PBL Pai K
PBL Pai K
Nama Mahasiswa :
Kelompok Mapel : PAI 07
Judul Modul : PAI KONTEMPORER
Judul Masalah : Menangkal Faham Radikalisme di kalangan Mahasiswa dan masyarakat
KB 1
N Komponen Deskripsi
o
1. Identifikasi Masalah (berbasis masalah yang 1. Menyelesaikan masalah banyaknya
ditemukan di lapangan) Berkembangnya paham radikal dan
1. Meluasnya paham radiklisme di intoleran di lingkungan kampus
kalangan kampus 2. Memberikan gambaran munculnya
2. Fenomena gerakan radikalisme kelompok-kelompok yang mengklaim
berbasis agama dirinya al-Qaedadan ISIS.
3. ISIS dan Isu Radikalisme Modern 3. Memberikan gambaran tentang peran
islam menangkal Radiklaisme
4. Memberikan gambaran peran media
dalam menangkal radiklisme
5. Memberikan gambran dampak media
online terhadap berkembangnya faham
radikalisme
2. Penyebab Masalah
(dianalisis apa yang menjadi akar masalah 1. Terjadinya perubahan di dalam per
yang menjadi pilihan masalah) guruan tinggi berbasis keagamaa
2. Dengan media online, khalayak dapat
intensif dalam mengakses berita yang
terkini, karena media online mampu
memberikan informasi dalam skala
besar dan dalam waktu yang sangat
cepat. Media online menjadi sarana
praktis baik bagi awak media maupun
khalayak, karena lebih efektif dan
efisien dalam hal waktu, biaya dan
tenaga. Dengan jaringan internet pula
proses penyebaran informasi dapat
dipersingkat dengan hitungan menit
hingga detik saja. Dengan kelebihan
inilah media online lebih banyak
digemari dan menjadi media masa kini
3. Munculnya organisasi keagamaan
berpaham radikal yang telah masuk
daftar hitam pemerintah dan dianggap
berbahaya seperti seperti HTI, Ikwanul
Muslimin, Jamaah Ansarut Tauhid,
dan lain-lain.
4. Paham radikalisme yang selalu
disematkan kepada orang Islam adalah
sebuah gerakan yang berpandangan
kolot dan karena sering menggunakan
kekerasan dalam menyakinkan
keyakinan mereka. Mereka tidak puas
akan kondisi yang ada saat ini, karena
tidak sesuai dengan ajaran dan paham
mereka anut. Pada akhirnyamereka
mencoba memberikan solusi terhadap
permasalahan yang ada dengan
mengubah sistem pemerintahan
dengan paham mereka sampai ke akar-
akarnya.
5. Banyaknya kalangan pengurus masjid
dan guru sekolahmadrasah sebesar
6. Banyaknya orang-orang yang meras
paling benar dan mudah mengkapirkan
orang
N Komponen Deskripsi
o
1. Identifikasi Masalah (berbasis masalah yang 1. fenomena lesbian, gay, bisexsual dan
ditemukan di lapangan) transgender (LGBT)
1. Pro kontra LGBT di tengah-tangah 2. Kekhawatiran masyarakat tentang
masyarakat perkembangan gerakan kaum LGBT
2. Dampak LGBt bagi kesehatan dan 3. Gambaran apabila gerakan LGBT
masalah-masalah lainya dibiarkan eksistensinya di Indonesia
adalah legalisasi perkawinan sejenis
4. Dampak-dampak dari LGBT
2. Penyebab Masalah
(dianalisis apa yang menjadi akar masalah 1. Anggapan bahwa LGBT adalah hak
yang menjadi pilihan masalah) asasi manusia, tidak boleh
didiskriminasikan oleh siapapun
walaupun mereka kaum minoritas
2. Tidak adanya undang-undang anti-
diskriminasi yang secara tegas
berkaitan dengan orientasi seksual atau
identitas gender
3. Hukum Indonesia hanya mengakui
keberadaan gender laki-laki dan
perempuan saja, sehingga orang
transgender yang tidak memilih untuk
menjalani operasi perubahan kelamin,
dapat mengalami masalah dalam
pengurusan dokumen identitas dan hal
lain yang terkait.
4. LGBT bisa membahayakan kesehatan,
pendidikan dan moral seseorang.
5. Munculnya dampak sosial yang negatif
di masyarakat yaitu munculnya
berbagai penyakit kelamin maupun
psikis/mental.
3. Solusi 1. Allah SWT telah berifirman :Mengapa
e. Dikaitkan dengan teori/dalil yang kamu mendatangi jenis lelaki di antara
relevan manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri
f. Sesuaikan dengan langkah/prosedur yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu,
yang sesuai dengan masalah yang bahkan kamu adalah orang-orang yang
akan dipecahkan melampaui batas (QS. Ass-Syua’ar : 165-
166)
2. Menurut sebagian ulama lainnya, seperti
Atha’bin Abi Rabah, Ibrahim bin Nakha’i,
Auza’i, Syafi’i berdasarkan lahiriah
mazhab beliau, Imam Ahmad
berdasarkan riwayat yang kedua,
menyatakan bahwa homoseksual
dihukum sama seperti hukuman zina.
Wahbah Zuhaili menyebutkan bahwa
Imam Malik, asy-Syafi’i, dan Imam
Ahmad, berpendapat keharusan
menghukum pelaku homoseks (liwaṭ)
dengan hukuman hadzina, karena dalam
perbuatan ini terkandung makna
perzinaan di dalamnya.
