Anda di halaman 1dari 26

153

PENDAHULUAN

 Latar Belakang
PT Lotte Chemical Titan Nusantara merupakan salah satu perusahaan yang
menggunakan boiler berbahan bakar batubara dalam proses produksinya. Air yang
digunakan dalam proses ini menggunakan air dari demineralizer, yaitu air yang telah
dimurnikan dan dihilangkan kandungan mineralnya, dan batu bara sebagai bahan
bakarnya.
Untuk menghasilkan steam tidak terlepas dari kemampuan boiler sebagai alat
proses untuk memanaskan air menjadi steam. Uap tersebut kemudian digunakan
untuk memanaskan reaktor di PT Lotte Chemical Titan Nusantara.
Performa boiler dalam proses dapat berpengaruh besar terhadap keseluruhan
proses dalam sistem proses produksi. Boiler yang beroperasi dengan efisiensi rendah
mengakibatkan pemborosan energi dan konsumsi bahan bakar, dan hasilnya tidak
ideal. Ada banyak faktor yang menyebabkan efisiensi menjadi rendah salah satunya
dapat berkaitan dengan peralatan, bahan bakar ataupun hal lain di luar sistem boiler.

 Tujuan
Tujuan dalam penyusunan tugas khusus ini untuk menganalisis dan
membandingkan efisiensi boiler batubara pada data aktual dengan desain di PT Lotte
Chemical Titan Nusantara dengan menggunakan metode tak langsung.

 Ruang Lingkup
Parameter efisiensi boiler batubara terletak pada banyaknya energi panas
yang dapat dihasilkan dari proses pembakaran. Energi panas yang dihasilkan dapat
berkurang disebabkan buruknya pembakaran dan kualitas bahan bakar, adanya kerak
pada permukaan alat penukar panas serta buruknya operasi dan pemeliharaan pada
boiler.
154

TINJAUAN PUSTAKA

 Pengertian Boiler
Boiler adalah bejana tertutup di mana panas pembakaran dialirkan ke air
sampai terbentuk uap atau steam. Uap atau steam pada tekanan tertentu kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang
fleksibel, murah untuk dijadikan media mengalirkan panas ke suatu proses.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Sistem bahan
bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan
bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.
Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam disebut air umpan.
Dua sumber air umpan adalah:
1. Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses.
2. Air make up (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari
luar ruang boiler dan plant proses.
Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer
untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.
Selain itu, dapat pula digunakan jacket pada boiler batubara sehingga mengurangi
heat loss yang dihasilkan boiler.
155

 Pengertian Batubara
Batubara diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama yaitu antracit, bituminous,
dan lignit, meskipun tidak ada jenis pembatasan diantaranya. Pengelompokan lebih
lanjut adalah semiantracit, semi-bituminous, dan su-bituminious. Antracit merupakan
jenis batubara tertua jika dilihat dari sudut pandangan geologi, yang merupakan
batubara keras, tersusun dari komponen utama karbon dengan sedikit kandungan
bahan yang mudah menguap dan hampir tidak berkadar air. Lignit batubara termuda
dilihat dari sudut pandangan geologi. Batubara ini merupakan batubara lunak yang
tersusun terutama dari bahan yang mudah menguap dan kandungan air dengan kadar
fixed carbon yang rendah. Fixed carbon merupakan karbon dalam keadaan bebas,
tidak bergabung dengan elemen lain. Bahan yang mudah menguap merupakan bahan
yang mudah terbakar yang menguap apabila batubara dipanaskan. Komposisi
kimiawi batubara berpengaruh kuat pada daya pembakarannya. Sifat-sifat batubara
secara luas diklasifikasikan ke dalam sifat fisik dan sifat kimia.

 Sifat Fisik dan Kimia Batubara


Sifat fisik batubara termasuk nilai panas, kadar air, bahan mudah menguap,
dan abu. Sifat kimia batubara tergantung dari kandungan berbagai bahan kimia
seperti karbon, oksigen, hidrogen, dan sulfur. Nilai kalor batubara beraneka ragam
dari tambang batubara yang satu dengan yang lainnya.

