Anda di halaman 1dari 8

Diagnosis dan Tata Laksana Pankreatitis pada Anak

Nicodemus

Dokter Umum, Pediatric Intensive Care Unit, Mayapada Hospital, Jakarta Selatan, Indonesia
Alamat Korespondensi: Nicodemus_suwandy@yahoo.co.id

Abstrak
Pankreatitis merupakan salah satu penyebab nyeri perut baik pada pasien dewasa maupun pada anak.
Namun, seringkali hal ini dilupakan sebagai salah satu diagnosis banding nyeri perut pada anak terutama
dengan episode berulang. Tujuan dari artikel ini adalah untuk meningkatkan kewaspadaan dan wawasan
klinisi mengenai diagnosis dan tata laksana terkini dari pankreatitis pada anak. Metode penelusuran dengan
mencari kepustakaan terkini yang relevan. Etiologi pankreatitis bersifat multifaktorial. Diagnosis pankreatitis
harus dilakukan dengan tepat dan cepat agar pasien bisa mendapat tata laksana yang adekuat. Tata laksana
utama meliputi pemberian cairan, analgetik, nutrisi dini, hingga tindakan Endoscopic Retrograde
Cholangiopancreatography (ERCP) dan operatif apabila diperlukan. Tata laksana yang terlambat ataupun
tidak adekuat dapat menyebabkan pankreatitis berlanjut menjadi kronik dan dapat menimbulkan berbagai
komplikasi. Oleh sebab itu, pankreatitis perlu dipikirkan sebagai salah satu diagnosis banding nyeri perut
pada anak.

Kata Kunci : anak, diagnosis, pankreatitis akut, pankreatitis kronik, tata laksana

Diagnosis and Management of Pancreatitis in Children


Abstract
Pancreatitis is one of the causes of abdominal pain in both adults and pediatric patients. However, this is
often forgotten as one of the differential diagnoses of abdominal pain, especially in children with repeated
episodes. The purpose of this article is to increase the awareness and insight of clinicians regarding the
current diagnosis and management of pancreatitis in children. Search method by searching for the latest
relevant literature. The etiology of pancreatitis is multifactorial. The diagnosis of pancreatitis itself must be
done correctly and quickly so that the patient can receive adequate management such as fluid rescucitation,
analgetic, early oral nutrition, Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP), and surgery as
needed. Delayed or inadequate management can cause pancreatitis progress to chronic and lead to various
complications. Therefore, pancreatitis needs to be considered as one of the differential diagnoses for
abdominal pain in children.

Keywords: acute pancreatitis, chronic pancreatitis, diagnosis, management, pediatric

