A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Pengetahuan
Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup Pembibitan
Tanaman Buah pada tingkat teknis, spesifik, detil dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi
diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional
dan internasional.
4. Keterampilan
a) Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja kompetensi
keahlian.
b) Menampilkan kinerja dibawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
dengan standar kompetensi kerja.
c) Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif dan solutif dalam ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah serta mampu melaksanakan
tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.
d) Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
No. Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1 Menganalisis pembibitan 3.5.1 Mengkategorikan pembibitan, teknik pembibitan
tanaman buah dan tahapan pembibitan
3.5.2 Memperjelas persyaratan pemilihan tempat
pembibitan
3.5.3 Menentukan batang bawah dan batang atas untuk
pembibitan tanaman buah
3.5.4 Memperjelas persyaratan bahan tanam dan media
tanam
3.5.5 Memperjelas jenis dan fungsi media tanam
2 Melaksanakan pembibitan 4.5.1 Memfasilitasi tempat dan luas pembibitan
tanaman buah 4.5.2 Membangun naungan/rumah pembibitan
4.5.3 Memilih bahan tanam pembibitan
4.5.4 Menyiapkan media tanam
4.5.5 Menugaskan pembibitan
4.5.6 Menugaskan pemeliharaan bibit
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah melalui kegiatan diskusi dan menggali informasi, peserta didik diharapkan mampu
mengkategorikan pembibitan, teknik pembibitan dan tahapan pembibitan dengan benar
2. Setelah melalui kegiatan diskusi dan menggali informasi, peserta didik diharapkan mampu
memperjelas persyaratan pemilihan tempat pembibitan dengan benar
3. Setelah melalui kegiatan diskusi dan menggali informasi, peserta didik diharapkan mampu
menentukan batang bawah dan batang atas untuk pembibitan tanaman buah dengan benar
4. Setelah melalui kegiatan diskusi dan menggali informasi, peserta didik diharapkan mampu
memperjelas persyaratan bahan tanam dan media tanam dengan benar
5. Setelah melalui kegiatan diskusi dan menggali informasi, peserta didik diharapkan mampu
memperjelas jenis dan fungsi media tanam dengan benar
6. Setelah melalui kegiatan praktik penanaman bibit tanaman, peserta didik diharapkan mampu
memfasilitasi tempat dan luas pembibitan dengan baik
7. Setelah melalui kegiatan praktik penanaman bibit tanaman, peserta didik diharapkan mampu
membangun naungan/rumah pembibitan dengan baik
8. Setelah melalui kegiatan praktik penanaman bibit tanaman, peserta didik diharapkan mampu
memilih bahan tanam pembibitan dengan benar
9. Setelah melalui kegiatan praktik penanaman bibit tanaman, peserta didik diharapkan mampu
menyiapkan media tanam dengan baik
10. Setelah melalui kegiatan praktik penanaman bibit tanaman, peserta didik diharapkan mampu
menugaskan pembibitan dengan baik
11. Setelah melalui kegiatan praktik penanaman bibit tanaman, peserta didik diharapkan mampu
menugaskan pemeliharaan bibit dengan benar
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Tujuan pembibitan
2. Pemilihan lokasi pembibitan
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembibitan
4. Rumah pembibitan
5. Penyiapan media semai
6. Pemeliharaan bibit tanaman
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model : Problem Based Learning secara Luring
3. Metode : Tanya-Jawab, Tugas Kelompok, Diskusi, Presentasi dan Praktik
G. SUMBER BELAJAR
1. Dewi Setyoastuti. 2018. Bahan Ajar Agribisnis Tanaman Buah SMK Jilid 1. Direktorat
Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
2. Buku Teks Bahan Ajar Siswa Agribisnis Tanaman Buah Kelas IX SMK. Direktorat
Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
3. Internet.
4. Sumber lain yang relevan.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
I. PENILAIAN PEMBELAJARAN
a) Teknik Penilaian
1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Tes Tertulis : Pilihan ganda dan uraian/essay