Tabel 1. Nilai Kalor Batubara


Lignit Batubara Batubara Batubara
Parameter
(Dasar Kering) India Indonesia Afrika Selatan
GCV
45000 4000 5500 6000
(kKal/kg)
156
157

 Prinsip Kerja Boiler


Boiler atau ketel uap merupakan sebuah alat untuk menghasilkan uap, di
mana terdiri dari dua bagian yang penting, yaitu dapur pemanasan dan boiler proper.
Dapur pemanasan adalah tempat untuk menghasilkan panas yang didapat dari
pembakaran bahan bakar dan boiler proper, yaitu sebuah alat yang dapat mengubah
air menjadi uap. Fluida panas (uap) kemudian disirkulasikan dari ketel uap untuk
berbagai proses dalam aplikasi industri, seperti untuk penggerak, pemanas, dan lain-
lain.
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan,
temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan
digunakan. Boiler yang digunakan PT Lotte Chemical Titan Nusantara saat ini
adalah boiler yang berbahan bakar batubara dengan jenis boiler fire tube, yaitu panas
yang dihasilkan oleh pembakaran batubara akan mengalir di dalam tube boiler, dan
air yang dipanashkan berapa pada shell boiler. Secara umum pembakaran batubara
pada boiler yaitu untuk memanaskan dan mengubah air tersebut menjadi uap yang
sangat panas dan akan digunakan untuk memanaskan reactor pada train di PT Lotte
Chemical Titan Nusantara.

 Fire Tube Boiler


Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa–pipa dan air umpan boiler ada
di dalam shell untuk diubah menjadi steam. Fire tube boiler biasanya digunakan
untuk kapasitas steam yang relatif kecil dengan tekanan steam rendah sampai
sedang. Fire tube boiler kompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam
dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube boiler dapat menggunakan bahan bakar
minyak bakar, gas atau bahan bakar padat seperti batubara dalam pengoperasiannya.
Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boiler dikonstruksi untuk semua
bahan bakar.
158

Gambar 1. Boiler Batubara Teknologi Chain Great Stoker

 Bagian-Bagian Boiler
1. Bagian Utama Boiler
Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk
satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya:
a. Furnace
Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar.
Beberapa bagian dari furnace diantaranya, yaitu refractory, ruang
perapian, burner, exhaust for flue gas, charge and discharge door.
Ruang bakar atau lorong api ini digunakan untuk memanaskan air.
Api yang dihasilkan adalah hasil pengabutan dari bahan bakar,
udara dan bahan lain yaitu batubara serta dengan bantuan
elektroda untuk penyalaan awal. Api yang dihasilkan tersebut
dihembuskan ke seluruh lorong api oleh motor blower dan
melewati pipa-pipa api sampai terjadi proses penguapan.
159

Gambar 2. Bagian-Bagian Furnace

b. Steam Drum
Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan
pembangkitan steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated
steam). Tangki atau drum sering disebut juga badan ketel uap
yaitu tempat beroperasinya ketel uap di dalamnya terdapat
instrumen-instrumen yang menjalankan proses pemindah panas
seperti lorong api dan pipa api, dalam badan ketel inilah sejumlah
air ditampung untuk dipanaskan.

Gambar 3. Bagian-Bagian Steam Drum


160

c. Super Heater
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap
dikirim melalui main steam pipe dan siap untuk memanaskan
reaktor pada saat start up atau menjalankan proses industri
lainnya.