Pendahuluan dan rekuren,4 diperkirakan 2 per 100.000 anak per


tahun.5
Pankreatitis merupakan suatu inflamasi Diagnosis pankreatitis masih jarang
pankreas yang dapat terjadi akut, berulang, dan ditegakkan pada pasien anak, padahal hal tersebut
menjadi kronis. Kejadian pankreatitis pada anak perlu dipertimbangkan sebagai salah satu
mengalami peningkatan dalam beberapa tahun penyebab nyeri perut berulang pada anak. Anak
terakhir. Diperkirakan insidensi pankreatitis akut dengan pankreatitis akut rekuren atau pankreatitis
terjadi pada 1 dari 10.000 anak per tahun.1 kronik seringkali mengeluhkan nyeri perut
Pankreatitis akut rekuren terjadi pada 15-20% berulang dan datang ke instalasi gawat darurat
anak yang telah mengalami serangan pankreatitis yang terkadang memerlukan rawat inap. Etiologi
akut.2,3 Insidensi pankreatitis kronik juga terus dan faktor risiko pankreatitis anak berbeda dari
mengalami peningkatan seperti pankreatitis akut dewasa. Pendekatan diagnosis dan tata laksana
pankreatitis akut, akut rekuren dan kronik juga
How to Cite:
Nicodemus. Diagnosis dan Tata Laksana Pankreatitis pada Anak. J Kdokt Meditek, 2022: 28(3), 347–354. Available from:
http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/Meditek/article/view/2513/version/2508 DOI: https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v28i3.2513
berbeda. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan obstruktif ditemukan pada 33% pasien, faktor
untuk menambah wawasan dan kewaspadaan metabolik pada 21% pasien, pankreas divisum
klinisi mengenai pankreatitis pada anak. pada 9% kasus pankreatitis akut rekuren dan pada
16% kasus pankreatitis kronis.6
Etiologi dan Faktor Risiko Faktor risiko pankreatitis lain meliputi obat-
obatan, penyakit sistemik-metabolik, trauma,
Etiologi pankreatitis pada anak berbeda infeksi, dan idiopatik. Obat yang berkaitan dengan
dengan dewasa. Pada anak, kelainan anatomis, pankreatitis akut antara lain : asam valporat,
obstruksi bilier, infeksi, trauma, metabolik, dan mesalazine, thiopurin, dan asparginase. Penyakit
genetik yang menjadi predisposisi penyebab sistemik seperti inflammatory bowel disease
pankreatitis. Variasi genetik yang menjadi faktor (IBD), hemolytic uremic syndrome (HUS), dan
risiko utama serangan pankreatitis berulang pada celiac disease dikaitkan dengan kejadian
anak terdapat pada 50% anak dengan pankreatitis pankreatitis. Kelainan metabolik seperti
akut rekuren dan 75% dengan pankreatitis ketoasidosis diabetik (KAD), hipertrigliseridemia,
kronik.6 Gen yang sering berkaitan dengan dan hiperkalsemia juga berkontribusi dalam
pakreatitis anak antara lain tripsinogen kationik terjadinya pankreatitis akut. Trauma tumpul
(PRSS1), inhibitor protease Kazal-type 1 abdomen tidak boleh dilupakan sebagai penyebab
(SPINK1), chymotrypsin C (CTRC), dan cystic pankreatitis anak terutama pada kasus akut.
fibrosis transmembrane conductance regulator Infeksi yang berkaitan dengan pankreatitis antara
(CFTR).7,8 lain Hepatitis A, Rotavirus, Hepatitis E, Varicella
Mutasi gen PRSS1 dikaitkan dengan zoster, Adenovirus, Epstein Barr virus,
kerentanan aktivasi tripsinogen dan aktivitas cytomegalovirus (CMV), Herpes Simplex, dan
tripsin terus menerus di dalam pankreas. Aktivasi Coxackie B virus.
prematur tripsinogen menjadi tripsin mencetuskan
reaksi kaskade yang menyebabkan konversi Diagnosis
proenzim menjadi enzim yang aktif. Hal ini
mengakibatkan auto-inflamasi pankreas. Mutasi Pankretitis pada anak dibedakan menjadi
gen PRSS1 paling sering dikaitkan dengan pankreatitis akut, pankreatitis akut rekuren, dan
pankreatitis kronik karena anak dengan mutasi pankreatitis kronik. Hal ini merupakan suatu
tersebut menyebabkan progresivitas lebih cepat proses yang berkesinambungan, di mana anak
terjadinya pankreatitis kronik.9 Gen SPINK1 yang pernah mengalami episode pankreatitis akut
mengodekan inhibitor proetease Kazal type 1 bisa kambuh berulang dan progresif menjadi
yang berhubungan dengan pankreatitis kronik pankreatitis kronik. Pankreatitis akut didefinisikan
idiopatik. Mutasi SPINK1 ditemukan pada 13- sebagai episode akut pertama dari pankreatitis
25% anak dengan pankreatitis rekuren atau pada anak yang muncul sebelum usia 18 tahun.11
kronik.6 Gen CTRC mengodekan CTRC yang Diagnosis pankreatitis akut ditegakkan
berfungsi sebagai mekanisme pertahanan terhadap berdasarkan kriteria INSPIRE yaitu apabila
autodigesti tripsin intrapankreas dengan memenuhi minimal 2 dari kriteria berikut : nyeri
mengatalisis degradasi enzim pankreas secara perut, peningkatan serum lipase atau amilase
cepat. Mutasi gen ini menyebabkan hilangnya minimal 3 kali dari batas atas nilai normal,
fungsi tersebut dan ditemukan pada pasien ditemukan karakteristik pankreatitis akut dari
pankreatitis kronik. Mutasi gen CFTR pencitraan radiologi.12 Nyeri perut adalah gejala
mengakibatkan terganggunya ekspresi CFTR di utama yang mayoritas terlokalisir di epigastrium,
dalam duktus pankreas dan meningkatkan namun bisa juga dirasakan difus. Nyeri juga bisa
kerentanan terhadap pankreatitis rekuren dan menjalar hingga ke pungung. Gejala kedua
kronik melalui beberapa mekanisme termasuk tersering adalah mual-muntah yang ditemukan
hilangnya pH intralumen, penurunan wash out pada 48-85% pasien.11
enzim pankreas sehingga menimbulkan obstruksi, Penanda laboratorium yang digunakan untuk
terbentuknya batu, dan atrofi organ.10 menegakkan diagnosis pankreatitis akut adalah
Abnormalitas sistem pankreatobilier juga serum amilase dan lipase. Peningkatan kadar ≥ 3x
menjadi etiologi pankreatitis. Faktor risiko nilai batas atas dianggap konsisten dengan
obstruktif antara lain batu empedu, kista pankreatitis.13 Keduanya meningkat pada awal
koledokus, sementara kelainan anatomis meliputi perjalanan penyakit. Lipase sebagian besar
pankreas divisum dan malunion pankreatobilier. dihasilkan oleh pankreas, meskipun dihasilkan
Studi INSPIRE melaporkan faktor risiko juga oleh gaster dan lingual dalam jumlah sangat