Tes Lisan : Tes lisan pemaparan materi dari pemahaman peserta didik
2. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pengamatan dan wawancara
- Mempelajari buku teks dan sumber lain tentang materi pokok
- Menyimak tayangan/demo tentang materi pokok
Portofolio/unjuk kerja
b) Instrumen Penilaian
1. Pertemuan Pertama (Terlampir)
2. Pertemuan Kedua (Terlampir)
H. Asep Hidayat, S.Pd., M.MPd. Nurani Wandaningrat, S.Pd. Budi Sisko Purnomo, S.P.
NIP. 19720425 200012 1 002 NIP. 19820103 200902 2 004 NUPTK. 7435759660110023
Lampiran :
1. Bahan Ajar
2. Media Pembelajaran
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
4. Instrumen Penilaian
Lampiran 1. Bahan Ajar
A. Tujuan Pembibitan
Pembibitan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam budidaya tanaman. Dengan
menggunakan bibit yang baik maka akan dihasilkan tanaman yang baik pula sehingga menghasilkan produksi
yang optimal, sebaliknya jika menggunakan bibit yang jelek, maka akan dihasilkan tanaman yang jelek.
Tujuan pembibitan adalah menyediakan bibit yang baik, yaitu sehat, seragam dan normal pertumbuhannya
menggunakan sarana yang memadai dengan waktu dan jumlah yang ditetapkan. Artinya pembibitan adalah
tempat menanam benih (bibit) yang bersifat sementara dimana tanaman muda ini dipelihara sampai saat
dipindahkan kelapangan.Kegiatan yang tidak dapat dianggap ringan adalah pemeliharaan bibit, karena setelah
benih disemai kemudian tumbuh dan tidak dilakukan pemeliharaan dengan baik, maka pertumbuhan bibit akan
tidak tumbuh tidak normal. Untuk itu pemeliharaan harus dilakukan secara rutin meliputi : bagaimana cara
mengatur intensitas matahari, suhu lingkungan, mengatur kelembaban, menjaga kesehatan tanaman dan
kebersihan lingkungan, sehingga bibit tumbuh sehat, normal sesuai yang diinginkan
2. Faktor Eksternal
Yang termasuk faktor eksternal adalah :
a) Air
Benih yang tumbuh dalam pesemaian memerlukan air yang cukup. Kekurangan air dapat
mengakibatkan proses perkecambahan lambat dan akhirnya kegiatan pesemaian menjadi gagal.
Terdapat beberapa cara yang dilakukan untuk memberikan air yang cukup selama perkecambahan
seperti merendam benih pada air sebelum disemaikan, mengecambahkan benih dengan air yang
mengalir (tembakau), menyiram secara berkala.
b) Udara
Dalam perkecambahan benih memerlukan udara yang cukup, kekurangan udara akan
mengakibatkan benih tidak berkecambah. Kondisi pesemaian yang menyediakan cukup udara dan
air merupakan kondisi yang ideal bagi proses perkecambahan benih.
c) Temperatur
Benih dapat berkecambah dengan baik dan normal menghendaki kondisi temperatur yang cukup
hangat. Beberapa tanaman memerlukan temperatur yang tinggi dalam perkecambahannya. Pada
daerah yang dingin untuk menciptakan kondisi yang cukup hangat dan tidak terjadi fluktuasi
temperatur, bedengan diberi sungkup plastik.
d) Cahaya
Beberapa jenih tanaman berkecambah dengan baik, apabila tidak ada cahaya. Sehingga dalam
penyemaian selalu ditutup dengan media semai. Tetapi ada beberapa tanaman yang tidak
dipengaruhi oleh cahaya.
e) Cara Peletakan Benih
Beberapa tanaman terutama ukuran benihnya besar, keberhasilan pesemaian ditentukan oleh cara
meletakan benih. Meletakan benih terbalik dengan bagian tempat tumbuh akar diatas akan
mengurangi keberhasilan pesemaian.
