New Skripsi Nova 4 Februari 2022
New Skripsi Nova 4 Februari 2022
SKRIPSI
Oleh :
204201446069
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
JAKARTA
2022
i
ii
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nasional
Jakarta
Oleh:
NOVA POIBE DELITA HASIBUAN
204201446069
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
JAKARTA
2021
ii
iii
SKRIPSI
Oleh:
NOVA POIBE DELITA HASIBUAN
204201446069
Pembimbing1 Pembimbing2
Mengesahkan
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
(Dr.RetnoWidowati,M.Si)
iii
iv
Judul Skripsi : Hubungan Keterlibatan Ayah dan Pola Asuh Ibu terhadap
Perkembangan Personal Sosial Anak Toddler Di Kelurahan
Mampang Prapatan Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Nama Mahasiswa : Nova Poibe Delita Hasibuan
NPM : 204201446069
Menyetujui
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
iv
v
Judul Skripsi : Hubungan Keterlibatan Ayah dan Pola Asuh Ibu terhadap
Perkembangan Personal Sosial Anak Toddler Di Kelurahan
Mampang Prapatan Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Nama Mahasiswa : Nova Poibe Delita Hasibuan
NPM : 204201446069
Menyetujui,
Penguji 1 : ( )
v
vi
SURAT PERNYATAAN
Menyalakan bahwa dalam skipsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan yang lain atau di perguruan tinggi lain. Sepanjang
pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pemah diitulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis mengacu dalam naskah ini dan
disebut dalam daftar pustaka.
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan
Keterlibatan Ayah dan Pola Asuh Ibu terhadap Perkembangan Personal Sosial Anak
Toddler Di Kelurahan Mampang Prapatan Kota Administrasi Jakarta Selatan”.
Saya menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa
adanya dukugan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini dengan rendah hati dan rasa hotmat yang besar penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Dr. Retno Widowati, M.Si.
2. Ns. Dayan Hisni, MNS,selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Nasional.
3. Ns. Diah Argarini, M.Kep, selaku Pembimbing 1yang telah memberikan bantuan
dan pengarahan dalam pembuatan skripsi saya
4. Ns. Nita Sukamti, M.Kep, selaku Pembimbing 2 yang telah memberikan
dukungan penuh dalam pembuatan skripsi saya.
5. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ilmu Kesehatan Kesehatan Universitas
Nasional yang telah mendidik dan memfasilitasi proses pembelajaran di kampus.
6. Kepada Orang Tua yang mempunyai anak Toddler Di Kelurahan Mampang
Prapatan Kota Administrasi Jakarta Selatan yang telah memberikan kesempatan
untuk saya dalam melakukan penelitian.
7. Orang Tua saya yang selalu mensupport dan memberikan do‟a serta dukungan
selama proses pembuatan skripsi ini.
8. Teman-teman Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang memberikan semangat
dan bantuan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu.
9. Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu.
vii
viii
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu khususnya ilmu keperawatan. Amin.
viii
ix
ABSTRAK
Latar Belakang :Anak usia toddler merupakan anak yang berada antara rentang usia
12-36 bulan masa ini juga merupakan masa golden age/masa keemasan untuk
kecerdasan dan perkembangan anak. Keterlibatan ayah merupakan bentuk kegiatandan
perhatian yang dilakukan secara langsung oleh ayah terhadap anak-anaknya, sehingga
menciptakan pengaruh yang positif terhadap tumbuh kembang anak. Pola asuh ibu
dalam memberi pengasuhan dipengaruhi oleh sikap-sikap tertentu dalam memelihara,
membimbing, dan mengarahkan anaknya. Sikap tersebut tercermin dalam pola
pengasuhan kepada anaknya yang berbeda-beda. Pola pengasuhan yang diterapkan ibu
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Keterlibatan Ayah dan
Pola Asuh Ibu terhadap Perkembangan Personal Sosial Anak Toddler Di Kelurahan
Mampang Prapatan Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasional
dengan pendekatan Cross Sectional (potong silang). Sampel penelitian ini berjumlah 96
orang dengan menggunakan rumus slovin. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik Probability Sampling. Data dianalisis dengan
menggunakan uji chi square untuk mengetahui hubungan antar variabel.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan keterlibatan ayah
terhadap Perkembangan Personal Sosial Anak Toddler Di Kelurahan Mampang
Prapatan Kota Administrasi Jakarta Selatan (p=0,000), Ada hubungan pola asuh ibu
terhadap perkembangan personal sosial anak toddler Di Kelurahan Mampang Prapatan
Kota Administrasi Jakarta Selatan (p=0,000).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian terdapat hubungan antara keterlibatan ayah dan pola
asuh ibu terhadap perkembangan personal sosial anak toddler Di Kelurahan Mampang
Prapatan Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Kata Kunci : Keterlibatan Ayah dan Pola Asuh Ibu terhadap Perkembangan Personal
Sosial Anak Toddler
Kepustakaan : 20 Kepustakaan (2016-2022)
ix
x
Abstract
Background: Toddler age children are children who are between the age range of 12-
36 months, this period is also a golden age for children's intelligence and development.
Father involvement is a form of activity and attention carried out directly by fathers for
their children, thereby creating a positive influence on children's growth and
development. Mother's parenting pattern in providing care is influenced by attitudes in
nurturing, guiding, and directing their children. This attitude is reflected in the different
parenting patterns for their children. The parenting style applied by the mother has its
own advantages and disadvantages.
Objective: This study aims to determine the relationship between father's involvement
and mother's parenting style on the social development of toddlers in Mampang
Prapatan, South Jakarta Administration.
Methodology: This study uses a descriptive correlational research design with a cross
sectional approach. The sample of this study amounted to 96 people using the slovin
formula. Sampling in this study was carried out using the Probability Sampling
technique. Data were analyzed using chi square test to determine the relationship
between variables.
Research results: The results showed that there was a relationship between father's
involvement in the Personal Social Development of Toddler Children in the Mampang
Prapatan Village, South Jakarta Administration City (p = 0.000), There was a
relationship between mother's parenting style and the social personal development of
toddlers in Mampang Prapatan Village, South Jakarta Administration City ( p=0.000).
Conclusion: From the results of the study, there is a relationship between the
involvement of fathers and mother's parenting patterns on the personal social
development of toddlers in Mampang Prapatan Village, South Jakarta Administration.
x
xi
DAFTAR ISI
xi
xii
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Definisi Operasional ............................................................................... 32
xiii
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Teori .............................................................................................. 44
2.2. Kerangka Konsep.......... .......................................................................... 44
xiv
xv
DAFTAR SINGKATAN
xv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Anak usia toddler merupakan anak yang berada antara rentang usia 12-36
bulan masa ini juga merupakan masa golden age/masa keemasan untuk
kuat selama masa pertumbuhan dan memerlukan bimbingan dari orang lain
Menurut World Health Organization lebih dari 200 juta anak usia dibawah 5
tahun di dunia tidak memenuhi potensi perkembangan mereka dan sebagian besar
diantaranya adalah anak-anak yang tinggal di Benua Asia dan Afrika (World
Health Organization, 2017). Berapa tahun terakhir ini, terjadi berbagai masalah
1
2
persoalan baik di negara maju maupun negara berkembang (Juranja, 2017). Pada
pasangan suami istri, terdapat fase dimana akan memiliki seorang anak. Ketika
anak mereka berada pada masa toddler yaitu dalam rentang usia 12-36 bulan akan
Dimasa pandemic Covid-19 seperti ini peran keterlibatan seorang ayah sangat
terhadap tumbuh kembang anak (Lamb et al., 2016). Saat ini peran ayah bukan
hanya sebagai pencari nafkah, namun juga dituntut untuk terlibat dalam
pengasuhan anak. Keikutsertaan ayah dalam mengasuh anak mampu membuat ibu
menjadi lebih senang dan bangga, karena ayah masih meluangkan waktu untuk
Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak pada masa toddler selain penting
pasangannya. Selain itu pola asuh ibu merupakan hal yang sangat mempengaruhi
masing-masing. Pola asuh ibu yang baik membuatanak akan merasa aman dan
merasa dicintai serta menjadi mandiri. Di sisi lain pola asuh ibu yang kurang
3
Beberapa aspek yang harus diketahui ibu dalam perkembangan anak usia dini
agar bisa lebih maksimal diantaranya adalah aspek agama dan moral berfokus
pada nilai-nilai dasar, kesadaran, dan norma-norma lainya yang diajarkan. Dalam
hal ini, peran ibu sangat penting untuk mendidik karakter anak sejak kecil, aspek
fisik dan motorik lebih berfokus pada perkembangan atau perubahan fisik terjadi
memecahkan masalah yang ada, bisa memahami sesuatu dengan mudah, mampu
mengidentifikasi suatu pola, dapat mengingat dengan baik, dan juga bisa
perkembangan personal sosial anak terbentuk karena pola asuhorang tua yang
usianya, ketika anak seharusnya sudah mulai dapatmengurus dirinya sendiri dan
terdekat yaitu orang tua. Orang tua, yang terdiri dari ayah dan ibu, memiliki peran
4
Oktober tahun 2021 dengan wawancara dan observasi kepada 5 orang tua.
didapatkan sebanyak 3 orang tua terlibat dalam pola asuh pada perkembangan
personal social anak usia toddler. Berdasarkan latar belakang dan studi
Berdasarakan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis ingin
dan pola asuh ibu terhadap perkembangan personal sosial anak toddler di
pola asuh ibu terhadap perkembangan personal sosial anak toddler di Kelurahan
Jakarta Selatan.
ayah dan pola asuh ibu terhadap perkembangan personal sosial anak toddler di
ayah dan pola asuh ibu terhadap perkembangan personal sosial anak toddler.
6
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan acuan bagi penelitian
selanjutnya mengenai hubungan keterlibatan ayah dan pola asuh ibu terhadap
BAB II
LANDASAN TEORI
Anak usia toddler merupakan anak dengan usia 1-3 tahun, dimana pada usia
cepat (Potter & Perry, 2017). Pada periode ini anak akan mulai berjalan dan
ayahnya, belajar makan sendiri, mulai belajar dalam mengontrol buang air kecil,
mulai mengikuti apa yang dilakukan orang dewasa, dapat menunjuk mata dan
hidung, memperlihatkan minat dengan anak lain dan bermain dengan teman-
Tindakan yang dapat dilakukan pada periode ini dengan menganjurkan anak
memberi kesempatan anak untuk bermain dengan teman sebaya, dan berperan
kaki yang melebar pada jarak tertentu. Selanjutnya toddler mulai berlari
akan tetapi masih mudah jatuh pada usia 18 bulan. Di usia dua tahun,
7
8
berdiri dengan sempurna. Pada usia ini anak mampu menaiki dan
melompat dengan dua kaki, berdiri dengan satu kaki selama satu hingga
dua detik, dan berjalan jinjit beberapa langkah. Memasuki akhir tahun
kedua, toddler mampu berdiri dengan satu kaki, berjalan jinjit, dan
menaiki tangga dengan kaki kanan dan kiri bergantian (Sembiring, 2017).
menggenggam benda yang sangat kecil tapi tidak mampu melepas sesuai
bola.
menyusun dan membuat menara kubus. Anak usia toddler juga dapat
3. Perkembangan Kognitif
Ketika anak memasuki usia 2-7 tahun, anak akan berada di tahap
berkembang. Pada tahap ini anak belum mampu untuk menempatkan diri
9
pada kondisi orang lain. Anak pun baru bisa memandang suatu hal dari
yang mempengaruhi perkembangan sosial anak bisa berasal dari faktor keluarga
a. Faktor Keluarga
anak tersebut merupakan anak terakhir maka dipastikan anak akan selalu
bergantung pada orangtua dan saudaranya. Jika hal ini terjadi dalam jangka
waktu yang lama maka akan berpengaruh pada tingkat kemandirian anak
10
tersebut.
3) Jumlah Keluarga
anggota yang sedikit. Jika dalam suatu keluarga mempunyai anak yang
sedikit, maka perhatian, waktu, kasih sayang akan lebih banyak tercurahkan,
dimana segala bentuk aktifitas dapat ditemani ataupun dibantu, hal ini pasti
rasa saling perhatian, tidak kasar dan selalu merespon setiap kegiatan anak,
maka dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak yang lebih baik dan
terarah.
Setiap anak jika mempunyai perkembangan yang baik, maka secara alami
2) Hubungan dengan orang dewasa di luar rumah Jika seorang anak selalu
diperkenalkan dengan lingkungan luar dan diberi arahan bergaul dengan siapa
11
saja maka anak dapat menyesuaikan lingkungan orang dewasa dimana anak
hubungan sosial. Perkembangan sosial anak dapat pula diartikan sebagai proses
tradisi.Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja
untuk menilai apa yang sedang terjadi dalam suatu situasi sosial, keterampilan
sesuai.
konteks biologis. Menurut Dinh (2016) ayah didefinisikan sebagai orang yang
12
menikah dengan ibu, yang secara biologis mendapatkan anak dari hasil
perkawinannya, dan tinggal dengan ibu dan anak-anaknya. Menurut Lamb (2016)
Ayah juga sebagai sosok yang bertanggung jawab untuk memastikan agar
involvement.
langsung bagi perkembangan anak. Beberapa hal yang dapat menjadi perhatian
Purwindarini & Deliana (2017) adalah suatu partisipasi aktif melibatkan fisik,
afektif, dan kognitif dalam proses interaksi antara ayah dan anak yang memiliki
c. Dukungan finansial
berdoa bagi anaknya. Menilik dari perspektif anak, keterlibatan ayah diasosiasikan
dukungan dan rasa aman. Anak yang ayahnya terlibat dalam pengasuhan dirinya
akan memiliki kemampuan sosial dan kognitif yang baik, serta kepercayaan diri
yang tinggi.
pengasuhan diantaranya :
seterusnya.
b. Accessibility, kehadiran atau kesediaan ayah untuk anak. Orang tua ada di
a. Motivasi
Segala hal yang membuat ayah ingin selalu terlibat dalam aktivitas bersama
anaknya. Faktor motivasi ayah ini dapat dilihat dari komitmen dan identifikasi
pada peran ayah. Faktor lain yang mempengaruhi motivasi ayah untuk terlibat
dengan anaknya adalah career saliency. Pria yang secara emosional kurang
untuk anak mereka. Job salience yang rendah memprediksi partisipasi yang
dan kepedulian pada anaknya. Penelitian telah menunjukkan bahwa efikasi diri
Dalam penelitian lain, ayah melaporkan mempunyai tingkat efikasi yang lebih
emosional yang positif dengan pasangan dapat mempengaruhi pikiran pria dan
d. Faktor institusional
Semakin banyak jam kerja ayah, keterlibatan dengan anak akan berkurang.
Makin banyak jam kerja wanita, semakin besar keterlibatan ayah dalam
pengasuhan
Pola asuh menurut Gunarsa (2018) merupakan pola interaksi antara anak
dengan orang tua yang meliputi bukan hanya pemenuhan fisik dan psikologis
tetapi juga norma-norma yang berlaku di masyarakat agar dapat hidup selaras
dengan lingkungan. Menurut Wahyuningrum (2017) pola asuh adalah seluruh cara
perlakuan orang tua yang ditetapkan pada anak, yang merupakan bagian penting
16
pengasuhan terhadap anak berupa suatu proses interaksi orang tua (sebagai
pengasuh) dan anak (sebagai yang diasuh) yang mencakup perawatan, yang
1. Otoriter
ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku dan bersikap seperti dirinya
(orang tua). Kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri sangat
orang tua, orang tua tipe ini menganggap bahwa semua sikapnya sudah benar
menggunakan hukuman fisik, anak juga diatur segala keperluan dengan aturan
dalam suasana semacam ini akan besar dengan sifat ragu-ragu, lemah
2. Demokratis
anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu bergantung pada orang
tua.Orang tua sedikit memberikan kebebasan kepada anak apa yang terbaik
sehingga sedikit demi sedikit berlatih untuk bertanggung jawab terhadap diri
mengatur hidupnya.
3. Permisif
Ditandai dengan cara orang tua mendidik anak dengan bebas, anak
dianggap sebagai orang yang sudah dewasa atau muda, ia diberi kelonggaran
Menurut Hurlock (2018) terdapat 7 (tujuh) pola sikap atau perlakuan orang
Ciri pola ini adalah orang tua melakukan kontak yang berlebihan dengan
anak sudah mampu merawat dirinya sendiri, mengawasi kegiatan anak secara
18
b) Permissiveness (pembolehan)
Ciri dari pola asuh ini adalah memberikan kebebesan untuk berfikir atau
merasa kuat, toleran dan memahami kelemahaan anak, dan cenderung lebih
c) Rejection (Penolakan)
Ciri dari pola asuh ini adalah bersikap masa bodoh, bersikap kaku, kurang
d) Acceptance (Penerimaan)
Ciri dari pola asuh ini adalah memberikan perhatian dan cinta kasih yang
tulus kepada anak, menempatkan anak dalam posisi yang penting di rumah,
masalahnya.
e) Domination (dominasi)
f) Submission (penyerahan)
Ciri pola asuh ini adalah senantiasa memberikan sesuatu yang diminta anak
Ciri pola asuh ini adalah mudah memberikan hukuman dan menanamkan
19
Sumber : Adapun kerangka teori dalam penelitian ini dimodifikasi dari (Yusuf,
Gambar 2.1
Kerangka Teori
20
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2019). Hipotesis dalam penelitian ini
yaitu :
1. Ada hubungan antara keterlibatan ayah dan pola asuh ibu terhadap
2. Tidak ada hubungan antara keterlibatan ayah dan pola asuh ibu terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
pola asuh ibu terhadap perkembangan personal sosial anak toddler di Kelurahan
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point
time approach).
3.2.1. Populasi
(Iman 2015). Populasi penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak usia
21
22
3.2.2. Sampel
populasi (Iman 2015). Sampel dalam penelitian ini adalahorang tua yang memiliki
sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota
sebagai berikut :
Keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
e : Batas toleransi kesalahan 5%
Berdasarkan rumus tersebut maka sampel yang akan diteliti yaitu :
125
n=
2
1 + 125 0.05
125
n=
1.3125
n = 95.2380952dibulatkan (96)
23
terpenuhinya jumlah sebanyak 96 sampel pada orang tua yang memiliki anak usia
Jakarta Selatan. Kriteria sampel yang dapat dimasukan atau layak untuk diteliti
a. Orang tua yang memiliki anak usia toddler yang berada di Kelurahan
2. Kriteria eksklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili
a. Orang tua yang memiliki anak usia toddler yang berada di Kelurahan
b. Orang tua yang memiliki anak usia toddler yang berada di Kelurahan
menjadi responden.
24
Menurut Sugiyono (2019) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari oang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
kesimpulannya. Varibel terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Varibel
bebas dalam penelitian ini adalah hubungan ketrelibatan ayah, dan pola asuh ibu.
Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah anak usia toddler yang
konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat
berikut:
25
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Definisi Skala
No Variabel Cara Ukur/Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Dependen
1 Perkembangan Pengukuran Kuesioner tentang 0. Tidak Ordinal
Personal kemampuan Perkembangan Personal Baik, bila
Sosial Anak perkembangan Sosial Anak skor <
Toddler anak usia Toddlermenggunakan skala mean/medi
toddler saat Likert. Terdiri dari 10 item an
dilakukan 1. Baik, bila
penelitian. skor ≥
mean/medi
an
Independen
1 Keterlibatan Proses Mengisi 10 Kuesioner 0. Rendah, Ordinal
Ayah interaksi ayah bila skor
dengan anak <
yang terjadi mean/med
terus-menerus ian
untuk 1. Tinggi,
mendorong bila skor ≥
pertumbuhan mean/med
dan ian
perkembangan
anak secara
optimal.
2 Pola Asuh Ibu Cara ibu Mengisi 10 Kuesioner 0. Tidak Ordinal
dalam Baik, bila
merawat dan skor <
mendidik mean/med
anak. ian
26
1. Baik, bila
skor ≥
mean/medi
an
Instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan untuk
Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data primer dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Adapun skala yang digunakan adalah skala nominal dan ordinal.
Kuesioner diisi oleh responden yaitu orang tua yang memiliki anak usia toddler
Selatan. Adapun isi dari kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain:
3. Kuesioner penelitian
Anak usia toddler merupakan anak dengan usia 1-3 tahun, dimana pada usia
menggunakan alat ukur yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).
Keterlibatan ayah merupakan suatu peran yang dijalankan oleh seorang ayah
dalam kaitannya adalah tugas untuk mengarahkan anak menjadi mandiri di masa
Maulidya (2018) terdiri dari 10 item pernyataan dalam bentuk skala Likert.
Model skala Likert yang digunakan yaitu Rendahbila skor < mean/median
Pola Asuh ibu merupakan interaksi anatara ibu dana anak, yangdidalamnya
sayang pada anak, yang dapat digunakan anak untuk mempertahankan hidupnya
(Yahdinil, 2019)
Instrumen pola asuh ibu pada penelitian ini berupa kuesioner pola asuh ibu
yang diadopsi dan dimodifikasi dari instrumen penelitian Maulidya (2018) terdiri
dari 10 item pernyataan dalam bentuk skala Likert. Model skala Likert yang
3.8.1. Validitas
alat ukur untuk mengukur apa saja yang harusnya diukur (Notoadmodjo, 2018).
Pengujian validitas dilakukan dengan cara mengukur buitir soal dimana skor
yang ada pada setiap butir soal dikorelasikan dengan skor total. Kuesioner ini di
29
reliabilitas sebuah instrumen adalah 30 orang. Uji validitas dilakukan pada Orang
tua yang memiliki anak usia toddler yang berada di Kelurahan Mampang
pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena tidak relevan.
3.8.2. Reliabilitas
reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Menurut Sugiyono (2019) menyatakan bahwa uji
nilai koefisien reliabilitas (Alpha) tersebut dibandingkan dengan 0,6 dimana jika
nilai Alpha lebih besar dari 0,6 maka instrumen tersebut diyatakan reliabel, begitu
pula sebaliknya.
dengan r tabel. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai “Alpha”
30
tersebut reliabel.
Peneliti telah melakukan uji validitas pada instrument pola asuh ibu
Correlation) > r tabel. r tabel dapat diketahui dari df = n-2 = 30-2=28. Pada
tingkat kemaknaan 5%, didapat angka r tabel yaitu 0,3610. Dari hasil uji validitas
instrument pola asuh ibu, semua data r hitung > r tabel, maka data tersebut sudah
menggunakan uji Alpha Cronbach’s dengan nilai r = 0,878. Nilai uji reliabilitas
dikatakan reliable apabila nilai Koefisien Alpha Cronbach‟s ≥ 0,6. (Polit et al.,
2017).
Data yang diolah kemudian di Analisisis, sehingga hasil Analisis data dapat
(Setiadi 2007). Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis univariat dan
analisis bivariat.
adalah Chi Square (Kai Kuadrat).Uji Chi Square digunakan untuk menguji
kemaknaan 5% (α=0,05)
dependen.
variabel dependen.
hubungan dua vareiabel, sehingga uji ini tidak dapat untuk mengetahui kekuatan
Etika penelitian adalah hubungan timbal balik antara peneliti dan orang
yang diteliti sesuai dengan prinsip etika (Notoatmodjo, 2018). Masalah etika yang
kepada responden.
kebebasan individu dalam memberikan informasi, maka dari itu seorang peneliti
responden.
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
prosedur penelitian.
bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek penelitian pada khususnya. Peneliti
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
analisis bivariat untuk melihat hubungan keterlibatan ayah dan pola asuh ibu
variabel bebas dan variabel terikat sesuai dengan definisi operasional variabel
penelitian.
Tabel 4.1
Karakteristik Distribusi Frekuensi Keterlibatan Ayah Terhadap
Perkembangan Personal Sosial Anak Toddler di Kelurahan Mampang
Prapatan Kota Administrasi Jakarta Selatan
34
35
Tabel 4.2
Karakteristik Distribusi Frekuensi Pola Asuh IbuTerhadap
Perkembangan Personal Sosial Anak Toddler di Kelurahan Mampang
Prapatan Kota Administrasi Jakarta Selatan
Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan kriteria tidak baik sebanyak 36 orang
Tabel 4.3
Karakteristik Distribusi Frekuensi Perkembangan Personal Sosial Anak
Toddler di Kelurahan Mampang Prapatan Kota Administrasi Jakarta
Selatan
Perkembangan Personal
Frekuensi Persentase (%)
Sosial Anak Toddler
Tidak Baik 21 21,9
Baik 75 78,1
Total 96 100
dengan kriteria tidak baik sebanyak 21 orang (21,9%), kriteria baik sebanyak 75
orang (78,1%)
36
Hasil analisis uji Chi-square memperoleh nilai p value 0,000 < 0,05
Selatan.
37
Tabel 4.5
Hubungan Antara Pola Asuh IbuTerhadap Perkembangan Personal
Sosial Anak Toddler di Kelurahan Mampang Prapatan Kota
Administrasi Jakarta Selatan
Perkembangan Personal
Pola Asuh Ibu Sosial Anak Toddler
Tidak Baik Baik Total P Value
N % N % N %
Tidak Baik 16 44,4 20 55,6 36 100 0,000
Baik 5 8,3 55 91,7 60 100
Total 21 21,9 75 78,1 96 100
Sedangkan dari kriteria baik sebanyak 5 orang (8,3%) menyatakan tidak baik
Hasil analisis uji Chi-square memperoleh nilai p value 0,000 < 0,05
hubungan antara pola asuh ibudengan perkembangan personal sosial anak toddler
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Univariat
4.2.1.1. Keterlibatan Ayah Terhadap Perkembangan Personal Sosial Anak
Toddler di Kelurahan Mampang Prapatan Kota Administrasi
Jakarta Selatan
interaksi antara ayah dan anak toddler, menjadikan suatu modal bagi anak dalam
memiliki efek positif dalam perkembangan perilaku, sosial, dan kognitif pada
meliputi banyak hal, seperti kognitif, emosional, sosial, bahkan juga bisa
mempengaruhi kesehatan fisik (Allen & Daly, 2017). Dari segi kognitif,
anak akan membuat anaknya lebih kompeten dan menjadi pemecah masalah yang
lebih baik jika dibandingkan dengan anak sebayanya yang ayahnya tidak memiliki
keterlibatan.
(80,2%).
detail peran ayah dalam perkembangan anaknya meliputi banyak hal, seperti
Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan kriteria tidak baik sebanyak 36 orang
pola pengasuhan anak sikap positif sangat diperlukan dalam membimbing tumbuh
kembang anak agar sesuai tahapan perkembangan anak, jadi dari dasar ini dapat
diteladani bahwa peran ibu pola pengasuhan sangat bisa menentukan aktifitas
sekitar. Apabila anak mampu melakukan penyesuaian sosial dengan baik, anak
Pola asuh ibu adalah hubungan antara ibu dan anak dalam mempengaruhi
kecerdasan seorang anak. Pemberian pola asuh yang benar, dapat mengupayakan
anak menjadi pribadi yang utuh dan terintegrasi. Tugas dan tanggung jawab ibu
merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik
anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan mengenai pola asuh ibu terhadap perkembangan
tidak baik sebanyak 36 orang (37,5%), kriteria baik sebanyak 60 orang (62,5%).
Selatan dengan kriteria tidak baik sebanyak 21 orang (21,9%), kriteria baik
anaktoddler ditentukan oleh faktor internal yaitu faktor bawaan sejak lahir dan
dengan anak (Soetjiningnsih & Ranuh, 2016). Anak usia toddler merupakan anak
yang berada antara rentang usia 12-36 bulan. Masa ini juga merupakan masa
2015).
orang (36,8%) menyatakan baik. Sedangkan dari kriteria tinggi sebanyak 9 orang
Hasil analisis uji Chi-square memperoleh nilai p value 0,000 < 0,05
Selatan.
nilai p = 0,005 (nilai p<0,05). Hal tersebut menunjukkan ada hubungan dengan
penelitian yang telah dilakukan diketahui nilai signifikansi p = 0,000 (p < 0,01),
orang (63,2%) menyatakan tidak baik, sedangkan dari kriteria rendah sebanyak 7
orang (36,8%) menyatakan baik. Sedangkan dari kriteria tinggi sebanyak 9 orang
Hasil analisis uji Chi-square memperoleh nilai p value 0,000 < 0,05
hubungan antara pola asuh ibu dengan perkembangan personal sosial anak toddler
Ningsih & Bela (2020) tentang hubungan antara pola asuh ibu dengan
0,022 < 0,05, jadi signifikan, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada
hubungan antara pola asuh ibu dengan perkembangan personal sosial anak
toddler.
antara pola asuh ibu dengan perkembangan personal sosial anak usia toddler
didesa Sumber Mulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. Hasil analisis uji
statistik uji statistik diperoleh ρ value sebesar 0,000 menunjukkan ada hubungan
antara pola asuh ibu dengan perkembangan anak usia toddler. Pola asuh ibu sangat
terjadinya perkembangan anak yang tidak sesuai. Karena dengan pola asuh yang
baik maka perkembangana anak juga akan baik. Maka diharapkan orang tua
perkembangan personal sosial anak toddler dari kriteria tidak baik sebanyak 16
DAFTAR PUSTAKA
Allen, S., & Daly, K. (2017). “The Effect of Father Involvement: An Updated
Research Summary of The Evidence.” Guelph: Father Involvement Research
Alliance.
Hidayat, A.A. (2017). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. ed. Salemba Medika.
Jakarta.
Jarot. (2016). Ayah Baik Ibu Baik Parenting Era Digital. Jakarta Selatan:
Keluarga Indonesia Bahagia.
Juranja J. (2017). “Perkembangan Motorik Kasar Dan Halus Pada Anak Usia 1-3
Tahun (Toddler) Di Kelurahan Mamboro Barat Wilayah Kerja Puskesmas
Mamboro.” Medika Tadulako Volume 4.
45
Lamb, M. E. (2016). The role of the father in child development (5th ed.).
Hoboken, N.J.: John Wiley & Sons, Inc
Loeziana, U. (2015). The golden age: Masa efektif merancang kualitas anak.
Jurnal Pendidikan Anak Bunayya. Vol. 1 (2).
Malik, A. I. (2017). Mengkomunikasikan Moral Kepada Anak. ed. PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Purnamasari, R. R. (2016) „Perbedaan Dukungan Sosial Dari Ibu Mertua Pada Ibu
Menyusui Yang Bekerja Dan Tidak Bekerja‟, Jurnal Psikologi Undip, 15(1),
Pp. 21–35
Putri, F. E., Aisyah, D. S. & Riana, N. (2018). Peran Ayah (Fathering) Dalam
Perkembangan Sosial Anak Usia Dini (Studi Kasus Pada Anak Usia 5-6
Tahun Di RA Nurhalim Tahun Pelajaran 2018). Jurnal Wahana Karay
46
Setiadi. (2007). Konsep Dan Riset Keperawatan. Cetakan Pe. Yogyakarta: Graha
Ilmu.Yogyakarta.
Silaen, S. (2018). Metodologi Penelitian Sosial untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.
Bogor: In Media.
Soetjiningsih. (2017). Tumbuh Kembang Anak. Edisi Ceta. ed. EGC. Jakarta.
Soetjiningsih, I.G. & Ranuh, G. (2016). Tumbuh Kembang Anak Ed. 2. Jakarta:
EGC.
Subroto, M.A. (2017). Real Food True Health. Edisi Terb. ed. Agro Media.
Jakarta.
Wahyuningrum, E. (2017). Peran ayah pada pengasuhan anak usia dini (Sebuah
Kajian Teoritis). Jurnal Psikowacana. 10 (1).
Wong, D.L., Eaton, M.H., Wilson, D., and M.L Winkelstein. (2017). Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik. Edisi Ke 1. ed. EGC. Jakarta.
47
Nama :
Umur :
Dengan ini saya menyatakan bersedia dan tidak keberatan untuk berperan serta
menjadi responden penelitian yang dilakukan olehNova Poibe Delita Hasibuan,
Mahasiswa Program Studi Keperawatan, Universitas Nasional dengan judul
“Hubungan Keterlibatan Ayah dan Pola Asuh Ibu terhadap Perkembangan
Personal Sosial Anak Toddler Di Kelurahan Mampang Prapatan Kota
Administrasi Jakarta Selatan”. Demikian surat persetujuan ini dibuat dengan
sejujur-jujurnya tanpa paksaan dari pihak manapun. Saya juga memperkenankan
kepada peneliti untuk menggunakan data yang saya berikan untuk dipergunakan
sesuai tujun kepentingan penelitian. Saya menyadari dan memahami bahwa data
yang saya berikan adalah data yang sebenarnya sesuai apa yang saya alami dan
sesuai pendapat saya.
(Responden)
50
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian :
I. Keterlibatan Ayah
NO PERTANYAAN JAWABAN
Rendah Tinggi
1 Mengajarkan anak untuk mengambil
makananan sendiri
2 Memberi perhatian dan kasih sayang kepada
anak
3 Menyisihkan waktu untuk bermain bersama
anak
4 Mengajarkan anak untuk menjaga
kebersihan
5 Menjaga dan mengawasi anak ketika
bermain di luar rumah
6 Membantu membereskan mainan ketika selesai
bermain
7 Mengawasi anak ketika bermain dengan
temannya
8 Memperhatikan dalam kerapian berpakaian
anak
9 Selalu menjaga kebersihan anak
10 Memperhatikan anak ketika sedang sakit
51
NO PERTANYAAN JAWABAN