348 Nicodemus. J Kdokt Meditek, 2022: 28(3), 347–354


kecil. Pada pankreatitis akut, lipase meningkat (MRCP) dengan sekretin berguna melihat sistem
dalam 6 jam setelah gejala muncul, mencapai duktus pankreas dan abnormalitas saluran empedu
kadar puncak pada 24-30 jam dan tetap tinggi termasuk striktur dan batu. Untuk bisa mendeteksi
hingga lebih dari 1 minggu. Kadar lipase abnormalitas saluran, modalitas MRCP boleh
meningkat pada 77-100% kasus, sedangkan dilakukan setelah episode pankreatitis akut
amilase meningkat pada 50-85% kasus saja. teratasi karena edema akut dapat menghalangi
Peningkatan lipase ditemukan pada 100% bayi visualisasi saluran. Waktu yang tepat
dan toddler dengan pankreatitis akut, sedangkan dilakukannya MRCP adalah 72-96 jam setelah
amilase hanya meningkat pada 40-60% pasien.11 episode pankreatitis.11
Studi di Australia menunjukkan peningkatan Pankreatitis akut rekuren didefinisikan
kadar serum lipase lebih sering berkontribusi pada sebagai setidaknya 2 episode pankreatitis akut
diagnosis pankreatitis dibandingkan amilase.14 terpisah tanpa disertai adanya perubahan struktur
Serum lipase lebih tidak dipengaruhi oleh faktor yang ireversibel dari pankreas. Harus ada resolusi
lain dibandingkan serum amilase. Kadar amilase nyeri total (≥ 1 bulan bebas nyeri di antara
meningkat lebih cepat dibandingkan lipase tetapi episode), atau normalisasi enzim pankreas
seringkali menjadi normal dalam 24 jam setelah (amilase dan lipase), sebelum episode pankreatitis
onset gejala muncul. Hal ini membuat selanjutnya. 11, 15
keterbatasan penggunaannya pada pasien yang Pankreatitis kronik merupakan inflamasi
datang ke fasilitas kesehatan lebih dari 24 jam progresif yang mengakibatkan kerusakan
setelah awitan gejala muncul. Direkomendasikan parenkim dan gangguan fungsi pankres dengan
untuk memeriksakan serum lipase dan amilase ciri-ciri kerusakan fibrotik progresif dari parenkim
pankreas pada anak dengan kecurigaan sekretori pankreas, kehilangan morfologi dan
pankreatitis. Laboratorium lain yang perlu struktur lobular pankreas, kerusakan saluan-
diperiksa yaitu elektrolit, ureum, kreatinin, dan saluran dan perubahan dari sel islets, bersifat
hematologi lengkap yang berguna untuk ireversibel yang diakibatkan inflamasi dan cedera
memonitor status hidrasi dan fungsi ginjal. Enzim jangka panjang.17 Diagnosis pankreatitis kronik
hati (SGOT, SGPT, GGT, ALP, bilirubin) perlu ditegakkan apabila ditemui setidaknya 1 dari hal
juga diperiksakan untuk melihat sistem bilier atau berikut : perubahan struktur yang ireversibel
batu empedu sebagai penyebab.13 Kalsium dan seperti destruksi difus atau fokal, sklerosis,
trigliserid diperiksa sebagai data dasar.15 abnormalitas duktus, atau obstruksi, disertai
Ultrasonografi (USG) abdomen menjadi adanya nyeri perut konsisten atau peningkatan
modalitas pilihan pertama untuk mengevaluasi lipase atau amilase ≥3 kali nilai batas atas;
kondisi pankreas karena ketersediaannya yang perubahan struktur yang ireversibel seperti
luas, mudah dilakukan, tanpa radiasi, noninvasif, destruksi difus atau fokal, sklerosis, abnormalitas
dan tidak memerlukan anestesi sedasi. duktus atau obstruksi disertai adanya insufisiensi
Karakteristik pankreatitis akut yang bisa pankreas eksogen, perubahan struktur yang
ditemukan yaitu perubahan parenkim, edema, dan ireversibel seperti destruksi difus atau fokal,
penumpukkan cairan peri-pankreas.11 Selain itu, sklerosis, abnormalitas duktus atau obstruksi
USG bisa digunakan untuk mencari keterlibatan disertai adanya insufisiensi pankreas endogen.
sistem bilier, seperti ada tidaknya abnormalitas, Pemeriksaan awal pada pasien pankreatitis
kelainan anatomis maupun batu saluran dan akut rekuren yaitu laboratorium enzim hati
kandung empedu. Modalitas pencitraan kedua (SGOT, SGPT, GGT), bilirubin total, direk,
yang digunakan adalah Computerized tomography indirek, dan profil lipid. Pemeriksaan serum
(CT) scan abdomen dengan kontras. Indikasi transaminase membantu menilai fungsi metabolik
pemeriksaan CT-scan pada anak meliputi dan obstruksi pankreas. Kadar trigliserida ≥
keraguan diagnosis, kegagalan terapi konservatif, 1000mg/dL merupakan faktor risiko absolut
perburukan klinis, dugaan adanya nekrosis pada terjadinya pankreatitis akut rekuren.8
pankreas, dan mencari komplikasi dari panreatitis. Modalitas USG menjadi pilihan awal untuk
Modalitas Magnetic Resonance Imagine (MRI) mengevaluasi pankreatitis kronik karena mudah
biasanya tidak digunakan sebagai pencitraan awal, dikerjakan, banyak tersedia, dan tanpa radiasi.11
namun berguna untuk melihat ada tidaknya Pankreatitis kronik banyak dikaitkan dengan
komplikasi dari pankreatitis. Pencitraan dengan masalah genetik maupun obstruksi sebagai
MRI lebih sensitif dalam evaluasi nekrosis penyebab, sehingga MRCP bisa menjadi pilihan
jaringan dibandingkan CT scan dengan kontras.16 utama untuk mengevaluasi duktus bilier dan
Magnetic Resonance Cholangiopancreatography pankreas. Dengan MRCP bisa dievaluasi ada

