Anda di halaman 1dari 10

Pankreatitis & Hepatitis

Program Studi S-1 Farmasi


Universitas Muhammadiyah Kudus
01 Definisi Agenda Style
02 Jenis-Jenis

03 Etiologi & Epidemiologi

Terapi Non Farmakologi &


04 Farmakologi

05 Studi Kasus
Definisi
Pankreatitis akut adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan
nyeri dimana enzim pankreas diaktivasi secara prematur dan
mengakibatkan autodigestif pankreas. Pankreatitis mungkin
bersifat akut atau kronis, dengan gejala ringan sampai berat.
Pankreatitis merupakan penyakit yang serius pada pankreas
dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang
relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang
berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap
berbagai pengobatan. Secara klinis pankreatitis akut ditandai
oleh nyeri perut yang akut disertai dengan kenaikan enzim
dalam darah dan urin. Berdasarkan definisi, pada pankreatitis
akut bersifat reversibel jika stimulus pemicunya dihilangkan;
pankreatitis kronik diartikan sebagai desktruksi parenkim
eksokrin pankreas yang bersifat ireversibel.
Klasifikasi
Berdasarkan pada beratnya
proses peradangan dan luasnya
nekrosis parenkim, pankreatitis
akut dapat dibedakan menjadi :
a. Pankreatitis akut tipe intertisial
b. Pankreatitis akut tipe nekrosis
hemoragik
Etiologi
Patogenesis pankreatitis tidak seluruhnya dimengerti, namun hal yang mungkin penting
adalah terhalangnya aliran getah pankreas dan/atau refluks cairan empedu ke dalam
duktus pankreatikus. Beratnya kerusakan pada pankreas bervariasi mulai dari
peradangan ringan dengan edema hingga nekrosis. Pada pankreatitis kronik,
peradangan yang terus berlangsung menyebabkan fibrosis yang mula-mula terjadi di
sekitar duktus asinus namun kemudian di dalam sel-sel asinar.5 Faktor-faktor etiologi
dijabarkan pada Tabel 2.1.
Epidemiologi
Di seluruh dunia, kejadian pankreatitis akut berkisar antara 5 sampai
80 per 100.000 penduduk, dengan insiden tertinggi tercatat di Amerika
Serikat dan Finlandia. Di Eropa dan negara-negara maju lainnya, seperti
Hong Kong, lebih banyak pasien cenderung memiliki pankreatitis batu
empedu, sedangkan di Amerika Serikat, pankreatitis yang berkaitan
dengan alkoholisme adalah yang paling umum.
Usia rata-rata saat onset tergantung pada etiologi. Berikut ini adalah
usia rata-rata onset untuk berbagai etiologi2 :
 Terkait dengan alkohol: 39 tahun
 Terkait gannguan atau kelainan saluran empedu: 69 tahun
 Terkait dengan trauma: 66 tahun
 Terkait penggunaan obat-obatan: 42 tahun
 Terkait ERCP: 58 tahun
 Tetkait penyakit HIV/AIDS: 31 tahun
 Terkait penyakit vaskulitis: 36 tahun 4
Umumnya, pankreatitis akut lebih sering ditemukan pada laki-laki
daripada perempuan. Pada laki-laki, etiologi lebih sering berhubungan
dengan alkohol. Pada wanita lebih sering berhubungan dengan penyakit
saluran empedu.
Terapi Farmakologi & Non Farmakologi Pankreatitis
Akut
Manajemen pankreatitis akut, biasanya terdiri dari:
• Manajemen Cairan
• Nutrisi Pendukung
1. Untuk mengistirahatkan saluran cerna
2. Diberikan nutrisi secara enteral maupun parenteral
•Manajemen nyeri
• Manajemen terapi yang diberikan tersebut dibagi dalam terapi farmakologi dan non farmakologi.
A. Terapi Non Farmakologi
a. Nutrisi Pendukung
b. Intervensi radiologi dan ERCP
c. Terapi Bedah
B. Terapi Farmakologi
a. Manajemen Nyeri
b. Pembatasan Komplikasi Sistemik Dan Pencegahan Nekrosis Pankres  Manajemen
c. Cairan Obat-obatan
d. Pankreatitis Post-ERCP
Terapi Farmakologi & Non Farmakologi Pankreatitis
Kronik

A. Terapi Non Farmakologi


Selama suatu serangan, yang sangat penting adalah menghindari alkohol.
Menghindari semua makanan dan hanya menerima cairan melalui infus, dapat
mengistirahatkan pankreas dan usus juga bisa mengurangi rasa nyeri. Untuk
mengurangi serangan, dianjurkan makan 4-5 kali/hari, yang mengandung sedikit
lemak dan protein, dan banyak karbohidrat. Alkohol harus tetap dihindari.
Bila sakit berlanjut, kemungkinan telah terjadi komplikasi, seperti masa
peradangan di kepala pankreas atau suatu pseudokista. Masa peradangan memerlukan
terapi pembedahan. Pseudokista yang menyebabkan nyeri sejalan dengan
perkembangannya, mungkin harus menjalani dekompresi (pengurangan penekanan).
Pada pecandu alkohol yang mengalami penyembuhan, pengangkatan sebagian
pankreas dilakukan hanya pada mereka yang dapat mengatasi diabetes yang akan
terjadi setelah pembedahan.
Terapi Farmakologi & Non Farmakologi Pankreatitis
Kronik
B. Terapi Farmakologi
Tetapi pereda nyeri golongan narkotik, masih sering diperlukan untuk mengurangi rasa nyeri. Bila
penderita terus menerus merasakan nyeri dan tidak ada komplikasi, biasanya dokter menyuntikan
penghambat nyeri ke saraf pankreas sehingga rangsangannya tidak sampai ke otak. Bila cara ini gagal,
mungkin diperlukan pembedahan. Jika saluran pankreasnya melebar, pembuatan jalan pintas dari
pankreas ke usus halus, akan mengurangi rasa nyeri pada sekitar 70- 80% penderita. Jika salurannya
tidak melebar, sebagian dari pankreas mungkin harus diangkat. Bila kepala pankreas terkena, bagian ini
diangkat bersamaan dengan usus dua belas jari. Pembedahan ini dapat mengurangi nyeri pada 60-80%
penderita.
Dengan meminum tablet atau kapsul yang mengandung ekstrak enzim pankreas pada saat makan,
dapat membuat tinja menjadi kurang berlemak dan memperbaiki penyerapan makanan, tapi masalah ini
jarang dapat teratasi. Bila perlu, larutan antasid atau penghambat H2 dapat diminum bersamaan dengan
enzim pankreas. Dengan pengobatan tersebut, berat badan penderita biasanya akan meningkat, buang air
besarnya menjadi lebih jarang, tidak lagi terdapat tetesan minyak pada tinjanya dan secara umum akan
merasa lebih baik.
Jika pengobatan diatas tidak efektif, penderita dapat mencoba mengurangi asupan lemak. Mungkin
juga dibutuhkan tambahan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai