l
tm
a. Lampu kepala
g.h
b. Spekulum hidung
c. Skalpel atau jarum suntik ukuran sedang (untuk insisi)
tan
d. Kassa steril
n
-te
e. Klem
22
f. Pinset Bayonet
20
g. Larutan Povidon Iodin 7,5%
86
s11
Referensi
a. Adam, G.L. Boies L.R. Higler.Boies.Buku Ajar Penyakit THT. Ed.
ke
ke-6. Jakarta: EGC. 1997.
en
7m
b. Wardani, R.S. Mangunkusumo, E.Infeksi Hidung dalam Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala&Leher.
10
Ed. ke-6. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
k0
2007.
r-h
mo
Masalah Kesehatan
02
Keluhan
ww
b. Hidung tersumbat
ps:
jdih.kemkes.go.id
-506-
Faktor Risiko
l
tm
a. Penurunan daya tahan tubuh.
g.h
b. Paparan debu, asap, atau gas yang bersifat iritatif.
c. Paparan dengan penderita infeksi saluran napas.
ntan
-te
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
22
Pemeriksaan Fisik
20
a. Suhu dapat meningkat
86
b. Rinoskopi anterior:
s11
1) Tampak kavum nasi sempit, terdapat sekret serous atau
mukopurulen, mukosa konka udem dan hiperemis.
ke
2) Pada rinitis difteri tampak sekret yang bercampur darah.
en
7m
Membran keabu-abuan tampak menutup konka inferior
dan kavum nasi bagian bawah, membrannya lengket dan
10
bila diangkat mudah berdarah.
k0
Diagnosis Klinis
mk
a. Rinitis Virus
2/0
terjadi.
//w
3) Rinitis eksantematous
ps:
jdih.kemkes.go.id
-507-
l
tm
dijumpai dan lebih berat.
g.h
b. Rinitis Bakteri
1) Infeksi non spesifik
tan
a) Rinitis bakteri primer. Infeksi ini tampak pada anak
n
-te
dan biasanya akibat dari infeksi pneumococcus,
22
streptococcus atau staphylococcus. Membran putih
20
keabu-abuan yang lengket dapat terbentuk di rongga
86
hidung, dan apabila diangkat dapat menyebabkan
s11
pendarahan / epistaksis.
b) Rinitis bakteri sekunder merupakan akibat dari infeksi
ke
bakteri pada rinitis viral akut.
en
7m
2) Rinitis Difteri
Disebabkan oleh Corynebacterium
10 diphteriae, dapat
berbentuk akut atau kronik dan bersifat primer pada
k0
c. Rinitis Iritan
Disebabkan oleh paparan debu, asap atau gas yang bersifat
6/k
Diagnosis Banding
//w
akut
Komplikasi
htt
a. Rinosinusitis
jdih.kemkes.go.id
-508-
l
tm
c. Otitis media efusi
g.h
d. Infeksi traktus respiratorius bagian bawah seperti laringitis,
trakeobronkitis, pneumonia.
ntan
-te
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
22
Penatalaksanaan
20
a. Non medikamentosa
86
1) Istirahat yang cukup
s11
2) Menjaga asupan yang bergizi dan sehat
b. Medikamentosa
ke
1) Simtomatik: analgetik dan antipiretik (Paracetamol),
en
7m
dekongestan topikal, dekongestan oral (Pseudoefedrin,
Fenilpropanolamin, Fenilefrin). 10
2) Antibiotik: bila terdapat komplikasi seperti infeksi sekunder
k0
difteri.
-no
mk
kesehatan setempat.
2/0
wajah.
lya
eksantematosa.
ww
pemicu.
ps:
jdih.kemkes.go.id
-509-
Peralatan
l
tm
a. Lampu kepala
g.h
b. Spekulum hidung
c. Suction
tan
n
-te
Prognosis
22
a. Ad vitam : Bonam
20
b. Ad functionam : Bonam
86
c. Ad sanationam : Bonam
s11
Referensi
ke
a. Adam, G.L. Boies, L.R. Higler.Boies.Buku Ajar Penyakit THT. Ed.
en
7m
ke-6. Jakarta: EGC. 1997.
b. Lee, K. Essential Otolaryngology, Head and Neck Surgery. Ed. Ke-
10
8. McGraw-Hill. 2003.
k0
Indonesia. 2007.
mk
Tingkat Kemampuan 4A
z/2
.xy
Masalah Kesehatan
na
Rinitis vasomotor adalah salah satu bentuk rinitis kronik yang tidak
lya
Hasil Anamnesis(Subjective)
Keluhan
htt
jdih.kemkes.go.id