C. Rumah Pembibitan
Rumah pembibitan dibuat untuk melindungi bibit tanaman yang masih muda dari terik sinar matahari,
air hujan dan serangan hama dan penyakit. Luasan pembibitan tergantung dari luasan penanaman yang akan
dilakukan, semakin luas penanaman semakin luas pula kebutuhan tempat/rumah pembibitan. Model rumah
pembibitan disesuaikan dengan luas penanaman. Berikut ini diuraikan beberapa model rumah pembibitan
antara lain :
a) Model I
Model I mempunyai ukuran panjang 10-15 m, lebar 100-120 cm, dan tinggi 75 cm sebaiknya dibuat
setengah lingkaran. Model I biasa digunakan untuk penanaman skala kecil. Polibag yang telah diisi
dilapisi media semai ditata secara berjajar, terlebih dahulu di bagian bawah dilapisi kertas koran agar
perakaran bibit nantinya tidak menembus ke dalam tanah. Kelemahan dari model ini harus memindahkan
bibit-bibit ke nampan/kotak khusus, baru diangkut ke lokasi penanaman sehingga memerlukan waktu dan
tenaga lebih banyak. Kerangka naungan dapat terbuat dari besi, bambu, kayu atau bahan lain yang ada
berbentuk setengah lingkaran. Atap sungkup dapat terbuat dari plastik bening transparan, kain strimin atau
gabungan keduanya. Apabila hanya menggunakan plastik bening transparan, maka harus sering dibuka
dan ditutup. Sungkup dibuka mulai pagi hari sampai pukul 12.00 siang, kemudian ditutup.Sore hari
sungkup dibuka lagi dan ditutup pada malam hari. Apabila menggunakan kain strimin dapat digunakan
berbagai macam warna. Berdasarkan pengalaman, kain strimin warna hijau memberikan pertumbuhan
bibit tanaman yang lebih sehat dan cepat dibandingkan dengan warna lain. Penggunaan kain strimin
mempunyai beberapa keuntungan , antara lain tidak perlu membuka dan menutup berulang-ulang karena
sinar matahari yang masuk tidak 100%, selain itu pemeliharaan seperti penyiraman dan penyemprotan
fungisida dapat dilakukan tanpa membuka kain strimin. Keuntungan lainnya mencegah hama masuk ke
pembibitan sehingga mengurangi penyemprotan insektisida. Pada penggunaan plastik transparan sebagai
sungkup, hama seperti belalang, ulat tanah, dan anjing tanah (orong-orong) dapat dengan mudah masuk ke
pembibitan. Kerugian penggunaan kain strimin sebagai penutup sungkup yaitu memerlukan biaya yang
lebih tinggi dibandingkan plastik transparan bening.Pada saat musim hujan, sebaiknya digunakan rangkap
antara plastik bening dengan kain strimin untuk melindungi bibit tanman dari terpaan air hujan.
b) Model II
Model II biasa digunakan untuk skala penanaman besar. Rumah pembibitan ini dibuat besar, seperti saung
(gubug) yang di dalamnya dibuat para-para dengan ketinggian ±50 cm dari permukaan tanah. Para-para ini
tempat menaruh barisan nampan/wadah plastik yang berisi tanaman semai. Rumah pembibitan ini
mempunyai ukuran panjang 5-8 m, lebar 3,5-5,0 m dan tinggi 3,5 m. Keunggulan model ini mudah dalam
perawatan karena orang dapat masuk ke dalamnya. Rak bibit pun dapat langsung diangkut ke lahan tanpa
memindahkan polibagnya satu per satu, seperti model I. Kelebihan lainnya rumah pembibitan ini dapat
digunakan berkali-kali. Kerugiannya diperlukan biaya yang lebih besar daripada model I.
c) Model III
Model rumah pembibitan ini merupakan perpaduan antara rumah pembibitan model I dan model II.
Ukuran dan modelnya sama dengan model I, hanya pada model I terletak di permukaan tanah, sedangkan
model III dibuat para-para sehingga berjarak ± 50 cm dari permukaan. Model III sangat sesuai untuk
pembibitan di musim hujan. Penggunaan bahan bambunya lebih hemat dibandingkan dengan rumah model
II, lebih aman dari serangan hama, penyakit dan kelembaban relatif tinggi dibandingkan dengan model I.
