Anda di halaman 1dari 9

RENCANA KERJA dan SYARAT-SYARAT (RKS)

PAKET PEKERJAAN : Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Negara Kerusakan 30%


(Pemeliharaan Ruang Bagian Umum)
LOKASI : Kantor Pemerintahan Daerah – Kab. Banyuwangi

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1 Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia adalah:


Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Negara Kerusakan 30% (Pemeliharaan
Ruang Bagian Umum).
Bangunan ini terdiri dari beberapa banguan yang meliputi :
a) Bangunan Kantor, yang meliputi pekerjaan Sipil, Arsitektur, Mekanikal Elektrikal, dan
pekerjaan terkait lainnya.

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1. LINGKUP PEKERJAAN


a. Mengadakan pengamanan lokasi kegiatan dari segala gangguan.
b. Mengadakan komunikasi dengan instansi dan pihak-pihak terkait.
c. Mengadakan atau membangun Direksi Keet, gudang dan barak kerja.
d. Mengadakan persiapan tempat penimbunan dan penyiapan bahan.
e. Mengadakan peralatan, fasilitas dan mesin-mesin pekerja untuk menjamin
kelancaran pekerjaan.
f. Menyediakan kotak PPPK dan perlengkapannya.
g. Menyiapkan jalan masuk ke lokasi kegiatan.

2.2. PEMBUATAN PAGAR PENGAMAN


a. Pagar pengaman terbuat dari bahan seng gelombang.
b. Pagar pengaman dipasang menutup lokasi pekerjaan dan memberikan ruang gerak
yang cukup bagi pelaksanaan pekerjaan dan kegiatan rutin.
c. Pagar pengaman harus terpasang kuat dan rapi sampai pekerjaan selesai.

2.3. KOORDINASI DAN ADMINISTRASI


a. Sebelum pekerjaan dimulai, penyedia harus melakukan ijin dan berkoodinasi dengan
pihak pengguna jasa, konsultan pengawas dan pihak-pihak terkait.
b. Penyedia wajib membuat foto/dokumentasi 0%, minimal dari 4 sisi sebelum
pelaksanaan pekerjaan dimulai.
c. Penyedia tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk apapun
dilingkungan kegiatan.

Metode Pelaksanaan Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Negara Kerusakan 30% (Pemeliharaan Ruang Bagian Umum) ST - 1
PASAL 3
PENJELASAN GAMBAR DAN RKS

3.1 PENJELASAN GAMBAR


a. Apabila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka yang
harus diikuti adalah gambar detail. Dalam hal ini skala yang besar lebih mengikat
dari pada skala yang kecil.
b. Apabila ukuran-ukuran skala gambar dan ukuran yang tertulis dalam gambar
berbeda, maka ukuran yang tertulis dalam gambar yang berlaku.
c. Bila penyedia meragukan tentang perbedaan antara gambar yang ada, baik
konstruksi maupun ukurannya, maka penyedia berkewajiban untuk menanyakan
kepada konsultan Pengawas secara tertulis.
d. Dalam hal terjadi perbedaan gambar detail/ gambar rencana dengan keadaan di
lapangan, penyedia dapat mengajukan gambar kerja (shop drawing) yang sesuai
dengan kondisi di lapangan dan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Di
dalam semua hal bila terjadi pengambilan ukuran yang salah adalah sepenuhnya
menjadi tanggung jawab penyedia.
e. Apabila dalam gambar disebutkan lingkup pekerjaan atau ukuran, sedang dalam RKS
dan BQ tidak disebutkan, maka gambar yang harus dilaksanakan.

3.2 PENJELASAN RKS


a. Pada RKS tentang Syarat-syarat Teknis, termuat lingkup pekerjaan, spesifikasi bahan
yang digunakan dan syarat-syarat pelaksanaan.
b. Apabila dalam gambar tidak tercantum lingkup pekerjaan, ukuran dan jumlahnya,
sedangkan dalam RKS pada lingkup pekerjaan tercantum, maka penyedia terikat
untuk melaksanakannya.