Gambar 4. Skema Super Heater


Superheater adalah alat untuk memanaskan uap basah dari boiler
menjadi uap yang dipanaskan lanjut. Uap yang dipanaskan lanjut
bila digunakan untuk melakukan kerja dengan jalan ekspansi di
dalam turbin tidak akan segera mengembun, sehingga mengurangi
kemungkinan timbulnya bahaya yang disebabkan terjadinya
pukulan balik atau back stroke yang diakibatkan mengembunnya
uap sebelum pada waktunya sehingga menimbulkan vakum di
tempat yang tidak semestinya pada daerah ekspansi.
d. Air Heater
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan
untuk memanaskan udara luar yang diserap untuk meminimalisasi
udara yang lembab yang akan masuk ke dalam tungku
pembakaran. Fungsi pemanasan untuk mempercepat penguapan
air yang terkandung dalam bahan bakar.
161

e. Fire Tube
Fire tube atau pipa api adalah pipa-pipa dengan berdiameter 55
mm yang jumlahnya mencapai 1.062 buah yang fungsinya untuk
menguapkan air.
f. Burner
Burner yaitu perangkat dari ketel uap yang berfungsi menyemprot
bahan bakar ke dalam ruang pembakaran sehingga pembakaran
mudah terjadi.
g. Chimney (Cerobong Asap)
Cerobong asap berfungsi untuk membuang asap sisa reaksi
pembakaran yang terjadi di dalam boiler dengan tujuan
menyalurkan gas asap bekas supaya tidak mengotori atau
mengganggu lingkungan sekitar. Di dalam cerobong asap ini
terdapat water spray yang fungsinya untuk menyemprotkan air di
dalam cerobong supaya abu dari sisa pembakaran jatuh ke bawah
dan mengalir ke bak sedimen.
h. Economizer
Ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan air dari air
yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air umpan
baru sebelum masuk ke dalam ketel. Economizer terdiri dari pipa-
pipa air yang ditempatkan pada lintasan gas asap sebelum
meninggalkan ketel. Gas asap yang akan melewati cerobong
temperaturnya masih cukup tinggi sehingga merupakan kerugian
panas yang besar bila gas asap tersebut langsung dibuang lewat
cerobong. Gas asap yang masih panas ini yang akan dimanfaatkan
untuk memanaskan air isian ketel.
162

 Analisa Kinerja Boiler


Bagian ini menjelaskan evaluasi kinerja boiler, blowdown boiler, dan
pengolahan air boiler.
Evaluasi kerja boiler dapat diamati dari parameter kinerja boiler, seperti
efisiensi dan rasio penguapan, berkurang terhadap waktu disebabkan buruknya
pembakaran, kotornya permukaan penukar panas dan buruknya operasi dan
pemeliharaan. Bahkan untuk boiler yang baru sekalipun, alasan seperti buruknya
kualitas bahan bakar dan kualitas air dapat mengakibatkan buruknya kinerja boiler.
Neraca panas dapat membantu dalam mengidentifikasi kehilangan panas yang dapat
atau tidak dapat dihindari. Uji efisiensi boiler dapat membantu dalam menemukan
penyimpangan efisiensi boiler dari efisiensi terbaik dan target area permasalahan
untuk tindakan perbaikan.
1. Neraca panas
Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam bentuk
diagram alir energi. Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang
bagaimana energi masuk dari bahan bakar diubah menjadi aliran energi
dengan berbagai kegunaan dan menjadi aliran kehilangan panas dan energi.
Panah tebal menunjukan jumlah energi yang dikandung dalam aliran masing-
masing.

Gambar 5. Diagram Neraca Energi Boiler


163

Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk


boiler terhadap yang meninggalkan boiler dalam bentuk yang berbeda.
Gambar berikut memberikan gambaran berbagai kehilangan yang terjadi
untuk pembangkitan steam.

Gambar 6. Panas yang Hilang pada Boiler Batubara

Produksi bersih dan pengkajian energi dapat mengurangi kehilangan


yang dapat dihindari, dengan meningkatkan efisiensi energi.