Nicodemus. J Kdokt Meditek, 2022: 28(3), 347–354 349


tidaknya dilatasi ireguler duktus dengan atau Analgetik dengan kerja perifer seperti parasetamol
tanpa striktur, batu, dan pseudokista.17 Untuk anak sering tidak cukup mengatasi nyeri pada
<6 tahun bisa dikerjakan MRCP dengan anestesi. pankreatitis, sehingga opioid dapat ditambahkan
Endoscopic Ultrasound (EUS) juga bisa untuk mengendalikan nyeri.13 Rute pemberian
digunakan sebagai modalitas untuk pankreatitis bergantung pada pertimbangan klinisi. Untuk
kronik. Secara teknis, EUS mungkin dikerjakan awal dapat dicoba per oral, namun jika tidak dapat
pada anak usia 5 tahun ke atas, bisa mendeteksi per oral, maka rute alternatif melalui intravena,
kalsifikasi parenkim pankreas, dan memiliki subkutan, rektal, atau transdermal. Tidak
sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dianjurkan memberikan analgetik secara
MRCP.18 intramuskular.
Dulu, pasien pankreatitis akut dipuasakan dan
Tata Laksana Pankreatitis Akut diberi nutrisi parenteral karena dihipotesiskan
dengan mengistirahatkan pencernaan bisa
Tata laksana pankreatitis meliputi resusitasi membuat pankreas istirahat dan perbaikan lebih
cairan dini dan agresif, kontrol nyeri, dan cepat. Rasionalisasi dari hipotesis ini adalah
pemberian nutrisi dini.8 Resusitasi cairan tidak adanya makanan di usus menstimulasi pelepasan
saja bertujuan menjaga urin output namun juga kolesistokinin (CCK) yang akan menstimulasi
mencegah komplikasi pankreatitis akut seperti sekresi enzim pankreas sehingga berujung pada
nekrosis dan gagal organ. Patogenesis pankreatitis aktivasi enzim proteolitik dan memperburuk
dan progresivitasnya diduga terjadi sekunder proses autodigesti dan menambah cedera. Studi
karena gangguan mikrosirkulasi pankreas yang terkini menunjukkan pendekatan puasa tersebut
disebabkan hipovolemia dan pembentukan menyebabkan peningkatan risiko infeksi
mikrotrombus. Resusitasi cairan mengatasi komplikasi akibat bakteri “overgrowth” dan
hipovolemia, membantu menjaga mikrosirkulasi translokasi dari usus, mengakibatkan tingginya
dengan cara menjaga perfusi tetap adekuat, dan morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan
mencegah kemungkinan pembentukan pankreatitis akut.21
mikrotrombus. Setiap anak dengan pankreatitis Saat ini pemberian nutrisi secara per oral
akut harus diresusitasi awal dengan cairan dapat dilakukan sedini mungkin meskipun ada
kristaloid, dapat diberikan bolus 10-20mL/kg jika inflamasi sistemik dan tidak perlu menunggu
terdapat penurunan hemodinamik.13 Pemberian perbaikan nilai amilase lipase. Dalam kasus
ringer laktat menurunkan angka kejadian SIRS pankreatitis akut ringan, nutrisi per oral bisa
dan nilai CRP secara signifikan dibandingkan dimulai dalam 24-48 jam setelah dirawat.22 Anak
normal salin.19 Pada anak, pemberian cairan dengan pankreatitis akut ringan dapat diberikan
kristaloid yang mengandung dextrosa sebagai diet biasa segera < 48 jam dan naik bertahap
alternatif dianggap aman.20 Direkomendasikan sesuai toleransi karena terbukti aman. Untuk
pemberian cairan agresif dini dengan laju 1,5-2x kasus pankreatitis akut yang berat
rumatan dalam 24 jam pertama pada anak dengan direkomendasikan nutrisi per enteral diberikan
pankreatitis akut.11,13 Hal tersebut dikaitkan dalam < 72 jam karena menurunkan risiko
dengan perbaikan luaran, penurunan angka kerusakan organ.13 Pemberian nutrisi dini dapat
perawatan ICU karena SIRS, dan penurunan lama mencegah perpindahan (translokasi) bakteri dan
rawat inap. Pemberian cairan dini membantu selanjutnya mencegah terjadinyya SIRS, juga
koreksi hipovolemia, meningkatkan perfusi menurunkan respon sitokin dan insidensi
pankreas, memperbaiki mikrosirkulasi, dan gastroparesis maupun ileus. Nutrisi enteral (oral,
mengurangi nekrosis. nasogatrik, atau nasojejunal) sesuai toleransi lebih
Nyeri perut merupakan gejala dominan dari diutamakan pada pasien yang stabil. Kombinasi
pankreatitis akut. Kontrol nyeri penting dalam tata pemberian nutrisi enteral dan parenteral lebih
laksana pankreatitis akut dan seringkali direkomendasikian daripada nutrisi parenteral
melibatkan penggunaan analgetik kerja perifer saja, diberikan kepada anak yang tidak mencapai
maupun sentral. Tidak ada panduan baku dalam target kalori dengan nutrisi enteral saja.
tata laksana nyeri pada pankreatitis akut. Untuk komposisi nutrisi tidak diperlukan
Pemberian analgetik dapat mengikuti pedoman formula khusus. Diet lemak reguler pada anak
“tangga” (stepladder) WHO. Untuk nyeri ringan didefinisikan sebagai diet yang mengandung 30-
diberikan parasetamol dan ibuprofen, nyeri 40% lemak untuk anak usia 1-3 tahun dan 25-35%
sedang-berat dapat diberikan opioid. Untuk nyeri lemak untuk usia 4-18 tahun. Diet lemak ini
menetap, analgetik diberikan secara rutin. diperlukan agar mencukupi kebutuhan kalori dan