3.3 BERITA ACARA RAPAT PENJELASAN PEKERJAAN / AANWIJZING


a. Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) merupakan catatan
perubahan/ penambahan/ pengurangan/ penetapan dari gambar kerja dan RKS.
b. Apabila pada Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan tidak ada perubahan/
penambahan/ pengurangan/ penetapan tentang RKS dan gambar pelaksanaan,
sedang pada RKS atau gambar menimbulkan keragu-raguan, maka penyedia pada
saat Rapat Penjelasan Pekerjaan wajib menanyakan kebenarannya. Sehingga dapat
ditetapkan dalam Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.

PASAL 4
DIREKSI KEET DAN BANGSAL KERJA

4.1. LINGKUP PEKERJAAN


a. Penyedia harus membuat direksikeet dengan luasan mampu untuk menampung
rapat minimal 6 orang, berjendela cukup terang dan berventilasi baik.
b. Penyedia diwajibkan membuat gudang yang tertutup yang dapat dikunci dengan
aman dan terlindung terhadap hujan dan panas, untuk menempatkan material
seperti PC dan alat-alat penting lainnya.
c. Penyedia juga harus membuat bangsal terbuka untuk pekerja supaya terhindar dari
hujan dan panas.

4.2. BAHAN DIREKSI KEET


a. Bahan dinding dan pintu dari tripleks
b. Rangka bangunan dari kayu.
c. Lantai dari rabat beton.
d. Jendela naco.
Metode Pelaksanaan Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Negara Kerusakan 30% (Pemeliharaan Ruang Bagian Umum) ST - 2
e. Penutup atap seng gelombang BJLS 30 atau Asbes Gelombang.
f. Daun pintu dilengkapi dengan pengunci.

4.3. PERLENGKAPAN DIREKSI KEET


a. 2 (dua) buah meja ukuran 80 X 100 cm dilengkapi dengan laci yang bisa dikunci.
b. 1 (satu) buah kursi untuk setiap meja tulis.
c. Satu set meja kursi untuk rapat koordinasi lapangan minimal 6 orang
d. Satu papan tulis white board ukuran 90 X 190 cm lengkap dengan alat tulis dan
penghapusnya.
e. Sebuah almari arsip yang bisa dikunci.

4.4. SYARAT PELAKSANAAN


a. Direksi Keet didirikan pada tempat yang mudah dijangkau, diusahakan dekat dengan
pintu masuk.
b. Penempatan direksi keet harus mendapat persetujuan direksi.
c. Segala biaya pembuatan Direksi Keet, Gudang dan Bangsal Kerja menjadi tanggung
jawab dan beban penyedia.

PASAL 5
RENCANA KERJA DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. RENCANA KERJA


a. Rencana kerja dibuat oleh penyedia berupa bar chart dan curve S, yang memuat
prestasi dan rencana kerja dalam persen.
b. Rencana kerja (Time schedule) harus mendapat persetujuan dari pihak konsultan
pengawas, serta penyedia wajib menggadakannya sebayak 4 (empat) lembar copy
yang masing-masing diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, Team Teknis,
Konsultan Pengawas dan ditempelkan di bangsal kerja.
c. Selanjutnya penyedia harus mengikuti Rencana kerja tersebut yang menjadi dasar
bagi Owner dan Konsultan Pengawas untuk menilai prestasi pekerjaan dan segala
sesuatu persoalan yang berhubungan dengan kelambatan pekerjaan.

5.2. HAK BEKERJA DI LAPANGAN


Lapangan pekerjaan akan diserahkan kepada penyedia selama waktu pelaksanaan
pekerjaan. Segala sesuatu kerusakan yang ditimbulkan akibat pelaksanaan pekerjaan
tersebut menjadi tanggung jawab penyedia.

5.3. PEMBAGIAN HALAMAN UNTUK BEKERJA DAN JALAN MASUK


a. Apabila penyedia akan mendirikan bangunan sementara (Direksi Keet dan Gudang)
maupun tempat penimbunan bahan, maka penyedia harus mengkonsultasikan
terlebih dahulu kepada konsultan pengawas tentang penggunaan halaman tersebut.
b. Semua biaya untuk prasarana, fasilitas pekerjaan, serta akomodasi menjadi
tanggungan penyedia.
c. Apabila terjadi kerusakan pada jalan komplek, saluran air atau bangunan lainnya
yang disebabkan adanya pelaksanaan pembangunan ini penyedia berkewajiban
untuk memperbaiki kembali, selambat-lambatnya dalam masa pemeliharaan.
d. Dilokasi kegiatan penyedia diharuskan menyiapkan alat-alat pengaman terhadap
kebakaran dan keamanan kerja lainnya.