D. Penyiapan Media Semai
Pesemaian adalah tempat menanam benih/bibit yang bersifat sementara, dimana tanaman muda/bibit
ini dipelihara sampai saat dipindahkan ke lapangan.Media semai hendaknya dapat menjamin pertumbuhan
perakaran setelah biji berkecambah. Oleh sebab itu, media pesemaian hendaknya terdiri dari komposisi media
yang dipersyaratkan oleh pertumbuhan bibit sehingga bibit dapat tumbuh sehat dan baik.
a) Komposisi media semai yang biasa digunakan dalam pembibitan buah semusim, seperti semangka, timun
suri dan blewah adalah campuran dari tanah, pupuk kandang, dan pupuk SP-36 ditambah dengan
insektisida karbofuran (Furadan/Curater/petrofur pilih salah satu). Perbandingannya 2 ember tanah, 1
ember pupuk kandang yang sudah matang atau 2 ember tanah, 1 ember pupuk kandangsudah matang, 1
ember pasir/raring sekam yang ditambah 50 g SP-36 yang dilembutkan serta 25 g insektisida
karbofuran/furadan. Tanah media semai harus kering dan diusahakan dari kebun bambu.Tanah dari kebun
bambu biasanya tidak terlalu liat dan berwarna hitam karena banyak mengandung bahan organik. Setelah
ditampung, tanah yang telah dibersihkan dari serabut-serabut akar disaring dengan menggunakan
penyaring pasir. Tanah lembut hasil saringan ini akan memudahkan akar bibit tanaman semusim
berkembang dengan baik.
b) Beberapa hal yang harus diperhatikan yang berhubungan dengan media, yaitu : a) Diusahakan kondisinya
cukup lembab (kurang lebih 85%), b) Berfungsi menyediakan makanan bagi benih setelah belahan biji
(cotyledon) tidak berfungsi lagi dan selama benih tersebut belum dipindahkan ke lapangan atau tempat
lain dan c) Sirkulasi udara cukup baik Media pesemaian sebaiknya disterilkan terlebih dahulu untuk
mencegah adanya bibit-bibit penyakit yang dapat membahayakan bagi kesehatan biji atau benih.
c) Sterilisasi media pesemaian dapat dilakukan dengan : a) Autoclaf atau mengukus media pembibitan
tersebut sampai 60- 70°C selama 30 menit, b) Menyiram dengan larutan formalin 4% sebanyak 1 liter
larutan per 1 m2 luas pembibitan kemudian ditutup selama 24 jam dan c) Menggunakan Basamid G
dengan dosis 150-200 g, untuk 1 m3 media semai, aduk sampai rata ditutup dan dibiarkan selama ± 2
minggu agar gas basamid Gnya menguap. Pencampuran dan pengadukan harus menggunakan sarung
tangan karena Basamid G bersifat iritasi terhadap kulit. Media semai yang telah disiapkan kemudian
ditempatkan dalam wadah semai. Wadah atau tempat pembibitan dapat mempergunakan polibag plastik
atau tempat yang terbuat dari daun pisang, daun hanjuang atau daun jagung atau bahan lainnya yang biasa
dikenal dengan istilah “pocis”. Apabila menggunakan “pocis” pengisian medianya penuh. Untuk polibag
plastik pengisian medianya tidak harus sampai penuh sehingga tersedia ruang. Tinggi polibag plastik yang
berisi media sampai 90 %, kelebihan ruang dibagian atas dapat dilipat agar mudah dilepaskan saat akan
ditanam. .
E. Pemeliharaan Bibit Tanaman
Pemeliharaan dalam pembibitan meliputi pengaturan mikroklimat, penyiraman, penyiangan,
pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta sortasi bibit.
a) Pengaturan mikroklimat
Bibit yang baru tumbuh memerlukan penyinaran matahari yang minimal. Sungkup plastik pada rumah
pembibitan model I dan Model III harus ditutup pada saat hari mulai panas, kira-kira pukul 10.00 –
16.00. Pada pagi hari sampai pukul 10.00 bibit perlu mendapatkan sinar matahari pagi yang banyak
mengandung vitamin D. Pada malam hari, sungkup plastik ditutup rapat kembali untuk mencegah
masuknya serangga. Pada saat muncul daun sejati, bibit mulai dilatih untuk mendapatkan sinar matahari
yang lebih banyak sehingga sungkup plastik harus lebih lama dibuka. Semakin lama bibit mendapatkan
sinar matahari secara penuh, terutama 3-5 hari menjelang pindah ke lapangan agar bibit dapat segera
beradaptasi.