Keterangan:
1. Wet Ash
2. Bottom Ash
3. BlowDown
4. Fly Ash
5. Chimney

Gambar 7. Limbah yang Dihasilkan dari Boiler Batubara


164

Kehilangan berikut dapat dihindari atau dikurangi:


a. Kehilangan Gas Cerobong
 Udara berlebih, diturunkan hingga ke nilai minimum yang
tergantung dari teknologi burner, operasi (kontrol), dan
pemeliharaan.
 Suhu gas cerobong, diturunkan dengan mengoptimalkan
perawatan, pembersihan, beban burner yang lebih baik dan
teknologi boiler.
b. Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam
cerobong dan abu (mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan,
teknologi burner yang lebih baik).
c. Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan segar, daur
ulang kondensat).
d. Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin
kondensat).
e. Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler
yang lebih baik).
2. Efisiensi Boiler
Efisiensi termis boiler didefinisikan sebagai persen energi (panas)
masuk yang digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan. Terdapat
dua metode pengkajian efisiensi boiler:
a. Metode Langsung, energi yang didapat dari fluida kerja (air dan
steam) dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan
bakar boiler yaitu batubara.
b. Metode Tidak Langsung, Efisiensi merupakan perbedaan antara
kehilangan dan energi yang masuk.
165

 Cara Kerja Boiler Batubara di PT Lotte Chemical Titan Nusantara


1. Demineral water dialirkan ke deaerator melalui pipa yang diatur LCV,
yaitu alat yang mengatur level air untuk dialirkan dan memanaskan air
demin hingga suhu 100oC, guna untuk menghilangkan oksigen yang
terkandung dalam air dan proses ini terjadi di deaerator, karena oksigen
dapat menimbulkan korosi pada pipa-pipa dalam boiler.
2. Setelah air demin terpisah dari kandungan oksigen, diinjeksikan PO 4,
Amine, Carbohydrazid dan NaOH. Air demin yang sudah bebas dari
oksigen, ditampung di Boiler Feed Water Tank.
Adapun fungsi dari keempat zat tersebut adalah:
a. PO4 :Untuk menghidari mengendapnya kerak yang
terbentuk.
b. Amine dan NaOH : Untuk menaikkan kadar pH pada boiler, agar
kondisi di dalam boiler tidak asam dan mencegah terbentuknya
kerak.
c. Carbohydrazid : Untuk mengikat oksigen agar tidak terjadi
korosi.
3. Kemudian air dialirkan ke boiler (shell water) melalui BFW pump.
4. Disamping itu untuk bahan bakarnya menggunakan batubara. Batubara
diangkut dan ditampung ke dalam Single Bucket Elevation. Kemudian
batubara dimasukan ke dalam Coal Feed Hopper dan diratakan oleh
Swing Chute Chain Unit. Serta diatur ketebalannya menggunakan
Guilotin Door.
166

5. Batubara dibakar di dalam stoker dengan bantuan FD Fan dari hasil


pembakaran batubara ini, steam yang dihasilkan dialirkan ke reaktor
untuk memanaskan reaktor pada Train, sedangkan abu dari sisa
pembakarannya ditampung ke dalam Wet Ash Conveyor yang sebelumnya
melewati proses di dalam Cyclone dengan bantuan ID Fan, dan batubara
yang jatuh dan tidak ikut terbakar di stoker di tampung ke dalam Bottom
Ash. Asap hasil pembakaran yang sudah tidak mengandung fly ash
dibuang ke udara melalui cerobong asap (chimney).
Gambar 8. Cara Kerja Boiler Batubara

 Metode Langsung Dalam Menentukan Efisiensi Boiler


Dikenal juga sebagai ‘metode input-output’ karena kenyataan bahwa metode
ini hanya memerlukan/output (steam) dan panas masuk/input (bahan bakar) untuk
evaluasi efisiensi.
167

Efisiensi ini dapat di evaluasi dengan menggunakan rumus:


Panas Keluar x 100
Efisiensi Boiler( ɳ)=
Panas Masuk

Q x(hg−hf ) x 100
Efisiensi Boiler( ɳ)=
q x GCV
Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode
langsung adalah:
1. Jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) dalam kg/jam
2. Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (q) dalam kg/jam
3. Tekanan kerja (dalam kg/jam) dan suhu lewatt panas(oC), jika ada
4. Suhu air umpan (oC).
5. Jenis bahan bakar dan nilai panas kotor bahan bakar (GCV) dalam
kkal/kg bahan bakar
6. hg = Entalpi steam jenuh dalam kkal kg steam
7. hf = Entalpi air umpan dalam kkal/kg steam
Keuntungan Metode Langsung:
1. Pekerja pabrik dapat dengan cepat mengevaluasi efisiensi boiler.
2. Memerlukan sedikit parameter untuk perhitungan.
3. Memerlukan sedikit instrumen untuk pemantauan.
4. Mudah membandingkan rasio dengan data benchmark.
Kerugian Metode Langsung:
1. Tidak memberikan petunjuk kepada operator tentang penyebab dari
efisiensi sistem yang lebih rendah.
2. Tidak menghitung berbagai kehilangan yang berpengaruh pada berbagai
tingkat efisiensi.
168

 Metode Tidak Langsung Dalam Menentukan Efisiensi Boiler


Standar acuan untuk Uji Boiler dengan menggunakan metode tidak langsung
adalah British Standard dan USA Standard ASME PTC-4-1 Power Test Code
Stream Generating Units. Metode tidak langsung dikenal pula dengan metode
kehilangan panas. Efisiensi dapat dihitung dengan mengurangkan bagian kehilangan
panas dari 100 sebagai berikut:
Efisiensi boiler (n) = 100 – (i + ii + iii + iv + v + vi + vii)
Dimana kehilangan yang terjadi dalam boiler adalah kehilangan panas yang di
akibatkan oleh:
i. Gas cerobong yang kering.
ii. Penguapan air yang terbentuk karena H2 dalam bahan bakar.
iii. Penguapan kadar air dalam bahan bakar.
iv. Adanya kadar air dalam udara pembakaran.
v. Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang/fly ash.
vi. Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu bawah/bottom ash.
vii. Radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung.

Kehilangan yang diakibatkan oleh kadar air dalam bahan bakar dan
pembakaran hidrogen bergantung pada bahan bakar, dan tidak dapat dikendalikan
oleh perancangan. Data yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi boiler dengan
menggunakan metode tidak langsung adalah:
1. Analisa ultimate bahan bakar (H2, O2, S, C, kadar air, kadar abu)
2. Presentase oksigen atau CO2 dalam gas buang
3. Suhu gas buang dalam oC (Tf)
4. Suhu ambien dalam oC (Ta) dan kelembaban udara dalam kg/kg kering
5. GCV bahan bakar dalam kkal/kg
6. Presentase bahan yang dapat terbakar dalam abu (untuk bahan bakar
padat)
169

7. GCV abu dalam kkal/kg (untuk bahan bakar padat)

Prosedur rinci untuk perhitungan efisiensi boiler menggunakan metode tidak


langsung diberikan di bawah. Biasanya, manager energi di industri lebih menyukai
prosedur perhitungan yang lebih sederhana.
Tahapan dalam penghitungan efisiens boiler dengan metode tidak langsung:
1. Menghitung Kebutuhan Udara Teoritis
= [(11,34 x C) + {34,5 x (H 2 - O2/8)} + ( 4,32 x S)]/100 kg/kg bahan
bakar
2. Menghitung Persen Kelebihan Udara yang Dipasok (EA)
% O 2 x 100
EA =
(21−% O2)
3. Menghitung Massa Udara Sebenarnya yang Dipasok per kg bahan bakar
(AAS)
EA
AAS = {1+ } x udara teoritis
100
4. Memperkirakan Seluruh Kehilangan Panas
1. Presentase kehilangan panas yang diakibatkan oleh gas buang
yang kering
m x Cp x (Tf −Ta) x 100
¿
GCV bahan bakar
Dimana,
m = massa gas buang kering kg/kg bahan bakar
m = (massa hasil pembakaran kering/ kg bahan bakar) + (massa
N2 dalam bahan bakar pada basis 1kg) + ( massa N 2 dalam massa
udara pasokan yang sebenarnya).
Cp = panas jenis gas buang (0,23 kkal/kg)
170