Metode Pelaksanaan Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Negara Kerusakan 30% (Pemeliharaan Ruang Bagian Umum) ST - 3
PASAL 6
PENJAGAAN

6.1. Penyedia harus melakukan pengamanan barang-barang diseluruh halaman bangunan


pekerjaan baik selama maupun pada waktu tidak dilakukan pekerjaan. Hal ini berlaku
pula pada barang-barang pihak ketiga dan pihak Konsultan Pengawas.
6.2. Untuk maksud ini apabila diperlukan maka disekeliling pekerjaan pada tempat-tempat
tertentu di buatkan Pos Penjagaan.
6.3. Barang-barang dan bahan-bahan bangunan yang hilang, baik yang belum maupun yang
sudah dipasang, tetap menjadi tanggung jawab penyedia dan tidak diperkenankan untuk
diperhitungkan dalam biaya tambahan.
6.4. Penyedia diharuskan melaporkan personil yang tinggal di lokasi kegiatan kapada petugas
keamanan setempat.

PASAL 7
PEKERJAAN PENGUKURAN DAN BOUWPLANK

7.1 PENGUKURAN
a. Penyedia harus menyediakan tenaga yang ahli dalam cara-cara pengukuran
dengan alat-alat theodolith, waterpass dan peralatan lain yang diperlukan.
b. Pengawas Lapangan dan Penyedia akan menetapkan tempat/posisi patok
penandaan permanen (bench mark) sebagai referensi pengukuran bangunan, dan
dituangkan dalam Berita Acara penentuan titik 0 (nol) lantai bangunan.
c. Pergeseran patok hanya dapat dilakukan atas persetujuan Pengawas Lapangan
dan tetap merujuk pada level patok awal.
d. Berdasarkan patok tersebut Penyedia menentukan level bangunan dan jarak as
bangunan pada setiap pekerjaan sesuai dengan gambar perencanaan.

7.2 PEMASANGAN BOUWPLANK


a. Ketetapan letak bangunan harus mengacu pada gambar perencanaan dan harus
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas
b. Penempatan bouwplank minimal berjarak 1 m dari as kolom/dinding dan tidak
mengganggu pada saat pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan.
c. Bahan yang digunakan untuk bouwplank adalah papan meranti 2/20 cm, usuk 5/7
cm untuk tiang bouwplank, paku dan cat/meni untuk tanda perletakan as-as
bangunan/kolom utama seperti yang ditunjuk pada gambar.
d. Pemasangan bouwplank harus kuat dengan menggunakan papan meranti 2/20 cm
yang diserut halus, rata dan lurus pada permukaan atasnya, sedangkan tiang
bouwplank menggunakan kayu meranti 5/7 cm yang dipancang kuat dan kokoh
kedalam tanah.
e. Semua titik-titk as bangunan harus diberi tanda dengan cat dan tampak jelas, serta
tidak mudah berubah posisinya.
f. Bouwplank merupakan pedoman letak tinggi lantai bangunan terhadap muka tanah
yang merupakan ± 0.00 meter bangunan.
g. Hasil pengukuran posisi bangunan tersebut harus dibuatkan Berita Acara Pengukuran
(Uitzeet) yang disetujui oleh Direksi.

Metode Pelaksanaan Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Negara Kerusakan 30% (Pemeliharaan Ruang Bagian Umum) ST - 4
PASAL 8
PEKERJAAN PEMASANGAN – PEMBONGKARAN SCAFFOLDING

8.1. LINGKUP PEKERJAAN


8.1.1. Untuk keselamatan kerja, semua sistem perancah harus diperiksa oleh Pengawas
sebelum digunakan. Pengawas harus melakukan pemeriksaan mingguan pada
semua perancah, kemudian melebali (sistem penandaan) setiap perancah sebagai
identifikasi perancah yang aman dan tidak aman. Selanjutnya, Pengawas
melaporkan mengenai kondisi keamanan perancah tersebut.