350 Nicodemus. J Kdokt Meditek, 2022: 28(3), 347–354


nutrisi untuk tumbuh kembang anak. Secara menggunakan OAINS dan parasetamol
umum diet lemak reguler dapat diberikan dalam 1 intermiten.24 Jika nyeri masih tidak terkontrol
minggu setelah onset pankreatitis akut sesuai dengan dosis intermiten maka analgetik dapat
toleransi pasien.23 diberikan secara rutin. Apabila akan
Penggunaan antibiotik rutin tidak menggunakan OAINS jangka panjang, pasien
direkomendasikan untuk kasus pankreatitis akut. perlu diberikan histamin bloker-2 atau proton
Indikasi penggunaan antibiotik apabila terjadi pump inhibitor (PPI) untuk mengurangi efek
infeksi sistemik, komplikasi, kolangitis, atau samping. Di lini ke-2, opioid lemah seperti
dicurigai nekrosis pankreas11. Antibiotik juga tramadol dapat digunakan mekipun harus
dapat diberikan pada pasien dengan gejala diberikan secara hati-hati pada anak < 12 tahun.
sistemik seperti demam, nyeri perut yang sangat Di luar negeri alternatif lain bisa digunakan
hebat, leukositosis, dan dengan penyebab dari hydrocodone oral. Lini ketiga digunakan
sistem bilier. Intervensi Endoscopic Retrograde golongan opioid oral yang lebih kuat seperti
Cholangiopancreatography (ERCP) dan tindakan oxycodone bersamaan dengan analgetik non-
operatif tidak menjadi tata laksana standar opioid.24
pankreatitis akut. Indikasi dilakukan ERCP adalah Nyeri berulang dan kronis dapat
pada kasus pankreatitis akut yang disertai menyebabkan sensitisasi sentral dengan akibat
koledokolitiasis, kolangitis akut, maupun kelainan hiperalgesia dan alodinia serta menyebabkan nyeri
duktus pankreatikus seperti batu pankreas.11,13 yang bersifat neuropatik. Atas dasar ini,
Tindakan operatif dilakukan pada kasus penggunaan medikamentosa neuromodulator
pankreatitis yang tidak stabil, trauma abdomen seperti antidepresan trisiklik (amiltriptilin) dan
sebagai penyebab, atau ditemukan batu empedu. serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor
(SSRI) bisa dipertimbangkan sebagai tambahan
Tata Laksana Pankreatitis Kronik dalam tata laksana nyeri pankreatitis kronik.25,26
Namun, penggunaan obat-obat tersebut masih off-
Tata laksana pankreatitis kronik pada label pada pasien anak. Pada pasien rawat inap,
prinsipnya sama dengan tata laksana pankreatitis penggunaan opioid menjadi pilihan pertama
akut. Resusitasi cairan untuk menjaga status karena pada pasien tersebut nyeri dirasakan sangat
hidrasi dan mencegah hipovolemia, penanganan hebat yang tidak dapat diatasi dengan analgetik
nyeri yang adekuat, pemberian nutrisi enteral dini, lainnya. Jika nyeri masih belum bisa teratasi,
ketiganya menjadi pilar utama. Terapi cairan tindakan ensdoskopi dan operatif dapat
dalam tata laksana pankreatitis kronik tidak dipertimbangkan menjadi alternatif.
berbeda dari tata laksana episode pankreatitis
akut, yaitu menggunakan cairan kristaloid. Komplikasi Pankreatitis Kronik
Penggunaan antibiotik rutin tetap tidak
direkomendasikan. Hal yang perlu diperhatikan Insufisiensi eksokrin pankreas dan malnutrisi
adalah komplikasi yang terjadi akibat pankreatitis merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada
kronik. Pankreas memiliki kelenjar eksokrin dan anak dengan pankreatitis kronik.
endokrin. Kelenjar eksokrin pankreas berfungsi Direkomendasikan anak dengan pankreatitis
mensekresi enzim pencernaan, sedangkan kelenjar kronik baik dengan insufiensi eksokrin pankreas
endokrin berperan dalam homeostasis glukosa (exocrine pancreas insufficiency/EPI) maupun
melalui fungsinya mensekresi insulin. Kerusakan tidak, harus mendapatkan nutrisi diet reguler
pankreas yang terjadi pada pankreatitis kronik meliputi proporsi standar protein, karbohidrat, dan
dapat menyebabkan insufisiensi enzim lemak dengan komposisi 1-1,5g/kgBB protein per
pencernaan dan diabetes melitus.24 hari, 30-40% total kalori dari lemak, dan 50%
Nyeri perut merupakan keluhan tersering pada total kalori dari karbohidrat.23
pasien dengan pankreatitis kronik yang dirasakan Anak dengan pankreatitis kronik sering
sekitar 80% anak. Nyeri pada pankreatitis kronik mengalami defisiensi vitamin larut lemak (vitamin
dapat diatasi dengan medikamentosa maupun A, D, E), dan defisiensi vitamin A berkorelasi
dengan endoskopi atau operasi.11 Pada pasien dengan malnutrisi. Kadar 25-hydroxyvitamin D
rawat jalan, medikamentosa dapat menggunakan 30ng/mL dianggap insufisiensi vitamin D pada
parasetamol, obat antiinflamasi non steroid anak. Pemeriksaan kadar vitamin larut lemak
(OAINS), maupun golongan narkotika mengikuti seperti 25-hydroxyvitamin D direkomendasikan
“Stepladder”WHO. Analgetik golongan non- setiap 6-12 bulan pada anak dengan pankreatitis
opioid tetap menjadi pilihan pertama, kronik, dan harus dilakukan setiap 3 bulan pada

