PASAL 1
PENJELASAN GAMBAR DAN RKS
3.7. PENGUKURAN
a. Penyedia harus menyediakan tenaga yang ahli dalam cara-cara
pengukuran dengan alat-alat theodolith, waterpass dan peralatan
lain yang diperlukan.
b. Pengawas Lapangan dan Penyedia akan menetapkan tempat/posisi
patok penandaan permanen (bench mark) sebagai referensi pengukuran
bangunan, dan dituangkan dalam Berita Acara penentuan titik 0 (nol) lantai
bangunan.
c. Pergeseran patok hanya dapat dilakukan atas persetujuan Pengawas
Lapangan dan tetap merujuk pada level patok awal.
d. Berdasarkan patok tersebut Penyedia menentukan level bangunan dan
jarak as bangunan pada setiap pekerjaan sesuai dengan gambar
perencanaan.
4.1. UMUM
Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan terutama tentang ukuran galian.
Bahan-bahan galian yang akan dipakai untuk penimbunan harus
diperiksa terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan.
4.2. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan galian yang dimaksud pada pekerjaan ini adalah galian tanah
pondasi serta urugan tanah kembali yang meliputi :
a. Pekerjaan Galian Tanah Biasa
b. Pekerjaan Urug Kembali Galian
c. Pekerjaan Pengurungan Pasir Urug
d. Pekerjaan Pengurungan Tanah Urug
4.3. BAHAN/MATERIAL
a. Semua urugan yang akan dipergunakan berupa tanah dan atau pasir urug.
b. Sebelum dipergunakan harus mendapat persetujuan Direksi.
c. Bahan urugan berupa tanah urug harus bersih dari kotoran, humus
dan bahan organic yang dapat mengakibatkan penyusutan atau
perubahan kepadatan urugan itu sendiri.
d. Tanah bekas galian dapat dipergunakan sebagai urugan asalkan
mendapat ijin dari pengawas lapangan.
e. Pasir urug harus berbutir halus (0.5-2) mm, bergradsi tidak seragam
(heterogen), warna hitam/merah kecoklatan.
f. Urugan peninggian pile lantai menggunakan bahan sirtu.
5.3. BAHAN-BAHAN
5.3.1. Umum
Bahan-bahan campuran beton berupa PC, agregat halus maupun kasar
penyedia harus mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan
persetujuan dari konsultan pengawas, sebelum mendatangkan material
tersebut secara masal.
b. Penyimpanan PC
Semen yang didatangkan ditempat pekerjaan harus dalam kondisi
baik dan terbungkus kantong-kantong semen asli dari pabrik.
Agar semen yang didatangkan tetap terjaga kualitasnya, semen
harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik dan
alas penimbunan semen harus diatas muka tanah setinggi 30 cm.
Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis,
penyimpanan dari pengiriman tiap hari hendaknya terpisah agar semen
yang datang lebih dulu, segera bisa dipergunakan.
5.3.5. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton-beton harus air bersih
(yang dapat diminum) dan tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkohol, garam-garam dan bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton maupun baja tulangan.
5.3.8. Bekisting
a. Pembuatan bekisting harus memenuhi syarat-syarat dalam SNI 03-
1726-2002 dan SNI 03-2847-2002
b. Bahan bekisting dapat dibuat dari papan kayu kelas III yang cukup
kering dengan tebal minimum 2 cm atau panil-panil multipleks
dengan tebal minimum 9 mm.
c. Rangka penguat konstruksi bekisting dari kayu ukuran 5/7 sebagai
penyokong, penyangga maupun pengikat, sehingga mampu
mendukung tekanan beton pada saat pengecoran sampai selesai
proses pengikatan.
d. Penyangga struktur lantai (balok, lantai,dll) dapat digunakan kayu
dengan ukuran minimal 5/7 cm dengan jarak maksimum 50 cm
dan papan kelas III sebagai landasa antara tanah dan tiang
penyangga (perancah), atau menggunakan scaffolding baja.