2. Persen kehilangan panas karena penguapan air yang terbentuk


karena adanya H2 dalam bahan bakar
9 x H 2{584+Cp ( Tf −Ta ) x 100
¿
GCV ba h an bakar
Dimana,
H2 = persen H2 dalam 1 kg bahan bakar
Cp = panas jenis steam lewat jenuh/superheated steam (0,45
kkal/kg)
3. Persen kehilangan panas karena penguapan kadar air dalam bahan
bakar
M {584 +Cp ( Tf −Ta ) x 100
¿
GCV ba h an bakar
Dimana:
M = persen kadar air dalam 1kg bahan bakar
Cp = panas jenis steam lewat jenuh/superheated steam (0,45
kkal/kg)
4. Persen kehilangan panas karena kadar air dalam udara
AAS X Faktor kelembaban x Cp ( Tf −Ta ) x 100
¿
GCV ba h an bakar
Dimana,
Cp = panas jenis steam lewat jenuh/superheated steam (0,45
kkal/kg)
5. Persen kehilangan panas karena bahan bakar yang tidak terbakar
dalam abu terbang / fly ash

Total abu terkumpul ( kg ) bahan yang terbakar x GCV abu bawah x 100
¿
GCV ba h an bakar
171

6. Persen kehilangan panas karena bahan bakar yang tidak terbakar


dalam abu bawah/bottom ash

Total abu terkumpul ( kg ) bahan yang terbakar x GCV abu bawah x 100
¿
GCV ba h an bakar

7. Persen kehilangan panas karena radiasi dan kehilangan lain yang


tidak terhitung
Kehilangan radiasi dan konveksi aktual sulit dikaji sebab daya
emisifitas permukaan yang beraneka ragam, kemiringan, pola
aliran udara, dll. Kerugian-kerugian dari kehilang panas karena
radiasi meliputi :
 Kandungan air dalam udara pembakaran.
 Hydrocarbon dalam gas bekas.
 Panas yang hilang terbawa debu terbang dan sebagainya.
5. Menghitung Efisiensi Boiler dan Rasio Penguapan Boiler
Efisiensi boiler (n) = 100 – (i + ii + iii + iv + v + vi + vii)
Rasio Penguapan = Panas yang digunakan untuk pembangkitan
steam/panas yang ditambahkan ke steam.
Keuntungan Metode Tidak Langsung:
Dapat diketahui neraca bahan dan energi yang lengkap untuk setiap aliran
yang dapat memudahkan dalam mengidentifikasi opsi-opsi untuk meningkatkan
efisiensi boiler.
Kerugian Metode Tidak Langsung
1. Membutuhkan waktu lama.
2. Memerlukan fasilitas laboratorium analisis.
172

METODOLOGI

 Diagram Alir
Adapun untuk tahap penyelesaiannya digambarkan melalui gambar berikut

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Membandingkan dan Menganalisis


Data

Diskusi

 Pengumpulan Data
Tahap awal untuk menyelesaikan tugas khusus ini yaitu mengumpulkan data
yang didapatkan berdasarkan data lapangan dan DCS (Display Control System
Monitor). Data yang diambil meliputi jumlah steam, tekanan kerja, dan suhu lewat
panas dan data spesifikasi alat diperoleh dari boiler batubara yang meliputi data
desain, dan lain-lain.

