PENDAHULUAN
Latar Belakang
PT Lotte Chemical Titan Nusantara merupakan salah satu perusahaan yang
menggunakan boiler berbahan bakar batubara dalam proses produksinya. Air yang
digunakan dalam proses ini menggunakan air dari demineralizer, yaitu air yang telah
dimurnikan dan dihilangkan kandungan mineralnya, dan batu bara sebagai bahan
bakarnya.
Untuk menghasilkan steam tidak terlepas dari kemampuan boiler sebagai alat
proses untuk memanaskan air menjadi steam. Uap tersebut kemudian digunakan
untuk memanaskan reaktor di PT Lotte Chemical Titan Nusantara.
Performa boiler dalam proses dapat berpengaruh besar terhadap keseluruhan
proses dalam sistem proses produksi. Boiler yang beroperasi dengan efisiensi rendah
mengakibatkan pemborosan energi dan konsumsi bahan bakar, dan hasilnya tidak
ideal. Ada banyak faktor yang menyebabkan efisiensi menjadi rendah salah satunya
dapat berkaitan dengan peralatan, bahan bakar ataupun hal lain di luar sistem boiler.
Tujuan
Tujuan dalam penyusunan tugas khusus ini untuk menganalisis dan
membandingkan efisiensi boiler batubara pada data aktual dengan desain di PT Lotte
Chemical Titan Nusantara dengan menggunakan metode tak langsung.
Ruang Lingkup
Parameter efisiensi boiler batubara terletak pada banyaknya energi panas
yang dapat dihasilkan dari proses pembakaran. Energi panas yang dihasilkan dapat
berkurang disebabkan buruknya pembakaran dan kualitas bahan bakar, adanya kerak
pada permukaan alat penukar panas serta buruknya operasi dan pemeliharaan pada
boiler.
154
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Boiler
Boiler adalah bejana tertutup di mana panas pembakaran dialirkan ke air
sampai terbentuk uap atau steam. Uap atau steam pada tekanan tertentu kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang
fleksibel, murah untuk dijadikan media mengalirkan panas ke suatu proses.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Sistem bahan
bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan
bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.
Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam disebut air umpan.
Dua sumber air umpan adalah:
1. Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses.
2. Air make up (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari
luar ruang boiler dan plant proses.
Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer
untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.
Selain itu, dapat pula digunakan jacket pada boiler batubara sehingga mengurangi
heat loss yang dihasilkan boiler.
155
Pengertian Batubara
Batubara diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama yaitu antracit, bituminous,
dan lignit, meskipun tidak ada jenis pembatasan diantaranya. Pengelompokan lebih
lanjut adalah semiantracit, semi-bituminous, dan su-bituminious. Antracit merupakan
jenis batubara tertua jika dilihat dari sudut pandangan geologi, yang merupakan
batubara keras, tersusun dari komponen utama karbon dengan sedikit kandungan
bahan yang mudah menguap dan hampir tidak berkadar air. Lignit batubara termuda
dilihat dari sudut pandangan geologi. Batubara ini merupakan batubara lunak yang
tersusun terutama dari bahan yang mudah menguap dan kandungan air dengan kadar
fixed carbon yang rendah. Fixed carbon merupakan karbon dalam keadaan bebas,
tidak bergabung dengan elemen lain. Bahan yang mudah menguap merupakan bahan
yang mudah terbakar yang menguap apabila batubara dipanaskan. Komposisi
kimiawi batubara berpengaruh kuat pada daya pembakarannya. Sifat-sifat batubara
secara luas diklasifikasikan ke dalam sifat fisik dan sifat kimia.
Bagian-Bagian Boiler
1. Bagian Utama Boiler
Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk
satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya:
a. Furnace
Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar.
Beberapa bagian dari furnace diantaranya, yaitu refractory, ruang
perapian, burner, exhaust for flue gas, charge and discharge door.
Ruang bakar atau lorong api ini digunakan untuk memanaskan air.
Api yang dihasilkan adalah hasil pengabutan dari bahan bakar,
udara dan bahan lain yaitu batubara serta dengan bantuan
elektroda untuk penyalaan awal. Api yang dihasilkan tersebut
dihembuskan ke seluruh lorong api oleh motor blower dan
melewati pipa-pipa api sampai terjadi proses penguapan.