b) Penyiraman
Setiap pagi hari, bibit harus disiram air secukupnya karena pada siang hari bibit akan kehilangan air cukup
banyak akibat penguapan. Pada waktu panas terlalu terik, tanah media kering sehingga penyiraman perlu
diulangi pada sore hari. Hindarilah penyiraman pada siang hari karena air yang diberikan akan segera
menguap. Penguapan ini menimbulkan panas sehingga menyebabkan bibit stress dan layu terkulai, bahkan
tidak jarang bibit ada yang mati. Bibit yang terlambat disiram akan mengalami kalayuan karana zat-zat
makanan yang dibutuhkan bibit tidak dapat terserap oleh akar. Akibat lebih parah, pertumbuhan bibit
menjadi kerdil. Penyiraman yang terlalu banyak akan menyebabkan terkikisnya tanah di polibag sehingga
akar bibit muncul keluar. Apabila tidak segera ditutup kembali maka bibit dapat rebah dan pertumbuhan
selanjutnya terganggu.
c) Penyiangan
Selama pembibitan, perlu dilakukan penyiangan secara manual dengan tangan satu kali. Pencabutan gulma
ini harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai akar bibit ikut terangkat. Setelah gulma dibersihkan,
pertumbuhan bibit akan optimal karena semua zat makanan akan terserap.
d) Pemupukan
Pupuk dasar yang diberikan pada media semai sudah cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bibit
sehingga penambahan pupuk kimia lewat akar tidak diperlukan. Pupuk daun majemuk yang dilengkapi
unsur mikro dapat diberikan untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman. Pemberian pupuk daun ini
(misalnya Complesal Special Tonic atau Kemira Green) cukup sekali, yaitu pada umur 15-18 hari setelah
semai.
e) Pengendalian Hama dan Penyakit
Penyemprotan insektisida dilakukan bersamaan dengan penyemprotan fungisida, masing-masing setengah
dari konsentrasi yang digunakan untuk tanaman dewasa. Hal ini karena kondisi tanaman yang masih
muda. Penyemprotan insektisida dan fungisida dengan konsentrasi penuh menyebabkan daun tanaman
terbakar (plasmolisis). Penyemprotan tersebut dilakukan 1-3 hari menjelang bibit ditanam dilapangan (17-
21 HST). Bila dilakukan setelah di lapangan pada tanaman yang baru dipindah akan berbahaya karena
tanaman masih dalam masa kritis, yaitu masa beradaptasi . Untuk mengendalikan hama di pembibitan
digunakan Decis dengan konsentrasi 0,3-0,5 ml/l dan untuk mengendalikan penyakitnya digunakan
fungisida Previcur N dengan konsentrasi 1 ml/l.
Lampiran 2. Media Pembelajaran
1. Alat/Bahan Pembelajaran
a. Proyektor
b. Speaker
c. Laptop
d. Ruang Multimedia
e. ATK peserta didik
f. Benih
g. Petridish
h. Tempat pemeraman dan perendaman
i. Benih Semangka berbiji dan non biji
j. Air/air hangat
k. Kantong plastik
l. Fungisida/orthocide, bakterisida, insektisida (Desis dan Previcur N) dan pupuk daun
m. Harmony BS dan atau Harmony P (kalau ada)
n. Kain/lap yang lembab
o. Naungan pesemaian dengan polybag yang tertata
p. Pelubang (dari bambu)
q. Gembor dan Hand Sprayer
r. Pengaduk
s. Ember
t. Alat dan Gelas ukur
u. Timbangan
2. Media Pembelajaran
a. Microsoft Power Point untuk presentasi
b. Praktik di Sekolah
3. Sumber Pembelajaran
a. Bahan Ajar Agribisnis Tanaman Buah SMK Jilid 1. Dewi Setyoastuti. 2018. Direktorat Pembinaan
SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
b. Buku Teks Bahan Ajar Siswa Agribisnis Tanaman Buah Kelas IX SMK. Direktorat Pembinaan SMK
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
c. Youtube
https://youtu.be/2fRrvfQfxt4
https://youtu.be/IvmOMfNIJIA
d. Sumber lain yang relevan
https://www.bernas.id/48865-mengenal-cara-pembibitan-tanaman-buah-kualitas-ekspor. Diakses
tanggal 12 Oktober 2021.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/f359b99ea7a1e1ccd2c58b3023fb0da0.p
df . Diakses tanggal 12 Oktober 2021.
