Gap :
Debu yang berasal dari kegiatan penambangan ini juga berkontribusi pada peningkatan
catatan pilek dan penyakit selesma di antara penduduk komunitas penambangan ini (Gyamfi
dkk., 2021).Laporan standar hidup Ghana (2017) melaporkan bahwa sebagian besar badan
sungai di Kotamadya Obuasi semuanya terkena dampak karena praktik penambangan yang
tidak berkelanjutan. Pada tahun 2017, Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa selama
proses ekstraksi dan penggabungan perusahaan pertambangan, merkuri dan bahan limbah
lainnya terbawa ke sungai dan anak-anak sungainya (Majelis Distrik Timur Wassa Amenfi,
2018). Masyarakat ini menggunakan ini sebagai sumber utama air minum mereka sehingga
mengakibatkan tantangan kesehatan (Wireko-Gyebi dkk., 2020).
Isu-isu keberlanjutan ini juga mengancam kelangsungan keberadaan perusahaan
pertambangan ini (Antwi-Boateng & Akudugu, 2020). Dalam jangka panjang, kemungkinan
akan mempengaruhi profitabilitas mereka (Bansah dkk., 2018). Setelah profitabilitas
terpengaruh, keberlanjutan perusahaan tersebut juga terancam (Abdullah, 2017). Demikian
pula ketika kegiatan pertambangan mempengaruhi kesehatan masyarakat pertambangan,
kualitas dan kekuatan sumber daya manusia mereka juga kemungkinan akan terpengaruh
sehingga mengakibatkan ganti rugi, cuti sakit, dan turnover yang tinggi (Kansake dkk.,
2019). Oleh karena itu, ada kebutuhan bagi perusahaan pertambangan untuk
mempertimbangkan isu-isu keberlanjutan secara serius dan mementingkan hal tersebut (Osei
dkk., 2021).
Perusahaan pertambangan perlu mensurvei proses produksi mereka serta rantai pasokan dari
waktu ke waktu, agar berkelanjutan karena tekanan pasti dari pemerintah dan masyarakat di
mana mereka beroperasi ( Heinemann dkk., 2018; Kusi-Sarpong et al., 2016). Selain itu,
kelompok penekan seperti beberapa organisasi non-pemerintah, menarik perhatian global
mengenai kejadian lingkungan di beberapa tempat komunitas lokal dan bahkan menutup
tambang (Heinemann dkk., 2018).
hipotesis :
H1: kemitraan pasokan strategis berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi, sosial dan
lingkungan.
H2: end of life berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan.
H3: pengelolaan lingkungan internal berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi, sosial
dan lingkungan.
H4: praktik eco-innovative berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi, sosial dan
lingkungan.
Ukuran sampel terdiri dari manajer tingkat atas dari tingkat manajer umum hingga
CEO dan karyawan yang terlibat dalam aktivitas pertambangan atau terkait langsung dengan
penerapan kebijakan pertambangan dari 102 perusahaan pertambangan yang dijadikan
sampel untuk penelitian ini. Oleh karena itu, 204 responden dari perusahaan pertambangan
ini dipilih secara acak untuk penelitian ini dan kuesioner dibagikan kepada mereka.
H1: kemitraan pasokan strategis berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi, sosial dan
lingkungan.
kemitraan pemasok strategis berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi dan sosial tetapi
tidak berpengaruh terhadap kinerja lingkungan sehingga H1 tidak dapat diterima secara
keseluruhan.
H2: end of life practices berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi, sosial dan
lingkungan.
End-of-life practices berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan
sehingga H2 diterima
H3: pengelolaan lingkungan internal berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi, sosial
dan lingkungan.
Praktik pengelolaan lingkungan internal berpengaruh positif terhadap kinerja lingkungan dan
sosial. tetapi tidak berpengaruh terhadap kinerja ekonomi. Sehingga H3 tidak dapat diterima
secara keseluruhan
H4: praktik eco-innovative berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi, sosial dan
lingkungan.
praktik eco-innovative berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial
sehingga H4 diterima