159
b. Steam Drum
Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan
pembangkitan steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated
steam). Tangki atau drum sering disebut juga badan ketel uap
yaitu tempat beroperasinya ketel uap di dalamnya terdapat
instrumen-instrumen yang menjalankan proses pemindah panas
seperti lorong api dan pipa api, dalam badan ketel inilah sejumlah
air ditampung untuk dipanaskan.
c. Super Heater
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap
dikirim melalui main steam pipe dan siap untuk memanaskan
reaktor pada saat start up atau menjalankan proses industri
lainnya.
e. Fire Tube
Fire tube atau pipa api adalah pipa-pipa dengan berdiameter 55
mm yang jumlahnya mencapai 1.062 buah yang fungsinya untuk
menguapkan air.
f. Burner
Burner yaitu perangkat dari ketel uap yang berfungsi menyemprot
bahan bakar ke dalam ruang pembakaran sehingga pembakaran
mudah terjadi.
g. Chimney (Cerobong Asap)
Cerobong asap berfungsi untuk membuang asap sisa reaksi
pembakaran yang terjadi di dalam boiler dengan tujuan
menyalurkan gas asap bekas supaya tidak mengotori atau
mengganggu lingkungan sekitar. Di dalam cerobong asap ini
terdapat water spray yang fungsinya untuk menyemprotkan air di
dalam cerobong supaya abu dari sisa pembakaran jatuh ke bawah
dan mengalir ke bak sedimen.
h. Economizer
Ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan air dari air
yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air umpan
baru sebelum masuk ke dalam ketel. Economizer terdiri dari pipa-
pipa air yang ditempatkan pada lintasan gas asap sebelum
meninggalkan ketel. Gas asap yang akan melewati cerobong
temperaturnya masih cukup tinggi sehingga merupakan kerugian
panas yang besar bila gas asap tersebut langsung dibuang lewat
cerobong. Gas asap yang masih panas ini yang akan dimanfaatkan
untuk memanaskan air isian ketel.
162
Keterangan:
1. Wet Ash
2. Bottom Ash
3. BlowDown
4. Fly Ash
5. Chimney
Q x(hg−hf ) x 100
Efisiensi Boiler( ɳ)=
q x GCV
Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode
langsung adalah:
1. Jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) dalam kg/jam
2. Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (q) dalam kg/jam
3. Tekanan kerja (dalam kg/jam) dan suhu lewatt panas(oC), jika ada
4. Suhu air umpan (oC).
5. Jenis bahan bakar dan nilai panas kotor bahan bakar (GCV) dalam
kkal/kg bahan bakar
6. hg = Entalpi steam jenuh dalam kkal kg steam
7. hf = Entalpi air umpan dalam kkal/kg steam
Keuntungan Metode Langsung:
1. Pekerja pabrik dapat dengan cepat mengevaluasi efisiensi boiler.
2. Memerlukan sedikit parameter untuk perhitungan.
3. Memerlukan sedikit instrumen untuk pemantauan.
4. Mudah membandingkan rasio dengan data benchmark.
Kerugian Metode Langsung:
1. Tidak memberikan petunjuk kepada operator tentang penyebab dari
efisiensi sistem yang lebih rendah.
2. Tidak menghitung berbagai kehilangan yang berpengaruh pada berbagai
tingkat efisiensi.
168
Kehilangan yang diakibatkan oleh kadar air dalam bahan bakar dan
pembakaran hidrogen bergantung pada bahan bakar, dan tidak dapat dikendalikan
oleh perancangan. Data yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi boiler dengan
menggunakan metode tidak langsung adalah:
1. Analisa ultimate bahan bakar (H2, O2, S, C, kadar air, kadar abu)
2. Presentase oksigen atau CO2 dalam gas buang
3. Suhu gas buang dalam oC (Tf)
4. Suhu ambien dalam oC (Ta) dan kelembaban udara dalam kg/kg kering
5. GCV bahan bakar dalam kkal/kg
6. Presentase bahan yang dapat terbakar dalam abu (untuk bahan bakar
padat)
169
Total abu terkumpul ( kg ) bahan yang terbakar x GCV abu bawah x 100
¿
GCV ba h an bakar
171
Total abu terkumpul ( kg ) bahan yang terbakar x GCV abu bawah x 100
¿
GCV ba h an bakar
METODOLOGI
Diagram Alir
Adapun untuk tahap penyelesaiannya digambarkan melalui gambar berikut
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Diskusi
Pengumpulan Data
Tahap awal untuk menyelesaikan tugas khusus ini yaitu mengumpulkan data
yang didapatkan berdasarkan data lapangan dan DCS (Display Control System
Monitor). Data yang diambil meliputi jumlah steam, tekanan kerja, dan suhu lewat
panas dan data spesifikasi alat diperoleh dari boiler batubara yang meliputi data
desain, dan lain-lain.