Nicodemus. J Kdokt Meditek, 2022: 28(3), 347–354 351


anak paien yang mendapat terapi tambahan insulin yang disebabkan kerusakan sel beta
suplementasi vitamin.23 pankreas (islet) ireversibel akibat fibrosis
Insufisiensi kelenjar eksokrin pankreas sering pankreas atau karena disfungsi sel beta akibat
menjadi permasalahan pada anak dengan sitokin inflamasi intrapankreas. Terapi insulin
pankreatitis kronik. Saat ini, terapi enzim merupakan tata laksana yang paling tepat untuk
pankreas pengganti mengikuti dosis pada penyakit pasien DM pankreatogenik karena dapat
fibrosis kistik. Di Eropa, untuk anak <4 tahun mengatasai masalah utama defisiensi insulin.
diberikan lipase 1.000 unit/kg setiap kali makan. Namun, pada kasus ringan, terapi metformin
Pada anak > 4 tahun diberikan lipase 1.000-2.500 dapat dipertimbangkan sebagai lini pertama atau
unit/kg tiap kali makan dan untuk anak remaja diberikan bersamaan dengan insulin.24
menggunakan lipase 40.000-50.000 unit setiap Dibutuhkan konsultasi dengan ahli endokrinologi
kali makan.11 Untuk makanan cemilan, diberikan anak lebih lanjut mengenai hal ini.
setengah dosis lipase sesuai usia. Sementara di Batu pankreas (pankreatolitiasis) juga
Amerika, pemberian terapi enzim pengganti merupakan salah satu komplikasi akhir dari
dibedakan berdasarkan berat badan, komposisi pankreatitis kronik terlepas dari apapun
lemak dalam makanan, atau berdasarkan volume etiologinya. Obstruksi dari batu ini dapat
makanan.24 Dosis berdasarkan berat badan menyebabkan nyeri hebat yang tidak tertahankan.
diberikan lipase mulai dari 500-1.000 unit/kg tiap Tindakan ERCP sebagai tata laksana batu
makan dengan dosis maksimal 3.000 pankreas dapat dilakukan dengan aman pada anak.
unit/kg/makan atau tidak melebihi 10.000 Tata laksana meliputi sfingterotomi, insersi stent,
unit/kg/hari. Berdasarkan komposisi lemak, dosis dilatasi striktur duktus, atau ekstraksi
lipase 500-4.000 unit/gram lemak. Untuk dosis pengangkatan batu pankreas dengan metode
berdasarkan volume makan diberikan lipase 1 ERCP.11 Namun, ERCP sulit dilakukan pada anak
cartridge untuk 500 cc formula dan ditambahkan < 5 tahun. Tindakan pembedahan dilakukan
cartridge kedua untuk 1.000 cc formula, dengan apabila terapi konservatif atau ERCP gagal dan
maksimal 2 cartridge setiap kali makan. Khusus pasien masih merasakan nyeri hebat berulang
dosis berdasarkan volume makan digunakan kronis. Tindakan operatif meliputi drainase untuk
hanya pada pasien dengan pemberian nutrisi mengurangi obstruksi duktus, reseksi striktur, dan
enteral. Dianjurkan memberikan terapi pengganti pengangkatan batu pankreas.31 Keselamatan dari
enzim lipase dengan dosis berdasarkan berat organ pankreas harus menjadi tujuan utama pada
badan terlebih dahulu, baru kemudian prosedur operatif, namun pankreatektomi total
menggunakan dosis berdasarkan komposisi lemak dengan autotransplantasi islet (total
apabila memang diperlukan. Perlu dilakukan pancreatectomy with islet autotransplant - TPIAT)
pemantauan terapi pengganti enzim pankreas dapat dipertimbangkan pada anak dengan
dengan memeriksakan fecal elastase. Kadar fecal pankreatitis kronik yang masih nyeri dan tidak
elastase < 100 μg/g feses dianggap abnormal, membaik dengan metode operatif lain.32
100-200 μg/g intermediate-moderate EPI, dan >
200 μg/g dianggap normal.27 Penutup
Pankreatitis kronik dapat menyebabkan
diabetes melitus (DM) pankreatogenik yang juga Pankreatitis dapat terjadi pada anak dan
disebut sebagai DM tipe 3c dengan prevalensi 4- mengalami peningkatan insidensi dalam beberapa
9% pada anak.28 Oleh karena ada risiko terkena tahun terakhir. Etiologi pankreatitis pada anak
diabetes, perlu dilakukan skrining DM setahun multifaktorial dengan beberapa di antaranya
sekali dengan pemeriksaan gula darah puasa meliputi genetik tertentu yang menjadi
(GDP) dan hemoglobin A1c (HbA1c).29 predisposisi, kelainan saluran empedu dan
Pemeriksaan toleransi glukosa oral dan gula darah pankreas, obstruksi batu empedu, trauma
2 jam post prandial (GD2PP) perlu dilakukan abdomen, infeksi, penyakit sistemik, dan obat-
pada pasien yang memiliki kadar glukosa darah obatan. Pankreatitis pada anak dibagi tiga, yaitu
puasa atau HbA1c dalam golongan pre-DM. akut, akut rekuren, dan kronik. Ketiganya
Diagnosis diabetes ditegakkan berdasarkan merupakan suatu proses berkesinambungan mulai
kriteria American Diabetes Association (GDP ≥ dari episode pankreatitis akut yang progresif dan
126 mg/dL, GD2PP ≥ 200, atau HbA1c ≥ 6,5) di berulang sampai bisa menjadi pankreatitis kronik.
mana pada pasien asimptomatik diperlukan Gejala utama yang ditimbulkan yaitu nyeri perut
konfirmasi hasil tes kedua positif.30 Patofisiologi dengan derajat bervariasi disertai gejala
DM pankreatogenik diduga akibat defisiensi gastrointestinal lainnya seperti mual dan muntah.