 Pengolahan Data
Untuk menganalisis dan membandingkan efisiensi boiler batubara dengan
menggunakan metode tak langsung. Berikut langkah-langkah yang dilakukan:
1. Mengumpulkan data (desain dan aktual) boiler batubara.
2. Menghitung nilai efisiensi dengan menggunakan data desain dan aktual.
173

3. Membandingkan hasil perhitungan desain dengan aktual.


4. Tahapan perhitungan :

Panas Keluar x 100


Efisiensi Boiler( ɳ)=
Panas Masuk
Q x(hg−hf ) x 100
Efisiensi Boiler( ɳ)=
q x GCV

Parameter yang diperhatikan untuk perhitungan efisiensi boiler dengan


metode tak langsung adalah:
1. Jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) dalam kg/jam
2. Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (q) dalam kg/jam
3. Tekanan kerja (dalan kg/jam(g)) dan suhu lewat panas(oC), jika ada
4. Suhu air umpan (oC)
5. Jenis bahan bakar dan nilai panas kotor bahan bakar (GCV) dalam
kkal/kg bahan bakar
6. hg = Entalpi steam jenuh dalam kkal kg steam
7. hf = Entalpi air umpan dalam kkal/kg steam

 Membandingkan Dan Menganalisis Data Hasil


Setelah dilakukan analisis dan perhitungan data aktual dan
membandingkannya dengan data desain yang diberikan, sehingga mengetahui
variabel yang mempengaruhi nilai dari persentase efisiensi boiler

 Diskusi
Setelah dilakukan perbandingan data dan mengetahui variabel yang
mempengaruhi efisiensi boiler, selanjutnya melakukan diskusi kepada pembimbing
sekaligus validasi data hasil perhitungan.
174

HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

 Hasil Perhitungan
Perbandingan data desain dan perhitungan aktual dari evaluasi kinerja boiler
batubara dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Data Aktual Boiler Batubara


Variabel Hasil
Air Fuel Ratio 0,05516353
Excess Air 0,53619303
Actual Air Supplied 1,00029578
Perhitungan Actual (Kehilangan Panas)
% Diakibatkan Oleh Gas Buang Kering 0,499022
% Uap air terbentuk adanya H2 dalam bahan bakar 5,484677
% Penguapan kadar air dalam bahan bakar 1,414616
% Kadar air dalam udara 0,277796
% Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu
terbang 0,027771
% Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu
bawah 0,256341
Efisiensi Boiler 92,039777

 Pembahasan
Dari perhitungan efisiensi boiler batubara dengan menggunakan metode
langsung antara data desain dengan data aktual diperoleh hasil yang berbeda.
Efisiensi boiler batubara secara desain sebesar 85,34 % sedangkan efisiensi batubara
aktual sebesar 92,86 %. Besar atau kecilnya efisiensi yang dimiliki oleh suatu boiler
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat diketahui dari rumus
yang digunakan dalam perhitungan efisiensi boiler. Faktor-faktor tersebut adalah
jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) yang mana semakin besar jumlah steam
yang dihasilkan per jam (Q) dan nilai kalori yang terkandung dalam batubara, maka
175

akan semakin besar efisiensi yang dihasilkan oleh boiler dan mengurangi jumlah
bahan bakar yang digunakan per jam (q). Selain itu, faktor dari entalpi uap (hg) dan
air (hf) juga berpengaruh dalam menentukan besar kecilnya efisiensi dari boiler,
yaitu semakin besar perbandingan antara (hg) dan (hf). Apabila nilai (hg) semakin
besar, maka akan semakin besar pula nilai efisiensi boiler yang didapatkan. Hal itu
dikarenakan besarnya nilai pengurangan antara (hg) dengan (hf) berbanding lurus
dengan efisiensi boiler. Serta jenis batubara yang digunakan juga berpengaruh
terhadap nilai efisiensi suatu boiler, karena berpengaruh pada nilai panas kotor bahan
bakar (GCV),semakin bagus jenis batubara yang digunakan semakin tinggi nilai
panas panas kotor bahan bakar (GCV) dan semakin tinggi efisiensi yang dihasilkan.
Data aktual diperoleh nilai efisiensi 92,86 % karena pengaruh batu bara yang
digunakan yaitu jenis Bituminous coal. Pada data desain untuk menghasilkan 1 ton
steam diperlukan batubara sebanyak 118,5 kg batubara sedangkan pada data aktual
untuk menghasilkan 1 ton steam diperlukan 93,14 kg batubara.
176