8.2. BAHAN-BAHAN
 Main Frame
Sesuai dengan namanya, main frame merupakan bagian dari scaffolding yang
berperan sebagai komponen utama. Main frame ini terdiri dari berbagai macam tipe
dan ukuran. Jika ketinggian satu main frame belum mencukupi ketinggian yang
dibutuhkan, maka dapat ditambahkan main frame lagi di atasnya (arah vertikal).
Selain main frame, ada juga dikenal ladder frame dan beam frame yang fungsinya
sama dengan main frame, namun hanya berbeda di ketinggian frame.
 Cross Brace atau Diagonal Brace
Sesuai dengan namanya, cross brace merupakan dua pipa yang salin bersilangan
yang berfungsi untuk memberikan jarak horizontal antar main frame sekaligus
memberikan daya dukung pada scaffolding agar tidak goyang dan dapat berdiri
tegak.
 Joint Pin and Lock Pin
Joint pin and lock pin merupakan komponen scaffolding yang berfungsi sebagai
penyambung dan pengunci antar main frame dengan main frame di atasnya.
 Adjustable Base Jack
Merupakan bagian dari scaffolding yang berfungsi sebagai kaki dari main frame
yang dapat pula diatur ketinggiannya untuk menambah ketinggian scaffolding
sesuai dengan ketinggian yang dibutuhkan.
 U-Head Jack
Merupakan bagian teratas dari scaffolding karena fungsinya untuk menahan balok
gelagar (balok yang menyalurkan beban-beban dari bekisting ke scaffolding) yang
juga dapat diatur ketinggiannya sama seperti adjustable base jack.

8.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Berikut ini adalah persyaratan umum yang harus dipenuhi ketika melakukan pemasangan
dan penyetalan komponen-komponen scaffolding :
 Ketinggian sistem perancah harus tidak lebih dari 3 lift di atas geladak kapal
(ketika mendirikan scaffolding pada kapal);
 Perancah diperlukan ketika pekerjaan dilakukan di atas dan tidak aman apabila
menggunakan tangga;
 Perancah dan komponen-komponennya mampu menopang setidaknya 4 kali
maksimum yang diizinkan beban kerja;

Metode Pelaksanaan Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Negara Kerusakan 30% (Pemeliharaan Ruang Bagian Umum) ST - 5
 Material dari perancah yang digunakan harus dalam kondisi baik dan diperiksa
secara berkala;
 Dilarang menghilangkan bagian komponen perancah tanpa persetujuan terlebih
dahulu;
 Tangga dan perangkat lain untuk mendapatkan ketinggian tidak boleh digunakan
di atas cat walk perancah;
 Perancah harus didirikan di atas permukaan yang datar sehingga mampu
mendukung berat maksimum;
 Pemasangan dan pembongkaran scaffolding yang benar harus dilakukan hanya
dengan disetujui scaffolders yang memiliki sertifikat yang sah;
 Perancah harus dilengkapi dengan pegangan tangan untuk memastikan
keamanan saat pekerja berada di ketinggian.
8.3.1. Cara Penyambungan atau Penyetelan Scaffolding

Berikut di bawah ini cara penyetelan komponen-kompenan scaffolding agar bisa


digunakan oleh pekerja secara aman :
1. Menentukan letak scaffolding atau mengatur jarak main frame scaffolding;
2. Memasang base plat atau jack base diatas landasan yang stabil;
3. Menyetel kerangka main frame;
4. Memasang cross brace pada dua sisi agar elemen perancah dapat berdiri
dengan tegak dan tidak goyang;
5. Menyusun frame vertical berikutnya sampai ketinggian perancah dianggap
cukup, gunakan jack dan u-head untuk mengatur ketinggiannya;
6. Ketinggian perancah diatur sesuai dengan ketinggian bekisting atau
disesuaikan dengan desain dan kondisi yang telah direncanakan.
8.3.2. Cara Pembongkaran Scaffolding

Berikut ini langkah-langkah pembongkaran scaffolding :


1. Langkah awal yang perlu dilakukan untuk membongkar scaffolding adalah
dengan menurunkan u-head atau cat walk perancah.
2. Dilanjutkan dengan pembongkaran frame scaffolding;
3. Saat pembongkaran bekisting cetak, maka susunan frame pertama tidak perlu
dibongkar;
4. Selanjutnya melepas join pin dan cross brace.