352 Nicodemus. J Kdokt Meditek, 2022: 28(3), 347–354


Pemeriksaan enzim pankreas menjadi et al. Early-onset acute recurrent and chronic
laboratorium yang penting, diikuti dengan pancreatitis is associated with PRSS1 or
pencitraan radiologi dengan modalitas USG CTRC gene mutations. J Pediatr.
hingga MRCP pada kasus tertentu. Penegakkan 2017;186:95–100.
diagnosis mengikuti kriteria INSPIRE yang harus 10. Hegyi P, Wilschanski M, Muallem S, Lukacs
memenuhi 2 dari 3 kriteria tersebut. Tata laksana GL, Sahin-toth M, Uc A, et al. CFTR: a new
utama meliputi pemberian cairan, analgetik, horizon in the pathomechanism and treatment
nutrisi dini, hingga tindakan ERCP dan operatif of pancreatitis. Rev Physiol Biochem
apabila diperlukan. Pharmacol. 2016;170:37–66.
11. Parniczky A, El-Haija MA, Husain S, Lowe
Daftar Pustaka M, Oracz G, Sahin-toth M, et al. EPC/HPSG
evidence-based guidelines for the
1. Sellers ZM, MacIsaac D, Yu H, Dehghan M, management of pediatric pancreatitis.
Zhang KY, Bensen R, et al. Nationwide Pancreatology. 2018; 18(2):146-160.
trends in acute and chronic pancreatitis 12. Morinville VD, Lowe ME, Ahuja M, Barth B,
among privately insured children and non- Bellin MD, Davis H, et al. Design and
elderly adults in the United States, 2007- implementation of insppire (International
2014. Gastroenterology. 2018;155(2):469–78. Study Group of Pediatric Pancreatitis: in
2. Poddar U, Yachha SK, Borkar V, Srivastava Search for a Cure). J Pediatr Gastroenterol
A, Kumar S. A report of 320 cases of Nutr. 2014;59(3):360–4.
childhood pancreatitis: increasing incidence, 13. El-Haija M, Kumar S, Quiros JA,
etiologic categorization, dynamics, severity Balakrishman K, Barth B, Bitton S, et al.
assessment, and outcome. Pancreas. Manangement of acute pancreatitis in the
2017;46(1):110–5. pediatric population : a clinical report from
3. Sweeny KF, Lin TK, Nathan JD, Denson LA, the North American Society of Pediatric
Husain SZ, Hornung L, et al. Rapid Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition
progression of acute pancreatitis to acute Pancreas Committee. J Pediatr Gastroenterol
recurrent pancreatitis in children. J Pediatr Nutr. 2018;66(1):159-176.
Gastroenterol Nutr. 2019;68(1):104–9. 14. Coffey MJ, Nightingale S, Ooi CY.
4. Oracz G, Wejnarska K, Kolodziejczyk E, Diagnosing acute pancreatitis in children:
Jaroslaw Kl. Pediatric acute and chronic what is the diagnostic yield and concordance
pancreatitis: increase in incidence or for serum pancreatic enzymes and imaging
increasing awareness? Pancreas. within 96 h of presentation? Pancreatology.
2017;46(6):55–6. 2014;14(4):251-6.
5. Pant C, Sferra TJ. Emergency department 15. Morinville VD, Husain SZ, Bai H, Barth B,
visits and hospitalizations in children with Alhosh R, Durie PR et al. Defifinitions of
chronic pancreatitis in the United States. J pediatric pancreatitis and survey of present
Pediatr Gastroenterol Nutr. 2015;61(1):568– clinical practices. J Pediatr Gastroenterol
70. Nutr. 2012;55(3):261–5.
6. Kumar S, Ooi CY, Werlin S, El-Haija MA, 16. Barral M, Taouli B, Guiu B, Koh DM,
Barth B, Bellin MD, et al. Risk factor Luciani A, Manfredi R, et al. Diffusion-
associated with pediatric acute recurrent and weighted MR imaging of the pancreas:
chronic pancreatitis: lessons from INSPIRE. current status and recommendations.
JAMA Pediatr. 2016; 170(6):562-9. Radiology. 2015;274(1):45–63.
7. Gonska T. Genetic predisposition in 17. Hwang JY, Yoon HK, Kim KM.
pancreatitis. Curr Opin Pediatr. Characteristics of pediatric pancreatitis on
2018;30(5):660–4. magnetic resonance
8. Gariepy CE, Heyman MB, Lowe ME, Pohl cholangiopancreatography. Pediatr
JF, Werlin SL, Wilschanski M, et.al. Causal Gastroenterl Hepatol Nutr. 2015;18(2):73-84.
evaluation of acute recurrent and chronic 18. Gordon K, Conway J, Evans J, Petty J,
pancreatitis in children: consensus from the Fortunato JE, Mishra G. Eus and eus-guided
INSPIRE Group. J Pediatr Gastroenterol interventions alter clinical management in
Nutr. 2017;64(1):95-103. children with digestive diseases. J Pediatr
9. Giefer MJ, Lowe ME, Werlin SL, Gastroenterol Nutr 2016;63(2):242-6.
Zimmerman B, Wilschanski M, Troendle D,