Pengolahan Data
Untuk menganalisis dan membandingkan efisiensi boiler batubara dengan
menggunakan metode tak langsung. Berikut langkah-langkah yang dilakukan:
1. Mengumpulkan data (desain dan aktual) boiler batubara.
2. Menghitung nilai efisiensi dengan menggunakan data desain dan aktual.
173
Diskusi
Setelah dilakukan perbandingan data dan mengetahui variabel yang
mempengaruhi efisiensi boiler, selanjutnya melakukan diskusi kepada pembimbing
sekaligus validasi data hasil perhitungan.
174
Hasil Perhitungan
Perbandingan data desain dan perhitungan aktual dari evaluasi kinerja boiler
batubara dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Pembahasan
Dari perhitungan efisiensi boiler batubara dengan menggunakan metode
langsung antara data desain dengan data aktual diperoleh hasil yang berbeda.
Efisiensi boiler batubara secara desain sebesar 85,34 % sedangkan efisiensi batubara
aktual sebesar 92,86 %. Besar atau kecilnya efisiensi yang dimiliki oleh suatu boiler
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat diketahui dari rumus
yang digunakan dalam perhitungan efisiensi boiler. Faktor-faktor tersebut adalah
jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) yang mana semakin besar jumlah steam
yang dihasilkan per jam (Q) dan nilai kalori yang terkandung dalam batubara, maka
175
akan semakin besar efisiensi yang dihasilkan oleh boiler dan mengurangi jumlah
bahan bakar yang digunakan per jam (q). Selain itu, faktor dari entalpi uap (hg) dan
air (hf) juga berpengaruh dalam menentukan besar kecilnya efisiensi dari boiler,
yaitu semakin besar perbandingan antara (hg) dan (hf). Apabila nilai (hg) semakin
besar, maka akan semakin besar pula nilai efisiensi boiler yang didapatkan. Hal itu
dikarenakan besarnya nilai pengurangan antara (hg) dengan (hf) berbanding lurus
dengan efisiensi boiler. Serta jenis batubara yang digunakan juga berpengaruh
terhadap nilai efisiensi suatu boiler, karena berpengaruh pada nilai panas kotor bahan
bakar (GCV),semakin bagus jenis batubara yang digunakan semakin tinggi nilai
panas panas kotor bahan bakar (GCV) dan semakin tinggi efisiensi yang dihasilkan.
Data aktual diperoleh nilai efisiensi 92,86 % karena pengaruh batu bara yang
digunakan yaitu jenis Bituminous coal. Pada data desain untuk menghasilkan 1 ton
steam diperlukan batubara sebanyak 118,5 kg batubara sedangkan pada data aktual
untuk menghasilkan 1 ton steam diperlukan 93,14 kg batubara.
176
Kesimpulan
Dari perhitungan efisiensi boiler batubara dengan menggunakan metode
langsung antara data desain dengan data aktual diperoleh hasil yang berbeda.
Efisiensi boiler batubara secara desain sebesar 85,34 % sedangkan efisiensi batubara
aktual sebesar 92,86 %. Nilai efisiensi boiler dapat dipengaruhi oleh kualitas dari
bahan bakar batubara, jenis batubara yang digunakan pada boiler yaitu jenis
Bituminous coal sehingga dihasilkan efisiensi yamg cukup bagus pada desain aktual
selain itu dipengaruhi oleh adanya proses perpindahan kalor yang terjadi dalam
proses tersebut. Hal ini di karenakan adanya panas yang hilang (heat loss), adanya
kerak pada tube, korosi pada tube dan performa burner yang menurun.
Saran
Efisiensi boiler batubara di PT Lotte Chemical Titan Nusantara sudah baik,
yaitu diperoleh hasil efisiensinya aktual sebesar 92,86%. Untuk peningkatan efisiensi
pada boiler batubara maka perlu dilakukan:
1. Menjaga kebersihan ruang bahan boiler dan area pemanas uap tingkat
lanjut dengan rutin mengoperasikan sudut boiler.
2. Pembersihan kerak (off line cleaning, mechanical cleaning).
3. Penggantian filter pada FD Fan burner.
4. Perawatan alat penukar panas pada boiler secara rutin untuk menghindari
adanya slugging yang dapat menghambat perpindahan panas pada alat
penukar panas.
177
LAMPIRAN
BATUBARA
METODE LANGSUNG
Q x(hg−hf ) x 100
Efisiensi Boiler( ɳ)=
q x GCV
Q x(hg−hf ) x 100
Efisiensi Boiler( ɳ)=
q x GCV