5.4.2 Penulangan
a. Pembengkokan dan pemotongan besi tulangan
1. Penyedia diharuskan membuat gambar detail pemotongan besi
12 CV. SUDUT PANDANG DESAIN
tulangan dengan berpedoman kepada gambar-gambar beton
yang ada sesuai dengan ketentuan SNI 03-1726-2002 dan SNI
03-2847-2002.
2. Gambar-gambar detail yang telah disetujui oleh direksi
mengikat untuk dilaksanakan.
3. Besi tulangan dibengkokkan atau diluruskan dalam keadaan
dingin, kecuali apabila pemasangannya diijinkan oleh direksi.
4. Pembengkokan atau meluruskan tulangan tidak boleh dengan
cara yang merusak tulangan.
b. Pemasangan besi tulangan
1. Tulangan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan jarak-
jarak yang terdapat pada gambar rencana, dan selama
pengecoran letaknya tidak berubah.
2. Sehubungan dengan ketetapan tebal penutup beton,
maka selain dipasang beton-beton tahu, harus
dipasang penahan jarak baja tulangan (korset) dengan
jumlah minimal 4 buah tiap-tiap m2plat lantai maupun
plat atap.
c. Tulangan susut
Untuk seluruh plat beton ditambahkan tulangan susut seperti
tercantum pada gambar, apabila dalam gambar tidak
tercantum, maka penyedia harus memasang tulangan susut
dengan besi Ø 8-20 cm.
5.4.3 Bekesting
a. Umum
1. Ukuran dalam bekesting adalah ukuran beton sesuai dengan
ukuran yang ditunjuk dalam gambar.
2. Bekesting harus diperkuat sedemikian rupa, agar tidak bocor,
melendut dan berubah bentuk pada saat mendapatkan tekanan
spesi pada saat pengecoran berlangsung.
3. Sebelum pengecoran, bekesting harus dibersihkan dari
kotoran, serbuk gergaji, kawat ikat, dan bekesting
harus dibersihkan dengan air sampai kondisi jenuh
b. Kolom
1. Bekesting kolom dapat dibuat utuh untuk satu kolom atau
dengan cara pengecoran bertahap.
2. Bekesting kolom harus tegak lurus ke atas, dengan
pemeriksaan menggunakan unting-unting atau theodolite.
3. Hubungan horizontal antara kolom harus lurus kemudian
diikat dengan kaso 5/7 antara sesama bekesting.
4. Antara bagian dalam bekesting kolom dengan tulangan terluar
dipasang beton tahu yang diikat pada tulangan tersebut
agar tulangan tidak melekat pada bekesting.
c. Balok/Ring
1. Perancah balok dipasang apabila tanah landasan telah
dipadatkan, supaya pada saat pelaksanaan pengecoran
tidak terjadi penurunan.
2. Kaki perancah dilandasi dengan papan klas III, sebagai
perataan beban pada tanah dasar perancah.
3. Untuk pekerjaan ini, sebaiknya menggunakan
perancah bambu atau Scapolding
4. Setelah perancah kuat, maka pemasangan bekesting balok
dapat dilaksanakan.
d. Plat Beton
1. Perancah Plat Beton dipasang apabila tanah landasan telah
dipadatkan, supaya pada saat pelaksanaan pengecoran
13 CV. SUDUT PANDANG DESAIN
tidak terjadi penurunan.
2. Kaki perancah dilandasi dengan papan klas III, sebagai
perataan beban pada tanah dasar perancah.
3. Untuk pekerjaan ini, sebaiknya menggunakan
Scapolding
4. Setelah perancah kuat, maka pemasangan bekesting balok
dapat dilaksanakan.
6.2. BAHAN-BAHAN
6.2.1. Bata Merah
a. Bata merah harus kualitas baik, ukuran minimal sesuai yang ada di
pasaran.
b. Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang sisinya datar,
padat dan tidak menunjukkan retak-retak.
c. Apabila dilakukan pemeriksaan dengan cara menggoreskan
ujung bata pada bagian sisi yang panjang pada bidang keras
dan kasar sepanjang 1 meter, maka panjangnya berkurang
akibat aus maksimum 1 cm.
6.2.2. Semen Portland (PC)
Semen Portland harus mempergunakan semen DYNAMIX yang
digunakan harus satu jenis.