Nicodemus. J Kdokt Meditek, 2022: 28(3), 347–354 353


19. Wu BU, Hwang JQ, Gardner TH, Repas K, 29. Uc A, Perito ER, Pohl JF, Shah U, El-Haija
Delee R, Yu S, et al. Lactated ringer's M, Barth B, et al. International Study Group
solution reduces systemic inflflammation of Pediatric Pancreatitis: In Search for a
compared with saline in patients with acute CuRE Cohort Study: Design and Rationale
pancreatitis. Clin Gastroenterol Hepatol. for INSPPIRE 2 from the consortium for the
2011;9(8):710-7. study of chronic pancreatitis, diabetes, and
20. Szabo FK, Fei L, Cruz LA, El-Haija M. pancreatic cancer. Pancreas.
Early enteral nutrition and aggressive fluid 2018;47(10):1222–8.
resuscitation are associated with improved 30. American Diabetes Association.
clinical outcomes in acute pancreatitis. J Classifification and diagnosis of diabetes:
Pediatr 2015;167(2):397–402. standards of medical care in diabetes-2019.
21. Poropat G, Giljaca V, Hauser G, Stimac D. Diabetes Care. 2019;42(Suppl 1):S13–28.
Enteral nutrition formulations for acute 31. Sacco-Casamassima MG, Goldstein SD,
pancreatitis. Cochrane Database Syst Re. Yang J, Gause CD, Abdullah F, Meoded A,
2015;3:CD010605. et al. The impact of surgical strategies on
22. El-Haija M, Wilhelm R, Heinzman C, outcomes for pediatric chronic pancreatitis.
Siqueira BN, Zou Y, Fei L, et al. Early Pediatr Surg Int. 2017;33(1):75-83.
enteral nutrition in children with acute 32. Bellin MD, Forlenza GP, Majumder K,
pancreatitis. J Pediatr Gastroenterol Nutr. Berger M, Freeman ML, Beilman GJ, et al.
2016;62(3):453-6. Total pancreatectomy with islet
23. El-Haija M, Uc A, Werlin SL, Freeman AJ, autotransplantation resolves pain in young
Georgieva M, Jojkic-Pavkov D, et al. children with severe chronic pancreatitis. J
Nutritional considerations in pediatric Pediatr Gastroenterol Nutr. 2017;64(3):440-
pancreatitis: a position paper from the 45.
NASPHAN Pancreas Committee and
ESPHAN Cystic Fibrosis/Pancreas Working
Group. J Pediatr Gastroenterol Nutr.
2018;67(1):131-43.
24. Freeman AJ, Maqbool A, Bellin MD,
Goldschneider KR, Grover AS, Hartzell C, et
al. Medical management of chronic
pancreatitis in children: a position paper by
North American Society for pediatric
gastroenterology, hepatology, and nutrition
pancreas committee. J Pediatr Gastroenterol
Nutr. 2021;72(2):324-40.
25. Wilson PR. Multidisciplinary management of
chronic pain. A practical guide for clinicians.
Pain Med 2016;17:1376–8.
26. Sheehy KA, Lippold C, Rice AL, Nobrega R,
Finkel JC, Quezado ZM. Subanesthetic
ketamine for pain management in
hospitalized children, adolescents, and young
adults: a single-center cohort study. J Pain
Res. 2017;10:787–95.
27. Garah J, Rosen I, Shaoul R. Transient
exocrine pancreatic insuffificiency in
children: an existing entity? J Pediatr
Gastroenterol Nutr. 2019;68(4):574–7.
28. Schwarzenberg SJ, Uc A, Zimmerman B,
Wilschanski M, Wilcox CM, Whitcomb DC,
et al. Chronic pancreatitis: pediatric and adult
cohorts show similarities in disease progress
despite different risk factors. J Pediatr
Gastroenterol Nutr. 2019;68(4):566–73.

354 Nicodemus. J Kdokt Meditek, 2022: 28(3), 347–354

Anda mungkin juga menyukai