Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

RHINOSINUSITIS KRONIK
ICD 10: J32.0, J32.1, J32.2, J32.3, J32.4, J32.8, J32.9
1. Pengertian Rhinosinusitis kronik adalah peradangan rongga hidung dan mukosa
sinus paranasal (maksila, etmoid, frontal, sfenoid) dengan durasi
lebih dari 12 minggu dan/ atau dalam 6 bulan terakhir kambuh lebih
dari 3 episode.
Penyebab:
1. Rhinogen, berupa kelainan anatomi hidung, infeksi jamur /
bakteri, alergi, LPR (Laringofaringeal Reflux) atau hipertrofi
adenoid
2. Odontogen (infeksi THT)
2. Anamnesis 1. Gejala Utama
a. Sumbatan hidung
b. Nasal discharge
c. Nyeri wajah/rasa penuh di wajah
d. Penurunan penciuman (pada dewasa)
e. Ingus mukopurulen
f. Ingus belakang hidung
2. Gejala Tambahan
a. Nyeri kepala
b. Bau mulut/ halitosis
c. Nyeri daerah gusi atau gigi rahang atas
d. Batuk
e. Nyeri telinga
f. Kelelahan
3. Gejala faktor resiko, jika ada:
a. curiga rhinitis alergi : gejala ingus encer, bersin, hidung gatal
jika terpajan alergen.
b. curiga refluk laringofaringeal : gejala suara serak,
mendeham, ingus belakang hidung, kesukaran menelan,
batuk setelah makan / berbaring, rasa tercekik, rasa
mengganjal di tenggorok, rasa panas di dada (skor reflux
symptom index lebih dari 13)
4. Dapat disertai keluhan gangguan kualitas tidur, sesuai dengan
Epworth sleepiness scale (skor lebih dari 4)
3. Pemeriksaan Fisik 1. Rinoskopi anterior :
a. Discharge mukopurulen (di cavum nasi/meatus media)
b. Mukosa edem (di meatus media)
c. Bisa disertai polip atau tidak
2. Pemeriksaan faring: Post nasal drip
3. Dapat ditemukan bengkak dan nyeri tekan di pipi dan kelopak
mata bawah pada sinus maksila
4. Dapat ditemukan bengkak dan nyeri di dahi dan kelopak mata
atas pada sinusitis frontal
4. Kriteria 1. Sesuai dengan kriteria Anamnesis.
Diagnostik 2. Sesuai dengan kriteria Pemeriksaan Fisik.
5. Diagnosis Kerja 1. Chronic maxillary sinusitis (ICD 10: J32.0)
2. Chronic frontal sinusitis (ICD 10: J32.1)
3. Chronic ethmoidal sinusitis (1CD 10: J32.2)
4. Chronic sphenoidal sinusitis (ICD 10: J32.3)
5. Chronic pansinusitis (ICD 10: J32.4)
6. More than one sinus but not pansinusitis (ICD 10: J32.8)
7. Chronic sinusitis, unspecified (ICD 10: J32.9)
6. Diagnosis 1. Allergic rhinitis (ICD 10: J30.4)
Banding 2. Vasomotor rhinitis (ICD 10: J30.0)
7. Pemeriksaan 1. CT scan sinus paranasal potongan koronal aksial soft tissue
Penunjang setting ketebalan 3 mm tanpa kontras dilakukan jika:
a. Setelah pemberian antibiotik selama 2 minggu, tidak
memberikan perbaikan terhadap infeksi bakteri dan atau
b. Setelah pengobatan medikamentosa maksimal selama 6 -
8 minggu jika terdapat faktor resiko rhinitis
2. Endoskopi / Nasoendoskopi
8. Terapi 1. Terapi medikamentosa
a. Antibiotika
1) Antibiotik lini II + terapi tambahan 7 hari
2) Evaluasi hari ke 7 :
a) Membaik : antibiotik 7 – 14 hari lagi + terapi
tambahan
b) Tidak membaik : antibiotik alternatif 7 hari serta
kultur dan sensitivitas
3) Evaluasi hari ke 14 :
a) Sembuh : edukasi
b) Tidak membaik : operasi BSEF/konvensional
b. Terapi tambahan (dekongestan, mukolitik, analgetik) sesuai
keluhan
c. Kortikosteroid topikal
d. Nasal irigasi/cuci hidung dengan larutan salin fisiologis
2. Bila ada faktor predisposisi :
a. Rhinogen :
1) Kelainan anatomi : operasi sesuai kelainan
2) Alergi : terapi sesuai panduan alergi
3) LPR : terapi sesuai panduan LPR
4) Hipertrofi adenoid : operasi adenoidektomi
b. Odontogen : terapi sesuai konsul Gigi
3. Pembedahan: Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF)
1. Intranasal antrotomy (ICD 9 CM: 22.2)
2. Frontal sinusectomy (ICD 9 CM: 22.42)
3. Ethmoidectomy (ICD 9 CM: 22.63)
4. Sphenoidectomi (ICD 9CM: 22.64)
9. Edukasi 1. Hindari / tangani alergi, LPR, kelainan gigi
2. Makan obat teratur
3. Banyak istirahat
4. Minum hangat dan banyak
5. Hindari alkohol
6. Selalu konsultasi dengan dokter dalam penggunaan obat
(beberapa obat dapat memperberat penyakitnya)
10. Prognosis 1. Ad vitam : bonam
2. Ad sanationam : bonam
3. Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Indikator Medis Target : 80% FESS tanpa komplikasi selesai dalam waktu 180 menit
12. Kompetensi Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan

13. Kriteria Pulang 1. Tidak ada perdarahan.


Rawat Inap (Post 2. Luka operasi tidak infeksi.
Operasi FESS) 3. Tidak ada komplikasi operasi daerah mata.
4. Tidak ada komplikasi operasi intrakranial.
14. Kepustakaan 1. Fokkens W, Lund V, Mullol J, Bachert C, editors, Chapter
Classification and definition of Rhinosinusitis. Eropean Position
Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps; 2012 : Rhinology
2. Sutjipto D, Wardhani RS, editors. Guideline Penyakit THT-KL di
Indonesia dalam Perhimpunan Dokter Spesialis THT-KL Indonesia.
Jakarta; Bristol Meyer Squibb. Indonesia; 2007:h 65
3. Pengurus Pusat PERHATI – KL. PPK Prosedur Tindakan Clinical
Pathways Di Bidang THT- KL volume 1 ( oktober 2015)

Anda mungkin juga menyukai