PASAL 9
PEKERJAAN PLAFOND

9.1. LINGKUP PEKERJAAN


a. Pekerjaan plafond meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan atau material
untuk pekerjaan tersebut dan perlengkapan serta alat bantu yang diperlukan.
b. Jenis plafond yang dipergunakan adalah kalsiboard

9.2. BAHAN-BAHAN

a. Rangka plafond menggunakan kayu meranti usuk 5/7 kelas II atau III.
Metode Pelaksanaan Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Negara Kerusakan 30% (Pemeliharaan Ruang Bagian Umum) ST - 6
b. Kalsiboard dengan tebal 4 mm
c. List plafond shadowline

9.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN


9.3.1. Penggantung plafond
1. Untuk mendapatkan bidang langit-langit yang rapi dan rata, maka
pemasangan rangka plafond harus rata dan di watherpassing terhadap
lantai yang menjadi acuan ketinggian.
2. Tiap sambungan persilangan harus diberi penguat.
3. Apabila pada gambar tidak tercantum, maka pada arah sisi pendek setiap
ruangan, setiap luasan 9 M2 dipasang penguat.
4. Permukaan bawah rangka plafond harus rata.

9.3.2. Pemasangan plafond


1. Setelah permukaan bawah rangka plafond rata dan kokoh, maka
pemasangan penutup plafond dapat dilaksanakan.
2. Pemasangan jenis plafond dan pola sesuai yang ditunjuk dalam gambar
3. Pemasangan antar unit plafond diberi nat ± 4mm
4. Setelah kalsiboard terpasang rata dan rapi, lakukan penutup sambungan
dengan joint tape
5. Sebagai langkah terakhir lakukan kompon kalsiboard sebagai kompon
pengisi nat sekaligus menutup joint tape setipis mungkin, tetapi pastikan
kompon tersebut menembus joint tape dan mengisi nat dibelakangnya.

9.3.3. Pemasangan list plafond


1. List plafond dipasang pada plafond yang menempel pada dinding.
2. Pemasangan list plafond harus lurus, baik yang menempel dinding maupun
permukaan plafond.
3. Agar mendapatkan pemasangan yang lurus pada tepi dinding, maka
plesteran dinding harus rata terutama pada bagian yang akan ditempel list
plafond.
Cara penyambungan list sesuai dengan peraturan dan persetujuan pengawas/direksi.

PASAL 10
PEKERJAAN ATAP DAN LISPLANK

10.1. LINGKUP PEKERJAAN


a. Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan serta keselamatan kerja
b. Pekerjaan ini meliputi pemasangan penutup atap sisi tepi bekas pembongkaran
talang, pemasangan dan pembuatan lisplank serta pekerjaan terkait

10.2. BAHAN-BAHAN

10.2.1. Penutup atap


Penutup atap menggunakan atap genteng karang pilang, dan harus
mendapatkan persetujuan direksi.

10.2.2. Rangka Atap


a. Pasang usuk kayu kruing 5/7 dan reng kayu kamper 2/3 atau 3/5, bentuk
dan ukuran secara detail sesuai dengan gambar rencana.
b. Penyambungan antara kayu usuk lama dan reng menggunakan paku kayu
10 cm

Metode Pelaksanaan Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Negara Kerusakan 30% (Pemeliharaan Ruang Bagian Umum) ST - 7
10.2.3. Pekerjaan Lisplank
a. Lisplank atap menggunakan material kayu ukuran 3x30 kelas II
b. Bentuk dan ukuran lisplank sesuai dengan gambar rencana
c. Finishing lisplank menggunakan cat dengan.

Penyedia harus memberikan contoh bahan/material atap selambat-lambatnya 30 hari


sebelum pemasangan untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis dari pihak Direksi.