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/84893/Cara-Pembibitan-Tanaman-Buah-Semangka/.
Diakses tanggal 12 Oktober 2021.
https://mekarsari.com/web/agro/riset-dan-pengembangan/pembibitan-tanaman/. Diakses tanggal
12 Oktober 2021.
Lampiran 3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
HASIL DISKUSI
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
A. Kompetensi Dasar
4.5. Melaksanakan Pembibitan Tanaman Buah
C. Tujuan Pembelajaran :
1. Setelah melalui kegiatan praktik penanaman bibit tanaman, peserta didik diharapkan mampu
memfasilitasi tempat dan luas pembibitan dengan baik
2. Setelah melalui kegiatan praktik penanaman bibit tanaman, peserta didik diharapkan mampu
membangun naungan/rumah pembibitan dengan baik
3. Setelah melalui kegiatan praktik penanaman bibit tanaman, peserta didik diharapkan mampu
memilih bahan tanam pembibitan dengan benar
4. Setelah melalui kegiatan praktik penanaman bibit tanaman, peserta didik diharapkan mampu
menyiapkan media tanam dengan baik
5. Setelah melalui kegiatan praktik penanaman bibit tanaman, peserta didik diharapkan mampu
menugaskan pembibitan dengan baik
6. Setelah melalui kegiatan praktik penanaman bibit tanaman, peserta didik diharapkan mampu
menugaskan pemeliharaan bibit dengan benar
D. Petunjuk Penggunaan
1. Baca dan cermatilah Lembar Kerja Peserta Didik ini dengan teliti dan jelas
2. Apabila ada yang tidak dimengerti dari Lembar Kerja Peserta Didik ini, peserta didik bisa
menanyakan kepada pendidik
3. Kerjakanlah tugas-tugas yang ada di dalam Lembar Kerja Peserta Didik dengan benar
E. Materi
1. Rumah pembibitan
2. Penyiapan media semai
3. Pemeliharaan bibit tanaman
F. Langkah-langkah Kegiatan
1. Memilih Benih
(Lembar kerja ini dilakukan apabila sumber benihnya tidak jelas asalnya)
a) Tujuan
Peserta didik mampu memilih benih sesuai standar
b) Alat dan Bahan
Benih
Petridish
Kertas
c) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Hati-hati sewaktu menggunakan petridish
d) Langkah Kerja
Tuangkan sampel benih ke dalam kertas secukupnya
Lakukan pemilihan benih dengan kriteria :
Bebas dari kotoran
Tidak tercampur dengan benih lain
Benih sehat
Bentuk normal (tidak cacat)
Ukuran benih seragam
Bernas
Pisahkan benih terpilih yang baik dari kelompoknya dan tempatkan pada petridish lain serta
cantumkan identitas
Bersihkan dan rapikan petridish serta lingkungan sekitar tempat praktik
e) Hasil
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
2. Memperlakukan Benih
a) Tujuan
Setelah melakukan pekerjaan ini peserta didik akan mampu melakukan perlakuan benih sesuai
standar
b) Alat dan Bahan :
Tempat pemeraman
Wadah perendaman
Benih Semangka berbiji dan non biji
Air/air hangat
Kantong plastik
Fungisida/orthocide dan atau bakterisida
Harmony BS dan atau Harmony P (kalau ada)
Kain/lap yang lembab
Polibag yang sudah terisi media
c) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Gunakan Pakaian lapangan berserta kelengkapannya
Hati-hati menggunakan pestisida dan perangsang tumbuh
Hati-hati menngunakan aliran listrik
d) Langkah Kerja
Untuk benih semangka non biji
Bukalah benih dari pembungkusnya, kegiatan ini dilakukan 1 minggu lebih awal
dibanding perlakuan semangka berbiji.
Lakukan peretakan mulut benih dengan gunting kuku
Cuci terlebih dulu untuk menghilangkan lender-lendir yang masih menempel.