6.2.4. Umum
a. Sebelum mendatangkan bahan secara masal penyedia harus
mengajukan contoh bahan terlebih dahulu kepada direksi
untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
b. Warna yang belum ditentukan dalam RKS atau mendapat perubahan
ditentukan kemudian oleh Direksi.
c. Segala bentuk persetujuan dari direksi, secara tertulis.
6.3.2. Plesteran
a. Seluruh permukaan dinding tembok yang akan diplester harus
dibasahi/disiram dengan air bersih terlebih dahulu sampai rata, serta
dinding yang telah diplester harus selalu dijaga kelembabannya. Hal
ini dimaksudkan untuk mencegah pengeringan plesteran terlalu
cepat/ sebelum waktunya.
b. Semua pekerjaan plesteran harus rata, halus, dan merupakan
satu bidang tegak lurus dan siku. Plesteran yang telah selesai
harus bebas dari retak-retak/ noda-noda dan cacat lainnya.
c. Plesteran dinding dikerjakan dengan tebal minimal 1 (satu)
centimeter dan maksimal 2 (dua) centimeter.
d. Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, harus
mempunyai permukaan yang halus dengan cara diaci dan
dalam keadaan setengah kering digosok dengan kertas semen
e. Untuk penyelesaian sudut-sudut, sponing (benangan) supaya
digunakan plesteran 1Pc : 2Ps dan dilaksanakan lurus dan tajam.
f. Pekerjaan plesteran harus dikoordinasikan dengan pekerjaan
pemasangan instalasi listrik, instalasi air maupun instalasi lainnya
yang terletak didalam plesteran.
7. 1. LINGKUP PEKERJAAN
A. PEKERJAAN RENOVASI GEDUNG PPA, TIPIKOR, SIWAS
1. Pekerjaan Pasangan Rangka Atap Galvalume
2. Pekerjaan Pasang Penutup Atap Spandek Tabur Pasir
3. Pekerjaan Pasangan ACP Rangka Hollow
4. Pekerjaan Talang Air
7.2. BAHAN-BAHAN
7.2.1. Rangka Atap Galvalume
1. Bahan : Aluminium profile Framing
2. Warna : Ditentukan kemudian
3. Ukuran :
- Web C 75.35.0,75 mm
b. Reng
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat (U
terbalik) Reng Galvalume TH0,3 A0,3 BMT0,35 TCT0,4 dan juga
dipergunakan untuk ikatan angin dan ceiling batten PRT 045
(ketebalan dasar baja 0,4 mm), panjang material perbatang
adalah 6m
d. Screw
Screw yang digunakan menggunakan self drilling screw dengan
spesifikasi sebagai berikut :
i. Kelas ketahanan Korosi Minimum : Class 2 (Minimum
Corrosion Rating)
ii. Ukuran baut untuk elemen struktur rangka atap adalah 12-
14x20 (screw kuda-kuda) dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Diameter kepala : 12 mm
2. Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 14
3. Panjang : 20 mm
4. Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel
5. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN
6. Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN
7. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm
18 CV. SUDUT PANDANG DESAIN
iii. Ukuran baut untuk elemen strktur lainnya adalah 10-16x16
(screw reng) dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Diameter kepala : 10 mm
2. Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 16
3. Panjang : 16 mm
4. Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel
5. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN
6. Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN
7. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kN
7.3.PEDOMAN PELAKSANAAN
7.3.1 Cara melaksanakan baja ringan Untuk Struktur.
1) Syarat Pelaksanaan.
Pekerjaan harus bertaraf klas satu, semua pekerjaan ini harus
diselesaikan bebas dari puntiran, tekanan dan hubungan terbuka.
Semua bagian harus mempunyai hubungan ukuran yang tepat
sehingga dalam memasang tidak akan memerlukan pengisian kecuali
bila gambar detail menunjukkan hal tersebut.
Semua detail dan hubungan harus dibuat secara teliti dan dipasang
dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang rapi sekali. Semua
19 CV. SUDUT PANDANG DESAIN
perlengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang perlu demi
kesempurnaan pemasangan walapun tidak secara khusus diperlihatkan
dalam gambar atau persyaratan disini, harus diharus diada-
kan/disediakan, kecuali jika diperlihatkan atau persyaratan lain.
4) Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik)
, dengan panjang dan tebal las sesuai gambar rencana.
Kekuatan dari bahan las yang dipakai, paling kecil sama dengan
kekuatan baja ringan yang dipakai. Kelas E 60 atau grade SAW-1
sesuai ASTM-A 233. Konsultan Supervisi berhak mengadakan test
terhadap pengelasan di Balai Penelitian bahan-bahan menurut
standard yang berlaku di Indonesia.
Multigrip (MG)
Screw
1. Cara membuat rangka kanopi, pagar besi hollow, pintu dari besi hollow
membutuhkan alat gerinda dengan mata gerinda potong besi, gerinda
biasa, dan matagerinda potong keramik. Selain itu, juga dibutuhkan bor
tangan listrik dengan matabor besi 12 mm dan matabor beton 12 mm, las
listrik dengan daya 900 watt, penggaris siku, meteran, waterpass,
palu, betel, dan spidol untuk penanda
2. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat Rangka Kanopi :
Rangka kanopi menggunakan bahan besi hollow galvanis 5x5 cm tebal
1,4 mm
3. Agar Rangaka Kanopi bisa dibuat, langkah pertama untuk cara membuat
Rangaka Kanopi dari besi hollow adalah dengan membuat pengukuran
awal Rangaka Kanopi. Ukuran besi hollow untuk Rangaka Kanopi yang
sesuai adalah potong besi hollow 5x5 cm ukuran 5,2 m sebanyak dua
potong, ukuran 3,1 meter sebanyak 2 potong, dan ukuran 2,9 meter
sebanyak 2 potong untuk tiang depan. Potong lah besi hollow 5x5 cm
sepanjang 5,12 metersebanyak 2 potong sebagai rusuk di dalam rangka
utama dengan panjang 1 meteran sebanyak 12 potong.
4. Selanjutnya, cara membuat Rangaka Kanopi dari besi hollow adalah
dengan mengelas dan menyambung kanrangka utama terlebih dahulu
dengan membentuk persegi panjang. Jangan lupa untuk memastikan jarak
rangka Rangaka Kanopi hollow pada sudut-sudut siku apakah sudah pas
terlebih dahulu. Las dan sambungkan besi.
5. Selanjutnya, Anda bisa mengelas dan menyambungkan besi 5x5 cm yang
telah dipotong dengan ukuran 1 meteran masing-masing sebagai tempat
menyekrup atap galvalum kerangka Rangaka Kanopi. Setelah semuanya
dirasakuat setelah dilas, Rangaka Kanopi bisa dinaikkan. Jangan lupa untuk
memotong siku dan melubangi dengan matabor 12 mm untuk landasan
mengikat baut dynabold ketembok dan tiang ke lantai
6. Kemudian, naikkan Rangaka Toren keatas. Tandai dan ukur di mana
dynabol diperlu ditanam. Agar memastikan Rangaka Kanopi terpasang
dengan baik, pastikan untuk menyetelnya menggunakan waterpass.
Selanjutnya, lubangi tembok dengan mata bor 12 mm dan tanamlah
dynabold. Lalu pasang rangka Rangaka Kanopi ke tembok rumah
menggunakan baut pada dynabold.
7. Setelah Rangaka Kanopi terpsang naik, Anda bisa melanjutkan memasang
tiang penyangga bagian depan Rangaka Kanopi. Ukur telebih dahulu
ketinggian tiang penyangga belakang dan tiang penyangga depan pada
Rangaka Kanopi seperti yang Anda inginkan. Lalu baut menggunakan
diynabold dan dilas di bagian atas tiang.
8. Selanjutnya, Anda bisa memasang atap Spandek Pasair pada Rangaka
Kanopi yang telah dipotong sesuai dengan ukuran jadi Rangaka Kanopi.
Naikkan atap Spandek Pasair dan sekrup atap Spandek Pasair kerangka
Rangaka Kanopi agar tidak lepas. Jika Spandek Pasair atap telahter
pasang, maka Rangaka Kanopi telah siap digunakan.