10.3. PEDOMAN PELAKSANAAN

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan atap, penyedia diharuskan membuat shop drawing


yang menyajikan bentuk konstruksi dan sistem penyambungan mur-baut, Joint antara
kuda-kuda dan jurai dan pemasangan lisplank harus sesuai dengan gambar kerja
untuk disetujui oleh Pengawas Lapangan.
2. Pemasangan gording, usuk, reng sesuai gambar rencana dan harus lurus, rata
terhadap bidang atap.
3. Jarak antar reng mengikuti standart produsen genteng yang telah dipersyaratkan
4. Sebelum pemsangan penutup atap, semua komponen rangka atap harus sudah
terpasang dengan benar dan mendapat persetujuan pengawas lapangan.
5. Pemasangan genteng sesuai dengan standart produsen, baik overlap antar genteng.

PASAL 11
PEKERJAAN PENGECATAN

11.1. LINGKUP PEKERJAAN


a. Pengecatan plafond luar dan lisplank kayu.

11.2. BAHAN-BAHAN
11.2.1. Cat plafond
1. Cat Penutup plafond dengan merek Mowilex.
2. Plafond dilapisi dengan mengunakan Plamir sebanyak dua lapis.
11.2.2. Polytur/ Sending
Untuk Polytur/ sending dapat memakai bahan IMPRA dengan aturan komposisi yang
direkomendasikan oleh pabrik. Warna dan jenis yang akan dipakai disesuaikan dengan
permintaan Direksi/Pengawas dan telah mendapatkan persetujuan dari pihak-pihak
yang terkait.

11.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


11.3.1. Pengecatan Plafond
1. Pengecatan baru dapat dilaksanakan setelah bidang benar-benar sudah kering.
2. Permukaan plafond yang cacat atau tidak rata harus diperbaiki terlebih dahulu dengan
bahan-bahan yang sama, baru dilaksanakan plamuran dengan bahan yang telah
disetujui oleh direksi sampai rata dan halus.
3. Setelah plamuran betul-betul kering, maka plamuran diamplas sampai halus dan
dibersihkan dari debu yang menempel.
4. Setelah percobaan warna disetujui oleh direksi, maka dilakukan pengecatan dengan
menggunakan kuas/roller sebanyak 3 (tiga) kali pengecatan setiap bidang pengecatan.
5. Untruk warna-warna sejenis, Penyedia diharuskan menggunakan kaleng-kaleng
dengan nomor pencampuran yang sama dari pabrik.
Metode Pelaksanaan Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Negara Kerusakan 30% (Pemeliharaan Ruang Bagian Umum) ST - 8
6. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk harus utuh, rata dan tidak ada
bagian-bagian yang belang dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
11.3.2. Polytur/ Sending
Permukaan kayu akan dipolitur/ sending, harus digosok dahulu dengan batu
kambang atau bahan lain sehingga serat-serat kayu dapat tertutup rata. Plituran
dilaksanakan dengan warna yang terang sehingga tidak menutupi serat-serat kayu.

PASAL 12
PENUTUP

I. Semua material yang merupakan barang produksi yang akan dipasang terlebih dahulu
diajukan contohnya untuk mendapatkan persetujuan Konsultan pengawas.

II. Semua material dari hasil alam akan diperiksa oleh Konsultan pengawas pada saat
didatangkan di lapangan.

III. Material-material yang tidak disetujui harus segera dikeluarkan dari lapangan paling
lambat 2 x 24 jam. Bila penyedia tidak mengindahkan, Konsultan pengawas berhak
menyelenggarakan atas biaya penyedia.

IV. Bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak disebutkan dalam
RKS dan gambar tetap harus diselenggarakan oleh penyedia.

V. Bagian-bagian yang secara konstruktif harus ada tetapi tidak disebutkan di dalam RKS
dan gambar tetap harus diselenggarakan oleh penyedia dan pelaksanaannya akan
ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan pengawas.

Metode Pelaksanaan Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Negara Kerusakan 30% (Pemeliharaan Ruang Bagian Umum) ST - 9

Anda mungkin juga menyukai