Benih dimasukkan dalam kantong plastik yang telah dilubangi
Benih direndam dalam larutanfungisida/ Orthcide konsentrasi 0,5 g/liter selama 5-10
menit.
Benih ditiriskan kemudian dibungkus handuk/lap/kertas koran,kemudian masukkan ke
dalam tempat pemeraman dalam kaleng biscuit dengan diberi lampu 15-25 watt,
selama ± 48 jam.
Untuk benih semangka berbiji
Bukalah benih dari pembungkusnya
Cuci terlebih dulu untuk menghilangkan lender-lendir yang masih menempel
Benih dimasukkan dalam kantong plastik yang telah dilubangi
Benih direndam selama 4-6 jam, apabila ada ditambah Harmony BS dan atau
Harmony P (± 30 cc/lt).
Benih ditiriskan kemudian dibungkus handuk/lap/kertas korankemudian masukkan ke
dalam tempat pemeramandalam kaleng biscuit dengan diberi lampu 15-25 watt,
selama ±24 jam
Baik untuk semangka berbiji maupun non biji apabila sudah benih keluar radikelnya
bisa langsung ditanam ke polybag yang diisi media di tempat pembibitan/pesemaian.
Apabila masih ada yang belum keluar radikelnya dikembalikan ke tempat pemeraman.
Siapkan polibag yang diisi dengan media campuran antara tanah, kompos, pasir dan
TSP.
e) Hasil
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
..............................
Keterangan :
1. Religius 6. Tanggung Jawab Rentang skor 1 - 4
2. Peduli lingkungan 7. Percaya Diri Predikat :
3. Disiplin 8. Komunikatif
4. Rasa Ingin Tahu
Amat Baik (A) : 86 - 100
Baik (B) : 76 - 85
KISI-KISI SOAL
Kunci Jawaban : D
3.5.2 Memperjelas Pemilihan lokasi 2. Siswa mampu PG 2 2. Dalam pemilihan tempat pembibitan, hal yang perlu
persyaratan pembibitan memperjelas tempat diperhatikan antara lain, meliputi aspek tempat, jalan,
pemilihan tempat pembibitan drainase, sumber air dan tanah. Berikut ini yang tidak
pembibitan termasuk dalam aspek tempat pembibitan adalah ...
A. Terletak di tengah lokasi dengan tujuan untuk
meminimalkan jarak dan waktu transportasi
B. Berdekatan dengan perkampungan sehingga mudah
untuk mendapatkan tenaga kerja
C. Lokasi pembibitan dipilih tempat yang tidak
terisolasi dan mempunyai jalan yang cukup lebar
D. Kemiringan yang rendah tidak lenih dari 15% agar
pembibitannya tetap relatif datar
E. Bentuk pembibitan diusahakan menyerupai kotak
atau persegi panjang agar desain penyiramannya
lebih efisien
Kunci Jawaban : C
3.5.3 Memilih batang bawah Faktor 3. Siswa mampu memilih PG 3 3. Berikut cara-cara pemilihan batang bawah :
dan batang atas untuk keberhasilan batang bawah untuk 1. Menentukan ukuran batang sesuai dengan batang atas
pembibitan tanaman pembibitan pembibitan 2. Umur tanaman batang bawah + 3 bulan – 1 tahun
buah 3. Berasal dari semai biji
4. Diameter cabang + 1 cm – 2cm
5. Tinggi tanaman + 45 cm
6. Daya tumbuh cepat
Yang termasuk cara pemilihan batang bawah untuk proses
penyusuan adalah yang ditunjukkan nomor :
A. 2, 3, 4, 5
B. 1, 3, 5, 6
C. 1, 2, 3, 5
D. 3, 4, 5, 6
E. 1, 2, 4, 6
Kunci Jawaban : E
3.5.4 Memperjelas Penyiapan media 4. Siswa mampu PG 4 4. Secara umum, benih akan segera berkecambah jika disemai
persyaratan bahan dan semai memperjelas pada media yang sesuai. Akan tetapi, seringkali terdapat benih
media tanam persyaratan media yang tidak mau berkecambah melewati batas waktu yang
tanam ditetapkan. Berikut beberapa hal yang dapat kita lakukan
untuk mempercepat terjadinya proses perkecambahan secara
kimia, yaitu :
A. Perendaman dengan air panas
B. Pemberian asam nitrat
C. Perendaman dengan air hangat
D. Perendaman dengan air dingin
E. Perlakuan temperature tertentu
Kunci Jawaban : B
3.5.5 Memperjelas jenis dan Media tanam 5. Siswa mampu PG 5 5. Berikut adalah bahan baku kompos : daun kering, sekam padi,
fungsi media tanam memperjelas media kulit jagung, jerami, feses ayam, kotoran sapi, kulit telur dan
tanam sisa panen buah-buahan. Dari bahan-bahan organik tersebut,
yang memiliki kandungan unsur karbon tinggi adalah ...