KESIMPULAN DAN SARAN

 Kesimpulan
Dari perhitungan efisiensi boiler batubara dengan menggunakan metode
langsung antara data desain dengan data aktual diperoleh hasil yang berbeda.
Efisiensi boiler batubara secara desain sebesar 85,34 % sedangkan efisiensi batubara
aktual sebesar 92,86 %. Nilai efisiensi boiler dapat dipengaruhi oleh kualitas dari
bahan bakar batubara, jenis batubara yang digunakan pada boiler yaitu jenis
Bituminous coal sehingga dihasilkan efisiensi yamg cukup bagus pada desain aktual
selain itu dipengaruhi oleh adanya proses perpindahan kalor yang terjadi dalam
proses tersebut. Hal ini di karenakan adanya panas yang hilang (heat loss), adanya
kerak pada tube, korosi pada tube dan performa burner yang menurun.

 Saran
Efisiensi boiler batubara di PT Lotte Chemical Titan Nusantara sudah baik,
yaitu diperoleh hasil efisiensinya aktual sebesar 92,86%. Untuk peningkatan efisiensi
pada boiler batubara maka perlu dilakukan:
1. Menjaga kebersihan ruang bahan boiler dan area pemanas uap tingkat
lanjut dengan rutin mengoperasikan sudut boiler.
2. Pembersihan kerak (off line cleaning, mechanical cleaning).
3. Penggantian filter pada FD Fan burner.
4. Perawatan alat penukar panas pada boiler secara rutin untuk menghindari
adanya slugging yang dapat menghambat perpindahan panas pada alat
penukar panas.
177

LAMPIRAN

TUGAS KHUSUS MENGHITUNG EFISIENSI BOILER

BATUBARA

METODE LANGSUNG

Nilai Efisiensi Boiler Batubara Secara Desain


Diketahui:
Q : 10.000 Kg/Jam
q : 1.185 Kg/Jam
Tekanan Kerja : 9,5 bar
Suhu Lewat Panas : 225oC
Suhu Air Umpan : 103oC
GCV : 5.600 Kkal/Kg
hg : 2.802 KJ/Kg = 669,49 Kkal/Kg 1 KJ = 0,239 Kkal
hf : 431,7 KJ/Kg = 103,18 Kkal/Kg

Efisiensi Data Desain Boiler:

Q x(hg−hf ) x 100
Efisiensi Boiler( ɳ)=
q x GCV

kg ( 669,49 – 103,18 ) kkal


10.000 x x 100 %
jam kg
Efisiensi Boiler ( ɳ )=
kg kkal
1.185 x 5.600
jam kg
Efisiensi Boiler ( ɳ )=85,34 %
178

Nilai Efisiensi Boiler Batubara Secara Aktual


Data aktual didapat berdasarkan rata-rata pada Juni 2015 – September 2016
Diketahui:
Q : 5.686.962 Kg/Jam
q : 524,758Kg/Jam
Suhu Lewat Panas : 169,78 oC
Suhu Air Umpan : 102,1 oC
GCV : 6.526 Kkal/Kg
hg : 2767,1 KJ/Kg = 661,35 Kkal/Kg 1 KJ = 0,239 Kkal
hf : 427,5 KJ/Kg = 102,17 Kkal/Kg

Q x(hg−hf ) x 100
Efisiensi Boiler( ɳ)=
q x GCV

kg ( 661,35 – 102,17 ) kkal


5.686,962 x x 100 %
jam kg
Efisiensi Boiler ( ɳ )=
kg kkal
524,758 x 6.526
jam kg

Efisiensi Boiler ( ɳ )=92,86 %

Anda mungkin juga menyukai