3. Dalam pandangan Islam Lesbian, Gay,
Biseksual dan Transgender (LGBT)
merupakan masalah besar yang
dampaknya sangat membahayakan bagi
umat manusia. Akan tetapi melarang
LGBT dengan cara kekearsam dan tidak
memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan
adalah hal yang dilarang pula oleh Islam.
Walaupun Islam secara keras melarang
umatnya untuk melakukan, melegalkan
dan mendukung perbuatan LGBT.
4. Perlu dilakukan peninjauan kembali
peraturan perundang-undangan yang
memberikan kebebasan melakukan
praktik hubungan seksual sejenis. Perlu
ada perbaikan dalam pasal 292 KUHP,
misalnya, agar pasal itu juga mencakup
perbuatan hubungan seksual sejenis
dengan orang yang sama-sama dewasa.
Pemerintah dan DPR perlu segera
menyepakati untuk mencegah menularnya
legalisasi LGBT itu dari AS dan negara-
negara lain, dengan cara memperketat
peraturan perundang-undangan. Bisa juga
sebagian warga masyarakat Indonesia
yang sadar dan peduli untuk mengajukan
gugatan judicial reviewterhadap pasal-
pasal KUHP yang memberikan jalan
terjadinya tindak kejahatan di bidang
seksual.
5. Dalam menjalankan hak-hak dan
kebebasan-kebebasannya, setiap orang
harus tunduk hanya pada pembatasan-
pembatasan yang ditetapkan oleh
undang-undang yang tujuannya semata-
mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan yang tepat terhadap hak-
hak dan kebebasan-kebebasan orang lain,
dan untuk memenuhi syarat-syarat yang
adil dalam hal kesusilaan, ketertiban dan
kesejahteraan umum dalam suatu
masyarakat yang demokratis.
6. Bagaimana pun LGBT adalah bagian dari
umat manusia yang harus diberikan hak-
haknya sesuai dengan prinsip
kemanusiaan, sambil terus disadarkan
akan kekeliruan tindakan mereka. Dalam
hal ini, perlu segera dilakukan pendidikan
khusus untuk mencetak tenaga-tenaga dai
bidang LGBT. Lebih bagus jika program
ini diintegrasikan dalam suatu prodi di
perguruan tinggi dalam bentuk
konsentrasi perguruan tinggi.
7. Para pemimpin dan tokoh-tokoh umat
Islam perlu banyak melakukan
pendekatan kepada para pemimpin di
media massa, khususnya media televisi,
agar mencegah dijadikannya media massa
sebagai ajang kampanye bebas
penyebaran paham dan praktik LGBT ini.
TUGAS ANALISIS MATERI BERDASARKAN
PROBLEM BASED LEARNING
2. Penyebab Masalah
(dianalisis apa yang menjadi akar masalah 1. Kasus penyerangan terhadap jama’ah
yang menjadi pilihan masalah) Ahmadiyah pada tahun di Nusa
Tenggara Barat, Banten, Jawa Timur
dan Jawa Barat merupakan realitas
sosial yang dihadapi oleh bangsa
2. seringnya terjadi ketegangan dan
konflik antar kelompok budaya dan
berdampak pada keharmonisan hidup
3. Konflik keagamaan yang banyak terjadi
di Indonesia, umumnya dipicu adanya
sikap keberagamaan yang ekslusif, serta
adanya kontestasi antar kelompok
agama dalam meraih dukungan umat
yang tidak dilandasi sikap toleran,
karena masing-masing menggunakan
kekuatannya untuk menang sehingga
memicu konflikMunculnya golongan-
golongan yang mengakui kebenaran
dan keselamatan secara sepihak
4. Munculnya kelompok kelompok islam
konsevatif yakni kitab Suci dipahami
lalu kemudian diamalkan tanpa
memahami konteks
5. penolakan pendirian gereja di Banten&
Jawa Barat sebagai pemicu
kerenggangan sosial antar warga yang
berbeda agama di wilayah tersebut.
3. Solusi 1. Multikultralisme memiliki relevansi
g. Dikaitkan dengan teori/dalil yang dengan ajaran Islam antara lain dalam
relevan toleransi, perdamaian dan keadilan. a]
h. Sesuaikan dengan langkah/prosedur Toleransi, sebagaimana Al-Qur’an
yang sesuai dengan masalah yang Surat Al Hujuraat : 13 yang
akan dipecahkan menegaskan bahwa Allah telah
menciptakan manusia dengan
bermacam-macam suku bangsa agar
manusia saling mengenal. Bahwa
perbedaan tidak boleh menjadi ajang
konflik, karenanya harus dihargai
2. Kesadaran dan pemahaman tentang
keragaman budaya (multi-kultural)
khususnya keragaman beragama
semakin dibutuhkan masyarakat.
Penyuluh agama sebagai pelayan
public selayaknya memiliki kompetensi
dan melakukan gerakan moderasi
untukmeningkatkan kedamaian umat
3. Menghadapi keragaman, maka
diperlukan sikap moderasi, bentuk
moderasi ini bias berbeda antara satu
tempat dengan tempat lainnya. Sikap
moderasi berupa pengakuan atas
keberadaan pihak lain, pemilikan sikap
toleran, penghormatan atas perbedaan
pendapat, dan tidak memaksakan
kehendak dengan cara kekerasan.
4. Islam sebagai agama yang mayoritas
pemeluknya di Indonesia, maka
sepatutnya menjadi teladan bagi umat
agama lain dan aliran kepercayaan yang
ada di Indonesia, untuk memberikan
semangat kebangsaan melalui moderasi
Islam.