A. Sekam padi dan jerami
B. Feses ayam dan daun kering
C. Kotoran sapi dan sekam padi
D. Kulit telur dan jerami
E. Kotoran sapi dan kulit telur.
Kunci Jawaban : A
Bentuk No.
Kompetensi Dasar IPK Materi Indikator Soal Butir Soal
Soal Soal
4.5. Melaksanakan 4.5.1 Memfasilitasi tempat 1. Rumah pembibitan 1. Siswa dapat Tes 1 1. Buatlah slide presentasi
pembibitan tanaman dan luas pembibitan 2. Penyiapan media mempresentasik Praktik tentang membangun
buah 4.5.2 Membangun semai an tentang naungan/rumah pembibitan
naungan/rumah 3. Pemeliharaan bibit membangun menggunakan Power Point
pembibitan tanaman naungan/rumah maksimal 10 slide dengan
4.5.3 Memilih bahan tanam pembibitan desain dan tampilan yang
pembibitan menarik sesuai dengan
4.5.4 Menyiapkan media kelompok yang telah
tanam ditentukan.
4.5.5 Menugaskan pembibitan
4.5.6 Menugaskan 2. Siswa dapat Tes 2 2. Siswa secara berkelompok
pemeliharaan bibit menyiapkan Praktik mempresentasikan hasil
media semai tentang media semai dan
dan pemeliharaan bibit tanaman
memelihara menggunakan Power Point
bibit tanaman dan kelompok lain
menanggapi hasil presentasi!
D. RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN
Komponen/Sub
No. Indikator Skor
Komponen Penilaian
1 Persiapan Kerja
a. Penggunaan alat dan Penggunaan alat dan bahan sesuai prosedur 3
bahan Penggunaan alat dan bahan kurang sesuai prosedur 2
Penggunaan alat dan bahan tidak sesuai prosedur 1
b. Ketersediaan alat dan Ketersediaan alat dan bahan lengkap 3
bahan Ketersediaan alat dan bahan cukup lengkap 2
Ketersediaan alat dan bahan kurang lengkap 1
2 Proses dan Hasil Kerja
a. Kelengkapan Informasi yang diisi lengkap 3
informasi Informasi yang diisi cukup lengkap 2
Informasi yang diisi kurang lengkap 1
b. Ketepatan informasi Infomasi yang dicari tepat 3
Infomasi yang dicari cukup tepat 2
Infomasi yang dicari kurang tepat 1
3 Sikap kerja
a. Keterampilan dalam Bekerja dengan terampil 3
bekerja Bekerja dengan cukup terampil 2
Bekerja dengan kurang terampil 1
b. Kedisiplinan dalam Bekerja dengan disiplin 3
bekerja Bekerja dengan cukup disiplin 2
Bekerja dengan kurang disiplin 1
c. Tanggung jawab Bertanggung jawab 3
dalam bekerja Cukup bertanggung jawab 2
Kurang bertanggung jawab 1
4 Waktu
Penyelesaian pekerjaan Selesai sebelum waktu berakhir 3
Selesai tepat waktu 2
Selesai setelah waktu berakhir 1
E. LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
I. Persiapan :
1.
2.
3.
4.
II. Hasil :
1.
2.
3.
4.
III. Penyajian/Simulasi
1 2 3 5 6
Skor
Perolehan
Skor
Maksimal
NK
Keterangan :
∑ Skor Perolehan
NK = x Bobot
Skor Maksimal