PASAL 9
PEKERJAAN FINISHING
9.2. BAHAN-BAHAN
10.1.2 ELEKTRIKAL
1. Pasang Lampu Downlight 18 watt
2. Lampu LED Strip Drop Ceiling
3. Pasang Box Panel
4. Pasang Saklar Tunggal
5. Pasang Saklar Ganda
6. Pemasangan AC kembali
7. Pasang Stop Kontak
8. Pasang Titik Lampu
10.2.1 SANITAIR
10.2.2. ELEKTRIKAL
10.3.1 SANITAIR
10.3.2 ELEKTRIKAL
o Persyaratan Bahan
Semua material yang disupply dan dipasang oleh Pemborong harus baru
dan material tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah tropis
dan tahan korosif. Material-material harus dari produk dengan
kualitas baik dan merupakan produksi terbaru. Untuk material-material
yang disebut di bawah ini, maka Pemborong harus menjamin bahwa
barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan Surat
Order Pengiriman Barang tersebut dari Dealer/Agen/Pabrik apabila
dimungkinkan.
• Saklar dan outlet lainnya.
• Kabel.
o Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan maka Kontraktor wajib mengisi
Daftar Material yang menyebutkan merk, type dan kelas lengkap dengan
brosur /katalog yang dilampirkan pada waktu lelang. Tabel daftar
material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa
barang-barang produk pabrik atau assembling. Semua pokok-pokok
harus diisi terutama
merek dan type, apabila ada pokok dalam tabel ini yang tak dapat atau
sulit diisi dapat saja tidak diisi, namun perlu diketahui bahwa
pengisian tabel ini ikut menjadi bahan peninjauan. Daftar material ini
wajib diisi dan disertakan dalam penawaran.
PASAL 11
PEKERJAAN PENGUNCI DAN BESI
11.2 BAHAN-BAHAN
a. Mutu Dan Kwalitas Kusen Adalah Kusen Alumunium 4/12 Hitam merk
Alexindo Sesuai Dengan Persyaratan Bahan Yang Berlaku Diindonesia,
Semua Kusen Yang Dipakai Harus kondisi baik, Benar-Benar
baru,Lurus,Tanpa Cacat Dan Retak
b. Mutu Dan Kwalitas Slimar Pintu dan jendela menggunakan Alumunium 4”
Hitam merk Alexindo Sesuai Dengan Persyaratan Bahan Yang Berlaku
Diindonesia, Semua Kusen Yang Dipakai Harus kondisi baik, Benar-Benar
baru,Lurus,Tanpa Cacat Dan Retak
c. Kaca polos tebal 5 mm menggunakan merk Asahimas
d. Engsel Florhinge menggunakan merk DORMA type BTS 75
e. Engsel Jendela Casement 12” menggunakan merk Dekson
f. Kunci Tanam Pintu Kodai 2x putar
g. Kunci Rambuncis menggunakan merk Dekson
h. Engsel Pintu 4“ menggunakan merk Solid
i. Pekerjaan Pasangan Rolling Door
j. Penutup ACP (Aluminium Composite Panel), Merk ACP yang digunakan
adalah Seven, tebal 4 mm. Pemasangan yang dimaksudkan adalah
pemasanganan yang tertera pada gambar rencana.
k. Sebelum Pelaksanaan Semua Pekerjaan Kusen,Material Yang Digunakan
Harus Sesuai Contoh Yang Disetujui Direksi Pengawas Lapangan Dari
Setiap Jenis Yang Dipilih
PASA 13
PEKERJAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA K3
II. Semua peralatan k3 wajib digunakan pada saat pelaksanaan di lapangan, untuk
mengurangi resiko kecelakaan kerja.
III. Peralatan K3 terdiri dari : helm pelindung kepala, rompi keselamatan, masker,
sabuk pengaman (Safety Belt), sepatu keselamatan (Safety Shoes).
PASAL 14
PENUTUP
II. Semua material dari hasil alam akan diperiksa oleh Konsultan pengawas
pada saat didatangkan di lapangan.
IV. Bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak
disebutkan dalam RKS dan gambar tetap harus diselenggarakan oleh
penyedia.
Dibuat oleh:
CV. SUDUT PANDANG