trap I, kolam penyangga, oil trap II,
kolam pengendap, kolam anaerob, kolam fakultatif, kolam aerob, kolam uji, dan
titik outlet. Diharapkan air limbah yang telah melalui proses IPAL memiliki pH
yang netral agar dapat dilepas atau dialirkan ke lingkungan.
3. Limbah Gas
PT. Perkebunan Nusantara VII Distrik Cinta Manis memiliki beberapa
sumber gas yang dapat mencemari lingkungan, sumber limbah gas ini terdiri dari
2 cerobong boiler, 2 cerobong sulfur tank, dan 4 cerobong generator setting
(Genset) dengan penyempurnaan gas scrubber. Penanganan limbah gas pada
cerobong boiler dilakukan dengan penggunaan alat dust collector yang terpasang
didalam tabung pemisah abu, pasir, dan gas sisa pembakaran yang berbentuk
seperti cyclone. Dust collector berfungsi untuk menangkap debu pembakaran
yang terdiri dari abu dan pasir yang dihisap oleh Induce Fan sehingga jatuh pada
rantai dan tidak terbawa oleh gas pembakaran yang di lepas atau dihembus ke
udara oleh Force Draf Fan. sehingga gas pembakaran yang dilepas tidak
mencemari lingkungan dan mengurangi penurunan kualitas udara serta partikulat.
Debu pembakaran yang berupa abu dan pasir yang jatuh pada rantai kemudian
27
diberi air siraman yang berfungsi untuk menggumpalkan abu dan pasir sehingga
dapat dibawa menuju belt conveyor yang akan ditampung oleh truk penampung.
Selain itu juga dilakukan uji keamanan gas buang atau yang dihasilkan
secara berkala yaitu 2 kali uji dalam 1 tahun. Uji ini dilakukan dengan
menggunakan alat pengukur khusus cemaran gas atau udara. Pada setiap cerobong
pembuangan gas pada boiler, sulfur tank, dan generator setting terdapat lubang
untuk memasukkan alat tersebut guna mengambil sampel gas buang yang
dihasilkan. Sehingga dapat terukur cemaran gas yang dihasilkan.
4. Limbah B3
Pada PT. Perkebunan Nusantara VII Distrik Cinta Manis tidak terdapat
pengolahan limbah B3 tetapi hanya penyimpanan saja dengan waktu tinggal 180
hari. Selanjutnya limbah yang bersumber dari oli bekas dari turbin atau
generator ,aki bekas dari alat berat dan alat angkut ini akan dibawa ke badan
lingkungan hidup untuk selanjutnya diolah.